Sebuah kamar mewah bernuansa putih dengan furniture dengan harga fantastis menghiasi kamar tersebut. Tampak di dalam sana sepasang suami istri tengah duduk bersama di sofa.
Pasangan suami istri itu terlihat bercengkrama dan tampak akur sambil memancarkan senyuman menawannya. Mata keduanya sama-sama menelisik pasangannya. Di atas meja terdapat dua map biru yang memiliki masing-masing pena di atasnya.
“Apa kamu sudah siap bercerai dariku?” tanya pria berambut ikal yang tengah duduk di samping wanita cantik yang merupakan istri sahnya.
“Tentu, bukankah kita sepakat untuk bercerai setelah sebulan pernikahan. Sesuai dengan kontrak kerja sama kita. Pernikahan ini hanyalah pernikahan bisnis semata, tak ada kontak fisik diantara kita dan pembagian harta gono gini tak perlu di lakukan. Kamu tetap utuh dengan hartamu begitu pula dengan hartaku” ucap wanita yang disapa Laura sambil memancarkan senyuman menawannya hingga memamerkan gigi ratanya di depan sang suami.
“Baiklah, kita sudah saling sepakat bercerai. Besok kita akan mengakhirinya di pengadilan. Ku harap kamu akan menjalani kehidupan baru mu setelah bercerai dariku” ucap pria itu yang bernama Johan sambil tersenyum sinis menatap istrinya.
“Its okay, aku akan menjalaninya dengan baik Johan” ucap Laura tersenyum sambil memukul kecil lengan suaminya.
Johan ikut tersenyum menatapnya, baru kali ini mereka duduk bersama hanya untuk membicarakan perihal perceraiannya. Biasanya mereka saling acuh dan sibuk dengan dunianya masing-masing.
Laura sibuk dengan karirnya dan teman-teman sosialitanya sedangkan Johan sibuk dengan bisnisnya. Dan akhirnya mereka saling sepakat, hingga memutuskan untuk bercerai. Mengingat kesepakatan yang dilakukan tempo hari, akhirnya tiba saatnya, tepat satu bulan pernikahan mereka harus siap bercerai.
Sebut saja Laura Fernandes, wanita berusia 23 tahun yang memiliki paras cantik dan sejuta pesona yang membuat para pria akan bertekuk lutut kepadanya, memiliki sifat keras kepala namun penyayang binatang. Merupakan anak tunggal dari pasangan Anthony Fernandes dan Miranda Fernandes. Terlahir dari keluarga Fernandes yang sangat terkenal dengan bisnis property di negeri ini, membuat sosok Laura menjadi manja dan tak serta merta menghambur-hamburkan uang kedua orang tuanya. Laura tetap tumbuh menjadi wanita mandiri dan pekerja keras.
Ikut turun tangan menjalankan perusahaan papa nya. Dan tak ingin berpangku tangan dengan berdiam diri menikmati kekayaan orang tuanya. Walaupun bergabung dengan grup sosialita mayoritas anak pejabat dan pebisnis muda lainnya, Laura tetap menggunakan uang hasil kerja kerasnya demi bergabung dengan grup sosialita itu.
Hingga suatu ketika, kedua orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnisnya, demi memperkuat kembali kerajaan bisnisnya. Dengan bersatunya pebisnis hebat itu, lewat pernikahan bisnis anak-anak mereka, maka tidak dapat di pungkiri kedua keluarga konglomerat itu akan menguasai kerajaan bisnis dunia.
Menikah bukanlah keinginan Laura dan Johan. Namun kegigihan kedua orang tuanya untuk menjodohkan mereka berakhir menjadi sepasang suami istri. Kedua orang tua Laura berteman baik dengan keluarga Johan.
Sehingga mereka memutuskan untuk menikahkan anak-anaknya. Disamping itu, untuk lebih mempererat hubungan keluarga mereka yang akan berdampak baik pada kelancaran bisnis keduanya.
Pernikahan bisnis, ya seperti itulah yang dilakoni oleh Laura dan Johan demi keuntungan keluarga mereka masing-masing.
Pria yang menikahi Laura merupakan pria yang begitu dikagumi wanita. Namun Laura begitu santai dan tak pernah berharap untuk menjadi istri seorang Johan Pradipta William, pebisnis muda yang sedang berada di puncak kesuksesannya yang baru saja berulang tahun diusianya yang ke 26 tahun.
Baik Laura dan Johan tidak begitu mengenal satu sama lain, hingga keduanya sama-sama setuju untuk menikah demi keinginan kedua orang tua mereka. Namun diluar dugaan, Laura dan Johan sudah melakukan kesepakatan bersama jika pernikahan mereka genap sebulan lamanya, maka keduanya harus setuju untuk bercerai.
Pasangan suami istri itu masih ingin menata hidupnya kembali yang masih terbilang muda dan tak ingin terjebak dalam pernikahan bisnis kedua orang tuanya.
Apakah dengan bercerai kehidupan keduanya akan menjadi baik-baik saja, atau malah sebaliknya, menjadi boomerang dalam kehidupan mereka sendiri.
Laura akan menyandang status baru sebagai seorang janda. Padahal status tersebut sangat di pandang remeh di negara kelahirannya.
Bersambung.....
Halo semua...😁
Kali ini author kembali datang membawa cerita terbaru yang akan menemani hari-hari teman semua di bulan ramadhan ini.
Semoga teman-teman semua suka cerita Laura dan Status Barunya.
Jangan lupa like, favorit, komen dan vote ya teman-teman 🤗
Happy reading 🙏🙏🙏
Jam menunjukkan pukul 08.00
Laura tampak mempesona dengan gaun motif bunga sebatas lutut. Kaki jenjangnya tampak sempurna memakai high heels 5 cm menuruni anak tangga.
Kecantikannya terpancar dengan wajah berseri-seri. Bagaimana tidak, beberapa jam lagi dia akan berpisah dengan Johan, pria yang berstatus sebagai suaminya sebulan ini.
Tak pernah menjalin hubungan baik dengan sang suami. Hanya sikap saling acuh yang selalu dia lakukan. Acuh, keras kepala dan selalu membantah ucapan sang suami selama ini.
Kini pasangan suami istri itu duduk bersama di meja makan yang tengah menikmati sarapannya dengan diam. Selesai sarapan, Laura dan Johan berjalan beriringan menuju teras depan.
"Apa kamu sudah siap?" tanya Johan sambil melirik ke arah Laura.
"Aku sangat siap" ucap Laura tersenyum lebar yang begitu bahagia pagi ini.
"Bagus, setelah kita berpisah jangan pernah datang menemui ku. Tak ada kontak komunikasi diantara kita. Dan kuharap kamu akan segera mendapatkan kebahagiaan setelah ini."
Johan menatap Laura dengan keyakinan penuh untuk berpisah dengan istrinya.
"Tak masalah, aku tidak banyak menuntut akan hal itu. Ku harap kamu juga bahagia setelah perceraian ini."
Karena aku sama sekali tidak kekurangan apapun dalam diriku, batinnya.
Laura dan Johan segera masuk ke dalam mobil. Mereka menggunakan mobil yang sama menuju pengadilan. Hingga mobil yang membawanya mulai melaju meninggalkan hunian mewah tersebut.
Sepanjang perjalanan, baik Laura dan Johan saling melamun sambil menopang dagu. Sekretaris yang mengemudikan mobilnya tampak bingung melihat tingkah pasangan suami istri itu yang sebentar lagi akan bercerai.
Mike, sekretaris Johan yang tidak ada duanya. Patuh dan mengabdikan seluruh sisa hidupnya kepada sang atasan, dengan lirikan mata, ia pun mulai angkat bicara.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya Mike kepada pasangan suami istri itu, sambil melirik lewat kaca mobil.
Johan hanya menghembuskan nafasnya kasar, dan sama sekali tidak menimpali ucapan sekretaris nya. Laura tersadar dari lamunannya mendengar sapaan sekretaris suaminya.
“Ya, kami baik-baik saja.” Ucap Laura tersenyum ramah.
“Syukurlah nona, semoga hubungan anda tetap berjalan baik dengan tuan Johan setelah perceraian " ucap Mike yang tidak tega mereka harus berpisah.
“Aku akan seperti Laura yang kamu kenal” ucap Laura sambil melirik suaminya yang tengah menopang dagu.
Mike hanya mampu tersenyum mendengar ucapan istri atasannya. Bukan tidak mungkin dia ingin mereka tetap menjadi pasangan suami istri. Sama-sama kaya, cantik dan tampan, apa sih kurang nya, hanya perlu membuka hati masing-masih dan kubur kesepakatan bodoh itu, gampang kan, pikirnya.
Tak terasa perjalanan sekitar 40 menit, akhirnya mereka tiba di pengadilan. Mike segera memarkirkan mobil atasannya di area parkiran.
Setelah itu membukakan pintu mobil untuk atasannya.
Laura tampak anggun turun dari mobil. Rambut panjangnya tergerai indah, kaca mata hitam bertengger sempurna menutupi mata lentiknya. Tinggal menghitung beberapa menit lagi, statusnya akan berubah menjadi janda yang masih ting ting.
Johan tak kalah juga, dia pun turun dari mobilnya dengan gaya cool nya yang selalu saja memancarkan aura ketampanannya yang membuat para wanita menjerit melihatnya. Namun hanya satu-satunya, wanita dimuka bumi ini yang tak pernah memuji ketampanannya adalah sang istri, yang sebentar lagi akan dia ceraikan.
Johan dan Laura beserta masing-masing pengacaranya berjalan beriringan memasuki pengadilan dan berlalu menuju ruangan khusus yang sudah disediakan oleh petugas pengadilan.
Kini Laura dan Johan duduk berdampingan di kursi yang berhadapan dengan petugas pengadilan yang mengurus perceraian mereka. Masing-masing pengacara mereka berdiri di belakang kliennya. Terdapat dua map hijau di hadapan mereka yang berisi berkas perceraiannya.
Tanpa basa-basi atau menunggu lama, Laura dan Johan langsung menandatangani berkas perceraian mereka tanpa beban sama sekali.
Yes, akhirnya aku dan Johan berpisah. Inilah yang kutunggu-tunggu selama ini. Batin Laura.
Laura sudah menantikan waktu berpisah dengan Johan. Hatinya sudah mantap untuk berpisah dengan Johan yang hanya sebulan menjadi suaminya.
Belum mengenal satu sama lain, namun mereka sudah mantap untuk berpisah. Tanpa dasar cinta membuat keduanya ingin kembali mengejar cinta lamanya.
Laura yang begitu tergila-gila dengan cinta pertamanya bertekad untuk bercerai dengan suaminya demi mendapatkan kembali kebahagiaannya.
Sementara Johan merasa lega bisa berpisah dengan Laura, gadis yang selalu saja membuatnya kesal dan mendapat masalah sebulan ini.
Selamat tinggal gadis murahan, setelah ini aku yakin kamu begitu sulit mendapatkan kebahagiaan dengan status barumu, batinnya.
Johan menyeringai melirik mantan istrinya. Lalu mereka bersama-sama meninggalkan tempat tersebut.
Perjalanan pulang mereka tidak searah lagi. Johan berlalu menuju kantornya, sedangkan Laura memilih pulang bersama pengacaranya, Laura meminta pengacaranya untuk mengantarnya ke apartemennya. Mengingat kedua orang tuanya pasti murka mengetahui perceraian nya. Karena mencoreng nama baik keluarganya.
"Terima kasih sudah mengantar ku pak Jim" ucap Laura tersenyum, lalu segera turun dari mobil.
"Selamat menikmati status barumu nona Laura" ucap pengacaranya.
Laura hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya. Lalu berjalan menuju unit apartemen nya. Saat di depan pintu apartemennya, Laura segera membuka pintu apartemennya, lalu menyelonong masuk ke dalam.
"Akhirnya aku bebas!"
Laura berteriak heboh memasuki apartemennya. Dia pun menari-nari kecil naik di atas sofa demi merayakan hari terbebasnya.
"Aku bebas."
"Bebas."
"BEBAS!!!"
Laura terus berteriak layaknya orang yang sedang kerasukan setan. Sampai-sampai tetangga disebelah unit apartemennya berbondong-bondong menghampirinya.
"Hei buka pintunya, Ini bukan area konser, kamu sudah membangunkan bayi kami. Cepat tinggalkan tempat ini."
Teriak ibu-ibu yang sudah mengerumuni pintu unit apartemen Laura dan siap memberondong penghuni apartemen di dalam sana. Laura langsung membulatkan matanya mendengar teriakkan ibu-ibu dari luar apartemennya.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏🙏🙏
Teriakkan ibu-ibu, semakin menggema di depan pintu apartemennya, layaknya massa yang ingin menghakimi Laura.
"Apaan sih, nggak gaul banget" ucap Laura kesal.
Laura terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi diluar melalui monitor pintarnya. Laura terlonjat kaget melihat beberapa ibu-ibu sudah berdiri di depan pintu apartemennya.
"Ibu-ibu kurang kerjaan."ucap Laura kesal sambil bertolak pinggang.
Laura dengan kesal membuka pintu apartemennya dan langsung memasang tampang galaknya.
"Ada apa ya!" ucap Laura sambil bersandar di pintu apartemennya dengan melipat kedua tangannya menatap tajam satu persatu ibu-ibu dihadapannya.
"Kamu membangunkan bayi nona Amber" ucap ibu berkacamata dengan bibir bergetar hebat.
"Kamu harus angkat kaki dari unit apartemen ini, sebelum kami bertindak tegas menghakimi mu atas tindakan mengganggu kenyamanan tetangga apartemen" ucap ibu-ibu berbadan gempal.
Brakk
Laura sedikit menggebrak pintu apartemennya membuat ibu-ibu terlonjat kaget.
"Lalu, apa masalahnya" bentak Laura yang terdengar mengancam.
"Bayi saya terbangun karena ulah mu. Karena mendengar teriakkan kerasmu yang seperti kesambet setan" ucap wanita paruh baya berponi dora.
"Kamu yang bernama Bu Amber" ucap Laura sambil menatap tajam wanita paruh baya itu.
"Iya nona."ucap Bu Amber gugup.
Nyali Bu Amber menciut dan langsung bergidik ngeri melihat sorot mata Laura. Begitu halnya dengan ketiga pelayan nya.
"Ha ha ha ha, kamu sangat lucu" tawa renyah Laura membuat ketegangan ibu-ibu berkurang.
"Maafkan kami, sudah menggangu ketenangan nona" ucap ibu berkacamata tadi yang balik meminta maaf kepada Laura.
Teman sejagat nya malah menatap sinis wanita berkaca mata itu, namun segera mungkin wanita yang bernama Bu Amber langsung memberikan kode keras lewat tatapan melotot.
"Hemm, sebaiknya kalian bubar" ucap Laura dengan suara lantang.
Seketika ibu-ibu itu berhamburan meninggalkan unit apartemen Laura. Sementara Laura hanya mampu tergelak tawa melihat ketakutan ibu-ibu tadi.
"Ha ha ha, lucu lucu" ucap Laura tertawa terbahak-bahak.
Sementara sepasang mata sedang menguntit nya dari kejauhan dengan sudut bibirnya yang terangkat hingga menggulung senyuman.
"Gadis yang lucu, sepertinya penghuni baru apartemen di sini" ucapnya, lalu segera masuk ke dalam unit apartemen nya.
Sementara Laura bergegas masuk ke dalam apartemennya dan tak lupa menguncinya. Laura ingin bersantai dan menikmati status barunya yang menyandang gelar janda ting ting.
Beberapa hari berlalu....
Perubahan dalam diri Laura berubah seratus delapan puluh derajat semenjak bercerai dengan Johan Pradipta William, pengusaha muda yang begitu berpengaruh di negeri ini.
Laura yang cantik dan modis, secara tiba-tiba terkena kanker, alias kantong kering. Seluruh ATM miliknya di blokir secara paksa oleh pihak bank. Tabungan dan bisnis yang digelutinya di bidang properti secara mendadak di ujung kebangkrutan.
Entah apa penyebabnya, sampai-sampai bisnisnya ikut terkena imbasnya akibat dari perceraiannya. Apakah karma mendadak dia dapatkan sekarang ini, karena lebih memilih mengakhiri rumah tangganya dibanding mempertahankannya.
"Kamu tahu apa penyebabnya, sampai-sampai perusahaan ku di ujung kebangkrutan"ucap Laura kesal yang tengah membentak sekretarisnya.
"Saya tidak tahu nona Laura. Tuan Anthony dengan mendadak menarik seluruh saham di perusahaan ini. Tender-tender yang di menangkan nona, tiba-tiba diambil alih oleh tuan Anthony. Dan jabatan CEO yang nona pegang juga dilengserkan oleh...." Sekretarisnya yang bernama Qinan tidak mampu lagi melanjutkan ucapannya.
"Papa! mengapa menghukumi ku seperti ini" teriak Laura sambil mengusap wajahnya.
Laura bergegas keluar dari ruangannya. Dia harus menemui papanya di Perusahaan pusat untuk memperjelas semuanya. Qinan hanya mampu menatap punggung atasannya hingga tak terlihat lagi di ambang pintu.
Laura berjalan tergesa-gesa keluar dari perusahaan. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya sempat membungkuk hormat melihatnya.
Mobil sport mewah yang terparkir tepat di pintu masuk perusahaan cabang AFL group sudah siap mengantarnya ke perusahaan pusat. Laura bergegas masuk ke dalam mobil dan langsung menancap gas menuju perusahaan pusat.
Laju mobil Laura mendadak pelan melihat situasi di depan yang lagi terjadi kemacetan. Tak sengaja pandangan mata Laura tertuju pada mobil di sebelahnya.
Deg!
Pandangannya tak sengaja bertemu sapa beberapa detik dengan mantan suaminya.
"Johan"
"Laura"
Ucapnya kompak dan buru-buru saling memutus pandangan. Mike juga melirik ke arah mantan istri atasannya, lalu melirik sekilas raut wajah atasannya yang menjadi datar.
Laura yang sudah bosan menunggu di dalam mobil, mulai memutar musik untuk mengurangi kebosanannya. Anggukan kepala dan gerakan tangan dilakukan Laura yang tengah menikmati musik jazz serta ikut bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diputar nya.
Johan melirik sekilas ke arah mantan istrinya yang tengah bertingkah bodoh. Reaksi yang dilakukan Laura mengundang tawa pengemudi di sebelahnya. Sosok pemuda tampan yang diam-diam memperhatikan Laura dari dalam mobilnya.
"Kamu sangat enjoy ladies" ucapnya, tak mengalihkan pandangannya dari Laura.
Laura tampak acuh menjadi pusat perhatian pemuda tampan itu. Sedangkan yang di pikirkan Laura saat ini adalah bagaimana mengembalikan kondisi perusahaan.
Johan sedikit memicingkan matanya menatap kearah mobil sebelah kiri Laura, karena mobil Laura tepat di tengah-tengah kedua mobil mewah itu. Lebih tepatnya, mobil Johan berada di sebelah kanan dari mobil Laura.
"Sangat membosankan" Johan mengendurkan dasinya yang seolah mencekik lehernya, menunggu kemacetan yang tak kunjung usai. Apalagi melihat pemandangan di sebelahnya membuatnya terus berdengus kesal. Mantan istrinya sedang konser dadakan di dalam mobil.
Tak terasa kemacetan di depan sudah berkurang. Pengemudi lainnya mulai melaju ke depan, begitu halnya dengan mobil Laura yang memilih berbelok arah menuju perusahaan pusat.
"Ikuti mobil Laura." ucap Johan sambil menghembuskan nafasnya kasar.
"Untuk apa tuan?" tanya Mike penuh curiga.
"Pokoknya ikuti mobil Laura" Johan berucap dengan penekanan dan seolah tak ingin dibantah.
"Baik tuan"
Mike, memilih untuk patuh daripada membantah ucapan tuannya.
Apa yang sedang dipikirkan Johan? Mengapa harus mengikuti mobil mantan istrinya segala.
Jelas-jelas mereka sudah tidak memiliki hubungan dekat seperti sebelumnya.
Rupanya mobil sport hitam yang bersebelahan dengan Mobil Laura, juga terlihat mengikuti mobil Laura. Adu kecepatan kembali terjadi di antara mobil mewah itu.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!