NovelToon NovelToon

Si Kribo Prawan Tua

Pertemuan Pertama

Cafe Rainbow

Ana duduk di salah satu kursi cafe di sana, kali ini penampilan Ana sedikit modis berkat bantuan baju dari Lyla. Rambut keribonya ia sisir dan dia ikat dengan rapi, deretan gigi behel yang sudah ia sikat bersih sebelumnya, meski Ana tidak merubah seluruh penampilanya tapi paling tidak ia tidak mempermalukan diri sendiri di muka umum

“nona Karin?” sapa seorang pria tampan dari arah belakang

Ana yang merasa bukan namanya tidak menjawab, tetapi karena suara pria itu sangat dekat denganya ia pun menoleh

“Nona Karin?” tanya pria itu lagi. Ana yang sempat terpesona dengan wajah tampan pria itu tidak begitu mendengar jelas apa yang di ucapkan pria itu

“Aaa...iya, silahkan duduk” setelah Ana sadar dari lamunannya ia mempersilhakan pria tampan itu untuk duduk di depannya

Satu menit dua menit, lima menit mereka saling diam tidak ada obrolan apapun bahkan sampai pesenan minuman mereka datang, Ana dan dengan pria kencanya itu masih saja cangung

“Eee.. tadi kau bilang nama mu siapa?” tanya Ana akhirnya memulai pembicaran mereka

“Rey, nama ku adalah Rey” jawab pria itu dengan suara beratnya yang khas

“Aaaa.. Rey? Oh iya perkenalkan nama ku...” Ana mengulurkan tangannya untuk berkenalan

“Kita langsung saja pada intinya” Rey memotong ucpan Ana tepat sebelum Ana menyebut namanya

“Apa?” Ana cangung sekaligus malu karena uluran tanganya tidak diterima

“Aku kemari karena desakan dari ibu ku untuk menemui mu, perlu kau tahu nona Karin aku tidak tertarik dengan perjdohan-perjodohan seperti ini jadi akan sia-siaa jika kita membuang-buang waktu dengan hal yang tidak penting ini. Karena itu kita akhiri saja ini”

“hahaha...” Ana tertawa cangung. Pria yang sendari tadi diam itu sekalinya membuka mulutnya langsung menyakiti hati (Dasar sombong) “iya aku juga setuju, aku juga dipaksa mendatangimu. Tapi ada satu hal yang ingin aku tanyakan kepada mu”

“silakan...”

“siapa itu Nona Karin?”

Pria itu nampak terkejut saat Ana mengajukan pertanyaan itu. Belum sempat pria itu menjawab ada sebuah keributan, di meja pengunjung lain, terdapat pasangan lain yan sedang bertengkar, serorang wanita sedang marah-marah

“Dasar tidak tahu diri! Sudah jelek! Pendek! Culun! Ingin menikah dengan ku?” ucap wanita itu pergi meningalkan pasanganya

“Tunggu Ana..tapi aku mencintai mu” kejar pria itu, menahan tangan si wanita

“nama ku Kirana buka Ana! Dan aku tidak ingin menikah denganmu” bentak wanita itu menghempaskan tangan si pria

Baik Rey dan Ana sama-sama terkejut dengan pengakuan wanita itu, mereka saling menatap dengan aneh

“sepertinya kita salah pasangan” Ana nyengir cangung di depan pria dingin itu “kalau begitu saya pamit dulu.. permisi” Ana mengundurkan diri. Dirinya sudah tidak tahan lagi jika harus berduan dengan pria sombong itu

Rey menatap kepergian Ana dengan tatapan yang sulit di artikan

Drt Drt

Suara ponsel milik Rey berbunyi menampilkan nama Jay tangan kanan Rey atau lebih tepatnya asisten pribadi Rey

“aku sudah selesai, siapkan rapatnya setengah jam lagi” Perintah Rey, lalu menutup panggilannya tersebut tanpa mendengar jawaban dari Jay

Rey dengan gaya coolnya meninggalkan restoran itu, tetapi saat dia berada di depan restoran Rey melihat teman kencanya tadi bersama dengan sang Mommy nya di halaman depan restoran

Rey berjalan menghampiri mereka "Mommy? " sapa Rey heran kenapa Mommy nya bisa berada disana

“Mommy? Anda mengenal tante ini?” tanya Ana kepada Rey

Tadi saat Ana keluar dari restoran, dirinnya mengerutu, malu kepada Rey karena salah pasangan. Namun Mom Zanna ibu dari Rey salah paham, dirinya pikir anakanya telah mengusir Ana sehinga sepanjang jalan ia melihat Ana mengomel

Karena tahu hal ini akan terjadi (Rey akan mengusir teman kencanya) Mom Zanna sengaja mengikuti Ray berkencan dan benar saja baru lima menit mereka bertemu Rey dengan tidak sopanya mengusir wanita teman berkencannya

Mom Zanna yang melihat itu meradang dan segera menemui Ana untuk mewakilkan anaknya meminta maaf

“Dasar anak tidak tahu sopan santun! Bengi cara mu memperlakukaan wanita?” Mom Zanna memukuli Rey karena sudah sangat keterlaluan

Sementara Ana yang tidak tahu permasalahan ibu dan anak itu hanya bisa memisahkan Mom Zanna agar tidak memukuli Rey

“tante, tenang..kita bicarakan baik-baik” lerai Ana

“kau lihat! Betapa lembutnya hatinya. Dia tidak marah ataupun menuangkan minuman kewajah mu seperti yang sudah-sudah kenapa kau tetap mengusirnya Hah?!” kesal Mom Zanna membandingkan dengan teman kencan Rey yang sebelumnya.

Mereka menyiramkan air minuman ke wajah Rey karena kesal dan marah di usir Rey begitu saja “Cepat minta maaf kepadanya” perintah Mom Zanna

“kenapa aku harus minta maaf?” jawab Rey dengan santainya

“Dasar anak ini!” Mom Zanna hendak memukul Rey kembali tapi di halangi oleh Ana

“tante tenanga ...tante, tidak usah pakai kekerasan”

“iya cantik, maafin anak tante ya”

“Eee..iya tante tidak apa-apa”

“Ayo ikut tante”

“Apa? Kemana?”

“sudah ikut saja cantik" Mom Zanna langsung mengadengn tangan Ana masuk ke dalam mobilnya, Ana yang masih bingung nurut saja masuk ke dalam mobil "Kau juga ikut Mommy” Mom Zanna mengajak anak semata wayangnya itu

“Tidak bisa Mom, aku ada rapat sekrang” jawab Rey dengan datar

“Ikut Mommy sekarang atau aku adukan kepada Daddy?” acam Mom Zanna, terpaksa Rey ikut

Mall taman Anggerk

Mom Zanna mengajak Ana ke salah satu toko dengan brand termahal, disana Ana dibelikan baju, tas dan aksesoris keluaraan terbaru yang tentunya mahal-mahal

“Tante apa ini?” Ana menjinjing beberapa paper bag

“ini untukmu cantik” jawab Mom Zanna ramah

“APA? Tapi aku tidak memerlukan ini semua” Ana merasa kebertaan dengan apa yang diberikan Mom Zanna kepadanya, pasalnya semua barang-barang itu adalah barang mahal apa lagi ini kali pertamanya mereka bertemu. bukankah penjahat akan memperlakukan korbanya dengan baik juga?

seperti Domba Qurban yang akan di beri makan banyak sebelum dia disembelih? Aahhh!!! memikirkannya saja sudah membuat Ana bergidik ngeri

“Terima saja Nona Karin, ini adalah bentuk permintaan maafaku untuk Anda” ucap Rey yang masih belum mengetahui nama Ana yang sebenarnya

“tidak perlu Tuan, tidak usah repot-repot lagi pula saya tidak membutuhkannya, silahkan ambil kembali” Ana mengembalikan semua paper bag yang ia bawa

“terima saja cantik, anggap saja ini hadiah dari kami”

“Tapi tante...”

“sudah tidak ada tapi-tapi " tolak Mom Zanna tegas "Rey tolong antarkan antar nona..., Eee maaf dengan Nona...?”

“Ana tante, nama saya Ana”

“Aaa iya, Rey cepat kau antar Nona Ana pulang” perintah Mom Zanna

“tidak perlu tante, saya bisa pulang sendiri”

“No..NO.. tidak baik anak perempuan pulang sendirian selarut ini”

Perkenalan Tokoh Utama

Setelah perdebtan panjang, sekarang Ana berada didalam mobil Rey yang akan mengantarnya pulang

“aku sungguh tidak apa-apa. aku turun disini saja, aku akan pulang menggunan taxi” Ana tidak enak hati jika dirinya di antar pulang oleh Rey apalagi itu karena dipaksa oleh Mom Zanna

“tidak masalah, ini sudah sangat larut, berbahaya jika seorang wanita pulang sendrian” jawab Rey lagi-lagi datar

Rey sungguh pria yang penuh tanggung jawab dan baik hati, meskipun mereka tidak memiliki hubungan apa pun Rey masaih saja mau mengantar Ana pulang. seandainya saja pertemuan mereka normal pasti Ana sudah tergila-gila dengan posona Rey.

“sekali lagi terimasih telah mengantar saya pulang” ucap Ana memberikan salam perpisahan dan rasa terimakasih ke pada Rey karena telah mengantarnya pulang

Rey si pria dingin itu, tidak menjawab atau membalas rasa terimakasih Ana. Malahan pria itu dengan tidak sopanya langusng tancap gas setelah Ana turun dari mobilnya tanpa berpamitan

“Baik sih baik..,tapi sombongnya tidak ketulungan! Semoga kedepanya aku tidak bertemu denganya lagi! ah...tidak aku tidak akan pernah ketemu denganya lagi!” omel Ana kesal sendiri dengan sikap Rey yang seperti bunglon kadang baik tapi tiba-tiba berubah

flasback on

Yuvika Ghabria Sana atau sering di panggil Ana adalah seorang perepuan berusia tiga puluh tahun yang memiliki tampilan tidak menarik di mata pria, dia berkacamata, rambutnya kribo, gigi berbehel, pakaiannya cumel, warna kulinya pun gelap, sungguh tidak ada satu pun daya tarik bagi laki-kaki. Dia lebih sering menghabisakan waktunya di dalam kamar berkhayal membuat sebuah novel online.

Karena jarangnya interaksi Ana dengan keluarga atau orang lain terutama kepada laki-laki, Ibunya sering menyuruhnya untuk mencari pendamping hidup, ibu takut diusia yang saat ini anaknya tidak akan memperoleh jodoh apalagi teman-teman seusianya Ana sudah banyak yang memiliki anak, bahkan sudah sampai ada yang memiliki dua anak sedangkan putrinya tidak ada masa depan sama sekali

Mama Iren adalah ibu dari Ana, beliau sering membuat kencan buta untuk Ana. Semua teman arisanya yang memiliki anak laki-laki sudah ia coba semua, entah apa karena penampilan Ana yang tidak menrik atau pembicaranya yang tidak nyambung karena Ana selalu berada di kamar jadi sosialisasi dengan orang lain sangat kurang, tidak ada satupun laki-laki yang nyantol dengan putrinya itu. Mama Iren semakin khawatir dengan masa depan Ana

Sangat berbeda jauh dengan adiknya bernama Lyla bagaikan langit dan bumi. Lyla bekerja di sebuah perusahan besar di kota itu berbeda dengan Ana yang hanya berdiam diri di dalam kamar, gaji Lyla sudah mencapai dua digit, sementara Ana? Dia saja hanya berkhayal membuat Novel yang tidak jelas, uang dari mana dia?

Lyla sangat memperhatikan penamlilanya dan dia juga sering merawat tubuhnya tidak heran jika semua pria tertarik padanya, berbanding terbalik dengan Ana dia saja mandi sekali dalam sehari itu saja jika dia inget kalau tidak dia tidak bakalan mandi, ia lebih memilih menulis novel dari pada membuang-buang waktunya hanya untuk sekedar mandi.

penampilan Lyla yang sangat modis, cantik, rambut lurus, tubuh semampai dan kulitnya putih. sungguh wanita idaman para kaum Adam, bahkan Lyla sudah memperkenalkan sepuluh pria yang mengaku sebagai pacarnya kepada ibunya namun dari laki-laki yang di perkenalkannya itu tidak satupun yang serius sampai ke pernikahan

Tidak jarang Ana di banding-bandingkan dengan adiknya terlebih jika menyangkut masalah laki-laki. Mama Iren tidak ingin Lyla menikah duluan karena Ana adalah anak pertama jadi harus dia duluan yang menikah.

Tok

Tok

Tok

“Ana sampaikapan kau akan di dalam kama terus?” triak Mama Iren membuka pintu kamar Ana lalu masuk ke dalam tanpa permisi

“ada apa sih ma?” jawab Ana malas

“Kau itu ya ...kerjannya di dalam kamar terus! Cari laki-laki kek! lihat itu anakanya bu Diah baru saja melahirkan cucu ke tiga padahal umurnya baru dua puuh depalan tahun, sementara kau sudah usia tiga puluh tahun masih saja perawan. Mau kau jad perawan tua?” omel Mama Iren

“nanti kalau ketemu jodohnya juga aku akan meninkah...”

“iya, tapi kapan? Kalau kau di dalam rumah terus sampaikapan kau akan ketemu jodoh Ha!?" itulah omelan Mama Iren setiap hari yang di dengar Ana "cepat siap-siap”

“Siap-siap? Siap-siap kemana?”

“Siap-siap untuk kencan malam ini jam tujuh di cafe Rainbow”

“What? Tapi itu satu jam lagi, pekerjaanku belum selesi ma...”

“Sudah lupakan novel mu itu, sekarang tutup leptopnya dan mandi sekrang juga!” Mama Iren keluar dari kemar Ana “Oh iya” Mama Iren menongolkan kepalanya di balik pintu “pakai baju berwarna merah, dandan yang cantik kalau perlu pinjam baju dan alat meke up Lyla” Mama Iren kemudain pergi setelah memberikan pesan kepada Ana

“Aaagghh!!” triak Ana frustasi

Jika Lyla memperkenalkan prianya sepuluh kali dan gagal menikah, kalau Ana gagal berkencan sepuluh kali dan hari ini adalah kencanya yang ke sebelas akankah gagal juga?

Flasback off

Pagi Hari

Seperti keluarga-keluarga yang lain, Ana dan keluaraganya sedang sarapan pagi bersama. Sebenarnya Ana malas makan bersama pasti sudah bisa di tebak, keluarganya akan menanyakan perihal kencan butanya semalam terlebih semalam untuk pertamakalinya dalam sejarah Ana diatar pulang oleh teman kencanya. Pasti Mama Iren berfikir kencanyannya semalam berhasil

“Biagaimana kencanmu semalam?” tanya Mama Iren bersemangat

Bingo

baru juga Ana duduk dikursi sudah di lontarkan pertanyaan, Mama nya itu sudah melebihi wartawan

“apa lagi? kalian pasti sudah tahu jawabannya" jawab Ana santai sambil mengambil nasi "seperti kencan-kencan sebelumnya ‘gagal’ ” Ana memeberikan penekanan untuk kalimat gagal

“Kau jangan bercanda, semalam mama lihat kau diantar pulang oleh teman kencan mu”

“itu hanya bentuk sopan satun saja, karena semalam sudah larut malam makanya dia mengantarkan ku pulang”

“Yah..., gagal deh punya mantu sopan, tajir dan baik hati” lesu mama Iren

“kakak yakin kencan buta kakak gagal? Kakak tidak menolak pria itu kan?” curiga Lyla

“Apa maksudmu aku menolak?”

“aku tadi pergi ke kamar kakak untuk mengambil alat make up ku dan aku melihat banyak barang barang brandit keluaran terbaru yang belum sempat aku beli karena harganya mahal. kalaupun semalam mengantarkan kakak adalah bentuk kesopan tetapi membelikan kakak barang-barang malah bukan bentuk kesopanan kan? Pasti pria itu tertarik dengan kakak, kenapa kakak menolaknya? apa dia sudah terlalu tua? " Lyla mengutarakan semua persepsi yang ada di otaknya

Ana Selalu di Bully

“aku tadi pergi ke kamar kakak untuk mengambil alat make up ku dan aku melihat banyak barang barang brandit keluaran terbaru yang belum sempat aku beli karena harganya mahal. kalaupun semalam mengantarkan kakak adalah bentuk kesopan tetapi membelikan kakak barang-barang malah bukan bentuk kesopanan kan? Pasti pria itu tertarik dengan kakak, kenapa kakak menolaknya? apa dia sudah terlalu tua? " Lyla mengutarakan semua persepsi yang ada di otaknya

“Bukan speriti...”

“dasar waniita bodoh, kenapa kau menolaknya? Kau seharusnya menerima saja berhubungan dengannya, diusia mu yang sudah hampir kepala tiga tidak masalah menikah dengan pria tua atau muda, yang terpenting kau memiliki suami” omel mama Iren terpengarus hasutan pemikikran Lyla

“buka seperti itu ma, barang barang itu hadiah perpisahan karena dia telah menolak ku”

“Hadih?” pekik Mama Iren dan Lyla bersama

“mana mungkin baru pertama kali bertemu lagusng memberi hadiah, baran-barang mahal pula” cela Lyla

“aku tidak berbohong, semalam aku sudah menolaknya tapi mereka memaksa”

“mereka?” pekik Mama Iren dan Lyla bersama kebingungan

“Iya, pria itu dan ibunya. Ibunya semalam mengikuti kami kerena tidak percaya kepada anaknya yang selalu menolak semua wanita kencan buta yang di pilihnya, dan kebetulan aku adalah wanita ke dua puluh yang ia tolak. Ibunya merasa tidak enak hati makanya dia membelikan semua barang-barang itu padahal aku sudah menolaknya” jelas Ana panjang lebar

“Hoam... aku mengantuk mendengarkan cerita karangan kakak, lebih baik aku berangkat bekerja saja sebelum aku terlambat” ejek Lyla, pergi meningalkan ruang makan

“Hei! Aku sedang tidak mengarang! Itu cerita sebenarnya!” teriak Ana kepada Lyla yang berjalan keluar rumah “Ma, itu cerita yang sebenarnya. Bukan aku yang menolaknya tapi aku yang ditolak” Ana memberikan penjelasan kepada Mama Iren saat melihat mata mamanya yang tajam menatapnya seperti mata elang

“sudah, mama tidak ingin mendengar lagi cerita mu! Kalau kau tidak ingin dijodohkan, cobalah carilah pekerjaan, paling tidak kau berinteraksi dengan orang lain dari pada setiap hari berada di dalam kamar membuat novel yang tidak jelas! jika kau bekerja mungkin saja kau bisa mendapatkan pria. Gunakan leptopmu untuk mencari pekerjaan kalau tidak leptop mu akan mama sita!” ancaam mama Iren, lalu meninggalkan Ana disana sendrian di meja makan

“Ma... Ma... Aaagghh!!” teriak Ana frustasi. Tidak ada seorang pun yang mempercayai cerintanya, seandainya saja Papa Ana ada di rumah pasti, Papa akan membela Ana karena baik benar atau salah Papanya itu selalu membela dan mendukung Ana

sayangnya sudah hampir dua tahun Ana tidak bisa melihat Papanya, karena urusan pekerjaan jadi Papa nya itu harus dinas dan tinggal di Amerika

Drt

Drt

Disaat kefrustasian Ana terdengar suara ponselnya yang berbunyi, menampilkan nama yang sudah beberapa tahun terakhir ini meminta bantuanya untuk mencurahkan semua keluh kesah beban hidupnya kepada Ana

“Hallo... ada apa?” tanya Ana tidak semangat

“Hallo temen, tolong aku. Akira terlibat masalah di sekolahan, bisa kah kau datang kesekolahan mengantikan aku?” ucap Rani sahabat baik Ana sejak Sekolah Dasar

“ada masalah apa lagi, anak itu?”

“dia betengkar dengan anak laki-laki di sekolahannya”

“APA?!”

“maka dari itu, tolong kau gantikan aku datang ke sekolahannya. Aku tidak bisa datang, ada rapat dengan ketua direksi hari ini”

“Ehm...baiklah”

Onni House Cafe

Setelah dari sekolahan Akira, Ana janjian dengan Rani mengantarkan Akira di Onni House Cafe yang kebetulan terletak tepat berada di depan kantor Rani

“Maaf..Maaf aku terlambat” ucap Rani datang tergesa-gesa menghampiri meja Ana dan Akira

“perusahaan macam apa yang membuat istirahat karyawanya terlambat lima belas menit?” Ana melihat jam yang melinggkar dipergelangan tanganya

“Hufftt...kacau! semenjak perusahan itu di pegang oleh anaknya semua orang menjadi gila. Memang CEO itu orang gila, dia marah-marah hanya karena kalah saing dengan investor lian”

“tentu saja dia marah! Bos mana yang tidak marah kalau kalah tender? jika aku mejadi dia pati aku akan membunuh kalian semua”

“Ck, kau itu! Tidak membela teman sendiri malah membela CEO gila itu”

“Sudah lah, cepat pesan makanan mu sepertinya Akira sudah mengantuk” Ana meihat Akira yang menguap setelah menghabisakan makan saingnya

“Astaga...karena kesal dengan atasan ku aku meluakan anak semata wayang ku” Rani membaringkan Akira di kursi panjang di sana agar ia bisa tidur dengan nyaman

Rani adalah Bestie SD sampai SMA nya Ana, dia sudah menikah dan memiliki seoran anak perempuan berusia lima tahun yaitu Akira tapi pernikahan Rani harus kandas tiga tahun lalu karena suaminya yang berkhianat, berselingkuh di belakang Rani

Menjadi Singel parent memanglah tidak mudah, Rani harus bekerja serta mengawaasi anaknya. Tidak heran jika Akira selalu dijemput Ana atau Mama Iren saat pulang sekolah, bahkan Akira sudah dianggap cucu oleh Mama Iren yang memang mendambakan kehadiran seorang cucu

“terimaka kasih Ana, kau sudah mengantikanku tadi”

“tapi kali ini aku membantu tidak gratis”

“Iya..iya hari ini aku yang mentraktir makan siang ini”

“bukan itu,"

“Lalu?”

“carikan aku pekerjaan”

“What? Apa aku tidak salah dengar? Kau ingin bekerja? Bukankah kau tidak ingin bekerja dan ingin menjadi seorang penulis?”

“Iya, tapi mama memaksa ku untuk bekerja, kalau tidak leptop kesayanganku akan disita. please carika pekerjaan untuk ku di kantor mu...aku mohon” rengek Ana

“tapi kau tidak mememiliki pengalaman kerja ditambah dengan usia mu saat ini yang menginjak tiga puluh tahun akan sulit rasanya diterima kerja di peruahaanku”

“Ck, kalau kau tidak ingin membantu tidak apa-apa. Tapi jangan mengejek ku” sebal Ana

“Aku tidak mengejek, itu faktanya” Rani berkata jujur

“Aku memang tidak memiliki pengalaman kerja tapi ingat aku lulus kuliah dengan Cumlaude jurusan akutansi Eee..sepertinya aku masih ingat ilmu itu hehehe” Ana hanya tersenyum cangung karena ia tidak begitu yakin dengan kemampuannya karena ia sudah lama tidak mengaplikasikan ilmu akutansinya, selain menulis Ana tidak memiliki keahlian khusus lainnya

“lagi pula kenapa kau tiba-tiba ingin bekerja? Bukan kah kau sudah bahagia dengan dunia khayalmu itu? (menulis Novel)”

“aku gagal kencan buta yang ke sebelas kalinya, jadi Mama memintaku untuk bekerja berharap ada teman kerja ku yang tertarik dengannya”

“apa? Sebelas kali? Wkwkwk” Rani tertawa lepas di atas penderitan Ana

“Brengsek! malah tertawa”

“Maaf..Maaf bukan maksudku menertawakanmu”

“apa sebelas kali? Seharusnya kua pantas menyandng gelar perawan tua” sahut Dara musuh bebuyutan Ana dan Rani semenjak SMA

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!