Terima kasih untuk kalian yang tetap membaca Novel ini. Cerita akan dilanjutkan, namun di karya yang baru. Jadi, jika ada yang baru membaca novel ini, tolong baca dulu karya author sebelumnya dengan judul 'Legenda Raja Kultivator'.
***
Tribun Kelas Pertama.
Jong Hyun yang tidak sengaja menyadari reaksi rombongan Yu sedikit mengangkat alisnya. Dia sendiri adalah penerus utama Klan Jong, sekaligus tunangan dari Yu Han Ling.
"Apa kamu mengenali orang itu?" Jong Hyun bertanya kepada Yu Han Ling yang duduk di sebelahnya.
"Oh, maksudmu pria bertopeng itu?" Yu Han Ling bertanya untuk memastikan.
Jong Hyun hanya mengangguk, dan wanita cantik bergaun putih itu langsung menceritakan pertemuan mereka di pelabuhan serta konflik sewaktu di penginapan.
Jong Hyun terdiam sejenak usai mendengar cerita dari tunangannya itu, ia kemudian menatap Xiao Chen yang sedang memasuki arena ketiga.
"Anak itu... Apa dia kuat?" Jong Hyun bertanya, namun matanya masih tetap tertuju ke arena.
Yu Han Ling mengangkat pundaknya, "Entahlah. Tapi yang pasti, dia lebih kuat dari adik bungsu..."
Jong Hyun tidak bertanya lebih jauh lagi dan memilih untuk memerhatikan pertandingan.
***
Arena ketiga.
Wasit kini sedang menjelaskan peraturan kepada kedua peserta, Xiao Chen dan Xiao Jung.
Xiao Jung adalah saudara laki-laki Xiao Chen, atau lebih tepatnya saudara kandung dari pemilik tubuh Xiao Chen sebelumnya.
Xiao Jung adalah seorang pria tampan bermata tajam, mengenakan jubah biru cerah dengan beberapa awan putih sebagai desainnya. Murid paling jenius di sekte Awan Putih, sekaligus putra tertua dari Patriark Xiao Feng.
Beberapa saat kemudian, wasit mundur beberapa puluh meter usai menjelaskan peraturan. Xiao Jung sendiri mengeluarkan tombak panjang berwarna biru, ia tersenyum tipis dan berkata, "Menyerah saja, kawan. Jika kau meneruskan ini, aku bisa saja membuatmu cacat seumur hidup."
Tentu saja Xiao Jung tidak tau kalau lawannya saat ini adalah adiknya sendiri, Xiao Chen.
Xiao Chen tertawa, dan tawanya menarik perhatian para penonton, tidak terkecuali rombongan Kekaisaran.
Di sisi lain, Yong Shu berdiri dari kursinya dan alisnya sedikit mengerut, "Ada apa... Kenapa Chen'er bertingkah seperti itu?" Batinnya bertanya-tanya.
Namun Yong Shu segera duduk kembali ketika salah satu penonton yang duduk di belakangnya marah.
Kembali ke arena. Xiao Jung sedikit mengangkat alisnya ketika melihat tingkah lawannya, "Apa kau sudah gila?"
"Hahahahaha... Padahal aku hampir melupakannya. Tapi, setelah mendengar namamu, amarah yang sudah lama kupendam bergejolak seketika..." Xiao Chen kemudian membuka topengnya perlahan, "Lama tidak bertemu, Kakak..."
Xiao Jung melebarkan matanya secara sempurna, dan kemudian dia tertawa sambil menatap hina adiknya itu.
Para penonton yang menyaksikan itu kebingungan, hingga salah satu dari mereka berkata dengan lantang mengenai identitas Xiao Chen.
"Oh, oh!!! Dia! Dia adalah putra bungsu dari Patriark sekte Awan Putih!"
"Apa?! Benarkah itu?"
"Tunggu, kalau tidak salah namanya adalah Xiao Chen, kan? Kabarnya dia sudah angkat kaki dari sekte Awan Putih beberapa tahun yang lalu!"
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Entahlah... Tapi dari rumor yang kudengar, keluarganya hanya menganggap dia sebagai sampah, dan sepertinya dia memilih angkat kaki karena muak dianggap seperti itu."
"Wahahahaha... Ini akan menyenangkan! Balas dendam dari sang adik yang dicampakkan! Ayo kita bertaruh, dasar para bajingan!"
Seluruh penonton dari tribun kelas dua dan tiga bersorak kegirangan, suara gemuruh mereka bahkan menggetarkan stadion selama beberapa saat.
Masing-masing dari mereka langsung memasang taruhan untuk pertarungan yang akan dilakukan kedua bersaudara itu, dan kebanyakan dari mereka bertaruh kepada Xiao Jung.
***
Tribun Kelas Pertama.
Kaisar Fang Lin melipat kedua tangannya di depan dada, di sebelahnya terdapat seorang pria paruh baya yang sedang menjelaskan asal usul Xiao Chen.
"Begitu, ya. Dia hanya anak yang tidak berbakat dari sekte Awan Putih..." Gumam Fang Lin, lalu dengan segera menimpali, "Tapi, apa kau yakin itu adalah informasi yang valid?"
"Saya sangat yakin, Yang Mulia." Jawab pria paruh baya itu tanpa ragu.
Fang Lin kembali menatap arena dan terdiam sejenak, "Pergi. Cari informasi tentang anak itu secepat mungkin..." Titahnya dengan suara tenang.
"Sesuai perintah anda, Yang Mulia..."
Pria paruh baya itu langsung menghilang dari tempatnya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
***
Tribun kelas dua.
Rombongan sekte Awan Putih begitu terkejut ketika melihat itu, terutama Juan Sheng, pelayan yang merawat Xiao Chen sedari kecil.
"T-tuan muda...?" Gumam Juan Sheng tak percaya.
"Aku terkejut adik ada di sini. Namun yang lebih mengejutkan lagi, dia membongkar identitasnya dihadapan kakak tertua. Lucu sekali..." Xiao Mei-Mei terkekeh pelan. Dia adalah anak urutan ketiga, putri tunggal Xiao Feng.
Xiao Fei menghela nafas pendek, "Xiao Chen. Aku akan membawamu pulang, dasar bocah sialan...." Gumamnya pelan.
Xiao Mei-Mei yang tidak sengaja mendengar itu langsung menoleh ke arah kakak keduanya, "Huh, untuk apa kita melakukan itu? Biarkan saja dia menjadi gelandang. Dia hanyalah sampah, dan sekte kita bukanlah tempat untuk menampubh sampah sepertinya." Balas Xiao Mei-Mei dengan nada kesal.
Xiao Fei memutar bola matanya malas dan tidak mengatakan apa-apa lagi, ia terlalu malas menanggapi adik perempuannya itu. Sedangkan Xiao Mei-Mei, terus menerus mengutuk Xiao Chen dalam hatinya.
***
Arena Ketiga.
"Wah, wah. Rumor tentang aku bisa menyebar sampai sejauh ini? Sepertinya ada seseorang yang membayar mahal, ya." Xiao Chen mengangkat sudut bibirnya.
Xiao Jung tidak menjawab dan hanya mendengus pelan.
Wasit yang berada di dalam arena ketiga tidak membuang waktu lagi, dia dengan segera memulai pertandingannya.
Xiao Chen mengeluarkan sepasang pedang Azure Dragon, sedangkan Xiao Jung sudah melesat maju ke tempat adiknya berada.
Pertarungan dimulai, Xiao Jung menyerang adiknya tanpa ragu dan matanya sedikit melebar saat melihat Xiao Chen dapat menangkis seluruh serangannya dengan mudah.
"Ternyata kau sudah berkembang ya, bedebah kecil." Xiao Jung mengeluarkan beberapa tekniknya disertai dengan kecepatan yang luar biasa.
Perlu diketahui, basis kultivasi Xiao Jung berada di ranah Saint bintang delapan dengan kekuatan fisik yang bisa menghancurkan sebuah gunung.
Xiao Chen mendengus pelan, kecepatannya hampir tidak bisa menyamai kakaknya karena gelang besi yang dikenakannya. Namun bukan berarti Xiao Chen berada diposisi kalah, ia saja bahkan belum memakai setengah dari kekuatan penuhnya.
Sorakan dari penonton memenuhi stadion, seluruh perhatian tertuju ke arena tiga dan hanya sedikit saja yang memerhatikan dua arena lainnya.
Para penonton takjub melihat Xiao Chen yang bisa menyamai Xiao Jung, dan beberapa dari mereka ada yang mulai bertaruh besar kepada Xiao Chen.
Di sisi lain, Fang Lin mengamati pertarungan yang dilakukan kedua bersaudara itu dengan raut wajah serius, "Menarik. Kemampuan mereka setara dengan veteran Kekaisaran... Dua bersaudara itu sungguh jenius." Gumamnya pelan.
Fang Lin berniat merekrut mereka berdua, tetapi ia harus mencari tau terlebih dahulu perselisihan yang terjadi di antara Xiao Chen dan juga sekte Awan Putih.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
Xiao Jung merapatkan giginya setelah pertarungan berlangsung selama beberapa waktu, ia sama sekali tak menyangka kemampuan Xiao Chen bisa menyamai dirinya.
"Bajingan... Aku tidak bisa menerima ini!" Xiao Jung mengeluarkan salah satu jurus terkuat di sekte Awan Putih.
"Jurus kabut putih, kamuflase petir!"
Kepulan kabut memenuhi arena ketiga, wasit yang berada di dalam sana tidak bertindak sedikitpun karena ia masih bisa mengawasi jalannya pertarungan lewat kesadaran spiritual.
Xiao Chen sedikit mengerutkan alisnya saat merasakan sengatan listrik di sekujur tubuhnya, ia kemudian melakukan serangan yang membuat jarak di antara lawannya, lalu melapisi tubuhnya dengan elemen angin.
Whooozh!
Disaat pusaran angin mengelilingi Xiao Chen, kabut yang memenuhi arena ketiga perlahan menghilang dan membuat suasana di dalam sana kembali normal.
Xiao Chen mengangkat sudut bibirnya, "Pantas saja sekte Awan Putih tidak pernah naik ke kelas atas, ternyata jurus terkuat mereka hanyalah sampah! Bahkan di medan yang seharusnya menguntungkan jurus itu." Xiao Chen berkata dengan nada sinis, sambil memasang raut wajah menghina.
Xiao Jung sendiri tidak bisa mengatakan apa-apa, mulutnya menganga seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja disaksikannya. Reaksi penonton tidak jauh berbeda, tak ada satupun dari mereka yang mengira kalau Xiao Chen sekuat ini.
***
Tribun kelas dua.
Yong Shu diam-diam terkekeh pelan saat menyaksikan pertandingan itu, "Lucu sekali. Melakukan manipulasi kabut dihadapan penggunaan elemen angin? Orang gilapun tau kalau itu akan sia-sia..."
Di rombongan sekte Awan Putih, tidak ada satupun dari mereka yang tidak terkejut melihat kemampuan Xiao Chen.
Xiao Fei dan Xiao Mei-Mei melebarkan mata, mereka berdua sampai tidak berkedip saat menyaksikan pertarungan itu.
Sedangkan reaksi Juan Sheng menunjukkan kebahagiaan, ia tak menyangka tuan mudanya sudah menjadi sekuat ini setelah angkat kaki dari sekte, "Tapi sebenarnya, apa yang telah tuan muda lalui selama ini?" Batin Juan Sheng penasaran.
***
Kembali ke arena.
Xiao Chen terkekeh melihat raut wajah kakaknya yang menunjukkan rasa marah, panik dan juga gelisah. Dia yakin, kalau Xiao Jung saat ini sedang mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengalahkan dirinya.
Xiao Jung sendiri menggertakkan gigi, tanpa sadar aura membunuh merembes keluar dari tubuhnya. Tapi itu tidak berlangsung lama, setelah dia mengingat kembali peraturan di turnamen ini.
"Sial. Aku harus tenang untuk sekarang..." Xiao Jung membatin, "Bedebah ini, dia benar-benar berbeda dari beberapa tahun yang lalu."
Xiao Jung kemudian menciptakan bor petir di ujung tombaknya, dan kecepatan serangannya jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Xiao Chen sendiri tidak terlalu kesulitan menghadapinya, ia sudah mengingat seluruh pola serangan kakaknya dalam waktu yang singkat.
Selang beberapa waktu, nafas Xiao Jung memburu dan tubuhnya sudah dipenuhi dengan keringat, berbeda dengan Xiao Chen yang tubuhnya sama sekali tidak mengeluarkan keringat sedikitpun.
"Hahahaha... Ternyata hanya segini saja kemampuan anak tertua dari Patriark sekte Awan Putih!" Xiao Chen tertawa lepas, tawanya menggema di stadion.
Para penonton terus bersorak, dan semakin banyak dari mereka yang bertaruh kepada Xiao Chen.
Di sisi lain, Gao Lan memandang pertarungan di arena ketiga dengan raut wajah serius, perkembangan Xiao Chen setelah terakhir kali mereka bertemu benar-benar di luar nalar, "Aku jadi teringat dengan orang tua yang bersamanya..." Gumam Gao Lan, lalu melanjuti, "Apa dia yang sudah membuat anak itu menjadi monster dalam waktu yang sangat singkat? Jika iya, siapa dia sebenarnya?"
Yu Luan Ling sendiri kagum dengan kemampuan Xiao Chen, "Kurasa akan ada baiknya jika bisa berteman dengannya..." Batin Yu Luan Ling sambil tersenyum tipis.
***
Setelah dua batang dupa berlalu, arena ketiga.
Tubuh Xiao Jung terluka parah dan kedua pupil matanya terasa mati. Kondisi mentalnya sudah jatuh terpuruk, harga diri yang selalu dia jaga semasa hidup kini telah diinjak-injak oleh orang yang dulunya ia pandang dengan hina.
Xiao Chen sendiri tidak berkata apa-apa, hasrat balas dendam yang sudah lama ia pendam sedikit terpuaskan karena hal ini.
"Bagaimana rasanya, kakak? Tidak enak, bukan?" Xiao Chen melangkahkan kakinya, "Mengucilkanku hanya karena tidak berbakat, itu adalah tindakan kekanak-kanakan yang kalian lakukan. Dan bodohnya aku pernah berharap, pandangan kalian terhadapku bisa berubah. Tapi, sampai beberapa saat yang lalu kalian masih tetap memandang rendah diriku..."
Xiao Chen kemudian berhenti dihadapan Xiao Jung yang sepertinya sudah mulai menggila, "Roda nasib terus berputar, dan sekarang sudah saatnya aku yang memandang rendah kalian..." Xiao Chen menyimpan Azuren Dragon di cincin penyimpanan, lalu meninju ulu hati kakaknya itu sekuat tenaga.
Bam!
Xiao Jung terpental ke belakang dan menghancurkan array pertahanan level tujuh, dia menabrak dinding stadion dan menghasilkan kerusakan yang parah.
"Aku sebenarnya ingin sekali membunuhmu, tapi sekarang kita ada di dalam turnamen. Ya, meski begitu... Aku yakin, kau tidak akan bisa memegang senjatamu selama beberapa tahun ke depan." Xiao Chen kemudian menoleh ke tribun kelas dua, atau lebih tepatnya ke arah rombongan sekte Awan Putih.
Senyum tipis terukir di bibir Xiao Chen ketika melihat raut wajah ketakutan dari dua saudaranya, matanya kemudian bertemu dengan Juan Sheng sebelum dirinya berbalik dan kembali ke ruang tunggu.
Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi memakai topeng di dalam stadion, identitas Xiao Chen pasti akan menyebar ke seluruh penjuru negeri. Kejadian ini juga pasti akan sampai ke telinga ayahnya dalam beberapa hari ke depan.
Suasana stadion menjadi hening setelah Xiao Chen kembali ke ruang tunggu, hingga akhirnya sorakan yang penuh semangat memenuhi stadion.
***
Ruang tunggu.
Ketika Xiao Chen masuk, seluruh mata yang ada di ruangan itu tertuju kepadanya. Dia tentu mengetahuinya, namun sama sekali tidak menghiraukannya.
Yoriichi dan Mue Lian memandangi Xiao Chen yang berjalan kemari. Pria tampan berjubah hitam itu kemudian duduk di antara mereka berdua.
"Sepertinya kalian berdua terkejut..." Xiao Chen menatap Yoriichi di sebelah kiri, lalu berganti ke Mue Lian yang di sebelah kanan.
Mereka berdua yang mendengar itu langsung tertawa pelan.
"Ya, lumayan lah..." Balas Yoriichi.
"Tapi kamu sangat keren, kakak Chen." Timpal Mue Lian sambil tersenyum.
Xiao Chen ikut tertawa, "Hahahaha... Aku juga cukup terkejut karena bertindak sejauh itu, rasanya tubuhku seperti bergerak sendiri." Ucap Xiao Chen, lalu melanjuti, "Ngomong-ngomong, Mue Lian kenapa kamu masih belum dipanggil juga?"
Mue Lian mengangkat pundaknya, "Aku tidak tau, tapi mungkin sebentar lagi." Jawab Mue Lian cepat.
Xiao Chen mengangguk dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Mereka bertiga kemudian mengobrol satu sama lain untuk menghabiskan waktu yang ada.
.....
Beberapa jam kemudian, siang sudah berganti menjadi malam dan suasana di dalam stadion masih ramai serta meriah.
Nama Mue Lian akhirnya dipanggil, begitu juga dengan lawannya.
Yoriichi dan Xiao Chen langsung menyemangati wanita cantik itu. Mue Lian sendiri berterima kasih, dia kemudian keluar dari ruang tunggu dan menuju ke arena pertama.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
Ketika Mue Lian berjalan di tengah lapangan, para penonton terutama pria tertegun dengan kecantikan dari wanita berambut ungu itu. Mereka langsung bersorak kegirangan, dan memuji Mue Lian dengan kata-kata manis.
Memang kecantikan Mue Lian bisa dibilang di tingkat teratas, dan bukan hal yang tidak mungkin jika sekelas Pangeran Kerajaan melamar wanita cantik itu meski dia dari kalangan rakyat biasa.
Mue Lian sendiri tersenyum mendengar semua sorakan itu, tentu saja senyuman yang dilakukannya membuat beberapa penonton pria mimisan.
***
Tribun kelas pertama.
Seorang pria tampan berambut putih panjang melebarkan mata saat melihat Mue Lian, jantungnya berdetak begitu kencang seolah bisa meledak kapan saja. Dia adalah Hu Long Qie, tuan muda yang berasal dari sekte Naga Es pulau utara.
"Cantik sekali..." Hu Long Qie bergumam tanpa sadar.
"Huh! Apa yang baru saja kau katakan, Long'er?" Tanya seorang kakek tua berjanggut putih panjang di sebelahnya, yang mengenakan jubah biru tua dan terdapat logo es di belakang punggungnya.
Hu Long Qie tersentak dan menoleh ke sebelah kanannya, "Ah, kau hanya salah dengar saja, paman." Jawabnya dengan pipi yang sedikit memerah.
"Hohoho... Jangan coba membohongi pamanmu ini, Long'er!" Balas Hu Shao Tien, kemudian menunjuk ke tempat Mue Lian berada, "Kau menyukai wanita itu, kan?"
Hu Long Qie menahan nafasnya sesaat sebelum menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak, tidak. Aku hanya sekedar kagum dengan kecantikannya saja..."
Hu Shao Tien terkekeh mendengar jawaban dari keponakannya itu, "Dasar anak muda jaman sekarang, tidak mau mengakui perasaan sendiri..." Ucapnya dan dengan segera melanjuti, "Long'er, ini adalah saran dari pamanmu. Kalau kau menyukai seorang wanita, lebih baik langsung dekati dia! Buat dia nyaman dengan kehadiranmu, dan nyatakan perasaanmu. Jangan sampai kau menyesal karena tidak melakukannya..."
Hu Long Qie tidak membalas ucapan pamannya itu, dan matanya fokus menatap arena ketiga yang dimana tempat Mue Lian akan bertarung.
***
Arena ketiga.
Mue Lian sendiri sudah berada di dalam arena, lawannya pun sama. Wasit kemudian menjelaskan peraturan yang ada, dan tanpa membuang waktu lagi dia memulai pertandingannya.
Mue Lian adalah pengguna belati, sedangkan lawannya adalah pengguna pedang pendek. Mereka berdua kemudian bertarung dan sama-sama mengerahkan kemampuan terbaik mereka.
.....
Satu batang dupa berlalu.
Pertandingan di arena ketiga berakhir dengan cepat, dan Mue Lian adalah pemenangnya. Dia menang tanpa menerima luka sedikitpun, berbeda dengan lawannya yang sekarang tubuhnya dipenuhi dengan luka sayatan.
Sorakan penonton semakin meriah ketika Mue Lian memenangkan pertarungan itu. Banyak sosok besar yang tertarik dengan wanita cantik itu, tidak terkecuali pihak Kekaisaran.
***
Di Ruang Tunggu.
Mue Lian berjalan menuju ke tempat duduknya, ketika sampai ia langsung disambut oleh Xiao Chen dan juga Yoriichi. Kedua pria itu takjub dengan kemampuan Mue Lian, meski basis kultivasinya hanya berada di Nascent Soul bintang dua tetapi dia mempunyai gaya bertarung yang unik dan juga luar biasa.
"Kamu sangat hebat, nona Lian..." Puji Yoriichi sambil tersenyum.
Xiao Chen mengangguk, "Aku setuju. Mungkin di ruangan ini, kau adalah wanita yang paling kuat..." Timpalnya memuji.
Mue Lian terkekeh pelan, "Ucapan kalian berdua sangat manis, ya."
Xiao Chen dan Yoriichi tertawa pelan ketika mendengar itu. Mereka bertiga kemudian mengobrol dan bercerita apa saja yang bisa diceritakan.
Ketika sedang mengobrol, seorang pria tampan berambut putih panjang masuk ke dalam ruang tunggu. Tentu saja kedatangannya menarik perhatian banyak peserta, terutama para wanita.
Pria tampan itu berjalan, dan mendekati Mue Lian yang sedang asik mengobrol dengan dua pria, langkahnya terhenti sesaat ketika mengenali kedua pria itu.
"Wah... Ternyata sainganku berat juga." Hu Long Qie tersenyum masam, dan kembali melangkahkan kakinya.
"Halo, permisi..." Hu Long Qie langsung menyapa ketika sudah tidak jauh dari tempat mereka berada.
Xiao Chen, Yoriichi dan Mue Lian langsung menoleh ke sumber suara tersebut. Mereka sedikit terkejut melihat seorang pria tampan yang mengenakan jubah mahal.
"Hm? Apakah dia berasal dari Kerajaan?" Batin Xiao Chen bertanya-tanya, lalu menanggapi, "Ya, ada apa?"
Hu Long Qie terdiam sejenak untuk berpikir, lalu menangkupkan tangannya, "Perkenalkan, namaku adalah Hu Long Qie." Ucapnya dan dengan segera melanjuti, "Aku di sini ingin berteman dengan kalian, bolehkah aku?"
Xiao Chen sedikit mengangkat alisnya, kejadian ini terlihat familiar bagi dirinya. Dia kemudian menoleh ke arah Yoriichi, dan kemudian berganti ke arah Mue Lian.
Mereka berdua hanya diam, dan Xiao Chen menghela nafas pendek, "Kenapa kau ingin berteman dengan kami?" Tanya Xiao Chen sambil menatap pria di depannya.
Hu Long Qie kembali terdiam sejenak, lalu menjawab sambil tersenyum, "Tentu saja karena kalian kuat."
"Uh, dia blak-blakan sekali, ya." Xiao Chen sedikit terkejut mendengarnya.
Ketika Xiao Chen ingin mengatakan sesuatu, Mue Lian lebih dulu mendahuluinya, "Kau ini mencurigakan sekali, tiba-tiba datang dan mengajak kami berteman..." Ucapnya dengan mata yang sedikit menyipit.
Xiao Chen dan Yoriichi yang mendengar itu langsung memasang ekspresi datar, "Bukankah kau juga sama, nona Lian?" Batin Yoriichi menggelengkan kepala, lalu mengambil alih pembicaraan, "Kalau begitu, ayo kita berteman."
Yoriichi bangkit berdiri, ia kemudian memperkenalkan dirinya kepada Hu Long Qie. Setelah itu, Yoriichi menatap Xiao Chen dan juga Mue Lian.
Xiao Chen mengangguk pelan dan ikut memperkenalkan diri, sedangkan Mue Lian berdecak pelan dan mau tak mau melakukan hal yang sama.
Hu Long Qie menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia merasa kalau Mue Lian tidak menyukai kehadirannya, "Ah, paman... Rasanya aku ingin pulang saja..." Batin Hu Long Qie merasa sedih.
Ketika mereka sudah saling berkenalan, Xiao Chen menyuruh Hu Long Qie duduk. Mereka semua kemudian saling mengobrol, awalnya memang terasa canggung dengan kehadiran sosok yang baru tetapi lama kelamaan obrolan yang mereka lakukan semakin asik.
***
Satu hari berlalu, bulan yang tadinya menyinari langit kini sudah berganti menjadi matahari. Suasana stadion masih sangat ramai, dan para peserta sudah melalui banyak pertandingan.
Babak penyisihan sudah terlewati dan kini sudah saatnya untuk babak semi-final dimulai. Dan, dari ribuan peserta yang mendaftar, sekarang hanya tersisa kurang dari dua ratus saja.
Tentu saja Xiao Chen, Yoriichi, Mue Lian dan Hu Long Qie menjadi salah satu peserta yang lolos dari babak penyisihan. Kemampuan mereka berempat sangat luar biasa, dan bukan hal yang tidak mungkin kalau mereka nantinya bisa sampai ke babak Final.
Saat ini, Ji Pian Wei selaku pembawa acara sedang melakukan basa-basi ke para penonton yang berada di tribun. Suasana yang memang sudah meriah, menjadi semakin meriah ketika Ji Pian Wei ingin memberitahu hadiah yang nantinya akan didapat oleh para pemenang turnamen.
"Apakah kalian penasaran, semuanya?!" Ji Pian Wei bertanya dengan nada lantang.
"YA~!!!"
"Cepat beritahu kami!"
"Kakek tua, berhentilah basa-basi!"
"Benar! Jangan buat kami mati penasaran, sialan!"
Ji Pian Wei terkekeh pelan mendengar semua itu, lalu mulai memberitahu hadiah yang nantinya akan didapatkan oleh para pemenang.
Bersambung.....
LIKE >> VOTE >> RATE 5 >> GIFT >> COMMENT.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!