“Aku harus cepat, sebelum ayah tahu kalau aku pergi dari rumah” gumam Luna sembari membuka jendela kamarnya dan keluar sebelum orang rumah tahu bahwa dirinya sedang kabur, sementara diluar kamar terlihat ramai oleh tamu undangan yang hadir dalam acara pernikahan putri Bayusena dengan seorang pemuda bernama Abian, yang merupakan putra dari teman Almarhum isteri Bayusena. Mereka menjodohkan Luna dan Abian karena wasiat dari Almarhum ibu Luna.
Tiba-tiba saja seorang kerabat Bayu datang dengan nafas yang terengah-engah, sangat terlihat wajahnya begitu cemas, Bayu yang melihatnya tampak terkejut.
“Gawat Mas, gawat!” ucap wanita yang bernama Karin itu dengan mencoba mengatur nafasnya.
“Apanya yang gawat!” tanya Bayu serius.
“Luna Mas, Luna...” ucap Karin
“Luna kenapa?” tanya Bayu semakin cemas.
“Luna tidak ada di kamarnya!” ucapan Karin membuat Bayu mengepalkan kedua tangannya, sungguh Ia tidak menyangka Luna akan senekat itu. Bayu bergegas pergi ke kamar Luna, dilihatnya lemari baju yang sebagian isinya telah kosong, rupanya Luna telah membawa bajunya serta dalam pelariannya.
Sementara diluar terlihat Abian sudah menunggu Luna untuk menjadi pengantin wanitanya. Tampak Ibu Abian kelihatan cemas, kenapa pengantin wanitanya belum juga datang.
“Kenapa Luna belum juga keluar?” seru Ibunya Abian dengan wajah yang tampak kesal.
“Sudahlah Ma, kita tunggu saja sebentar, mungkin saja make up nya belum selesai” sahut Derry, Ayah Abian. Tak berselang lama, Bayusena keluar dengan wajah yang tertunduk, Derry menghampiri calon besannya itu.
“Ada apa? Apa yang terjadi?” tanya Derry serius.
“Kami minta maaf, Luna tidak ada di kamarnya, dia sudah pergi.” Sesal Bayu yang tak bisa menjaga putri semata wayangnya itu.
“Apa? Luna pergi? Dia melarikan diri? Ini tidak mungkin!” sesal ibunya Abian. Sementara Abian terlihat senang karena Ia tidak jadi menikah dengan Luna, karena Abian hanya menganggap Luna sebagai teman saja, sementara Abian sudah mencintai gadis lain, yang tak lain adalah teman kuliahnya.
“Syukurlah Luna pergi, tapi...kira-kira kemana perginya Luna?” gumam Abian yang masih mengkhawatirkan temannya itu.
Dan akhirnya keluarga besar Abian meninggalkan rumah Bayu dengan kecewa, gadis yang sudah mereka jodohkan dengan putranya telah pergi begitu saja di hari pernikahan mereka, gadis itu sudah meninggalkan rumah.
“Bagaimana ini Pa?” seru Ibunya Abian dengan kecewa.
“Ya sudah lah Ma, mungkin mereka tidak berjodoh” ujar Derry menenangkan istrinya.
“Tapi ini adalah permintaan Ibunya Luna yang terakhir kali Pa, bagaimana mungkin Mama akan mengingkari janjiku pada sahabatku sendiri” sesal ibunya Abian sembari menitikkan air matanya.
“Iya...Papa tahu, tapi mau gimana lagi, Luna sendiri yang tidak mau dijodohkan dengan Abian, Mama juga tahu Abian juga tidak suka jika Luna dijodohkan dengan dirinya, Abian hanya menganggap Luna sebagai sahabatnya, terus kita harus bagaimana Ma, ya sudahlah kita terima saja, semoga saja Luna cepat kembali” ucap Derry
********
Sementara itu terlihat gadis dengan memakai celana jeans dan jaket hoodie tampak sedang berjalan menyusuri jalanan ibukota yang baru saja dipijaknya, dengan menggendong tas ranselnya warna hitam, Luna terlihat berjalan entah kemana. Dirinya masih bingung harus pergi kemana, mengingat Ia tidak memiliki kerabat di Kota itu.
“Aku harus kemana? Hufffttt mana panas banget lagi” ucap Luna sembari memperhatikan sekitar, tampak kendaraan yang lalu lalang saling merayap di jalan raya.
Tiba-tiba saja pandangannya terganggu oleh beberapa orang yang tengah mengepung seorang gadis.
“Siapa kalian? Jangan coba-coba ganggu saya, pergi kalian!” Seru seorang gadis yang tampak dikepung oleh beberapa preman.
“Ayolah manis, kita bersenang-senang” goda para preman itu.
“Jangan macam-macam ya, kalian belum tahu siapa aku” seru gadis berambut panjang itu.
Tanpa pikir panjang Luna langsung menghampiri preman-preman itu dan mencoba menegur mereka.
“Hei kalian! Beraninya Cuma sama wanita saja, pergi dari sini “ seru Luna dengan berdiri di hadapan preman -preman itu.
“Hmm...akhirnya, pucuk di cinta ulam pun tiba, kita bakal dapat 2 gadis sekaligus, yang satu kalem dan yang satunya lagi sangat enerjik” seru seorang preman preman itu.
“Ayo sayang ikut kami” ucap seorang preman yang mencoba menarik lengan gadis berambut panjang itu.
“Hei...lepaskan dia!”
Dengan cepat Luna menendang laki-laki yang memiliki postur tinggi besar itu, sehingga membuat tubuh laki-laki itu tersungkur. Sementara pria yang satunya mencoba memukul Luna dengan tangannya, dengan cepat Luna mampu menghindari serangan dari pria itu, Luna dengan tangkasnya mencoba menjatuhkan pria-pria berbadan besar itu, meskipun Luna seorang wanita, Luna memiliki kemampuan beladiri yang ia dapatkan dari sang ayah.
Tak butuh waktu lama preman-preman itu akhirnya bisa Ia usir, terlihat beberapa warga yang mulai berdatangan menghampiri Luna dan gadis itu. Sehingga membuat para preman lari karena takut di hakimi oleh massa.
“Kalian berdua tidak apa-apa?” tanya warga sekitar yang mulai datang.
“Tidak Pak, kami tidak apa-apa.” Jawab Luna.
“Sebaiknya kalian berhati-hati, tempat ini rawan sekali dengan kejahatan, banyak preman di sekitar sini, kalian pergi saja” ucap seorang warga mengingatkan.
“Baik Pak, terimakasih atas infonya, kami akan segera pergi” jawab gadis itu sembari menggandeng tangan Luna.
“Ayo kita pergi segera dari sini, ikut aku!” ajak gadis cantik berambut panjang itu.
“Kita mau kemana?” tanya Luna yang belum mengerti maksud gadis itu. Gadis itu terus membawa Luna ke arah pinggir jalan raya.
“Hai Nona, kamu mau ajak Aku kemana?” tanya Luna yang semakin tidak mengerti.
“Ya kita pergi dari sini” jawab gadis itu.
"Bukankah itu Non Jasmine? Syukurlah aku menemukannya" Mario melihat Jasmine tengah berjalan di tepi jalan yang cukup sepi bersama seorang gadis.
Mario segera menghampiri Jasmine dan Luna yang tengah berjalan bersama.
Tiba-tiba terlihat mobil mewah warna hitam menghampiri mereka berdua, tampak seorang laki-laki keluar dari mobil itu dan menghampiri keduanya.
“Maaf Non, ayo ikut paman pulang, nanti paman bakal dimarahi papa Non habis-habisan, kalau Non Jasmine tidak ikut pulang bersama paman" seru pria itu memohon.
“Paman Mario pokoknya aku nggak mau pulang kalau Mama dan Papa masih ngejodihin aku sama Betrand, Jasmine nggak mau" ungkap gadis itu kesal.
“Ta_tapi Non, apa Non tidak kasihan sama saya, bisa-bisa paman dipenggal sama papa Non, Non tahu sendiri papa Non kalau sedang marah" ucap Mario memelas agar Jasmine mau ikut pulang bersamanya.
Luna yang merasa terjebak dalam situasi ini, mencoba pergi tanpa mencampuri urusan mereka.
“Tunggu-tunggu saya nggak punya urusan ya sama kalian, saya harus segera pergi, permisi” sahut Luna
“Ehh...tunggu Jangan pergi, oh iya aku lupa, namaku Jasmine, sebelum nya aku minta maaf jika membuatmu kesal, sebagai tanda terima kasih, aku mau ajak kamu makan siang, gimana?” tanya Jasmine penuh harap.
Terlihat Luna terdiam, Luna merasa Jasmine adalah anak orang kaya, terlihat dari mobil yang menjemputnya, Luna merasa tidak enak, mengingat dirinya hanya gadis biasa, tak mungkin terlihat bagus jika ia harus pergi dengan Jasmine yang terlihat modis dan cantik itu.
“Maaf Non, saya tidak bisa” ucap Luna sembari menundukkan wajahnya.
“Kamu tidak boleh menolak...siapa namamu?” tanya Jasmine.
“Luna” jawab Luna singkat.
“Oh iya Luna, terima kasih banget loh kamu sudah menolongku, kamu gadis yang hebat, aku senang bisa bertemu sama kamu, sebagai tanda terima kasihku, aku mohon kamu ikut denganku, kalau kamu menolak, maka aku tidak mau ikut pulang” seru Jasmine.
“Loh Non Jasmine kok gitu sih, nanti saya dimarahi papa Non, tahu sendiri papa Non gimana galaknya, bisa-bisa paman dikuliti Non” sahut Mario pasrah.
BERSAMBUNG
❤❤❤❤
...Hayuk beb, bab pertama udah muncul...tunjukkan dukungan kalian, agar sekuel dari kisah anak-anak Vano dan Shesa, seromantis kisah orang tuanya😊...
Karena Luna merasa kasihan dengan sopir Jasmine, akhirnya Luna menyetujui permintaan Jasmine untuk ikut dengan gadis cantik itu.
“Baiklah, aku akan ikut!” ucap Luna yang diiringi senyum Jasmine.
“Nah...gitu dong, ayo Paman kita pulang, tapi sebelumnya anterin dulu kami ke restoran” seru Jasmine sembari membuka pintu mobil dan mengajak Luna ikut serta.
“Makasih banyak Mbak Luna, karena mbak Luna, Non Jasmine mau ikut pulang, akhirnya...saya tidak jadi dipenggal sama Tuan muda” ucap Mario bersyukur.
“Hehe...iya Paman” jawab Luna tidak mengerti kenapa Mario begitu senang saat berhasil mengajak Jasmine pulang.
Luna naik ke mobil mewah milik Jasmine, tampak dirinya memperhatikan isi mobil yang begitu mewah, bagi Luna ini adalah kali pertama Ia menaiki mobil sekeren milik mobil Jasmine.
“Oh iya Luna, disini kamu tinggal sama siapa?” tanya Jasmine
“Saya tidak punya siapa-siapa disini Non, saya baru saja tiba di kota ini.” Jawab Luna polos.
“Aduuuhh...jangan panggil Non, panggil namaku saja, Jasmine...lagian usia kita pasti tidak jauh beda.” Ucap Jasmine.
“Tapi, baiklah...Jasmine” balas Luna.
“Terus Lun, kenapa kamu pergi dari rumah? Apa orang tuamu tidak khawatir dengan keadaanmu? Ini kota besar loh” seru Jasmine memperingatkan.
“Ceritanya panjang, aku harus pergi karena aku tidak mau di nikahkan dengan orang yang tidak aku cintai, hari ini adalah hari pernikahan ku, aku memutuskan untuk pergi dari rumah, karena aku tidak mau menjalin hubungan rumah tangga dengan orang yang tidak pernah aku cintai, meskipun dia adalah temanku sendiri” ungkap Luna.
“Hmm...nggak jauh beda dong sama aku” sahut Jasmine .
“Loh kok bisa?” tanya Luna penasaran.
“Iya...aku tuh juga pergi dari rumah, habisnya...aku mau dijodohin sama Bertrand, ya aku nggak mau lah, emangnya ini jaman Siti Nurbaya pake acara di jodoh -jodohin segala” ucap Jasmine kesal.
Mario yang mendengar perbincangan dua gadis itu hanya bisa tertawa kecil, ternyata dua-duanya memiliki kesamaan, yaitu lari karena di jodohkan.
Jasmine yang mengetahui Mario tengah tertawa, lantas Ia menegurnya.
“Paman Mario kenapa kok ketawa sendiri? Ada yang lucu?” tanya Jasmine penasaran.
“Kalian berdua merupakan anak-anak milenial, anti perjodohan, sangat berbanding terbalik saat papa dan mama Non Jasmine dulu, papa dan mama Non, saling jatuh cinta setelah menikah, padahal awalnya mereka tidak saling kenal satu sama lain, hmm...paman kalau ingat saat-saat mereka bertemu untuk pertama kali, haduh bikin geleng-geleng kepala, bertengkar melulu...tiada hari tanpa bertengkar” seru Mario mengingat masa-masa itu.
“Benarkah itu Paman? Ah...itukan dulu Paman, sekarang jamannya beda, Jasmine nggak cinta sama Bertrand, pokoknya Jasmine nggak mau, kalau papa dan mama masih memaksa Jasmine, Jasmine bersumpah akan pergi dari rumah dan nggak pulang” balas Jasmine kesal.
********
Sementara di kediaman keluarga besar Hendrawan, tampak pria yang masih terlihat gurat ketampanan nya, meskipun usianya sudah tidak mudah lagi tengah berjalan mondar mandir kesana kemari, terlihat pria itu mencemaskan sesuatu.
“Mudah-mudahan Mario segera menemukannya” ucapnya lirih, tiba-tiba seorang wanita cantik yang masih terlihat modis tampak menghampiri pria itu yang tak lain adalah suaminya.
“Sayang, bagaimana? Apa Mario sudah menemukan Jasmine?” tanya Shesa kepada suaminya.
“Aku belum mendapat info darinya, semoga saja dia bisa menemukan putri kita dengan segera” jawab Vano sembari menenangkan istrinya.
“Sayang, apakah kita terlalu memaksakan perjodohan ini, aku rasa Jasmine tidak akan pernah menyukainya, Bertrand memang pemuda yang baik, tapi Jasmine tidak mau mempunyai hubungan lebih dengan Bertrand, Ia lebih menganggapnya sebagai saudara” ucap Shesa.
Jasmine dan Bertrand rencananya akan dijodohkan, Bertrand adalah putra dari pasangan Helena dan dokter Erick, karena hubungan keduanya yang terjalin sangat erat, maka mereka berencana untuk mempererat tali keluarga dengan menikahkan anak-anak mereka. Tapi sayangnya Jasmine, putri kedua Vano dan Shesa, tidak menyetujui rencana orang tuanya, sehingga Ia memutuskan untuk pergi dari rumah.
“Entahlah sayang, apa kita harus membatalkan perjodohan itu? Terus apa yang harus kukatakan pada Helena dan dokter Erick?” ucap Vano bimbang.
Sementara itu tiba-tiba seorang pelayan tengah membawa telepon untuk diberikan kepada Vano.
“Permisi Tuan, ada telepon untuk Anda!” Seru pelayan itu.
“Iya terimakasih” jawab Vano sembari menerima teleponnya.
“Halo...”
“Ray...bagaimana? Kamu setuju dengan permintaan Papa?” seru Vano kepada Ray, putra pertama mereka.
“Baiklah kalau itu permintaan papa, Ray akan pulang secepatnya ke Indonesia” jawaban Ray membuat Vano sangat senang, akhirnya Ray mau pulang ke Indonesia untuk membantu pekerjaan Vano dalam mengurus perusahaan, sekaligus untuk mengenalkan cara kepemimpinan yang Vano ajarkan pada penerus perusahaannya kelak.
Melviano Ar Rayyan atau biasa disapa Ray adalah putra pertama Vano dan Shesa yang sekarang tengah berada di luar negeri untuk melanjutkan studinya disana, Ray diminta sang ayah untuk pulang ke Indonesia, karena sudah waktunya Ray mempelajari dan meneruskan perusahaan milik keluarga besar mereka.
“Siapa sayang? Apakah itu Ray” tanya Shesa ikut senang jika putranya akan segera pulang ke Indonesia.
“Iya...kamu mau bicara?” tanya Vano
“Hmm...” jawab Shesa senang, kemudian Vano memberikan gagang telepon itu kepada istrinya.
“Halo...Ray sayang, kapan kamu pulang Nak, mama udah nggak sabar ingin ketemu sama kamu, mama kangen banget” seru Shesa sendu.
“Mama...Ray juga kangen sekali sama Mama, Ray juga tidak sabar ingin bertemu sama Mama, jangan khawatir Ray akan pulang dalam minggu ini” jawaban Ray membuat Shesa dan Vano sangat bahagia, akhirnya setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu, akhirnya Ray akan pulang juga ke Indonesia.
“Oh...iya Ma, dimana adik kesayanganku? Jasmine? Aku juga rindu sekali dengannya” seru Ray menanyakan tentang adiknya.
“Oh...Jasmine, dia...dia belum pulang, sebentar lagi pasti dia pulang” jawab Shesa gugup.
“Oh ya Ma, kemarin Jasmine bilang sama Ray, katanya mama sama papa mau menjodohkan dia dengan Bertrand, apa itu benar ma?” pertanyaan Ray membuat Shesa terpaksa harus mengatakan yang sebenarnya.
“Iya...benar, apa Jasmine bilang sama kamu tentang perjodohan ini?” tanya Shesa menyelidik.
“Iya...katanya dia kecewa sama Mama dan Papa, dia sangat sedih dengan perjodohan ini, Jasmine benar-benar tidak mau dijodohkan, mama dan papa kenapa sih harus menjodohkan Jasmine dengan Bertrand, Ma...Jasmine bukan anak kecil lagi, ayolah Ma...kasihan Jasmine, ijinkan dia mencari calon pasangan hidupnya sendiri, Ray yakin kok, Jasmine tidak akan membuat mama dan papa kecewa” ungkap Ray yang membuat Shesa berfikir dua kali untuk menjodohkan Jasmine dan Bertrand.
Meskipun Ray dan Jasmine hidup di negara yang berbeda, namun kakak beradik itu selalu berkirim pesan lewat email, dan selalu melakukan video call diwaktu senggang mereka, sehingga Ray pun tahu masalah yang sedang dihadapi oleh adiknya itu.
*******
Sementara itu Mario sudah sampai di sebuah restoran atas permintaan Jasmine. Luna dan Jasmine mulai masuk kedalam restoran dan mereka memesan masakan khas padang yang menjadi makanan favorit Jasmine.
Hingga akhirnya pelayan membawakan makanan yang sudah mereka pesan.
“Silahkan Nona Jasmine” ucap pelayan itu sembari memberi hormat kepada Jasmine, seolah -olah Jasmine adalah tamu agung di restoran itu, semua pelayan tertunduk pada Jasmine, dan itu membuat Luna terheran.
“Jasmine! Kenapa dengan pelayan-pelayan itu? Kenapa semua memberi hormat kepadamu?” tanya Luna penasaran.
“Hah...siapa? Mereka? Nggak tahu tuh kenapa mereka melakukan itu, ah sudahlah ayo makan, ini enak banget loh” ucap Jasmine merendah.
“Jasmine bukanlah gadis sembarangan, dia pasti putri konglomerat yang terkenal, buktinya semua pelayan memberi hormat kepadanya, tapi kenapa dia mau berteman denganku?” gumam Luna
BERSAMBUNG
❤❤❤❤❤❤❤
“Oh ya Jasmine, kenapa kamu bisa berada di tempat seperti itu? Untung saja aku lewat, aku nggak sengaja sih, dengar teriakan dan gaduh, setelah aku lihat ternyata preman-preman itu tengah mengganggumu” seru Luna.
“Iya...itu kesalahanku juga, bodohnya aku kenapa aku lewat di jalan sepi itu, waktu itu aku baru saja berdebat dengan kedua orang tuaku, karena perjodohan itu membuatku sangat kesal, maka dari itu aku pergi, berharap mama dan papa bisa sadar, bahwa aku sangat tidak menginginkan perjodohan itu” jawab Jasmine menusuk-nusuk makanannya dengan garpu.
“Ohh...terus pria itu siapa nya kamu, sopir kamu?” tanya Luna sembari melihat Mario yang tengah menelepon seseorang.
“Oooh...paman Mario, dia asisten pribadi papaku, dia kaki tangannya papa, tapi sebenarnya dia baik kok” ucap Jasmine.
“Ya...aku bisa lihat dari sikapnya” ucap Luna tersenyum.
“Oh iya Lun, terus kamu tinggal sama siapa disini? Kamu nggak punya keluarga, hmm...gimana kalau kamu tinggal sama aku saja” pinta Jasmine.
“Waahh...jangan-jangan, aku tidak mau menyusahkanmu, lebih baik aku cari kontrakan saja, terus aku akan cari pekerjaan disini” ucap Luna.
“Ya udah nanti aku coba bantu cariin kontrakan buat kamu” seru Jasmine tersenyum.
“Terima kasih Jasmine, aku beruntung bertemu dengan gadis sepertimu, kamu bukan hanya cantik, tapi kamu juga baik banget” balas Luna bangga.
“Ah...sudahlah memang sudah waktunya kita dipertemukan, oh iya...aku yakin keluargamu sedang mencarimu, apa kamu tidak berniat untuk pulang lagi ke rumah?” tanya Jasmine. Dan Luna hanya bisa tertunduk sedih, ia terpaksa meninggalkan sang ayah yang pastinya akan sangat mencemaskannya, tapi bagaimana lagi, hanya ini satu-satunya cara Luna protes.
Karena bagaimanapun juga Luna mencoba meyakinkan ayahnya, ayahnya tidak akan mendengarkan, dengan alasan perjodohan ini permintaan terakhir mendiang ibunya. Meskipun tak dipungkiri Luna sangat merindukan kehadiran ibunya sejak kematiannya 5 tahun yang lalu.
“Hei...Lun, Luna...kamu ngelamun ya? Pasti kamu merindukan ibumu iya kan?” pertanyaan Jasmine membuat Luna sedih.
“Darimana kamu tahu kalau aku merindukan ibuku?” seru Luna penasaran.
“Ya tahulah, kayak aku ...pinginnya pergi jauh karena sebel sama mereka, eh ujung-ujungnya kangen juga sama Mama, itu yang nggak bisa buat aku, pingin pulang ajah” jawab Jasmine tersenyum malu.
“Pasti kamu juga kan? Pasti kamu lagi kangen kan sama ibumu, pasti ibumu juga kangen, sama kayak mamaku juga gitu, mamaku pasti udah nangis setengah mati kalau nggak lihat aku sehari saja, apalagi papa tuh, aku pergi dari rumah setengah jam saja udah ketahuan...mata-mata papa tuh ada dimana-mana” sambung Jasmine.
“Bahagianya punya orang tua yang lengkap, kamu beruntung masih punya Mama yang menyayangimu, ibuku sudah meninggal 5 tahun yang lalu, sebelum ibu meninggal beliau sudah menjodohkanku dengan teman baikku, karena ibuku dan ibunya temanku adalah sahabat sejak SMA, jadi karena itulah mereka menjodohkan kami” ungkap Luna yang membuat Jasmine ikut bersedih.
“Maafkan aku, aku tidak tahu kalau ibumu sudah meninggal” balas Jasmine ikut bersedih.
“Iya...tak apa” jawab Luna.
*******
Sementara itu Mario tengah menghubungi Vano yang menunggu kabar dari putri mereka.
“Halo Tuan muda, saya sudah berhasil menemukan Non Jasmine”
“Benarkah, apa dia baik-baik saja?” tanya Vano penasaran.
“Iya Tuan muda, Non Jasmine baik-baik saja, sekarang dia sedang makan siang bersama seorang temannya” jawab Mario.
“Teman?” tanya Vano serius.
“Iya...seorang gadis cantik, saya rasa dia bukan berasal dari kota ini, melihat dari penampilannya dia datang dari jauh, tapi sepertinya dia gadis yang baik Tuan muda” ungkap Mario.
“Awasi terus mereka, aku tidak mau terjadi sesuatu pada putriku” perintah Vano.
“Tentu saja Tuan muda, Anda jangan khawatir”
Kemudian Mario menutup ponselnya, ia kembali mengawasi Jasmine dan Luna yang tampak sedang bercanda.
“Siapa gadis itu? Darimana dia datang? Sepertinya dia gadis yang baik” gumam Mario sembari menyilangkan kedua tangannya.
********
Sementara itu di rumah Bayusena, Ia memandang foto mendiang istrinya, sembari menatap wajah sang istri Bayu mengucapkan sesuatu pada foto itu.
“Maafkan aku Bu, aku tidak bisa menjaga Luna, Luna pergi dari rumah, ia tidak mau menikah dengan Abian, ayah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi ayah janji pada ibu, ayah akan membawa pulang ke rumah, tapi ayah tidak bisa janji untuk menikahkan Luna dengan Abian, karena ayah tahu Luna tidak akan bahagia jika dia menikah dengan Abian, maafkan ayah bu...” seru Bayu pada foto seorang wanita yang tengah tersenyum dalam foto tersebut.
Bayu meletakkan foto istrinya kembali, kemudian tak sengaja Ia melihat sebuah amplop yang terlihat dari dalam laci yang sedikit terbuka itu, kemudian perlahan Bayu membuka laci itu dan mengambil amplop yang ada didalamnya.
“Apa ini?” Bayu mulai membuka isi amplop berwarna cokelat terang.
“Ini foto mereka saat sekolah dulu, kalian masih sangat belia, mungkin sekarang kalian sudah memiliki anak-anak yang sudah besar, mungkin anak-anak kalian seumuran Luna, andai saja kalian berkumpul bersama lagi, pasti sangat bahagia, namun sayang, istriku sudah tiada” ucap Bayu lirih.
Bayu menatap ke arah luar jendela, betapa dia harus hidup sendiri tanpa istrinya, apalagi sekarang Luna juga pergi meninggalkannya. Terlihat seorang wanita tengah menghampiri pria itu.
“Mas Bayu, apa mas Bayu akan mencari Luna?” tanya Karin, adik Bayu.
“Iya...aku harus mencari Luna, Mas khawatir jika terjadi sesuatu kepadanya, ya meskipun Luna mempunyai kemampuan bela diri, tapi tetap saja aku masih khawatir, mengingat dia anak perempuan” ucap Bayusena.
“Mas mencari Luna kemana? Kita tidak tahu Luna pergi kemana?” tanya Karin khawatir.
“Aku tahu kemana dia pergi, dia pernah bilang padaku bahwa dia ingin sekali bertemu dengan seseorang di kota Surabaya seseorang yang pernah menjadi bagian penting dari perjalanan hidup mendiang istriku, dan aku tahu siapa dia.” ungkap Bayu tentang seseorang yang masih belum dimengerti adiknya.
“Seseorang? Di kota Surabaya?” tanya Karin penasaran. Bayu terdiam, Ia sangat yakin Luna sekarang ada di kota Surabaya.
“Kapan Mas akan menyusul Luna? Terus bagaimana kelanjutan perjodohan ini?” tanya Karin.
“Aku tidak bisa melanjutkan perjodohan ini, aku tahu keluarga Abian pasti kecewa, apalagi ibunya yang mempunyai ikatan janji dengan mendiang istriku, aku tidak bisa berbuat apa-apa, yang penting melihat Luna baik-baik saja aku sudah sangat senang, mungkin ini kebodohanku yang terlalu memaksakan kehendakku” sesal Bayu.
Tanpa sengaja Karin memperhatikan potret lawas yang baru saja Bayu lihat, betapa terkejutnya saat ia tahu bahwa salah satu gadis dalam potret lawas itu adalah seorang desainer ternama.
“Mas Bayu, bukankah ini desainer terkenal itu ya?” tanya Karin sembari menunjuk seorang gadis dalam potret itu.
Bayu menghela nafasnya dan Ia mengiyakan apa yang dikatakan oleh Karin.
BERSAMBUNG
❤❤❤❤❤❤
...Hayuk beb...tunjukkan dukungan kalian, agar author terus semangat nulisnya❤😊...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!