Tidak pernah terpikir dalam benak Mondy untuk bisa menginap sekamar dengan Keyla. Seorang artis muda yang tengah naik daun, apalagi Keyla adalah adik tiri mantan kekasihnya. Awalnya dia akan tidur saja di mobil, tapi entah kenapa Keyla akhirnya berbaik hati dengan memberinya izin untuk tidur di sofa kamar hotel yang disewa Keyla.
Mondy bukanlah laki-laki miskin yang tidak bisa membayar kamar hotel. Hanya karena mereka datang terlalu malam dan tidak ada lagi kamar kosong, akhirnya Mondy mendapat hikmah dengan tidur di kamar Keyla.
“Awas, jangan macem-macem ya, inget! Kamu tidur di sofa!”
"Iyalah, lagian gini-gini masih perjaka aku tuh. Apa dia pikir aku sama kayak Barakokok. Seenaknya aja nodai pacar orang. Mana anaknya udah gede baru dinikahin, huh dasar cowok breng.sek," gumam Mondy yang setelah itu malah tersenyum menang. Setidaknya ia mengakhiri hari dengan melihat wajah cantik Keyla. Tidak rugilah meskipun ia hanya jadi sopir.
Keesokan harinya Mondy menemani Keyla pemotretan. Bahkan, Mondy sempat menggantikan model pria yang berhalangan hadir. Setelah itu, mereka pun kembali ke ibukota. Saat dalam perjalanan itu, manajer Keyla yang sedang izin sakit tiba-tiba menelepon. Keyla pun berpikir positif, pasti manajernya khawatir karena ia melakukan pekerjaan sendiri tanpa manajernya.
Alangkah terkejutnya Keyla saat mendapat kabar bahwa ada yang diam-diam memotret dan mengambil video Mondy dan Keyla saat masuk ke hotel. Sontak saja banyak berita simpang siur yang beredar luas.
Sesampainya di Jakarta dan berdiskusi dengan pihak manajemennya, mereka justru mengusulkan agar Keyla dan Mondy menikah, tapi Keyla tidak bisa. Karena skandal itulah, akhirnya Keyla memutuskan untuk pergi meninggalkan negaranya. Ia pergi meninggalkan dua hati yang masih menunggu balasan darinya. Ia juga meninggalkan skandal yang mungkin hanya akan mereda, tapi belum tentu benar-benar padam.
*************
Lorong utama sebuah rumah sakit begitu sepi malam ini, menciptakan kesan angker yang membuat bulu kuduk berdiri. Wanita berambut panjang dengan gaun putih setinggi lutut tiba-tiba muncul dari lorong lain yang membuat jantung seorang laki-laki berdebar keras. Bukan karena mengira wanita itu adalah hantu, tapi karena ia sempat melihat wajah yang sangat dirindukannya dari sosok wanita itu. Wanita yang selama enam bulan ini meninggalkannya dalam kesendirian dan menunggu tanpa kepastian.
Selama penantian itu, rasa cinta dan kesetiaannya diuji. Hatinya terasa hancur karena tidak ada satu pun akses yang bisa memberinya kabar tentang wanita itu. Meski begitu, ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya dan selalu terlihat baik-baik saja di hadapan semua orang. Namun, hampir setiap malam ia hanya bisa menatap jutaan bintang di balkon kamarnya. Berharap bintang-bintang itu akan menyampaikan kerinduannya pada sang pujaan hati.
Laki-laki itu segera tersadar. Karena tak mau kehilangan jejak lagi, laki-laki itu berlari dan memanggil nama yang sangat ia rindukan. “Keyla.”
Suara berat itu menggema di koridor rumah sakit, tepat saat wanita yang dipanggil Keyla itu hendak berbelok. Suasana rumah sakit yang sangat sepi membuat indra pendengarannya bekerja maksimal. Ia yang merasa namanya dipanggil pun menghentikan langkahnya dan menoleh.
Dari ujung lorong rumah sakit, ia melihat laki-laki yang beberapa bulan lalu ditinggalkannya karena tidak mau diajak menikah. Keyla melihat laki-laki yang membawa buket bunga itu berjalan semakin dekat dan tak lama dia pun berlari.
Jantung Keyla kembali berdebar keras. Debaran yang selama ini ia pikir telah hilang, nyatanya kembali hadir setelah melihat wajah tampan itu berlari ke arahnya. Hingga tiba-tiba sebuah bisikan penuh luka memenuhi gendang telinganya. “Aku merindukanmu, Key.”
Keyla merasakan hangatnya pelukan laki-laki itu. Akan tetapi, tubuhnya tidak mau bereaksi dengan membalas pelukannya. Keyla hanya diam dan membiarkan laki-laki itu menumpahkan rasa rindu yang selama ini menggerogoti hatinya yang terluka sejak kepergian Keyla.
Semakin lama pelukan itu semakin terasa erat. Keyla merasa hatinya berdesir saat merasakan cinta Mondy yang telah lama ia lupakan itu kembali hadir. Namun, Keyla tidak ingin hanyut dalam perasaannya yang masih abu-abu. Ia mendorong paksa tubuh kekar itu hingga menjauh darinya.
"Stop, Mon! Aku mau jenguk Sheina.” Keyla berbalik badan dan berjalan cepat menuju ruang perawatan kakaknya. Padahal ia sengaja memilih waktu malam hari supaya tidak ada yang tahu tentang kepulangannya, tapi justru laki-laki yang membuatnya pergi itulah yang pertama kali melihat kedatangannya.
Tujuan Keyla kembali ke Indonesia memang hanya untuk menjenguk Sheina dan rencananya ia akan kembali lagi setelah bertemu dengan kakak tirinya itu.
"Key, kita harus bicara." Mondy meraih tangan Keyla dan menahannya. Ia sudah sangat lama menantikan kehadiran Keyla, sehingga ia pun tak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk membicarakan masalah mereka yang belum selesai.
Keyla tahu, jika ia berbicara dengan Mondy, ia pasti akan semakin bingung dengan perasaannya. Bahkan, mungkin Mondy bisa mempengaruhi rencananya untuk segera kembali ke Milan, Italia.
Keyla melepaskan tangan Mondy yang memegang lengannya. Dengan berat hati, ia berkata, "Sory, aku nggak bisa." Keyla berlari meninggalkan Mondy yang mematung sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Apa Keyla benar-benar menolaknya?
🥨🥨🥨Selamat pagi, karya baru aku lagi gaess. Jangan lupa like, komen, favorit dan hadiahnya ya. Kalau mau dishare ke sosmed juga boleh banget wkkkkkk💐💐💐
Mondy mengikuti Keyla yang berlari. Kedatangannya ke rumah sakit memang untuk menjenguk Sheina dan tidak menyangka akan bertemu wanita yang dicintainya di tempat ini.
Keyla masuk ke ruang rawat Sheina setelah mengetuk pintu, ia sangat terkejut saat melihat Bara dan Sheina tengah berciuman dan sepertinya mereka tidak menyadari kehadirannya. Keyla berbalik badan, tapi karena pergerakannya terlalu tiba-tiba membuat tubuhnya bertabrakan dengan Mondy yang hendak masuk ke ruangan Sheina.
Mondy melihat mantan kekasihnya yang baru saja melahirkan itu tengah berciuman dengan suaminya yang juga musuh bebuyutan Mondy. Mondy paham kenapa Keyla tiba-tiba berbalik badan dan membuatnya tertabrak.
“Kalian ini nggak tahu tempat atau gimana sih?” cibir Mondy yang membuat dua manusia itu kalang kabut.
Sheina langsung mengusap bibirnya, sedangkan Bara menegakkan posisinya. Wajah Sheina tiba-tiba semringah saat menyadari ada Keyla yang berdiri di dekat Mondy.
“Kapan kamu datang, Key?” tanya Sheina yang sudah lama tidak bertemu dengan adik tirinya itu.
Keyla berjalan mendekati Sheina, ia lalu menghambur dalam pelukan Sheina yang sudah seperti kakak kandungnya. “Baru aja kok, Shein. Aku langsung ke mari karena aku nggak sabar ingin lihat keponakan aku.” Keyla melepas pelukannya, lalu memberikan hadiah dalam papperbag kepada Sheina. “Ini pelancar ASI, aku ingat saat melahirkan Gabriel kamu kesulitan mengeluarkan ASI, jadi aku pikir ini pasti bermanfaat buatmu,” ucapnya lagi.
“Makasih Key, kamu memang yang selalu ngertiin aku.” Sheina menerima hadiah pemberian Keyla.
Mondy berjalan menghampiri Sheina dan Keyla. Bara yang memang cemburuan, menatap sinis pada buket bunga yang dibawa Mondy.
“Aku mau gendong ponakan aku,” ucap Keyla yang mencoba menghindari Mondy. Ia berpaling dan menghampiri bayi perempuan yang tertidur di ranjang bayinya.
Bara bertanya pada Mondy yang ingin menyentuh pundak Keyla tapi gagal. “Ngapain bawa bunga?”
Mondy menghela napas berat, tadinya ia memang membawa bunga sebagai permintaan maaf karena datang malam-malam, tapi karena ia malas dengan sikap Bara, Mondy pun berbohong. “Bunganya buat anak kamu, bukan buat Sheina. Kali aja jodoh aku itu anak kamu,” jawab Mondy.
Bara mendelik mendengar jawaban yang dilontarkan Mondy. Menjadi ipar saja ia tidak setuju, apalagi menjadi menantu. “Ogah ya, aku punya mantu setua kamu, dasar Kukis Lebaran”
“Ya udah kalau gitu kita jadi saudara ipar aja, Barakokok,” sahut Mondy sembari memainkan alisnya naik turun.
Keyla dan Sheina sudah bosan mendengar perdebatan tidak penting dua lelaki dewasa itu. Keyla lebih memilih untuk menggendong keponakannya yang ternyata baru bangun dan langsung menangis.
“Tuh, anak aku nangis gara-gara denger suara kamu,” ucap Bara yang menyalahkan Mondy atas tangisan bayinya.
“Mending kalian keluar dulu deh, dia itu pusing, baru aja lahir udah disambut perdebatan kalian yang nggak penting,” sahut Keyla sembari melirik Mondy. Satu hal yang membuatnya ragu-ragu untuk menikah dengan Mondy meski laki-laki itu mencintainya. Mondy masih seperti anak kecil saat berhadapan dengan Bara. Dua CEO muda itu tidak pernah akur sekali pun mereka sudah sama-sama dewasa.
Mondy yang dilirik Keyla tidak berani menjawab meski mulutnya sudah sangat gatal ingin membalas Bara. Akan tetapi, semua itu ia tahan demi harga dirinya di depan Keyla karena Mondy masih ingin berbicara banyak dengan Keyla.
Sheina merasa ada yang aneh dengan diamnya Mondy. Ia rasa Mondy dan Keyla harus menyelesaikan masalah mereka dengan bicara dari hati ke hati. Sheina pun mencari alasan yang tepat supaya mereka bisa bicara berdua. “Key, biar Bara saja yang temenin aku, kamu sama Mondy tunggu di luar dulu nggak apa-apa, kan?”
🥨🥨🥨Mohon maaf ya gaess kalau ada yang bingung bab 2 kok diulang, mungkin yang tadi pagi udah baca bab 1 bisa baca ulang ya soalnya ada sedikit perubahan hehe. Lope you All💐💐💐❤❤
Keyla dan Mondy menunggu di depan kamar tempat Sheina dirawat. Sheina yang ingin memberikan ASI untuk bayinya sedang butuh privasi agar tidak malu karena ada Mondy. Keyla pikir, Sheina menyuruhnya keluar pasti karena tidak ingin terjadi keributan jika Bara dan Mondy harus menunggu di luar, karena itulah Sheina memintanya untuk keluar.
Sementara itu, Mondy yang harus terusir dari ruangan Sheina pun justru merasa bahagia. Ia pikir ini adalah kesempatan emas untuk bisa berbicara dengan Keyla. Ia mendekati Keyla yang duduk di kursi sofa menunggu Sheina selesai menyusui bayinya.
Keyla yang menyadari Mondy bergerak mendekatinya, lalu berdiri dan ingin menghindar. Namun, Mondy justru mencekal tangannya dan menahan gerakan Keyla.
“Kenapa kamu menghindariku, Key?” tanya Mondy yang kini menyejajarkan posisi mereka. Kini, ia bisa melihat jelas raut wajah Keyla dari dekat.
“Bukankah semuanya udah berlalu?” tanya Keyla yang berusaha menekan perasaannya. Hubungannya dengan Mondy menjadi aneh karena skandal itu. Meski semua hanya kesalahpahaman, tapi gosip yang beredar sudah mematahkan impiannya.
Keyla pikir semua yang terjadi memang disengaja oleh Mondy, apalagi Mondy langsung mengajaknya menikah hanya karena skandal itu. Kecurigaan itu jugalah yang membuat Keyla ragu dan memilih pergi jauh dari Mondy.
“Bagi kamu mungkin udah berlalu, Key. Tapi bagi aku enggak. Enam bulan aku tunggu kabar dari kamu, aku tunggu kamu kembali dan terima perasaan aku. Aku beneran cinta sama kamu, Keyla.” Mondy mengutarakan lagi perasaannya yang dulu juga pernah ia ungkapkan.
“Mondy, kamu nggak tahu apa-apa tentang aku. Mungkin perasaanmu itu cuma obsesi aja. Karena aku adalah adiknya Sheina, mantan pacar yang sangat kamu cintai,” ucap Keyla yang berusaha melepaskan tangan Mondy dari tubuhnya. Ada desiran aneh saat ia mengatakan isi pikirannya itu. Entah benar atau salah, Keyla tidak bisa mempercayai sepenuhnya perasaan Mondy kepadanya.
Mondy menghela napas berat. Bisa-bisanya Keyla berpikir seperti itu. Kalau Mondy hanya mencintai Sheina, kenapa ia rela menunggu berbulan-bulan kedatangan Keyla yang tidak pasti. Padahal bisa saja Mondy mengencani gadis lain siapa pun kalau ia mau.
“Key, aku harus apa biar kamu percaya sama aku? Apa aku harus pindah rumah? Padahal aku berharap kamu bisa menjadi Bu RT di komplek itu,” ucap Mondy dengan lirih.
Belum sempat Keyla menjawab, tiba-tiba ponselnya berdering. Seorang teman seprofesi meneleponnya dan membuat Keyla memiliki kesempatan untuk menjauhi Mondy.
“Ya, halo Fan.” Keyla berjalan menjauh dari ruang rawat Sheina.
Namun, Mondy yang penasaran justru mengikutinya diam-diam. Sampai akhirnya, Keyla berhenti di taman rumah sakit dan duduk di bangku panjang taman itu.
“Perusahaan apa?” tanya Keyla yang kini sudah duduk tenang.
“Iya, perusahaannya namanya Garuda Grup. Mereka mau bikin iklan parfum dua hari lagi, dan kamu tahu, kan, ibu aku harus dibawa ke Singapura untuk operasi. Aku udah kirim foto kamu ke mereka tadi dan mereka oke. Kamu bisa gantiin aku, kan?”
“Kenapa harus Garuda Grup sih Fan. Kalau perusahaan lain sih aku bisa!” ucap Keyla yang tidak menyadari ada Mondy yang menguping tak jauh darinya.
Kening Mondy berkerut saat mendengar nama perusahaannya disebut. “Keyla nyebutin Garuda Grup!? Ada apa ya? Emangnya dia ada kerja sama dengan perusahaanku?” gumam Mondy yang sengaja menguping pembicaraan Keyla.
“Ya sudah deh. Aku usahain. Nggak mungkin juga CEO-nya ngawasin proses syuting iklan,” ucap Keyla yang kemudian berdiri dan berbalik badan. Matanya menangkap jelas keberadaan Mondy yang tiba-tiba ada di depannya.
Mondy yang juga terkejut dengan gerakan tiba-tiba dari Keyla justru berusaha kabur dan malah menabrak tong sampah yang ada di sampingnya.
“Mondy! Kamu ngapain di sini?”
🥨🥨🥨Like komennya jangan lupa gaess💐💐💐
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!