NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Sang CEO Kejam

Bab 1

Di sebuah ruangan terdapat banyak seseorang berseragam hitam yang tak lain adalah bodyguard yang telah berbaris rapi menyambut kedatangan akan Tuannya.

Seorang pria memasuki Mansion itu dengan wajah datar dan dingin yang dimilikinya, hal itu membuat aura seram semakin terpancar. Ia duduk disalah satu kursi dengan dikelilingi banyak bodyguard yang berjaga.

Beberapa diantaranya merasa tangannya gemetar ketika menghadapinya.

Selain itu terdapat seorang pria terikat dengan rantai tubuh babak belur karena telah dicambuk puluhan kali. Dan juga terdapat luka sayatan di sekujur tubuh pria itu.

"Apa kamu masih kuat dengan siksaan yang aku berikan selama ini?" tanya Richard yang memancingnya untuk berbicara, namun seseorang itu tak kunjung buka mulut, hanya terdiam dengan tatapannya yang semakin tajam melihat kearahnya.

Satu detik ....

Dua detik ....

Tiga detik ....

Tak ada jawaban yang ditunjukkan oleh seseorang itu yang akhirnya membuat darah tinggi Richard pun naik.

Tak segan-segan pria bernama Richard Bagaskara Verlanto seketika langsung membanting botol kaca bekas minuman alcohol yang menyebabkan beling berserakan dimana-mana.

"Apa kamu udah tuli aku sedang berbicara denganmu. Apa kamu lebih memilih mendapatkan siksaan dariku dari pada membuka mulutmu itu? Kau tentu tau akibat dari perbuatan mu ini, aku Richard pria terkejam. Dan kau telah mengibarkan bendera perang terhadapku! Kau ingin melawanku jadi rasakan lah ini!"

Beberapa misi telah berhasil diluncurkan olehnya, mendarat tepat di dada kekar pria itu. Bahkan darah segar keluar dengan sangat deras dari tubuh laki-laki tersebut.

Rintihan sakit seketika menyerangnya, dengan keadaan tergeletak dilantai bersimbah banyak darah seseorang itu terus-menerus memohon ampun padanya.

Akan tetapi Richard yang sudah dipenuhi dengan adanya amarahnya yang tinggi membuatnya tidak memberikan kesempatan itu lagi.

"Bawa jasad pria ini ke markas Black blazer agar ia tahu jika salah satu anak buahnya telah tewas dengan cara sadis seperti ini," perintah dari seorang pria berjaket hitam tersebut.

"Baik Tuan," balas anak buah tak lama dua orang membopong tubuh seseorang yang sudah tidak bernyawa.

" Richard kenapa kamu malah membunuhnya, dengan dia meninggal dengan cara seperti ini, itu sama aja kita mengadu domba dua kelompok gangster. Jika pria itu sudah tidak bernyawa dari mana kita akan tahu informasi mengenai kelompok Black blazer?" tanya salah seorang laki-laki berkulit putih yang tak lain adalah Erlangga saudaranya sendiri.

"Sudahlah lagian untuk apa kita harus menampung lebih lama seseorang yang tidak berguna seperti dia. Dia sudah tidak mau mengatakan siapa seseorang yang menyuruhnya untuk menjadi mata-mata jadi kematian lah cara yang tepat untuk ia dapatkan,"tegas Pria tersebut.

"Apa kamu sudah gila dengan cara kamu membunuhnya apa kamu tidak sadar resiko besar apa yang akan kamu dapat nantinya, tapi sekali lagi Richard tidak menunjukkan akan ketakutannya."

"Sudahlah ini keputusan ku jadi jangan coba-coba membuat emosiku tambah semakin menggebu."

Beranjak pergi dari hadapan sang kakak, sesekali ia menatap jasad pria yang sudah berlumuran darah. Pandangan yang dilontarkan Pria itu hanya tersenyum licik layaknya tidak terjadi sesuatu hal yang buruk.

Aku adalah Richard bagiku mendengar kabar kematian seseorang itu sudah menjadi hal biasa yang sering terdengar di telingaku . Bahkan darah merah pekat lan kental itu sudah menjadi seperti air yang setiap harinya bisa aku sentuh dan mainkan semauku.

Karena aku tidak suka yang namanya penghianatan, sekali orang itu berani berkhianat maka senjata tajam inilah yang akan menjadi saksi atas tewasnya seseorang bedebah ditangan ku sendiri.

Berjalan dengan menunjukkan senyuman sinis dengan menyunggingkan sebelah bibirnya. Richard nampak sangat senang dengan aktifitasnya yang sehari-hari menjadi seorang pembunuh berhati dingin. Bahkan memutilasi korban itu juga sudah menjadi kerjaannya sampai detik ini.

BERSAMBUNG

Bab 2 Adik kesayangannya

Dalam sebuah tempat yang hanya dipenuhi adanya para pria mesum. Sekaligus adanya lampu kelap-kelip dan alunan musik disko membuat siapa pun orang yang mendengar pasti akan berjoget ria menunjukkan kemolekan tubuh mereka masing-masing.

Terduduk disalah satu sofa dan ditemani dua wanita sekaligus Pria berkulit putih itu pun memicingkan mata dan sama-sama merangkul pundak kedua Wanita itu.

Menghabiskan waktu dimalam bersama para Wanita jalang itulah yang selalu ia lakukan di setiap waktu malamnya.

"Apa kamu masih mau menambah lagi?" tanya Wanita jalang yang berada disebelah kiri laki-laki yang bernama Richard itu.

"Boleh," balas Richard dengan meneguk minuman alcohol yang sudah berada didalam gelas kecil dan menghabiskannya.

"Apa kamu mau menambahkannya lagi. Aku rasa dua botol masih sangatlah kurang."

"Baiklah itu tidak masalah memang apa yang kamu katakan memang benar, semua itu masih sangatlah kurang," balas Richard lagi dengan meneguk beberapa minuman itu lagi.

Seperti inilah kehidupan yang selama ini aku jalani. Memang bagi sebagian orang tindakan yang aku lakukan ini sangatlah keluar batas tapi yakinlah kehidupan di dunia ini hanyalah sementara.

Bahkan sandiwara kehidupan akan selalu berjalan tanpa kita sadari jadi yang perlu kita lakukan hanyalah menikmatinya bukan?

Orang-orang yang baik dan kelihatannya penyayang tak selamanya akan selalu baik dan perduli pada kita. Tapi malah sebaliknya kebaikan itulah yang terkadang membuat kita kecewa.

Kecewa, karena apa yang telah kita lakukan dan perjuangan nyatanya tidak akan selamanya berbuah hasil dan menyenangkan kita. Dan sama halnya dengan seseorang, janganlah mudah terprovokasi akan perkataan dan omongan manusia itu sendiri, termasuk seseorang yang sudah kamu percaya dan kamu anggap sebagai saudara kandung kamu sendiri.

Karena nyatanya seseorang yang kamu anggap sudah seperti saudara kamu sendiri, ia juga tak segan-segan menusuk-mu dari belakang."

Pagi yang cerah telah menampakkan sinarnya untuk menyinari alam semesta ini. Sesosok gadis cantik berkulit putih, dengan rambut panjang yang dimilikinya membuatnya terlihat sangatlah cantik.

Apalagi bibir merah jambu yang ia miliki nyatanya mampu menenggelamkan gairah yang amat sangat bagi seseorang pria yang melihatnya.

Masih tertidur pulas dengan balutan selimut yang masih terbalut tubuhnya membuatnya sangat nyenyak dan berlarut dalam mimpinya.

Langkah seseorang yang mulai datang menghampiri si gadis yang masih tertidur pulas itu. Langkah itu semakin mendekat dan terus mendekati hinga seseorang itu membelai wajah si gadis dengan belaian lembutnya.

"Sayang bangunlah ini sudah siang apa kamu tidak akan bangun! Ayo bangunlah sayang ini sudah siang apa kamu tidak akan pergi ke kampus ayo bangunlah!"

Ucap manis si pria yang tak lain ia adalah Erlangga laki-laki tampan berkulit putih. Bahkan tatapan manis yang ia tunjukkan mampu menenggelamkan kaum hawa jika menatapnya.

Melihat adik kesayangannya yang masih tertidur pulas, ia berusaha membangunkannya dengan kelembutannya.

"Kakak ini masih pagi nanti aja aku masih ngantuk,"rengek gadis itu.

" Cassandra ini sudah siang sayang, ini sudah jam 07:00 kurang 20 menit apa kamu yakin ingin menundanya lagi. Kalau kamu dihukum gimana?" Sang Kakak kembali dengan penuh kasih sayang berusaha membangunkannya.

"Ist kakak baiklah aku akan bangun,"balas Cassandra dengan memanyunkan bibirnya.

Beranjak bangkit dari tempat tidurnya, mata yang terlihat masih sipit lantaran belum terbuka dengan sempurna. Cassandra akhirnya memasuki kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

Kota Jakarta terlihat sangatlah cerah. Di rumah yang terlihat sangatlah mewah . Cassandra berjalan menuruni anak tangga satu persatu.

Lalu berakhir di mobil yang sudah menunggunya dengan hadirnya sesosok kedua bodyguard yang tak lain adalah yang sudah bersiaga didepan pintu. Salah satu bodyguard berniat ingin membuka pintu mobil belakang, tapi Cassandra malah menghentikannya.

"Kalian siapa? Kenapa kalian tiba-tiba ada disini?"tanya Cassandra.

"Maaf Nona kami hanya menjalankan tugas untuk menjaga Nona agar aman mulai sekarang,"balas pria kekar tersebut.

"Menjaga ... Tapi buat apa? Siapa yang menyuruh kalian?"tanya Cassandra lagi.

"Maaf Nona tapi kalau soal itu kami tidak mengerti Nona," balasnya dengan menundukkan kepalanya.

"Tapi maaf aku sangat berterima kasih akan niat baik kalian ini. Akan tetapi aku tidak mau dijaga seperti ini. Aku baik-baik saja dan aku juga bisa menjaga diriku sendiri, jadi tidak masalah kalau saya berangkat sendiri ke kampus karena saya sudah biasa jadi kalian tidak perlu mengantarkan saya ke kampus saya baik-baik saja kok,” ucap Cassandra dengan tersenyum tanpa beban.

"Tapi, Nona,” balas bodyguard yang sedikit keberatan dengan keinginan Cassandra.

"Tidak ada kata-kata lagi tapi, ini perintah dari saya," ucap Cassandra penuh penekanan lagi.

"Ba --baiklah," jawabnya pasrah.

"Ternyata adik kita yang mungil sekarang sudah menjadi wanita yang dewasa ya?" sambung seseorang yang berada dibelakang Cassandra, ia adalah Erlangga dan juga Revan.

"Kak Verrel, Kak Erlangga apa kalian yang menyuruh mereka?"tanya Cassandra.

"Iya sayang, dua bodyguard ini memang kita yang menyuruh. Tadi pagi Kakak baru aja mendapatkan laporan kalau salah satu musuh kakak telah bergabung dalam kelompok gangster yang kejam dan kakak tahu kelompok itu adalah musuh bebuyutan kakak, jadi buat berjaga-jaga aja agar kamu baik-baik saja,"balas Erlangga.

"Tapi Kak, aku kan sudah dewasa dan aku bisa jaga diri sendiri jadi harusnya yang butuh penjagaan itu kakak bukan aku?" potong Cassandra.

"Sudahlah apa yang kakak perintahkan kamu jangan pernah membangkang lagi, untuk berjaga-jaga bisakah kamu pakai pengikat rambut ini? Ini bukanlah pengikat rambut biasa dan bisa dibilang didalam sini telah terdapat alat pelacak yang mampu melacak keberadaan kamu jika tiba-tiba kamu menghilang tanpa jejak,"pinta Verrel dengan membelai rambut sang adik.

"Baiklah saya akan memakainya. Saya tidak akan pernah melepaskannya,"balas Cassandra dengan tersenyum.

"Baiklah itu lebih bagus, ya sudah cepat masuklah,"pinta Verrel.

"Ya sudah saya permisi dulu,"balas Cassandra.

"Baiklah berhati-hatilah," balas kedua kakaknya.

BERSAMBUNG

Bab 3 ( Bully )

Disalah satu kampus elit dan berkelas yang tak lain adalah universitas kasuari, datanglah seseorang yang baru aja menurunkan kakinya dari dalam Mobil berwarna hitam.

Dengan perlahan seseorang itu mulai melangkahkan kaki satu persatu hingga dirinya melewati koridor kampus, semua tatapan para Mahasiswa atau pun Mahasiswi yang melihatnya pun pada terkejut hingga tidak mengedipkan matanya sekalipun.

"Gila ternyata Cassandra semakin lama dia tambah semakin cantik ya? Beruntung bagi pria yang berhasil masuk kedalam hatinya dan memilikinya," celetuk salah satu pria yang merasa kagum akan kecantikannya.

"Tapi kalian pernah dengar gak kalau dia itu ternyata bukan golongan dari keluarga biasa. Bisa dibilang dia itu terlahir dari keluarga yang kaya raya, bahkan yang aku denger- denger dia memiliki dua kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Jadi jika kamu ingin mendaftar jadi kekasihnya kayaknya kamu tidak akan semudah untuk mendapatkannya," sambung pria satunya lagi.

"Apa semua itu benar, tapi aku tidak pernah mendengar kabar itu. Karena yang aku tahu Amel kan gadis yang ditakuti di kampus ini, bukan karena paras atau pun kecantikan yang dimilikinya. Akan tetapi karena yang aku dengar-dengar dia juga memiliki dua kakak yang sangat kejam yang mampu menghabisi lawan dalam sekali tusukkan, jika adik kesayangannya itu ada yang berani menyakitinya," timpal Pria tadi.

"Gila. Ternyata kampus kita ini bukanlah kampus biasa, jadi sudahlah jangan bahas masalah itu lagi yang perlu kita bahas sekarang. Kita harus membahas pelajaran kita ini, jadi sudahlah ayo kita masuk kedalam kelas," timpal pria satunya lagi dengan menarik kedua temannya.

"Pria kejam? Jadi pria itu yang sering disebutkan oleh Amel, memangnya sekejam apa mereka? Sudahlah itu tidak penting yang terpenting sekarang aku harus fokus pada pelajaran dan pendidikan ku," batin Cassandra berlalu ia melanjutkan lagi jalannya.

Jam istirahat telah tiba, para mahasiswa atau pun mahasiswi yang tadinya sibuk mengerjakan tugasnya kini mereka bisa berlega hati.

Bel yang telah berbunyi yang akhirnya menandakan jika Istirahat telah tiba mereka semua bergegas berlari dan meninggalkan ruang kelas mereka masing-masing.

Cassandra yang tidak mau pusing disaat para temannya pada pergi dari kelas ini hanya dialah orang yang memutuskan berdiam diri didalam kelas.

lebih memilih membaringkan kepalanya diatas meja dan menyilangkan kedua tangannya sebagai tindihan ia tidur.

Baru lima menit ia memejamkan kedua matanya, tiba-tiba suara gebrakan pun terdengar dari telinganya.

Mata yang tadinya mulai terpejam, kini kelopak mata itu pun terbuka lebar. Melihat tiga Wanita yang berpenampilan keren mendatangi salah satu wanita cupu yang duduk manis disalah satu kursi kantin.

Dengan bangganya mereka mendorong Wanita cupu itu hinga jatuh tersungkur dilantai.

Kakinya serasa ingin bangkit, ingin menolong Wanita cupu itu tapi ia sadar mereka bukanlah Wanita biasa, selangkah ia berani melangkah dan mencari gara-gara pada Wanita itu maka taruhannya adalah nyawa.

"Tidak Cassandra kamu tidak boleh menolong wanita cupu itu ingat dan sadarlah dia bukanlah lawan kamu jadi diam dan abaikan apa kamu mengerti!" batin Cassandra yang mencoba menahan amarahnya. Akan tetapi tatapannya tidak bisa dibohongi.

"Kenapa kamu diam cupu, kamu tidak takut sama kita ya jelas kita ini Wanita yang paling berkuasa disini, jadi tidak akan ada orang yang akan berani menantang ku termasuk kamu Wanita cupu dan dekil, jadi cepat pergilah!" usir Amel dengan membuang makanan yang sudah dipesan Wanita cupu tadi tepat diwajahnya.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!