Zeara Mauria Mahendra, atau yang kerap dipanggil Zea ini adalah seorang gadis cantik dan manis Bertubuh ideal, berkulit putih, hidung mancung, dan pipi yang sedikit chubby. Zea memiliki senyuman yang sangat indah. Zea memiliki mama yang bernama Tia dan Papa yang bernama Mahendra atau kerap dipanggil Hendra. Serta memiliki kakak yang super duper nyebelin tapi selalu sayang padanya bernama Arka.
Disekolah Zea adalah gadis yang populer, karena wajahnya yang cantik serta manis dan memiliki sifat yang suple, ramah, dan baik hati, serta berkepribadian ceria membuatnya mudah bergaul sehingga dia disenangi banyak orang.
Zea memiliki dua sahabat bernama Keyla Admaja dan Neisha Chalista, Yang tingkahnya absurd. Memiliki kesan tersendiri didalam persahabaatan mereka.
Keyla admaja atau kerap disapa Keyla ini adalah gadis yang menjadi sahabatnya semenjak dia kecil hingga SD karena rumah mereka yang berdekatan. Lantas setelah masuk SMP, Keyla pindah mengikuti pekerjaan orang tuanya. Rumah mereka pun mereka jual, karena mereka mengira tidak akan kembali lagi. Tapi seperti inilah takdir. Mereka kembali dipertemukan di SMA yang sama, bahkan Zea pun tak menyangka bahwa sahabat kecilnya itu kembali lagi ke kota ini. Walau sekarang rumah mereka tidak lagi berdekatan.
Keyla sendiri memiliki sifat yang tegas. Namun terkadang juga absurd. Sifat yang paling disukai dari Keyla adalah dirinya yang selalu menjadi pondasi kokoh untuk para sahabatnya itu. Jika teman temannya itu terkena masalah, Keyla lah yang akan maju duluan.
Sahabat Zea yang lain bernama Neisha Chalista atau kerap di sapa Icha itu. Icha mempunyai sikap yang ceria, sangking cerianya dia. Sampai sampai membuat orang kesal.
Icha merupakan sahabat yang Zea kenal semenjak SMP. Semenjak kepergian Keyla, dia menjadi dekat dengan Icha karena suatu hal.
Dibalik sifat cerianya Icha. Dia merupakan korban bullying. Bullying yang terjadi pada Icha bukan berada di dalam sekolah tapi, diluar sekolah. Hal itu disebabkan oleh kedekatan Icha dengan anak sahabat bundanya itu yang bernama Satya yang memiliki banyak fans. Mereka tak terima jika Icha dapat dekat dengan Satya.
Zea dan Icha dapat dekat karena Zea pernah menolong Icha sewaktu Icha dibully. Menjadi korban bullying membuat sifat Icha menjadi murung. Namun, semua itu telah hilang karena bantuan Zea yang juga sama cerianya. Membuat sifat ceria Icha yang dulu kembali lagi.
Tapi kini yang tidak kembali adalah hubungan baik antara Icha dan Satya. Icha dan Satya dulu merupakan orang yang sangat akrab dan saling menyayangi satu sama lain. Sekarang menjadi orang yang selalu bertengkar ketika bertemu. Sebelum kejadian itu dulu Icha dan Satya memang terkadang bertengkar, namun masih saling melindungi dan menyayangi satu sama lain. tapi kini tidak ada hubungan baik antara keduanya. Satya sendiri juga dibuat bingung oleh sikap Icha yang berubah.
...****************...
Zea, Keyla dan Icha kini mereka menjadi sahabat baik saat masuk SMA. Walau Keyla dan Icha baru bertemu ketika masa orientasi, namun dengan adanya Zea sebagai penghubung. Hubungan mereka menjadi terjalin sangat erat. Saling mempercayai satu sama lain.
Kehidupan Zea sejauh ini berjalan dengan normal ditemani keluarga yang menyayanginya, sahabat yang selalu mendukungnya, dan banyak orang yang menyukainya. Sampai akhirnya Zea dibuat penasaran dan akhirnya menjadi dekat dengan sosok pria nerd yang merupakan murid baru disekolahnya dengan tampang cupu dan kaca mata bulat. Pria itu bernama Alvin. Perlakukan Alvin membuatnya tertegun, tanpa dia tau sifat Alvin yang sebenarnya.
«●○»
Alvin Exelino Immanuel atau kerap dipanggil Alvin yang merupakan seorang pria tampan kaya dan bruntal, suka berkelahi bahkan memiliki sebuah geng. Alvin seorang pria dengan mata tajam bagai elang, hidung mancung, kulit putih, dan rambut gondrongnya. memilih kembali ke tempat kelahirannya dan tempat dimana gengnya berkumpul. Setelah setahun yang lalu bersekolah di kota lain sambil menemani omanya yang sedang sakit, itu pun atas permintaan omanya. Setelah kembalinya dia, Alvin disambut oleh teman temannya. Alvin memiliki sebuah Geng yang diketuai oleh dirinya sendiri bernaman Aodra yang berarti geng yang bergerak untuk Kemenangan dan kesuksesan.
Sahabat baik Alvin berjumlah 4 orang:
Yang pertama adalah Geo Adiguna, Geo merupakan teman masa kecil Alvin sekaligus orang yang paling dipercaya alvin. Geo ini adalah anak dari Sekertaris pribadi papanya. Geo adalah orang yang selalu mengikuti Alvin kemana pun dia pergi, termasuk ketika dia bersekolah dikota tempat omahnya tinggal. Geo mengikutinya sampai ada julukan 'Dimana ada Alvin, pasti ada Geo' hal itu karena Geo juga memiliki tugas sebagai pengawas Alvin atas perintah papa Alvin. Walau begitu mereka berteman dengan baik tanpa melihat status kedua ayah mereka yang merupakan bos dan sekertaris.
Yang kedua adalah Satya Alfansya, seorang pria dengan tingkah bak alien sangat absurd. Serta sifatnya yang suka menggoda wanita dan pria ini selalu bertengkar dengan Neisha Chalista sahabat Zea ketika bertemu.
Ketiga ada Kenan Mahardika, cowok tampan bersifat dingin walau tak sedingin Alvin. Namun ketika bertemu teman temannya itu dia mengikuti sifat absurd mereka.
Dan terakhir ada Julian Alvero. cowok yang sifatnya sebelah dua belas dengan Satya, suka menggoda wanita. Julian merupakan cowok playboy cap kakap yang suka gonta ganti pacar karena wajah tampannya itu. Walau kebanyakan dirinya yang selalu diputusin karena ketahuan selingkuh. Dirinya juga sering mendapatkan tamparan, walau begitu tak begitu membuatnya jerah.
«●○»
Alvin yang sudah kembali ketempat kelahirannya bertemu dengan teman temannya. Sampai akhirnya teman temannya mengajukan tantangan kepadanya ketika dia akan pindah kesekolah yang merupakan milik papanya dan tempat dimana teman temannya itu juga bersekolah.
Tantangannya adalah selama selama dua bulan, saat masuk sekolah dia harus berpenampilan layaknya seorang nerd, jika berhasil bertahan dia akan mendapat hadiah sebuah supercar Bugatti Centodieci. Alvin sendiri sebenarnya tak begitu peduli dengan hadiahnya, namun karena dia suka tantangan dan ingin tau bagaimana pandangan orang ketika melihatnya nanti, dia pun menerimanya. Alvin yang menerima tantangan itupun akhirnya berpenampilan totalitas. Dia memotong rambut gondrong yang emang sengaja dipanjangkannya karena malas memotongnya dan mengganti dengan style yang cupu, yaitu dengan potongan rambut bowl cut serta tak lupa dengan kaca mata Bulat dan seragam yang dimasukan dengan tas hitam dipunggungnya. Sampai akhirnya bertemulah dia dengan seorang malaikat cantik dan baik yang tidak peduli bagaimana penampilannya. Gadis yang selalu membuatnya ingin diperhatikan. Gadis yang membuatnya terkagum dengan sifatnya. Perasaan yang dirasakan oleh Alvin sendiri lah yang membuatnya tertarik dan rasa ingin memiliki gadis itu. Yap gadis itu adalah Zeara Mauria Mahendra.
bagaimana kisahnya silahkan di simak ....
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading♡
"Zea.. Zea..bangun kamu harus berangkat kesekolah" teriak seorang wanita paruh baya menyibak selimut yang menutupi tubuh perempuan yang kini masih terlelap dalam mimpi, sembari menepuk dan menggoyangkan tubuh sang anak perempuannya mencoba membangunkannya. Namun tak berhasil juga, karena kesal akhirnya wanita itu menuju kedalam toilet mengambil air dan mencipratkannya.
Zea gadis yang berada di kasur merasa terganggu dan mengejapkan matanya.
"Eh eh eh apa ini, WAAA BANJIR BANJIR..." teriaknya menyilang telapak tangannya mencoba menghalau.
"Mama, kenapa disiram siram sih dikira Zea tanaman apa disiram siram!!" gerutunya
"Kamu ini, lihat itu jam berapa?" tunjuk Mama Tia kearah jam.
Zea menengok ke arah jam dan memblalakan matanya.
"Waaa.. Mama kenapa baru bangunin Zea sih" ucapnya beranjak dari ranjang menuju kamar mandi. Mama Tia yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Mama tunggu dibawah ya Zea"
Zeara yang terkadang disapa Zea itu bergegas cepat cepat dan hanya dalam waktu 15 menit dia sudah siap dengan seragam dan tasnya, berlari menuruni tangga menuju kebawah. Lebih tepatnya kearah dapur.
Zea melihat Mama Tia, Papa Hendra dan kakak laki-lakinya bernama Arka yang sepertinya baru bangun tidur sudah ada dimeja makan. Zea menghampiri mereka dan mencium pipi Mama papanya.
cup cup
"Pagi Pa, Ma, Bang" sapa Zea.
"Pagi" jawab mereka serempak
"Abang gak dicium juga Ze?!"
"Gak Bang Arka belum mandi, bau asem"
"Enak aja ngatain bau asem, eh tapi Abang emang belum mandi sih hehehe." cengirnya. Mama Tia dan Papa Hendra yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
Zea lalu duduk dikursi, memakan nasi goreng yang sudah disiapkan mamanya dengan cepat. Masa bodo mau telat, sarapan ia number one. Zea menegak susu yang ada hingga kandas.
"Pelan pelan sayang makannya, hari ini diantar abang ya? Abang siap siap sana, anterin adikmu" titah sang Mama.
"Gak usah ma. Zea bareng Keyla sama Icha, Kemaren udah janjian berangkat bareng. Lagian mereka udah nungguin didepan kok dari tadi. Sebenernya Zea juga udah ditelponin sih dari tadi hehehe... Lagian nih kalok nunggu abang pasti lama, abang kalok siap siap kek cewek" Lantas Zea mendapat pelototan dari sang kakak. Mama Tia hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Tin Tin
"Ihh itu mereka udah gak sabaran banget sih. nunggu bentar masa gak bisa. Yaudah deh, kalau gitu Zea berangkat dulu ya Ma, Pa, Bang" ucapnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya dan abangnya. Lalu pergi kedepan rumah.
●
●
●
Zea menuju depan rumah, melihat sudah ada mobil sahabatnya. Zea pun bergegas masuk lalu duduk dikursi penumpang.
"Lama banget lo Ze!" ucap Neisha yang kerap dipanggil Icha.
"Tau tuh anak" gerutu Keyla sembari melajukan mobilnya menuju sekolah.
"Sorry sorry, gua bangunnya telat Hehehehe" senyumnya menampilkan deretan giginya.
"OH IYA Guys!! Kalian tau gak sih..." heboh Icha
"Enggak" jawab Zea dan Keyla serempak.
"Ck, gue belum ngomong juga, udah nyahut aja kek petasan mulut kalian berdua ini" decaknya dijawab dengan kekehan juga tawa.
"Lagian ada apa sih Cha? Pagi-pagi udah heboh aja" tanya Zea diangguki Keyla
"Gini loh guys, gue denger denger nih ya. Hari ini kita kedatangan murid baru cowok 2 orang lagi hihihi..." Icha tertawa kecil girang.
"Astaga lo Cha, pasal cowok aja lo cepet banget. Emang tau dari mana lo?" tanya Keyla.
"Ada lah info, katanya sih anak barunya itu temennya para the geng resek anak mami itu"
"Satya maksud lo? Anak mami anak mami ati ati kepincut lo nanti" ucap Keyla.
"Ihh apaan ogah banget gue, amit amit" ujar Icha spontan mengepalkan tangan, lalu mengetukkannya ke dahi, kemudian mengetuk kepalan tangannya ke drashbord mobil. Sahabatnya yang melihat itu tertawa. Emang bener si Icha, gak ada akhlak.
"Lagian lo kok sensi banget sih Cha ama tuh anak?!" tanya Zea
"Habis itu anak ngeselin banget tau gak, kalok bukan anak sahabat bunda gue udah gue bejek bejek aja tuh anak. Lalu gua buang deh tuh cowok kesamudra Antartika" kesal Icha disambut dengan tawa dan gelengan kepala sahabatnya
"Terus gimana ganteng gak cowok pindahannya?" tanya Kayla
"Kemarin sih gua lihat waktu ngintip kerumah si anak mami itu ganteng banget sumpah, tapi gak tau satunya keknya bukan temen gengnya anak mami deh" ucap Icha membuat mata kedua sahabatnya membelak.
"Lo ngintip Cha?" tanya Keyla dan Zea berbarengan, melihat kearah sahabatnya itu.
"Hehehe habis gua kepo, kemarin rame banget soalnya dirumahnya pas gua lewat. Siapa tau aja bisa ketemu A'a Kenan" ucap Icha melihat kedua sahabatnya, sambil mengerjapkan mata dibuat seimut mungkin.
Tanpa terasa mereka pun udah sampai disekolah. Mereka turun dari mobil dibarengan arah datangnya kumpulan pria pembawa motor yang melaju didepan mereka diselingi teriakan para siswi yang melihat.
"Para jodohku pagi pagi udah bikin meleleh aja"
"WAA mereka ganteng banget sumpah"
"Yaampun itu ada kenan ganteng banget astaga, mau dong bang disun pagi"
"Bang Julian, mau dong jadi pacarmu yang kesekian kalinya"
Sampai salah satu dari dua pengendara yang tertinggal dibelakang menuju kearah Icha, ketika hampir mendekatinya. Pria itu lalu melajukan kendaraannya dengan cepat membuat suara yang mememekakkan telinga. Hal itu sontak membuat tiga sekawan itu kaget.
Icha yang tadi diperlakukan seperti itu pun ikut berteriak. " WOY SATYA, GILA LO. BAWA MOTOR YANG BENER DONG" teriak Icha kepengendara motor, hafal siapa sang pengendara itu. Satya yang sudah turun dari motornya dan melepas helmnya menatap ke arah gadis itu dan mengacungkan jarinya membentuk love saranghae. Hal itu sontak membuat para gadis disekitar kembali berteriak.
"KYAA abang satya, I LOVE YOU TOO BANG" teriak seorang gadis
"Pacar gua tuh" jawab teman disebelanya.
"Sabar Cha sabar" Zea menepuk bahu sahabatnya itu.
"Udah hirauin aja, masuk kelas yuk keburu bel ntar" ajak Keyla menahan Icha lalu menarik tangan kedua sahabatnya, menuju kelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Parkiran
Para pria dengan wajah tampan itu saling mengadu tos tangan yang merupakan kebiasan mereka.
"Hay man, What's up?!" sapa Julian
"What's up...What's up... gaya lo Jul" jawab Satya dijawab tawa kecil.
"Lagian lo tadi kenapa? Kok suka banget bikin gara gara tuh cewek!" tanya dan seru Julian
"Gak apa, gak enak aja kalok gak gangguin dia"
"Ati ati demen lo..."
"Idih jangan sampe" sela Satya sensi.
"Oh ya! Kenapa kalian berdua kok lama tadi?" Tanya Julian ke Satya dan Geo yang notabenya adalah salah satu orang di grup mereka sekaligus anak baru disekolah itu.
"Ini nih gua nemenin si Geo, dia pakek acara nunggu bos besar dulu. Pada akhirnya disuruh duluan juga" jawab Satya hanya dijawab anggukan oleh temannya.
"Alvin kenapa gak bareng?" tanya Kenan menyela, ya tadinya mereka semua berkumpul dikafe untuk berangkat bersama. Ketika mereka mau berangkat, Geo masih tetap stay disana. Satya yang melihat hal itu menemani dan bertanya mengajak berangkat dan hanya dijawab "nunggu bos" dan akhirnya Satya ikut menunggu, walau teman temannya yang lain sudah berangkat dahulu. Sampai akhirnya ada pesan dari bos yang menyuruh berangkat duluan.
Mereka berjalan menuju kelas menyusuri lorong. Siswi yang melihat itu pun tak berhenti hentinya menatap dan memuji mereka. Sampai pandangan mereka tertuju kearah Geo.
"Siapa tuh, kok gua gak pernah lihat. Ganteng banget sumpah gak kalah sama abang Kenan" pekik seorang siswi
"Tuh cowok kok bisa bareng mereka sih, apa dia murid baru itu ya? Anak Aodra juga?"
"Iya tuh, kemaren gua lihat salah medsos mereka pas foto bareng, ada itu cowok. Aslinya lebih ganteng , padahal difoto aja udah ganteng"
dan masih banyak lagi
Ya, rumor tentang murid baru sudah menyebar. Sedangkan Icha tadi mengetahui adanya murid baru itu dari sang sahabat bundanya yang berkunjung kerumahnya, karena dirumahnya itu sedang rame karena Satya yang sedang membuat pesta penyambutan. Hal itu membuat jiwa keponya pun meronta sampai akhirnya ada kegiatan mengintip itu.
Kembali ke para cowok tampan tadi...
mereka sekarang sudah sampai dikelas sehabis mengantar Geo laporan ke ruang kepala sekolah.
"Oh ya Ge, emang si bos gak berangkat bareng, kenapa?" tanya Satya duduk di bangkunya.
"Katanya mau tampil totalitas, jadi agak lama. Makanya disuruh duluan" jawabnya.
"Emang dia jadi ngelaksanain taruhannya?" tanya Kenan.
"Jadi, Dia juga bilang gak bakal sekelas sama kita" jawab Geo kembali, bad mood itu yang dirasakan Geo sekarang.
"Serius loh, gak sekelas?" Satya memastikan hanya dijawab anggukan.
"Wah parah, gak enak dong gak ada bos" ucap Julian.
"Kan gara gara lo yang bikin taruhan nyet" Ucap Satya sambil melempar coklat yang ia ambil dari kolong meja Kenan. Yap, coklat pemberian para fans.
"Kan kalian juga ngedukung, jadi gak sepenuhnya salah gua dong. Lagian gue yang menang waktu itu, terserah gue mau minta apa" ujar Julian sembari membuka coklat yang tadi dilemparkan padanya dan memakannya.
"Ck, coklat siapa lo maen makan makan aja!!!" seru Satya. Geo tertawa dan moodnya kembali membaik, melihat kelakuan absurd temannya itu. Dia menjadi bad mood tadi karena tidak bisa bersama sang teman masa kecilnya itu. Mungkin karena faktor kebiasaan yang selalu ada di dekat pria yang mereka panggil bos tadi, makanya ketika menjauh jadi terasa aneh.
"Serah gue, lagian lo pakek lempar coklat ke gue..Ya gue makan lah..Kalok lo mau tuh masih banyak, lagian di kolong lo ada juga kan" cerocos Julian. Kenan yang melihat kelakuan temannya itu hanya menggelengkan kepala sembari tertawa kecil.
Ting
Sebuah notif masuk ke hp mereka. Mereka melihat adanya foto dan pesan masuk ke grup dari orang yang dipanggil bos, mereka langsung membuka. Setelah itu, mereka tergelak dan tertawa terbahak bahak bersama melihat foto yang dikirim. Termasuk Kenan yang orangnya agak dingin. Bayangkan foto apa yang sampai membuat seseorang sedingin kenan ikut tertawa. Para murid dikelas sontak melihat mereka dan berbisik tak berani berkata keras. ada juga yah tertegun melihat mereka tertawa. 'Tampan' batin para penganggum.
"HAHAHAHA ampun gak kuat. Ngakak banget gua sumpah, totalitas banget sih tuh anak" ucap Julian mengusap air disudut matanya sambil memegang perutnya.
"Iya sumpah apa apaan itu njirr, Kaca mata bulat sama gaya rambutnya" ujar Satya
"Hooh itu kulitnya diapain kok bisa kucel gitu. Gak kuat gua HAHAHAHA..." ucap Geo sembari tertawa mengingat ingat foto yang dikirim tadi.
"Yang paling bikin tertawa itu, dia naik apa tuh tadi?" tanya Kenan padahal dia sudah tau jawabannya.
"Angkot HAHAHAHA...." ujar berbarengan membuat mereka tertawa kembali, Satya yang tidak kuat tertawa sampai memukul mukul tangannya kemeja.
"Peach sumpah gak kuat gua" ucap Geo sembari memegang perutnya.
"Yaampun" ujar Kenan mengeleng gelengkan kepalanya.
"Gara gara taruhan waktu itu, seorang Alvin jadi gini" ucap Satya. Yap! Si dia, si bos, si empu yang mereka bicarakan tadi adalah Alvin, Alvin Exelino Immanuel. Sekaligus anak pemilik sekolah mereka tempati saat ini.
"Padahal Alvin juga kalok mau bisa langsung nolak. Dan soal hadiah mobil padahal dia bisa beli sendiri, gak perlu pakek terima taruhan itu. gak ngerti gua sama jalan pikirannya" Geo tak tahu apa yang dipikirkan teman masa kecilnya itu. Padahal Geo hampir selalu ada di samping Alvin. Mereka pun terdiam, teringat kejadian waktu itu mengenai taruhan atau lebih tepatnya tantangan untuk seorang Alvin.
Flashback
Pada siang hari, disebuah bandara. Seorang pria yang sangat tampan dengan rambut gondrong yang diikat sedikit dan kaca mata hitam yang menengger dibawah hidung yang bagai perosotan, sambil disebelahnya ditemani seorang pria yang tak kalah tampan, walau masih lebih tampan pria yang disebelahnya. Berjalan keluar bandara sambil menarik koper mereka masing masing. Hal itu tak luput dari mata pengunjung yang ada disana mengaggumi kedua pria tampan itu. Kedua pria itu keluar dari pintu bandara terlihat ada tiga sekawan disana yang membawa kertas karton dengan tulisan 'WELCOME MY BIG BOSS, ALVIN EXELINO IMMANUEL' yang diangkat diatas kepala dan satu lagi bertulis 'WE ARE HERE TO PICK-UP, MY BRO GEO ADIGUNA' dipegang didepan dadanya.
Pria berambut gondrong dengan kaca mata hitam tadi sontak melepaskan kaca matanya, menatap tajam tak percaya apa yang dilakukan oleh teman temannya itu. Pria itu bernama Alvin, lantas dia menoleh kesampingnya. Kearah pria yang selalu ada disampingnya, pria itu adalah Geo. Geo yang merasa ditatap menoleh kearah pria itu kembali dan mengangkat satu alisnya.
"Kenapa?" tanya Geo. Pria itu tak menjawab dan menunjuk menggunakan dagunya kearah tiga sekawan itu. Geo yang melihat itu sontak membelalakkan matanya. Sebenernya tak ada masalah dengan karton yang mereka bawa, walau agak sedikit memalukan bagi mereka berdua. Ingat hanya sedikit. Tapi yang membuat mereka sangat sangat malu tak habis pikir adalah style mereka. Gimana gak malu? mereka menggunakan topi yang bertuliskan 'Welcome my big bos & my bro' yang sepertinya sengaja dipesan khusus, juga ada dua rangkaian bunga yang berkalungkan dileher dua dari tiga orang itu serta peluit kejutan dibibir dua orang tadi, yang sekali kali dimainkan. Terlihat pria yang berdiri ditengah dua orang tadi wajahnya memerah karena malu karena penampilan mereka yang sangat KONYOL.
"Wah sial, apa apaan sih penampilan mereka itu. bikin malu aja, hirauin mereka aja Al. Pura pura gak kenal" ucap Geo. Alvin mengangguk memakai kaca matanya kembali. sedangkan Geo memakai tudung hodienya, agar tidak ketahuan. Mereka berdua berjalan menghiraukan ketiga orang itu.
Disisi lain, ditempat tiga sekawan itu...
Pria yang membawa karton bertulis 'WELCOME MY BIG BOSS, ALVIN EXELINO IMMANUEL ' yang diangkat diatas kepala dengan rangkaian bunga di lehernya adalah Julian dan pria yang memegang karton yang bertulis 'WE ARE HERE TO PICK-UP, MY BRO GEO ADIGUNA' dipegang didepan dadanya juga dengan rangkaian bunga dilehernya adalah adalah Satya. Sedang seorang pria diantara ke dua laki-laki yang sedang menahan malu akan tingkah keduanya adalah Kenan.
"Mana sih Alvin sama Geo ini....pritt..pritt" Julian tak sabaran menengok kearah pintu bandara mencoba mencari cari dan memainkan peluit yang tadi dibawanya untuk penyambutan.
"Mungkin bentar lagi keluar" ucap satya. Kenan hanya diam, melihat tingkah laku kedua temannya itu yang dari tadi asik memaikan peluit dibibir mereka.
Pritt pritt pritt pritt
"Brisik" Kesal Kenan kepada kedua temannya itu.
"Kenapa lo? Lagi pms? Marah marah aja" tanya Satya diangguki Julian, sambil mereka berdua menoleh sekilas kearah Kenan yang kesal.
"Udah diem, lo mending lihatin itu Al sama Geo. siapa tau udah turun dari pesawat" ucap Kenan menahan emosi.
"Dari tadi ini juga dilihatin ogeb, tapi tuh anak belum nongol nongol juga" ujar Julian.
Mereka mencari cari, sampai mata Satya menemukan kedua orang yang mereka tunggu tadi.
"Itu bukan sih mereka?" tunjuk Satya kearah dua orang pria yang satu dengan kaca mata hitam, yang satu memakai tudung hodie sedang menggeret koper. Kenan dan Julian pun mengikuti arah yang ditunjuk Satya.
"Eh iya itu mereka, ALVIN..GEO OYY... SINI OY!!" teriak Julian menggoyang goyangkan karton yang dia angkat
"ALVIN...GEO..." Teriak Satya ikut memanggil. Kenan? hanya diam saja membiarkan kedua temannya itu.
Dilain sisi, orang yang namanya dipanggil mengumpat..
"****|Sial."Umpat Alvin dan Geo berbarengan ketika namanya dipanggil.
"Lanjut aja Ge" ucap Alvin, melangkahkan kakinya cepat menghindar.
"ALVIN GEO!" Julian dan Satya yang sudah berlari mendekat kearah Alvin dan Geo, dibelakangnya ada kenan yang mengikuti dengan santai.
Saat dua orang yang berlari tadi berjarak hampir 2 meter dari Alvin dan Geo. Alvin menghentikan langkah mereka.
"Stop!" ucap Alvin tegas, menunjukkan arah telapak tangan kedepan. Sontak membuat dua orang itu berhenti.
"Lo berdua tetap disitu, jangan dekat dekat gua. Bikin malu kalian" keduanya kembali berjalan. Malu karena banyak mata yang menatap mereka.
"Ih lo kok gitu sih Al Ge, kita kesini kan mau nyambut kepulangan lo lo pada. Iya kan Sat?" Julian minta pembenaran ke Satya dan Kenan sambil mengikuti langkah kaki Alvin.
"Nyambut sih nyambut, tapi ngapain juga lo bawa rangkaian bunga, topi, sama tulisan kek gitu. Gak malu apa kalian?" ucap Geo.
"Kita kan mau bikin surprise buat lo berdua, ini gua juga udah pesenin topi buat lo pada. Mana Ken topinya?" tanya Julian ke Kenan.
"Dimobil" jawab singkat Kenan, melepaskan topi yang sedari tadi dia pakai.
"Yah kok gak lo bawa sih ken" kesal Julian.
"Kalian berisik, udah mana mobilnya? gua capek pengen istirahat" timpal Alvin menggeret kopernya ke arah tempat parkir.
"Kalian tunggu sini aja gua keluarin mobil dulu" Satya berjalan kearah mobil yang akan mereka kendarai.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil pajero berwarna hitam datang. Kenan dan Julian masuk kedalam mobil bangku tengah. Kemudian Satya menekan tombol panel saklar untuk membuka bagasi mobil untuk Alvin dan Geo meletakan koper mereka. Lalu mereka masuk kedalam mobil itu. Dengan Alvin dikursi sebelah Satya yang mengemudikan mobil dan Gio bersama dua orang lainnya dibangku tengah. Mobil melaju kejalanan.
"Kalian tadi ngapain pakek acara penyambutan kek gitu segala. Lebay tau gak" ucap Alvin.
"Kan gua bilang, kita pengen bikin surprise" jelas Julian.
"Kalian bikin malu tau gak. Lagian lo juga ken, tumben ikut ikut mereka. Kenapa lo gak cegah mereka?" Tanya Alvin.
"Eh gua dipaksa sama dua curut itu Al. Lagian gue gak tau kalok mereka bikin kek gitu" Kenan menjelaskan.
"Enak aja cowok seganteng gua lo panggil curut Ken" Satya tak terima.
"Tau lo, gua gini gini banyak yang mau ye. Hitung noh berapa banyak pacar dan mantan gua sekarang. Tak terhingga" bangga Julian.
"Pacar dan mantan loh emang banyak, tapi inget gak lo. Berapa banyak tamparan yang lo dapet gara gara lo sering ketahuan selingkuh? Bhuahahahaha..." tanya Geo membuat mereka semua tertawa, kecuali Julian yang sudah sebal kartunya dibuka.
"Lagian lo mending tobat aja deh Jul, gak capek apa lo ditampar mulu" ucap Kenan.
"Ya capek lah, pernah gua sehari ditambar 5 kali. Sampe bengkak pipi gua" Julian bergidik membayangkan tamparan yang dulu dia rasakan.
"Kalian mau ngapaian habis ini?" tanya Alvin yang sembari tadi mendengar ucapan teman temannya itu.
"Kerumah lo lah, pengen godain nyokap lo" jawab Julian.
"Mau lo gue bilangin daddy gua!" seru Alvin membuat yang lainnya tertawa.
"Mampus lo Jul dimutilasi lo ntar, tinggal nama doang lo pastinya" ucap Satya. Mendengar ledekan Satya membuat Julian kesal lantas melepas topinya yang sedari tadi dia pakai. mencondongkan tubuhnya ke arah bangku pengemudi. Lalu memukulkannya keras ke kepala Satya yang sedang mengemudi. Membuat Satya mengaduh.
"Aduh!! lo gila ya Jul, gue lagi nyetir nih" ucapnya sambil mengusap kepalanya dengan satu tangan sambil fokus mengemudi.
"Lo sih pakek manas manasin gue. Kena getok kan lo" diselingi kekehan puas setelah memukul Satya.
"Btw, thanks udah nyambut gua sama Gio. walau pakek cara yang norak kek gitu. Lain kali gua traktir kalian deh" Alvin tulus.
"Mantap big bos" acungan jempol dari Satya dan Julian.
"Kalian kalok ada traktiran gratis aja cepet" Geo mendengus.
"Tau tuh" Ujar Kenan
"Kayak lo gak mau aja Ken. Hari gini siapa juga yang gak mau kalok ditraktir" ucap Julian menoleh kearah Kenan yang ada disebelahnya.
"Serah lo" jawab Kenan cuek.
Mobil melaju sampai tak terasa mereka sampai dikediaman megah. Mansion kediaman keluarga Immanuel. Sampai digerbang yang tinggi dibuka, nampak halaman yang luas. Mobil itu melaju sampai didepan pintu, mereka turun dari mobil. Kemudian kepala pelayan disana datang menghampiri mereka. Alvin memerintahkan untuk membawa kopernya dan Gio kedalam. Satya memberikan kunci mobil ke pelayan itu.
"Lo nginep Ge?" tanya Alvin sembari berjalan memasuki rumah diikuti yang lain.
"Yoii"
Mereka masuk kedalam rumah. Sampailah disebuah ruang keluarga, disana terlihat seorang wanita cantik walau diumurnya yang sudah mempunyai anak sebesar Alvin datang menyambut. Wanita itu adalah Miranda ibu dari Alvin.
"Alvin anak mommy tersayang, mommy kangen banget sama kamu sayang" ucap Mommy Miranda sembari memeluk tubuh Alvin yang lebih tinggi darinya dan memberikan ciuman diwajah pria itu.
"Kamu sehat sehat kan sayang? Gak ada masalah kah selama di sana? Gimana kabar oma disana?" tanya Miranda beruntun menangkup wajah Alvin dengan kedua tanganya sambil ditelusuri apakah ada yang terluka dari tubuh anaknya itu.
"Al sehat Mom, oma juga baik disana" Jawab Alvin menggegam tangan sang Mommy sembari mengelusnya.
"Syukur deh kalok gitu, Al kamu udah makan sayang? Geo juga sehat aja kan? udah makan apa belum? kalau belum ayo makan dulu, biar Mommy siapin" tanya Mommy Mira khawatir beruntun.
"Kita kita gak ditanyain juga tanmy?" tanya Julian, diangguki Satya. (Tanmy/tanmi\=Tante Mommy)
"Ih kalian kan udah makan, kalian tadi kan makan disini sebelum berangkat kebandara jemput Alvin"
"Eh iya ya, siapa tau aja ditawarin buat makan lagi gitu Tan" ucap Julian sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo malu maluin aja Jul" Satya menyenggol bahu Julian.
"Tau tuh" ujar Kenan.
"Eh anjirr lo Sat, lo tadi nganggukin omongan gua juga" ucapnya tak terima.
"Udah kalian ini berisik.... oh ya Mom, Al masih belum lapar kok.... Al mau keatas dulu aja, mau istirahat. Ge kalok lo mau makan, makan aja dulu. Buat kalian nih, kalok mau main game keruangan biasa aja. Gua capek pengen tidur. Mom Alvin mau keatas dulu ya" ucap Alvin ke arah teman temannya kemudian menjawab sang mom dan berbicara ke arah Geo yang dijawab dengan acungan jempol. Kemudian pamit ke teman teman dan Mommy Mira. Pergi ke lantai atas ke kamar tidurnya yang terletak dilantai dua.
"Tanmy tinggal dulu ya, kalian kalok mau apa apa minta aja ke Bi Wati. Tanmy tadi ada bikin kue, nanti tanmy suruh Bi Wati kirim ke tempat kalian sama minumannya"
"Siap Tanmi" ucap mereka serempak.
Ketika sore menjelang malam....
Tok tok tok
"Woy Al bangun Al" ucap suara dari balik pintu
"Alvin Al, lo ngapaian sih didalam kamar. Pakek dikunci segala" ucap suara lain.
Alvin mengerjapkan matanya merasa terganggu, lalu dia berlalu ke arah pintu. Membuka kunci pintunya dan melihat siapa orang yang sudah mengganggu waktu istirahatnya.
"Kenapa?" tanya Alvin dengan suara khas orang bangun tidur.
"Baru bangun nih orang cielah" ucap Julian.
"Kenapa? buruan" ucapnya kembali.
"Gini nih, anak anak mau ngerayain datengnya lo sama Geo dirumah gue. Mau barbeque kita, lo wajib ikut. Lo mau ditunggu apa gimana?" Jelas Satya.
"huft.... kirain apaan, ntar deh gua susul. Kalian duluan aja" helaan nafas Alvin.
"Oke, kita duluan ya Al. Lo wajib dateng loh, awas kalok gak dateng" Satya Menunjuk kearah Alvin
"Hmm.. udah sana sana" usir Alvin mengibaskan tangannya.
"Dih kita diusir, udah ayo Sat" Julian berlalu pergi bersama satya.
Alvin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalnya. Masuk kedalam kamar untuk bersiap. Tak lama suara deru motor keluar dari halaman megah itu. Yap, itu adalah suara motor teman temannya. Teman temannya tadi datang kerumah Alvin menggunakan motor. lalu meminjam salah satu mobil yang ada di garasi rumah Alvin untuk menjemputnya bersama ke bandara.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading ♡
Alvin kini sudah bersiap dengan baju kaos berwarna putih dan celana hitam serta sebuah jaket berwarna hitam. Hanya pakaian biasa memang, tapi karena Alvin yang memakainya. cowok dengan tampang yang diatas rata rata itu membuatnya terlihat mempesona.
Alvin kini menuruni tangga menuju kearah dapur. Terlihat kedua orang tuanya sudah berada di meja makan.
"Dad, Mom" sapa Alvin.
"Eh anak kesayangan Mommy datang, baru Mom mau manggil" ucap Mommy Miranda sumringah.
"Kapan kamu sampai Al?" tanya Daddy Exel basa basi.
"Siang Dad"
"Mom Dad, Alvin mau pergi" pamit Alvin
"Mau kemana Al? gak makan dulu?" tanya Miranda yang sedang sibuk menyiapkan makan sang suami.
"Rumah Satya"
"Yah padahal Mom udah buatin makanan kesukaan kamu" kecewa Mommy Miranda.
"Al makan dulu" Perintah Daddy Exel mutlak. Melihat raut sedih diwajah sang istri tercinta.
"Huft Okey" Helaan nafas Alvin duduk dikursi meja makan.
Mommy Mira yang melihat itu senang dan mulai menyiapkan makanan sang anak dengan antusias.
"Dikit aja Mom, nanti Al ada pesta dirumah Satya" ucap Alvin. Mommy Miranda mengangguk menuruti keinginan sang putra semata wayangnya itu.
Suasana meja makan dipenuhi dengan suasana romantis dari kedua orang tuanya itu. Kedua orang tuanya itu sekarang sedang makan sepiring berdua dengan sang Mom yang memegang sendok menyuapi daddynya. Sedangkan daddynya itu sibuk Mengelus rambut sang Mommy dengan sayang. Terkadang Alvin sendiri sangat heran dengan daddynya. Daddynya adalah seorang CEO dari perusahaan ternama didunia. Ceo yang terkenal dengan ketegasan, sifat dingin dan tak kenal ampun bagai elang itu. Sekarang ketika bertemu dengan mommynya berubah menjadi seorang burung kecil yang meminta untuk selalu dimanja dan diperhatikan. Alvin terkadang jengah melihat keromantisan kedua orang tuanya itu.
"Bisa gak sih Mom Dad gk usah romantis romantisan didepan Al" ucap Alvin kesal ketika melihat Daddy sibuk mencuri ciuman dipipi sang mommy.
"Makanya cari Pasangan, biar tau rasanya" ucap sang daddy. Alvin semakin dibuat kesal mempercepat makannya lalu setelah selesai dia menegak air hingga kandas.
"Alvin pergi" ucap Alvin berlalu tanpa memperhatikan kedua orang tuanya yang masih asik bermesraan itu.
"Hati hati Al" ucap sang mommy memperhatikan anaknya yang sudah menjauh
...**************...
Alvin kini menaiki motor hitamnya melaju kerumah Satya.
Alvin sudah sampai didepan gerbang rumah Satya. Pintu gerbang terbuka, terlihat Geo yang sudah menunggu disana yang sudah hafal suara motornya. Alvin masuk dan memarkirkan motornya. Lalu pergi ke halaman belakang rumah bersama Geo. Disana terlihat teman temannya yang sudah memanggang anek macam makan seperti daging, sosis, jagung dan masih banyak lagi.
"Lo kemana aja si Al, lama amat. Kita tadi udah foto bareng. Udah gue upload juga di medsos. Tapi gak ada lo. Gara gara lo kita tungguin dari tadi gak nongol nongol. Lo tau gak sih, gak ada lo itu kek ada yang kurang rasanya" cerocos Satya lebay.
"Yee, nih orang. Alvin lo ajak foto. Gak bakal mau dia, medsosnya aja kalo bukan gue yang post kosong itu pasti" ucap Geo.
"Berisik" ucap Al, berjalan ke arah sofa panjang yang memang sengaja ditaruh disana, lalu merebahkan tubuhnya berbantal lengannya.
"Ye ini anak santai banget hidupnya, dateng dateng langsung tiduran" ucap Julian yang baru saja menghampiri.
"Biarin aja, lelah mungkin dia. Dia belum istirahat total sangking sibuknya ngurus kerjaannya sambil ngurusin geng geng yang ada disana, yang selalu ngajak dia battle. Padahal akhirnya tuh lawan kalah juga, tapi gak mau pernah nyerah. Datang terus" Jelas Gio sambil menatap Alvin.
"WOY JUL, LO KOK NINGGALIN GUE. NIH URUSIN. MAIN TINGGAL AJA" teriak Kenan saat sadar dia di tinggal sendiri saat sedang memanggang daging.
"Maaf maaf" Julian menghampiri Kenan sambil menyatukan kedua tangannya.
Geo yang tak tega melihat sahabatnya itu, masuk kedalam rumah untuk mengambil bantal. Lalu kembali ke halaman belakang.
"Al nih, dari pada lo pakek tangan. Mau selimut sekalian gak?" ucap Geo menyodorkan bantal kepada Alvin yang belum tertidur. Dia sedari tadi hanya menutup matanya, mendengar percakapan yang dilontarkan teman temannya itu.
"No, thanks!" jawab Alvin mengambil bantal itu, lalu kembali memejamkan mata.
Geo berjalan menuju kearah teman temannya yang sedang sibuk memanggang sambil berceloteh ria.
"Bicarain apa?" tanya Geo
"Itu tuh tetangga sebelah gue tadi, bisa bisanya dia ngintip. Ketahuan lagi, kayak gak ada kerjaan aja" jawab Satya. Geo hanya berohria.
"Bener tuh apa lagi mukanya yang cengoh karena ketahuan tadi. Hahaha sumpah bikin ngakak aja" Julian tertawa.
Sebenernya sebelum Alvin datang. ada sebuah insiden. Insidennya yang cukup memalukan. Dimana tetangga Satya yang sekaligus anak dari temen bundanya bernama Neisha atau kerap dipanggil Icha itu tak sengaja ketahuan ketika sedang mengintip. Icha yang sedang mengintip menaiki kursi karena tadi diberi tau sahabat bundanya yang sedang berkunjung jika Satya dan teman temannya sudah berkumpul. Tidak melewatkan kesempatan untuk cuci mata. Apa lagi ada A'a kenan yang sering dia puja. Icha yang sedang mengintip menaiki kursi didepan pintu penghubung yang emang sengaja dibuat. Kaget dengan suara bundanya yang menginterupsi, sedangkan Satya yang sempat sekilas melihat Icha datang bangkit untuk melihat gadis itu. Satya membuka pintu penghubung itu.
"Ngapain lo?" sontak suara itu membuat Icha kaget dan terjatuh ke tanah. Hal itu, membuat semua yang melihat kejadian tadi sontak tertawa dan alhasil Icha sangat malu. Icha yang tak bisa menjawabnya lalu bangun dan berlari kedalam rumah.
'Jangan sampe sahabat gua tau kejadian memalukan ini' batin Icha merutuki dirinya sendiri.
..........
Sekarang semua pria itu sedang duduk sambil ditemani makanan yang tadi mereka panggang. Termasuk Alvin.
"Al Al, gua tantang lo lomba makan sama gue. Battle kita yuk yuk!!" ajak Julian.
"Ogah" jawab Alvin malas.
"Ih lo kok, gak asik gitu. Ayolah, ayolah, terima tantangan gua" Julian merengek seperi anak kecil.
"Dih maksa" sahut Satya melihat kelakuan sohibnya itu.
"Ayolah Al ayolah!" rengekan Julian menarik narik lengan Alvin, lantas membuat Alvin menghela nafas dan mengiyakan.
"Yes, jadi kita battle tuh makan sosis besar 5. Yang kalah wajib nurutin apa yang menang mau ya?!" Sambil menunjuk kearah sosis jumbo yang tadi mereka bakar.
"Ni anak dibaikin malah ngelunjak, parah lo" seru Kenan ke arah Julian, kemudian menyentil dahi sohibnya itu.
"Ih lo main sentil-sentil aja. Merah nih jidat gua. lagain Iri lo? Bilang bos" ucap Julian sambil mengusap usap dahinya lalu berlalu menatap Kenan.
"Ayo Al. Jadi gak Al? jangan bilang lo takut"
"Oke, tapi satu aja sosisnya. gua gak mau sampai kekenyangan"
"Lah kok satu, gak menantang kalau cuma satu"
"Satu atau gak sama sekali"
"Oke deh satu, yuk mulai" Julian pasrah.
Pertandingan dimulai, yang lain memperhatikan kedua orang yang sedang berlomba itu. Saat battle Julian memakan sosis dengan rakus, sedangkan disisi lain Alvin makan dengan ogah ogahan. Sejujurnya dia sudah kenyang dan tidak mood untuk makan lagi. Saat dimeja makan tadi sang mommy emang mengambilkan sedikit. Tapi bukan artian dengan porsi yang sedikit, banyaknya menu lauk pauk yang ada dimeja makan. Semua dituangkan kedalam piring sedikit demi sedikit yang lama lama membuat piring itu menjadi bukit. Alvin yang sudah diambilkan mau tak mau harus memakannya. Tanpa bisa protes.
"Yes gue menang! HOREE, akhirnya baru kali ini gue menang lawan big boss" seru Julian mengepalkan tangan lalu menariknya kebelakang beberapa kali. tingkahnya itu mendapat gelengan dari kawan kawannya. Seperti anak kecil saja.
"Huft, buruan lo mau apa dari gue?" tanya Alvin.
"Gue boleh minta apa aja nih?" tanya balik Julian manik turunkan alisnya.
"Hmm" jawab Alvin malas, lagian pikirnya temannya itu gak bakal minta yang aneh aneh. mungkin cuma traktir, motor, mobil, atau mungkin sesuatu yang membuatnya harus melakukan pekerjaan fisik. Tapi dugaannya salah..
"Jul kasih permintaan yang sulit, baru kali ini kan seorang Alvin kalah" ucap Satya mengompori ikut antusias.
"Bener tuh kasih permintaan yang sulit!" Geo ikut berseru. diangguki oleh Kenan.
"Bentar bentar gue mikir dulu" tahan Julian
Julian mulai menelisik Alvin melihatnya dari atas kebawa. 'Enaknya gue minta apa ya? hmm mobil/motor/apartement? jangan deh dompet si Al kan tebel, lagian kalok gue minta itu mah gue bisa beli sendiri. Coba gue lihat lihat nih orang, apa yang gak dia punya. Uang? perfect, banyak banget malahan. Penampilan? eh buset ganteng gila kalok diteliti nih big bos. Fisik? perfect juga, gue gak pernah lihat nih orang kalah kalau soal fisik. Ini aja gue untung bisa menang saat kondisinya lagi tepar kayak gini. Lagi lelah kek gini aja, tuh muka masih aja biasa aja kek gak ada beban. Wajahnya pun masih ganteng aja. Penampilannya masih keren aja. Ah iya penampilan hehehehe.' batin Julian sambil mengusap usap kedua tangannya, memikirkan ide licik yang ada dikepalanya saat ini.
"Lo mau apa buru!" melihat gelagat Julian 'ada yang gak beres nih keknya.' pikir Alvin.
"Oke gini big bos, sebenernya permintaan gue ini mungkin bagi lo adalah hal yang sulit__" ucap Julian terputus.
"Emang ada gitu hal sulit yang gak bisa dilakuin Alvin sang big bos kita?" tanya Satya
"Ih lo pakek nyamber aja, gue belum selesai ngomong nih" ujar Julian kesal perkataannya diputus.
"Oke back to topic, Gini Al gue mau lo nerima taruhan gue"
"Taruhan apaan? langsung ke inti" ucap Alvin.
"Penampilan lo kan perfect nih, gue mau lo dandan jadi nerd Al" ucap Julian membuat teman temannya mendelik.
"Wait!! wait!! Gini nih gua perjelas nih ye. Gua mau lo nerima taruhan gue. Saat lo masuk sekolah loh harus berpenampilan kek nerd, harus perfect dan totalitas kek nerd and then lo harus berpenampilan kek nerd itu selama setengah semester, eh jangan deh kelamaan dua bulan aja. Kalok lo berhasil, supercar Bugatti Centodieci yang ada ditoko bokap gue lo bawa deh" Jelas Julian mantap.
"Serius lo Jul" tanya Geo, diangguki mantap oleh Julian. Sontak hal itu membuat yang lain tertawa.
"Gak habis pikir gue, bad boy nyamar jadi seorang nerd wkwkwk, ampun gak kuat" heran Satya diselingi tawa melambai lambaikan tangannya. Geo dan Kenan ikut tertawa
"Bener tuh" ujar kenan
"Gimana Al, lo terima gak?" tanya Julian.
"Oke" Jawab Alvin. 'Kayaknya bakal menarik juga.' batinnya.
"Emang kalian masuk sekolah kapan?" tanya Satya.
"Ya bareng kalian masuk lah, loh masuk hari pertama. Gua sama Alvin juga ikut masuk" Jawab Geo
"Ohw."
...****************...
Nerd? Siapa sih yang gak tau dengan penampilan yang satu ini. Sekarang pria dengan tampang bak dewa yunani itu harus berpenampilan layaknya seorang nerd. Alvin yang turun dari tangga dengan pakaian yang rapi, kulit yang dibuat kecoklatan dengan foundation, rambut yang dipotong menjadi bowl cut, dan kaca mata bulat itu kini sedang menuruni tangga menuju kearah ruang makan. Disana ada kedua orang tuanya yang seperti biasa selalu bermesraan tidak tau tempat emang. 'Dasar dua bucin' batin Alvin.
"Pagi Dad Mom" sapa Alvin.
"Pagi say— What?" balasan mom terputus dan kaget saat menoleh kearah Alvin. Daddy yang melihat reaksi istrinya sontak menoleh balik dan tertawa.
"Apa apaan penampilan kamu ini Al?" tanya daddy sesudah menghentikan tawanya sambil geleng-geleng.
"Tantangan Dad" Jawab singkat masa bodo.
"Astaga anak mommy yang ganteng kok bisa tiba tiba jadi kayak shrek gini" Shrek karakter buruk rupa berwarna hijau itu disamakan dengan Alvin. Padahal dirinya tak sejelek itu hanya agak culun dan cupu saja.
"Cih" decih Alvin
"Yaudah deh Mom Dad, Alvin mau berangkat" Alvin mencium telapak tangan mereka.
"Kok berangkat awal Al? tumben" heran mommy Mira.
"Al naik angkot, jadi harus berangkat awal" jawabnya berlalu pergi, membuat keduanya melotot tak percaya.
"Aduh dad, kenapa sih anakmu itu? banyak mobil mewah digarasi. Dianya kok malah naik angkot. Gak habis pikir sama kelakuan anakmu itu"
"Kok cuma anak Daddy sih Mom, kan itu juga anaknya Mommy" ucap Daddy Exel tak terima.
...****************...
Alvin merupakan laki laki yang perfeksionis. mungkin karena sudah di didik untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal, walaupun karena pengaruh dari didikan itu membuat kelakuan Alvin menjadi melenceng. Menjadi nakal, keras kepala, arogan dan selalu ingin benar.
Kini Alvin sedang menunggu kedatangan angkot di sebuah halte. Sembari memberi kabar ke Geo untuk berangkat duluan. Jarak antara halte dan rumahnya sedikit jauh. Makanya Alvin berangkat pakai motor menuju apartemen pribadinya dulu dan meletakan motor kesayangannya itu disana. Lalu Alvin berjalan menuju halte terdekat dari apartemennya.
Ribet? memang. Sebenarnya Alvin sendiri tidak ingin melakukan hal ini. Namun mau bagaimana lagi jiwa perfeksionis yang sudah mendarah daging itu membuatnya harus melakukan ini. Walaupun sebenarnya Alvin sendiri tidak peduli dengan tanggapan orang lain mengenai dirinya, dia melakukan ini hanya untuk dirinya sendiri. Catat.
Sampai sebuah angkot datang. "Mang kiri mang." Alvin melambaikan tangan. Angkot itu berhenti, Alvin menatap angkot itu sedikit ragu untuk menaikinya.
"Mas jadi gak naiknya." ucap Mang supir melihat Alvin diam, Alvin yang tersadar segera menaiki angkot itu. Kini Alvin duduk diantara ibu yang memangku anaknya yang sekitar berumur 3 tahun dan ibu-ibu yang membawa barang belanjaan. Sepertinya ibu itu habis dari pasar.
Alvin mengambil hpnya yang ada di sakunya. dia memfoto dirinya dan mengirim ke grub. Dengan caption 'My totality'. Alvin menaruh kembali hpnya ditempat semula. kemudian terdiam.
'Ini bau apaan sih.' batin Alvin. mencium bau yang tidak sedap. Dia mengedarkan pandangannya. manemukan bau yang tercium dari hidungnya yang mancung itu. Bau itu berasal dari seorang pria yang baru masuk sambil membawa ayam yang masih hidup.
'Holly ****, itu orang ngapain bawa bawa ayam hidup kedalam angkot sih.'
Akhirnya Alvin sampai ditempat tujuannya. Untung saja tidak banyak insiden yang terjadi di angkot.
Kini Alvin turun dihalte terdekat dari sekolah nya. Kini dia harus sedikit berjalan kaki dari halte menuju sekolahnya. Sebenarnya banyak orang yang melihatnya turun dari angkot. Karena halte itu tak jauh dari sekolahnya dan pastinya banyak mobil mobil dan motor mewah lewat yang dapat dipastikan itu adalah kendaraan para siswa dan siswi yang ada disana.
Alvin berjalan melewati koridor sekolah yang mulai sepi menuju ke ruang kepala sekolah untuk laporan. Setelah sampai dia langsung membuka pintu yang bertuliskan 'ruang kepala sekolah' disana. Tak banyak orang yang berlalu lalang disana membuatnya berani langsung masuk tanpa mengetuk pintu dulu. Ya jelas, orang dia anak pemilik sekolah.
Pria yang ada disana lantas mendongakkan wajahnya. Melihat seorang pemuda disana yang tak ia kenali. Mengernyit bingung. 'siapa?' batinnya. Alvin lantas langsung duduk disofa yang ada di ruangan.
"Siapa kamu? main nyelonong aja" tanyanya.
"Alvin" jawabnya singkat dengan muka datar.
"Alvin? Alvin Exelino Immanuel? anaknya bapak Exel? pemilik sekolah?" mendapat anggukan dari Alvin.
"Wah bapak sampai pangling lihat kamu. Padahal kamu udah bilang ke bapak ditelpon kalok bakal nyamar gini. Bahkan kamu sampe minta kelas yang beda sama teman teman kamu yang resek dan nakal itu" ucap kepala sekolah itu yang memang sudah tau siapa Alvin yang sebenarnya. Alvin lantas tak menjawab hanya mendengarkan saja.
Kepala sekolah yang tak mendapat jawaban dari Alvin menghela nafasnya.
"Huft, tunggu sebentar. Bapak panggilkan wali kelas kamu" Mengambil telpon memanggil seseorang. Tak lama kemudian seorang pria datang sembari mengetuk pintu. Gak main nyelonong kek Alvin tadi.
Pintu terbuka dan nampak seorang pria disana. "Ini Pak anak barunya?" tanya pria itu memastikan tak percaya.
"Iya"
"Yaudah kamu ikut saya" katanya sedikit ogah ogahan karena melihat penampilan Alvin yang cupu, culun, dan kucel karena kulitnya coklat. Berbeda dengan murid baru yang satunya tadi.
Kini Alvin kembali berjalan melewati koridor sekolah yang agak sepi karena kebanyakan murid sudah masuk ke kelas. Alvin tadi memang datang sedikit terlambat, maklum naik angkot jadi agak lama.
Banyak tatapan mata yang melihatnya dari jendela. Yap seperti yang diharapkan. Kebanyakan tatapan mata itu menatapnya dengan jijik dan aneh. Bahkan ada yang menghinanya secara terang terangan.
"Widih siapa tuh? murid baru? cupu banget"
"Iuu deh, kok bisa sih cowok kek gitu masuk ke sekolah kita"
"Jijik jijay sama tuh cowok, ini nih tadi itu si Geo ganteng abis. nah kok murid baru yang satunya malah kampungan kek gini"
"Bener tuh, kek si Geo itu langit nah si itu cowok gorong gorong"
"Dasar nerd!"
Kedatangan Alvin tak luput dari mata 4 kawannya itu. Mereka ingin menyapa dan menertawakannya secara langsung tapi tidak bisa. Alvin tak memperdulikan ucapan disekitarnya. Dia melangkah kakinya sampailah disebuah kelas yang bertuliskan 11 IPA 1.
Alvin masuk kedalam kelas dan banyak murid yang berbisik disana. Kebanyakan menatapnya dengan tatapan mengejek. Kecuali gadis yang berada dipojok.
"Semuanya mohon perhatikan, kita kedatangan murid baru. Perkenalkan diri kamu" ucap wali kelasnya tadi menginterupsi.
"Nama gu_"
"Udah deh pak, gak perlu perkenalan. Gak ada dari kita yang tertarik juga sama dia. Lihat aja tampilannya culun gitu, kayak nerd!" sahut Shasya salah satu murid centil yang ada disana.
"Lo apa apaan si Sha, hargain dong. Orang dia mau perkenalan juga" ucap seorang gadis yang tak lain adalah Zea.
"Nyahut aja lo, dasar cewek sok kecantikan"
"Oyy nenek lampir, sahabat gua ini emang cantik. Ngapa? Iri lo?" Keyla membanggakan Zea. Shasya ingin membalas ucapan itu. namun ditahan oleh suara wali kelasnya.
"Udah kalian kok malah pada ribut. Alvin lanjutkan perkenalanmu. Kalok gak mau dilanjut kamu langsung duduk aja, nanti kenalan sendiri" ucap Wakel itu cuek.
"Saya langsung duduk aja Pak" ucap Alvin.
"Yaudah itu, ada bangku dipojok dibelakang Zea. Kamu duduk sana aja" tunjuknya ke bangku baling belakang dipojok sendiri.
Alvin melangkahkan kakinya. ketika ditengah jalan ada sebuah kaki yang bersiap untuk membuatnya jatuh. Alvin yang tau itu masa bodoh, melangkah melewati kaki itu. Membuat siempu kesal.
Kini Alvin sudah berada ditempat duduknya. Lantas gadis cantik nan manis bernama Zea yang tadi membelanya itu membalikan badannya menghadap Alvin.
"Halo nama gue Zea, nama lo?" Zea menyodorkan tangan mengajak berkenalan. Alvin yang melihat itu terdiam. "Alvin." jawab singkat tanpa menjabat tangan Zea. Mungkin udah kebiasaan Alvin yang cuek makanya dia enggan menjabat tangan Zea.
Zea yang tak mendapat balasan jabatan tangannya lantas menurunkan tangannya. 'Mungkin itu cowok pemalu' batin Zea. Guru masuk kekelas. Ini adalah hari pertama sekolah. Maka dari itu hari pertama ini hanya berisi perkenalan singkat.
Alvin yang sedari tadi duduk dipojok diam saja. Tak peduli pada sekitar. Tidak peduli untuk mencari teman dikelas itu, karena dia tak butuh.
Bel istirahat berbunyi. Banyak orang yang keluar dari kelas menuju kantin. Ada juga yang masih stay dikelas. Salah satunya adalah Alvin. Dia malas pergi ke kantin, walau teman temannya tadi memintanya untuk pergi ke gudang yang sudah dibersihkan dan menjadi tempat mereka nongkrong disekolah. Alvin sekarang masih senang tiasa menelungkupkan kepalanya dimeja dan memejamkan matanya.
"Hey Al, gak mau ke kantin?" tanya Zea menepuk bahu Alvin yang tertidur. Mendapat tepukan membuat Alvin mendongakkan wajahnya melihat siapa yang menggangu tidurnya.
"Kenapa?" tanya Alvin.
"Gak mau kekantin? udah bel istirahat loh" ajak Zea lagi, mendapat gelengan dari Alvin.
"Zea ayo buruan. Lo ngapain sih, cacing diperut gua udah meronta ronta nih minta diisi" ucap Icha tak sabaran bersama Keyla yang menunggu didepan pintu. Melihat sahabatnya itu masih sibuk dengan laki laki yang notabennya anak baru itu.
Zea, Keyla, dan Icha satu kelas. Zea dan Icha duduk satu bangku. Sedangkan Keyla duduk disebelahnya bersama murid yang bernama Nimas.
"Mau titip?" Tanya Zea kembali.
"Nggak, pergi aja" tukas Alvin merasa terusik. 'Kenapa sih tuh cewek, sok care banget." batin Alvin. Zea yang mendengar itu lantas menyusul kedua temannya itu menuju kantin.
"Lo ngapain sih Ze, sok akrab gitu sama tuh cowok baru" ujar Icha.
"Ya gak papa mau kenalan aja"
"Lo itu terlalu care tau gak sama semua orang" Keyla berbicara.
"Bener tuh, ati-ati aja sama sifat lo ini. Bisa bisa sifat baik lo ini berakhir jadi bumerang bagi diri lo sendiri" kini Icha berucap.
"Ih kalian apaan sih."
"Lagian lo itu terlalu baik, baik itu boleh tapi jangan sampe kebaikan lo jadi hal yang bisa nyelakaian diri lo sendiri" Keyla menasehati.
"Iya nyaii, Zea paham xixixi" tanggap Zea sambil cekikikan.
"Eh ini anak dibilangin juga" kesal Keyla
"Ya biasa lah, bocah gak ada akhlak ya gini. lagian tadi itu ya si anak baru culun itu cuek gitu masih aja lo baik-baikin. Gua tadi disebelah lo pengen kenalan juga, gak jadi" Icha yang tadinya duduk sebangku disebelah Zea mengurung niatnya untuk berkenalan, melihat temannya itu dicuekin. Walau sebenarnya Icha juga gak terlalu frendly kesemua orang, dia ingin berkenalan hanya untuk formalitas aja. Icha itu excited sama suka cowok tampan. seperti A'a Kenan, dipanggil A'a walau seumur.
"Dia itu gak cuek, hanya pemalu aja" bela Zea untuk Alvin.
"Pemalu gimana, wong dianya kelihatan tadi cuek gitu" sergah Icha.
"Udah udah kalian berdua ini kok malah ribut gini sih. Udah jangan ribut. Gua cabein satu satu nih kalok ribut" lerai Keyla.
"Siap nyai" Sahut Zea dan Keyla berbarengan memberi hormat lepas tertawa membuat Keyla cemberut.
TBC
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Happy Reading ♡
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!