NovelToon NovelToon

Tiba-tiba Istriku Berubah

Noda Hitam Pakaian Suamiku

"Mas, makan dulu!" ujar Hanna pada suaminya yang bernama Teuku Syahreza.

Reza menatap jam yang melingkar di tangannya. Lalu menoleh melihat sosok istrinya yang terlihat biasa-biasa saja memakai pakaian syar'i.

"Aku buru-buru!" balasnya singkat lalu kembali mengayunkan langkahnya meninggalkan Hanna yang termangu.

Wanita cantik itu menatap nanar ke arah makanan yang sudah ia tata tapi di atas meja makan.

Lagi dan lagi suaminya itu tak memakan masakannya. Selama enam bulan mereka menikah, namun, tak sekali pun Reza menyentuh makanan yang ja masak.

Pria itu hanya pulang untuk tidur dan keluar untuk bekerja. Tidak ada yang spesial dari pernikahan mereka.

Reza juga belum menyentuh Hanna sama sekali. Pernikahan mereka tampak bahagia di mata orang-orang. Namun, nyatanya tidak sama sekali.

Hambar dan hampa itulah yang Hanna maupun Reza rasakan.

"Kenapa kamu selalu bersikap dingin sama aku, Mas? Apa karena kamu tidak mencintai ku?" tanya Hanna pada dirinya sendiri.

Reza selalu memberikan nafkah lahir untuk Hanna. Akan tetapi, bagi seorang istri nafkah batin juga mereka butuhkan. Perhatian, sentuhan dan di manjakan sangat mereka harapkan.

"Aku harus bisa mengambil hati, Mas Reza. Wajar saja mas Reza cuek padaku karena kami tidak saling mengenal sebelumnya."

Hanna tersenyum cerah. Wanita itu akan terus berusaha mendapatkan hati suaminya.

***

"Gimana pernikahanmu sama si Hanna, Za? Pasti anget, dong. Secara Hanna itu istri idaman, udah cantik, Sholehah dan lulusan pesantren lagi! Ck … beruntung banget hidup mu, Za. Padahal kamu orangnya macam setan! Sholat malas, ke mesjid pun kagak!"

Hendri berdecak kesal, pria itu tak habis pikir. Bagaimana bisa pria yang tak kenal agamanya sendiri atau Muslim KTP seperti Reza mendapatkan istri sesempurna Hanna.

"Kalau kamu mau ya ambil aja tuh si Hanna! Asal kamu tahu, aku enggak pernah bahagia menikah dengannya! Dia itu sama sekali bukan tipe ku!" celetuk Reza dengan nada kesal.

Entah mengapa semua orang memuji Hanna istrinya. Semua orang selalu mengatakan dirinya beruntung mendapatkan Hanna.

Padahal menurutnya, Hanna lah yang beruntung mendapatkan sosok laki-laki seperti dirinya.

Kaya, tampan dan berpendidikan. Reza sangat menyukai wanita seksi, pintar dan tahu tentang dunia bisnis.

Sangat jauh berbeda dengan Hanna istrinya yang berpakaian tertutup, berasal dari kampung dan tidak tahu-menahu tentang dunia bisnis karena Hanna hanya lulusan SD.

Istrinya itu hanya paham akan ilmu agama bukan ilmu dunia.

"Wih, gila kamu, Za! Punya istri sesempurna Hanna masih enggak bersyukur!" Hendri menarik sudut bibirnya berbentuk senyuman sinis.

"Kamu tahu sendiri 'kan, Hen. Aku dan Hanna itu di jodohkan! Sampai sekarang pun aku gak cinta sama dia. Bagiku Hanna tak lebih dari noda hitam yang melekat di pakaian ku. Sudah permanen, tidak bisa di hilangkan lagi!"

"Kalau bukan karena bakti ku pada kedua orang tua. Sudah dari dulu aku tinggalkan Hanna!" ujar Reza jujur.

Pria itu tak memiliki perasaan apapun pada Hanna. Tidak ada perasaan berdebar-debar dan gugup saat berdampingan dengan istrinya itu.

Rasanya hambar, bahkan ada dan tiada Hanna, dia merasa akan baik-baik saja.

Degg.

Hanna memeluk erat kotak bekal yang ia bawakan untuk Reza. Mata wanita itu menganak sungai, tak pernah ia sangka akan mendengar kata-kata menyakitkan dari lisan suaminya sendiri.

Ternyata selama ini dia tak lebih hina dari noda hitam yang menempel di pakaian suaminya.

Apa salahnya? Apa kekurangannya?

Sehingga, suaminya tega berkata seperti itu pada temannya sendiri.

"Baiklah, Mas. Cukup sampai detik ini aku berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Percuma aku berusaha mendapatkan hatimu, kalau aku tak lebih dari noda hitam di matamu!"

"Akan aku tunjukkan apa noda hitam itu sebenarnya! Jangan salahkan aku berubah. Karena kamu sendiri yang telah membuat aku berubah!" gumam Hanna seraya menghapus air matanya yang mengalir di pipi.

Wanita itu segera berbalik pergi meninggalkan perusahaan suaminya. Dia bertekad untuk membuat suaminya itu menyesal karena telah melukai hatinya di depan umum.

*

*

*

Halo kakak … ketemu lagi di cerita author yang baru ini. Tolong dukung author dengan cara LIKE KOMENTAR VOTE DAN BERI RATING 5 YAH KAKAK 😘🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Mampir ke Novel Author juga 🥰🥰

Dia Menolak Ku

Reza yang sedang makan siang di dalam ruangannya pun merasa aneh. Dia seperti melupakan sesuatu, dahinya berkerut keheranan sehingga membuat Hendri sahabat sekaligus sekretaris nya bingung.

"Kamu kenapa seperti sedang memikirkan sesuatu?" tanya Hendri seraya menautkan alisnya sebelah.

"Aneh … biasanya di jam segini aku sudah mendapatkan pesan dari Hanna! Dia pasti akan bertanya sudah makan, jangan lupa sholat dan jaga kesehatan! Tapi, sampai detik ini aku belum mendapatkan pesan masuk!"

Reza mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu mengecek kotak pesan masuk, namun, ia tak menemukan pesan baru dari Hanna.

Tumbenan istrinya itu tidak mengirimkan pesan untuknya. Karena setelah Reza menikahi Hannah.

Pria itu kerap kali mendapatkan pesan yang berbunyi perhatian kecil dari Hanna seperti …

(Jangan lupa makan)

(Jangan lupa sholat)

(Jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak minum kopi)

(Aku masak makanan kesukaan Mas di rumah. Cepat pulang ya)

Masih banyak lagi pesan yang di kirimkan oleh Hanna. Pesan yang tidak berarti apa-apa bagi Reza.

Segitu banyaknya pesan dari Hanna tak sekalipun pria itu membalas. Bahkan, tak jarang dia membisukan pesan WhatsApp dari Hanna karena terlalu semak ponselnya.

"Mungkin dia lagi sibuk makanya tidak sempat mengirimkan mu pesan," balas Hendri santai seraya menyantap makan siangnya.

"Sibuk apanya? Dia itu cuma pengangguran yang gak bisa kerja apa-apa. Bisanya cuma bersihin rumah, masak, sholat dan mengaji! Bahkan, make up pun dia tidak bisa!" ujar Reza tersenyum mengejek teringat akan kepribadian Hanna.

Wanita sederhana yang sangat suka berdiam diri di rumah.

"Seharusnya kamu bersyukur dapat istri yang sempurna seperti Hanna. Tidak seperti ku yang punya istri wanita karir. Bahkan, sampai sekarang aku masih masak sendiri dan nyetrika sendiri!" celetuk Hendri berusaha menyadarkan Reza.

Berbeda dengan Reza yang mendapatkan istri rumahan. Hendri malah mendapatkan istri wanita karir. Bahkan, pria itu jarang bertemu dengan istrinya sendiri meski mereka tinggal satu atap.

Itu semua karena kesenjangan waktu kerja yang mereka miliki.

"Makanya, pakai jasa ART."

*

*

*

Reza melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya. Pria tampan itu merasa aneh karena tak melihat Hanna menunggu kepulangan nya.

Biasanya wanita itu akan menunggu nya di ruang tamu. Bahkan, tak jarang Hanna ketiduran di sofa karena lelah menunggu kepulangannya.

"Mungkin dia ketiduran di kamar," gumam Reza pelan seraya melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Pria itu masuk ke dalam kamarnya. Pria itu mematung melihat Hanna yang tidur di atas ranjang memakai celana hotpants dan tanktop satu tali.

Pertama kalinya pria itu melihat Hanna tidur memakai pakaian seksi. Biasanya wanita itu akan tidur memakai piyama panjang menutupi seluruh tubuhnya.

"Apa dia berniat menggoda ku?" tanya Reza pada dirinya sendiri.

Reza menggelengkan kepalanya cepat. Pria itu berusaha membuang pikiran kotor nya. Buru-buru Reza melangkah menuju kamar mandi.

Setelah membersihkan dirinya. Reza memakai celana pendek, dia membiarkan dadanya polos karena kebiasaan Reza yang tidur tak memakai baju.

Pria itu naik ke atas ranjang. Dia mengumpat kesal dalam hati ketika melihat Hanna menekuk satu lututnya dengan posisi tidur telentang.

"Aku tidak tahan lagi, Hanna. Salahkan kamu sendiri yang telah membuat ku bergairah malam ini," gumam Reza pelan.

Pria itu langsung menindih tubuh Hanna. Reza mengecup leher jenjang Hanna membuat wanita itu merasa terusik karena Hanna adalah tipikal orang yang gampang terjaga.

Mata Hanna terbelalak ketika melihat Reza menindih tubuhnya. Sesaat wanita itu terdiam menikmati sentuhan Reza.

Namun, kata-kata Reza tadi siang masih terngiang-ngiang di telinga nya.

Hanna tak lebih dari noda hitam.

Buru-buru wanita itu mendorong dada bidang Reza, sehingga membuat pria itu terjungkal ke samping.

"Kamu …"

"Aku ngantuk!" ujar Hanna dingin lalu tidur memunggungi Reza yang terkejut akan penolakan Hanna.

Mungkin bila Hanna tak mendengar kata menyakitkan itu. Dia akan merasa sangat bahagia melayani hasrat halal suaminya.

Namun, saat ini Hanna tak ingin bodoh. Dia tak mau bila tubuhnya di jamah oleh Reza yang telah menyamakan derajatnya dengan noda hitam pada pakaian nya.

Maafkan hamba ya Allah karena telah menolak melayaninya. Hamba sedang menata hati hamba yang telah di hancurkan olehnya batin Hanna menjerit memohon ampun.

Untuk pertama kalinya dia menolak ku dan untuk pertama kalinya juga dia berbicara dengan raut wajah dingin padaku? Apa yang terjadi? Kenapa dia berubah? batin Reza terkejut.

*

*

*

Rasain Mas Reza🤪🤪🤪🔪🔪 Emang enak di tolak 🌚🌚

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🙏🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Mengabaikan Tugas

"Ah …"

Nafas Reza naik turun, sejenak pria tampan itu memejamkan matanya setelah mengalami pelepasan menggunakan lima jarinya.

Kepala pria itu berdenyut nyeri karena penolakan Hanna. Dia tak menyangka wanita itu akan menolak sentuhannya.

"Ck … percaya diri sekali dia menolak ku! Siapa juga yang ingin menyentuhnya? Tadi, itu aku hanya khilaf dan untung saja dia menolak ku. Kalau tidak, pasti aku yang akan menolaknya di tengah-tengah permainan," gumam Reza sinis.

Pria tampan itu berdecih dalam hati. Dia merasa sangat kesal dengan Hanna. Berani sekali wanita itu menolak sentuhannya.

Setelah selesai membersihkan diri, Reza keluar dari kamar mandi kembali naik ke atas ranjang lalu tidur memunggungi Hanna.

*

*

*

Matahari terbit dari ufuk timur, suara dering alarm terdengar nyaring di telinga Reza. Memaksa kehendak pria itu agar segera membuka matanya.

"Ck … siapa yang hidupkan alarm?" Reza berdecak kesal lalu segera mematikan alarm.

Setelah itu Reza bangkit bersandar di tepi ranjang. Pria itu melihat ke seluruh sudut kamarnya mencari Hanna, namun, istrinya itu tak ada.

"Tumben dia tidak membangunkan ku," gumam Reza pelan lalu menguap.

Pria itu bangkit dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan dirinya.

Setelah selesai Reza menuju ruang ganti pakaian. Sejenak pria itu mengernyitkan dahinya heran saat menatap sofa di kamarnya kosong.

Biasanya Hanna selalu menyiapkan pakaian kantor untuknya, meski Reza tak pernah memakai pakaian pilihan Hanna karena baginya pilihan Hanna terlalu norak.

Bahkan, Reza secara gamblang mengatakan itu pada Hanna, tak peduli wanita itu sakit hati atau tidak karena perkataan nya.

"Ada apa dengannya hari ini?" tanya Reza pada dirinya sendiri.

Pria itu merasa heran dengan sikap Hanna yang sedikit berubah. Namun, pria itu buru-buru membuang pikiran tentang Hanna dari kepalanya.

Setelah selesai berpakaian kantor, Reza menuruni anak tangga. Sekali lagi pria itu mengernyitkan dahinya karena tak mencium aroma masakan dan tak mendengar suara centong bertemu dengan wajan.

Reza melihat Hanna duduk di sofa ruang tamu. Tampak wanita itu mengecat kuku nya.

Sejak kapan istri Sholehah nya itu mengecat kuku pikir Reza?

"Kamu nggak masak?" tanya Reza dingin.

"Enggak." Hanna menjawab tanpa menoleh ke arah Reza.

"Kenapa?" tanya Reza menautkan alisnya sebelah.

"Selama enam bulan kita menikah. Setiap pagi aku masak sarapan, tidak sekali pun kamu menyentuhnya. Jadi, buat apa aku memasak lagi? Cuma buang tenaga dan waktu saja!" ujar Hanna dengan nada sarkas menatap datar Reza sekilas.

Lalu wanita itu kembali mengecat kukunya.

Deggg.

Reza termangu mendengar kalimat sarkas dari lisan Hanna.

Kamu? Dia baru saja memanggilku dengan sebutan kamu batin Reza terkejut.

Pria itu tak mengeluarkan sepatah kata pun. Dia segera mengayunkan langkahnya keluar dari rumah. Pria itu mengepalkan tangannya erat, entah mengapa dia merasa sangat kesal dengan sikap Hanna hari ini.

"Mungkin dia sedang PMS," gumam Reza pelan.

Sebelum masuk ke dalam mobilnya. Reza menoleh ke belakang berharap Hanna mengantar dirinya bekerja seperti setiap pagi.

Namun, lagi-lagi Hanna tidak ada.

"Ah … apa peduliku? Mau dia cuek dan dingin itu bukan urusan ku," ketus Reza dengan nada kesal.

*

*

*

Hanna menangis setelah kepergian Reza. Wanita cantik itu sebenarnya tak sampai hati mengabaikan Reza dan tak melakukan kewajibannya sebagai istri.

"Ya Allah … maafkan hamba mu ini. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, suami hamba lah yang lebih dulu mendzolimi hamba dengan cara abai akan kewajibannya sebagai seorang suami!"

Kamu yang lebih dulu jahat!

Kamu yang lebih dulu mendzolimi ku!

Kamu yang telah memberikan noda hitam dalam pernikahan kita!

Pernikahan kita terasa hambar dan hampa. Kamu dingin bukan karena ada orang ketiga. Tapi, karena kamu tidak mencintai ku.

Aku bersumpah akan membuat kamu bertekuk lutut di hadapan ku, Mas.

Akan aku buat kamu menjilat ludah mu sendiri.

Aku akan membuat mu takut kehilangan ku.

*

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🙏🙏

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!