NovelToon NovelToon

Favorite Sin

Prolog & Visual

Nadine Zerina Bimantara, 22 tahun, bekerja sebagai seorang akuntan di salah perusahaan swasta. Nadine adalah sosok wanita yang penuh kasih sayang dan sangat mudah bergaul dengan sesama. Tidak sombong, murah senyum, ditambah lagi kecantikannya yang paripurna mampu membuat banyak orang terpesona.

Nadine tinggal bersama ayah dan kakak laki-lakinya dalam sebuah rumah sederhana. Walau Nadine dibesarkan tanpa kehadiran seorang ibu, itu tidak membuat Nadine merasa kekurangan kasih sayang. Dia tetap merasa bahagia karena selalu dimanja oleh ayah dan kakaknya itu.

Mulanya hidup Nadine berjalan normal seperti wanita pada umumnya. Diterima di perusahaan yang sudah lama diimpikannya, memiliki penghasilan tetap, serta keluarga yang harmonis. Namun semuanya berubah ketika Nadine menemukan ayah yang dicintainya tergeletak dengan bersimbah darah di ruang tamu selepas Nadine pulang bekerja. Lalu kakak laki-laki yang sangat disayanginya juga menghilang secara mendadak tanpa meninggalkan jejak.

Dan disaat itulah, pertahanan Nadine mulai runtuh. Hidupnya sangat hancur hanya dalam waktu sekejap saja. Dalam hatinya bertanya-tanya siapa yang sudah tega melakukan ini pada kedua orang yang sangat ia sayangi dan kasihi. Nadine pun bertekad untuk mencari tahu ada apa dibalik kejadian ini semua...

...****************...

Adrian Rhys Natadipura, usia 30 tahun, seorang CEO Adrian Corps dan business tycoon terkenal yang sukses merajai dunia bisnis dalam genggamannya. Adrian adalah pria introvert berkharisma dengan sejuta misteri yang tersimpan dalam dirinya. Kelebihan yang dia miliki terletak pada ketajaman bisnis dan kemampuan intelektual nya yang tinggi.

Sosoknya yang begitu tampan, tinggi semampai, sikapnya yang cuek dan dingin, serta tatapannya yang mematikan mampu mengintimidasi banyak orang diluar sana. Pesona dan kharisma yang terpancar dari Adrian tak dapat terelakkan lagi, itulah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang...

Sayangnya, Adrian tidak mengenal apa itu arti cinta dan kasih sayang. Bahkan dia sangat membenci kedua hal itu. Baginya cinta dan kasih sayang hanyalah omong kosong belaka. Yang dia tahu..itu hanya bagaimana caranya merebutkan dan mempertahankan sebuah kekuasaan. Saat berusia 16 tahun, Adrian pernah bersumpah bahwa dia tidak akan menikah dan memiliki keturunan. Dan sampai detik ini pun, dia masih memegang teguh prinsip itu.

Hatinya sudah lama mati semenjak dia merasakan penderitaan, kehilangan, dan pengkhianatan. Sebuah ketulusan, kemurnian, dan kesucian itu tidak pernah nyata adanya. Meskipun ia dikelilingi oleh kasih sayang dari kedua orang tua yang lengkap beserta keempat adiknya, semua itu tidak cukup mampu untuk meruntuhkan benteng pertahanan yang ia buat sedari kecil. Menutup dari dunia luar sudah menjadi keahliannya.

Tak disangka-sangka, hidup telah mempermainkannya sekali lagi. Pertemuannya dengan seorang wanita bernama Nadine telah mengubah dan merusak semua rencana hidupnya. Tanpa sengaja Adrian memiliki keterkaitan yang erat dengan peristiwa penembakan yang terjadi di rumah Nadine.

Demi seorang Nadine, Adrian telah mengingkari sumpahnya untuk tidak akan pernah menikah. Dan bersama dengan Nadine, Adrian melakukan pengasingan. Merahasiakan identitasnya dari dunia luar demi bisa untuk menguak misteri hidup mereka satu persatu.

Hanya satu tujuan Adrian..yaitu balas dendam. Dia ingin membalaskan semua rasa sakit yang pernah dirasakannya di masa lalu. Andai kata musuh sudah ada di tangannya, maka tidak akan ada lagi kata ampun bagi seorang Adrian. Dia pasti akan membuat perhitungan habis-habisan terhadap siapa saja yang berani mengusik ketenangan hidupnya.

**VISUAL**

*NADINE ZERINA BIMANTARA*

![](contribute/fiction/4607704/markdown/23700509/1649653879130.jpg)

*ADRIAN RHYS* *NATADIPURA*

![](contribute/fiction/4607704/markdown/23700509/1650258371452.jpg)

SEAN MALIK SANTOSO

![](contribute/fiction/4607704/markdown/23700509/1650258371451.jpg)

**Side Notes**:

**Hi teman-teman semua, salam kenal yah...cerita ini adalah karya pertamaku! Jadi mohon maaf ya kalau ada salah kata dan penulisan dalam cerita ini. Kritik dan saran dari para readers juga dibutuhkan untuk membantuku agar bisa improve! semoga kalian suka dengan ceritanya...jangan lupa like dan favorit supaya bikin aku semangat buat crazy up**!

**terima kasih** :)

MORNING ROUTINE

AUTHOR POV

Di pagi yang mendung ini, waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Nadine tengah bersiap diri untuk menuju kantor setelah lama menghabiskan waktunya di dalam kamar mandi.

Ya, Nadine adalah satu dari sekian banyak wanita yang memang suka berlama-lama di kamar mandi. Dia sangat pandai dalam merawat diri. Mulai dari menggunakan body scrub, lulur, kemudian conditioner, lalu terakhir hair mask. Tak lupa ia juga rutin melakukan waxing pada beberapa bagian tubuh tertentunya.

Nadine adalah seorang wanita dengan perawakan tinggi yang sedang. Tubuhnya langsing, kulitnya juga putih, mulus, dan terawat bersih. Rambutnya panjang bergelombang berwarna Brunette Brown.

Memiliki bulu mata panjang dan lentik serta warna mata hazel, adalah salah satu daya tariknya yang begitu kuat. Dengan penampilan yang menarik dan tatapannya yang lembut serta penuh kasih sayang, Nadine mampu meluluhkan hati pria manapun yang mendekat.

Nadine sudah terlihat percaya diri sekarang. Dengan menggunakan silk blouse berwarna mint dan straight pants warna putih. Untuk riasan wajah, Nadine tidak memerlukan banyak polesan. Dia memang sudah memiliki kecantikan yang alami, sehingga makeup dengan natural look sudah cukup membuatnya tampak cerah dan bersinar.

Tak lupa Nadine mengikat rambutnya dengan gaya ponytail dan menyisakan beberapa anak rambut untuk tidak diikat agar menambahkan aksen manis. Setelah cukup puas dengan penampilannya hari ini, Nadine pun bersiap turun ke bawah dari kamarnya yang terletak di lantai 2 untuk menikmati sarapan bersama ayah dan kakaknya.

"Good morning, ayah!!" Nadine mengucapkan salam pagi untuk ayahnya tercinta yang sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.

"Morning too, princess kesayangan ayah! Sini sayang, duduk sini...kita makan sama-sama," balas Harun Bimantara, pria berusia 50 tahun yang sudah lama menjadi single parent untuk Nadine beserta kakak laki-lakinya.

Meski umurnya sudah memasuki kepala 5, itu tak membuat ketampanan di wajahnya luntur. Harun masih tetap terlihat prima dan gagah. Harun sangat mencintai dan menyayangi Nadine. Bagi Harun, Nadine akan selalu menjadi putri kecilnya yang akan terus dimanja.

"Kak Nathan mana yah? Kok belum kelihatan..masih mandi ya?" tanya Nadine.

"Iya kali, kakakmu itu kan lama kalau di kamar mandi..sama kayak kamu!" balas Harun.

"Ihhh..ayah!! Aku kan anak perempuan, ya wajar kalau mandinya lama..makeup nya lama! Kalau Kak Nathan kan cowok, harusnya ga perlu ribet!"

Tak lama terdengar hentakan langkah kaki mendekat ke arah ruang makan. Itu pasti suara sepatu Nathan Zafhar Bimantara, kakak laki-laki Nadine yang memiliki wajah tampan dan rupawan.

"Eh, cantiknya kakak udah sarapan aja nih! Kok ga nunggu kakak sih?" canda Nathan.

"Maaf kak, keburu laper...aku juga udah terlanjur janjian sama orang kantor untuk datang pagi. Ada berkas yang mau diurus."

"Ya udah, habis gini kakak antar kamu ke kantor ya? Mobil kamu kan masih di servis di bengkel, belum selesai kata montirnya."

"Okay, siap kak!"

Bersama dengan Harun, Nathan membangun sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan travel dan tour, usaha yang telah digeluti Harun selama 25 tahun lamanya.

Namun dalam 5 tahun terakhir, Nathan sedang sibuk dalam bisnis lain yang bergerak di bidang food and beverage. Dia membangun sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.

Di usia Nathan yang sudah menginjak 30 tahun, dia masih betah menyendiri. Bukan tidak mau berkeluarga, tapi kebanyakan wanita diluar sana tidak benar-benar mencintainya dan keluarganya..hanya mau hartanya saja.

Terakhir dia sempat berpacaran dengan seorang wanita yang cantik tapi arogan. Pernah sekali wanita itu menunjukkan sikap ketidaksukaannya terhadap Nadine. Alhasil Nathan memilih untuk memutuskan hubungannya dengan wanita itu.

Sama seperti Harun, Nathan sangat memanjakan Nadine. Dia akan melakukan apapun demi kebahagiaan adik satu-satunya itu. Bahkan dia rela memberikan dunianya untuk Nadine.

Sadar bahwa dia dan Nadine tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ibu, menjadikan Nathan mencurahkan segala kasih sayangnya dan bersikap protektif pada adik kecilnya.

Tak jarang, Nathan sering menakut-nakuti laki-laki yang hendak PDKT kepada Nadine. Karena merasa terintimidasi, mereka tidak berani memacari Nadine.

Kecuali satu pria yang bernama Sean Malik Santoso, mantan pacar Nadine yang dulu berhasil mendapatkan restunya. Nadine dan Sean sempat berpacaran selama 4 tahun, tapi sayangnya semua itu harus kandas karena satu dan lain hal.

"Nad, nanti malam kakak masakin ayam mentega sama capcay dong. Kakak lagi pengen makan masakan kamu, udah lama kamu ga masak buat kakak sama ayah." pinta Nathan kepada Nadine.

"Minta masakin Narsih kan bisa sih Nat! Adik kamu itu kalau sore atau malam udah capek habis pulang kerja." jawab Harun.

"Enakan masakannya Nadine yah, rasanya itu pas. Kalau beli diluar rasanya beda, mending bikinan Nadine kemana-mana."

"Iya kak, nanti malam aku masakin deh..maaf ya akhir-akhir ini jarang masak, soalnya di kantor lagi sibuk banget. Aku aja kemarin habis lembur semingguan."

"Nah ini baru princess-nya Ayah sama Kak Nathan, makin sayang deh. Ntar kakak kasih tambahan uang jajan buat kamu!" rayu Nathan.

Meskipun Nadine sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, Nathan masih tetap rutin memberikannya uang bulanan. Bukan hanya untuk keperluan rumah saja, tapi juga untuk kebutuhan pribadi Nadine.

Bahkan setelah Nadine sudah 1 tahun bekerja, dia jarang memakai uang gajinya untuk membeli sesuatu. Nathan melarang keras hal itu. Katanya, lebih baik uang Nadine ditabung saja untuk masa depan.

"Makanya Nath, kamu itu cepat cari istri! Biar kamu ada yang melayani, ga cuman nyuruh Nadine aja bisanya. Di rumah ini nanti bakal rame karena papa punya menantu dan cucu. Kalau cuman bertiga gini ya sepi lah. Segera cari jodoh biar ga jadi perjaka tua!" sindir Harun.

"Gini ini yang bikin males, awalnya minta dimasakkin, ujung-ujungnya suruh nikah. Ga ada hubungannya yah..udahlah aku sama Nadine berangkat sekarang aja!" jawab Nathan yang kesal karena selalu didesak agar cepat menikah oleh Harun.

"Ayah aku berangkat dulu ya, takut telat..udah janji sama temen kantor juga." kata Nadine.

"Iya sayang, hati-hati ya dijalan. Jangan ngebut kamu Nath!" Harun tak pernah berhenti mengingatkan Nathan untuk tidak menyetir dengan kecepatan tinggi.

Pasalnya Nathan pernah mengalami kecelakaan mobil saat dia duduk di bangku kuliah. Hal itu membuat Harun merasa khawatir sampai detik ini.

Harun pernah menawarkan kedua anaknya untuk menggunakan jasa supir, tapi keduanya sama-sama menolak dengan alasan tidak terlalu penting dan buang-buang duit. Selama bisa dikerjakan sendiri kenapa tidak?

Berbeda dengan asisten rumah tangga yang memang sengaja dipekerjakan untuk membantu mereka dalam mengurus rumah. Mengingat bahwa Harun, Nathan, dan Nadine sama-sama bekerja.

**VISUAL**

*NATHAN ZAFHAR BIMANTARA*

![](contribute/fiction/4607704/markdown/23700509/1649680270927.jpg)

*HARUN BIMANTARA*

![](contribute/fiction/4607704/markdown/23700509/1649680270953.jpg)

A REQUEST

AUTHOR POV

Saat di perjalanan, Nadine dan Nathan asyik berbincang. Tawa mereka pecah memenuhi seisi ruang mobil, bahkan musik yang sedang terputar di radio pun kalah dengan suara gelak tawa dari keduanya.

Meski hanya sekedar obrolan dan candaaan ringan sehari-hari antara kakak beradik, tentunya hal itu tetap bermakna. Karena komunikasi yang baik adalah kunci keberhasilan untuk keluarga yang harmonis. Jangan pernah menyepelekan komunikasi, sebab hal itu sangat penting dalam sebuah hubungan keluarga.

Tak lama, Nadine pun sejenak berhenti tertawa dan seketika teringat akan kata-kata ayahnya tadi saat di meja makan, "Makanya Nath, kamu itu cepat cari istri!"

Nadine baru menyadari bahwa kakaknya ini sudah lama menjomblo dan bahkan bisa dikatakan bujang lapuk.

Terakhir kali Nathan punya pacar itu sekitar 7 tahun yang lalu. Lama juga ya kalau dipikir-pikir? Sambil merenungkan itu semua, Nadine berasumsi.

Apa karena Nathan sibuk mengurusi dirinya setiap hari, membuat Nathan jadi tidak sempat untuk mencari jodoh?

Lamunan Nadine terbuyarkan tatkala Nathan menyadarkannya.

"Nad, kamu denger ga sih kakak ngomong apa tadi? Udah ngomong panjang lebar malah dicuekin!" kesal Nathan.

"Sorry kak, aku tadi ga fokus...kakak tadi ngomongin apa sih? Boleh diulang nggak?"

"Kamu ada apa sih, lagi mikir apa sampai kakak dicuekin gitu? Ayo coba cerita, biasanya kalau lagi bengong lama gitu pasti kamu lagi punya pikiran aneh-aneh!"

Awalnya Nadine ragu membicarakan hal ini pada Nathan, sebab dia sangat tahu betul bahwa kakaknya ini suka menghindari percakapan tentang wanita atau pernikahan. Selalu pintar mengelak dengan sejuta alasan. Tapi kalau tidak dicoba sekarang, kakaknya pasti akan lama cari jodoh.

"Aku lagi kepikiran sama kata-katanya ayah kak!" ucap Nadine.

"Omongan yang mana?" Nathan menatap Nadine dengan tatapan yang bingung.

"Itu loh..tadi kan ayah pas di meja makan minta kakak untuk cari jodoh. Aku jadi kepikiran sekarang!" Nadine memberanikan diri untuk membuka topik yang sudah lama dihindari kakaknya itu.

"Ga sekali, dua kali Nad..ayah bilang begitu. Jangan dipikirin, ntar juga lupa-lupa sendiri kok."

"Kak, tapi ayah bener lho..kakak emangnya ga mau cari jodoh apa? Kakak kan udah umur 30 tahun dan udah mapan juga. Mau nunggu apa lagi? Nunggu sampai karatan? Minimal pacar dulu deh... kayaknya ayah udah kepengen banget tuh punya cucu!"

"Kamu kok jadi ikut-ikutan ayah sih! Nikmatin proses hidup aja lah, kalau udah jodoh ga bakal kemana. Nanti bakal datang sendiri."

"Jadi orang itu harus kejar bola kak, jangan stuck di tempat! Kalau kakak ga usaha dulu, mana bisa langsung dapet? Padahal cewek-cewek diluar sana banyak lho yang antri untuk jadi istri kakak, masa cuman satu aja ga nemu?!"

"Emang banyak, tapi yang cantiknya luar dan dalam itu yang sedikit. Mereka semua rata-rata matre! Coba aja kalau sifat dan karakter mereka itu persis kayak kamu, pasti langsung kakak nikahin...hahahaha!!" Nathan menertawakan ucapannya sendiri.

"Bisa ga sih kak ga usah bercanda dulu, ini serius! Aku tuh cuman pengen lihat kakak bahagia, punya pendamping adalah salah satunya. Apa karena kakak yang terlalu repot ngurusin aku terus, jadinya kakak susah cari jodoh? Soalnya banyak tuh cewek-cewek yang deket sama kakak selalu cemburu sama aku. Karena kakak lebih care ke aku dan masih suka manjain aku. Makanya besok-besok dikurang--" belum selesai berbicara, ucapan Nadine sudah disela oleh Nathan.

"Heh..heh..heh..ngomong apa sih? Bawel banget! Urusan kakak yang jomblo itu ga ada sangkut pautnya sama kamu. Ini emang murni kakak aja yang belum ketemu jodoh yang tepat."

"Selama ini perempuan-perempuan yang dekat sama kakak itu cuman mau duitnya kakak aja. Yang dipikirin cuman materi, materi, dan materi."

"Belum lagi mereka suka judes sama kamu. Itu yang menjadi penghalang terbesar. Kalau mereka ga bisa nerima kedekatan kita sebagai adik-kakak, ya bakal aku hempas manja lah! Bagiku, keluarga nomor satu. Kalau Ayah dan kamu ga merestui hubunganku dengan seseorang, aku pasti langsung memutuskannya. Gak perduli mau secinta apa aku sama dia! Kalau dia ga bisa membuat kamu dan Ayah merasa nyaman dan bahagia, buat apa bertahan?"

Nathan menjelaskan pada Nadine secara panjang lebar mengenai pemikirannya saat ini. Dia merasa tersentuh karena dalam situasi seperti ini, kakaknya masih berpikir tentang kebahagiaan dirinya dan ayah. Sungguh beruntung Nadine memiliki kakak yang sangat sayang dan pengertian terhadapnya.

Tak terasa, air mata menetes di pipi Nadine. Dia tak kuasa menahan haru atas ucapan Nathan barusan. Nadine pun langsung menghamburkan pelukannya ke Nathan secara erat. Kebetulan lampu lalu lintas sedang berwarna merah, sehingga aman untuk Nadine bergelanyut manja di pelukan kakaknya.

"Makasih ya kak, Nadine sayang banget sama kakak!! Nadine akan selalu doain kakak dapat jodoh yang terbaik, karena kakak memang orang baik! Kakak pantas mendapatkan sebuah berlian dan permata yang berkualitas dalam sesosok wanita."

"Iya Nadine ku...sayang" Nathan membalas pelukan Nadine dengan senyuman manis sembari tangan kanannya mengelus punggung adik kecilnya itu.

"Tapi Kak, aku minta tolong ya untuk pertimbangkan sekali lagi omongan ayah. Mulai sekarang kakak harus aktif untuk PDKT sama wanita-wanita diluar sana. Biar cepet dapet istri! Please ya kak?! Ini sebuah permintaan dari aku..." Nadine masih memiliki tekad kuat untuk merayu kakaknya agar dia mau segera mencari jodoh.

"Iya..iya..nanti kakak cari!" Nathan mengiyakan saja permintaan Nadine agar dia tidak tambah cerewet pikirnya.

Tak terasa mobil Nathan sudah memasuki area lobby kantor tempat Nadine bekerja, yaitu kantor perusahaan swasta yang bergerak di bidang properti.

Sudah sekitar 1 tahun setengah Nadine bekerja di perusahaan tersebut. Setelah lulus S1, Nadine langsung melamar pekerjaan sebagai akuntan dan diterima setelah lolos berbagai tahap seleksi serta interview.

Dia sangat nyaman dan merasa senang bekerja disini, karena memiliki rekan kerja yang ramah, lingkungan kantor yang baik, serta mendapatkan posisi pekerjaan yang memang sesuai passionnya. Seperti biasa, sebelum turun dari mobil Nadine akan melakukan rutinitasnya, yaitu memeluk kakaknya dan bercipika-cipiki terlebih dahulu.

"Kakak nanti jangan lupa jemput aku jam setengah 5 sore ya, aku keluarnya jam segitu. Pulangnya, aku bakal masakin kakak makanan yang udah di request tadi!" seru Nadine.

"Sebenarnya sampai sekarang kakak itu masih ga setuju kamu bekerja. Kakak berharap kamu itu di rumah aja. Kan enak sih, ga perlu ribet dan capek-capek. Tinggal ngurus household dengan aman dan damai, tanpa kamu harus bekerja pun..kakak masih sanggup biayain kamu!" sampai detik ini Nathan masih saja kekeuh untuk menyuruh Nadine resign.

"Aduh, kakak kan tahu sendiri..aku itu paling ga bisa diem di rumah! Lagian kakak sama Ayah juga udah berjuang keras untuk nyekolahin aku sampai tinggi-tinggi, masa ujung-ujungnya cuman pengangguran? Jadi wanita itu harus produktif! Selama ini aku masih bisa seimbang kok, antara ngurus rumah dan pekerjaan."

"Iya deh iya, kamu kalau udah nyerocos mana bisa dilawan! Udah sana masuk! Semangat ya kerjanya!"

"Bye kak, love you!" Nadine mengucapkan salam ke kakaknya lalu menutup pintu mobil dengan segera. Tak lama setelah melihat mobil kakaknya keluar dari area lobby kantor, Nadine langsung melangkahkan kakinya menuju lift untuk naik ke lantai 6, tempat dimana ruangannya berada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!