NovelToon NovelToon

Maafkan Aku Istriku

Bab 1. Wanita bercadar

Hujan tiba - tiba turun begitu deras, Awan berlari menuju sebuah Halte untuk sekedar berteduh. Mobil nya mogok dan terpaksa dia harus menunggu sahabat nya Raka menjemput.

Di sebelah kanan nya ada seorang Wanita bercadar sedang membawa Tas Laptop berwarna hijau. Wanita itu tampak gelisah menunggu driver online pesanan nya.

"Assalamu'alaikum."

Kata Awan pada Wanita bercadar itu.

"Waalaikum salam." Jawab Rena tanpa memandang orang yang sedang mengajak nya bicara.

Hati Awan tersentuh dengan sikap Wanita itu. Baru pertama kali dia bicara dengan seorang Wanita tanpa melihat wajahnya.

Awan memang tampan dan memiliki jabatan sebagai seorang Manager keuangan di Kantor tempat dia bekerja.

"Siapakah Wanita ini?" Kata Awan dalam hati sambil tersenyum. Ini pertama kali nya dia merasakan jatuh cinta tanpa mengetahui nama atau pun melihat wajah gadis itu.

Selama ini banyak Wanita yang mendekati nya. Namun tidak pernah ada yang bisa memikat hatinya. Tidak jarang Awan sering menghindar jika ada Wanita di samping nya. Dia takut terjerumus dalam dosa zina.

Tiba - tiba datang seorang Pria bertopi merebut Tas Laptop di tangan Wanita itu.Spontan Wanita bercadar itu berteriak.

"Tolong - tolong Laptop saya di curi."

Beberapa orang di situ sontak kaget dengan apa yang barusan terjadi tanpa di sadari Awan berlari mengejar pencuri itu. Dia tidak lagi menghiraukan hujan yang begitu deras.

Setelah sekian lama kejar - kejaran dengan pencuri itu. Akhirnya Awan mendapat kembali Tas beserta Laptop setelah berhasil menghajar pencuri itu.

Awan tak hanya tampan namun dia juga pemegang sabuk hitam karate. Makanya pencuri itu terpaksa memberikan Tas Laptop hasil curiannya. Setelah babak belur di hajar Awan.

"Maaf Pak' Anak saya belum makan. Saya terpaksa mencuri." Kata pencuri itu.

Awan jadi tidak tega melihat pencuri itu, dia melihat ada kesungguhan dari kata - kata yang Pencuri itu katakan.

Tanpa pikir panjang Awan mengambil uang lima lembar berwarna merah di Dompet nya.

"Ambil ini Pak! Dan jangan lagi melakukan perbuatan hina seperti tadi lagi."

Pencuri itu malah heran dengan sikap baik Awan.

"Maafkan saya Pak! Saya tidak akan mengulangi nya lagi. Semoga Allah SWT melindungi orang sebaik Bapak. Kata pencuri itu sambil menangis.

"Saya Awan nama Bapak siapa?"

"Saya Karni Pak." Kata Pak Karni sambil mengusap air mata yang mengalir di mata nya.

"Kalau Bapak butuh pekerjaan hubungi saya Ini kartu nama saya." Kata Awan sambil pergi meninggal Pak Karni.

"Terima kasih Pak Awan."

Tiba - tiba Awan teringat dengan Wanita bercadar pemilik Laptop yang ada di tangan nya, Awan pun segera berlari.

"Pasti Wanita itu khawatir dengan Laptop nya." Kata Awan mempercepat langkahnya.

***

Sebuah Mobil Avanza berwarna hitam berhenti di depan Halte.

Notifikasi panggilan pun muncul di layar Handphone Wanita itu.

"Assalamu'alaikum. Mba' Saya sudah di depan Halte."

Dengan penuh rasa berat hati Rena menjawab.

"Waalaikum'salam Pak' Bisa tunggu sebentar?" Jawab Rena dengan suara sedih.

"Sebentar saja ya Mba' Soalnya saya di tunggu istri saya di rumah." kata pengemudi itu.

"Iya Pak! 10 Menit lagi."Jawab Rena memohon.

Sebenarnya Rena tidak suka membuat orang lain susah karena dirinya.Namun dia masih berharap, pencuri itu bisa di tangkap dan Laptop nya bisa kembali.

20 Menit berlalu.

"Mba' Ini sudah lebih dari 10 Menit.Perjanjian nya kan cuma 10 Menit. Bagaimana apa kita bisa berangkat?" Kata pengemudi itu lagi.

Sebenarnya Rena belum ingin pergi dari Halte itu. Ingin sekali dia membatalkan pesanan drivernya. Bukan karena Laptop nya di curi. Namun di Laptop itu dia menyimpan banyak kenangan dengan sang Almarhumah Umi nya.

Hari sudah mau gelap Rena takut Abi nya marah jika dia pulang terlambat. Karena Rena sudah membuat kesepakatan dengan Abi nya klo dia tidak akan pulang selepas Magrib.

Abi sebenarnya tidak mau Rena kuliah. Abi lebih suka Rena membantu nya mengajar di Pesantren milik Abi dan Paman nya.

Karena hanya Rena Anak satu - satunya dan Putri kesayangan yang sangat dia cintai.

Harapan Abi nya, Rena mau menjadi pengajar di pondok Pesantren sambil menunggu Lelaki sejati yang akan menjadi calon Imam nya.Namun dia tidak bisa menahan keinginan Putri kesayangannya.

Akhirnya Rena memutuskan untuk naik driver online yang telah di pesan. Walaupun ada penyesalan yang sangat mendalam di hati nya.

Rena berharap Laki - laki yang mencoba mengejar pencuri Laptop nya, Bisa selamat dan berhasil mendapatkan kembali Laptop kesayangannya.

"Ya Allah! Selamatkan lah Orang yang sudah mau membantu mengejar pencuri tadi. Ampunilah kesalahan pencuri itu dan berikan lah pencuri itu Rezki yang halal lagi baik Amin." Ucap Rena dalam hati.

Tanpa sadar Rena kaget sendiri mengingat doa yang telah dia ucapkan. Bukan karena dia berdoa untuk kebaikan pencuri itu. Namun Laki - laki yang tadi sempat membuat Rena kagum karena kepedulian nya.

Baru kali ini Rena merasa kagum kepada seorang Lelaki selain Abi nya.Ada senyum yang nampak di bibir Wanita bercadar itu.

"Ya Allah apakah ini yang nama nya cinta? Ampuni Hamba kalau memang apa yang Hamba rasakan saat ini adalah suatu dosa." Ucap nya lagi.

Selama ini Rena selalu menjaga pandangannya dari semua Lelaki yang bukan Muhrim nya. Rena hanya akan memberikan pandangan nya itu kepada Imam nya nanti. Bahkan kepada Abi nya sendiri dia tidak berani menatap wajahnya.

***

Di tempat lain....

Awan berusaha agar cepat sampai di tempat tadi. Dia sudah tidak sabar menemui Wanita bercadar yang sudah mengetuk pintu Hatinya.

"Semoga dia senang dengan apa yang telah aku lakukan. Karena ketika Wanita itu berteriak meminta tolong tak ada satupun yang mau bergerak mencoba mengejar Pencuri itu." Kata Awan dalam hati nya.

Mereka mungkin tidak peduli akan hal seperti itu, Karena merasa bukan urusan mereka. Apalagi di saat Hujan turun dengan sangat deras dan mereka memang sudah menunggu jemputan untuk pulang.

Ketika sampai di Halte.

"Kemana semua orang yang berdiri di sini? Apakah mereka tidak menunggu sang pahlawan telah kembali?"

Senyum di bibir Awan langsung hilang seketika.

"Kemanakah engkau pergi wahai Bidadari yang telah mencuri Hatiku?" Lemas sudah tubuh Awan, Dia seperti orang yang lagi putus cinta.

"Maaf kan aku Bidadari ku. Pasti kamu kecewa, Karena mengira aku tidak akan berhasil mengejar pencuri itu. Aku bahkan belum memberikan Laptop mu. Aku bahkan belum tau namamu, Tapi mengapa kamu sudah mengecewakan Hati ini? Baru pertama kali aku merasakan apa yang nama nya cinta. Namun kamu sudah menggores luka di Hati ku."

Awan hanya bisa bersandar memandangi Laptop yang berada di tangan nya. Dia merenung sambil menunggu sahabat nya Raka datang.

***

Telpon Rena berdering.....

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum Salam." Jawab Rena.

"Ada apa Bang?"

Kata Rena memulai pembicaraan karena Kakak sepupu Rena belum juga menjawab setelah Rena membalas salam nya.

"Kamu ada di mana Dik?"

Sebutan Usman untuk Rena. Dia sudah mengganggap Rena seperti Adiknya sendiri karena mereka berdua sama - sama tidak punya saudara kandung begitu pun dengan Rena yang mengganggap Usman sebagai Kakaknya.

"Rena lagi di Mobil Bang' Ini sudah di jalan mau pulang. memang nya ada apa Bang?"

Rena Khawatir karena belum pernah Usman menelpon nya sampai diam seperti ini.

"Abi kecelakaan Dik." Kata Usman dengan suara pelan.

Mendengar berita dari Usman, Rena hanya diam tidak dapat berkata apa - apa.

"Dik' kamu tidak apa - apa kan?"

Usman tau karakter Rena seperti apa. Dia tau apa yang di rasakan Rena saat ini.

Setelah mengucapkan kata Istigfar Rena mengumpulkan suara nya yang susah untuk di keluarkan.

"Abi sekarang di Rumah Sakit mana Bang?" Tanya Rena.

"Abi sekarang di Rumah Sakit Siti Khadijah. Abang sama Umi lagi mengurus Administrasi nya. Kamu cepat kemari ya." Kata usman dengan suara pelan.

"Pak' Bisa langsung belok Kanan? Kita langsung ke Rumah Sakit Siti Khadijah saja .Nanti bayarannya saya tambah." Jawab Rena dengan menahan air mata yang sudah membasahi cadar yang menutup wajahnya.

"Baik Mba." Jawab pengemudi itu.

Tanpa pikir panjang pengemudi itu langsung belok kanan. Dia tahu penumpangnya lagi kena musibah karena terdengar di telinga nya kata Rumah Sakit dan dia juga tidak mau di laporkan karena tidak bisa memuaskan penumpangnya. Bisa - bisa Akun nya di suspen Pihak Kantor.

Bab 2 Hujan dan Hijau

Rena akhirnya tiba di Rumah Sakit. Dia langsung mengambil Handphone dan menelpon Abang nya.

"Assalamu'alaikum Bang' Abi sekarang di ruangan mana? Kondisi Abi bagaimana?"

Tanya Rena dengan nada pelan namun dalam kepanikan. Rena takut terjadi hal buruk yang akan menimpa Abi nya.

Takut terjadi seperti apa yang di alami Uminya waktu berada dalam kondisi kritis dan pada akhirnya meninggalkan dia.

"Waalaikum salam' Abi sekarang lagi di ruangan UGD. Kamu yang tenang ya dik. Dokter sedang memeriksa keadaan Abi soalnya sampai sekarang Abi belum sadarkan diri." Jawab Usman.

Air mata yang tadi mulai sedikit kering, tiba - tiba membasahi pipi nya dan kini keluar tanpa henti.

"Ya Allah selamat kan lah Abi. Hamba belum sanggup menerima cobaan ini."

Doa Rena dalam tangis nya. Belum sembuh kerinduan pada Almarhumah Umi nya, Kini Rena harus berhadapan dengan kondisi Abi nya yang lagi kritis.

***

Di Halte.

Klakson Mobil berbunyi membangun kan Awan yang sedang melamun sambil memeluk Tas Laptop dengan kedua tangannya.

Raka segera keluar Mobil dan menyuruh Awan agar segera masuk Mobilnya.

Raka tampak heran melihat sahabat nya yang memeluk erat Tas Laptop berwarna Hijau dengan gambar motif Bunga. Raka paling tahu hal apa yang paling tidak di sukai oleh sahabat nya ini. Salah satu nya adalah warna Hijau.

"Kamu kayak habis di rampok saja Wan' Baju kamu basah dan kusut begitu."

"Tanya Raka penuh dengan keheranan."

"Eh anu...Aku tadi habis mengejar pencuri yang ambil Laptop ini." Jawab Awan kebingungan.

"Terus kenapa Laptopnya nya masih ada sama kamu. Kenapa tidak di kembalikan ke yang punya?"

Tanya Raka sambil terus mengemudikan Mobil.

"Orang nya sudah pergi Rak." Kata Awan lesu.

"Kamu salah minum Obat ?"

Raka paling tahu sifat sahabat nya. Awan tidak mungkin bela-belain mengejar pencuri di tengah Hujan deras seperti ini. Apalagi Raka tau kalau Awan sangat anti dengan nama nya Hujan.

Ya warna Hijau dan Hujan adalah dua hal yang sangat di benci oleh Awan. Raka sendiri tidak tau kenapa sahabat nya ini sangat membenci dua hal itu.

Dan kini Raka melihat dua hal itu Awan lakukan di depan mata nya sendiri. Padahal mereka pernah bertengkar hebat gara - gara Raka pernah menarik Awan basah - basahan di Hujan. Hanya untuk merayakan hari kelulusan mereka sewaktu SMA.

Namun itu membuat Awan marah sehingga Bibir Raka basah karena pukulan Awan. Dan akhirnya mereka saling adu jotos sampai - sampai Kepala Sekolah dan Satpam turun tangan memisahkan mereka berdua.

Untuk yang warna Hijau Raka melihat sendiri Awan membentak Wanita di Kantor nya karena, memberikan Awan Bunga yang serba Hijau di Meja nya Awan.Padahal Wanita itu hanya ingin menunjukkan perhatian nya.

Namun yang di dapat bukan nya pujian melainkan bentakan. Sejak saat itu Awan di juluki Manager galak di Kantor dan tidak ada satu pun Wanita di sana yang berani menunjukan batang Hidung mereka di depan Awan.

***

Tiba - tiba Handphone Awan berbunyi.

"Selamat malam apa ini dengan Bapak Setiawan Putra?"

"Iya Pak' Saya Setiawan putra."

"Apa Bapak bisa ke Kantor saya sekarang?"

Setelah cukup lama mereka berdua berbicara Awan pun berbicara.

"Rak' Putar balik."

Wajah awan tiba - tiba langsung berubah merah setelah berbicara dengan seseorang di telpon tadi. Raka yang melihat perubahan pada wajah Awan segera memutar balik Mobil nya.

***

Di Rumah Sakit.

Rena masih tidak percaya dengan apa yang di alami oleh Abi nya dia masih diam dalam tangis nya. Andai saja dia tidak memakai cadar mungkin semua Orang akan dapat melihat mata nya yang sudah bengkak akibat air mata yang terus mengalir di kedua bola matanya.

Mereka bertiga menunggu hasil dari pemeriksaan, di depan Pintu. Karena belum ada yang di persilahkan masuk. Sementara Ayah Usman sedang berada di Kantor Polisi.

Setelah empat jam menunggu Dokter akhirnya keluar.

"Abi saya bagaimana Dokter?"

Usman langsung bertanya karena dia tahu Rena tidak akan bertanya jika yang di hadapan nya seorang Lelaki yang bukan Muhrim nya.

Dokter pun berkata.

"Pasien masih dalam keadaan koma. Setelah adanya benturan paska kecelakaan yang di alami. Satu lagi yang harus saya katakan, Pasien membutuh kan donor Ginjal. Karena saya tidak yakin apakah pasien bisa bertahan dengan satu Ginjal saja. Ginjal Pasien yang satu nya rusak akibat benturan keras. Semoga Pasien masih bisa di selamat kan. Saya hanya bisa berusaha dan semua tergantung kepada Sang Maha Pencipta."

Kata Dokter itu menjelaskan.

Rena pingsan di pelukan Umi nya Usman. Dia tidak kuat mendengar apa yang di katakan oleh sang Dokter.

"Saya siap mendonor kan Ginjal saya Dokter. Apapun akan saya lakukan asal Abi bisa sembuh."

Usman tidak bisa melihat Adik yang begitu dia sayangi harus menderita yang kedua kalinya.

"Baiklah nanti kita periksa apakah Ginjal nya cocok dengan Pasien. Kalau begitu saya permisi dulu."

"Terima kasih banyak Dokter." Kata usman.

Rena di bawa ke ruang yang satu nya. Perawat di sana memberikan suntikan Obat penenang, Agar Rena bisa beristirahat dulu. Umi Usman sengaja meminta hal itu pada Perawat karena dia juga tidak tega melihat keponakan yang sudah di anggap Anaknya sendiri harus merasakan cobaan yang berat baginya.

***

Di Kantor Polisi.

"Terima kasih Nak' Saya bersyukur bisa bertemu dengan Orang sebaik Kamu. Semoga Allah selalu melindungi dan menjaga kamu Nak."

Akbar memeluk Pria itu dan mengatakan.

"Sungguh Maha besar Allah, Karena telah menurun kan penghuni Surga berjalan di atas Bumi yang penuh dengan dosa ini."

Tidak lama kemudian Handphone di sakunya berdering.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum Salam! Ada apa Umi?"

"Bagaimana keadaan di sana Pak."

"Alhamdulillah Umi' Aba bertemu dengan penghuni Surga."

"Subhanallah Aba."

"Bagaimana keadaan Jafar dan Rena Umi."

"Rena pingsan Aba' SedangkanJafar masih koma. Dokter bilang Jafar butuh donor Ginjal."

"Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun' Sudah dulu ya Umi, nanti Aba menyusul ke sana. Jangan lupa bilang sama Usman agar dia balik dulu ke Pondok. biar Aba sama Umi yang jaga Rena sama Abi nya di sini."

"Iya Aba' Usman lagi di periksa Dokter. Kalau Ginjal nya cocok. Dia mau mendonorkan Ginjal nya untuk Jafar."

"Iya Umi insha Allah cocok. Kalau tidak cocok biar nanti Aba juga sekalian di periksa."

"Iya Aba' Assalamu'alaikum."

"Waalaikum Salam."

"Ada apa Pak' Saya dengar Bapak tadi mengucapkan Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun? Mohon maaf sebelumnya. Saya tidak punya maksud apa - apa." Kata pria itu.

"Iya Nak! Adik Bapak yang di Rumah Sakit butuh donor Ginjal. Itu yang membuat saya bingung. Bapak permisi dulu Nak' Terima kasih karena kamu tidak menuntut Adik saya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam." Jawab pria itu sambil tersenyum.

***

Di Rumah sakit.

Setelah di cek ternyata Ginjal Usman dan Aba nya tidak cocok dengan Pasien. Usman sudah pulang ke pondok karena di suruh oleh Aba nya.Sebenarnya dia tidak tega meninggal kan Rena yang masih tertidur. Namun dia tidak berani membantah perintah Umi dan Aba nya.

"Ya Allah Umi' Aba tidak tau harus mencari dimana Ginjal nya."

"Umi juga pusing Aba! Kasian Rena dan jafar. Ya Allah ringan kan beban kami." Kata Istri Akbar sambil berdoa.

Seorang perawat akhirnya masuk ke dalam ruangan tempat Rena berbaring.

"Keluarga Pasien atas nama Bapak Jafar?" Panggil seorang perawat.

"Iya Sus' Saya Kakaknya."

"Mari Pak' Dokter meminta pihak keluarga menanda tangani Surat persyaratan Operasi. Karena Operasi nya segera di laksanakan setengah jam lagi."

Akbar dan istrinya saling bertatap muka mereka pasrah apa yang akan terjadi.

"Ginjal nya sudah tidak di perlukan lagi Suster?" Tanya Akbar heran.

Dengan senyum yang ramah Perawat itu mengatakan.

"Ginjal nya sudah ada, Kebetulan ada yang mendonorkan Ginjal nya. Dan Alhamdulillah cocok dengan Ginjal nya Pasien. Dengan syarat dia tidak mau memberikan identitas nya."

"Akbar langsung melaksanakan sujud Syukur di ruangan itu. Sedangkan Istri nya langsung memeluk Rena yang masih tertidur akibat Obat bius yang di berikan oleh Perawat tadi.

Walaupun Rena tertidur dengan mengunakan cadar namun kecantikan nya tetap terpancar melalui cadar nya.

Operasi Ginjal pun selesai dan berhasil.

Setelah 3 Minggu di rawat di Rumah Sakit. Abi Rena sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter. Rena sudah kembali kuliah lagi. Dia bahkan sering pulang cepat di banding kan sebelum kecelakaan Abi nya. Rena selalu pulang cepat karena masih mengkhawatirkan kondisi Abi nya.

Walaupun pada kenyataannya Abi nya sudah kembali mengajar seperti biasa.

Bab 3 Kalimat yang Misterius

Langit begitu cerah ketika memasuki waktu Sholat Ashar.

"Assalamu'alaikum''

Ucap Rena ketika memasuki Rumahnya.

"Waalaikum Salam''

Jawab Abi nya dari dalam.

"Jam begini kok sudah pulang Nak?"

Tanya Abi nya.

Karena biasanya Rena pulang Kampus bukan seperti pada jam biasanya.

"Kamu tidak usah lagi mengkhawatirkan kondisi Abi, lagian ini kan sudah satu setengah Tahun. Abi sudah tidak apa - apa."

Kejadian satu setengah Tahun lalu yang membuat Abi nya dalam kondisi kritis memang masih membekas di Hati Rena. Dia masih saja mengkhawatirkan kondisi Abi nya.

"Itu kan memang kewajiban Rena Abi. Lagian kan tugas di Kampus sudah selesai jadi buat apa Rena lama - lama di Kampus. Mending Rena pulang dan mengurus Abi."

Jawab Rena dengan senyum di balik cadar nya.

"Cepat mandi lalu siap - siap karena nanti habis Sholat Ashar Abi akan melaksanakan tanya jawab di Aula bersama Santri. Abi minta tolong nanti kamu yang menyiapkan minuman dan kue nya. Nanti Abi panggil Dara sama Sisil buat bantu Kamu."

"Iya Abi...Rena siap - siap dulu. Soalnya sudah Azan Ashar." Jawab Rena

Sambil menuju Kamar yang hanya bersebelahan dengan Kamar Abi nya. Ruangan yang kecil terdiri dari Dapur, Ruang makan, Ruang tamu dan dua Kamar dengan ukuran yang minimalis.

Memang setiap akhir bulan Abi nya Rena bersama Aba nya Usman selalu melaksanakan tanya jawab, Bersama para Santri di Aula pondok Pesantren, Yang di kelola nya bersama Kakak nya Akbar.

Bulan ini sebenarnya tugas nya sang Kakak yang akan melaksanakan tanya jawab bersama para Santri.Namun Kakak nya sekarang lagi berada di Mesir karena ada suatu urusan.

Dia pergi bersama Istri nya dan belum tahu kepastian kapan balik ke Indonesia. Jadi selama Kakaknya berada di sana, Abi Rena lah yang mengisi jadwal sampai kepulangan Kakaknya.

***

Aula Pesantren.....

Semua Santri sudah berkumpul di Aula.

Abi Rena membuka pertemuan dengan mengucap kan.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

AlhamdulillahiRabbil Aalamiin' Wassholatu Wassalamu Ala Isyrofil Anbiyaa I Wamursaliin Wa Alaa Alihi Washohbihii Ajma inn Amma'Badu."

"Dengan mengucap Bismillah pertemuan tanya jawab kita mulai. Siapa yang mau bertanya lebih dulu di persilahkan."

Kata Abi Rena menutup pembicaraan nya.

Ini bukanlah sesi tanya jawab yang membahas tentang Politik ataupun mata pelajaran yang biasa di pelajari oleh para Santri dan Santriwati di Kelas.

Namun ini adalah pertanyaan bebas mengenai apa yang ada di benak para Santri dan Santriwati. Entah itu tentang cinta, Masa depan ataupun tentang persahabatan. Selama pertanyaan itu tidak ke arah yang Negatif ataupun menyinggung Orang lain maka di perbolehkan.

Abi Rena dan Aba nya Usman memang melaksanakan Program ini, Agar para Santri dan Santriwati nya tidak salah jalan, Ataupun salah mengambil keputusan, Dalam menjalani kehidupan mereka setelah keluar dari pondok ini. Agar kelak mereka tidak hanya memiliki ilmu Agama melainkan Ilmu tentang kehidupan yang nanti akan mereka jalani pada nanti nya.

Para Santri dan Santriwati mulai melirik ke sana kemari melihat siapa yang akan bertanya lebih dulu. Ada yang senyum - senyum sendiri dan ada pula yang masih malu untuk bertanya.

Mereka duduk secara terpisah di sebelah kanan ada Usman yang mendampingi santri laki - laki dan di sebelah kiri ada Rena yang mendampingi Santri Perempuan.Sementara Abi nya Rena berada di tengah sambil duduk merapat kan Kaki nya.

Dari arah belakang bagian kanan seorang Santri laki - laki mengangkat tangan nya.

"Assalamu'alaikum Ustadz. Bagaimana cara menilai seseorang yang benar - benar tulus mencintai, Tanpa melihat status kita." Kata Dawa.

Seorang Santri yang paling tampan, Sangat di hormati oleh Santri lainnya. Karena baik akan Akhlak dan tutur bicara nya. Sehingga banyak Santriwati yang menaruh Hati padanya. Namun Dawa seperti belum siap membuka Hati nya karena dia takut akan terluka pada nanti nya.

Sebenarnya ada satu yang Dawa kagumi di antara Santriwati. Namun dia malu akan kondisi Ekonomi keluarga angkat nya. Dawa sebenarnya menyukai Dara namun dia tahu diri makanya dia memendam perasaan nya sendiri.

Dawa hanyalah seorang Anak yang di temukan di pinggir jalan, Oleh pasangan Suami Istri yang kurang mampu. Namun mereka menyayangi nya seperti Anak sendiri. Karena rasa sayang mereka lah Dawa di masukan di pondok Pesantren agar suatu saat nanti Dawa menjadi Anak yang Sholeh dan bisa memaafkan Orang tua kandung yang telah membuang nya.

Sontak para Santriwati merasa bahagia atas pertanyaan yang di ucapan oleh Dawa. Mereka seakan merasa pertanyaan Dawa di tunjukan untuk mereka. Pertanyaan Dawa itu pun tidak luput dari perhatian Santriwati yang bernama Dara. Yang sejak tadi membantu Rena membagikan kue dan minuman untuk para Santri.

Dara tidak bisa membohongi Hati nya, Bahwa dia mencintai Dawa. Namun dia takut jika Dawa tidak menyukai nya. Dia tidak mau patah Hati seperti yang di alami oleh para Santriwati lainnya.

Sudah beberapa dari para Santriwati mengutarakan perasaan nya. Namun Dawa menolak nya secara halus, Agar mereka tidak tersinggung dan sakit Hati. Padahal para Santriwati itu tergolong cantik - cantik. Alasan yang Dawa berikan adalah dia masih Ingin fokus belajar.

Dara adalah Anak bungsu dari pasangan yang berasal dari keluarga kaya. Ayah nya seorang pengusaha batu bara sedangkan Ibunya seorang desainer baju Muslimah. Sementara Kakak nya bekerja bersama Ayahnya. Dara adalah anak kedua dari pasangan Pak Hendra dan juga Ibu Cici. Dara sangat di manjakan oleh Ayah, Ibu dan Kakaknya.

Oleh sebab itu mereka memasukan Dara di pondok Pesantren, Agar Dara tidak salah bergaul, Menjadi Anak Sholehah, Dan berbakti kepada kedua Orang tua nya. Meskipun kedua nya memiliki harta dan usaha yang banyak. Namun mereka tidak pernah menyombongkan apa yang mereka punya. justru mereka sering berbagi dengan orang - orang yang membutuhkan.

Abi Rena tersenyum sambil mengatakan.

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita Tidak akan pernah membuat kita menderita. Dia akan selalu ada di saat kita susah maupun duka."

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita,

Tidak akan memandang rendah diri kita. Dia akan selalu berdiri di samping kita, Tanpa malu akan keadaan kita seperti apa."

"Seseorang yang mencintai dan menyayangi kita, Tidak akan menilai dari sisi harta ataupun fisik. Melainkan dia akan selalu menjaga kita, Dari segala hal yang bisa menjauhkan kita dari maksiat. Dan juga dia akan menjaga dirinya dari segala hal yang bisa mengakibatkan dosa."

Setelah satu jam lamanya sesi tanya jawab berlangsung akhirnya selesai juga. Tampak Rena, Dara dan sisil merapikan kembali sisa - sisa makanan dan minuman yang tidak habis di bagi.

Tanpa Rena sadari di pojok kanan ada Usman yang tengah memandangi Rena yang lagi sibuk merapikan sisa makanan dan minuman.

"Seandainya saja kau jadi Istriku. Aku tidak akan pernah membuat kamu terluka dan bersedih lagi."

Kata Usman dalam Hati dengan perasaan yang sakit.

Setelah Sholat Isya Rena tak lupa ke aktivitas nya sebelum tidur. Dia berdoa untuk Almarhumah Umi nya. Kemudian berbaring di tempat tidur. Masih terbayang di pikiran nya tentang Laptop yang pernah di curi waktu itu.

Memang kejadiannya sudah lama. Namun setiap kali Rena mau tidur, Dia tetap tidak bisa melupakan Laptop pemberian Umi nya, Sewaktu Rena pertama kali masuk di Universitas. Bukan karena tidak punya uang untuk membeli nya. Namun kenangan yang tersimpan di dalam nya sangat berarti buat Rena.

Rena mulai memejamkan mata nya. Tidak lupa dia membaca doa sebelum tidur lalu mengusap kan kedua tangan di wajahnya.

***

"Astaghfirullahalazim."

Rena terbangun pada jam dua malam. Dia pun langsung mengambil air Wudhu serta melaksanakan Sholat Tahajjud. Selepas Sholat Subuh Rena masuk kembali ke Kamarnya.Tidak biasanya dia masuk ke Kamar selepas Sholat. Biasanya Rena langsung mengaji. Namun masih terngiang di telinganya soalnya Mimpi semalam yang dia alami.

"Jangan pernah sekali - kali kamu membenci nya. Karena Malaikat pun akan membenci mu, Sekali pun kamu berbakti kepada kedua Orang tua mu."

Ucap seseorang yang wajahnya pun tidak bisa Rena lihat.

Itu hanya sebuah Mimpi, Namun Mimpi itu membuat Rena takut, Kalau seandainya Mimpi itu menjadi kenyataan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!