NovelToon NovelToon

Pembalasan Gadis Abnormal

Chapter 1

pagi ini, di sebuah parkiran, seorang yang baru saja turun dari motor, mendadak jadi sorotan. padahal ia sudah setengah tahun sekolah di sana.

Dia adalah Patricia Sheina Atmanegara. gadis yang sebenarnya wajahnya lumayan cantik.

namun harus tertutup dengan tanda lahir yang berada di wajah sebelah kirinya. di tambah ada seperti benjolan pada wajahnya, yang membuat semua orang merasa jijik melihatnya.

Sheina sebenarnya sangat tidak percaya diri dengan semua ini. namun, ia tidak biaa berbuat apa-apa selain pasrah.

disamping ekonomi yang merosot di keluarganya, Sheina juga tidak berani untuk meminta sesuatu pada kedua orang tuanya.

bukan karna galak, tapi mungkin karena Sheina adalah sosok gadis pendiam sejak kecil.

sepanjang koridor sekolah, babyak para siswa yang mencibir dirinya. dan Sheina hanya bisa menunduk karena tak kuasa untuk melawan.

sesampainya di kelas, Sheina langsung mendudukan diri di bangkunya yang terletak di paling belakang karena tak ada yang mau duduk sebangku denganya.

ia juga tak mempunyai teman banyak. hanya Anggun teman dia satu-satunya itupun beda kelas dengan Sheina.. sehingga di kelas X-A ini, Sheina tak mempunyai teman sama sekali.

"heh gadis jelek, loe di panggil tuh sama bu Winda, " ucap teman sekelasnya seraya menggebrak meja.

Sheina nendongak sebentar, lalu menunduk kembali. ia bergegas keruangan bu Winda untuk menemui wali kelasnya tersebut.

sepanjang jalan menuju ruang guru, Sheina selalu menundukan kepalanya.

hingga ia tak sebgaja menabrak seseorang yang kebetulan lewat.

"eh ma-maaf" ucap Sheina terbata lalu ia mendongak untuk melihat siapa yang menabraknya.

Sheina kembali menunduk. saat tau ia menabrak pria paling femaus di sekolahan itu.

"loe punya mata gak,? " tanya Pria yang tak lain adalah Rifky, anak paling hits di sekolah.

"yah dia mana ada mata sih Ky, matanyakan ketutup sama benjolan itu, ih menjijikan. " ucap temanya lalu mereka semua tertawa.

semua siswa yang melihat itu, juga ikut tertawa.

dengan buru-buru, Sheina meninggalkan para manusia yang maha sempurna itu, untuk menuju ruang bu Winda.

setelah sampai di ruang bu Winda, Sheina mengetuk pintu.

"masuk, " kata bu Winda dari dalam ruangan. dengan perlahan, Sheina masuk dan menuju meja bu Winda.

"Sheina, ini tolong kamu kasih ke ketua kelas kamu ya dan suruh menulis di papan.

"baik bu, " ucap Sheina masih menunduk.

"ya sudah kamu boleh pergi ya, " ucap bu Winda pada Sheina.

Sheina hanya mengangguk dan lwngsung keluar dari ruang guru.

setelah Sheina keluar, bu Wibda tampak termenung di kursinya. hingga membuat bu Susi, terheran.

"apa ada masalah bu,? " tanya bu Susi.

"tidak bu, saya hanya merasa kasihan oada Sheina. dia anak yang cerdas. tapi sayang wajahnya sedikit aneh, " ucap bu Winda yang nerasa iba.

"iya bu, memang Sheina sangat pintar bu tapi kepintaranya tak sejalan dengan Wajahnya, untung Anggun mau berteman denganya, " ucap bu Susi menimpali.

seperti halnya tadi, Sheina keluar juga mendapatkan tatapan sinis dari semua siswa yang melihatnya.

namun, Sheina tak memperdulikanya. ia tetap melangkah menuju ruang kelasnya.

sesampainya di dalam kelas, Sheina segera menghampiri meja ketua kelasnya

"heh, ngapain loe ke mari,? " tanya ketua kelasnya yang bernama Indra.

"suka kali sama loe Ndra, " ucap temanya. membuat semua orang menertawakanya.

"idih amit-amit drh gue bisa sial, " ucap Indra nenatap sinis kearah Sheina. "buruan ada apa,? " bentak Indra.

membuat Sheina ketakutan dan memundurkan tubuhnya.

"ini ada tugas dari bu Winda, " ucap Sheina pelan.

"oh yaudah sana! ngapain loe masih di sini, " ucap Indra.

dengan segera, Sheina berlalu pergi dan langsung menuju bangkunya.

dan mengeluarkan buku tulisnya untuk mencatat apa yang di berikan oleh bu Winda.

setelah kurang lebih satu jam, akhirnya Sheila keluar daei kelas untuk menuju kantin.

setelah masuk kekantin, tatapan tak suka dari para siswi ia dapatkan.

seolah sudah terbiasa, Sheina tak menghiraukan tatapan mereka yang membencinya.

setelah ia menatap sekeliling, ia mendapati temanya Anggun, melambaikan tangan kearahnya.

dengan segera, Sheina menghampiri gadis cantik itu. yang sedang makan.

"loe mau makan apa Shein,? " tanya Anggun menatap Sheina.

"enggak usah, Nggun gue nggak laper, " ucap Sheina seraya menggelenkan kepala.

Anggun hanya menganggukan kepala.

Anggun Pradista Lesmana, adalah anak tunggal dari pasangan Agung Lesmana dan Daisy Arianty. seorang pengusaha kaya yang bergerak di bidang pakan ternak.

ia pertama kali melihat Sheina langsung tertarik dan tanpa fikir panjang menjadikan Sheina sahabat. walau banyak sekali cibiran di sana. namun Anggun tak menghiraukanya.

"gue masih bingung deh Nggun, loe kenapa mau temenan sama gue, " tanya Sheina pelan.

Anggun tersenyum seraya memukul pelan pundak Sheina.

"emg kenapa, loe gak mau gitu temenan sama gue,? " tanya Anggun mengerucutkan bibirnya.

"iya bukan gitu kali maksud gue Nggun, loe kan banyak yang ngedeketin, terus kenapa loe malah milih gue,? " pertanyaan Sheina membuat Anggun menghentikan aktivitas makanya.

"Sheina, dengerun gue ya, gue mau temenan sama loe itu karena loe asyik tau, bukan karena apa-apa. apalagi fisik " ucap Anggun menatap serius.

Sheina tersenyum haru mendapati jawaban Anggun. lalu mereka berdua melanjutkan obrolanya.

hingga kedatangan Rifky membuat semua siswavsatu jantin heboh. lalu dengan langkah angkuhnya, ia menghampiri meja di mana Sheina dan Anggun duduk.

lalu tanpa basa-basi, Rifky menarik tangan Sheina dengan kasar dan mendirong gadis itu. hingga Sheina hampir terjungkal kedepan.

"loe apa-apaan hah,? " bentak Anggun berdiri dan menghampiri Sheina. " loe nggak papa, " tanya Anggun pada Sheina. di jawab gelengan olehnya.

"halah Nggun Nggun, cewek gini aja loe bela, ' ucap Rifky mencibir.

Anggun maju satu langkah menghanpiri Rifky dan teman-temanya.

"cewek gimana maksud loe, ?" tanya Anggun menatap tajam.

" ya cewek abnormal, " jawab Rifky santai menbuat Anggun membeku karena ucapan Rifky.

Plak

satu tamparan mendarat mulus di pipi laki-laki itu

"loe denger baik-baik Ky, nggak ada yang mau di takdirin dengan lahir seperti Sheina. tapi mau bagaimana, itu sudah takdir. dan satu lagi jangan menghina fisik seseorang, jika Tuhan menghendakinya sembuh, maka loe akan nyesel, " ucap Anggun menarik tangan Sheina untuk pergi dari katin.

meninggalkan Rifky dan teman-temanya yang masih tertegun.

"gila, kasih pelajaran aja tuh cewe udik, " ucap teman Rifky.

"tau tuh berani-beraninya dia nampar loe Ky, " sahut yang lain.

"tenang gaes, gue punya rencana buat tuh cewek buruk rupa, " ucap Rifky seraya menanoilkan senyum iblisnya.

🌸🌸🌸

sementara itu, Sheila melangkah menuju kelasnya. dan saat ia membuka pintu kelas, tiba-tiba..

Bersambung........

jangan lupa tinggalkan jejak gaes..

Chapter 2

saat Sheina hendak membuka pintu kelas, tiba-tiba..

byurr..

ember yang berada di atas pintu tumpah mengenai dirinya.

hahaha tawa renyah dari teman-temanya memenuhi seluruh ruang kelas X-A

"ini balasan karena loe udah buat Anggun nampar gue, " ucap seseorang dari belakang.

Sheina menoleh dan mendapati sosok Rifky yang tadi di kantin di tampar oleh Anggun karena membela dirinya.

Rifky dengan kasar, menarik rambut Sheina debgan kuat. hingga membuat gadis itu memekik kesakitan.

"awh ampun sakit, " ucap Sheina berusaha memberontak. namun bukanya melepaskan, Rifky malah semakin menarik kuat rambut Sheina.

lalu dengan kasar mendorong tubuh Sheina hingga menghempas tembok. membuat gadis itu, meringis karena sakit.

"ingat! jangan pernah kau mempengaruhi Anggun untuk benci sama gue, kalau loe masih mau hidup! " ucap Rifky segera berlalu pergi.

"iwh jijik banget bau lagi, " ucap Shandy cewek yang juga femous seperti Rifky.

"sana pergi loe, dasar menjijikan, " ucap Indra membentak.

karena tidak tahan lagi, Sheina berlari keluar kelas dan menyusuri koridor menuju kamar mandi.

setelah sampai kamar mandi, Sheina segera masuk dan mengguyur tubuhnya menggunakan kran air yang ia nyalakan.

"aaah kenapa harus seperti ini, " ucap Sheina menjerit di bawah guyuran air dari pancuran kran

setelah puas menangis, Sheina keluar dari kamar mandi. dan mendapati Anggun sudah berdiri di depan pintu kamar mandi, dengan wajah cemas.

ia segera menjauh, saat Anggun hendak menyentuhnya.

"jangan Nggun, gue nggak mau gue kena masalah karena deket sama loe, " ucap Sheina menghentikan tangan Anggun yang hendak menyentuhnya.

"loe ngomong apa,? " tanya Anggun yang hendak mendekati dirinya.

namun dengan cepat, Sheina menghindar dan langsung berlalu pergi. meninggalkan toilet sekolah dan area sekolah karena ini sudah masuk jam pulang sekolah.

Anggun menatap kepergian gadis malang itu, dengan ekspresi yang tidak pernah bisa di baca.

segerai ia melangkah menuju kelas X-A dimana, disana masih ada Indra dan teman-temanya.

Brak

semua orang yang berada di ruang kelas itu, terkejut akibat pintu yang terlalu keras di dorong oleh Anggun.

"apa-apaan loe,? " ucap Shandy nenghampiri Anggun.

Anggun tak menghiraukan pertanyaan gadis di depanya. matanya menelisik menatap kearah Indra dan Rifky yang juga ikut terkejut.

"kalian yabg apa-apaan, kalian fikir, kalian sudah merasa hebat begitu dengan membuly manusia lain, " ucap Anggun menatap tajam kearah dua orang laki-laki yang sedari tadi menatapnya.

"dan loe berdua, kenapa loe selalu ganggu Sheina, hah padahal Sheina tak lernah mengganggu kalian, " ucapnya.

"loe mau tau gue kenapa ganggu dia, karena dia itu tidak pantas sekolah di sini. disini itu tempat sekolah manusia. bikan makhluk aneh seperti si Sheina, " ucap Indra seraya tertawa di ikuti oleh yang lainya.

Brak

kembali Anggun menggebrak meja. membuat mereka semua terdiam.

"owh jadi menurut loe, Sheina bukan manusia begitu,? " tanya Anggun.

"ya bukan lah mana ada manusia yang hanya bermata satu, " ucap Rifky.

membuat Anggun tertegun sesaat. jadi seperti ini pola fikir teman-temanya di sekolah ini,

" jangan kalian hina Sheina hanya karena fisiknya. mungkin bagi kalian, fisiknya buruk tapi hatinya cantik. bukan seperti kalian yang cantik penampilanya, namun busuk hatinya, "ucap Anggun dan langsung pergi meninggalkan kelas tersebut.

🌸🌸🌸

Sheina dengan buru-buru, menaiki motornya. semua siswa menatap dirinya dengan beberapa tatapan. ada yang acuh, ada yang jijik, ada yang merasa kasihan sebenarnya melihat Sheina selalu di bully.

dengan terburu-buru, Sheina mengendarai motornya dengan air mata bercucuran di wajahnya. hingga ia tak menyadari, ada mobil yang ingin melaju dari gang

tiit.

mobil itu mengerem mendadak, membuat Sheina terjatuh di aspal. hingga, membuat sikunya mendarat lebih dulu di aspal.

"awh " pekik Sheila karena merasa nyeri pada sikunya.

dan si empunya mobil pun keluar. " heh, kalau nggak bisa naik motor, mending nggak usah pakai motor, nyusahin aja, " ucapnya seraya berkacak pinggang.

Sheina mendongak untuk mengetahui siapa yang hampir menabraknya.

sontak saja, laki-laki itu tertawa terbahak-bahak mendapati wajah gadis itu, yang menurutnya sangat aneh.

"owh jadi mata loe ketutup tho, makanya gak bisa lihat jalan, " ucapnya mencibir.

tak lama, seorang wanita cantik pun keluar dari mobil menghampiri pria di depan Sheina itu.

"eh sayang, siapa ini yang kamu tabrak,? " tanya si Wanita seraya bergelayut manja di lengan sang kekasih.

"nggak tau, bukan manusia mungkin, " ucapnya mengejek.

"oh iya sih, manusia masak aneh gini bentuknya, " ucap si wanita ikut mencibir

"yaudah yuk pergi, " ucap laki-laki itu. namun langkahnya terhenti saat, tanganya di tarik oleh sang kekasih. "apa sih sayang, "ucapnya.

"kamu nggak mau ngasih dia sedekah gitu, mungkin buat beli makan atau merubah penampilan yang jelek itu, " ucap waita itu merendahkan harga diri Sheina.

entah ada keberanian dari mana, Sheina menatap tajam kearah sepasang kekasih yang sedari tadi menghinanya.

"maaf, bapak dan ibu yang terhormat, saya manusia biasa. saya bukan binatang ataupun mahluk astral yang seperti kalian ucapkan, " ucap Sheina menatap sinis. " dan satu lagi, apakah begini cara orang berpendidikan tinggi, menghargai manusia lainya. " lanjutnya seraya menaiki motor dan meninggakan kedua orang itu, yang masih tertegun.

dengan cepat Sheina menaiki motornya menuju rumahnya.

rumah sederhana yang memiliki kebun blimbing di samping rumahnya.

"assalamu'alaikum bu, " ucap Sheina masuk kedalam rumah, setelah memarkirkan motornya.

"wa'alaikum salam, " ucap bu Ranti dan Pak Rayn bersamaan.

"loh nak, kok kamu basah kuyup begini, ada apa? " tanya bu Ranti yang kaget melihat putrinya basah kuyub.

"oh ini bu, tadi aku sama Anggun main air dulu di wahana kolam renang, " jawab Sheina tersenyum pada kedua orang tuanya.

"oh alah ibu kira kenapa," ucap bu Ranti seraya terkekeh.

"yaudah mandi sana, " ucap pak Rayn. dan Sheina hanya mengangguk dan menurut nasuk kedalam kamarnya.

setelah Sheina masuk, bu Rianti tak kuasa menahan tangis. bagaimana tidak, wanita paruh baya itu memang mengetahi penderitaan sang putri. namun, ia tak bisa apa-apa karena memang yang mereka hadapi adalah orang-orang berpengaruh.

"maafkan ibu nak, " ucap bu Rianti sesenggukan. pak Rayn pun merasakan apa yang isterinya rasakan.

andai saja perkebunan belimbingnya tidak bangkrut, pasti ia bisa membawa berobat sang anak.

namun, angan-anganya pupus saat mendapati kabar perkebunan belimbingnya bangkrut oleh kerabatnya sendiri. padahal sudah di percaya oleh pak Rayn selama sepuluh tahun.

sementara sheina, masuk kedalam kamar dengan wajah lesunya. ia nenguatkan dirinya dengan apa yang akan terjadi besok.

BERSAMBUNG.......

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

Chapter 3

Sheina masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari bau yang menyengat.

dengan sesenggukan, Sheina menangis dalam diam. ia menggigit bibir bawahnya agar tidak terdengar oleh orang tuanya.

lama ia di kamar mandi, Sheina jeluar kamar dengan dudah berpqkaian baju santai dan segera bertemu dengan kedua orang tuanya.

"ibu, bapak" ucap Sheina memeluk kedua orang tuanya.

"sayang, mau makan,? " tanya bu Ranti pada sang putri

Sheinapun menggelengkan kepalanya dan malah memeluk ibunya dengan erat. membuat bu Ranti dan pak Rayn saling berpandangan.

"kenapa nak,? " tanya pak Rayn merasa khawatir.

"aku bersyukur masih ada orang yang mau menerima aku dalam keadaan seperti ini, " ucap Sheina mendongak menatap mata teduh sang ibu.

"kamu itu ngomong apa sih sayang, tentu saja ibu dan bapak menerimamu kamu kan anak ibu, sudah pasti ibu sayang, " ucap bu Ranti tersenyum.

Sheina menggelengkan kepala, oertanda tidak setuju dengan omongan ibunya. "banyak orang tua yang tega membuang anaknya. itu tandanya, tidak semua orang tua sayang pada anaknya. Sheina bersyukur sekali bisa terlahir dari jeluarga ini. banyak cinta dan kasih sayang. walaupun... " Sheina tak melanjutkan kata-katanya.

mana mungkin, ia memberitahukan semua yang ia alami, pasti akan merasa sakit hati.

"walaupun apa,? " tanya Pak Rayn. Sheina menggelengkan kepala dan malah membahas yang lain.

"bapak kok nggak kerja,? tumben, "ucap Sheina merasa heran karena tidak biasanya beliau berada di rumah.

"hmm iya bapak pulang cepat, " ucapnya seraya tersenyum.

Sheinapun ikut tersenyum dan merasa bersyukur karena ia di berikan keluarga yang menyayanginya dengan tulus.

biarlah semua orang di dunia ini membencinya, mengolok-oloknya, asalkan keluarga swndiri menyayanginya.

🌸🌸🌸

keesokan paginya...

seperti biasa, Sheina berangkat sekolah dengan mengendarai motornya.

"bu, Sheina berangkat dulu ya, " ucapnya seraya menyangklong tas sekolahnya.

"iya, hati-hati ya, " ucap bu Ranti seraya tersenyum. dan di balas oleh sang putri.

lima belas menit, Sheina telah sampai di depas gerbang sekolahnya.

ia menyusuri koridor sekolahan dan seperti biasa, ia selalu menjadi pusat perhatian. namun, Sheina tak memperdulikanya.

segera ia masuk kedalam kelasnya. baru saja, ia melangkahkan kakinya di ambang pintu, sebuah tangan menariknya dengan kuat dan menggiring tubuh Sheina layaknya seekor lembu yabg di giring masuk kedalam kandang.

Sheina hanya pasrah saat dirinya di masukan kedalam gudang oleh sejumlah orang.

"loe itu gak pantes berada di dalam kelas, loe itu pantasnya berada di sini, " ucap Rifky seraya mendorong kasar tubuh Sheina.

"tau tuh ngapain sih masuk kedalam kelas, loe itu nggak pantes bersanding sama kita, " ucap Shandy seraya tertawa renyah.

lalu, tiba-tiba satu siswa maju dan mengoleskan tai ayam pada wajah Sheila membuat semua orang tertawa.

"hahaha pantesnya loe itu pakai yang seperti ini, " ucap Indra masih tertawa.

lalu dengan cepat Shandy melemparkan telur busuk diatas kepala Sheila. membuat gadis itu sudah terlihat miris.

lalu, mereka semua meninggalkan Sheila sendiri dalam gudang.

setelah semua temanya pergi, Sheila merosot ke bawah. menangis sejadi-jadinya.

ia merasa sudah tidak ada kekuatan untuk hidup. segera, ia me gambil silet yang berada di saku bajunya.

ia arahkan silet itu untuk menyayat nadinya. namun, skelebat bayangan orang tuanya tiba-tiba muncul di ingatanya.

dan ada sebuah bisikan yang mengatakan kalau dirinya harus kuat. karena tak lama lagi, semua akan berakhir.

"kuat nak, bersabarlah kamu akan menemukan kebahagiaanmu, " bisik seseorqng yang seperti berada di samping Sheina.

segera, Sheina mencari sumber suara. hingga bel masuk berbunyi, membuyarkan lamunan Sheina.

dengan cepat, Sheina bangkit dan mulai bangkit dan menuju kelasnya untuk mengikuti pelajaran.

walaupun semua orang menatapnya dengan jijik, namun Sheina tetap mengikuti pelajaran. walaupun cara mengikutinya dengan bersembunyi di balik tembok dan sesekali mendongak untuk melihat dan mendengarkan materi.

untung saja, tas Sheina tak basah oleh air got tadi, jika ikut basah maka akan bertambahlah masalah Sheina.

dengan cermat, ia mengikuti pelajaran selama dua jam. dan setelah jam oelajaran selesai, Sheina berlari kedalam gudang untuk bersembunyi.

sementara itu, Anggun sedari tadi celingukan mencari seseorang.

"kemana sih si Sheina,? " tanya Anggun pada diri sendiri. "apa aku tanya mereka saja,? " lagi-lagi, Anggun menanyakan pada diri sendiri.

"eh loe tau Sheina gak,?" tanya Anggun pada sekelompok orang yang berada di sana.

"eh Anggun, ngapain sih loe nanyain tuh makluk aneh, ?" tanya Indra seraya mencibir.

Anggun tak menjawab. ia merasa tak penting meladeni omongan mereka. lalu tanpa basa-basi, Anggun segera berlalu pergi untuk mencari Sheina kembali

seme tara itu, Sheina masih berkutat debgan kegiatanya di gudang.

untungnya, ia membawa bekal dari ibunya tadi pagi. sehingga, ia tak merasakan kelaparan.

segera ia memakan bekal tersebut seraya terisak. mengenang nasibnya yang terlalu menyedihkan.

hingga bel pulang berbunyi, Sheina masih berada di gudang.

Sheina juga tidak tahu jika ada guru baru yabg masuk dan mengajar di kelasnya.

setelah semua siswa pulang, barulah Sheina memberanikan diri untuk keluar dari gudang.

setelah itu, ia segera bergegas menuju parkiran dan mengambil motornya. setelah itu, meninggalkan area sekolahan.

tanpa Sheina sadari ada sepasang mata yang memperhatikanya dari jauh.

setelah menempuh jarak kurang lebih lima bekas menit, Sheina akhirnya sampai di rumahnya.

rumahnya tampak sepi karena mungkin orang tuanya sedang berada di kebun blimbing.

segera ia masuk kedalam rumah dan membersihkan diri dan melanjutkan dengan tidur siang.

sore harinya..

kedua orang tua Sheina baru saja sampai rumah.

Patricia Sheina Atmanegara adalah anak tunggal dari pasangan Pak Rayn Atmanegara dan Rianti Puspita Dewi.

dan mereka juga baru satu tahun pindah dari rumah yang lama kekawasan yang sekarang.

karena terlalu percaya pada kerabat, akhirnya memaksa Pak Rayn dan Bu Rianti meninggalkan kekayaanya karena sudah gulung tikar alias bangkrut.

dan setelah kebangkrutan kebun blimbingnya, pak Rayn memutuskan pindah kekawasan biasa dan membeli beberapa lahan untuk nencoba berkebun kembali.

"pak, ini sepertinya Sheina sudah pulang, " ucap bu Rianti saat melihat motor Sheina terparkir dengan manis di depan rumah.

"oh iya bu, mungkin saja Sheina sedang tidur siang," ucap Pak Rayn.

merekapun masuk kedalam rumah lalu membersihkan diri terlebih dulu lalu menuju kamar sang anak untuk melihat apakah benar sudah berada di rumah.

bu Rianti tersenyum saat mendapati sang putri tengah tertidur lelap di atas kasurnya.

"gimana bu,? " tanya Pak Rayn pada sang isteri.

"iya pak Sheina sedang tertidur, " ucap bu Rianti tersenyum dan ikut duduk di samoing suaminya.

mereka berdua duduk terdiam di ruang tamu.

BERSAMBUNG......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!