NovelToon NovelToon

Prasangka Buruk Ibu Mertuaku

1. jangan lupa, aku menantumu

"mau pindahan Bu ?"

"oh iya Bu, ini anak ku yang mau pindah ke sini. katanya mau coba mandiri dulu. biar tau tanggung jawab katanya Bu"

"kapan mau pindahannya Bu ?, masih lama ya ?. soalnya rumahnya itu masih kotor banget trus rumput di sekeliling rumahnya juga udah tinggi- tinggi"

"besok Bu, ga apa- apa. biar nanti anak ku yang bersihkan. anak ku orangnya sangat rajin Bu. tapi jangan tanya istrinya gi mana, ga bisa di harapkan" cicit ibu mertuaku pada salah satu calon tetangga ku nanti. aku yang mendengar dan melihatnya cuma bisa bergumam dalam hati 'wow, bernyali besar sekali dia. di hadapan ku pun dia menjatuhkan ku di setiap ada kesempatan'

aku tetap melanjutkan ritual bersih- bersih nya. setelah selesai menyapu, aku lansung ambil posisi duduk sambil memainkan game pada hp ku. melihat ku yang tengah asik main game tentu saja tanduk banteng ibu mertuaku tumbuh secepat kilat..

"hei, enak ya duduk- duduk sambil main hp. apa ga bisa lihat ini rumah tu masih sangat kotor. kamu pel kek lantainya. ini malah main game, kayak otak mu ga ada aja" ucap mertuaku sambil berkacak pinggang..

"loh Bu, kenapa marah- marah??. kan ibu yang bilang sama calon tetangga ku nanti kalau aku itu ga bisa di harapkan ?? "

"dasar menantu kurang ajar, gitu aja sakit hati.. kecil banget sih hati kamu !" dia berlalu dengan mimik wajah yang buat emosi siapa saja yang melihatnya pasti akan meledak.

aku tetap melanjutkan game di hp ku tanpa mau ambil pusing dengan tingkah dan ucapan ibu mertuaku. silahkan dia mau bilang apa, yang jelas bukan hati ku yang kecil. tapi memang ia saja yang tak pernah mau sedikit pun menghargai ku.. toh dia cuma bisa tunjuk sana tunjuk sini, marah- marah ga karuan dan sok buta saat melihat aku yang susah payah buat mengerjakan sesuatu.

°°~~°°

keesokan harinya kami pindahan, kami menyewa mobil pick up untuk mengangkut barang.. di saat suamiku dan adiknya sibuk mengangkat barang- barang ke dalam pick up, anak sulung yang merupakan anak kesayangan ibu mertuaku malah sibuk ngatur- ngatur dan nyuruh- nyuruh layaknya seorang bos. padahal kalau ku lihat, dari pertama dia datang sampai lah proses pindahan kami hampir selesai sedikitpun tangannya menyentuh barang- barang kami apalagi ikut andil membantu suamiku dan adiknya.. ya.. ia persis seperti ibunya, mungkin karena ia anak kesayangan. jadi sifat dan perilakunya sama seperti ibu yang mengagungkan dan memuja dirinya..

setelah selesai mengangkut barang- barang. semua keluarga suamiku sudah berkumpul di rumah yang akan kami tempati. sudah menjadi tradisi di keluarga suami ku, kalau pindahan rumah itu akan di adakan acara makan- makan di rumah yang baru di tempati.. untuk itu lah semua keluarga harus berkumpul. suara keramaian yang di berasal dari mulut masing- masing orang keluarga suamiku sangat riuh terdengar. ya, selera humor keluarga suamiku sangat tinggi. bahkan di setiap ada acara apapun suasananya pastilah ramai dan seru, aku juga salut dengan keluarga suami ku yang sangat kompak. tapi dari sekian banyaknya keluarga suami ku yang sudah berkumpul. aku tak melihat istri dari anak sulung mertuaku, bahkan anak- anaknya pun gak ku lihat. yang kulihat cuma mertuaku yang sibuk mengisi rantang buat bekal di bawa pulang oleh anak sulungnya. itulah hebatnya menantunya yang itu, karena dia istri dari anak kesayangan. sudah pasti dia juga jadi kesayangan dalam semua kondisinya tetap lah ia yang d puji- puji oleh mertuaku.

mataku melotot melihat rantang yang di isi yang akan di bawa anak sulung mertuaku. isi rantangnya sangat banyak, Bahkan saking banyaknya tak akan habis untuk di makan seharian jika cuma buat keluarga kecil anak sulungnya itu..

ku dekati mertuaku lalu aku berbisik "kok ga semuanya aja di masukkan ke rantangnya Bu, biar yang makan enak itu cuma anak dan mantu kesayangan ibu. yang udah capek bantu- bantu kami hari ini biarkan aja puasa" gegas aku pergi meninggalkan ibu mertuau yang sudah tersulut emosi. dia berlari menyusul ku dari belakang ia tarik jilbab yang menutupi kepalaku. "hei anak setan. apa hak mu mengatur apapun yang ku lakukan. itu memang hak anakku. yang ku bekalkan pun juga di beli dengan uang anakku. apa tidak boleh abangnya ikut menikmati apapun yang di beli dengan uang anakku ?? sadar diri kau Rania, kau cuma numpang hidup sama anakku" teriaknya seperti kesetanan sambil menjambak rambutku..

sontak semua yang berada di rumah yang baru ku tempati itu menghentikan semua aktifitasnya. semua melihat dan berlari kearah kami berada. melihat kegaduhan kami suamiku berusaha melerai dan menengahi antara aku dan ibunya. setelah tangan ibunya terlepas dari rambutku suami ku menarikku menjauh dari ibunya. tampak yang lain juga ikut menenangkan ibu mertuaku itu.. sementara yang lainnya lagi mencoba menenangkan aku. tapi yang ada ibu mertuaku bukan mereda ataupun mendingin. ia malah makin menjerit memaki dan menyuarakan sumpah serapahnya terhadapku. melihat hal itu suami ku balik berteriak kearah ibunya "diam Bu!!, bu, setan apa yang merasuki ibu. pasti gara- gara anak kesayangan ibu kan ?? ibu ga terima Rania begitu karena menyangkut anak kesayangan ibu. lagian yang di lakukan Rania itu benar Bu, yang lain belum makan. tapi ibu sudah pindahkan semua jenis makanan ke dalam rantang buat anak, menantu dan cucu- cucu kesayangan ibu. kalau ibu ga bisa diam. silahkan pulang Bu". ucap suamiku sambil menunjuk ke arah pintu keluar dari rumah ku..

ibu mertuaku menangis. terlihat langkah kakinya tertatih menuju ke arah yang di tunjukkan jari telunjuk suamiku. tapi sebelum sampai sampai ke pintu keluar ibu mertuaku tiba- tiba membalikkan badannya kearah kami dan berkata "dasar perempuan ******, anak setan. dalam waktu singkat kau buat anakku......"

"cukup Bu, cukup.. jangan pernah lagi ibu mengatai Rania dengan kata- kata buruk. ingat Bu, dia juga menantu ibu. jika ibu berkata buruk tentangnya. berarti aku sama buruk dengannya. karena aku yang menikahi Rania" belum selesai ibu mertuaku menghina ku suami ku lansung membalas perkataan ibu mertuaku..ia berlalu dengan cepat.. aku rasanya tidak percaya, suamiku rela menentang ibunya demi membelaku. sebesar itu kah rasa cinta dan sayangnya terhadap ku ??

ya, yang ia katakan memang benar. ibu mertua ku tak boleh lupa.. aku adalah menantunya. istri dari salah satu anaknya.. ia juga harus sadar bahwa ucapannya adalah doa. sebagai seorang ibu ia harusnya lebih bisa menjaga lisannya. jika aku ia katakan anak setan dan perempuan ******. namun apakah anaknya akan lebih baik dari aku istrinya.. ??

2. bermuka 2

sudah 2 Minggu kami nempati rumah ini. rasanya tinggal agak jauh dari rumah ibu mertuaku sangat tenang dan tentram. bukan tak ingin slalu tinggal dekat dengannya. tapi jika tinggal dekat dengannya aku tak bisa menjamin keselamatan jiwa dan mental ku.. hal itu lah yang membuat aku dan suamiku memutuskan untuk pindah ke rumah yang agak jauh.

dan juga, suamiku semakin ke sini rasanya semakin menyayangiku.. ia tak pernah sungkan membantu ku mengerjakan pekerjaan rumah. Bahakan jika ia sedang tidak bekerja, ia sangat telaten memomong anak kami.. rasanya rumah tanggaku adalah rumah tangga yang paling bahagia. sejak tinggal di sini, tak ada pertengkaran di antara kami. walau hanya sebuah pertengkaran kecil..

tentang ibunya, aku tak mau menyia- nyiakan waktu dan fikiran ku untuk memikirkan segala polah dan kebenciannya terhadapku. bagiku menjauhinya itu lebih baik dari pada harus menambah dosa dan juga beban fikiran ku.

selama 2 Minggu ini kami tak pernah berkunjung ke rumah ibu mertua ku dan saling bertanya kabar melalui telfon, SMS atau lain- lain pun tak juga ada.. ia datang ke rumah kamipun tak akan mungkin.. karena ia pasti gak akan merindukan anak kami, mungkin juga anak kami tak di anggap cucu olehnya. itu bisa aku lihat dari caranya yang begitu cuek bahkan hampir tak pernah sedikitpun ingin menyentuh ataupun bermuka manis terhadap anakku apalagi terhadapku.

rasanya jika mengingat betapa aku, suami dan anak ku ia beda- bedakan bahkan ia banding- banding kan dengan anak, mantu dan cucu- cucu kesayangannya itu sangat menyakitkan.. biar lah begini.. jauh dan tak melihat apapun yang ia berikan, ia sanjungkan dan perlakuan manisnya kepada mereka.

hingga suatu malam ku dengar ada suara seseorang memanggil- manggil nama ku sembari mengetuk pintu rumahku.. aku bangkit dari tempat tidur, ku lirik jam yang bertengger di dinding masih menunjukkan pukul 21.38.. ternyata aku tadi tertidur saat menina bobokan "Khaira" buah hati aku dan suami ku.. terdengar lagi suara itu sambil menggedor pintu rumah ku.. aku keluar kamar dan ingin melihat siapa yang datang.. tapi entah mengapa suara itu tak asing di pendengaran ku.. tapi apakah mungkin ??

huuunhh rasanya tak akan mungkin, ku intip dari balik Gordin jendela rumah ku. aku tak mau asal membuka pintu tanpa tau siapa yang datang terlebih dahulu. karena di tv dan media sosial sangat marak aksi perampok dengan berbagai modus..

saat mata ku menangkap sosok seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu..

degghhhhh..

tenyata itu benar ia, IBU MERTUAKU..

"cepat buka pintunya, apa selama tinggal di sini kupingmu pun ketutup sama lintah sawah dari depan sana ?? sampai- sampai kau macam patung di situ pura- pura ga dengar aku panggil ?". teriaknya dengan nada sombong..

gegas aku membuka pintu, sebelum ada kata- kata hinaannya yang selanjutnya yang bisa membuat gendang telingaku terasa bernanah.. mendengar yang tadi saja rasanya kupingku sudah seperti di tusuk- tusuk pisau..

malam ini sepertinya aku akan menghadapinya sendirian. karena hari ini suamiku kerja shift siang pulangnya pun sudah jam 00.12 baru akan sampai di rumah..

tanpa ku persilahkan masuk ia gegas bejalan Masuk kerumah ku..

"mana Ahmad ?? cepat panggil dia"

"dia belum pulang Bu. dia lagi giliran shift siang kerjanya"

"kalau gitu cepat ambikan uang 450rb. ceeeepppaaattt !!!" hardiknya padaku.

"u-uaang untuk apa Bu ??"

"bukan urusan mu untuk apa uang itu, kau hidup dari uang gaji anakku. jadi kau tak punya hak tanya- tanya begitu samaku"

"i-iya Bu, tapi aku tak punya uang segitu"

"dasar perempuan setan, kenapa kau tak pernah sadar diri sih ?? mana mungkin uang anakku ga ada. pasti ada dan kau yang mengaturnya. cepat ambilkan atau aku koyakkan mulutmu". astagfirullah.. kali ini bukan hanya hinaaan. tapi juga ancaman yang aku terima. rasanya ini sudah sangat keterlaluan. ku Hela nafas panjang guna mengumpulkan keberanian untuk membalas ucapan wanita yang katanya menyandang gelar seorang "IBU"..

"maaf Bu, aku tau aku cuma numpang hidup dari uang anak ibu, tapi itu bukan kemauan ku. tapi kemauan ibukan ?? ibu yang tak mau memomong anak ku ketika aku bekerja, sementara suamiku tak memberi izin aku bekerja jika anak kami harus kami percayakan pada orang lain. sementara cucu- cucu dari anak dan mantu kesayangan ibu, ibu jaga dan rawat supaya menantu kesayangan ibu itu bisa bekerja dengan tenang. bahkan ibu rela jadi pengasuh dan ojek gratisan untuk mengantar jemput menantu kesayangan ibu itu bekerja. dan satu lagi, jika aku anak setan. berarti ibu adalah induknya setan Bahkan nenek moyangnya setan. karena hanya anak setan lah yang akan menikah dengan anak setan yang lainnya". ku jawab panjang lebar dan ku balas semua hinaannya tadi padaku..

ia menampar pipi kanan ku hingga pipiku terasa panas. kali ini aku tak mau tinggal diam menerima hinaan, cacian dan tamparannya itu saja. cukup selama ini aku hanya menangis menerima perlakuannya.. selama ini aku begitu takut akan dosa. dia adalah ibu yang sudah melahirkan suamiku dan ayah dari anakku. tapi semakin ke sini. aku yg tak melihat kalau ia adalah seorang ibu untuk aku dan keluarga kecilku. perlakuan dan ucapannya mengikis habis gambaran seorang wanita penghuni surga dari dirinya. jika aku di minta untuk terus bersabar, mungkin sebagai manusia sabar ku telah melebihi batasnya.. ku balas dengan menampar balik pipinya. tapi sayang. tamparan ku tak mengenai dirinya. melainkan mengenai tas yang sedang ia sandang.. mungkin ia tau kalau aku akan membalas tamparannya hingga ia bisa mengelak dan melindungi wajahnya dengan tas sandangnya.. aku tak putus asa, ku serang ia bertubi- tubi.. hingga tamparanku yang terakhir berhasil mengenai pipinya..

carrrrrrrrrr...

itu lah suara yang terdengar saat telapak tangan ku mengenai pipinya.. astagfirullah.. ya Allah maaf kan aku.. tubuh ku bergetar. aku tak percaya kalau aku sampai seperti ini.. air mata ku yang dari tadi masih bisa ku tahan sekarang lolos berderai membasahi pipiku..

"B-buuu.. ma-maaf kan aku". ucap ku terbata. aku sadar aku salah. seharusnya aku gak membalasnya.. bukan kah selama ini aku bisa diam ??

tapi mengapa akhir- akhir ini aku seperti bukan diri ku lagi ??

ia tak menghiraukan permintaan maaf ku. ia menjambak rambut ku sambil mengucapkan sumpah serapahnya.. "dasar pe****r, anak setan, sampah, an***g, mati kauuuu".. selain menjambak rambutku ia juga menendang perutku.. bahkan saking kerasnya tendangan kakinya di perut ku aku sampai terpental beberapa langkah ke belakang dan menyebabkan jambakan tangannya di rambutku lepas. terlihat di tangannya ada rambut ku yang terlepas dan menempel di tangannya..

3. bermuka 2 ( lanjutan)

aku bangkit dari tempat ku terpental tadi. setelah ku kunci kembali pintu rumah ku aku lansung menuju kamar karena Khaira dari tadi menagis. mungkin ia terbangun mendengar suara keributan tadi.. aku berbaring di sebelahnya, ku keluarkan sumber Asi milik anak ku dan memberikannya pada Khaira anak kami.. hingga dia bisa tenang dan kembali tidur. ku rasakan ada rasa perih di ujung bibirku, ada rasa asin dan bau amis juga yang sempat terteguk oleh ku. kepala ku yang tiba² berdenyut dan di tambah lagi perut ku juga sakit..

°°~~°°

pagi harinya aku terbangun, ku lihat suamiku masih terlelap d samping ku.. entah jam berapa ia pulang.. aku tak sadar, aku begitu Lena dengan tidur ku. rasanya aku sangat lelah hingga tidur ku begitu nyenyak..

gegas aku bersihkan rumah memasak dan mencuci.. setelahnya aku mandi.. setelah mandi ku lihat suami dan anak ku masih belum bangun, kulirik jam masih menunjukkan pukul 8.40. biar lah, aku tak mau membangun kan suamiku. mungkin ia lelah bekerja hingga tengah malam.. ku biarkan ia tidur, aku beranjak ke depan cermin, aku termenung melihat pantulan diri ku di cermin. d sudut bibir ku terlihat ada sedikit sobek. mungkin itu karena tamparan ibu mertuaku yang sangat keras. dan juga lebam di batang hidungku..

gegas aku beranjak ke dapur rasanya perut ku sangat lapar. baru sampai d pintu tengah rumah ku menuju dapur, pintu rumah ku di ketuk oleh seseorang dan terdengar juga ia mengucapkan salam.

ku putar arah langkah ku. yang semula menuju dapur ku arahkan ke arah pintu masuk. seperti biasa aku mengintip dulu dari balik Gordin jendela sebelum membukakan pintu. setelah aku pastikan bukan orang yang tak di kenal aku lansung membukakan pintu.. ceklek.. ku putar gagang pintu.. tampak di depan pintu berdiri 2 orang wanita.. mereka adalah Matana istri adik suami ku dan kasi istri dari anak sulung mertua ku.

setelah ku persilahkan mereka masuk. aku gegas mengambil minum untuk mereka.

"kok repot- repot kak ran. kan aku bisa ambil sendiri. lagian aku ga enak, masak aku yang adek kakak di ambilkan minum. Ntar bisa- bisa aku di bilang adik ipar kurang ajar..". ujar Mayana sembari tertawa..

"ga apa- apa kok may, kan ga tiap hari. di minum kak". ku sodorkan satu cangkir teh hangat pada kasi istri anak sulung ibu mertua ku..

ia langsung meminum tehnya..

"oh ya Ran. itu lebam di muka mu pasti ulah ibu mertua kita kan ??.tunjuk kak kasi ke wajah ku.

"humm.. tapi aku merasa bersalah sama ibu mertua kita kak".

"ga usah merasa bersalah RAN. dia memang pantas kita lawan. habisnya kalau ga di lawan suka kelewatan batas". ucap kak kasi seolah- olah membelaku..

"iya, benar itu kak..". timpal Mayana pertanda setuju..

"kamu ga tau RAN, dia dulu juga begitu sama ku. bahkan sehabis pesta pernikahan kami ia kuasai semua amplop yang di berikan semua tamu undangan".

"hah ?? apa benar begitu kak ??

"benar ran, belum selesai acara pesta dia udah masuk ke kamar bawa semua amplopnya. saat kami tanya dapat berapa, dia dengan enteng jawab 'ga banyak'. udah gitu aj jawabannya RAN". aku kaget, bagai mana bisa ibu mertua ku bersikap demikian dengan menantu kesayangannya..

"bahkan yang lebih parahnya RAN, ibu mertua kita malah lebih baik sama mantan suamiku. itu tu yang sempat tunangan tapi ga jadi nikah lantaran aku nekat ga mau pulang dari rumah mereka".

"kak Linda maksud kakak ??"

"iya, rasanya mau ku pecahkan aja kepalanya waktu itu. tapi aku berfikir lagi. jika main kekerasan. maka aku yang salah di mata semua orang. maka aku hasut aja anak kesayangannya itu buat minta ini itu sama dia. trus kalau dia ngasari aku, aku suruh anaknya yang balik maki- maki dia".. wow luar biasa juga nyali menantu kesayangan mertua ku ini..

ternyata ia lebih buruk dari aku.. walau bagai mana pun aku tak pernah menghasut suamiku untuk membalas ibunya, apalagi untuk minta ini itu sama mereka..

"hhuuuuhhh kalau di ingat- ingat nasib kita sama kak ran. aku juga begitu.. dia sayang cuma sama suami dan anak- anak ku.. sementara kalau sama aku. ucapannya nyakitin banget kak. yaaaa aku bisanya cuma nangis kak". ucap Mayana.

otak ku sontak berselancar ke mana- mana. kenapa semua menantu wanita ibu mertuaku mengaku mendapat perlakuan yang sama dengan ku ??

ahh tapi walau bagai manapun. mereka jauh lebih beruntung di banding aku. mereka walau di perlakukan buruk oleh ibu mertuaku, setidaknya ibu mertua ku sangat menyayangi suami dan anak- anak mereka.

pembicaraan kami lansung berubah topik saat tau kalau suami ku sudah bangun dan menyapa kami dari depan pintu kamar..

"oh ada kak kasi dan Mayana rupanya ?". katanya sambil menuju dapur..

"kak kasi, Mayana yuk sekalian makan yuk.. kebetulan itu ayah si Khaira sepertinya juga mau makan".

"ga ran makasih, kami mau lansung gerak pulang aj. itu nanti takutnya belanjaan kami jadi layu dan busuk kalau lama- lama.. tadi kami belanja kepasar. kebetulan lewat sini ya sekalian singgah aj". ucap kak kasi sambil pamit pulang.. setelah ku antar mereka ke teras rumah aku lansung masuk. perut ku rasanya sakit bertambah rasa lapar yang sangat mengaduk- aduk lambung ku..

"pagi sayang, enak ga makanannya ??". ucap ku sambil menarik kursi persis di sebelah suami ku. dengan cepat ku sendok nasi beserta lauk pauk berpindah ke dalam piring ku.

"pagi juga istriku.. ya jelas enak dong. di dunia ini cuma masakan kamu ya paling enak sayang.. aku bangga saat semua teman- teman kerja ku memuji masakan mu. mereka bilang aku ga salah pilih dalam menjadikan kamu istriku". dia berucap sambil mengecup ujung kepalaku..

aku tersipu- sipu malu mendengar kata pujian dari teman- teman suami ku.. yaaa suamiku setiap harinya tak pernah beli makan di luar. bahkan saat kerja pun aku memberikan bekal yang cukup banyak agar teman- temannya juga bisa makan. sesuai pengalaman ku. saat bekerja kadang salah satu teman pasti ada yang ga bawa bekal dan ga punya uang untuk beli makanan. jika ada yang bawa makanan banyak, sudah pasti makanan itu bisa di makan beramai- ramai. setidaknya juga bisa untuk bertukar menu makanan dengan yang lainnya.. walau terkadang ada juga yang lebih memilih makan di kantin tempat bekerjanya.

sore harinya aku dan suami ku gegas keluar rumah. berhubung ini hari libur, kami ingin membawa Khaira kesuatu tempat bermain. begitu lah kami yang menghabiskan waktu dengan cara sederhana. tujuan tempat refrehing kami tak pernah ke tempat pusat berbelanja atau tempat bermain yang menghabiskan banyak uang.. kami tak ingin nanti anak- anak kami tumbuh dan besar menjadi anak yang tak tau di untung. sebab kami tak bisa menjanjikan hidup mewah yang bergelimang harta. hari ini tempat tujuan kami jatuh pada taman di perumahan elit yang menyuguhkan pemandangan hewan melata, burung bangau yang jumlahnya tak bisa di hitung dan vihara Budha yang sangat megah..

pukul 21 malam kami sampai di rumah. rasanya sangat lelah menggendong Khaira yang tertidur di sepanjang perjalanan pulang. aku gegas ke kamar untuk meletak kan Khaira agar tidurnya lebih nyaman..

lamat- lamat aku dengar suara suami ku bicara dengan seseorang dari sambungan telepon.. sepertinya ia marah- marah. tapi dengan siapa ??

lekas aku menyusul ke arah tempat suara suami ku berasal. ketika aku sampai terlihat suamiku sudah memutuskan sambungan teleponnya.

"siapa yang telepon yah ??". suami ku tak menjawab melainkan hanya terduduk lesu.

"apa itu td ibumu yang telepon yah??". selidik ku lagi. pertanyaan ku hanya di jawab dengan anggukan kepalanya.. ku Hela nafas panjang dan melepaskannya perlahan..

"masalah apalagi yang ia ributkan yah?".

"itu sayang, ibu tadi marah- marah dia minta aku buat ngajari kamu. katanya kamu udah ngejelekin dia sama si kasi menantu kesayangannya itu".

degghh..

kasi ??

apa benar ia sumber masalah kali ini. belum juga selesai masalah yang udah- udah. ini ia menambah lagi. sebetulnya apa yang sudah ia katakan ??

bukan kah tadi ia yang jelas- jelas secara gamblang menjelek- jelekkan ibu mertua ku ??

dan sikapnya tadi seolah- olah ia berada di pihakku..

yaaaa.. aku harus menyadari, kalau menantu kesayangan ibu mertuaku itu bermuka dua.. di hadapan ku ia tunjukkan ketidak sukaannya terhadapan ibu mertuaku dan di hadapan ibu mertua ku ia tunjukkan seolah- olah ia adalah orang yang sangat sayang pada ibu mertua ku..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!