NovelToon NovelToon

Transmigrasi Sexy Mafia

Chapter 1

Di sebuah lorong terdengar suara seorang wanita yang berteriak teriak.

"Tolong!! Tolong!! Tolong!!."

"Siapa pun tolong aku!! Aku terjebak di sini!!."

Entah sudah berapa lama wanita itu terus saja minta tolong tapi tidak ada satu orang pun yang datang menolongnya.

Wanita itu terus saja berlari dengan sisa tenaganya berharap menemukan ujung dari lorong itu agar bisa segera keluar dari sana.

Hah ... Hah ... Hah ...

Di saat wanita itu sudah kehilangan semua tenaganya, ia memilih untuk berhenti sejenak. Tak lama terlihat sosok tubuh yang menyerupai manusia berdiri di hadapannya.

Sosok itu sangat tampan, tinggi, putih dan bersinar. Sosok itu menggunakan jubah hitam panjang sampai menutupi kakinya sehingga sosok itu terlihat seperti melayang.

Melihat ada orang di hadapannya, wanita itu sangat senang karena akhirnya ada seseorang yang bisa membantunya keluar dari lorong itu.

"Kau bisa membantu ku keluar dari lorong ini?," tanya si wanita itu.

"Florencia Grizelda."

"Iya, itu nama ku. Kau mengenal ku?."

"Maaf kan aku, karena aku kau terjebak di lorong ini."

"Hah? Maksudnya?."

"Aku akan menjelaskannya, tapi sebelum itu aku akan memperkenal kan diri ku terlebih dahulu."

"Terserah kau sajalah, yang penting kau harus membantu ku keluar dari lorong ini."

"Nama ku Ruben. Aku adalah malaikat maut."

Ha ... Ha ... Ha ...

Suara tawa Florencia menggema di lorong yang sangat gelap dan sepi itu.

"Apa menurut kau aku akan percaya dengan omong kosong yang kau ucapkan itu?," tanya Florencia yang sangat tidak percaya dengan ucapan sosok di hadapannya itu.

"Kau ingat bagaimana caranya kau bisa berakhir di lorong gelap ini?."

Florencia memutar otaknya berusaha untuk mengingatnya dan..

"Haaa ... " Florencia membulatkan matanya sempurna.

"Bukankah tadi aku sedang menikmati makan malam ku, tapi kenapa aku bisa ada di sini?," tanya Florencia bingung.

"Kau ingat apa yang terjadi saat kau makan malam?."

"Ck! Aku bertanya tapi dia malah menjawab pertanyaan ku dengan pertanyaan juga," kesal Florencia dalam hatinya.

"Aku tanya sekali. Apa kau ingat apa yang terjadi saat kau makan malam?."

Dengan perasaan kesal Florencia berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi padanya. Kanapa dirinya bisa sampai berakhir di lorong gelap dan sepi itu.

"Tersendak." kata Florencia kala ia mulai mengingat sesuatu. "Iya aku ingat, aku tersendak saat makan malam. Aku tersendak tulang ikan."

"Setelah itu apa yang terjadi?."

"Karena tersendak aku jadi sulit untuk bernapas, rasanya seperti ada yang mencekik leher ku. Setelah itu semuanya gelap dan mungkin aku pingsan."

"Iya kau benar, kau hanya pingsan. Setelah itu kau di bawa ke rumah sakit. Dan di sanalah aku melakukan kesalahan yang sangat besar."

"Kau jangan membuat ku bingung. Katakan saja langsung, kesalahan apa yang kau lakukan pada ku hingga aku berakhir di sini?."

"Aku salah karena telah mencabut nyawa mu. Seharusnya bukan kau, tapi wanita yang di sebelah mu."

"Hah?!."

FLASH BACK ON

Dua mobil ambulance memasuki pelataran rumah sakit secara bersamaan. Satu ambulance membawa seorang wanita dengan luka yang sangat parah di kepalanya dan ambulance satunya lagi membawa Florencia. Mereka berdua di bawa ke ruang UGD.

Florencia dan wanita itu di rawat di ruangan yang sama. Brankar pasien mereka bersebelahan hanya gorden saja yang memberi skat di antara ke duanya. Para Dokter dan Suster tengah sibuk merawat mereka.

"Dia sangat beruntung karena segera di tangani, jika tidak dia bisa saja kehilangan nyawanya. Walau hanya tersendak tulang ikan saja, jika tidak segera di tangani akan berakibat fatal," kata Dokter yang menangani Florencia.

"Pindah kan pasien ke ruang inap sus dan terus awasi kondisinya," sambungnya lagi.

"Baik dok."

Sementara Dokter yang menangani wanita itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena kondisi wanita itu sudah sangat kritis. Tidak ada yang bisa Dokter lakukan lagi untuk menyelamatkan nyawanya.

Di sisi lain Ruben sang malaikat maut berdiri di antara ke dua wanita itu.

"Ini adalah hari kematian mu Innara Havika. Ucapkanlah selamat tinggal pada dunia."

Ruben mengayunkan tongkatnya untuk mencabut nyawa Innara tapi sialnya lagi dan lagi tongkat Ruben mengalami kerusakan.

Tidak ada yang terjadi, Innara masih hidup.

"Oh ayolah jangan sekarang, aku harus menjalan kan tugas ku. Jangan sampai terjadi masalah lagi."

Ruben menggerakan tongkatnya itu asal, berharap tongkat itu berfungsi lagi dan..

"Tidak! Ini terjadi lagi!."

"Dokter, detak jantung pasien berhenti" panik Suster yang akan memindah kan Florencia tapi ia malah di kejutkan saat melihat monitor alat pendeteksi detak jantung yang menampilkan garis lurus di sana.

"Apa? Bagaimana itu mungkin?," Dokter kembali memeriksa keadaan Florencia.

"Maafkan aku. Aku akan memperbaiki ini." lirih Ruben.

FLASH BACK OFF

"Oh god.. Masa iya aku mati karena tersendak tulang ikan?," gumam Florencia dalam hatinya.

"Jadi sekarang aku sudah mati? Dan kau benar benar malaikat maut? Malaikat maut yang sudah mencabut nyawa ku?," tanya Florencia.

"Tapi kau tenang saja, hari ini bukan hari kematian mu dan aku akan membuat mu hidup kembali."

"Apa aku sedang bermimpi? Hey.. Flo ayo bangunlah, ini mimpi yang sangat buruk," Florencia menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Ini bukan di alam mimpi, lorong ini adalah jalan menuju akhirat."

Flo terkekeh. "Hey kau, siapa pun kau aku tidak peduli, yang penting sekarang cepat kau hidupkan aku kembali!!."

"Aku akan melakukannya. Sekali lagi maaf atas kesalahan ku."

"Ck!! Dasar bodoh!! Bagaimana bisa seorang malaikat maut bisa salah mencabut nyawa orang?."

"Aku pikir malaikat maut itu menyeramkan tapi apa ini? Aku sama sekali tidak merasa takut saat bertemu dengannya. Di mata ku dia terlihat sangat bodoh." kata Florencia dalam hatinya.

"Aku bisa mendengar apa yang kau katakan dalam hati mu itu."

"Hah? Kok bisa?."

"Kau lupa, aku seorang malaikat."

"Oh Iya, maaf kan aku. Aku tidak bermaksud untuk menghina mu."

"Aku memaaf kan mu. Kau bersiaplah, tutup mata mu. Aku akan menghidup kan mu kembali."

"Tunggu ..." cegah Flo.

"Kenapa? Apa kau berubah pikiran? Kau tidak ingin kembali hidup?."

"Tidak bukan itu. Aku hanya ingin bertanya pada mu."

"Tanyakanlah."

"Apa aku bisa bertemu dengan orang tua ku yang sudah meninggal jika aku tetap di sini?."

"Tentu saja, kau bisa bertemu lagi dengan mereka. Jadi apa keputusan mu? Kau akan tetap di sini atau kembali ke kehidupan mu sebelumnya?."

"Seperti yang kau katakan tadi, hari ini bukanlah hari kematian ku. Aku akan kembali," kata Florencia yakin.

"Sesuai keinginan mu."

"Aku akan membalas kematian orang tua ku. Tunggulah aku pria tua!! Akan ku pastikan kematian mu itu datang dengan cara yang sangat menyakitkan," gumam Florencia dalam hatinya.

Florencia menutup matanya dan Ruben sang malaikat maut itu pun memperbaiki kesalahannya, membuat Florencia hidup kembali.

Aneh memang, bukankah Ruben itu malaikat maut yang tugasnya mencabut nyawa? Tapi kini ia malah menghidupkan kembali orang yang sudah ia cabut nyawanya.

Tapi itulah bedanya Ruben dengan malaikat lainnya. Ruben adalah malaikat maut yang ceroboh. Entah sudah berapa kali ia melakukan kesalahan seperti itu hanya karena tongkatnya yang tiba tiba mengalami kerusakan. Konyol sekali!!!

Apakah itu adalah kesalahan Ruben yang terakhir? Tentu saja tidak!! Ruben sang malaikat ceroboh itu kembali melakukan kesalahan dan kali ini kesalahan yang ia lakukan akan merubah seratus delapan puluh derajat kehidupan seorang Florencia Grizelda sang bos Mafia.

"Sekali lagi maaf kan aku Florencia, mungkin ini memang takdir yang sudah tuhan berikan untuk mu, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi."

**

Suara dari mesin EKG terdengar begitu nyaring di dalam ruang ICU. Ruangan di mana seorang wanita masih tertidur dengan banyak selang yang menempel pada tubuhnya.

"Kak Nara!! "

Pekik seorang gadis kala ia melihat pergerakan di jemari wanita itu. Perlahan namun pasti kelopak mata itu mulai terbuka.

Gadis yang bernama Laura itu menekan sebuah tombol untuk memanggil tim medis dan tak lama kemudian datang seorang laki laki mengenakan seragam putih di ikuti dua orang wanita di belakangnya yang juga mengenakan pakaian yang sama.

Mereka pastilah Dokter dan Suster yang akan memeriksa kondisi wanita yang di panggil Nara itu.

"Dokter, bagaimana keadaan kakak ipar saya?," tanya Laura.

"Dia sudah berhasil melewati masa kritisnya dan sekarang kondisinya baik-baik saja" kata sang Dokter.

"Terimakasih dok, terimakasih" kata Laura tulus.

"Kalau begitu saya permisi" Dokter dan kedua suster itu melangkah kan kakinya keluar dari ruangan serba putih itu.

"Kak Nara aku seneng banget, akhirnya kak Nara sadar," Laura memeluk erat wanita yang baru sadar itu.

"Aku akan hubungi papa dan kak Vano, pasti mereka seneng kalau tau kak Nara udah sadar"

Gadis itu mengambil benda pipih dari dalam hand bagnya kemudian menghubungi orang yang di sebutnya tadi.

"Kak Nara istirahatlah, mereka akan segera datang."

Wanita yang di panggil Nara itu menatap Laura bingung.

"Siapa Nara? Aku bukan Nara? Kau pasti salah orang? Menyebalkan! Pergilah! Dasar gadis bodoh!! Apa kau tidak bisa melihat dengan jelas," wanita itu menghempas kan tangannya di udara meminta gadis bernama Laura itu untuk keluar dari ruangan.

"Di mana Axel dan Alexa?,"

Wanita itu mengedarkan pandangannya mencari dua orang yang di kenalnya, tapi nihil mereka tidak ada di sana.

"Ck! Kemana mereka pergi?,"

"Kak Nara, kau kenapa? Siapa Axel dan Alexa?,"

"Kau, kau masih di sini? Bukankah tadi aku sudah mengusir mu? Apa kau tuli hah? Cepat pergilah!,"

"Kak Nara ... " lirih Laura.

Netra indah berwarna coklat itu terlihat berkaca kaca. Laura tidak mengerti kenapa kakak iparnya yang sangat baik dan lembut itu mengusirnya bahkan sampai menghinanya juga.

Akhirnya laura keluar dengan perasaan sedih tapi ia juga terlihat sangat khawatir dengan kondisi sang kakak ipar. Laura kemudian pergi memanggil Dokter.

Sementara di dalam ruangan, wanita yang di panggil Nara itu berusaha untuk bangkit tapi terhenti kala ia merasakan sakit di bagian kepalanya yang teramat sangat.

"Akh ... Kenapa kepala ku sakit sekali?," rintihnya.

Wanita itu memegang kepala yang di perban seraya menutup matanya. Dan saat itu ia kembali mengingat kejadian yang di alaminya saat berada di sebuah lorong yang sangat gelap dan sepi.

"Haahh.. Hampir saja aku mati karena malaikat ceroboh itu. Aku berharap aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya."

"Konyol! Bagaimana bisa dia melakukan kesalahan seperti itu?."

"Di mana dua orang bodoh itu? Kenapa mereka meninggalkan ku di tempat seperti ini? Awas saja mereka!!."

Wanita itu bermonolog sendiri.

"Akh ... "

Pekik wanita itu saat mencabut paksa selang infus yang menempel di tangannya.

Dengan menahan rasa sakit di kepalanya, wanita itu berjalan keluar dari ruangan ICU itu. Ia berjalan melewati lorong dengan masih memakai baju pasien. Kemudian ia memasuki lift untuk keluar dari rumah sakit.

"Aaaaa ... "

Wanita itu berteriak saat ia melihat pantulan dirinya sendiri di cermin yang ada di dalam lift.

"A-apa ini? T-idak mungkin! Aku pasti salah lihat," mengerjapkan matanya berkali-kali berharap apa yang di lihatnya itu salah tapi tetap saja itu tidak merubah apa pun.

"T-tidak ... Tidak mungkin! Itu bukan aku! Siapa wanita gendut itu?," menunjuk pantulan dirinya sendiri di cermin

"Florencia, kau tenanglah. Kau hanya berhalusinasi, kau baru sadar. Bukankah itu hal yang wajar? Iya, ini pasti efek obat yang di berikan Dokter. Entah obat apa yang di berikan Dokter itu pada ku?," menghela napasnya dalam berkali-kali mencoba untuk menenang kan dirinya sendiri.

Lift tiba tiba terhenti dan semuanya menjadi gelap.

"Eoh ... Kenapa ini? Kenapa liftnya berhenti? Gelap sekali, aku tidak bisa melihat apa pun."

"Florencia Grizelda."

Ruben sang malaikat ceroboh itu kembali muncul.

"Kau ... Kau lagi? Untuk apa lagi kau menemui ku?."

"Aku ingin kembali meminta maaf pada mu atas kesalahan yang sudah ku buat untuk yang kedua kalinya"

"Kesalahan? Kesalahan apa yang kau lakukan kali ini?,"

"Kau sudah melihat tubuh mu berbeda bukan?,"

"Aku merasakan hal buruk akan segera terjadi"

"Itu bukan halusinasi, itu adalah tubuh mu yang sekarang. Sekarang kau harus hidup di dalam tubuh orang lain. Kali ini aku tak bisa memperbaikinya, karena ini memang sudah kehendak tuhan. Maaf kan aku Florencia, kau mulailah hidup baru mu di tubuh mu yang sekarang dan terimalah takdir ini"

Setelah mengatakan itu Ruben sang malaikat ceroboh itu menghilang meninggalkan Florencia yang entah bagaimana keadaannya.

"Tidaaaaaaaakkkk ... "

Florencia Grizelda, wanita yang sangat cantik nan sexy berusia 20 tahun. Gadis bermata biru itu di anugerahi wajah dan bentuk tubuh yang sangat sempurna. Jika melihat penampilannya mungkin orang akan berfikir Florencia itu adalah seorang model tapi tidak Florencia bukanlah seorang model, Florencia adalah seorang bos Mafia.

Florencia sangat ahli dalam hal bela diri. Ia tidak akan melepaskan siapa pun lawannya. Karena itulah ia di kenal sebagai 'Dewi Kematian'.

Sebelumnya Florencia tinggal di Italia, baru dua minggu ini ia tinggal di Indonesia. Florencia datang ke indonesia dengan satu tujuan yaitu menemukan orang yang sudah memb***h kedua orang tuanya. 'Balas Dendam' itu adalah tujuan hidupnya.

Hati Florencia di penuhi dengan rasa dendam yang sangat besar karena itu ia tumbuh menjadi orang yang sangat kejam.

Di Italia, Florencia menjalankan perannya sebagai bos mafia dari kelompok bernama 'VALUENZ' yang sangat di takuti.

'VALUENZ' adalah organisasi bawah tanah yang sangat di segani di daratan Eropa. Serangkaian kejahatan seperti pemerasan, penyelundupan senjata dan barang-barang ilegal lainnya adalah sedikit dari rangkaian tindak kriminal yang di lakukan kelompok mafia ini.

Selain melakukan tindak kejahatan, Valuenz terkenal akan kedermawanannya dan sering membantu masyarakat yang kesulitan. Meskipun demikian, Valuenz tidak segan melakukan kejahatan kejam kepada orang orang yang di anggapnya pantas menerima kejahatan.

"Bagi ku tidak ada yang lebih harum dari bau darah. Melihat darah membuat tubuh ku bergejolak. Darah adalah penyemangat hidup sekaligus alarm untuk terus mengingatkan ku akan balas dendam"

~Florencia Grizelda~

Tapi sekarang semuanya berubah dalam sekejap.

Florencia Grizelda sang bos mafia yang cantik nan sexy itu harus terjebak dalam tubuh seorang wanita bernama Innara Havika dengan bobot delapan puluh lima kilogram.

Sifat dan sikap mereka sangatlah berbeda. Innara Havika, berusia 30 tahun adalah seorang wanita yang sudah menikah dan sangat mencintai suaminya. Ia memiliki hati yang sangat baik, sabar, lembut dan penuh kasih sayang. Senyum selalu menghiasi wajah cantiknya.

Innara tidak pernah mengatakan 'Tidak' dalam hidupnya. Ia terlahir sebagai seorang wanita yang sangat penurut, tidak pernah mengecewakan orang lain dan selalu ingin membuat orang orang di sekitarnya bahagia walau pun ia harus menderita karena itu.

Chapter 2

Florencia perlahan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netranya.

"Haaahhh ... " Florensia menghela napasnya dalam. "Itu hanya mimpi." kata Florencia yakin.

"Kak Nara udah sadar?."

Suara itu menghancurkan keyakinan Florencia.

"Itu bukan mimpi!! Ini kiamat!!,"

"Kak Nara kenapa? Apa yang kak Nara rasakan?," tanya Laura.

"Kau ... Kau lagi? Sebenarnya kau ini siapa?," tanya Florencia dengan nada menyentak.

"Kak Nara tenanglah dulu, aku akan memanggil Dokter,"

Saat Laura akan keluar di saat yang sama Geovano dan Harun masuk ke ruangan.

"Mau ke mana?," tanya Geovano pada adiknya itu.

Geovano dan Harun sudah datang setengah jam yang lalu. Mereka juga yang menemukan Florencia saat pingsan di dalam lift. Saat itu mereka baru sampai di rumah sakit dan langsung menaiki lift untuk ke ruang ICU tempat Florencia di rawat. Saat pintu lift terbuka mereka di kejutkan dengan adanya Florencia yang mereka kenal adalah Nara pingsan di dalam lift.

Geovano di bantu Harun langsung menggendong tubuh istrinya itu dengan tenaga ekstra menuju ruang perawatan. Laura yang sangat khawatir saat tidak menemukan kakak iparnya itu di dalam ruangan, akhirnya bisa bernapas lega saat melihat kakak iparnya ada bersama suaminya.

Dokter langsung memeriksa keadaan Florencia. Setelah itu Dokter meminta pada Geovano dan Harun untuk berbicara mengenai kondisi Florencia di ruangannya.

"Kak Nara udah sadar," kata Laura.

"Syukurlah," kata Harun lega.

"Kak gimana? Apa yang Dokter katakan? Kak Nara baik baik aja kan?," tanya Laura penasaran.

"Dia baik baik aja, dia hanya mengalami amnesia," kata Geovano datar tanpa ekspresi.

"Apa?," pekik Laura.

"Papa aku harus balik ke kantor ada meeting," kata Geovano.

"Ck! Istri lagi sakit, bukannya di temenin dan rawat dia sampai sembuh, kau malah sibuk bekerja!" kata Harun yang kecewa dengan kelakuan anaknya itu.

"Ini meeting penting pa, tidak bisa di tunda."

"Apa itu lebih penting dari istri mu sendiri. Vano dia itu istri mu, kau harus menjaganya."

"Aku pergi" pamit Geovano dan berlalu pergi.

"Vano ... Vano ... "

"Sudahlah pa biarkan saja, tidak ada gunanya berbicara dengan kak Vano. Dia tidak akan pernah bisa berubah," kata Laura menenangkan papanya.

"Papa heran sama kakak kamu itu. Kenapa sampai sekarang dia tidak bisa menerima Nara sebagai istrinya."

"Iya, aku juga heran. Padahal kak Nara itu orangnya baik banget. Aku kadang suka kesel sendiri kalau lihat sikap cuek ka Vano pada kak Nara, rasanya aku ingin menjambak rambut kak Vano sampai botak." kesal Laura.

Innara dan Geovano menikah dua bulan lalu karena di jodohkan. Orang tua Innara dan Geovano bersahabat baik.

Saat itu orang tua Innara baru saja meninggal karena kecelakaan pesawat. Setelah kematian orang tuanya, Innara hidup sebatang kara karena alasan itulah Harun menjodohkan Geovano dan Innara.

Awalnya Geovano menolak perjodohan itu karena ia tidak menyukai Innara yang berbobot delapan puluh lima kilogram itu. Terlebih lagi Geovano sudah memiliki kekasih yang berprofesi sebagai model bernama Callista Carol. Kalau di bandingkan antara Innara dengan kekasihnya itu tentu sangat jauh berbeda.

Tetapi karena syarat dari sang papa, Geovano terpaksa menyetujui perjodohan itu dan akhirnya ia menikahi Innara.

Syarat yang di berikan Harun pada Geovano :

'Jika kau ingin menggantikan posisi papa menjadi CEO, kau harus menikah denang Nara karena jika tidak posisi itu akan papa berikan pada Bastian'.

Tidak terima? Tentu saja!

Geovano tidak akan membiarkan itu terjadi. Geovano sangat membenci Bastian yang merupakan saudara tirinya.

Ibu Geovano meninggal saat usia Geovano delapan tahun. Tak lama setelah itu ayah Geovano menikah lagi dengan seorang wanita yang bernama Mona. Dan istri barunya itu juga sudah mempunyai seorang anak laki laki seusia Geovano.

Di pernikahan kedua Harun itu, ia di karuniai seorang putri bernama Laura Baldwin, gadis cantik berusia 20 tahun itu adalah seorang mahasiswa. Geovano memang sangat membenci Bastian tapi Laura, ia sama sekali tidak membencinya malahan ia sangat menyayangi adik kecilnya itu.

Geovano Baldwin, berusia 30 tahun adalah seorang CEO dari perusahaan BALDWIN CORP. Perusahaan ini bergerak di bidang perhotelan dan resort. Semua hotel dan resort mewah di negara ini adalah miliknya.

Selama ini memang Geovano tidak pernah menganggap Innara itu sebagai istrinya. Ia menganggap Innara itu hanya sebuah benalu di dalam hidup dan juga kisah cintanya.

Sikap Geovano pada Innara sangat cuek. Walau pun tinggal di satu atap yang sama mereka jarang sekali berbicara. Mereka tidak terlihat seperti layaknya pasangan suami istri, mereka malah terlihat seperti orang asing yang sama sekali tidak saling mengenal.

Melihat sifat Innara yang sangat penyabar itu, ia tidak pernah protes atau marah pada suaminya. Innara dengan sangat sabar menunggu suaminya itu berubah dan ia yakin suatu saat nanti itu akan terjadi.

Walau pun setiap harinya ia selalu merasakan sakit di dalam hatinya ketika suaminya itu selalu menolak kehadirannya, tetapi tetap saja Innara tidak akan menyerah ia akan meluluhkan hati suaminya itu.

**

Di dalam ruangan, Florencia berkali kali memejamkan matanya berharap ini hanyalah sebuah mimpi dan saat ia terbangun nanti semuanya akan kembali seperti semula.

"Ini kiamat!! Bagaimana bisa aku terjebak di dalam tubuh bibi gendut ini? Aku menginginkan tubuh ku kembali!."

"Ruben ... Jika kita bertemu lagi, bukan kau yang akan mencabut nyawa ku tapi aku ... Aku yang akan terlebih dahulu mencabut nyawa mu. Dasar bodoh! Tidak berguna!,"

"Tadi dia bilang apa? Kau mulailah hidup baru mu di tubuh mu yang sekarang dan terimalah takdir ini. Haahh .. Are yau kidding me?."

"Yak ... Ruben, jika kau ingin memindahkan jiwa ku ke tubuh orang lain setidaknya kau pindahkan jiwa ku ke tubuh seorang wanita yang cantik dan sexy sama seperti tubuh ku tapi, apa ini? Kau malah memindahkan jiwa ku ke tubuh bibi gendut ini,"

"Takdir macam apa ini?,"

Aaaaa ...

Teriakan Florencia itu berhasil menarik atensi Laura dan Harun yang berada di luar ruangan hingga membuat ke duanya langsung masuk ke dalam ruangan.

"Kak Nara ada apa? Kenapa berteriak?," tanya Laura yang di angguki oleh Harun karena ia juga memiliki pertanyaan yang sama.

"Kau lagi? Kau ini sebenarnya siapa? Dan siapa Nara? Kenapa kau terus memanggil ku dengan nama itu?." tanya balik Florencia.

Laura terkekeh. "Aku mengerti, kak Nara pasti bingung karena tidak bisa mengingat apa pun. Tapi kak Nara gak usah khawatir karena aku akan membantu kakak untuk bisa mengingat semuanya kembali."

"Sekarang aku ingin memperkenal kan diri ku terlebih dahulu. Nama ku Laura Baldwin, aku adik dari suami kakak ... "

"Jadi bibi ini sudah menikah? Habislah aku!" kata Florencia dalam hatinya.

"Suami kakak bernama Geovano Baldwin, tapi saat ini kak Vano sedang sibuk jadi gak bisa nemenin kakak, gak apa-apa ya kak Nara, kan masih ada aku,"

"Mau di temenin atau enggak juga aku gak peduli," kata Florencia dalam hatinya lagi.

"Terus, kakak juga masih punya adik ipar namanya Kak Bastian."

"Papa gak di kenalin nih?" kata Harun yang merasa terasingkan.

"Oh iya ... Laki laki tampan ini adalah papa mertua kakak namanya Harun dan ibu mertua kakak namanya Mona,"

Dan bla ... Bla ... Bla ...

Laura terus saja mengoceh menceritakan silsilah dari keluar Baldwin. Florencia dengan sangat malas mendengarkan. Rasanya ia ingin sekali kabur dari sana. Hingga ...

Satu jam ...

Dua jam ...

Tiga jam berlalu ...

Tapi Laura terus saja mengoceh seakan hari esok tidak akan pernah ada.

"Dasar Cerewet!!" rutuk Florencia dalam hatinya.

"Aku tidak bisa melakukan ini. Baru beberapa jam saja aku menjadi Nara kepala ku rasanya hampir pecah. Lebih baik aku berperang melawan musuh yang jumlahnya ratusan orang dari pada aku harus berurusan dengan gadis cerewet ini. Bisa gila aku!!."

"Aku harus kabur dari orang orang aneh ini dan kembali ke kehidupan ku."

Chapter 3

Satu minggu kemudian ...

Hari ini Florencia sudah di ijinkan pulang oleh Dokter. Selama satu minggu ini hanya Laura dan juga Kenand yang merupakan asisten pribadi Geovano sekaligus sahabatnya itu yang setiap hari selalu datang menjenguk Florencia.

Sampai sekarang Florencia belum pernah bertemu dengan Geovano. Florencia juga tidak mencari tau bagaimana rupa orang yang menjadi suami dadakannya itu.

Sebuah Mansion megah terlihat kala seorang satpam penjaga rumah membuka gerbang berwarna hitam itu.

Florencia sampai di mansion tempat tinggal Geovano dan Nara. Florencia memasuki mansion mewah itu dan langsung di sambut antusias oleh para maid. Florencia di jemput di rumah sakit oleh Kenand.

"Selamat datang kembali nyonya, kami sangat senang mendengar nyonya sudah bisa keluar dari rumah sakit," sambut Yati, kepala maid di mansion mewah itu.

Florencia tidak membalas sapaan dari para maid itu. Kenand sudah memberitahu kepada semua orang yang bekerja di sana tentang kondisi nyonya mereka yang mengalami amnesia.

"Tuan sudah menunggu nyonya, mari nyonya," kata Yati.

Yati mengarahkan Florencia menuju ruang tamu sedangkan Kenand mengikuti mereka di belakang seraya membawa tas berisi barang barang Florencia.

Di ruang tamu Geovano sudah menunggu kedatangan istrinya itu. Geovano duduk di sofa single seraya tumpang kaki serta melipat kan tangannya di dada. Terlihat sangat arogan.

"Nyonya, beliau tuan Geovano, suami nyonya," Yati menunjuk Geovano dengan sopan.

Florencia mengarahkan pandangannya pada sosok yang di tunjuk Yati tadi. Dan ...

"Kau!!." Florencia menunjuk Geovano tepat di depan wajahnya.

Kenand dan Yati membulatkan matanya sempurna. Mereka sangat terkejut dengan reaksi Florencia saat bertemu dengan Geovano.

"Jadi, pria kurang ajar ini suami Nara. Oh god ... Takdir apa ini? Kenapa aku harus bertemu dengan pria mesum ini lagi" gumam Florencia dalam hatinya.

FLASH BACK ON

Aroma cinta dan bau alkohol tercium sangat pekat. Banyak orang yang sedang meliuk-liukan tubuh mereka

dilantai dansa dengan menggunakan pakaian yang kurang bahan. Banyak juga orang yang sedang bercinta di sofa yang sudah di sediakan.

Saat ini Florencia, Alexa dan Axel berada di sebuah club malam tentunya di temani dengan beberapa botol vodka.

"Flo, les't dance," ajak Alexa.

"Nope, kau saja."

"Ayolah Flo. Ini malam pertama kita di Indonesia, kita harus bersenang senang."

Alexa menarik paksa tangan Florencia dan membawanya ke dance floor meninggalkan Axel yang tengah menikmati segelas vodka di tangannya.

Saat akan sampai di dance floor, Florencia menghempaskan tangannya hingga terlepas dari gemgaman Alexa.

"Jangan memaksa ku!," desis Florencia.

"Flo ... Awas!!."

Pekik Alexa saat ia melihat seorang wanita mabuk yang ada di belakang Florencia hendak menabraknya.

Saat Florencia akan membalikan tubuhnya, wanita mabuk itu terlebih dahulu menabraknya hingga Florencia tidak bisa menghindar.

Florencia jalan terhuyung hingga akhirnya ia juga menabrak seorang laki laki yang berdiri tidak jauh darinya.

Florencia dan laki laki itu terjerembab jatuh ke dance floor lebih tepatnya Florencia jatuh di atas tubuh laki laki itu dan sialnya Florencia mendaratkan bibirnya tepat di bibir laki laki itu.

"OH MY GOD ... " kata Alexa.

Satu detik ...

Dua detik ...

Florencia merasakan benda kenyal itu.

Tiga detik ...

Empat detik ...

Lima detik ...

Florencia membulatkan matanya. Pandangan mereka bersibobrok dengan bibir mereka yang masih menyatu.

Florencia tersadar dan mencoba untuk bangkit tapi sialnya laki laki itu malah menahan badannya dengan satu tangan dan tangan yang lainnya menahan tengkuk Florencia.

Laki laki itu kembali mencium Florencia dan kali ini bukan hanya sekedar ciuman melainkan sebuah ******* yang menuntut lebih.

Florencia memukul mukul dada bidang laki laki itu kala ia sudah kehabisan napas. Laki laki itu melepaskan lumatannya lalu menyentuh bibir Florencia yang basah.

"Manis ... "

Florencia bangkit dari atas tubuh laki laki itu dan laki laki itu juga ikut bangkit. Florencia menatap sengit laki laki itu dan ...

Plak ...

Satu tamparan mendarat mulus di wajah laki laki mesum itu. Florencia pergi dari tempat itu tanpa berkata di ikuti Alexa yang berjalan di belakangnya kembali ke tempat mereka semula.

"Sayang, apa yang kau lakukan? Siapa wanita tadi? Kenapa dia menampar mu? Tidak akan aku ampuni dia!" desis seorang wanita cantik yang merupakan kekasih lali laki itu yang baru saja kembali dari toilet.

"Sayang, aku tidak apa apa. Itu hanya kesalah pahaman. Kita pergi saja dari sini."

Pasangan kekasih itu pergi dari club malam itu dengan si laki laki merangkul pinggang si wanita. Mereka adalah Geovano dan Callista, kekasih Geovano.

Sementara itu Florencia menahan amarahnya dengan menghabiskan segelas vodka dengan sekali tegukan. Wajah Florencia terlihat memerah.

"Flo, what happened?," tanya Axel.

Brak ...

Florencia menyimpan gelas di atas meja dengan sangat kencang lalu ia mengisi gelas itu dengan vodka dan kembali meminumnya sampai tandas.

Axel menatap Alexa meminta jawaban. Alexa memanyunkan bibirnya sebagai jawaban.

"Kiss?," tebak Axel.

Alexa mengangguk kan kepalanya. Axel kembali menatap Florencia.

"Flo, ada apa dengan ekspresi mu? Dan kenapa pipi mu sangat merah? Oh god ... Don't tell me it's your first kiss?."

Florencia tidak menjawab pertanyaan itu dan berlalu pergi meninggal kan kedua saudara kembar itu yang tengah puas menertawakannya.

Itu memang ciuman pertama Florencia. Di usianya yang ke dua puluh tahun ini Florencia tidak tertarik dengan hal seperti itu. Tujuan hidupnya saat ini hanyalah balas dendam. Ia tidak ingin memikirkan hal hal yang akan menghambat tujuannya itu.

FLASH BACK OFF

"Nyonya ... "

Suara itu membuyar kan lamunan Florencia.

"Hah ... Iya, jadi dia suami ku?," tanya Florencia.

"Iya nyonya," jawab Yati.

"Duduklah," titah Geovano datar tanpa melihat ke arah Florencia."

"Jangan menyuruh ku! Aku bukan pelayan mu!," desis Florencia menatap Geovano penuh permusuhan.

Mendapat respon tidak terduga seperti itu Geovano sontak melihat ke arah Florencia yang menatapnya tajam.

"Kau!! Berani kau menatap ku seperti itu! Turun kan pandangan mu!," sarkas Geovano.

"Vano sudahlah, langsung saja pada intinya. Kita harus segera pergi jika tidak kita akan terlambat meeting nanti," kata Kenand.

Geovano menghela napanya kasar lalu ia melangkah kan kakinya mendekat ke arah Florencia.

"Bacalah."

Geovano memberikan sebuah berkas pada Florencia. Senyum menyeringai terlihat di bibir Florencia saat ia membaca berkas itu.

SURAT PERJANJIAN KONTRAK PERNIKAHAN

Pihak Pertama : Geovano Baldwin

Pihak Kedua : Innara Havika

Kedua belah pihak tidak boleh mencampuri urusan masing-masing.

Kedua belah pihak tidur di kamar yang terpisah.

Kedua belah pihak di larang keras bersentuhan secara fisik kecuali saat menghadiri acara perusahaan itu pun hanya boleh pegangan tangan saja.

Kedua belah pihak di ijinkan untuk memiliki kekasih selama itu tidak di ketahui oleh publik.

Pihak pertama bertanggung jawab penuh atas kebutuhan finansial pihak kedua.

Pihak kedua di larang melakukan hal yang akan merusak nama baik pihak pertama.

Pernikahan kontrak ini berlangsung selama 1 tahun. Setelah kontrak ini selesai pihak pertama akan langsung menceraikan pihak kedua.

Setelah perceraian pihak pertama akan memberikan uang kompensasi pada pihak kedua sebesar 10 Milliar.

"Aku tidak ingin berpura pura menjadi seorang suami yang baik. Aku sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan ini. Jadi jangan berharap apa apa dari ku dan jaga batasan mu, semua sudah tertulis di sana. Kontrak pernikahan ini tersisa sepuluh bulan lagi, kau jangan bertingkah, tetaplah berada di tempat mu," jelas Geovano dan langsung berlalu pergi di ikuti Kenand yang berjalan di belakangnya.

"Nyonya ... Nyonya tidak apa apa?," tanya Yati khawatir.

Semua maid memang sudah mengetahui tentang hubungan pernikahan Geovano dan Nara yang hanya sebatas pernikahan kontrak. Selama dua bulan menikah memang Geovano tidak pernah menganggap Nara sebagai istrinya. Mereka tinggal seatap tapi hidup sebagai orang asing.

"Kau tau tentang semua ini?," tanya balik Florencia.

"Iya nyonya."

"Ceritakan semuanya pada ku. Tentang aku dan juga kehidupan pernikahan ku."

"Iya nyonya."

Yati menceritakan kehidupan Nara selama ia menikah dengan Geovano. Florencia mengepalkan tangannya. Entah kenapa Florencia merasa marah saat Yati menceritakan bagaimana perlakuan Geovano yang selalu mengacuhkan Nara juga Geovano yang sering kali membawa kekasihnya ke mansion. Dan Nara setiap hari menangis karena itu.

"Geovano, kau itu pria macam apa? Kenapa juga kau menikahi Nara jika kau mencintai wanita lain? Apa alasannya? Aku juga penasaran wanita seperti apa yang kau cintai itu?."

"Baiklah, selama sisa kontrak pernikahan ini, aku akan hidup sebagai Nara. Geovano, bersiaplah menghadapi istri mu yang baru ini."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!