NovelToon NovelToon

Memulung Kejayaan

[S1] Sang Pewaris dan Kupu-Kupu Malam

Fragmen 1 : Sang Kayu

Namaku Kai Prayoga. Biasa dipanggil Kai.

Kai pada namaku bukan berasal dari Bahasa Jepang seperti yang disangkakan oleh banyak orang. Melainkan dari Bahasa Sunda yang memiliki arti kayu.

Aku memang hanyalah seorang remaja yang baru berusia 18 tahun. Namun berbeda dengan kebanyakan remaja seusiaku yang hidup tanpa beban pikiran. Diriku tumbuh dan berkembang dalam tempaan kehidupan yang penuh siksa juga hinaan.

Aku hanyalah seorang jelata miskin yang berprofesi sebagai pemulung. Sehingga sangatlah wajar jika dunia yang amoral ini menempatkanku di dasar sistem rantai makanan yang mereka usung.

Kalau bukan karena bimbingan serta perlindungan yang diberikan oleh Kakek Arya dan Bang Bonar, mungkin aku sudah mati jauh-jauh hari. Ditelan oleh kekejaman yang dimiliki oleh dunia yang amoral ini.

Namun...

Kini di atas sebuah kasur kayu yang berada di dalam gubuk tua. Kumenunduk sedih sambil memandangi foto Kakek Arya yang tersimpan di dalam dompet usang milikku.

Aku menggertakkan gigiku guna membendung air mata yang terus menerus mengalir dengan sangat deras. Karena sosok yang selalu melindungi sang kayu agar tidak menjadi arang kini sudah tiada.

...— x —...

Aku menangis dalam kadar tangis yang sama sekali tidak normal. Tangis yang bagiku sungguh tak pantas bagi seorang pria.

Dimana sosok pria menurutku adalah sosok yang diharuskan untuk tetap kuat saat menghadapi segala permasalahan yang ada di dunia. Sang pejantan yang diharuskan untuk menjadi benteng kokoh bagi orang-orang di sekitarnya.

Entah sudah berapa kali kucoba untuk menghentikan aliran air mata. Namun semuanya percuma. Bagiku seorang Arya Prayoga adalah seorang Kakek yang sangat luar biasa. Dia sudah merawat dan membesarkanku dengan sepenuh hatinya.

"Kakek... Kenapa kau tinggalkan aku?" ucapku tak sengaja.

...— x —...

Dalam derai air mata yang tak terputus. Kupandangi tas ransel usang yang kini telah berisikan seluruh bajuku.

Sejak kematian Kakek. Aku telah berubah menjadi pria lemah yang menghabiskan waktu dan energiku hanya untuk bersedih.

Sehingga demi kebaikanku sendiri. Aku memutuskan untuk pergi dari gubuk penuh kenangan ini.

Bagiku, memori yang tergores di dinding gubuk inilah yang menjadi penyebab segala kesedihan yang terus menerus kurasakan.

Setelah melalui pertimbangan yang cukup panjang. Aku berniat untuk mencoba peruntunganku yang baru di Desa Cijagung. Sebuah desa yang berada tak jauh dari Kota Bandung. Kota tempat aku berada saat ini.

Alasan utama kenapa aku memilih Desa Cijagung adalah karena desa ini memiliki sebuah tempat pembuangan sampah yang menampung sampah-sampah dari Kota Bandung dan sekitarnya.

Bagi seorang pemulung sepertiku, TPA Cijagung bisa dibilang merupakan salah satu pusat harta karun yang ada di dunia.

Walaupun aku tidak tahu apakah nantinya aku akan diizinkan untuk memulung sampah di sana, tapi aku sama sekali tidak merasakan ragu.

Bagi diriku yang berpenghasilan pas-pasan. Pertaruhanku ini bukanlah sebuah pertaruhan yang beresiko tinggi.

...— x —...

Kuberdiri menggendong tasku. Kuraba dinding kayu yang dimiliki oleh gubuk reot ini untuk terakhir kalinya.

'Kakek... Terima kasih atas delapan tahun yang membahagiakan ini...' bisikku tulus di dalam hati sebelum melangkahkan kakiku menuju tanah yang baru.

...— Bersambung —...

Fragmen 2 : Yin dan Yang

Kumelangkah perlahan sambil menggendong tas usang di salah satu pundakku.

Aku tersenyum penuh syukur karena takdir mempertemukanku dengan Kakek Arya dan juga Bang Bonar. Dua orang yang bertolak belakang bagaikan Ying dan Yang.

Jika Kakek Arya adalah Manusia bijak yang mana kebijakannya terkubur oleh status ekonomi yang mengkhawatirkan. Bang Bonar adalah Preman Pasar yang tenang dan tak mengenal rasa takut.

Tanpa kedua sosok itu. Tubuh ringkihku ini tak akan memiliki bobot pengetahuan ataupun ilmu bela diri yang memadai.

Mereka berdua adalah teman, orang tua, sekaligus guru yang saling melengkapi. Apabila Bang Bonar mengajarkanku ilmu bela diri, maka Kakek Arya membekaliku dengan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan.

...— x —...

Kakek memang hanyalah seorang pemulung sampah. Tapi Kakek merupakan orang yang berpengetahuan sangat luas. Tak ada satupun pertanyaanku yang tidak bisa dijawab olehnya.

Walaupun kata orang Kakek cuman orang tua yang sok tahu. Tapi aku tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.

Yang pasti...

Aku sangat suka mendengarkan berbagai penjelasan dari Kakek. Aku merasa sangat cocok dengan cara Kakek dalam bertutur.

Dan dari apa yang kurasakan. Kakek adalah satu-satunya orang yang selalu dapat menjelaskan segala sesuatu dengan begitu sederhana dan mudah untuk aku mengerti.

...— x —...

Aku memang tidak bisa menemukan bukti kalau apa yang dikatakan Kakek adalah benar. Tapi orang-orang nyinyir itu juga tidak bisa membuktikan kalau apa yang dikatakan oleh Kakek adalah salah.

Toh aku bisa merasakannya sendiri.

Melalui metode pengajaran yang Kakek berikan. Walaupun aku tidak bersekolah. Pengetahuanku tidaklah kalah bila dibandingkan dengan anak-anak seusiaku.

Bahkan banyak di antara mereka yang kunilai jauh lebih bodoh daripada diriku yang hanyalah seorang pemulung ini.

Sayangnya kini Kakek Arya sudah meninggal dunia. Dan Bang Bonar menghilang entah kemana. Tanpa mereka berdua aku adalah sebatang kara. Tak memiliki tempat berpulang ataupun tempat untuk berlindung.

Aku hanya berharap...

Jika langkah kaki yang kulakukan saat ini dapat menghapus rasa kehilangan setelah sampai di tanah perantauan. Menyimpan semua kenangan tanpa melupakan.

...— Bersambung —...

Fragmen 3 : Imperia

Apabila kehidupanku sebagai seorang pemulung miskin bisa diibaratkan sebagai hidup yang jauh dari kata ideal.

Maka kalau sekilas kita melihat bumi tempatku berpijak, kuyakin banyak dari kita yang akan merasa bila seluruh duniaku ini berjalan dengan amat sangat ideal.

...— x —...

Duniaku kini telah berhasil dikuasai oleh sebuah kekaisaran raksasa yang disebut Imperia. Dan mata uang yang digunakan pun hanya satu jenis mata uang saja. Namanya adalah Haipur.

Sekarang coba kita bayangkan...

Saat seluruh dunia hanya memiliki satu pemerintahan, satu hukum undang-undang, dan satu mata uang. Tentu tidak akan ada lagi yang namanya peperangan dan juga perebutan kekuasaan di atas muka bumi ini bukan?

Dan dunia yang seperti ini tentu merupakan dunia yang sangat ideal di mata banyak orang.

Tapi ternyata...

Duniaku hanya bisa terlihat ideal apabila dilihat secara sekilas di permukaannya saja.

Karena yang namanya manusia tetaplah manusia. Makhluk yang mudah terkontaminasi oleh racun kekuasaan. Tidak terkecuali dengan Imperia dan juga para petingginya.

Perlahan tapi pasti. Imperia berubah menjadi pemerintahan korup yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri.

...— x —...

Tak lama setelah menjadi penguasa dunia. Dengan menggunakan Hak Azazi Manusia, Imperia memberikan semua orang hak yang sama untuk mendirikan kerajaannya sendiri.

Padahal...

Kebijakan yang diberlakukan Imperia ini memiliki tujuan untuk melanggengkan mereka di puncak kekuasaan dunia.

Bayangkan!

Semua orang. Tidak peduli dia baik ataupun jahat. Pintar ataupun bodoh. Selama dia bisa menggalang cukup pengaruh dan kekuasaan. Maka dia dapat mendirikan kerajaannya sendiri.

Alhasil...

Seluruh dunia jadi terpecah belah. Banyak sekali kerajaan kecil yang bermunculan di muka bumi ini.

Dan dengan terlalu banyaknya kerajaan yang muncul, tentu gesekan kepentingan menjadi sangat mudah untuk terjadi.

Para Raja kecil itu pada akhirnya terus bersiasat dan bertikai satu sama lain demi memperluas atau sekedar menguatkan pondasi kekuasaan mereka.

Lupa kalau di atas mereka ada penguasa sebenarnya yang bernama Imperia.

Dan kebijakan ini benar-benar ampuh. Imperia sudah berada di puncak kekuasaannya lebih dari satu milenial lamanya.

Ah... Hak Azazi Manusia...

Sebuah istilah yang selalu dijadikan alasan untuk menggemboskan kemampuan manusia. Melanggengkan kejayaan penguasa yang sebenarnya.

...— x —...

Berantakannya sistem politik di seluruh dunia tentu saja berdampak pada kondisi seluruh rakyat yang tak berdosa.

Karena saat seluruh Fir'aun kecil sibuk memikirkan kekuasaan mereka sendiri, maka otomatis mereka semua tak akan mempedulikan apa yang terjadi dengan rakyatnya.

Sehingga kehidupan masyarakat di tingkat akar rumput menjadi begitu kacau. Tingkat kemananan menjadi sangat rendah. Para penjahat bertebaran. Hukum rimba pun berlaku.

Mereka yang berderajat tinggi seakan memiliki hak untuk menindas mereka yang berderajat rendah.

...— x —...

Sebagai seorang pemulung yang miskin dan juga lemah. Aku pada akhirnya harus menerima nasibku saat ditempatkan di dasar rantai makanan dunia.

Dimana aku kerap ditindas dan diperlakukan dengan semena-mena oleh hampir semua orang yang kutemui.

Bahkan, tak sekali dua kali aku hampir meninggal dunia karena penindasan dan kesemena-menaan yang kerap kualami.

Apakah sekarang kita masih berpendapat kalau dunia seperti ini merupakan dunia yang ideal?

...— Bersambung —...

[S1] Sang Pewaris dan Kupu-Kupu Malam

Fragmen 4 : Motivasi Bodong

Aku tak pernah lupa akan salah satu wejangan dari Kakek Arya di antara beribu wejangan lain yang pernah disampaikannya.

Beliau bilang kalau hanya ada tiga cara untuk mencapai puncak kejayaan di dunia yang berantakan ini. Yang pertama adalah dengan menjadi seorang Raja. Yang kedua adalah dengan menjadi seorang Pedagang. Dan yang ketiga adalah dengan menjadi seorang Mafia.

Dimana untuk menjadi ketiganya, kita harus memiliki setidaknya salah satu dari tiga buah kemampuan. Yakni kemampuan dalam bersiasat politik, berbisnis, dan juga kemampuan untuk menebarkan rasa takut.

Dan entah kenapa...

Kakek selalu mengatakan kalau dia merasa bila aku memiliki bukan salah satunya. Tapi ketiga kemampuan itu secara bersamaan.

Sehingga tak heran jika dia tampak begitu yakin setiap kali mengatakan kalau aku dapat menjadi apapun yang kumau. Semuanya hanya tinggal menunggu waktu.

Ah...

Ingin sekali aku mempercayai apa yang Kakek Arya yakini. Tapi setelah menjalani pahitnya kehidupan ini. Aku simpulkan kalau Kakek hanya mencoba untuk memberikanku motivasi agar aku tidak menyerahkan nyawaku sebelum mencoba dan berusaha rnenggapai cita-citaku.

Sebuah motivasi bodong yang tak memiliki dasar.

Padahal...

Bagi manusia rendahan seperti diriku saat ini, sekedar untuk bertahan hidup dan dapat terus berusaha di dunia yang amoral ini pun aku sudah sangat bersyukur.

...— Bersambung —...

Fragmen 5 : Fvck!

Enam jam berlalu sejak kutinggalkan Kota Bandung. Aku tak tahu berapa lama lagi aku akan sampai di Desa Cijagung.

Yang pasti aku sadar kalau perjalananku kali ini akan menghabiskan waktu yang sangat lama karena aku pergi ke Cijagung dengan cara berjalan kaki.

Padahal seandainya aku menggunakan kendaraan. Mungkin aku sudah sampai di Cijagung sejak dua jam yang lalu dan tidak perlu ku berlama-lama berjalan melalui hutan belantara ini.

Aku kini merasa lelah. Tapi aku tahu kalau setelah melewati area hutan ini, aku akan sampai di sebuah daerah pariwisata yang cukup ramai.

Walaupun aku tidak memiliki uang buat menyewa penginapan, kupikir aku bisa menumpang tidur sebentar di pom bensin.

Kalaupun nanti aku tidak bisa makan. Dengan meminum sedikit air keran dan tidur sebentar, setidaknya itu dapat sedikit memulihkan staminaku.

Yah... Begitulah harapanku.

...— x —...

Beberapa menit kemudian. Di tengah konsentrasiku yang semakin melemah karena lelah, aku mendengar suara teriakan mobil sport mewah yang datang mendekat dengan sangat cepat.

Kumenoleh ke belakang hingga kulihat mobil itu sedang lepas kendali. Bergoyang ke sisi jalan lalu menerobos seluruh ilalang dan semak belukar yang menghalangi.

Aku mematung tak bergerak saat dalam sekejap mobil itu sudah berada di jarak yang sangat dekat dengan tubuh kurusku.

Ckiiit! Duagh!

Mobil sport mewah itu menabrak tubuh kurusku hingga terpental jauh sekali. Berguling belasan kali sebelum terjerembab di antara ilalang tinggi.

Ckiiit!

Mobil itu berhenti tak jauh dari tempatku terbaring dengan tubuh penuh luka.

Ckrek!

Seorang wanita cantik berusia setengah baya dengan setelan gaun seksi keluar dari salah satu sisi mobil. Rona wajahnya begitu merah. Entah karena dia panik ataukah karena sedang mabuk berat.

"Itu manusia Yang! Bukan binatang. Kita nabrak orang!" ujar wanita itu memberitahukan sosok yang berada di dalam mobil.

"Masuk Yang! Kita harus pergi!" sebuah lengan muncul dari dalam mobil. Menarik kuat gadis tersebut hingga masuk kembali ke dalam mobil.

Brug!

Pintu mobil ditutup dengan kasar.

Ckiiit! Vrooom…!

Mobil mewah itu kembali menjerit meninggalkan posisinya dengan kecepatan sangat tinggi.

Bajingan!

Aku baru saja ingin memulai jalan hidupku yang baru. Tapi sekarang aku malah mulai memasuki pintu gerbang kematianku.

Akh...

Apakah memang aku harus menyusul Kakek Arya dengan cara seperti ini? Bertemu dengannya tanpa membawa bukti akan segenggam prestasi?

Argh... Fvck!

...— Bersambung —...

Fragmen 6 : Terkoneksi Sistem

Mobil sport itu langsung menghilang meninggalkan hutan. Pergi tanpa sedikitpun memeriksa apakah orang yang mereka tabrak barusan masih hidup ataukah sudah mati.

'Hei… Jangan pergi!' teriakku.

Sayangnya, tak ada satupun aksara yang dapat menggetarkan pita suara. Tak ada gerakan yang dapat memberikan tanda.

Aku sudah terlalu lemah. Tergolek pasrah dalam batas antara hidup dan juga mati.

Belasan menit meregangkan nyawa di antara semak belukar dan ilalang. Seharusnya membuatku menyerah membiarkan nyawa pergi menghilang.

Namun aku tidak mau menyerahkan nyawaku kepada malaikat maut begitu saja. Aku tidak rela bila harus mati hari ini. Aku tidak rela bila harus kehilangan nyawa setelah hidup dengan hanya berbalut selimut duka dan juga derita.

Aku hanya memperbolehkan diriku untuk mati setelah aku berhasil menggapai seluruh impian-impian konyolku. Hidup kaya raya, berkuasa, dan dikelilingi banyak wanita.

Bukankah Kakek pernah bilang kalau aku bisa mencapai semua angan dan cita? Bukankah Kakek pernah bilang kalau semua itu hanya tinggal menunggu waktu saja?

Aku masih belum menyerah.

Entah sudah berapa kali kucoba mengerahkan seluruh tenaga untuk berteriak meminta pertolongan. Tapi yang bisa kulakukan hanyalah berkedip tanpa gerak ataupun suara.

Ah... Habis sudah harapanku.

Kalau aku tidak bisa memberikan tanda. Tentu tubuhku yang tersembunyi di antara ilalang tinggi tak mungkin dapat ditemukan lagi.

Tolonglah…

Aku tahu betapa tidak berharganya diriku ini. Aku tahu kematianku tak akan membuat satu orangpun menangis karena merasa kehilangan.

Tapi...

Kakek Arya sudah berhasil membuatku merasa yakin kalau aku memang ditakdirkan untuk bisa meraih seluruh impianku.

Jadi tolong berikan aku sedikit tambahan waktu yang akan membuatku dapat mencapai seluruh impian bodohku itu.

Aku yang selama ini hanya berjuang menggunakan tenagaku sendirian. Akhirnya melayangkan kalimat permohonan kepada kekuatan terbesar yang dimiliki oleh alam semesta. Sebuah kekuatan pengabulan doa.

Namun...

Seperti yang biasa terjadi selama ini. Doa yang terucap tak kunjung juga terjawab.

Hingga perlahan semuanya menjadi abu. Seluruh darah yang mengalir dari kepalaku tak lagi terasa hangat. Nyawa mulai enggan untuk bersemayam di dalam tubuhku. Berniat untuk pergi sesaat lagi.

Ah... Sial!

Tolong...

Tolonglah...

Biarkan aku tetap hidup!

Kumohon...

Aku merengek meminta bantuan pada kuasa tak kasat mata. Hanya inilah usaha terakhir yang bisa kulakukan.

Tring!

Suara bel notifikasi ala aplikasi smartphone terdengar di telingaku. Apakah ini suara dari lonceng penanda kematian?

[Selamat Tuan! Tekad kuat dalam doa yang Tuan panjatkan telah berhasil membuka tabir rahasia terbesar yang dimiliki oleh Alam Semesta.]

Suara siapa itu?

[Jangan takut Tuan. Aku adalah sistem. Sebuah rahasia terbesar yang dimiliki oleh Alam Semesta.]

[Tuan adalah kandidat yang tepat untuk menjadi Host dari Sistem.]

Sistem, Host, rahasia Alam Semesta Bukankah itu hanya ada di novel, manga, atau anime saja?

[Apakah Tuan bersedia untuk menjadi Host dari Sistem?]

[Bila Tuan bersedia, Sistem akan membantu Tuan agar bisa menjadi sosok yang luar biasa.]

[Tapi jika Tuan menolak, maka tentu saja Tuan akan mati tidak lama lagi.]

'Aku tak mengerti dengan semua yang kau katakan. Tapi aku bersedia!'

'Aku bersedia menjadi apapun juga asalkan aku tetap bisa hidup. Asalkan aku tidak mati,' jawabku dalam nada keputusasaan.

[Subjek bersedia menjadi Host dari Sistem.]

[Singkronisasi dimulai.]

[Singkronisasi selesai.]

Tring!

[Sistem telah terkoneksi sepenuhnya dengan Host.]

Apa... Apakah ini nyata?

Semua rentet kejadian ini terlalu cepat dan terasa aneh.

Tadi pagi aku merupakan seorang pemulung miskin. Beberapa menit yang lalu aku berada dalam garis batas antara hidup dan mati. Dan kini tiba-tiba sebuah suara gaib memberitahukan kalau aku akan dibantu oleh Sistem agar mendapatkan kejayaanku seperti di cerita fantasi.

Aku tak bisa lagi membedakan mana yang nyata dan mana yang khayalan. Tapi semoga saja ini benar! Aku mulai merasa lelah setelah terus menerus hidup dalam kesulitan dan juga kesialan.

Karena bila ini semua kenyataan, maka kisah hidup seperti di dalam novel fantasi akan segera kualami. Memulung seluruh kejayaan yang kuimpikan dengan berbagai kemudahan.

...— Bersambung —...

[S1] Sang Pewaris dan Kupu-Kupu Malam

Fragmen 7 : Avatar

Seketika setelah aku berhasil terkoneksi dengan sistem, aku merasakan diriku kini sudah tidak lagi berada di antara ilalang.

Tubuhku yang lemah tak berdaya karena terluka parah kini sudah berpindah ke dalam sebuah dimensi kekosongan yang serba putih.

'Dimana aku?' kubertanya-tanya dalam hatiku.

Kuperhatikan kedua tanganku yang kini berwarna putih dan tampak seperti gumpalan awan.

Loh... Kok begini?

Kuperhatikan seluruh tubuhku dengan lebih seksama.

Ternyata tubuhku sudah tidak memiliki bentuk selayaknya manusia lagi. Aku kini hanyalah segumpal awan putih yang melayang-layang dan tak memiliki wujud.

Apakah aku kini adalah sebuah roh halus?

Apakah saat ini aku sudah benar-benar mati?

Apakah berbagai suara yang tadi kudengar hanyalah khayalan dan harapanku semata?

[Tenanglah Tuan. Saat ini Tuan belum mati. Tuan sedang berada di dalam Limbo. Sebuah alam yang terletak pada batas antara alam nyata dan juga alam arwah. Tuan saat ini berwujud roh karena tubuh Tuan sudah tak layak lagi.]

Aku terdiam masih belum sepenuhnya percaya dengan apa yang sedang kualami. Namun di lain sisi aku pun bersyukur karena aku belum mati.

'Apa maksudmu dengan tubuhku yang sudah tak kayak lagi?' tanyaku pada Sistem.

[Tubuh tuan sudah hancur berantakan. Tidak bisa digunakan lagi.]

Ternyata kondisi tubuhku separah itu setelah tertabrak barusan. Pantas saja barusan aku begitu kesulitan untuk menggerakkan tubuhku.

[Sekarang Tuan terlebih dahulu harus memilih avatar baru untuk menggantikan Tubuh lama Tuan.]

'Avatar baru? Apakah maksudmu ini semacam membuat karakter baru di dalam sebuah game?'

[Bisa dikatakan begitu Tuan. Silahkan Tuan pilih salah satu dari lima avatar yang paling cocok dengan jiwa Tuan berikut ini.]

Lima buah patung lilin ultra realistis langsung muncul dihadapanku. Semua sosok patung lilin itu tidak berpakaian.

'Yang paling cocok denganku?' Aku bertanya pada sistem tanpa bersuara.

[Ya. Seperti golongan darah dan DNA. Seluruh avatar ini adalah yang paling cocok dengan jiwa Tuan.]

Jadi aku tidak bisa berkreasi membuat avatar baruku dengan bebas dari nol?

[Maaf Tuan. Tapi hanya lima pilihan ini saja yang dapat ditawarkan oleh Sistem.]

Ah... Berarti setelah memilih avatar ini, aku akan menjadi sosok baru yang tidak akan dikenali oleh para kenalanku di masa lalu.

Haha... Sudahlah...

Toh selain Bang Bonar, tak ada satu orangpun yang peduli dengan diriku. Apabila aku ditakdirkan untuk bertemu dengan Bang Bonar setelah menggunakan avatar baru, aku tinggal menjalin hubungan baik dengannya kembali.

Aku lalu pandangi kelima avatar yang mana semuanya memiliki paras yang tampan.

Ukiran otot yang dimiliki oleh avatar-avatar tersebut memancarkan kegagahan khas seorang pria yang pastinya akan membuat seluruh wanita terpesona.

'Kalau pilihannya bagus-bagus semua kayak gini sih... Yang mana aja juga boleh sebenarnya,' celetukku jujur.

[Silahkan gunakan waktu anda Tuan. Tidak usah tergesa-gesa.]

'Emangnya nggak bisa kalau kau pilihkan saja satu untukku?'

[Maaf Tuan. Sistem tidak mau bertanggung jawab atas seluruh keputusan yang Tuan buat. Oleh karena itu Sistem tidak bisa memilihkan. Urusan pilih memilih. Sistem serahkan sepenuhnya kepada Tuan.]

'Hmm... Kalau begitu... Aku pilih yang ini.'

Aku menunjuk avatar yang berkulit gelap khas orang timur. Rambutnya yang keriting ditata dengan model cornrow sehingga tampak lebih rapih.

Wajah avatar ini pun sangat tampan dengan ukiran otot yang sangat menawan. Dan yang paling penting, avatar ini memiliki barang yang paling bagus dari semuanya. Paling besar dan juga panjang.

[Avatar telah dipilih.]

[Tuan akan meninggalkan Limbo sesaat lagi.]

[Bersiaplah.]

Cahaya yang begitu terang seketika menyilaukan penglihatanku. Membuatku secara tak sengaja memejamkan mataku.

...— x —...

Perlahan aku membuka mataku seakan baru terbangun dari mimpi sambil berdiri. Aku kini berada tepat di antara ilalang. Tempat aku meregangkan nyawa barusan.

Tanpa berlama-lama, aku langsung mengecek kondisi tubuh baruku dengan memandangi kulit tanganku yang telah berubah menjadi gelap.

Aku tersenyum puas.

Apa yang kulihat menjadi bukti bahwa apa yang kualami bukanlah mimpi. Aku yakin kalau aku benar-benar telah diberikan kesempatan untuk melanjutkan hidupku kembali dengan didompleng oleh kekuatan dari Sistem.

Aku lalu dengan isengnya mencoba untuk mengintip batang keperkasaanku dengan cara menarik karet celana yang tengah kukenakan.

'Ah... Ini sesuai ekspektasiku!'

Aku melihat ukuran singkong yang jauh lebih besar dari yang kumiliki sebelum dibawa oleh Sistem ke alam Limbo.

'Mulai hari ini namamu adalah Dino,' ujarku puas dalam hati pada sang batang perkasa.

'Eh! Tunggu dulu!"

Aku lalu memperhatikan dengan seksama kondisi tubuhku yang lain. Aku rabai kepalaku, perutku, lalu bahu dan juga lenganku.

'Sistem! Kemanakah otot-otot menawan yang dimiliki oleh avatar ini?! Dan kenapa rambutku kribo begini?! Bukankah tadi model rambutnya adalah cornrow?' tanyaku pada Sistem dengan nada protes.

[Yang Tuan lihat barusan adalah contoh apabila avatar sudah dalam kondisi yang sangat ideal. Sedangkan tubuh avatar ini telah mengadaptasi kondisi dari tubuh Tuan sebelumnya.]

[Oleh karena itu, sekarang Tuan berwujud pemuda kurus dan juga kering. Persis seperti orang yang kurang gizi.]

Aku hanya diam mendengar penuturan jujur yang disampaikan oleh Sistem. Aku tak bisa membantah. Sistem pasti memiliki alasan di balik ini semua.

[Tapi tenang saja. Seiring waktu, apabila Tuan bersedia untuk berlatih. Avatar ini nantinya bisa mencapai kondisi tubuh yang ideal seperti yang dicontohkan barusan.]

'Ah... Jadi memang kau tidak akan membiarkanku untuk mendapatkan semua itu dengan mudah ya?'

[Sistem Alam Semesta tidak suka dengan manusia pemalas. Oleh karena itu, sistem tidak akan memberikan keuntungan apapun apabila Tuan hanya bermalas-malasan.]

'Tapi untuk wajahnya. Apakah dia tampan?' Aku terpaksa bertanya karena aku tidak membawa cermin.

[Tentu saja Tuan. Walaupun bertubuh kurus kering. Tapi Tuan saat ini tetaplah tampan.]

Syukurlah...

Aku memang adalah seorang pemulung yang miskin. Tapi aku tahu kalau aku terlahir dengan wajah yang cukup tampan. Aku tidak rela kalau wajahku mengalami degradasi kualitas setelah terkoneksi dengan Sistem.

Aku coba untuk menggerak-gerakkan tubuh baruku. Walaupun tubuh ini tidak memiliki postur yang ideal. Tapi ternyata tubuh ini terasa begitu ringan saat digerakkan.

Ditambah lagi, dengan sembuhnya seluruh luka parah yang kuderita sebelumnya. Tubuh ini terasa begitu nyaman.

[Tentu saja Tuan akan merasa nyaman dengan avatar baru ini. Tubuh Tuan saat ini fresh seperti baru.]

Dari nada suaranya, aku tahu kalau Sistem tengah menyombongkan dirinya sendiri.

Aku merasa puas. Walaupun aku belum menguasai Sistem sepenuhnya. Tapi akibat dari keajaiban yang kualami, aku merasa kalau kini aku memiliki harapan untuk menggapai masa depan yang sempurna.

Tanpa kemiskinan. Tanpa penindasan. Dan tanpa penderitaan.

Oh... Nasib baik... Tunggulah aku...

...— Bersambung —...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!