NovelToon NovelToon

Jangan Terima Aku Apa Adanya

Seseorang Yang Mempesona

Malam ku bertemankan sunyi, gerimis dari tadi sore telah turun membasahi Bumi.

Tak ada kata dan tak ada rasa hanya ada kehampaan dan kekosongan. seolah-olah rasa itu hilang lenyap tak berbekas bersama kepergian mu.

Bukan kepergian mu tapi tepatnya akulah yang telah melepaskanmu untuknya. untuk seseorang yang Abah dan Ibu mu inginkan.

gerimis ini mampu mengingat kan mu kembali. harusnya ku kubur semua tentangmu seseorang yang mempesona ku dari dulu. tapi rasa itu terlalu indah untuk ku abaikan.

Sejujurnya aku masih menikmati masa itu, masa dimana kita sama - sama berjuang demi sesuatu yang membanggakan untukmu dan untukku.

meski ku tahu apa yang ku lakukan ini tidak lah benar dan hari itupun juga tidak benar. aku merelakan mu untuknya meski ku tau kau tak inginkan nya.

Husein

mahasiswa semester akhir dikampusku.

pertama kali aku bicara dengannya, saat aku sedang mengantri mengisi KRS, tepatnya di tahun 2006, saat itu aku masih duduk di semester 3. seseorang yang terkenal cool bak kulkas.

Denger-denger dari temannya kalau dia salah satu cowok yang memiliki predikat di gandrungi cewek - cewek dari yang seangkatan sampai adik kelas banyak yang terpesona.

Husein Mumtaz Abdurahman nama lengkapnya. perawakan tinggi dengan badan yang proporsional, rambutnya lurus, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, dan yang membuat dia mempesona adalah mata elang miliknya.

wajar saja kalau dia setampan itu, ada campuran dara Arab-Pakistan-Jawa. Abahnya seorang Arab bernama Ali Abdurrahman. Ibunya yang biasa di Panggil Ammi oleh nya adalah seorang keturunan Pakistan - Jawa.

Siapapun yang memandang Husein pasti akan terhipnotis akan terus memandang dan memandang dan pastinya ingin larut di dalamnya.

Aku seseorang yang biasa - biasa saja, secara fisik aku biasa saja hanya memiliki tinggi 160 cm dangan berat 70 kg

ya bisa di katagori kan cubby lebih tepatnya montok.

aku asli orang Sunda. ibuku orang Bandung dan ayahku orang Cibinong Bogor.

Sacara prestasi lumayanlah aku termasuk mahasiswi yang memiliki IQ di atas rata - rata.

Aku terkenal sebagai gadis ramah, mudah bergaul dan memiliki banyak teman, berbalik dengan nya yg seperti salju.

" Hai bisakah ku pinjam pulpen mu ? " kata itu yang dia ucapkan pertama kali bertemu denganku.

" oh iya mas, silahkan " jawabku ramah.

Setidaknya hal yang kulakukan ini dapat menyamarkan degup jantungku yang gak karuan.

mimpi apa aku semalam, cowok yang hanya dapat ku pandangi dari jauh hari ini berdiri di hadapanmu dan berbicara padaku. pemandangan aneh dan menakjubkan ini pasti akan ku ceritakan ke Jihan Sahabatku.

Aku dan teman - teman seangkatan sangat mengenalnya. hanya saja mungkin dia tak mengenal kami maksudnya tak mengenalku.

cowok pendiam tapi sangat antusias ketika memimpin demo di depan gedung Graha Hayati. seorang orator handal menurutku.

sangat interaktif saat memimpin sebuah seminar dengan gaya bicara yang sistematis dan sangat disegani baik kawan maupun lawan.

jadi tak berlebihan ku labeli dia seseorang yang mempesona kaum Hawa.

" angkatan tahun berapa? " tanyanya sambil membubuhkan tanda tangan di KRS nya.

" angkatan 2005 mas "

" oh " jawabnya cuman begitu saja

" mas angkatan berapa? jurusan apa dan namanya siapa?"

tanyaku pura - pura tidak tau, Jaim dong.

" nanyanya satu-satu "

jawabnya ketus banget, membuatku enggan bertanya lagi, kalau bukan cowok yang mempesonaku sudah ku omelin nih orang.

" iya namanya siapa mas? " ulangku

" Husein, angkatan 2003, anak Fisipol jurusan Sosiolagi "

ku satukan alis tanda heran sama makluk di depanku ini, tadi suruh satu - satu tanyanya lah kok jawabanya langsung borongan gitu, uhhh sebel.

" sama dong denganku anak Fisipol jurusan sosiologi "

" maaf gak nanya " ucapnya sambil berlalu dari hadapanku.

mataku terbelalak antara marah dan malu.

ternyata benar kata teman-teman di balik ke unggulan makluk yg namanya Husein Abdurahman ini tersimpan sesuatu yang mengejutkan.

" eh nona, maaf lupa ini pulpennya ku kembalikan " cegahnya saat aku mulai berbalik badan

" oke " kali ini aku yg acuh padanya, enak saja emang dia saja yang bisa seperti itu.

di serahkan pulpen itu padaku tanpa bilang terima kasih atau apalah.

" oh ya namamu siapa tadi? aku belum sempat dengar kamu nyebutin nama ? "

" sayang sekali aku tidak tertarik memperkenalkan diri lagi " ucapku ketus

" gitu ajah marah, cepet tua loh kayak nenekku "

gemess... kata2 nya tak mencerminkan kehebatanya saat menjadi pemimpin demo di Graha Hayati saat itu.

" Aku Riyanti Dewi panggil saja Dewi".

setelah itu ku langkahkan kaki meninggalkannya tak lupa ku raih pulpen yang ku pinjamkan itu.

Sepanjang perjalanan ke kost membuatku senyum-senyum sendiri, hari yang melelahkan kalau musim KRS an begini, yang ada ngantrinya lama dan antrian di jamin memiliki ekor yang panjang sekali.

sepertinya yang harus di perbaiki adalah sistem dan SDM pegawainya.

kalau bisa jangan membuat mahasiswa mengantri terlalu lama untuk memasukan data mata kuliah yang dipilihnya dalam satu semester.

mungkin ditambahkan lagi komputernya biar tdk terjadi antrian yang seperti tadi.

Rasa lelah ini membuatku mempercepat laju motor menuju kost, hanya itu tempat satu satunya yang ingin ku datangi, merebahkan diri dalam empuknya kasurku.

Namun tiba- tiba dari arah belakang ada seseorang yang berbelok mengendarai motor dengan kecepan tinggi mengerem mendadak tepat di depan ku.

nyaris membuatku menabrak kalau saja syaraf motoriku tak dengan cepat meraih rem.

"Astagfirullah " ucapku menahan kepanikan

" kaget ya? " jawabnya seolah olah tak punya salah

segeraku standarkan motorku dengan geram ku dekatinya

" Mas Husein ? ada apa lagi sih? " ucapku dengan marah, ku yakin dia Husein karna aku hafal betul pemilik motor dan helm ini.

" jangan marah, nih kuncimu jatuh tadi, untung aku yang nemuin "

aku tak bereaksi, antara marah namun juga terpesona.

kuraih kunci kamar kostku, tanpa ucapan terima kasih ku undur diri dan segera mungkin menstarer motorku menuju kost.

mahkluk aneh tapi mempesona, sepertinya ini awal yang baik untuk mengenal laki-laki yang sering ku perhatikan secara diam-diam itu.

walaupun aku sadar, siapa diriku. aku harus bersiap-siap ikut bersaing menarik perhatian nya dari banyaknya fans yang menginginkan nya.

Kedekatan kami

Seminggu sudah waktu berlalu sejak perkenalanku dengan Mas Husein di Gedung Hijau tempat mengisi KRS kemarin.

aku tak sungkan lagi menyapanya saat melihatnya melintas di depan kelas ku.

" Dee dari tadi aku perhatiin senyum - senyum terus, hayoo lagi kasmaran sama siapa nih? " celetuk Jihan

membuyarkan lamunanku tentang cowok mempesona itu.

" masak sih aku senyum- senyum sendiri? aku masih waras kok " jawabku sekenanya

" alibi, aku lihat kok dari tadi kamu ngelihatin pintu itu terus " godanya lagi

" perasaanmu ajah kali Ji " elakku

" maybe" jawabnya membuatku ingin segera kabur melarikan diri dari jihan sahabatku yang sangat pengen tau apapun tentang aku.

Jihan Shafira sahabatku, tempatku mencurahkan segala isi hatiku, tak pernah lelah membantuku bahkan dalam hal keuangan pun dia selalu ada buatku.

maklum anak kost, dalam perantauan ini aku harus pandai-pandai mengolah keuangan. Salah atur sedikit saja bisa-bisa puasa seharian.

Sahabatku Jihan gadis cantik campuran dara Jawa Pakistan, tentunya memiliki paras yang menawan, tinggi semampai dengan postur tubuh yang proposional membuatnya banyak di puja laki-laki di kampus ini, selain cantik dia adalah gadis periang yang baik hati pada siapapun. denger-denger rumahnya Mas Husein juga masih satu komplek dengan Jihan, rumah Jihan dekat kok dari kampus hanya kira-kira 1 kilo an saja.

Tapi maaf Jihan untuk hal ini aku tak dapat memberitahu kanmu, karna aku masih belum yakin tentang apa yang ku rasakan ini.

Mungkin cinta atau hanya sekedar kasmaran. sudahlah ku abaikan saja rasa tak bertuan ini, mana mungkin seorang seperti mas Husein tertarik padaku. mana level aku bersanding dengannya, yang ada aku malah seperti punguk merindukan Bulan.

" Ji, aku pulang dulu ya, mau ambil motor sekalian ke bengkel " pamit ku pada Jihan

" kenapa? motormu rusak lagi Dee? "

" gak kok hanya kempes saja, tadi pagi pas mau berangkat ehhh ban nya bocor kena paku " jawabku sambil berlalu dari Jihan.

" oke, kalau ada apa-apa langsung SMS ya "

" oke "

Matahari begitu teriknya siang ini, membuatku sedikit kelelahan berjalan di bawahnya tanpa payung ataupun topi. bersyukur aku mengenakan hijab.

" Hai Dewi, tunggu... " langkahku terhenti saat seseorang memanggil ku dari kejauhan, ku menoleh menatap nya dari jauh.

Samar-samar ku perhatikan semakin mendekat dan ketika dekat ku tau pemilik suara itu siapa lagi kalau bukan Agusta. teman satu angkatan dan satu kelas denganku.

" mau ambil motor di bengkel Mas Boy ? "

" kok tau kalau motorku di bengkel Mas Boy?" tanyaku balik penuh dengan rasa penasaran.

" taulah, bengkel Mas Boy tempatku nongkrong, Mas Boy teman satu tingkat dengan kakak ku, dulu ambil jurusan teknik mesin "

" oh " jawabku masih binggung, apa hubungannya denganku

" tadi pagi kamu ke Bengkel, ban motormu bocorkan? "

ledeknya sambil cengar - cengir memperhatikan ku.

" iyaa " jawabku ketus

" besok - besok diet ya biar lebih ringan, kasihan ban motornya "

aku tak menanggapi candaanya yang sudah kelewatan.

ku tinggalkan dia begitu saja dengan tawa yang semakin meledek ku.

"Agusta lain kali bisa lebih sopan ya memperlakukan perempuan " langkahku terhenti saat ku dengar ada yang membelaku. deg... seperti suara Mas Husein.

" Dee, ku antar ke bengkel ambil motormu "

" gak usah mas, lagian sudah deket kok " tolakku

" ayo naik, aku gak mau ada penolakan " ucapnya membuatku tersihir, lalu dengan cepat naik di atas motornya.

" pegangan ya, takut jatuh "

lagi - lagi aku hanya menuruti saja ucapanya, ada ragu saat ku pegang ujung bajunya.

Tak sampai 3 menit kami sampai di bengkel Mas Boy.

setelah ku selesai kan administrasi pembayaran kami tinggalkan bengkel.

" makan dulu yuk " ajaknya

sejenak ku terdiam, Ya Allah kenapa secepat ini engkau mendekat kan kami atau aku hanya GE ER alis gegeden rumongso.

" ayoo sudah ku bilang gak ada penolakan "

ucapnya lagi.

" iya mas, di Bakso Berkah Jaya saja ya " pintaku

" oke "

Hanya berdua dan berdekatan seolah olah tak ada jarak antara kami berdua. aku bebas leluasa menatap mata elangnya itu.

Jujur saja aku ingin larut di dalamnya.

ada rasa canggung saat berdekatan dengan nya. oh inikah rasanya cinta? ucapku dalam hati.

" Sabtu pagi ada acara gak dee? "

" gak ada Mas, kenapa? "

" mau ngajak kamu jogging "

" aku? " tanyaku sekali lagi hanya untuk memastikan kebenarannya

" iya, besok pagi sehabis shalat subuh ku jemput dikost, ingat tidak ada penolakan "

bisa bisanya aku menuruti ide gilanya itu, aku jogging wahhh seperti nya sudah lama sekali aku tak melakukan kegiatan itu.

Kalau saja Ibrahim tau pasti akan meledek ku dengan tertawa tepingkal - pingkal sambil berucap " dasar pemalas "

Ibrahim Ahmad apa kabar dengannya, masihkan dia menjadi mahasiswa ataukan sudah lulus.

si jenius yang punya pemikiran komplek dan daya imajinasi yg liar. seorang yg idealis terhadap sebuah keyakinan. tak pernah berfikir prakmatis dalam mengambil keputusan.

aku mengenalnya dari seorang teman Vita namanya, 1 tahun yang lalu kami berkenalan tepatnya saat band nya tampil di kampusku.

Vita teman sekelasku dia sangat mengidolakan Ibrahim pemuda yang hangat, penuh canda tawa dan suka menolong.walapun kadang bersikap sok cool.

loh loh kok tiba-tiba aku merindukan nya disaat aku bersama dengan laki-laki yang mempesona ku.

" Aku duluan dee, besok pagi jangan lupa " ucapnya seraya meninggalkan ku yang masih berkutat dengan semangkok bakso

" oke, makasih mas udah di bayarin "

" santai saja dee "

suara motornya lama kelamaan menghilang, meninggalkan ku yang masih enggan beranjak dari tempat ini.

bahagianya aku hari ini

tapi semakin aku mengenalnya semakin ada sesuatu yang kurang darinya apa itu? benarkah dia yang kurindukan selama ini? ataukah dia hanya persinggahan sementara ku?.

entah lah, yang pasti aku hanya ingin menjalani saja. menjalani tanpa beban.

semangkuk bakso sudah tandas tak bersisa, aku memang lapar dari tadi belum sempat sarapan. seperti biasa kalau ada kuliah pagi pasti ujung-ujung kacau.

Sebuah Permintaan

Pagi yang cerah secerah hatiku.

setelah menunaikan kewajiban sebagai muslim yaitu shalat subuh. aku bergegas merapihkan diri. ku pilih celana training dan kaos oblong senada warna merah maroon. tak lupa hijab merah muda. kata Jihan aku luwes banget kalau pakai jilbab warna pink terkesan mukanya lebih putih ketimbang warna lainnya, ah Jihan kali ini kamu selalu benar.

tak lupa membawa minum di botol kesayangan serta brownies buatanku semalam.

ku berharap Mas Husein menyukai nya.

Sayup - sayup ku dengar suara motornya yang memecah kesunyian fajar. setelah memastikan semua sudah oke aku langsung bergegas menemuinya di gerbang kost.

" pagi Mas Husein yang suka memaksakan kehendaknya " tanyaku tanpa beban.

" oh jadi terpaksa ya jogging bareng aku "

" iya... " ucapku ketus, bukanya marah tapi malah menertawakanku

" kamu tuh cantik dee, cubby saja udah cantik apalagi langsingan dikit, ayo semangat... buat aku jatuh cinta padamu " kata itu meluncur saja dari Mas Husein

kali ini aku yang salah tingkah, benarkan apa yang di ucapannya barusan. oh tidak ... aku kok jadi melayang begini ya...

" ini bukan sebuah pemaksaan tapi sebuah permintaan, aku ingin kamu bersamaku menjadi bagian perjalanan ku hari ini, esok dan selama nya "

" gombal kamu Mas " tepisku sebelum dia gombalin aku lagi

" ini serius dee, aku suka kamu "

" baru seminggu yang lalu kita saling bicara, walaupun aku sudah mengenalmu 1,5 tahun yang lalu. masak dengan cepatnya kamu memilih ku menjadi bagian hidupmu, curiga boleh dong? " tanyaku mempertegas ucapanya barusan

" Dee, sudah lama aku mengenalmu, memperhatikan mu dan mencuri pandang ke kamu " jelasnya mencoba meyakinkan ku

" gak percaya " sergahku lagi

" bahkan tentang dirimupun aku tau dee, nama lengkap, alamat rumahmu di Bogor, bakso makanan kesukaanmu dan apa saja tentang mu aku tau ! " panjang lebar Mas Husein meyakinkan ku

" ini terlalu cepat Mas "

" apanya yang terlalu cepat? aku hanya meminta mu menemani perjalanan ku hari ini, esok dan seterusnya. smua itu tidak akan memberatkan mu dee , temani perjuanganku untuk menjadi manusia yang ideal setidaknya buat kamu "

pintanya membuatku meleleh, ingin rasanya segera ku iyakan, tapi aku masih belum yakin, semua terjadi begitu cepat.

ku tatap mata elang itu sekali lagi, berharap menemukan jawaban atas sebuah permintaan dari lelaki yang sudah terlalu jauh memberikan pesonanya untukku.

dengan keraguan ku mantapkan hati

" Bismillah, iya Mas ku izinkan kamu menemani ku hari ini, esok dan akan datang. ku izinkan dirimu menjadikan aku manusia ideal setidaknya untukmu. Jangan menerima ku apa adanya, karna dengan kamu menerima ku apa adanya maka aku tidak akan pernah menjadi manusia yang ideal.

sebuah permintaan akan menimbulkan keikhlasan dan keikhlasan akan menciptakan kesetiaan "

ku berharap apapun yang aku katakan adalah langkah awal yang lebih baik untukku dan untuknya.

" Terima kasih Dee atas izinnya, aku tau sampai saat ini kamu belum yakin padaku, tapi suatu saat nanti kamu akan mengerti bahwa apa yang ku minta saat ini adalah sebuah kebaikan untuk kita berdua "

" Insyaallah Mas".

Ada sebuah kelegaan dari pemilik mata elang itu...

senyum sedingin kulkas itu masih tetap terpancar dari wajahnya meskipun di sela-sela kebahagiaannya.

Kami melangkah melanjutkan perjalanan pagi dengan perasaan kami masing-masing.

Sejujurnya aku masih malu berdampingan dengannya, belum cukup aku mengetahui siapa sebenarnya Mas Husein.

tapi semakin aku bersama semakin ada perasaan ingin menjauh darinya.

xxxx xxxx xxxxx

" ayo dee... semangatt larinya !!! " teriaknya menyemangati ku menyelesaikan 1 putaran mengelilingi lapangan bola depan gedung Hijau

" capekk Mas... '' keluhku dengan bercucuran keringat

" masak kalah dariku dee, aku udah menyelesaikan 2 putaran, dari umur kamu masih muda di bandingkan aku " ledeknya.

" iya, kan Mas sering latihan futsal, lah aku udah lama gak olga nih".

" makanya hari ini dan seterusnya rutin olga ya " pintanya sambil berjalan mendekatiku.

" InsyaAllah ya Mas... "

" nih minum dulu, kamu pasti kehausan "

ucapnya seraya memberikan ku botol minum.

" Dee, kamu akrab ya sama Jihan? " pertanyaan membuatku heran.

" kamu kenal sama Jihan? , kok Jihan gak pernah cerita kalau dia mengenalmu? "

" gak kok cuman tau saja , rumahnya satu komplek denganku".

" cantik ya Mas si Jihan itu? "

tanyaku memancing, seperti ada yang disembunyikan dariku tentang Jihan

" ya cantik lah kan perempuan, kalau ganteng kan dadi ngerii"

elakknya

" pernah gak tertarik sama Jihan "

" Dee, laki-laki mana sih yang gak tertarik kalau lihat cewek seperti Jihan, pastilah dee "

" oh... " jawabku menyun...

" udah ada yang mulai jealous nih " ledeknya lagi

" mana yang jealous ? " tanyaku memecahkan suasana

tawanya cekikikan lepas tak ada yang ditahan lagi... baru kali ini lihat cowok sedingin kulkas itu tertawa lepas begitu saja. tak ada Jaim-jaimnya seperti biasanya.

" aku suka caramu memperlakukanku hari ini Mas, aku janji tak akan mengecewakanmu "

ucapku membuatnya menghentikan tawa.

" Dee, ada banyak hal yang belum kamu ketahui tentang aku"

" seriously "

dia hanya menggangguk menandakan iya

" siapapun kamu yang jelas hari ini aku telah mengenal mu dan aku nyaman denganmu, tentang dirimu kelak biarkan ku ketahui seiring perjalanan waktuku menemanimu. tak perlu kamu ceritakan, karna sudut pandang yang kau pilih untuk menggambarkan dirimu mungkin saja jauh berbeda dengan apa yang ku gambarkan".

Mata elang itu hanya memandangku dengan tajam,

sedangkan aku memilih untuk menikmati keteduhan.

si pemilik mata indah itu sudah menjadi milikku

tapi sesuatu telah terjadi dengan hati ini.

mengapa hati ini ingin menolak hadirnya? padahal sejujurnya aku sangat bahagia.

ada apa denganku? pergolakan batin ini sungguh menyiksaku.

" besok ke kampus barengan ya? "

" aku ada kuliah pagi Mas ! bukanya kamu ke kampus hanya untuk konsultasi dengan dosen pembimbing mu?"

" gak papa aku antar kamu? "

" jangan dulu Mas, aku butuh waktu untuk memproklamirkan kebersamaan ini ke Jihan dulu, baru setelah ku cerita kan pada Jihan kamu bisa mengantarku ataupun menjemput ku "

" kok harus gitu Dee? "

" Jihan sahabatku Mas, aku gak mau dia tau dari orang lain kalau kita barengan "

" oke kalau gitu, sebaiknya Jihan tidak perlu tahu dee, bagaimana pun juga Jihan tetanggaku "

" lah apa hubungan nya dengan Jihan yang tetangga mu " ucapku mencoba menyelidiki lagi

" ya gak enak ajah "

" kurasa kamu menyembunyikan sesuatu dariku deh Mas? "

dia hanya senyum sinis menanggapi pertanyaan ku barusan

" dee cubby, dengerin Mas ya... suatu hari nanti waktu yang akan memberitahu mu tentang pertanyaan mu hari ini, iya kamu benar manisku. ada sesuatu antara aku dan Jihan yang belum kamu ketahui, ku yakin saat kamu tau semuanya maka kamu akan sakit tapi perlu kamu ketahui akulah yang jauh lebih tersakiti dari pada kalian berdua "

" aku akan sabar menunggu waktu bicara tentang kalian "

kulangkahkan kaki dengan menggenggam erat tanganya

makasih Mas Husein untuk pagi ini

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!