NovelToon NovelToon

Mengejar Cinta Pak Ustad

Gara - Gara Satpol PP

Di teras belakang terlihat seorang gadis sedang mengutak - atik motor, alat - alat berserakan dimana - mana,

"May??" Panggil seseorang kepada gadis yang sedang membenahi motor di teras belakang, ya gadis itu bernama Maysa Muzayana

"Apa?" Sahut Maysa tapi dengan pandangan tetap fokus dengan motor yang ada di depan nya

"Itu motor kenapa di utak-atik lagi? jangan bilang kamu mau ikut balap motor lagi!!" Tuding Sasya kakak perempuan dari Maysa

"Hehe... kakak jangan bilang sama ayah ya" Ucap Maysa yang langsung berdiri dan hendak memegang kedua tangan kakak nya menggunakan tangan nya yang kotor penuh dengan oli motor

"Aaaaaaakkk...!!!" Teriak Sasya sambil berjalan mundur dan menepis tangan Maysa

"Jauh-jauh!!" Sambil mengibas-ngibas kan tangan nya supaya Maysa tidak menyentuh nya, Maysa malah tersenyum jahil dan terus saja berusaha menyentuh kakak nya

"Pokok nya kakak janji dulu jangan sampai ayah tau" Maysa masih berjalan maju berusaha menggapai sang kakak sedangkan Sasya berjalan mundur sambil terus menghindar

"Ok ok kakak janji!!" Ucap Sasya sambil mengacungkan dua jari nya, Maysa senang sekali karena selalu mendapat dukungan dan bantuan dari kakak nya gadis dengan tangan belepotan oli itu pun langsung memeluk kakak nya saking seneng nya

"Makasih ya kak, kakak paling ngerti aku" Ucap nya, Sasya yang dipeluk oleh sang adik merasa sedikit haru dihati nya "CUP!!" Maysa mencium pipi kakak nya dan berlari masuk ke dalam rumah, sedangkan Sasya yang sadar baju nya terkena oli dari tangan Maysa pun berteriak

"Maysaaaaaaaa!!!!"

"Nanti kalau menang kita shopping!!!" Sahut Maysa yang sudah sampai di lantai dua

Mau tak mau Sasya membereskan peralatan yang berserakan di teras belakang karena ia tak mau jika ayah atau pun bunda nya sampai tau jika adik nya mulai mengikuti balap liar lagi

Maysa yang berada di lantai dua sedang bersiap-siap ia mengenakan serba hitam celana jens hitam, kaos hitam, jaket kulit hitam, tak lupa ia menggunakan hijab dan cadar untuk menutupi identitasnya asli nya

Maysa memang sering mengikuti balap liar tapi bukan semata-mata hanya untuk kesenangan melainkan demi cuan, Maysa ini walau pun masih duduk di bangku SMA dia berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sepele nya dengan uang nya sendiri

"Sudah siap?" Tanya Sasya yang melihat Maysa berjalan menuruni anak tangga

"Iya, ayah sama bunda belum pulang kan?" Maysa balik bertanya dan mendekati Sasya untuk berpamitan

"Belum, tapi palingan sebentar lagi" Baru saja Sasya mengatakan kalau kedua orang tua nya belum pulang tiba - tiba terdengar klakson mobil dari arah depan rumah mereka "TIN-TIN" Kedua kakak beradik itu pun langsung saling pandang dengan mata terbelalak

"Itu?? mobil ayah apa bunda??" Tanya Maysa

"Entahlah siapa pun itu kamu cepetan keluar lewat pintu belakang aja, motor jangan di nyalain!! didorong aja biar kakak yang buka in pintu depan" Ucap Sasya sambil mendorong adik nya untuk bergerak cepat mendekati pintu belakang

Sasya membuka kan pintu depan dan menyambut bunda nya yang baru saja turun dari mobil dengan salim dan mencium tangan bunda nya

"Anak bunda" Ucap bunda tersenyum seraya membelai pucuk kepala Sasya

"Bunda capek? sini biar Sasya bawa kan tas bunda" Sasya meraih tas dokter yang masih tergeletak di jok belakang mobil

"Bunda tadi gimana? ada banyak pasien kah?" Sasya bertanya sambil menggandeng bunda untuk segera diajak masuk kedalam rumah

"Iya lumayan" Jawab bunda dengan senyuman di wajah nya.

Bunda bersama anak sulung nya masuk kedalam rumah sedangkan si bontot atau Maysa mendorong motor besar nya melewati gang samping rumah nya, ketika ia samapi di depan rumah dilihat nya pintu rumah sudah tertutup, itu pertanda bunda sudah ada didalam rumah, dengan cepat Maysa mendorong motor nya sampai di gerbang depan dan baru men starter motor Kawasaki Ninja hitam nya

...\••••••°°°•••••...

Di lokasi balapan sudah banyak anak-anak muda dengan berbagai model motor khas nya anak-anak motor

"Tumben amat ini ngadain acara beginian jam segini? apa nggak takut di grebeg?" Seorang cewek bernama Luky dia salah satu peserta balap motor

"Lah lo takut? kalau takut udah sono pulang!!" Sahut Anita

"Takut? temen lo kali yang takut udah hampir setengah jam ini kita nunggu si BLACK ANGEL kalian!! apaan sih nama nya segala di kasih samaran, biar apa coba?" Nyinyir Luky

"Ya biar kalau kalah nggak malu lah... hahahhahhaha... " Sahut Dewi teman Luky dan disambung dengan tawa mereka

"HEH!! BACOT!! Jaga tu mulut!! kalau gak, gua tampol ni pake kenalpot!!" Anita mulai emosi karena sahabat nya diremehkan oleh team lawan

"Udah biar in aja!! hemat battrey! awas ntar low pas acara udah mulai, hehe... " Ucap Nando berusaha menenangkan Anita

Sebuah motor dengan pengendara nya yang serba hitam berhenti langsung di depan tanda star Anita yang menyaksikan nya pun langsung teriak histeris

"WOOOOOOOOOOO!!!! YOU ARE MY ANGEL!!" Teriak Anita yang mengetahui kalau yang baru datang adalah Maysa, karena dia paham betul dengan stylish dari sahabat nya itu, Maysa yang mendengar nya pun hanya mengacungkan jempol dari tempat nya

"Tuh kan dia datang, memang dia itu penuh dengan kejutan" Nando dengan sedikit senyuman melihat Maysa yang sudah stay digaris depan

"Tuh yang lo tunggu udah datang!! mending lo siapin tu mental lo biar nggak nangis ntar kalau kalah" Ucap Anita dengan nada yang judes

Luky dan teman - teman nya pun memilih untuk berjalan meninggalkan Anita dan bersiap-siap

Balapan pun dimulai

"3... 2... 1...!!!!" Aba-aba pun sudah terdengar semua peserta sudah tancap gas dan melaju dengan kecepatan tinggi

Maysa masih di garis star ia diam-diam mencari jalan nya

"Itu BLACK ANGEL ngapain? kok nggak jalan? waaah aku udah taruhan banyak buat dia loh, wah bisa rugi banyak aku" Cetus salah seorang fans nya Maysa

"Diem lo gk tau siapa dia, lo baru kali ini kan nonto dari awal dia datang" Sahut Anita

"Heh apa an, mana bisa dia menang dengan diem aja disitu" Ucap salah seorang fans dari Luky

Anita menghitung mundur waktu

"3, 2,1 SEKARANG!!!" Dia berteriak dan saat itu pula Maysa menancap Gas dan melepas rem nya. Dengan kecepatan penuh ia meliuk - liuk membalap satu persatu pembalap yang ada di depan mata nya

Saat ini Luky berada di posisi tiga, ia sempat menoleh kebelakang dan senyuman sinis terkembang dibalik helem nya

"Heh black angel kata nya, mana? sampai disini belum bisa menyusul ku" Sombong nya ia bergumam ditengah-tengah balapan.

Tak lama dari ia bergumam bagai tersambar angin "WUUUUSSSSS!!!" Motor Luky oleng dan ia berhenti di pinggiran trek, akhir nya ia tersalip oleh beberapa pembalap yang lain nya

"Apa itu??" Dalam keadaan seperti orang habis kecopetan dipinggir jalan Luky bertanya - tanya, ia pun segera menyalakan motor nya dan kembali mengejar ketertinggalan nya

tak lama kemudian headset yang ia pakai ada suara "Luky kamu dimana ini black angel sudah hampir sampai garis finis" Mendengar kata itu dari headset yang ia pakai, Luky pun mengejar dan menyalip beberapa pengendara

Maysa masih dengan fokus nya ia sekarang sudah berada di garis depan kemudian melewati garis finis

"Wooooohhhh.... BLACK ANGEL I LOVE YOU!!" Teriakan semua fans Maysa terdengar sangat riuh, Maysa yang baru saja menghentikan motor nya langsung disambut banyak fans nya dan mengangkat nya tinggi-tinggi, kegiatan seperti itu sudah biasa bagi nya setiap kali melewati garis finis dan berada diurutan pertama, tapi masih saja terbesit senyum melegakan dibalik cadar hitam nya

"Kak besok kita shopping" Batin nya dibalik senyuman nya

Maysa menerima hadiah utama berupa uang tunai sebesar Rp1. 000.000,00 dan piala juara satu

Ada juga sebagian fans nya yang memberikan bingkisan semacam parcel, coklat kesukaan Maysa, bahkan ada juga yang memberikan buket bunga

"Kak boleh minta foto bareng nggak??" Ucap salah seorang fans Maysa

"boleh-boleh sini!!" sahut Maysa sambil merangkul bahu cowok yang meminta foto bareng "Cekrek-cekrek-cekrek"

Nando yang melihat nya pun langsung memisahkan Maysa dari fans nya

"Maaf ini sudah saat nya untuk Black Angel istirahat kalian tau kan tadi dia mengerahkan seluruh tenaga nya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan tidak mengecewakan kalian, jadi mohon maaf biar dia istirahat dulu ya" Ucap Nando yang berusaha membubarkan fans Black Angel dengan nada yang cukup sopan dan halus, Maysa tersenyum melihat tingkah sahabat nya yang sangat peduli pada nya itu

"Ok fans!! see you again!!" Teriak Maysa kepada para fans nya sambil melambaikan tangan nya, semua fans pun bubar.

Maysa di ikuti oleh Nando berjalan kearah mobil Anita

"Gua nitip ini semua ya di mobil lo, bawa pulang aja, besok coklat nya kita bagi-bagi sama temen-temen satu kelas" Kata Maysa kepada Anita karena Anita lah yang membawa mobil sedangkan Nando hanya nebeng Anita

"Lah lo nggak sayang apa sama pemberian fans-fans lo ini??" Kata Anita karena selama ini Maysa hanya membawa pulang piala dan uang nya saja sedangkan pemberian para fans Anita lah yang menyimpan nya

"Gua nggak ada tempat!! nah kita simpan di basecamp aja!! iyah...kita simpan di sana ok!!" Ucap Maysa sambil menepuk bahu Anita

"Lah kan basecamp kita di rumah Anita" Sahut Nando

"Lah iya May, sama aja bohong dong, sama aja aku lagi yang nyimpan barang-barang kamu ini" Gerutu Anita yang merasa sudah terlalu banyak menyimpan barang-barang pemberian fans nya Maysa

"Hehe ya mau gimana lagi ya" Maysa nyengir kemudian ia mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan dan diberikan kepada Anita dan Nando

"Nih buat kalian, makasih yah sudah support, tanpa kalian aku nggak ada mental" Ucap Maysa

"Apa an sih, kita itu hanya bisa dukung kamu dari luar arena, selebihnya kamu emang bisa" Kata Anita

"Jangan terlalu merendah" Sambung Nando

"Ya udah aku duluan ya, sudah ditunggu akak bukan ayang hahhaha" Ucap Maysa sambil menaiki motor dan men starter nya

"Heh dasar!! hahahha" Sahut Nando dan Anita bersamaan

belum sampai menjalankan motor tiba-tiba terdengar suara sirine polisi

"Wiiiiiuuuuuu-wiiiuuuu-wiiiiuuuuu!!!" Suara itu semakin lama semakin mendekat

"Wah gila satpol PP nih pasti, jam segini sih!!" Teriak salah seorang yang melewati Maysa dan Anita

"Mereka bilang apa?? satpol PP??" Belum sempat Maysa mendapat jawaban dari Anita orang-orang entah yang mengikuti balap liar entah itu hanya penonton semua nya lari dengan tergesa-gesa.

Anita pun langsung masuk kedalam mobil nya dan di ikuti oleh Nando, sedangkan Maysa langsung menancap gas nya dengan kecepatan penuh dan segera meninggalkan area balap liar itu.

Maysa mengendarai motor nya dengan kecepatan di atas rata-rata ketika ia sampai di persimpangan jalan tiba-tiba ada mobil van warna putih menyebrang, Maysa yang melihat nya pun langsung menginjak rem nya dan "BRAK!!" Motor Maysa menabrak mobil itu dan terjatuh

"Aduh... " Rintih Maysa karena satu kaki nya terjepit oleh motor yang ambruk

Pintu mobil van putih itu pun terbuka dan turunlah seorang cowok dengan pakaian yang rapi baju koko warna merah hati dan sarung warna hitam, tak lupa kaca mata hitam yang menutupi mata nya menambah nilai kharismanya ia lah ustad tampan idaman para santriwati di pondok pesantren yang ada di seberang jalan tempat Maysa menabrak mobil nya, Ustad Rayyan biasa ia dipanggil seperti itu

"Kau tak apa?" Rayyan mendekati Maysa dan berusaha membantu nya,

"Ustad Haidar tolong bantu ini" Rayyan memanggil satu teman nya untuk membantu nya mengangkat motor Maysa, sedangkan Rayyan mengambil kotak p3k yang ada di dalam dashbordnya dan membantu Maysa untuk mengobati luka nya

Rayyan begitu telaten mengobati luka Maysa, sampai gadis itu terpesona dan melihat wajah Rayyan dengan mata yang hampir tak berkedip, Rayyan yang terbiasa hidup dilingkungan pondok pesantren pun tak nyaman dengan pandangan dari lawan jenis didepan nya

"Percuma kau menutupi wajah mu, jika kau tidak bisa menjaga pandangan mu!!" Ketus Rayyan sambil tetap fokus dengan luka Maysa

"Bukan kah aku sudah membantu mu untuk menjaga pandangan mu" Sahut Maysa dengan masih terus memandangi Rayyan

"Maksud ku kau!!" Ucap Rayyan dengan nada sedikit jengkel

"Aku?? mataku?" Maysa memiringkan kepala nya karena saat ini Rayyan menunduk kan kepala nya

"Iya" Sahut Rayyan singkat

"Ooo... haruskah aku juga menutupi mata ku seperti ini??" Maysa mengambil kacamata yang bertengger di hidung mancung Rayyan dan memakai nya

Rayyan sedikit terkejut dengan kelakuan gadis didepan nya itu

"Aku Maysa, nama ku Maysa Muzayana, nama mu siapa wahai malaikat penyelamat ku?" Ucap Maysa dengan senyuman terkembang di balik cadar nya

"Rayyan" Singkat dan tetap fokus dengan luka Maysa yang diobati nya

Suasana jadi hening, Maysa lebih memilih untuk memainkan ponsel nya dan memberi kabar kepada sang kakak jika ia akan pulang terlambat

"Maaf pak ustad, kita harus segera kembali ke pondok" Ucap salah satu santri, mereka semua

Ketemu lagi

"Aku Maysa, nama ku Maysa Muzayana, nama mu siapa wahai malaikat penyelamat ku?" Ucap Maysa dengan senyuman terkembang di balik cadar nya

"Rayyan" Singkat dan tetap fokus dengan luka Maysa yang diobati nya

Suasana jadi hening, Maysa lebih memilih untuk memainkan ponsel nya dan memberi kabar kepada sang kakak jika ia akan pulang terlambat

"Maaf pak ustad, kita harus segera kembali ke pondok" Ucap salah satu santri, mereka semua pun turun dari mobil dan heran bukan main ustad yang terkenal dingin dan acuh tak acauh kepada lawan jenis itu kini tengah mengobati luka dari lawan jenis bahkan pakaian nya tidak terlihat itu anak sholiha

"Iya" Ucap Rayyan yang langsung berdiri dengan membawa kotak p3k ditangan nya dan berjalan memasuki mobil van putih nya,

"Pak Ustad!!! Rayyan terimakasih!!" Teriak Maysa ketika mobil van itu telah melaju memasuki area pondok pesantren

Dengan kaki yang tertatih-tatih Maysa berjalan mendekati motor nya, perlahan ia menaiki motor nya dan menancap gas dengan kecepatan yang perlahan

Sesampainya di gerbang depan ia mematikan motor nya dan mendorong secara perlahan memasuki halaman rumah dan melewati gang di samping rumah, Maysa memasuk kan motor nya kedalam garasi kemudian ia masuk rumah melewati pintu belakang dengan perlahan ia berjalan berusaha tidak mengeluarkan suara sedikit pun namun saat ia hendak menaiki tangga tiba-tiba lampu yang tadi nya padam langsung menyala

"Hah? Astaga!!" Maysa kaget dan menoleh kebelakang di sana ia mendapati Sasya yang berdiri sambil melipat kedua tangan nya didada

"Jam berapa ini?" Tanya Sasya dengan nada yang datar

"Hehe jam dua belas kak" Maysa tersenyum pepsodent

"Ayah sudah pulang loh, tadi dia nyariin kamu May, kakak bilang kamu tidur lebih awalan karena kecapekan bersih-bersih rumah" Jelas Sasya panjang lebar

"Makasih kak, kakang emang the best deh" Ucap Maysa yang langsung memeluk Sasya,

"Eh kak besok kita bisa shopping dong,, aku menang tadi" Maysa melepaskan pelukan nya

"Kapan-kapan aja deh May, besok kakak ada rapat penting sama dewan direksi soal nya tadi kan kakak udah nggak masuk kantor" Ucap Sasya

"Yah padahal aku ikut balapan tu biar bisa traktir kakak, eh kakak nya nggak bisa, ya udah lah" Maysa cemberut, ia berbalik dan hendak berjalan menaiki tangga

"Dasar sok-sokan dewasa, mau traktir kakak segala" Dengan Sasya memandang adik kesayangan nya yang sudah mulai menaiki anak tangga satu persatu

Sasya pun menyusul Maysa yang baru sampai di tengah-tengah "Kamu kenapa May?" Sasya mencurigai Maysa yang berjalan pincang

"Hehe aku tadi tabrakan sama mobil kak, udah gitu aku di tolongin sama malaikat tampan tapi dia dingin sedingin gunung es" Ujar Maysa sambil membayang kan waktu tadi ia diobati oleh Rayyan

"Oh tapi sudah diobatin kan?" Tanya Sasya

"Sudah kok kak, aman"

"Ya udah, buruan istirahat, besok sekolah" Sasya langsung berjalan menuju kamar nya begitu pun dengan Maysa, ia juga berjalan memasuki kamar nya

Pagi hari Maysa langsung bersiap-siap untuk berangkat sekolah karena takut jika ayah dan bunda nya menyadari luka di kaki nya

"Pagi ayah, pagi bunda" Maysa menyapa kedua orang tua nya kemudian salim dan mencium tangan ayah dan bunda

"Pagi jagoan ayah" Sahut ayah sambil mengelus kepala putri nya itu, sedangkan bunda hanya tersenyum melihat keharmonisan rumah tangga nya

"Pagi kakak cantik" Sapa Maysa kemudian ia mencium pipi Sasya

"Pagi sayang" Sahut Sasya yang memberikan Maysa segelas susu hangat, Maysa pun langsung menerima dan meminum nya sampai habis

"Alhamdulillah, yah, bun, kak Maysa berangkat dulu ya" Maysa berpamitan kepada anggota keluarga yang ada

"Loh nggak mau makan dulu?" Tanya bunda

"Nggak ah bun, perut May udah penuh sama susu" Sahut nya sambil mengelus-elus perut nya

"Ya sudah, hati-hati dijalan jangan kebut-kebutan" Pesan bunda kepada putri bungsu nya

"Iya bunda cantik, ya udah May duluan ya Assalamu'allaikum"

"Waalaikumussalam" sahut semua nya serempak

Maysa menyalakan kuda besi kesayangan nya itu dan mulai menancap gas menuju sekolah

Sesampai nya di sekolah Maysa memarkirkan motor nya diparkiran, setelah itu ia berjalan menuju kelas nya dengan kaki nya yang satu sedikit di tarik karena masih susah ditekuk

"May??" Nando menghampiri Maysa dengan sedikit berlari, Maysa yang merasa nama nya dipanggil pun berhenti dan menoleh kebelakang

"Eh kaki lo kenapa? kok jalan nya gitu?" Tanya Nando yang penasaran dengan keadaan kaki Maysa

"Hehe semalem tuh aku kecelakaan" Ujar Maysa dengan senyum pepsodent nya

"Loh?? kok bisa? gimana cerita nya?" Nando refleks memegang tangan Maysa untuk membantu nya berjalan

"Yah gitu, ada mobil nyebrang aq nya telat ngerem" Mereka bercerita sambil berjalan menuju kelas, Nando mengantar Maysa sampai ke dalam kelas nya yang ada di lantai tiga, sedangkan kelas Nando ada di lantai dua

Maysa duduk di bangku nya "Awas hati-hati kaki nya" Dengan telaten Nando mengamankan kaki Maysa kebawah meja

"Lah lo tadi berangkat sekolah nya gimana?" Tanya nya kepo

"Ya naik motor lah, emang mau gimana?" Jawab Maysa

"Masih bisa motoran berati ya??" Tanya Nando yang juga ikut duduk di bangku depan Maysa yang masih kosong dan menghadap ke arah Maysa yang ada di belakang nya

"Iya masih bisa, aman kok" Maysa memijit-mijit pelan disekitar lutut nya

"Oh iya gua tadi ada titipan salam dari Adel, dia pen lo main ke rumah, rindu sama lo dia kata nya" Ucap Nando menyampaikan salam dari adik perempuan nya

"Tapi Adel sehat kan?" Maysa menanyakan kondisi Adel karena memang sudah lama mereka tak bersua

"Alhamdulillah sehat kok" Ucap Leon

"Syukur deh kalau sehat mah... " Belum selesai Maysa berkata tiba-tiba bel masuk sudah berbunyi

"Eh udah bell aja, ya udah gua balik kelas ya!!" Ucap Nando sambil mengusap pucuk kepala Maysa

"Ok ok, hati-hati" Maysa membalas nya dengan senyuman, kelas pun dimulai.

.../......°°°...... /...

Siang hari di kantor Sasya sedang duduk di kursi kebesaran nya, ia merasa lelah setelah mengikuti rapat barusan, belum lagi lawan dalam bisnis nya kali ini adalah teman masa SMA dulu yang sering membully nya

Sasya adalah gadis yang berotak cerdas tapi tidak berani bertindak jika menyangkut dengan balas membalas dia lebih memilih untuk sabar dan diam berbeda dengan adik nya si Maysa dia otak maju otot pun juga maju

Sasya ini sering dibully tapi untung ada kakak kelas nya yang juga dari pondok yang sama dan sekolah di sekolah yang sama

"Duh kok aku jadi keinget sama mas Mamat ya, eh Rahmat, hehe... dia pasti kesel banget tuh kalau sampai ada yang salah panggil nama nya" Tiba-tiba saja Sasya mengingat masalalu nya yang telah lama ia pendam, itung-itung mengobati rasa dongkol yang tadi.

.../......°°°...... /...

Sepulang sekolah Maysa menyiapkan buku yang mau dibawa untuk menemui Adel, ia tidak lah datang hanya untuk mengobrol semata melainkan mengajarkan materi sekolah yang Adel belum paham juga mbantu Adel mengerjakan tugas sekolah nya

"Buku sudah, ini, ini, itu, dah, sudah siap semua nya, mari kita lets go" Maysa menggendong tas nya kemudian keluar dari kamar nya dan menuju ke halaman depan karena motor nya masih bertengger disana

"Loh non May mau kemana?" Tanya mbok Ijem selaku asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Maysa sejak Maysa masih kecil

"Mau kerumah nya Nando mbok, ntar bilang sama kak Sasya ya kalau aku keluar bentar" Pamit nya sambil menstarter motor

"Iya non, hati-hati" Ucap mbok Ijem

Maysa pun langsung melesat pergi dari halaman rumah nya

Di tengah perjalanan Maysa melihat ada penjual martabak manis kesukaan Adel, perlahan ia mendekat kearah penjual martabak dan memarkirkan motor nya di samping gerobak

"Mas martabak manis nya dua ya, rasa coklat satu, satu nya lagi yang coklat keju" Maysa memesan nya dan kemudian ia duduk di sebelah seseorang juga yang sedang mengantri

Betapa terkejut nya ketika ia melihat wajah yang sama seperti yang menolong nya semalam

"Loh?? pak ustad dingin sedingin gunung es?? kita ketemu lagi dong" Maysa teriak karena terkejut bisa bertemu lagi dengan malaikat penyelamat nya

"Maaf siapa ya?" ucap Rayyan yang tak mengenali wajah Maysa karena semalam Maysa memakai cadar untuk menutupi wajah nya

"Ini,, aku.. ini... " Maysa menggunakan ujung hijab nya untuk membentuk cadar dan menempelkan di hidung nya

Melihat itu pun kejadian semalam mendadak terbesit di dalam otak Rayyan

"Kamu....

hayooo siapa hayoooo

yuk dukung author ya biar nggak mleyot

see you...

Pengen Mondok

"Ini,, aku.. ini... " Maysa menggunakan ujung hijab nya untuk membentuk cadar dan menempelkan di hidung nya

Melihat itu pun kejadian semalam mendadak terbesit di dalam otak Rayyan

"Kamu?? ngapain kamu disini?" Rayyan mendadak menjaga jarak nya

Maysa pun keluar sifat jahil nya ia berniat menunggu pesanan nya sambil menjahili Rayyan

"Ya ngapain lagi kalau bukan untuk ketemu pak ustad gunung es" Goda Maysa sambil menggeser duduk nya sampai menabrak Rayyan

"Cukup Maya!!" ucap Rayyan yang langsung berdiri

"Maysa pak ustad, bukan Maya, tapi kalau di panggil nya Maysayang juga nggak papa sih" Maysa hendak mendekati Rayyan tapi penjual martabak sudah memanggil nya

"Mbak Maysa dua martabak manis sudah jadi" Teriak penjual martabak

"Oh... iya mas tunggu" Maysa berjalan untuk mengambil pesanan nya

"Loh kok kamu duluan?" Rayyan tidak terima karena yang mengantri lebih dulu adalah diri nya bukan nya Maysa

"Maaf pak ustad Maysa lebih pantas diprioritaskan dari pada gunung es" Ucap Maysa yang langsung men starter motor nya dan melaju dengan cepat

"Dasar bocah!! awas aja sampai ketemu sekali lagi!!" Gumam Rayyan dengan memandang Maysa yang kian menjauh bersama kuda besi nya

"Hey!! ini mau sampai kapan berdiri disini?" Kata Ustad Rahmat sambil menepuk bahu Rayyan

"Eh ustad, tapi masih nunggu... " Belum selesai Rayyan menjawab Rahmat sudah menunjukan bingkisan didalam plastik

"Ini, sudah kubawa sedari tadi ketika kau berdebat dengan gadis kawasaki tadi" Tukas Rahmat

"Lah?? berati waktu dia mengambil pesanan nya tadi, martabak kita sudah ditangan ustad?" Tanya Rayyan yang masih belum paham

"Iya, nama mu dipanggil-panggil tapi kau tak mendengar nya, ya sudah aku saja yang ambil" Ujar Rahmat, yang memberikan bingkisan martabak manis itu kepada Rayyan, Rayyan pun menerima nya bermaksud untuk membantu nya

"Ya sudah kita kembali ke pondok" Ajak Rahmat yang langsung berjalan dan di ikuti oleg Rayyan

.../......°°°...... /...

Dirumah Nando...

"Assalamu'allaikum... Nando?? Adel??" Maysa berteriak memanggil sang tuan rumah

"Wa'allaikumussalam" Terdengar suara Nando menyahut tapi masih berada di dalam rumah

Maysa pun masuk perlahan dan Adel berlari kemudian memeluk Maysa

"Hey!! apa kabar?" Sapa Maysa yang balas memeluk Adel, mereka memang sudah dekat seperti saudara kandung

"Aku baik kak, kak May kok udah lama gk main kesini? aku kira kak May udah nggak mau ketemu Adel lagi" Ucap Adel yang masih di dalam pelukan Maysa

"Eh eh eh... lupa? mana bisa aku lupa sama gadis secantik kamu" Ucap Maysa sambil melerai pelukan nya dan mencubit pelan dagu Adel

"Ya udah yuk kita belajar dulu, nanti setelah itu baru kita makan-makan" Ujar Maysa sambil menenteng plastik yang berisikan martabak manis didalam nya

Mereka berdua pun berjalan menuju balkon dan di ikuti Nando

"Oh iya Ini kok rumah sepi sih? om sama tante kemana?" Tanya Maysa yang sedari tadi celingukan tapi tak ada satu orang pun terlihat kecuali dua kakak beradik yang sedang berjalan bersama nya ini

"Biasa lah papa ngantor masih jam segini, kalo mama tadi ada acara arisan gitu sama teman-teman nya" Jawab Nando

Sesampai nya di balkon Adel menyiapkan buku dan alat tulis nya, dan mereka mulai lah mengerjakan tugas sekolah Adel

setelah sepersekian jam...

"Hhhaaaaaahhh akhir nya selesai juga" Ucap Maysa sambil meregangkan otot-otot nya

"Aku simpan barang-barang ku dulu ya kak" Kata Adel sambil berjalan kelantai satu, dan Maysa hanya tersenyum

"Sini kaki lo" Maysa menarik kaki Nando dan digunakan nya untuk tidur

"Eh May jangan gitu dong, aku... " ucap Nando terpotong oleh Maysa yang langsung meletakan kepala nya di paha Nando

"Kenapa? kaya yang punya ayang aja, takut ayang nya liat trz cemburu" Tukas Maysa yang langsung melihat layar ponsel nya sambil tetap tiduran di paha Nando

"May kau...!!!" ucap Nando lagi-lagi terpotong

"Apa sih? berisik!! numpang bentar doang juga!! kaya kita baru kenal kemarin aja malu-malu" Maysa tetap acuh dengan ekspresi Nando yang mulai memerah seperti menahan sesuatu

"Tapi sekarang kita beda May, kita udah gede bukan anak kecil lagi" Nando menatap wajah Maysa yang kini tepat berada dibawah wajah nya, Maysa yang baru saja mencerna kata-kata Nando, melirik keatas mata mereka berdua pun ketemu, dilihat nya ada yang berbeda dengan ekspresi sahabat laki-laki nya itu.

Maysa pun langsung bangkit dan duduk, ia merasa ada sesuatu yang tidak nyaman

"Nando ah itu... aku... pamit ya" ucap nya dengan pelan

"kenapa? baru paham setelah melakukan kesalahan?" Nando meraih wajah Maysa perlahan

"Maaf aku lupa kalau kau juga... " Maysa menepis pelan tangan Nando yang hendak meraih pipi kanan nya

"Iya... aku masih laki-laki normal, yang tertarik dengan lawan jenis" Ucap Nando dengan raut kecewa karena Maysa menepis tangan nya barusan, kembali Nando meraih tengkuk Maysa nafas mereka kini beradu karena sangking dekat nya posisi hidung mereka

"Tapi... boleh kah aku... " belum selesai Nando mengutarakan isi hati nya tiba-tiba Adel datang

"Loh... kalian ngapain??" Tanya Adel yang melihat posisi Nando seperti akan mencium Maysa, sontak Maysa mendorong Nando dan laki-laki itu sedikit terjungkal kebelakang

"Aduh!! dek!! kau mengagetkan saja!! lihat lah berkat mu May mendorong ku kan!!" Ucap Nando dengan nada sedikit kesal

"Tapi kalian barusan ngapain?" Tanya Adel yang mulai halu dengan apa yang dia lihat biasa otak ABG (Anak Baru Gede) yang suka baca novel romansa CEO.

"Ah itu tadi mata kak May kelilipan, dan minta kak Nando bantu ini" Ucap Maysa memberi alasan

"oOoohh haha aku kira... haha... kaya yang di novel-novel itu, dengan judul SAHABAT JADI CINTA ya ampuuuuuunn otak kooh" Ucap Adel sambil cengingisan

Maysa dan Nando merasa canggung karena kejadian barusan

"Duh bego banget sih gua, harus nya gua bisa nahan dong, biar gak jadi canggung gini" Batin Nando sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal

"Duh Nando kok gitu sih, apa bener selama beda kelas sama gua dia jadi playboy kaya yang di bilang Anita kemarin" Batin Maysa yang sesekali melirik kearah Nando, karena merasa canggung Nando pun masuk kedalam kamar nya

"eEkhem... del kayak nya udah sore deh, aku pamit dulu ya" Ucap Maysa berpamitan

"Oh iya ya, nggak terasa ternyata udah sore, ya udah kak May hati-hati ya" Kata Adel

Maysa pun diantar Adel sampai ke teras depan, sedangkan Nando dari jendela kamar nya yang ada di lantai dua melihat Maysa mulai mengendarai motor nya

"Hhaaahhh... bagaimana aku akan menghadapi nya besok disekolah" Gumam Nando sambil menghela nafas nya.

.../......°°°...... /...

Malam hari Maysa tidak bisa tidur ia keluar dari dalam kamar nya dan menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil minum

Maysa duduk di meja makan sambil menyeruput segelas susu putih kesukaan nya

"Loh May? ngapain jam segini belum tidur?" Tanya Sasya yang kebetulan juga mengambil minum di dapur

"Nggak papa kak, cuma lagi mikir aja, kok aku pengen ini ya, masuk pesantren" Cetus Maysa tiba-tiba

"Lah nggak ada angin nggak ada hujan kok kamu tiba-tiba pengen masuk pondok? terus gimana dengan sekolah mu? sebentar lagi kan kelas tiga terus kelulusan, kamu yakin mau masuk pondok?" Tanya Sasya panjang lebar

"Iya besok pagi aku mau ngomong sama ayah ah, biar dimasukin di pondok dekat itu, dekat penjual Martabak yang biasa kita beli" Kata Maysa dengan antusias

"Ya udah besok kakak bantu ngomong sama ayah ya, sekarang balik ke kamar gih terus bobok besok kan masih sekolah" Sasya membujuk adik kesayangan nya itu agar segera tidur

Maysa hanya mengangguk dan tersenyum kemudian langsung naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamar nya

.../......°°°...... /...

Pagi hari di ruang makan...

Suasana tenang mereka terlihat sibuk dengan piring masing-masing

"Yah, bun May mau ngomong" Maysa akhir nya membuka suara setelah sekian keheningan yang melanda

"Ngomong apa sayang? ngomong aja" Ucap bunda sambil menuangkan air putih kedalam gelas dan memberikan segelas air tersebut kepada ayah, ayah menerima nya, kemudian meminum nya.

"Em itu... May mau masuk pondok" Seketika air yang diminum ayah kembali disemburkan sambil terbatuk-batuk.

"Uhuk-uhuk-uhuk... " Mendengar penuturan dari Maysa putri bungsu nya barusan ayah jadi kaget dan terbatuk-batuk

"Ayah kenapa?" Tanya Sasya

"Kamu mau masuk pondok May? kenapa baru sekarang? kamrin-kemarin waktu kakak kamu masuk pondok kamu nggak mau, dan sekarang kamu itu sudah mau kelas tiga lho nak, ayah nggak setuju...

yaaaahh ayah nya nggak setuju nih? bantuin author buat membujuk ayah yuk dengan cara like and coment ya

see you....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!