NovelToon NovelToon

Aku Bereinkarnasi Menjadi Pohon

Prolog.

Di puncak gunung yang dipenuhi oleh kemuliaan dan kejayaan, berdiri sebuah istana tempat para dewa Olimpia bersemayam. Namun kini semua itu telah musnah semenjak utusan dari neraka berhasil merebut istana itu, para dewa yang murka memerintahkan seluruh pengikutnya untuk merebut kembali rumah mereka.

“Jika dewa saja bisa aku kalahkan, bagaimana para cacing itu mampu mengalahkan aku!.” ucap seorang wanita dengan begitu sombong duduk di atas tahta Father of all God. Children of the Death, Azlea. Tatapan sinis dia tujukan pada jutaan manusia dan monster yang hendak menaiki gunung Olympus untuk memenggal kepalanya.

Perang besar pun terjadi antara bawah yang dia bawa dari neraka dengan para pahlawan yang ditunjuk oleh para dewa, semakin lama wanita itu melihat pertarungan di bawah kaki gunung membuat senyuman di wajahnya perlahan menjadi ketidakpuasan.

“Apa yang terjadi, kenapa formasi pasukan iblis menjadi kacau balau seperti ini!.” Azlea yang marah menatap 7 jendral perang setianya.

“I… ini pasti karena pertarungan sebelumnya yang mengakibatkan banyak dari para Hell Demon yang terbunuh sehingga kekuata kita tidak sekuat sebelumnya.” Jawab seorang dewa jatuh dengan kulit pucat dan sayap hitam di punggungnya. Azlea menatap jendral itu dengan bosan.

“Hem, Begitu kah?.” Ucapnya singkat seraya tatapan matanya bergerak melirik semua jendral di depan singgasana. “Melihat situasi yang tidak mendukung, sepertinya kita memang harus melepas gunung Olympus...” perkataan Azlea membuat semua komandan neraka senang, namun tiba-tiba…

Jdaaaar! Sambaran petir yang keluar dari ujung jari Azlea menghantam semua jendral neraka, “...Hanya jika aku sudah mati tentunya.” Senyum kegilaan dia perlihatkan saat serangan dadakannya melukai semua jendral neraka. “Hadian dari memenggal kepalaku cukup besar bukan, hingga kalian berani menghiyanatiku!.” Semua jendral neraka terkapar di lantai setelah Sambaran petir yang Azlea ambil dari kekuatan dewa Zeus melukai mereka.

“Hahaha.. ghok ghok. Kau wanita gila memang memiliki insting yang luar biasa tajam.” Lucifer si malaikat jatuh, kembali berdiri untuk menghadapi Azlea beserta jendral penghianat lainnya. “Sekeras apa pun kau berusaha untuk bertahan, kau tidak akan bisa menghindar kematianmu hari ini.” pertarungan pun terjadi antara 7 komandan tertinggi neraka melawan penguasa sang penakluk tiga alam.

Terlahir sebagai manusia biasa yang memiliki ambisi tinggi, Azlea menarik minat Hades untuk menjadikan wanita itu sebagai pengikutnya. Semua pencapaian Azlea itu selama menjadi pengikut dewa neraka membuatnya menaiki puncak hirarki dalam waktu singkat.

“Kau tidak dibutuhkan lagi manusia, Semua pekerjaanmu yang kau kerjakan selama ini hanya untuk melayani makhluk yang lebih tinggi dari mu!.” Lucifer menunjukkan sifat aslinya yang tidak menyukai Azlea sebagai atasannya dikarenakan wanita itu masihlah seorang manusia.

“Aku pikir kau adalah seorang malaikat licik yang memiliki seribu trik dan rencana di dal otakmu, tapi melihat mu seperti manusia serakah seperti ini membuatku kecewa.” Azlea bangkit dari singgasana, aura yang begitu kuat serta intimidasi yang menekan membuat ke tujuh jendral neraka ingin bersujud didepannya. Tapi mereka terus berusaha untuk melawan.

“Aku tahu tidak bisa menghindari kematian hari ini, namun itu bukan berarti aku akan dengan sukarela menyerahkan nyawaku. Tentunya kalian tahu dengan benar sifat ku bukan?.”

Pertarungan antara pemimpin neraka membuat sistem komando prajurit iblis yang berada di bawah kaki gunung menjadi terganggu, akibatnya dengan cepat pasukan dewa besarnya para pahlawan menaiki puncak Olympus. Saat pasukan itu sampai di istana para dewa dan memasuki ruangan singgasana, semua orang dikejutkan dengan pemandangan yang begitu kacau.

Leviathan, naga raksasa penguasa samudera haya menyisakan kerangk setelah seluruh tubuhnya dibakar oleh api dewa Apollo. Asmodeus, keempat kepala iblis itu terpotong dan dijadikan dekorasi di langit-langit. Belphegor, tidak ada yang lain tersisa dari iblis malas yang selalu duduk diatas toilet itu selain ekornya. Beelzebub, masih dipertanyakan apakah serangga bakar di tengah ruangan menang dirinya atau bukan. Mammon, seluruh tubuhnya mencair menjadi emas. Satan, tubuh iblis itu digantung setelah tangan dan kakinya dipotong. Lalu yang terakhir Lucifer, dia masih hidup namun sayap hitam dan tanduknya telah dipatahkan membuatnya terlihat seperti manusia biasa dengan kulit pucat.

“Lihat, akhirnya kalian sampai di sini, para pahlawan sekalian.” duduk di singgasana, Azlea yang dalam kondisi begitu mengerikan masih memancarkan aura kuat. Walaupun salah satu tangannya menghilang, lubang besar di dada serta separuh wajahnya mencair, namun tidak ada seorangpun yang akan menurunkan kewaspadaan mereka pada wanita itu.

“Ini adalah akhir dari mu wahai manusia yang tersesat.” Pria tua dengan tubuh berotot dan memancarkan aura kuat, Ayah dari semua dewa, Zeus mendekati singgasananya beserta dewa yang lain. “Kenapa kau menyebutku sebagai yang tersesat, sementara kau sendiri yang membuatku menjadi seperti ini?.”

“Kau menciptakan permainan ini untuk bersenang-senang dengan melihat penderita makhluk yang berdiri di bawah langit. Jika kau memang peduli dengan mereka, kau seharusnya dari awal bisa merelakan tempat mu sebagai penguasa dewa untuk kakak mu.”

“Tapi tidak. Kau tidak berbeda dari manusia yang kau ciptakan, sebuah bentuk kehidupan dipenuhi oleh hawa nafsu yang tidak pernah berakhir.”

Wussss

Jraasss!

Sebuah pedang yang terbuat dari cahaya dengan cepat terbang menusuk jantung Azlea. “Tutup mulutmu iblis.” Dewi Athena begitu marah dengan perkataan Azlea, “Hahaha… kenapa kau begitu marah?, Apa itu karena kau adalah salah satu dari gundik si tua ini?.” tanpa rasa takut Azlea mengatakan hinaan pada Dewi perang itu. “Kau manusia rendahan!.” dikuasai oleh kemarahan, Dewi Athena menyerang Azlea dengan pedangnya, “Athena awas!.” Zeus memberikan peringatan, tapi semuanya sudah terlambat.

Jraasss! Pedang kedua Athena menusuk jantung Azlea, namun wanita yang sudah sekarat itu tersenyum sembari mencengkram tangan Athena. “Akhirnya aku mendapatkan tubuh dewa yang cocok untuk duriku.” tubuh Azlea mulai terbakar, api yang menjalar ikut membakar tubuh Athena.

Jeritan Dewi perang itu membuat semua orang mencoba membantunya, namun tidak ada yang dapat memadamkan kobaran api penyucian Azlea. Pada akhirnya seluruh istana mulai terbakar membuat para dewa yang tidak ingin menjadi korban seperti Athena segera meninggalkan gunung Olympus.

Pada hari itu seluruh sengketa antara dewa dan iblis di selesaikan. Hades yang melihat jika gunung Olympus telah musnah akhirnya menarik seluruh pasukan iblis kembali ke neraka, sementara para dewa yang telah kehilangan tempat mereka tinggal kembali membangun istana di Nirwana bersama dengan dewa dari belahan dunia lain.

Kedamaian yang diimpikan oleh seluruh makhluk kolong langit akhirnya terwujud.

Namun masih ada pertanyaan tentang nasib dari Azlea dan Athena setelah mereka terbakar oleh api penyucian. Apakah mereka bisa selamat, atau bagian jika mereka mati, apakah mereka akan mengalami proses Reinkarnasi?.

Pertanyaan yang tidak ada satupun jawaban pasti hingga dua ribu tahun kemudian kedamaian dunia mulai terusik saat para Outlander yang dipanggil oleh para dewa yang menginginkan hiburan mulai berdatangan.

***

To be Continue.

Novel ini adalah Reboot dari Novel Civilization of Warlord. Rencananya akan memiliki 500 sampai 1000 kata per episode.

,

Low 2: Menaiki Perahu

Aku berdiri di tepian sungai menatap aliran air yang begitu tenang. Tidak lama kemudian sebuah perahu melintas di depanku. “We meet again young lady.” ucap sang pengayuh perahu dunianya orang mati, Charon. Aku segera mengambil satu Obolos (Koin Yunani kuno) yang selalu aku persiapkan di dalam mulut untuk diberikan kepada si pengayuh perahu.

“Silahkan Nona.” Setelah memastikan koin yang aku berikan padanya, Charon pun mempersilahkan aku menaiki perahu yang akan membawa jiwa ku menyusuri sungai Akheron (Sungai kesedihan). Dalam ketenangan duduk di atas perahu, pikiranku terus terbayang tentang pertempuran terakhir.

Itu perang yang luar biasa, aku masih merasakan jantungku berdebar kencang walaupun tubuhku sudah hancur menjadi abu. Aku telah merencanakan penghancuran Olympus sekaligus membunuh 7 dosa selama hampir 40 tahun. aku pikir kesempatan itu tidak akan pernah datang, tapi ternyata Melakukannya tidak terlalu sulit.

Istana Olympus adalah sumber dari segala kekacauan antara dewa dan iblis, menghancurkannya adalah pilihan terbaik untuk mengakhiri perselisihan. Sementara 7 dosa yang selalu menyesatkan, tanpa adanya mereka di samping Hades akan membuat para iblis di neraka tidak akan keluar dari sarang mereka selama beberapa ribu tahun, hingga tujuh dosa kembali dibangkitkan.

“Lalu apa lagi sekarang, Apa yang akan terjadi padaku?.”

[Kau... Kau akan dipenjarakan di Tartarus. Bersiaplah mendapatkan hukuman dari para dewa!.]

Tiba-tiba suara yang begitu familiar terdengar, lalu cahaya berwarna hijau dalam jumlah besar besar muncul dan bersatu di depanku, cahaya itu merupakan serpihan dari jiwa Athena, Dewi yang barusaja ikut mati bersamaku .

“Wohooou… Athena, kau terlihat begitu marah, ada apa dengan mu?.”

[Kau masih bertanya seperti itu setelah apa yang kau lakukan padaku?]

Dia semakin marah.

[Kau menghancurkan Olimpians dan mencuri tubuhku. Apa yang kau rencanakan Azlea?.]

“Apa kau berpikir aku akan mengatakannya?.”

[……]

Sadar telah menanyakan sesuatu yang begitu bodoh, Athena hanya terdiam. Dia terus membantah setiap perkataanku, perdebatan kami membuat perjalanan yang seharusnya tenang dimana sungai Akheron menjadi tempat para roh merefleksikan diri mereka setelah apa yang dilakukan sepanjang hidup, berubah menjadi begitu bising oleh pertengkaran kami berdua. Roh Dewi Athena terus saja menyalahkan dan memojokkan aku. Tidak ingin terus diserang aku pun menyerang balik perkataannya dengan mengungkapkan pikiranku tentang para Dewa.

“Kau tahu bagaimana ibu dan adikku meninggal?.”

[……]

Itu adalah masa yang sangat sulit dimana Zeus yang terlalu sibuk menghamili adik dan anaknya sendiri, hingga lupa untuk menurunkan hujan. Akibatnya seluruh daratan mengalami kekeringan berkepanjangan yang berujung pada kelaparan. Di masa kekurangan makanan, pemuka kultus yang mengabdi pada dewa Zeus justru terus meminta agar penduduk desa tempat aku tinggal untuk mempersembahkan semua makanan yang kami miliki pada altar Zeus. Karena percaya akan adanya karunia dari dewa, pada akhirnya kami yang kelaparan hanya menonton semua makanan itu membusuk di atas altar.

“Sangat bodoh bukan?.”

[…….]

Persembahan telah membusuk namun hujan belum juga diturunkan. Justru yang kami dengar adalah jika Zeus telah memiliki anak dari adiknya sendiri. Dengan alasan untuk merayakan kabar baik tersebut ketua kultus memerintahkan untuk mengorbankan satu anak perempuan termuda dari sebuah keluarga. Di saat itulah aku kehilangan adikku.

“Aku masih mengigat dengan jelas jeritan adikku saat seluruh penduduk desa memakannya hidup-hidup.”

Tanpa menyentuh sedikitpun daging yang mereka berikan padaku, aku terus mencoba bertahan dengan meminum air mataku sendiri. Setelah pengorbanan ketua kultus berkata dengan mulut penuh darahnya jika desa akan diberkati. Namun esoknya desa kami didatangi oleh para pemburu budak. Mereka menjarah kemudian membakar seluruh rumah warga, membunuh para pria dan mengambil semua wanita.

Apakah dipaksa berjalan sejauh ratusan kilometer tanpa istirahat sambil dipukuli dan dicambuk adalah sebuah berkah?.

Lalu bagaimana dengan ibuku yang mati setelah dijadikan mainan para pemburu budak, apa itu juga berkah seperti yang dia katakan?.

“Ibu mengatakan permintaan maaf karena telah melahirkan ku, sehingga membuatku menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Dia meningal dan mayatnya dibuang begitu saja di pinggir jalan.”

[……..]

“Hanya sebuah cerita biasa bukan?, Aku yakin kau pernah mendengar cerita yang lebih bagus dari yang aku ceritakan barusan.” Tanpa sepatah kata pun, Athena memalingkan wajahnya. Apakah itu yang selalu Dewa dan Dewi lakukan saat melihat penderita manusia?.

***

Untuk sesaat keadaan sungai Akheron kembali tenang, hanya suara cipratan air yang diakibatkan oleh Charon saat mendayung perahu terdengar di sepanjang perjalanan.

Hingga memasuki sungai Kokitos (Ratapan) Aku dapat mendengar sayup-sayup suara penuh kesedihan dari dalam sungai. Melihat ke dasar sungai aku mendapati jiwa orang-orang yang telah berada di dalamnya selama ratusan tahun, mereka adalah jiwa dari orang yang mati tanpa persiapan atau tidak mendapatkan pemakaman layak, sehingga tidak memiliki koin untuk diberikan kepada si pemilik perahu.

“Mungkin ibuku adalah salah satu dari mereka.” Ucapku sambil melirik kearah Athena.

Aku dapat melihat tubuh Athena bergetar saat melihat jiwa tidak beruntung di dasar sungai. Namun menyadari tatapanku, sang Dewi perang itu kembali bertanya untuk mengalihkan perhatian.

[Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang. Apa akhirnya kau akan menerima tawaran dari Hades untuk menjadi iblis?. Kau bisa hidup abadi dengan itu.]

Dia berbicara dengan lebih tenang sekarang.

“Tidak sama sekali,”

[Hem.…]

“Aku telah melakukan taruhan dengan Father. Dia menjanjikan reinkarnasi pada jiwaku.”

[Kau percaya pada penguasa neraka?.]

Athena bertanya dengan raut wajah ragu.

“Aku lebih percaya pada Father yang memberiku kesempatan untuk membalas dendam daripada semua dewa yang hanya menonton penderitaan umat manusia.”

Udara sekitar perlahan terasa panas, aliran sungai yang tenang mulai bergejolak disertai uap hingga tidak lama kemudian mendidih. Melewati sungai Kokitos, perahu akhirnya berlayar di sungai Flegethon (Sungai api). Api di mana-mana hingga aku merasa perahu ini tengah mengapung di atas minyak yang terbakar.

Athena terlihat kesulitan saat melewati sungai ini, entah itu karena panasnya api sungai atau karena ingatannya saat terbunuh oleh api penyucian kembali muncul. Dia mengingatkanku pada adikku yang ketakutan saat mendengar akan dijadikan pengorbanan, aku menarik tangan Athena untuk duduk di sampingku. Tanpa perlawanan berarti Athena menurut.

Charon terus mengayuh, aku dapat melihat senyum di bibirnya saat menatap Athena mulai menangis di pangkuan. Dia telah menahannya saat berada di sungai Ratapan, namun akhirnya air matanya tak dapat di bendung saat mengingat kesalahan yang timbul dari efek panasnya sungai Api. Athena terus meminta maaf padaku dan pada manusia yang seharusnya bisa dia selamatkan.

Hawa panas mulai mereda berganti dengan kesejukan yang membuat aku ingin beristirahat. Air sungai mendidih berganti dengan sungai yang begitu wangi beserta gelembung terus bermunculan naik keatas hingga akhirnya meletus. Aku merasa ingatanku melupakan sesuatu saat melihat letupan gelembung itu.

Perahu telah memasuki sungai Lethel (Sungai Kelalaian). Jika tertidur selama melewati sungai ini maka ingatan seseorang selama hidupnya akan terhapus. Menyadari itu aku terus berusaha terjaga, sementara Roh Athena yang baru saja menangis begitu kelelahan hingga tertidur di pangkuanku. Sambil terus berusaha agar tetap sadar aku terus mengingat apa yang begitu berharga.

[Ah.…]

Athena terbangun saat perahu keluar dari sungai kelalaian, dia terlihat kebingungan seperti telah melupakan banyak hal.

[Kenapa aku menjadi Roh?.]

Dia bertanya seperti telah melupakan bagaimana dia mati.

“Aku membunuhmu.” Balasku tanpa ada niatan untuk memanipulasi Dewi yang saat ini duduk di sampingku. Athena begitu terkejut sehingga dia segera beralih ke tempat duduk sebelumnya. Aku dapat melihat kemarahan di mata Athena, sungai Stiks (Sungai Kebencian) mempengaruhi Athena. Jika jiwa manusia yang melewati sungai Stiks jatuh pada kebencian yang terdapat pada hati maka dia akan menjadi arwah jahat penghuni neraka. Aku tidak tahu apakah itu juga berpengaruh terhadap Dewa.

Kebencian pada diri Athena mulai tumbuh semakin besar, itu terlihat jelas dari Aura hitam yang mulai merebak keluar, Aura yang sama seperti para Undead. Tapi tiba-tiba…

Thung! Charon si pengayuh perahu memukul kepala Athena dengan dayungnya. [Auu... Kenapa kau melakukan itu?.] Bentak Athena penuh kemarahan sambil memegang bagian atas kepalanya yang sakit. Perlahan kemarahan Athena mereda seolah dia kembali mendapatkan ingatannya yang menghilang di sungai kelalaian.

Selanjutnya Athena hanya menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi dia terlihat kesulitan untuk mengatakannya. Hingga setelah melewati sungai terakhir, perahu berlabuh di depan gerbang yang begitu besar. Gerbang yang dijaga oleh anjing berkepala tiga.

“Terimakasih atas tumpangannya tuan Charon.” Aku berterimakasih pada si pemilik perahu setelah menginjakkan kaki di daratan.

“Sudah menjadi tugasku nona muda. Dan tolong sampaikan salam ku pada Raja Hades dan Ratu Persefon.”

“Tentu.”

Charon kemudian meninggalkan dermaga kembali menuju tempat awal untuk menjemput arwah lainnya. Tinggal kami berdua menatap gerbang neraka, tanpa menunggu lama aku berjalan lalu Athena mengikuti dari belakang.

Anjing neraka langsung menyambut kehadiran kami. Dengan ganas anjing berkepala tiga itu berlari menuju kemari, cairan panas lahar yang keluar dari mulutnya berceceran pada jalan yang anjing itu lewati. Athena yang merasa terancam segera bersiap untuk melakukan serangan dengan pedang cahayanya. Tapi aku menghentikan Athena.

Guk! Anjing raksasa setinggi tiga meter itu menindih tubuhku, “Hahaha… Cery, Bery, Rushlan, aku pulang.” Aku sangat senang anjing peliharaan Raja neraka ini masih mengingatku. Sementara itu Athena hanya terdiam menatap dengan tidak percaya apa yang sedang aku lakukan.

***

To Be Continue

[Note: Author bingung mau nentuin genre cerita ini apakah Survivor Apocalypse atau Game Vrmmorpg. Tolong para pembaca sekalian kasih masukan di kolom komentar, terimakasih]

Low 3: New Friend New World

Aku berdiri di depan di hadapan raja neraka,l. Sementara Athena berdiri di sampingku, tubuhnya bergetar karena ketakutan, untuk meredam ketakutannya ia mencoba menenangkan diri dengan menggenggam tanganku.

“Jadi, kau gagal memberikan gunung Olympus untukku dan justru menghancurkan istana di atasnya?.” Suara yang begitu mengintimidasi dari seorang pemuda tampan yang terlihat seolah masih berusia 25 hingga 30 tahu. Walaupun sebenarnya usianya sudah puluhan ribu tahun.

“Hieeeh!.” Athena hampir menangis saat merasakan tatapan Raja neraka Hades tertuju padanya.

“Haha… janganlah seperti itu sayang, kau menakuti keponakan kita.” Ratu dunia bawah, Persefone tersenyum lembut pada Athena. Hades hanya menghela nafas panjang pada perkataan istrinya, dia tidak merasa melakukan apapun yang salah namun diharuskan memperbaiki segalanya. “Hentikan percakapan ini, waktu anak itu sudah tidak banyak.” Hades segera mengalihkan topik pembicaraan.

***

Reinkarnasi, bagaimana jika kau diberikan kesempatan untuk melakukan reinkarnasi, ingin menjadi seperti apa kau nantinya?.

“Kau akan menjadi pohon.”

“Heh?.”

Aku dibuat kebingungan oleh perkataan Dewi musim semi Persefone. Athena pun tidak mengerti dengan yang bibinya katakan, sementara Hades menyunggingkan senyum seolah dia tahu apa yang akan terjadi pada ku setelah Reinkarnasi. “Ini akan menyenangkan untuk dilihat.” Ucapnya.

“Dewa Dewi yang menyetujui suatu jiwa melakukan Reinkarnasi akan mempengaruhi hasil jiwa tersebut akan menjadi apa. Aku sebagai Dewi musim semi dan suamiku yang merupakan penguasa neraka menyetujui reinkarnasi jiwamu sehingga menghasilkan dua kemungkinan pada jiwamu nantinya akan menjadi seperti apa.”

Dewi Persefone menambah jika tidak ingin menjadi sebuah pohon aku bisa memilih menjadi iblis. Tapi masalahnya iblis hanya akan hidup di dalam neraka, dan mereka akan terus menjadi budak dari Hades. ‘Itu tidak ada artinya jika aku hanya hidup didalam dunia panas penuh jeritan dan ratapan orang-orang berdosa.’ Aku merasa kesulitan untuk memilih keputusan.

“Tapi beruntungnya setelah kau memiliki tubuh Dewi Athena, reinkarnasi mu tidak akan menjadi sebuah pohon biasa.”

“Tu… tubuhku!, Apa yang kau rencanakan pada tubuhku!.” Athena terlihat panik, dia membayangkan beberapa hal aneh di otaknya Sekarang.

Karena terus di desak dengan wajah yang berlinang air mata, aku pun mengatakan rencana ku pada Athena, “Jiwaku membutuhkan wadah yang mampu bertahan dari perjalanan antar dimensi.” Athena tentu terkejut dengan rencana ku yang ingin menggunakan tubuhnya untuk menyeberang ke dimensi lain. Namun bukan tubuhnya yang Dewi itu khawatirkan melainkan sesuatu yang lain.

“Aku akan merelakan tubuhku untuk membayar semua dosa yang telah aku lakukan karena membiarkan kehidupan yang kau jalani penuh dengan penderitaan.” Dia terlihat seperti seorang Dewi sekarang, berbeda dengan beberapa saat lalu yang terus menangis. “Aku berharap kau mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia baru itu.”

Athena menggenggam kedua tanganku, posisi kami yang saling berhadapan membuat kami mungkin begitu dekat hingga kepala kami saling bersentuhan. Dewi memberikan berkatnya, aku dapat merasakan kehangatan tangan yang Athena genggam.

Kemudian jiwaku mulai bersinar menandakan proses reinkarnasi telah dimulai, Athena tetap menggenggam tanganku walaupun tubuhku mulai menjadi serpihan cahaya. Aku terkejut saat melihat air matanya kembali mengalir, dan itu terasa berbeda, entah kenapa aku merasa begitu sakit. Itu mengingatkan ku pada adikku yang ketakutan memikirkan jika kami tidak pernah bertemu lagi.

“Di sungai Akheron kita saling menemukan diri kita sendiri. Membicarakan tentang satu sama lain, melempar argumen, membantah pendapat yang lain. Hingga pada akhirnya kita menyadari jika kau dan aku hanya orang asing.”

“Tapi, seiring perahu menyusuri sungai. Kita bertahan dari semu ujian bersama-sama, kita mulai membuka diri, tidak ada lagi orang asing. Aku melihatmu dengan cara yang berbeda sekarang. Terasa begitu aneh dan menyakitkan saat menyadari semua itu akan segera berakhir.”

Terasa hangat air mata yang mulai mengalir di pipiku. Entah sudah berapa lama aku tidak menangis, apa itu saat aku kehilangan ibu, entahlah. Melihat Athena yang tidak lagi menahan air matanya seperti saat berada di atas perahu membuatku ingin menenangkannya, tapi aku tidak mungkin memberikan dia sebuah harapan palsu.

“Aku tidak tahu apakah kita akan bertemu lagi, tapi aku berharap itu bisa terjadi.” Aku melepas salah satu tangan yang Athena genggam untuk mengusap kepalanya.

“Ini sangat menyedihkan.” Komentar Dewi Persefone sambil mengigit sapu tangan yang sudah basah kuyup oleh air matanya. “Oh yeah?.” Hades terlihat tidak peduli. “Hades, hatimu benar-benar terbuat dari batu!.” Dewi Persefone marah pada sikap suaminya, dia pun memukul dada raja neraka itu.

“Ugh… aku hanya sedikit kebal dengan kesedihan akan perpisahan, karena setiap tahun aku merasakan hal yang sama saat kau meninggalkanku demi membawa musim semi pada dunia.” Perkataan Dewa Hades perlahan membuat pipi Dewi Persefone merona. “Bagaimana menurutmu jika kita memiliki dua putri?.” Pertanyaan Dewi Persefone membuat seluruh neraka berguna hebat saat Dewa Hades terbatuk-batuk.

Pada akhirnya jiwaku pun menghilang, aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya pada Athena, tapi kami berjanji akan menjalani kehidupan seperti yang kami inginkan mulai sekarang. Aku tidak membayangkan apa yang akan Athena lakukan, dia adalah seorang Dewi yang paruh pada raja Dewa, apa kah dia nantinya akan membelot dari ayahnya untuk melakukan apa yang menurutnya benar?.

Siapa yang tahu, aku hanya berharap dia mendapatkan kebahagiaan mulai sekarang.

‘Hidup menjadi sebuah pohon, namun Dewi Persefone mengatakan jika aku tidak akan menjadi pohon biasa. Aku penasaran dengan apa yang dia maksud dengan ‘tidak biasa’.’ Kesadaran ku mulai menghilang mana kala cahaya terang bersinar memenuhi seluruh penglihatan ku.

***

Sementara itu di sebuah dunia yang terletak di dimensi yang berbeda.

[Dengan persetujuan yang telah di sepakati oleh berbagai pihak (dewa), maka dengan ini sistem dunia resmi ditetapkan pada Planet 17662]

[Prosedur outbreak segera di proses]

Guncangan gempa terjadi di segala penjuru dunia. Ditengah kepanikan penduduk bumi, monster datang dari dalam gua yang mulai bermunculan. Itu adalah pembantaian, jutaan manusia tewas, pemimpin berbagai negara panik, hujan nuklir menambah kekacauan. Seolah kiamat telah terjadi.

Hari itu hampir separuh populasi manusia di bumi telah musnah, dan jumlahnya akan turus membengkak dihari berikutnya. Kota hancur oleh pengeboman, radiasi menyebar di atmosfer. Mereka yang masih bertahan mencoba mendirikan koloni di bawah tanah.

Tapi kembali ke beberapa hari sebelum semua itu terjadi. Di atas sebuah bukit tengah kota terdapat sebuah tunggul pohon yang telah mati dan lapuk, namun perlahan sisa dari sebuah pohon itu disinari cahaya kehijauan. Seolah diberikan kehidupan, tunggul pohon yang lapuk menghitam perlahan warnanya kembali cerah seperti sebuah pohon yang barusaja di tebang. Lalu dengan cepat sebuah tunas baru muncul diatasnya.

“Pemandangan yang luar biasa.” Suara terdengar dari tunas kecil itu seolah menikmati pemandangan kota di sekitar bukit.

***

To Be Continue.

[Note: well… setelah pertimbangan masak memasak yang lumayan bikin otak ngebul, akhirnya author memutuskan untuk mengambil genre Survival Apocalypse. Ini didasarkan dari pengembangan cerita karena dua novel author sebelumnya yang menceritakan tentang game Vrmmorpg selalu berhenti saat dunia game dan kenyataan bersatu. Yah itu stuck dan itu sangat menjengkelkan]

[Note: Maaf buat kalian yang kesal karena author sangat plin-plan, lagi pula jangan terlalu berharap banyak pada Novel ini karena mungkin juga akan bernasib sama seperti novel lainnya yang berhenti di tengah jalan.]

[Note lainnya: Dan yang terakhir, novel ini mungkin akan mirip dengan Chat story Apocalypse in my Mind, dengan kekuatan alam dan sebagainya.]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!