Tumpukan berkas, bon-bon, surat-surat semuanya bertumpuk di meja kerja Lina. Membuat hayati Lina lelah......😔😔.
“Wissss kapan kelar ini kerjaan ya.” gerutunya.
“Mami Lina, makan siang yuk udah jam 12 nih, udah lapar banget!” ajak si Susi yang menghampiri ruangan Lina.
Dari dulu setiap ada anak karyawan yang ketemu Lina pasti selalu membahasakan dirinya sebutan Mami, dan entah kenapa beberapa karyawan ikutan memanggil sebutan seperti itu. Tapi jangan salah ya, Lina juga emaknya karyawan khusus divisi keuangan, emaknya anak-anak 😅.
“ Cussss lah makan padang yang disebrang yeeee ...,”jawab Lina sambil mengambil dompetnya ditas.
“Baru aja mau ngajak makan di mall!” senyum manis di wajah Susi.
“Please, tanggal tua belum gajian, 2 hari lagi baru bisa makan di mall Susi!” nyengir Lina.
Mereka berdua pun langsung meluncur ke warung nasi padang tersebut.
Rendang, ayam pop, gulai cincang, beserta teman temannya tersedia dimeja makan ... emmmm iler udah mulai keluar dari bibir Lina dan Susi ... duh inget inget tuh sama kolesterol.
“Mi ... udah tahu belum ada gosip baru di kantor kita?" tanya Susi sambil mengunyah makanannya.
“Gosip apa Sus, kok saya gak tau ya?"sambil mencoba mengingat-ingat.
“Jangan bilang mau naik gaji ya, baru bulan kemaren semua karyawan naik gaji loh," lanjut kata Lina.
“Sumpah deh ... masa mami gak tau, padahal orang yang paling dekat dengan BOS Besar juga.“ heran Susi.
“Oalah maksudnya itu toh, iya Pak BOS pengen anaknya menggantikan posisi beliau, beberapa hari lagi akan ada acara perkenalan CEO baru. Nanti kita bakal meeting buat acara tersebut, ” jawab Lina.
“Anaknya Pak Bos katanya ganteng banget ya ? Mami pasti pernah ketemu dong?” tanya Susi.
“Ya ... kalau bapaknya ganteng, anaknya pasti ganteng jugalah. Jujur saya belum pernah ketemu, anaknya Pak Bos udah lama banget tinggal di Australia, kadang di Bali kata Bapak," ucapnya sambil menikmati makan siangnya.
Lina sudah lama bekerja di Perusahaan keluarga Nugraha, semenjak kuliah semester 3 sudah mulai magang di bagian finance hingga sekarang menginjak usia 23 tahun masih betah di sana dan sudah diangkat sebagai karyawan tetap. Namun sayangnya kuliah sambil bekerja harus merelakan kuliahnya yang tidak selesai hanya sampai pendidikan D3. Karena begitu padat pekerjaannya.
Jabatan Lina di kantor hanya sebagai staff Finance & Accounting tapi jangan salah kerjaannya selevel manajer, hanya karena pendidikannya belum sampai S1 belum bisa dipromosikan ke level manajer.
Tapi jangan salah, ada keistimewaan dari Lina berkat kinerja kerjanya. Dia menjadi salah satu tangan kanan Pak Bos, setiap kebijakan perusahaan pasti Lina dilibatkan, ya sudah seperti di posisi Manajer Keuangan. Dan bisa dibilang apa-apa tanya Lina dulu ya😅.
...----------------...
Jam istirahat sudah selesai, karyawan sudah kembali bekerja ditempatnya masing-masing.
Si mata coklat sudah mulai merasakan mengantuk akibat kebanyakan makan nasi padang, sangking pengen menggemukkan badan. Ya begitulah Lina kadang suka sedih lihat bodynya yang bisa dibilang tipis, ukuran bajunya aja S. Depan belakang tipis ... gak ada sexy sexynya. Tinggi 160 cm berat badan 48kg, ya dibayangkan sajalah.
Tapi bagaimana pun dimata pria dan wanita, Lina termasuk wanita yang cantik, punya kulit puti h lalu wajahnya putih seperti bule, iris mata coklat, rambut coklat, bibir agak sexy. Memiliki semuanya tetap aja biasa aja buatnya Lina.
...----------------...
“Mitha ... minta tolong sampaikan ke teman-teman nanti jam 2 siang kita meeting ya, sekalian suruh Yusuf siapin ruang meetingnya,” perintah Lina via telepon ruangnya.
“Ok Mami Lina, nanti disampaikan ke teman teman. Pak Dandi ikutan rapat juga gak mbak?” tanya Mitha.
Pak Dandi manajer keuangan mereka, tapi yang sering beri koordinasi lebih banyak Lina.
“Pak Dandi tidak ikut rapat, cukup kita-kita aja," jawabnya.
"Mi, tapi Pak Dandi gak tersinggungkan tidak dilibatkan rapat, takutnya gitu mukanya cemberut," kata Mitha
"Kayak gak tahu Pak Dandi aja, kalau urusan bikin acara ... pasti diserahkan ke kita semua. Tapi kalau urusan uang Pak Dandi nomor satunya," jawab Lina
"Eeh mumpung ingat, sekalian Yusuf pesenin kue buat kita rapat nanti. Kalau gak ada kue ... pasti kalian ngedumel aja 😁," pinta Lina
"Aaaaasiap mami," jawab Mitha
...----------------...
Tanpa banyak waktu menunggu, mereka sudah mulai berkumpul untuk meeting dadakan. Lina sudah memulai memimpin rapat tersebut dengan membahas acara penyambutan CEO terbaru mereka. Membahas masalah ruangan, dekorasi, makanan, isi acara serta keperluan yang dibutuhkan.
Kebetulan mereka sudah terbiasa membuat acara, jadi tidak terlalu sulit karena sudah punya team work yang handal, tinggal sering sering koordinasi saja.
...----------------...
“Lina ...!”panggil Faisal dari kejauhan sambil berlari kecil untuk mendekati Lina yang baru saja keluar dari ruang meeting.
“Ya, ada apa Pak Faisal?” tanya Lina.
Sambil memandang wajah si ganteng Pak Faisal si asisten pribadi Pak Nugraha. Hitung hitung menyegarkan mata yang sedari tadi bawaannya mengantuk.
“Sama Bapak diminta ke mansion anterin dokumen ini sambil nanti kamu bawa dokumen dan cek yang mau ditandatangani,” ujar Faisal sambil menyerahkan amplop coklat besar.
“Kenapa sih bukan Pak Faisal aja yang anter, biasanya Pak Faisal yang urus. Kok tiba tiba saya. Kerjaan saya lagi numpuk banget loh Pak, kalau begini ke pending lagi tuh kerjaan,” jawab melas Lina dengan wajah betenya muncul.
“Mungkin ada yang mau dibicarakan sama Bapak, jadi minta kamu kerumahnya. Sudah sana jalan keburu malam,” pinta Faisal sambil meninggalkan Lina dengan senyum manisnya.
“Kebiasaaaaaaan ... ergh!!” gerutunya sambil menghentakkan kakinya.
Waktu sudah menunjukkan jam 4 sore, setelah merapikan mejanya, serta dokumen yang dibawa. Lina langsung meluncur dengan mobilnya, hasil jerih payah kerja selama ini bisa buat dp beli mobil second sejuta umat walau sisanya di angsur tiap bulannya untuk mobilitas kerjanya.
Kurang lebih 1 jam dari kantor ke mansion Nugraha, Lina sudah sampai. Tampak rumah mewah 3 lantai dengan gaya minimalis tidak banyak ornamen tapi terlihat keren dan mewah, gerbang sudah dibuka oleh satpam karena sudah diberitahu oleh Tuannya kalau nanti ada Lina yang datang.
Sebenarnya Lina salah satu karyawan yang sering datang berkunjung karena kepentingan pekerjaan, selain Faisal selaku aspri Pak Nugraha.
"Selamat sore non cantik," sapa Pak Joko satpam mansion Nugraha sambil membukakan gerbang.
"Sore juga Pak Joko," jawab Lina dari jendela mobil yang dibukanya.
Lalu Pak Joko mengarahkan mobil Lina ke tempat parkir. Setelah terparkir rapi Pak Joko langsung bergegas membuka pintu mobil Lina.
"Silahkan non cantik," ujar Pak Joko.
"Makasih banyak ... duh udah kayak nyonya aja dibukain pintu segala sih." senyum Lina
"Semoga dikabulkan non jadi nyonya beneran," jawab asal Pak Joko.
"Udah aaah ... becanda aja nih Pak Joko 😅!"
Lina segera berlalu jalan ke arah pintu mansion, meninggalkan Pak Joko.
...----------------...
Salam kenal semuanya, ini karya pertama saya. Jadi jika ada typo atau kesalahan dalam penulisan mohon maklum 😁. Maklum baru belajar, mohon dukungan, kritikan dan masukan yang membangun.
“Assalamualaikum,” sapa Lina saat memasuki pintu mansion.
“Waalaikumsalam mbak Lina sudah datang,” balas sapa Karin, anak Pak Nugraha. Yang terlihat sibuk mengendong bayi laki-laki yang sedang menangis.
“Eeeh ada dede ganteng, si dede bayi ganteng amat." Mata Lina kagum dengan bayi tersebut.
Sambil memegang lengan si bayi, “bayi ganteng siapa ini Karin?”
“Ini Noah anak Kak Andre, Mbak Lin,” jawabnya sambil menimang nimang keponakannya yang masih saja menangis.
“Oek ... oek ... oek,” tangisannya semakin kencang.
“Sebentar ya saya cuci tangan dulu,” Lina langsung meluncur ke kamar mandi khusus tamu. Dengan gerak cepat langsung kembali ke tempat Karin berada.
“Ulu ... ulu ... yuk sama Mami Lina yuuk, sini Karin biar saya coba gendong dedenya.“ Tanpa ragu ragu Karin langsung memberikan Noah ke Lina.
Karena sudah kecapean mengendong, Karin langsung menghempaskan badannya di sofa ruang keluarga.
“Dede ganteng kok nangis, haus ya mau mimi cucu ya ... ” Lina mencoba menimang nimang Noah sambil diajak bicara, tampak Lina terpesona dengan bayi yang ganteng ini. Dan mata Noah pun melihat wajah Lina, seakan akan mengerti diajak ngomong.
“Mbak tolong bawa ke sini susu nya, biar saya kasih susu ke si dede," pinta Lina ke baby sitter yang berada dekat Karin.
Seraya menimang sambil berdiri, Lina coba untuk duduk di sofa secara pelan-pelan. Noah sudah mulai tenang, sambil diajak bicara, Lina pun menyodorkan susu botol dan langsung dilahap seperti kehausan.
“Wah Noah kok bisa langsung anteng sama mbak Lina ya ...." Terkesima Karin lihat Lina yang langsung bisa mendiamkan Noah.
“Dari tadi sama saya dan mbak yang jaga gak berhenti nangisnya," keluh Karin.
“Kebetulan aja Karin, mungkin pas udah mulai capek nangisnya,“ senyum Lina. Lama ke lamaan Noah pun tertidur pulas dipangkuannya.
“Mama nya Noah ke mana Karin, kok dede nya sama Karin?” tanya Lina dengan tatapan menyelidiknya.
“Biasalah Mbak Lin, lagi shopping sama kak Andre,” ujar Karin.
“Punya anak tapi lebih sering sama baby sitter ketimbang sama mommy nya," lanjut kata Karin.
“Ooh seperti itu,” jawab Lina. Mau lanjut kalimatnya nanti takut salah kata nanti. Memandang wajah ganteng baby Noah rasanya pengen masukin ke tas terus bawa pulang ke rumah 😁.
“Duh kok jadi lupa ya, Bapak ada ya Karin?” padahal ke Mansion disuruh Pak Bos, ini malah kecantol sama si dede.
“Saya juga lupa bilang, Bapak udah nunggu di ruang kerja. Mbak Lina disuruh langsung aja keruangan?” jawab Karin.
Sambil mengendong Noah yang sudah tidur, Lina memindahkannya pelan-pelan ke tangan Karin biar tidak menangis.
...----------------...
TOK ... TOK ... TOK
“Masuk!” perintah Pak Nugraha mendengar ketukan pintu.
“Assalamualaikum Pak,“ sapa Lina sambil masuk ke ruang kerja Pak Nugraha.
“Waalaikumsalam Lin, kok baru ke ruangan. Bukannya sudah sampai dari tadi?” tanya Pak Nugraha.
“Maaf Pak tadi di bawah ketemu sama Karin dan dede bayi."
“Oh, duduk Lin." Pak Nugraha langsung bangkit dari kursi kerjanya ke sofa yang ada di ruangan tersebut.
“Bapak ini titipan dokumen dari Pak Faisal,“ sembari menyerahkan amplop coklat yang tadi dibawanya.
“Lin, beberapa hari lagi anak saya akan bekerja di kantor menggantikan Bapak. Mungkin nanti ada beberapa laporan keuangan perusahaan yang terakhir kamu siapkan,” pinta Pak Nugraha.
“Bapak, untuk laporan bukannya Pak Dandi yang harus menyiapkan dan melaporkan selaku manajer keuangan. Posisi saya hanya sebagai staf, saya gak enak, nanti dibilangnya menyerobot pekerjaan beliau,“ keluh Lina.
“Sekarang Bapak tanya, yang menyiapkan laporan selama ini siapa?” tanya Pak Nugraha sambil menatap Lina
“Saya!” Lina mengangkat tangan kanannya.
“Nah sudah tahu jawabannya. Kamu karyawan yang saya percayai, dan mampu mengerjakannya. Tidak perlu mengkhawatirkan Pak Dandi,” tegas Pak Nugraha.
“Serta nanti saat anak saya menjabat, Bapak minta kamu mendampinginya untuk urusan keuangan perusahaan yang selama ini kamu kerjakan dengan bapak. Jadi tetap bekerja seperti biasanya!”
“Bapak kok bukan Pak Dandi aja sih. Gantianlah sesuai dengan jabatan ...," rengek Lina yang udah mulai bete.
Sikap Lina seperti ini udah biasa dengan Pak Nugraha, karena selain sebagai atasan kadang sudah seperti bapaknya sendiri.
Sebenarnya Pak Nugraha sangat menyukai Lina, kalau si Lina nakal atau genit dan suka menggoda sama Bosnya mungkin sudah jadi sugar baby. Namun apa daya otak Lina lempeng aja. Itulah hal disukai Pak Nugraha, Lina tidak pernah mengambil kesempatan dalam kesempitan.
“Bapak, anak bapak udah nikah yaa !!! Kok saya gak tahu ya?" tanya Lina di luar topik pekerjaan.
“Waktu itu acaranya hanya keluarga terbatas aja,” singkat jawab Pak Nugraha.
“Ooooo!!” hanya ooo aja Lina, sebenarnya agak kepo, tapi gak enak kalau dilanjut bertanya.
“Takut lupa, ini ada beberapa dokumen minta di acc dan cek untuk di tanda tanganin Bapak!” sambil menyerahkan langsung ke Pak Nugraha.
Pak Nugraha langsung mengecek dokumen tersebut sebelum tanda tangan. Sambil menunggu mata Lina seperti sedang menyisir area dinding ruang kerja Pak Nugraha, melihat foto keluarga yang terpajang.
Ya foto saat Pak Nugraha beserta Istri saat masih muda, dengan 3 anak yang masih kecil. 2 anak laki-laki yang ganteng dan 1 anak perempuan yang cantik.
Lina sudah kenal dengan 2 anak Pak Nugraha, yaitu Karin dan Vino. Sedangkan Andre belum pernah bertemu.
"Lina sebelum pulang, ikut makan malam aja di sini," pinta Pak Nugraha.
"Wah jadi enak nih Pak ikutan makan di sini," senyum lebar terlukis di wajah Lina.
Selesai urusan tanda tangan, Pak Nugraha serta Lina menuju ke lantai bawah, di mana tempat ruang makan berada.
Terlihat beberapa maid sedang menyiapkan makan malam.
"Apakabar Bu Rina," sapa Lina sambil takzim ke istri Pak Nugraha.
"Eh ada si Lina," jawab Bu Rina yang ikutan sibuk menyiapkan makan malam bersama maid.
"Dari tadi Bu, cuma tadi ke ruang kerja Bapak," jelas Lina, sambil ikut membantu Bu Rina.
"Ikut makan di sini ya Lin, udah lama gak kita gak makan bareng," ajak Bu Rina
"Iya Bu, tadi Bapak juga udah nyuruh ikut makan. Kangen masak Ibu yang cantik ini 😊 ," goda Lina.
Bu Rina sudah akrab dengan Lina, karena sering ketemu di kantor dan di mansion. Kadang kadang saat Lina pas datang ke mansion, tidak segan membantu Bu Rina di dapur untuk masak.
Walaupun di mansion sudah banyak maid, tapi Pak Nugraha suka masakan istrinya. Jadi sesekali Bu Rina turun ke dapur.
Pak Nugraha, Bu Rina, Karin dan Lina sudah berkumpul di ruang makan. Dengan tenang menyantap makanan di selingin obrolan ringan.
Akhirnya urusan di mansion pun selesai, jam 9 malam Lina baru sampai dirumahnya. Bercengkarama dengan mama dan adiknya sebentar, Lina pun langsung mengistirahatkan badannya.
Bersambung ..
...----------------...
salam kenal semuanya, ini karya pertama saya. Masih belajar nulis dan masih pemula. Mohon dukungannya ya.
Perusahaan Nugraha
Perpaduan celana panjang dan blazer hitam, serta stiletto menjadi pilihan Lina hari ini. Seperti hari hari biasanya kalau masih pagi rambut coklatnya hanya dijepit samping, serta make up naturalnya walau kadang juga suka dandan medok kalau lagi kumat elingnya.
Pagi ini dikantor, beberapa karyawan yang terlibat mengurus acara sudah terlihat sibuk.
“Lina....bagaimana persiapan acara hari ini. Semuanya amankan?” tanya Pak Dandi sembari melihat Lina yang sedang koordinasi dengan beberapa office boy.
“Untuk saat ini aman Pak,” jawab Lina dengan mengacungkan jempolnya.
Ruang Audiotorium sudah didekor dengan cantik, beberapa pajangan bunga segar membuat tambah wangi ruangannya. Acara ini pun nanti akan dihadiri oleh beberapa perwakilan divisi beserta perwakilan dari cabang perusahan, serta beberapa relasi perusahaan.
“Mami Lin, ini untuk tamu dari cabang siapa yang menyambut kedatangannya?” tanya Mitha
“Mitha.....minta tolong aja sama anak-anak team marketing buat sambut perwakilan cabang. Duh apalagi mbak Siska pasti senang banget kalau dapat tugas begini,” senyum Lina.
“Bisa ajaaaa sih mamiiiii,“ ujar Mitha sambil lalu meluncur ke ruang marketing.
.
.
Acara yang ditunggu pun tiba
Pak Nugraha dan Pak Faisal sedang menuju ruangan Audiotorium. Sedangkan di belakang mereka, nampak seorang pria berwajah tampan dengan postur badan yang gagah dan tinggi kira kira 180cm ikut jalan beriringan. Dengan style jas abu tua terlihat semakin ganteng.
“Alamak ganteng banget,“ ujar resepsionis.
“Astaga....mau dong jadi istrinya,” ujar karyawati yang melihatnya.
“Kalau udah punya istri.....nggak pa-pa deh jadi simpanannya."
“ Duh abang jadi pacar neng ya!”.
Begitu banyak karyawan yang terpana saat melihat kedatangan Andre.
Semua jajaran direktur dan manajer perusahaan mendampingi Pak Nugraha dalam acara tersebut.
Sedang staf dan tamu sudah di tempat yang telah disediakan. Lalu dimanakah Lina berada ?.
Saat ini dia hanya mondar mandir untuk mengawasi acara tersebut dari lantai bawah sampai ke lantai 5 dimana ruangan tersebut ada. Bukan mendampingi Pak Nugraha karena sudah ada Pak Dandi selaku manajer.
Acara sambutan sudah dimulai, diawali dengan sambutan dari Pak Nugraha selaku pemilik dan CEO Perusahaan sebelumnya. Lina hanya bisa berdiri melihat dari meja prasmanan.
Tiba saatnya Andre memperkenalkan diri, dengan gagah naik ke atas panggung. Sekejab semua mata diruangan memandang Andre tanpa putus, sedangkan Lina boro boro perhatiin yang ada di duduk selonjoran di balik meja prasmanan sambil makan kue yang siap dihidangkan. Mengisi perut yang sedari pagi belum ke isi.
Hanya suara Andre saja yang terdengar oleh Lina. Dan seketika ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.
✅Faisal
“Lin.....ada dimana? Bapak minta kamu duduk dekat Bapak sekarang!”
✅Lina
“Ada nih diruangan, bentar ya nanggung lagi isi perut. Dari pada nanti pingsan 😁.”
✅Faisal
“Cepat!”
“Dasar aspri gak bisa lihat orang makan apa ya,” gerutu Lina dalam hati. Baru lempengin kaki, ada aja yang disuruh.
Suasana ruangan tampak hening, semua orang masih terpukau dengan Andre yang sedang beri sambutan.
Sambil merapikan blazernya yang agak kusut setelah selonjoran di lantai, dengan santainya Lina berjalan dari meja prasmanan yang ada dibelakang menuju kursi tamu paling depan dimana para jajaran duduk.
Tanpa ekspresi Lina memandang ke arah depan, dan begitu pun Andre yang sekilas melihat Lina berjalan menuju arahnya. Faisal melihat Lina sudah mendekat kursi tempat Pak Nugraha duduk, langsung mempersilahkan Lina untuk duduk ditempat yang kosong.
Sambutan dari Andre sudah selesai, dan kembali ke tempat semula. Duduk di samping Pak Nugraha dan ternyata disampingnya Lina.
“Mmmm...bisa ada gosip nih kalau begini, ada ada aja disuruh duduk disini” batin Lina .
Terkadang hal ini suka di hindarinya biar mengurangi rasa iri dengan karyawan lainnya. Tapi apa daya ikutin perintah Pak BOS.
“Wah si Lina langsung pepet CEO baru nih,” sinis Siska.
“Emang dia gak denger, kalau CEO kita yang baru statusnya sudah nikah!” sela Nita.
“Dasar ganjen!” kata Siska.
“Ck...ck...ck masih kurang kali dia dekat sama Pak Nugraha, sekarang mau deketin anaknya!”bisik Nita.
Serangkaian acara sudah mulai berakhir, ditutup dengan acara makan siang bersama. Lina dan Faisal mengarahkan Pak Nugraha serta Andre ke meja makan VIP.
“Lina kenalkan ini Andre anak saya,” Pak Nugraha memperkenalkan Andre ke Lina secara langsung. Walau sebelumnya Andre sudah mengetahuinya dari papah nya.
“Saya Lina dari bagian finance,” perkenalan Lina sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Semoga bisa bekerja sama." Dengan dingin Andre menanggapinya tanpa menyambut tangan Lina. Andre tampak acuh, Lina hanya bisa senyum keki aja.
“Sombong amat!" batin Lina.
Beberapa Direktur dan Kepala Cabang mendekati meja makan CEO sekedar untuk menyapa Pak Nugraha dan Andre. Seperti biasa walau ada petugas katering, Lina pasti akan menyiapkan beberapa makanan dan minuman untuk Pak Nugraha dimakan. Tanpa Lina sadari Andre melihatnya.
“Bapak dimakan dulu makanannya!” ujar Lina, sambil mendekati piring ke hadapan Pak Nugraha.
“Terima kasih ya Lin,“ ucap Pak Nugraha.
“Pak Andre, mau diambilkan makanannya?” tawar Lina sambil mencoba memberika senyum manisnya.
“Mmmm....” jawab Andre sambil minum.
Tanpa banyak berpikir, Lina mengambil beberapa lauk di meja prasmanan untuk Andre. Dengan sigap Lina menyiapkan nasi dan beberapa lauk dihadapan Andre, udah kayak jadi istrinya ya. Tanpa basa basi Andre langsung menyantapnya.
Kelar urusan atasannya, Lina segera ke tempat teman-temannya berada.
“Mih.....makan dulu gih nanti maagnya kambuh,“ ujar Susi sambil menyantap soto ayam.
“Iya nih pengen makan, tapi loe lihat sendiri masih ngantri tuh diprasmanan,”
“Mih gimana deg-degan dekat CEO baru?” tanya Mitha.
“Wah kalau deg-degan berarti harus ke periksa jantung dong,” tawa Lina.
“Gila gak ketulungan Pak Andre ganteng banget........pengen gue bawa pulang,” ujar Susi.
“Hahahahah......bawa aja pulang kalau bisa, yang ada digorok ama bininya 😁!” canda Lina.
“Mih...tahu gak dari tadi ada yang perhatiin mami, apalagi pas duduk dekat Pak Andre dan sempat nanya mami ke gue!” ungkap Mitha.
“Siapa Mitha?” tanya Lina.
“Pak Wahyu,” jawab Mitha.
Astaga Lina lupa kalau acara ini mengundang seluruh kepala cabang. Hati Lina mulai deg-degan, ingin bertemu tapi ada rasa sedih mengingat masa lalu yang ingin dilupakan.
Wahyu salah satu Kepala Cabang di kota S, pria dewasa usia 40 th tapi seperti umur 30 an dan sudah berkeluarga. Termasuk pria ganteng dengan postur tubuh yang ideal, tinggi 185cm.
Awal pertemuan saat Lina ditugaskan audit di cabang S, kemudian adanya beberapa kegiatan yang mengharuskan Wahyu bolak balik ke kota J. Hingga mereka berdua sering bertemu. Dan tiba tiba Wahyu menyatakan jatuh cinta padanya.
Sebenarnya banyak karyawati yang suka dan sering mengoda Wahyu agar dijadikan kekasih gelapnya, tapi kenyataannya Wahyu jatuh cinta pada Lina.
Pada saat itu hati Lina sempat merasakan suka kepada Wahyu, atau bisa dibilang ikut jatuh cinta walau itu salah. Perhatiannya, sikap romantisnya mengena dihatinya. Hingga suatu hari Wahyu melamarnya untuk menjadi istri keduanya, Lina mulai menjauh.
“Lina....”suara yang pernah dia kenal, reflek dia mencari orang yang memanggilnya. Sesaat Lina terdiam melihat orang yang memanggilnya.
“Pak Wahyu!” hatinya mulai berdebar.
“Apakabar Pak Wahyu, sudah makan siang?” tanyanya sambil menghilangkan rasa groginya.
“Baik kabarnya, mbak Lina apakabarnya.....sehatkan?” mata Wahyu memandang Lina penuh dengan senyuman. Seakan akan mengungkapkan rasa rindunya. Wahyu mendekatkan dirinya ke Lina menghiraukan keberadaan orang disekitarnya, menundukkan kan dirinya yang karena tinggi.....
“Dek......kamu makin cantik," bisik Wahyu ke telinga Lina, membuat bulu kuduk Lina merinding sesaat.
Tampak di meja makan VIP, Andre terlihat gerak gerik Lina bersama teman-temannya serta Wahyu barusan.
“Andre, setelah ini kita keruangan,” ajak Pak Nugraha
“Iya Pah,“ jawab Andre sedikit kaget, langsung memalingkan wajah ke arah Pak Nugraha.
“Faisal, jangan lupa nanti Lina suruh menyusul keruangan juga,” pinta Pak Nugraha
“Baik Pak,“ jawab Faisal.
Mereka bertiga meninggalkan ruang audiotorim dan segera bergegas keruangan karena acara sudah selesai.
.
.
bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!