...Bab 01. Hari yang sial...
Siapa yang menduga bahwa seorang pemuda miskin yang selalu bekerja serabutan akan menjadi General Manager dari sebuah Apartemen Pintar dengan teknologi Alien dan keanehan didalamnya ?
Dan, kejadian itu beberapa bulan yang lalu.
Di Metropolis Jakarta, ada seorang pemuda sedang membuka cafe kecil disisi taman. Pemuda itu bukanlah pemilik kafe melainkan hanya karyawan paruh waktu.
Saat sedang merapihkan dan menyusun kursi. Pemilik kafe pun menghampiri nya.
"Erick, Gua serahkan sama Lu!" ucap pemilik kafe.
"Iya, aku akan bekerja sebaik mungkin," jawab Erick.
Setelah itu, Erick pun menjalani aktivitas nya di kafe dengan melayani pelanggan nya. Sesaat kemudian, dia melihat ada seorang nenek yang datang.
Nenek itu merupakan pelanggan setia di kafe tempat Erick bekerja. Melihat nenek itu, Erick sontak membuatnya kopi Arabika yang merupakan menu yang dibeli oleh nenek itu setiap harinya.
Sesaat Nenek itu duduk, Erick pun menghampiri nya dan memberikan kopi tersebut.
"Nenek, ini kopi anda," ucap Erick seraya menaruh kopi diatas meja.
"Terimakasih, nak Erick," jawab Nenek.
Erick pun tersenyum dan mengangguk kepalanya. Sesudah itu, Erick kembali masuk kedalam kafe namun, langkah nya terhenti saat mendengar suara wanita yang dikenalnya.
"Sayang, kita minum kopi dulu disini."
"Iya, ayo!" jawab suara pria.
Erick yang mendengar itu, dia pun sontak membalikan badannya dan melihat seorang wanita tinggi, cantik dengan rambut bergelombang dengan bergandengan tangan dengan seorang pria.
Erick yang melihat wanita itu sontak menyapanya, "Mariska?"
Saat wanita yang bernama Mariska itu mendengar namanya di sebut, dia pun mengerutkan keningnya dan melihat tajam Erick.
"Erick?"
Pria yang di samping Mariska, dia sontak melihat Mariska dan Erick.
"Sayang, kamu kenal dia?"
Mariska pun menoleh kearah pria yang disampingnya dengan senyuman. "Iya, aku mengenalnya tapi tidak begitu dekat." Mariska melihat kearah Erick dengan senyuman kecil. "Dia teman ku sewaktu kuliah di perhotelan."
Erick hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
Lalu, Mariska kembali melihat pria disampingnya. "Ayo sayang kita pergi!" Mariska kembali melihat Erick. "Sebenarnya, aku malu dengan teman ku ini karena dia orang yang sangat miskin dan hidup di tempat pembuangan sampah dengan lulusan sekolah paket C."
Pria yang ada disamping Mariska sontak tersenyum remeh, "Begitu kah. Pantas saja, penampilan nya sangat kumuh dan aku mencium sampah," ucap Pria.
Pria dan Mariska pun tertawa kecil. Lalu, Pria itu mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang 100 ribu lalu, dilemparkan nya kepada Erick.
"Itu untuk mu, sampah!" ucap pria.
Erick hanya terdiam dan menundukkan kepalanya saat uang seratus ribu yang dilemparkan kepadanya.
Setelah itu, Mariska dan pria itu pun pergi meninggalkan Erick.
Lalu, Erick dengan wajah yang tersenyum. Dia mengambil uang itu seraya bergumam.
"Aku akan membalasnya sepuluh kali lipat!"
Nenek yang ada sedang duduk didekat Erick, dia pun tersenyum dan mengalihkan pemikiran nya.
"Nak Erick, bisa ambilkan saya Gula?" ucap Nenek.
Erick yang mendengar ucapan Nenek itu sontak menyadarkan lamunan nya dan berdiri.
"Iya, Nek. Saya akan ambilkan!" jawab Erick yang sontak masuk kedalam kafe dan mengambil gula kemasan. Lalu, kembali kepada Nenek dan memberikan nya.
"Ini Nek. Gula nya!"
"Terimakasih, Nak Erick."
Dalam sesaat, Erick teringat akan pertemuan nya dengan Erick didekat nenek tersebut.
"Sebelum nya, saya meminta maaf karena sudah membuat gaduh didepan nenek," ucap Erick yang membungkukkan badannya.
Nenek itu pun menggeleng kepala lalu, memegang tangan Erick. "Yang kuat ya, Nak Erick."
Erick pun mengangguk kepalanya, "Iya, Nek. Terimakasih."
Keesokan harinya, Mariska melaporkan kejadian yang menimpah dirinya kepada pemilik kafe sehingga Erick pun dipanggil oleh pemilik kafe ke ruangan nya.
"Pak, anda memanggil saya?" tanya Erick saat masuk kedalam ruangan.
"Iya, duduk lah. Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan," ucap pemilik kafe yang tengah duduk dan mengurusi beberapa dokumen.
Mendengar itu Erick pun berjalan mendekati pemilik kafe dan duduk didekat meja panjang.
"Iya, pak. Ada apa?" sambung tanya Erick kembali.
Sebelum berbicara, pemilik kafe menghela nafas panjang.
"Erick, ada yang harus aku bicarakan. Ini perihal keluhan dari customer tempo hari yang melaporkan bahwa kamu pelayan yang tidak sopan, kebersihan yang kurang dan salah memilih menu."
Mendengar itu, Erick mengerutkan keningnya. "Tunggu, pak. Saya sama sekali tidak melakukan kesalahan seperti itu."
"Iya, bapak juga mengerti. Tapi itulah dunia bekerja yang mana uang diatas segala nya. Jika, aku tidak memecat mu maka, kafe ini diancam untuk ditutup. Maafkan bapak, Erick!" ucap pemilik Kafe.
Erick yang mendengar itu, dia pun menduga bahwa ancaman itu berasal Mariska yang mana Mariska sendiri merupakan keluarga kaya raya dalam bidang perhotelan.
Memahami hal itu, Erick hanya bisa tersenyum dan menerima keputusan dari pemilik kafe.
"Iya, aku mengerti."
Pemilik kafe itu pun tersenyum lalu, dia memberikan amplop kepada Erick.
"Bukan nya kamu tidak bagus bekerja tapi, sekali lagi aku mohon maaf semoga kamu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik."
"Iya, Terimakasih, pak. Anda telah memperkerjakan saya selama tiga bulan ini," jawab Erick.
Setelah itu, Erick pun pergi ke ruang ganti dan Menganti seragam nya. Lalu, keluar dari kafe.
Saat keluar dari kafe, Erick berpapasan dengan nenek pelanggan setia.
"Nak Erick, kamu tidak bekerja," ucap Nenek.
Erick tertawa kecil dan tersenyum. "Saya sudah diberhentikan, Nek."
Nenek itu pun tersenyum melihat Erick, "Kamu memang pria yang tegar. Oiya, nenek ada koneksi untuk pekerjaan. Apakah kamu tertarik?"
Mendengar itu, Erick menatap bingung nenek tersebut. "Pekerjaan apa itu, Nek?"
Nenek itu tersenyum lalu, memberikan kartu nama kepada Erick, "Jika kamu tertarik, hubungi nenek dan nenek akan menjelaskan nya."
Erick pun menerima kartu nama tersebut. "Terimakasih, Nek. Saya pertimbangkan dahulu. Maaf, Nek. Saya pamit dahulu."
"Iya, berhati-hatilah!" jawab Nenek.
Sesudah itu, Erick pun meninggalkan kafe dan nenek untuk kembali pulang.
Setibanya di rumah, Erick yang melihat Kakek nya, lalu dia pun sontak turun dan menghampiri nya.
"Kakek, kenapa masih mulung? Kakek kan sedang sakit?!" tegur Erick.
Sang kakek sontak melihat kearah Erick. "Oh, Erick. Kamu sudah pulang."
"Kakek, sudah aku bilang kan untuk menjaga kesehatan kakek. Kalau, kecapean. Siapa yang repot?!"
Sang kakek pun tertawa kecil.
Lalu, Erick dan kakek nya pun pulang ke rumah petak yang hanya memiliki satu ruangan kecil dengan kamar mandi didalam nya. Dalam satu ruangan itu, Mereka bisa mengunakan nya sebagai ruang apapun yang dibutuhkan seperti kamar tidur, dapur, ruang makan dan kebutuhan lainnya.
Erick yang mendapat uang pesangon, dia membeli beberapa bahan makanan lalu, memasaknya untuk porsi berdua dan mereka pun makan bersama.
Setelah makan tiba-tiba, sang kakek memegang dadanya dan mengeram kesakitan. Erick yang melihat itu sontak panik dan menghampiri nya.
"Kakek, ada apa? sakit dimana?" seru Erick seraya memegang kakeknya.
"Erick, terimakasih kamu sudah sabar dan kuat hidup dengan Kakek," ucap sang kakek yang terbata-bata.
"Kakek, bertahan lah. Kita akan pergi ke rumah sakit."
Sesudah itu, Erick bergegas mengambil ponselnya dan memanggil ambulan. Setibanya di rumah sakit, Erick mau tidak mau harus merawat inap sang Kakek lantaran dokter telah mendiagnosa bahwa kakek menderita kanker paru-paru yang sudah mendekati stadium akhir.
Mendengar itu, Erick hanya bisa pasrah terlebih lagi. Dia sudah menghabiskan semua uang gaji, tabungan dan pesangon nya untuk biaya rumah sakit dan itu juga masih lebih dari kurang.
Saat melihat sang kakek sedang terbaring dengan mulut ditutup selang serta di infus pada tangan sang kakek. Erick pun memutuskan untuk menghubungi nenek yang memberikan kartu namanya.
"Nenek, apakah penawaran pekerjaan nenek masih berlaku?"
...Bab 02. Haunted Apartment....
Erick yang dihadapkan dengan situasi yang mana kakeknya sedang dirawat di rumah sakit. Dia pun ingin mencoba melamar kerja di tempat yang nenek Wu.
Nama itu didapatkan dari kartu nama yang diterima oleh Erick.
Wu Shen.
General Manager Millenium Tower.
Seperti yang tertera di kartu nama. Nenek Wu meminta Erick untuk datang ke apartemen Millenium Tower dan Erick pun ke sana dengan mengunakan kendaraan umum.
Setibanya disana, Erick disuguhi dengan apartemen yang kumuh dan kotor bahkan terlihat dari luar. Apartemen Millenium Tower terkesan kumuh.
"Apakah apartemen ini ada yang huni?" gumam Erick.
Setelah itu, Erick pun masuk kedalam halaman apartemen yang mana Erick melihat ada pria yang sedang memangkas rumput dengan mengunakan baju seragam keamanan.
Melihat itu, Erick menatap heran. Lalu, dia pun menghampiri pria tersebut.
"Permisi, pak!" seru Erick yang sedang beradu suara dengan suara mesin pemotong rumput.
Sebenarnya suara Erick tidak terdengar namun, disaat dia melihat kesamping. Dia melihat Erick dan sontak tersenyum serta mematikan mesin pemotong rumput nya.
"Iya, dek. Mencari siapa?" tanya bapak pemotong rumput.
"Aku mencari Nenek Wu Shen, apakah dia didalam?" sambung tanya Erick.
Mendengar itu, bapak keamanan memiringkan kepalanya, "Nenek Wu Shen? Maksud adek, Nenek Pemilik Apartemen ini?"
"Mungkin, tapi. Disini bertuliskan bahwa beliau General Manager," ucap Erick seraya menunjukkan kartu Nenek Wu.
"Iya, memang beliau. Tapi, sungguh disayangkan. Nenek Wu sudah meninggal dunia setahun yang lalu," jawab bapak keamanan.
Mendengar itu, Erick sontak terkejut lantaran dia tadi malam saja menelepon Nenek Wu. "Eh? Benarkah? Tadi malam saja, aku menelepon nya pak. Bapak, jangan bercanda!" ucap ngelak Erick.
"Saya mana mungkin bercanda, dek. Saya sudah 10 tahun bekerja disini," jawab bapak.
Melihat jawaban dan Ekspresi bapak keamanan membuat Erick menghela nafas panjang. "Jadi, begitu."
Sesaat kemudian, sebuah pesan masuk didalam ponsel Erick yang mana ponsel itu merupakan ponsel lama yang memiliki layar 3.5 inci dengan tipe Samsung galaxy Young.
Mendengar itu, Erick sontak mengambil ponsel nya dan ada sebuah pesan masuk yang berasal dari nenek Wu.
Yang kamu dengar dari penjaga keamanan memang benar adanya. Datanglah ke kamar 3004! Nenek akan menjelaskan semua nya.
Melihat pesan itu, Erick percaya tidak percaya. Namun, mengingat kedekatan nya bersama Nenek Wu saat Erick masih bekerja di Kafe. Dia pun mencoba mempercayai nya.
Lalu, Erick pun meminta Izin. "Pak, bolehkah masuk?"
"Iya, silahkan! tapi, hati-hati! didalam sudah banyak kerusakan!" ucap bapak keamanan.
Erick pun mengangguk kepalanya dan masuk kedalam apartemen.
Persis seperti yang dikatakan oleh bapak penjaga keamanan, apartemen itu sudah sangat kumuh dengan lantai yang sudah banyak rusak serta cat dinding yang sudah pudar.
Meski begitu, Erick masih melihat beberapa orang didalam sana. Saat Erick melangkah kedalam, seorang tiba-tiba menghampiri Erick dan memberikan peringatan.
"Anak muda, berhati-hatilah! Saya tadi melihat Hantu wanita merah yang lewat dilantai bawah."
Erick hanya tersenyum dan mengangguk kepalanya. "Iya, aku akan berhati-hati."
Setelah itu, Erick melanjutkan langkahnya dan masuk kedalam lift namun, saat dia ingin menekan tombol lantai 30 namun, tidak menyala. Lalu, tidak tombol yang menyala hanya mencapai lantai 28. Maka dari itu, Erick pun pergi ke lantai tersebut.
Meski lift masih berfungsi namun, lift itu memiliki kecepatan yang sangat lambat dengan suara gemuruh.
Lalu, tibalah Erick dilantai 28 yang mana lantai itu sangat lah gelap dan mencekam. Erick tidak mempedulikan hal itu, dia terus melangkah bahkan terdengar suara anak kecil yang sedang bermain. Erick tetap melangkah dan mengunakan tangga darurat naik ke lantai 30. Saat di tangga darurat juga Erick mendengar suara langkah kaki dan Erick masih tidak mempedulikan nya.
Beberapa saat kemudian, Erick tiba dilantai 30 yang mana memiliki suasana yang sama seperti lantai sebelum nya bahkan lebih gelap.
Namun, demi untuk bertemu dengan Nenek Wu. Erick melanjutkan langkahnya dan mencari pintu dengan nomor 3004.
Sesaat kemudian, Erick berhasil menemukan apartemen nenek Wu dan menghentikan langkah tepat di depan pintu tersebut.
"Disini kah? apartemen nya?" gumam Erick lalu, dia pun mengetuk pintu.
Tok! Tok!
"Permisi, nenek Wu. Ini aku Erick," ucap Erick.
Tidak lama kemudian, pintu terbuka sendiri. Lalu, Erick pun masuk kedalam apartemen. "Permisi, nenek! saya masuk!" ucap Erick.
Setibanya didalam, Erick melihat sebuah apartemen mewah bergaya Eropa klasik dan terlihat lah nenek Wu sedang duduk di sofa panjang sedang menikmati segelas wine. Lalu, dia pun melihat Erick.
"Selamat datang, Nak Erick! Terimakasih sudah mau datang. Silahkan duduk!" seru nenek Wu yang mengarah Erick untuk duduk dihadapan nya.
Erick yang memiliki banyak pertanyaan di benak nya. Dia pun sontak duduk dan memulai pembicaraan.
"Nenek Wu, sebenarnya apa yang terjadi? Nenek Hantu ataukah manusia?"
Nenek Wu tersenyum dan meletakkan gelas yang berisi wine nya.
"Sesuatu yang terlihat belum tentu benar adanya. Jika memang nenek Hantu, apakah kamu percaya? Lalu, apakah kamu percaya dengan hantu?"
"Sebenarnya, percaya atau tidak. Menurut ku itu tidak penting karena hantu juga tidak beda jauh dengan manusia hanya hantu tidak bisa dilihat sedang kan, Manusia bisa dilihat. Malah mungkin, Mereka memiliki penderitaan lebih dibandingkan manusia. Jadi, apakah Nenek Hantu?"
"Bisa dikatakan seperti itu," jawab Nenek Wu dengan senyuman lebar.
"Mungkinkah, pekerjaan yang nenek maksud ialah mengurus apartemen ini?"
Nenek Wu menggelengkan kepalanya, "Aku ingin kamu menjadi pewaris apartemen ini dan membantu banyak manusia, hantu atau makhluk mistis lainnya yang menyewa di apartemen ini."
Erick yang mendengar itu, dia pun mengerutkan keningnya. "Apa nenek bercanda?"
"Aku tidak pernah bercanda jika menyangkut bisnis. Meski terdengar berat namun, bayaran yang kamu dapatkan juga besar berikut dengan bonus-bonusnya. Selain itu, kamu akan dibantu oleh Apartemen Operation System yang mana dia akan memberikan misi untuk membangun, mengembangkan dan membantu para penyewa. Apakah kamu mau menerima nya? Jika tidak, ingatan mu akan dihilangkan saat bertemu dengan ku disini."
Sebenarnya Erick sangat berat menerima pekerjaan itu namun, dia teringat akan kondisi kakeknya yang sedang berada di ruang ICU dan harus segera di operasi.
"Sebelum aku menerima nya. Bisakah aku meminjam uang untuk operasi dan biaya rumah sakit kakek ku?"
"Tidak perlu khawatir. Jika Nak Erick memang mau menerima pekerjaan ini maka, aku akan warisan tabungan dan surat-surat apartemen ini. Aku rasa itu cukup untuk biaya rumah sakit dan membayar pajak apartemen ini."
Mendengar itu, Erick pun bernafas lega. "Baiklah, Nek. Aku menerima nya."
"Terimakasih, Nak Erick." Lalu, Nenek Wu memberikan tangannya kepada Erick, "Dan, selamat bergabung di Millenium Tower!"
Erick pun tersenyum dan menerima tangan tersebut.
"Iya, Nek. Saya akan sebaik mungkin mengurus apartemen ini."
Erick dan Nenek Wu pun saling bertukar senyum.
Sesaat kemudian, ada sebuah pesan masuk berupa Apartemen Operation System dengan format apk. Lalu, secara otomatis aplikasi itu terinstall yang membuat ponsel Erick sangat panas hingga dia menjatuhkan ponselnya lantaran panas yang dia rasakan.
"Ouch!" gumam Erick yang memegang tangan nya.
"Tidak perlu khawatir. Ponsel mu tidak akan rusak malah ponsel pun akan menjadi ponsel paling canggih di dunia ini," ucap Nenek Wu dengan tersenyum lebar.
Tidak lama kemudian, ada seseorang yang datang dan mengetuk pintu.
Tok! Tok!
Erick yang mendengar itu, dia sontak berdiri. "Nenek, biar saya yang buka kan!" ucap Erick.
Nenek Wu pun menjawab hanya dengan anggukan kepala dan Erick sontak beranjak dari kursinya dan membuka pintu yang mana dia melihat ada dua pria yang mengenakan jas hitam lengkap dengan sarung tangan hitam.
"Manusia, kamu bisa melihat kami?" tanya salah satu pria.
"Iya, maaf. Bapak-bapak siapa dan ingin menemui siapa?"
"Aura kehidupan yang melimpah," ucap pria yang lain.
"Seperti nya, dia pewaris dari apartemen ini," jawab pria yang sebelumnya.
Mendengar itu, Erick memotong pembicaraan. "Maaf, saya memotong pembicaraan. Kalian ingin menemui siapa?"
"Kami ingin menemui Wu Shen," jawab pria.
"Ini sudah waktunya penjemputan," jawab pria yang lain.
Mendengar itu, Erick menduga-duga dan terpikir lah sesuatu. "Apakah kalian Malaikat maut?"
"Bagus, tidak perlu lagi berkenalan," jawab pria.
Mendengar itu, Erick pun memberikan jalan dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Lalu, Kedua malaikat maut itu pun masuk kedalam kamar apartemen bersama dengan Erick dan saat didalam, Erick terkejut melihat Nenek Wu yang sudah rapih dengan gaun hitamnya dilengkapi dengan topi hitam.
"Nenek Wu, anda sudah mau pergi?"
"Iya, Nak Erick. Aku titipkan apartemen ini dan kunci berangkas ada di fitur penyimpanan ponselmu. Nanti juga kamu akan mengerti!" ucap Nenek Wu yang tersenyum lebar.
Saat mendengar itu, Erick menitihkan air mata nya meski Nenek Wu sosok yang baru dikenalnya namun, dia memiliki kesan yang mendalam. Lalu, Erick pun berjalan kearah Nenek Wu dan memeluk nya.
"Nenek, aku harap nenek akan damai disana," ucap Erick didalam pelukan.
"Iya, Nak Erick dan Nenek sangat senang berkenalan dengan Nak Erick."
"Aku juga Nek," jawab Erick.
Sesudah itu Erick dan Nenek Wu melepaskan pelukannya dan saling tersenyum.
Setelah itu, Nenek Wu pun meninggalkan kamar yang dikawal oleh dua malaikat maut.
Dalam sekejap, kamar yang rapih menjadi berantakan dan kumuh dengan prabot yang sudah hancur, debu yang bertebaran dan dipenuhi dengan sarang laba-laba.
Memahami itu, Erick pun menghela nafas panjang dan mengambil ponselnya yang terjatuh.
Saat Erick memegang nya layar yang sebelumnya layar beranda menjadi gelap dan muncul tulisan yang diawali dengan suara pemberitahuan.
Kling!
[ Apartemen Operation System telah terpasang.]
Kling!
[Selamat anda telah menjadi Host dan General Manager yang baru!]
Kling!
[Apa yang bisa aku bantu?]
Kling!
[Selamat! Anda telah menyempurnakan arwah dari Wu Shen dan mendapatkan hadiah 2.000 System Poin.]
Melihat semua pesan itu, Erick tersenyum sendiri. "Seperti didalam game saja," gumam Erick.
...Bab 03. Fitur penyimpanan dan Perbaikan awal...
Erick Santoso merupakan putra dari keluarga orang yang biasa dan sederhana. Kedua orang tua nya bukanlah orang yang spesial dan hebat. Ibunya Erick hanya seorang pedagang di pasar sedangkan, sang ayah hanya seorang nelayan.
Meski begitu, Erick diberkati dengan mata batin yang mana dia bisa melihat hantu dan makhluk lainnya. Ini diketahui saat Erick berumur tiga tahun yang mana dia memiliki teman hantu bernama Bob.
Saat orang tuanya merasa khawatir, dia pun membawa Erick ke orang pintar. Namun, orang pintar mengatakan bahwa Erick seorang Indigo atau seorang anak yang memiliki kemampuan supranatural.
Karena itu lah Erick sangat terbiasa dengan keberadaan hantu.
Namun, saat Erick berumur 10 tahun. Kedua orangtuanya tertimpa bencana Tsunami hingga membuat Erick kehilangan kedua orangtuanya.
Sebelum, kedua orangtuanya pergi ke Nirwana. Mereka mengunjungi Erick dan berpamitan serta memberikan pesan untuk menjadi pria yang hebat dan mandiri.
Mendengar pesan itu, Erick pun berusaha dengan keras untuk tamat sekolah dan lulus kuliah meski hanya kuliah satu tahun.
Lalu, Erick yang sudah berumur 22 tahun. Kemampuan Indigo nya sangat dibutuhkan di Millenium Tower dan saat ini, dia harus berpisah kembali dengan sosok orang tua yang dihormati nya, Nenek Wu.
Sesaat Nenek Wu dibawa oleh malaikat maut, ruang kamar Nenek Wu berubah menjadi sebuah ruangan apartemen yang terbengkalai.
Lalu, Erick yang mengambil ponselnya. Dia didapati beberapa pesan yang masuk dari sistem.
Disaat melihat pemberitahuan jumlah poin didapatkan oleh Erick, dia pun mempertanyakan nya.
"Apa yang dimaksud dengan poin? lalu, kegunaan nya apa?"
Layar yang awal menu beranda berubah menjadi sebuah tulisan yang diawali dengan suara.
Kling!
[Sistem Poin adalah nilai tukar yang anda gunakan untuk membeli alat, memperbaiki dan beberapa hal lainnya.]
"Oh, begitu aku mengerti."
Kling!
[Apakah Anda ingin mengosongkan ruangan?]
"Tunggu, apakah jika aku mengosongkan maka semua barang disini akan hilang."
Kling!
[Benar, Tuan.]
Disaat Erick mengetahui resiko pengosongan, dia pun memutuskan untuk menundanya. "Jika memang begitu, tunggu sebentar! ada beberapa barang yang harus ku ambil."
Kling!
[Dimengerti!]
Setelah perbincangan itu, Erick pun memutuskan untuk mencari brangkas yang pernah diucapkan oleh Nenek Wu sebelumnya yang mana tempat berangkas itu berada dibalik lukisan besar yang ada di ruangan itu.
Lalu, Erick pun menurunkan lukisan dan terlihatlah disana ada brangkas besi yang berukuran seperti sebuah laci. Brangkas itu juga ditutup rapat dengan teknologi digital yang cukup asing bagi Erick.
"Aku baru melihat pengaman seperti ini," gumam Erick.
Sesaat kemudian, Erick pun teringat yang ucapan nenek Wu yang mana dia mengatakan bahwa kunci brangkas ada di fitur penyimpanan.
Erick yang kurang begitu paham, dia pun mempertanyakan nya kepada Sistem.
"Sistem?!"
Dan, layar pun berubah.
Kling!
[Ada yang bisa saya bantu, Tuan?]
"Sistem, bagaimana cara mengunakan fitur Penyimpanan?"
Kling!
[Saat ini anda belum mendapatkan fitur penyimpanan. Apakah anda ingin mengunduhnya? Jika anda ingin mengunduhnya maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 100 Poin.]
"Tidak masalah, unduh fitur nya."
Kling!
[Dimengerti!]
Sesaat kemudian, aplikasi dengan icon kotak muncul dan pemberitahuan.
Poin terpakai 100 dan sisa 1900 poin.
Kling!
[Tuan, anda mendapatkan back up data penyimpanan dari pemilik sebelumnya. Apakah anda ingin memulihkannya? Jika iya, maka anda dikenakan biaya 50 poin.]
"Tidak masalah. Pulihkan!"
Sesaat kemudian muncul beberapa pemberitahuan salah satu nya sisa poin sebesar.
1.850 poin.
Setelah semua itu, Erick membuka icon kotak yang mana muncul sebuah layar udara dari ponsel seperti layaknya sebuah proyektor yang menampilkan layar saat bersentuhan dengan layar putih.
Lalu, terlihat beberapa barang didalam kotak kecil diantara beberapa dokumen, kartu ATM, kunci dan terlihat beberapa emas logam.
Erick yang belum tahu cara penggunaan nya. Dia pun mempertanyakan nya kepada Sistem dan Sistem memberikan penjelasan nya lalu, Erick pun mengikuti arahan nya.
Setelah itu, Erick menekan kotak yang bergambar kartu ATM yang mana tidak lama kemudian muncul cahaya biru dan menjatuhkan kartu yang Erick tekan. Sebelum mencapai lantai, Erick sontak menangkap nya.
Setelah berhasil mengeluarkan nya, Erick menempelkan kembali kartu kedalam
"Jadi, begitu cara mengunakan nya. Aku mengerti."
Setelah itu, Erick pun melihat sekitar nya yang sangat kumuh dan kotor. Lalu, dia pun memberikan perintah nya.
"Sistem, mulai proses pengosongan nya!"
Kling!
[Proses pengosongan membutuhkan biaya 30 poin. Apakah Tuan masih ingin melanjutkan?]
"Lanjutkan!"
Kling!
[Dimengerti!]
Sesaat kemudian, ruangan pun berubah menjadi kosong dengan lantai dan dinding yang masih dalam bentuk semen. Lalu, Erick melihat perubahan itu berasal dari beberapa kerumunan drone kecil yang cukup banyak.
Setelah proses selesai, ruangan yang sebelumnya gelap menjadi terang dan Erick disuguhi oleh dinding dan lantai abu-abu. Melihat itu, Erick pun tersenyum dan dengan ini poin Erick tersisa 1.820.
"Dengan ini, aku rasa cukup untuk menenangkan Nenek Wu disana," gumam Erick.
Setelah itu, Erick pun keluar dari ruangan yang mana lagi-lagi Erick harus berhadapan dengan lorong yang mencekam dan Erick pun terpikir sesuatu.
"Sistem, apakah kamu bisa memperbaiki koridor ini?"
Kling!
[Tuan, anda bisa memperbaiki nya! Dan, itu membutuhkan biaya sesuai tema yang anda pilih!]
"Untuk sementara, buatlah koridor yang paling sederhana!"
Kling!
[Koridor yang paling sederhana memiliki biaya 50 Poin. Apakah anda ingin melanjutkan nya?]
"Iya," jawab Erick.
Setelah itu, koridor pun berubah dalam sekejap menjadi koridornya sebuah wisma berbintang tiga.
Tidak hanya lantai 30, Erick merubah koridor dilantai 29 dan lantai 28 dengan ini sisa poin System sebesar 1.670 poin.
Namun, sesaat memperbaiki lantai 28. Erick dikejutkan dengan suara anak kecil laki-laki.
"Paman, anda penghuni baru disini?"
Saat mendengar itu, Erick sontak melihat kearah sumber suara namun, dia terkejut saat melihat anak kecil itu tidak memiliki bola mata dan mulut yang hitam.
"Iya, kamu jangan nakal ya! bermainlah!" jawab Erick.
Lalu, hantu anak kecil itu pun membalikkan badannya setelah itu, dia merangkak dan berjalan dengan tangan dan kaki nya.
Erick yang melihat itu, dia pun merasa deg-degan. Namun, Erick sudah sering melihat yang lebih menyeramkan lagi.
Setelah itu, Erick melanjutkan perjalanan masuk kedalam lift dan Erick merasakan lambatnya lift dan gemuruh.
Lalu, Erick pun terpikir sesuatu.
"Sistem, apakah kamu memperbaiki lift?"
Kling!
[Anda bisa memperbaiki nya dengan biaya 100 poin.]
"Baiklah, lakukan lah!"
Sesaat kemudian, keadaan dalam lift berubah yang mana kaca yang sudah terpecah pulih kembali serta gerakan lift lebih cepat dengan suara gemuruh yang menghilangkan karena perbaikan itu sisa poin tersisa 1570 poin.
Dan, tibalah Erick dilantai dasar. Setelah itu, Erick pun keluar untuk menemui petugas keamanan yang sebelumnya ditemui nya sedang memangkas rumput.
Lalu, Erick pun tiba di pos keamanan yang mana petugas keamanan sedang bersantai dan menonton televisi.
"Pak, apakah anda sibuk?" sapa Erick.
Petugas keamanan yang tengah bersantai itu sontak berdiri dan menghampiri Erick. "Iya, dek. Ada apa?"
"Perkenalkan pak, Aku General Manager yang baru disini, Erick Santoso dan aku ingin mendengar pengalaman bapak disini dan tentang apartemen Millenium Tower ini."
Mendengar itu, petugas keamanan sontak terkejut. "Apa General Manager? itu jabatan yang sudah sangat lama saya tidak mendengar nya sejak Nenek Wu meninggal dunia dan saya dengan senang hati berbagi cerita dengan anda. Saya Yadi, petugas keamanan merangkap tukang serba bisa," jawab Yadi yang memberikan tangan nya.
Lalu, Erick menerima tangan itu dan mereka pun saling bertukar senyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!