Kringgggg..
Suara telpon Zahra berbunyi. Terlihat nama Umi di layar ponselnya.
"Assalamualaikum umi, ada apa umi?" Dengan suara lembut Zahra mengucap salam saat mengangkat telpon dari Uminya.
"Waalaikumsalam, sayang kamu dimana?, cepat pulang ya, ada yang mau Umi dan Abi bicarakan di rumah" jawab Umi pada Zahra dan menyuruh Zahra segera pulang.
"Yaudah Mi, ini Zahra akan segera pulang, assalamualaikum Mi" Zahra langsung memutuskan pulang untuk menemui Abi dan Uminya yang menunggunya di rumah.
"Waalaikumsalam, hati-hati"
Dengan rasa yang penuh tanda tanya, mengapa Umi dan Abinya menyuruhnya segera pulang. Zahra akhirnya langsung beranjak dari Cafe yang ia tempati bersama sahabtanya, Anisa. Zahra langsung berpamitan pada Anisa untuk segera pulang karena sudah di tunggu Umi dan Abinya dirumah.
"Nis, kita pulang aja yuk, aku disuruh Umi dan Abiku pulang karna ada urusan penting yang mau dibicarakan"ucap Zahra pada Anisa.
"Yaudah Ra, ayo pulang kalau gitu, kelihatannya penting banget Umi dan Abi kamu" jawab Anisa
Mereka berdua akhirnya pulang ke rumah masing-masih dengan mengendarai Sepeda. Tak lama kemudian Akhirnya Zahra sampai di depan rumahnya yang Mewah....
NB; Jangn bosan-bosan dan meninggalkan cerita di tengah tengah PART. karena ada keseruan di PART-PART selanjutnya
Selamat membaca
"Assalamualaikum" Zahra mengucap salam di depan pintu rumahnya.
Tidak selang lama kemudian, terdengar suara kunci pintu rumahnya dan seorang ibu-ibu paruh baya yang tak lain pembantu di rumah Zahra membukakan pintu.
"Waalaikumsalam, ehh Mbak Zahra, udah ditunggu Umi dan Abi Mbak diruang tengah. "sambut pembantu Zahra yang bernama Mbok Inah.
"Iya Mbok, makasih udah dibukakan pintu heheh"ucap Zahra.
Zahra langsung menemui Umi dan Abinya yang tengah menunggunya dari tadi di ruang tengah, suasana sore itu sedikit berbeda dari hari biasanya, karna jarang orang tuanya bisa berkumpul seperti ini dan meminta Zahra pulang cepat untuk membahas sesuatu. Umi, Abi yang terlihat seperti lagi bahagia bisa dilihat dari wajahnya.
"Assalamualaikum Umi, Abi"sapa Zahra pada Umi dan Abinya dengan mencium tangan mereka
"Waalaikumsalam, ehh anak Abi udah pulang, kelihatannya capek banget" ucap Abi
"Iya dong Bi hehehe"
"Cepat mandi, ganti baju, kalau udah langsung kesini ya Abi dan Umi mau berbicara sama kamu" ucap Umi
"Baik Umi"
Dengan berjalanan menuju lantai dua tepat kamarnya berada, Zahra sangat heran pada tingkah kedua orang tuannya, hari-hari biasanya orang tuannya tidak bisa berkumpul bareng kalau tidak ada hari libur atau cuti kerja. Sore ini, Abi dan Umi zahra seperti terlihat bahagia dan ada yang di sembunyikan dari Zahra. Dengan tingkahnya Zahra bisa menebak semua itu. Sesampainya di Kamar, Zahra langsung mandi, membersihkan kamarnya. Setelah semuannya selesai. Zahra langsung menemui Abi dan Uminya yang berada di ruang tengah rumahnya. Dengan memakai baju muslim yang sederhana dan memakai jilbab, Zahra terlihat sangat cantik sore itu.
"Ada apa sih Um, Bi, tumben tumbennya bisa kumpul gini. Ini kan bukan hari libur Umi dan Abi" tanya Zahra dengan keheranan.
"Ya masa Umi sama Abi dirumah pingin kumpul sama anak perempuan Umi Abi gak boleh" jawab Umi
"Ya boleh lah Mi, kan tumben tumbennya, gak ada Abang pula.Biasanya kan kalau kumpul ada Abang juga" ucap Zahra
"Abangmu 2 bulan lagi pulang Dik, jadi sekalian aja pulang minggu depan" jawab Abi
Dengan rasa yang masih penasaran pada Umi dan Abinya, Zahra berusaha menanyakan ada hal apa yang ingin disampaikan Umi dan Abinya. Namun, Abi dan Uminya selalu berbelit belit pada Zahra. Disaat asik berbincang bincang tiba-tiba abi menanyakan soal asmara kepada Zahra.
"Zahra, Abi mau tanya boleh enggak?"tanya Abi
"Boleh kok Bi"jawab Zahra
"Anak Abi yang satu ini udah punya teman lawan jenis belum?"
Mendengar pertanyaan Abinya yang menanyakan tentang laki-laki pada dirinya, Zahra langsung bingung mengapa Abinya bertannya seperti itu. Namun, Zahra menanggapi dengan bercanda.
"Banyak lah Bi, kalau teman lawan jenis, teman Zahra laki laki di kampus mah banyak Bi" jawab Zahra dengan bercanda.
"Mangsut Abi kamu itu lawan jenis yang bisa dibilang pacar jaman anak sekarang Dik" sahut Umi, membenarkan pertanyaan Abinya.
"Ohhhhh, Abi tanya pacar pada Zahra? Yang jelas lah Bi hehehe" sahut Zahra dengan cengeesan.
"Masa udah gede anak Abi gak tau maksut dari kata Abi tadi? adik adik"
"Hehehe".
Mendengar semua pertanyaan Abi dan Uminya, Zahra sangat binggung dan gugup. Mengapa kedua orang tuannya menanyakan soal asmara pada dirinya. Dan dia tidak tahu jawab apa pada Abi dan Uminya. Dengan terdiam di atas sofa, Zahra merenenung memikirkan akan jawab apa pada Abi dan Uminya, karena ia malu kalau ditanya soal asmara pada Umi dan Abinya.
**********
"Zahra, enggak ada teman lawan jenis atau pacar kok Bi, Umi"jawab zahra
"Benar? jangan bohong sama Abi, Umi dik"sahut Umi.
"Iya Umi, zahra tidak punya teman lawan jenis atau pacar kok, Zahra enggak pernah pacaran sama sekali, itu juga kan perintah Umi dan Abi kan? Zahra tau kok bi, Umi jodoh itu bakal datang dengan sendirinya"jawab Zahra pada Umi dan Abinya
"Alhamdulilah kalau kamu enggak punya pacar Dik" jawab Umi
Zahra pun berusaha menanyakan pada Umi dan Abinya,mengapa mereka meminta Zahra pulang cepat hanya ingin berbicara soal asmara pada dirinya.
"Maaf Bi, Mi,,sebelumnya Zahra mau tannya,kenapa Umi dan Abi tiba tiba bertanya seperti ini?" Tanya Zahra dengan heran.
Disaat Zahra bertanya seperti itu,wajah Umi dan Abinya langsung bingung mau jawab apa pada Zahra, keduanya terlihat saling bertatap muka bingung mau jawab apa. Selang beberapa menit kemudian , Abi dan Uminya menjawab pertanyaan Zahra yang barusan Zahra tanyakan.
"Zahra, dengarkan baik-baik ya, Abi mau ngomong,,, Abi, Umi memintamu pulang dan Abi bertanya soal pacar pada kamu, sebenarnya Umi sama Abi mau menjodohkan kamu dengan anak teman Abi"
Mendengar kata Abinya yang ingin menjodohkannya dengan anak teman Abinya, Zahra langsung terlihat down dan tidak bisa berkata apa-apa, ia tidak berani membantah kedua orang tuanya.
"Gimana Dik, kamu bersedia kalau Umi dan Abi menjodohkan kamu dengan anak teman Abi? namanya Fatan, anak teman Abi, ia lebih tua 1 tahun dari kamu,di sedang melanjutkan kuliahnya di Bandung saat ini, Umi dan Abi harap kamu mau menerima tawaran Abi dan Umi" ucap Umi pada Zahra yang duduk termenung diatas sofa berwarna merah.
Zahra hanya bisa diam diatas sofa merah rumahnya, ia tidak berani membantah perkataan Abi dan Uminya. Dia sangat bingung mau jawab apa, karna ia tahu kalau ia tak mencintai laki laki yang akan di jodohkannya.
"Maaf Bi, Zahra sebelumnya tidak mencintai laki laki itu Bi, Zahra tidak pernah bertemu dengannya, dan Zahra juga tidak kenal " ucap Zahra
"Soal itu, bisa diatir nak, kamu bisa taaruf dengannya, kamu bisa mengenal lebih lanjut tentangnya" jawab Abi
Mendengar jawaban yang seperti itu, Zahra hanya bisa diam diatas sofa di sebelah Abi dan Uminya. Selang waktu beberapa menit, Zahra langsung menjawab semua pertanyaan Abi dan Uminya itu. Kalau dia bersedia dijodohkan pada laki-laki pilihan kedua orang tuanya itu meskipun ia tidak mempunyai rasa apapun pada laki-laki pilihan Abi dan Uminya.
"Abi, Umi, Zahra bersedia jika Abi dan Umi menjodohkan Zahra dengan anak teman Abi dan Umi. Tapi, Zahra harus menyelesaikan tugas Zahra dulu sebagai mahasiswa , Abi Umi"
"Alhamdulillah Nak, soal itu bisa kita bicarakan dengan keluarga nak Fatan, minggu depan kalau jadi keluarga Fatan kesini, sekalian ada Abangmu pulang dari Jogja"ucap Abi
Mendengar jawaban Zahra yang mau dijodohkan, Abi dan Umi Zahra terlihat sangat bahagia, akhirnya anak perempuannya mau menerima perjodohan antar keluarga itu..
Selamat membaca
Setelah tau kalau orang tuanya ingin menjodohkannya dengan laki-laki yang tidak ia kenali, Zahra selalu merenung memikirkan bagaimana calon laki-laki yang akan menjadi calon imamnya, yang sampai saat ini Zahra tidak tahu bagaimana rupa, sifat dan hati laki-laki itu, Zahra pun tidak mempunyai rasa cinta sedikitpun pada laki-laki yang akan dijodohkan padanya. Zahra hanya bisa berdoa kepada Allah meminta yang terbaik pada Allah, somoga laki-laki yang dipilih Abi dan Uminya itu tepat bagi Zahra. Selain mencurahkan perasaannya yang penuh kegundahan kepada Allah, Zahra juga sering bercerita pada sahabatnya yaitu Anisa.
Hari ini, Zahra sangat suntuk di rumah sendirian karena Abi dan Uminya sibuk kerja dan Abangnya belum pulang dari Jogja. Dari pada bengung di dirumah, Zahra mengajak Anisa pergi ke tempat makan yang sering mereka kunjungi.
"Assalamualaikum, Anisa" Zahra menelpon Anisa dengan mengucap salam.
"Waalaikumsalam, eh Zahra, ada apa apa Ra?"tanya Anisa
"Keluar yuk Nis, kemana gitu, ke tempat makan yang sering kita kesana aja yuk Nis, mau enggak? aku kesepian nis di rumah, sekalian aku mau curhat hehehe"kata Zahra.
"Hahaha yaudah okelah, aku sekarang kerumah mu ya, kan searah jalannya"ucap Anisa
Selang beberapa menit akhirnya Anisa sampai dirumah Zahra. Anisa pun menunggu Zahra di teras depan rumah Zahra.
Tak lama kemudian, Zahra keluar dari rumahnya memakai baju gamis berwarna abu-abu dan berjilbab. Zahra terlihat sangat anggun dengan balutan baju muslim dan jilbabnya.
"Yuk Nis berangkat, aku suruh antar sopir aku aja ya dari pada naik sepeda "ucap Zahra.
"Terserah Ra, aku nganut kok"jawab Anisa
Zahra pun langsung menghampiri sopirnya yang berada di garasi mobilnya untuk mengantarkan mereka pergi.
"Pak, antar aku dan Anisa pergi ya, bisa kan?"tanya Zahra pada sopirnya yang bernama pak Toha.
"Bisa kok mbak"jawab pak Toha
Pak Toha pun akhirnya mengeluarkan mobil dari garasi dan langsung pergi menghantarkan Zahra dan Anisa. Disepanjang jalan , Zahra, Anisa,dan pak Toha bercanda gurau sampai-sampai mobil terasa terisi orang banyak.
"Mbak-mbak ini mau kemana to? rapi banget, cantik-cantik pula"Tanya pak Toha.
"Hahahahahahaha"tawa Zahra dan Anisa.
"Kok ketawa sih Mbak"
"Pak Toha nih lucu ya orangnya ra"ucap Anisa pada Zahra.
"Ya gini mbak, aku orangnya haha"ucap pak Toha.
"Pak nanti ke tempat biasa yang sering aku dan Anisa kesana, nanti pak Toha langsung balik aja"Perintah Zahra.
Sepuluh menit menempuh perjalanan, akhirnya Zahra dan Anisa sampai di tempat favoritenya. Mereka langsung memesan makanan dan minuman.
"Mas mas ,jus alpukat 2 sama stik kentang 2 porsi ya"
"Oke ditunggu"
Sambil menunggu makanan dan minumannya datang, Zahra bercerita pada Anisa tentang ia akan dijodohkan dengan teman Abinya.
"Nis,aku mau tanya dong, kalau kamu dijodohin orang tua sama orang yang enggak kamu kenal, kamu gimana?"tanya Zahra
"Ya gimana ya Ra, mungkin aku enggak mau ra"jawab Anisa
"Kenapa kamu ngomong gitu Ra?Tanya Anisa
"Gini Nis, pas aku kemarin disuruh pulang Abi dan Umi, ternyata Abi dan Umiku ingin menjodohkan aku dengan anak teman Abiku. Namanya Fatan.
"Apaaaaa????? Dijodohin???terus kamu menerima? Tanya Anisa dengan kaget mendengar kata Zahra.
"Iya Nis, aku tidak berani membantah orang tuaku, semoga pilihan mereka tepat bagiku Nis"jawab Zahra.
"Kamu kan belum pernah kenal laki-laki itu Ra, apa kamu siap menikah dengannya?apa kamu cinta?"tanya Anisa
"Aku memang belum kenal Nis, aku memang belum mencintainya, jika memang ini jalan allah bagiku, lama kelamaan insya Allah aku juga bisa mencintai dia kok Nis."jawab Zahra.
Ditengah tengah obrolan mereka tentang perjodohan.Makanan yang mereka pesan datang.
"Ini mbak makanannya"
"Oke makasih"
Merekapun akhirnya menyantap makanan yang mereka pesan
******
Setelah menyantap makanan akhirnya makanannya habis. Zahra dan Anisa langsung beranjak untuk pulang.
"Ra,udah sore nih, pulang yuk. Dilanjut di chat aja ya ceritannya."
"Iya Nis, pasti Abi dan Umiku juga udah nunggu aku"
"Semangat ya Ra, jangan lupa berdoa semoga pilihan orang tuamu pilihan yang terbaik"ucap Anisa memberi semangat pada Zahra.
"Oke makasih Nis"
Mereka berduapun akhirnya langsung pulang kerumah masing-masing.
Selamat membaca
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!