Di tepi danau seorang gadis cantik berusia sekitar 17 tahun meniup seruling Dengan alunan nada yang sangat indah.
Terlihat pandangan nanar dari gadis tersebut tertujuh kearah matahari yang mulai terbenam.
Angin sejuk berhembus serta alunan nada seruling yang menggema indah membuat suasana di tempat itu kian damai.
Ketika matahari telah terbenam sepenuhnya, suara alunan nada dari seruling perlahan menghilang dan hanya menyisakan aura kesunyian malam berbalut dengan indahnya cahaya rembulan yang bersinar terang.
"Hah, sampai kapan aku seperti ini? Apa guru akan menjemputku dan membawaku pergi bersamanya?" ucap sosok gadis itu dengan ekspresi wajah sendu ketika mengingat gurunya yang merupakan orang yang menolongnya dulu.
"Kakak Liyan Aku sangat merindukanmu." ucap pelan sosok tersebut lalu perlahan matanya menutup Karena perasaan sedih serta kelelahan menderai tubuhnya.
Sosok itu adalah Lin Xi yang merupakan sosok yang diselamatkan oleh Yan Liyan dari serangan binatang buas beberapa tahun yang lalu.
Ketika Lin Xi tertidur sinar berwarna hijau muncul dalam kehampaan lalu masuk kedalam tubuhnya.
sinar misterius tersebut masuk kedalam tubuhnya tanpa Lin Xi sadari.
Keesokan harinya...
Di kekaisaran Qing sedang terjadi kehebohan besar diakibatkan putri kekaisaran Qing mengungumkan akan membuka hutan perbatasan antara kekaisaran Qing dan 4 kekaisaran lainya untuk dieksplorasi secara umum dan legal.
Letak geografis dari kekaisaran Qing berada di tengah 4 benua dan dikelilingi oleh hutan lebat. Dan Hutan perbatasan tersebut menyimpan sumberdaya yang melimpah dan sangat bermanfaat bagi kultivator.
Tentu saja berita tentang keputusan putri kekaisaran Qing sangat mengejutkan banyak pihak, karena dari ratusan tahun yang lalu, pihak kekaisaran melarang seluruh wargan untuk mengeksplorasi hutan tersebut kecuali bagian luarnya saja, karena Konon katanya di bagian dalam hutan tersebut terdapat binatang buas tingkat mistik dan suci yang dapat mengancurkan kekaisaran Qing jika terbangun dari tidur panjangnya.
Berita tersebut dipercayai oleh masyarakat setempat hingga ratusan tahun lamanya, kecuali beberapa orang yang memang berani untuk pergi kedalam hutan namun orang-orang yang berani melakukan itu tidak pernah kembali.
Namun meskipun banyak sekali berita buruk dan menyeramkan tentang bagian dalam hutan perbatasan, tetapi banyak para kultivator dari yang muda sampai yang tua berkumpul di depan hutan kabut untuk masuk kedala hutan dan mencari peruntungan.
Di depan hutan itu juga Lin Xi berdiri dengan dua orang yaitu Xiao Mei dan Zhang Fei.
Xiao Mei merupakan anak perdana mentri kekaisaran Qing yang berpenampilan sangar sama seperti ayahnya.
Walaupun begitu Xiao Mei merupakan gadis yang cantik dan punya sisi keanggunan yang berbeda dengan gadis lainya.
Zhan Fei sendiri merupakan anak dari kepala pelayan istana Qing, Dia berpenampilan sederhana dan selalu tersenyum menandakan dia rama terhadap semua orang.
"Saudari Lin menurutmu apakah Ini merupakan hal yang baik?"
"Tentu saja ini adalah hal baik. Aku sangat yakin dengan semua keputusan tuan putri." Zhang Fei menanggapinya dengan penuh semangat.
Selain ramah Zang Fei juga selalu semangat dan percaya diri.
Plak!
Xiao Mei langsung memukul kepala Zhang Fei, dengan ekspresi kesal.
"Aku tidak bertanya kepadamu dasar Bocah!"
"Ha! Bocah? Apa kau tidak tahu jika umur kita berdua hanya terpaut 5 bulan." Zhang Fei tidak terima dikatakan bocah oleh seorang yang umurnya tidak jauh berbeda denganya.
"Tetap saja aku lebih kakak darimu, jadi terima saja itu sudah menjadi nasibmu."
"Oh, begitu ya.. Baiklah bibi, mulai sekarang aku mengerti." Zhang Fei berkata dengan setengah tertawa.
Xiao Mei yang ingin membalas perkataan Zhang Fei seketika terhenti karena Lin Xi dan seluruh kultivator melesat menuju kearah hutan perbatasan secara bersamaan.
"Hei.. Kawan tunggu aku!"
Xiao Mei mengejar Lin Xi dan mengekor dibelakangnya diikuti oleh Zhang Fei.
"Hei Saudari Lin.. Kau belum menjawab pertanyaan ku?"
"Aku tidak tahu pasti jawaban dari pertanyaanmu Nyonya Xiao Mei, dan Juga berhentilah memanggilku saudari. Orang-orang akan menganggapku sebagai penjilat jika jika mereka mendengarnya." Lin Xi berkata seperti itu karena dia hanya menganggap Xiao Mei adalah temanya saja.
Hal itu diawali pada saat Lin Xi menyelamatkan dua temannya itu dari kepungan bandit yang ingin menjarah harta mereka berdua disaat Xiao Mei dan Zhang Fei akan berkunjung ke kediaman bangsawan yang berada di barat ibu kota.
Dan pada saat itulah Xiao Mei memanggil Lin Xi dengan sebutan saudari sebagai bentuk rasa terimakasih dan simbol kedekatan diantara mereka.
"Hehehe.. Baiklah Lin Xi. Dan sekarang kita akan menuju kemana?"
Lin Xi berhenti ketika mendengar pertanyaan dari Xiao Mei.
"Aku akan pergi sendiri. Sebaiknya kalian ikuti rombongan di depan."
Wuss!
Lin Xi melesat kearah lain meninggalkan Xiao Mei dan Zhang Fei di tempat itu.
"Huft.. Orang itu dingin sekali." ucap Zhang Fei melihat Lin Xi dari kejauhan.
"Kau benar, tapi itulah yang membuatku semakin tertarik dengannya?" biasanya orang luar yang dekat dengan seseorang yang berada di pihak istana akan mencoba memanfaatkan posisinya demi keuntungan dengan menggunakan cara apa pun termasuk menjadi penjilat, tapi berbeda dengan Lin Xi yang sepertinya tidak tertarik dengan semua itu.
"Hah?" Zhang Fei menutup mulut menggunakan tanganya sambil memandang Xiao Mei dengan pandangan jijik.
"Hei.. lihatlah disekitarmu. Aku masihlah tampan dan cocok bersanding denganmu daripada kau bersama de..
Booomm!
Belum sempat Zhang Fei menyelesaikan perkataannya, pukulan keras mendarat di pipinya sehingga membuat Zhang Fei terhempas.
"Dasar bodoh!" Xiao Mei sangat kesal dengan Zhang Fei yang salah mengartikan maksud perkataannya tadi.
"........."
Ditempat lain...
Lin Xi berjalan kaki dan menyusuri hutan rimbun dan sangat gelap.
Lin Xi mendengar suara dengungan yang terdengar familiar untuknya sehingga tadi Lin Xi memutuskan untuk memisahkan diri dari rombongan dan mencari asal suara yang dia dengar.
Setelah lama Lin Xi berjalan, dia akhirnya berdiri disebuah pohon yang sangat besar. Besar dari Pohon tersebut bahkan dapat menutupi seluruh hutan dari sinar matahari.
"Aneh.. kenapa pohon sebesar ini tidak dapat aku lihat pada saat aku terbang tadi." gumamnya.
Mengenyampingkan hal aneh yang dia lihat. Pandangan Lin Xi kemudian tertuju pada sinar hijau yang berada pada akar besar pohon tersebut.
Pohon besar itu mempunyai banyak akar namun yang paling mencolok adalah akar yang paling besar dan mengeluarkan cahaya kehijauan.
Karena penasaran Lin Xi ingin menyentuh akar pohon yang mengeluarkan sinar hijau itu.
Disaat tangan Lin Xi hampir menyentuhnya...
Tanganya tiba-tiba terhenti dan tertarik kebelakang seolah ada yang menariknya.
"Dasar bodoh! Apa kau berencana mengakhiri hidupmu." suara yang sangat familiar terdengar di telinga Lin Xi.
"Xiao Mei?"
Xiao Mei melepaskan lilitan tali tipis dari tubuh Lin Xi yang merupakan alat yang dia gunakan untuk menarik Lin Xi tadi.
pandangan Xiao Mei kemudian tertuju kearah pohon besar yang akan disentuh oleh Lin Xi tadi.
"Pohon ini.. Aku pernah membaca tentang keberadaan pohon seperti dari buku milik ayahku. Pohon ini bernama pohon ilusi yang merupakan pohon yang menjebak seseorang dengan suatu ilusi untuk mengarah padanya lalu kemudian pohon ilusi akan menyerap energi kehidupan yang ada di dalam tubuh korbannya.
Semakin banyak pohon ini menyerap energi maka semakin besar dan semakin kuat pula ukuran dan kekuatan pohon ilusi tersebut."
Jelas Xiao Mei sambil memandang pohon ilusi di depannya. Muncul rasa keraguan dalam hati Xiao Mei karena menurut dari buku yang pernah dia baca, jika pohon ilusi hanya berada di dunia ilusi dan orang yang dapat masuk ke dunia ilusi hanyalah orang dengan kekuatan jiwa yang kuat atau orang yang mempunyai binatang kontrak tipe kekuatan ilusi.
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Xiao Mei yang kebingungan dengan apa yang dia lihat sekarang ini, tiba-tiba saja dikejutkan dengan munculnya sinar hijau di leher Lin Xi.
Sinar tersebut sama persis dengan sinar hijau yang berada diakar pohon ilusi.
Sedangkan Lin Xi sendiri merasakan perasaan aneh dalam tubuhnya. Qi dalam tubuhnya bergejolak seperti bereaksi terhadap pohon ilusi, Dan semakin Lin Xi menahan gejolak Qi yang ada dalam tubuhnya, maka semakin kuat pula gejolak Qi yang ada dalam tubuhnya.
Sampai kemudian liontin yang ada dileher Lin Xi terbuka dan menyerap semua sinar hijau yang ada pada akar pohon ilusi dan memasukanya kedalam tubuh Lin Xi.
Lin Xi merasakan perasaan hangat pada tubuhnya saat cahaya berwarna hijau itu masuk kedalam tubuhnya. Lin Xi dapat melihat bayangan kedua orang tuanya yang telah meninggal sedang tersenyum kearahnya.
Hal itu semakin membuat Lin Xi merasa tenang dan ingin menutup matanya karena merasa ketenangan yang luar biasa. Namun bayangan kedua orangtuanya tiba-tiba saja buyar dia merasakan rasa sakit yang luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya.
Lin Xi langsung tersadar. Kedua matanya terbuka dan terkejut ketika melihat Xiao Mei menancapkan sebuah belati di telapak tangannya.
"Huh! Syukurlah kau masih sadar." Xiao Mei menghela nafas panjang, merasa tenang karena Lin Xi tidak terbawa lebih jauh oleh ilusi karena jika hal itu terjadi maka akan lebih sulit untuk menyadarkanya kembali.
"Apa yang terjadi?" Lin Xi kebingungan dengan apa yang terjadi dengan dirinya sendiri.
"Kau terbawa ilusi dari pohon ilusi, Dan aku melukaimu agar kau selamat."
Mendengar jawaban Xiao Mei, Lin Xi tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Terlihat raut wajah Lin Xi menunjukkan kesedihan karena tadi dia berharap kejadian tadi bukankah ilusi.
"Sekarang tidak ada waktu untuk bersedih, jadi bangunlah. Kita akan mencari jalan untuk keluar dari tempat ini."
Lin Xi mencabut belati ditangannya dan seketika luka yang ada ditangan perlahan menutup dan tidak lama kemudian menghilang.
Xiao Mei berdecak kagum ketika melihat sekilas kecepatan penyembuhan dan regenerasi Lin Xi.
'Ini benar-benar tidak masuk akal. Bukankah kemampuan seperti itu hanya dimiliki oleh kultivator tingkat pertapa?' batin Xiao Mei tidak henti-hentinya merasa kagum pada Lin Xi.
Setelah Lin Xi mencabut belati yang menancap ditanganya. Lin Xi kemudian mengeluarkan sebuah buku dari dalam cincin penyimpananya.
Buku tersebut mengeluarkan aura hijau sehingga membuat Lin Xi terkejut karena pada awalnya buku itu tidak mengeluarkan aura semacam itu.
Buku itu sendiri merupakan buku pemberian gurunya Yan Liyan, sehingga ketika ada perubahan pada buku itu, Lin Xi langsung antusias dan membuka buku tersebut.
Dan betapa terkejutnya Lin Xi ketika dia melihat apa yang ada di dalam buku itu.
Muncul gambar Pohon yang sama persis dengan pohon ilusi di depannya pada lembaran kosong buku tersebut.
"Ini...
Belum sempat Lin Xi menyelesaikan ucapannya Buku tersebut tiba-tiba mengeluarkan sinar hijau yang lebih besar dan menyebar keluar lalu terpusat pada pohon ilusi dan menyelimutinya.
Tidak lama kemudian aura kehijauan yang menyelimuti pohon ilusi menghilang. Buku tersebut juga secara tiba-tiba menutup dan kemudian muncul simbol pohon pada sampul buku itu.
Suasan tempat Lin Xi dan Xiao Mei berada yang awalnya terang oleh cahaya hijau tiba-tiba berubah menjadi temaram oleh sinar bulan dan bintang yang ada dimalam hari.
Mereka berdua tiba-tiba berada diatas bukit yang ada dalam wilayah bagian dalam hutan perbatasan.
Peristiwa itu membuat Xiao Mei kebingungan dengan perubahan yang tiba-tiba. Pandanganya tertuju pada Lin Xi untuk meminta penjelasan padanya.
Namun Linxi menggeleng pertanda tidak tahu juga dengan apa yang terjadi. Hal itu membuat Xiao Mei kecewa dan kemudian pandanganya tertuju pada buku yang berada di tangan Lin Xi.
Mata yang awalnya teduh dan garang tiba-tiba berubah menjadi penuh keserakahan. Muncul keinginan untuk mengambil buku tersebut dan memilikinya sendiri.
Lin Xi yang menyadari hal itu langsung memasukkan buku tersebut kedalam cincin penyimpanan. Lin Xi kemudian melesat dengan cepat dan menotok Xiao Mei tepat pada leher sehingga menyebabkan Xiao Mei langsung pingsan.
"Maafkan aku. Buku ini adalah kekuatan yang tidak bisa diketahui banyak orang sekaligus kutukan untuk pemiliknya selain itu guruku telah memberikannya padaku jadi aku harus menjaganya dengan nyawa sebagai taruhannya." gumam Lin Xi yang kemudian menempelkan jari telunjuknya kedahi Xiao Mei.
Cahaya keunguan kemudian memasuki kepala Xiao Mei. Itu merupakan teknik yang di gunakan oleh seorang mata-mata untuk menghapus sebagian ingatan lawanya agar identitasnya tidak diketahui tanpa melakukan pembunuhan.
Lin Xi kemudian membawa Xiao Mei yang pingsan kedalam sebuah gua yang berada tidak jauh dari tempat itu.
Sementara diistana putri kekaisaran Qing yang bernama Qing Tzuyu sedang berlutut di depan seseorang yang berada diatas singgasana yang merupakan kaisar kekaisaran Qing sekaligus merupakan Ayahnya.
"Putriku... Apa kau sudah menemukan apa yang kau cari di bagian dalam hutan perbatasan itu?" tanya kaisar Qing dengan penuh wibawah.
"Belum Ayah. Hingga saat ini Para mata-mata elit yang aku utus belum menemukan apa yang aku cari, tapi aku akan berusaha untuk menemukanya demi membagakan wilayah kekaisaran Qing." ucap Qing Tzuyu dengan penuh tekad.
Hal itu dikarenakan satu bulan lagi akan diadakan pertandingan antar kekaisaran di kelima benua yang akan menghadirkan banyak orang-orang hebat.
Mungkin jika beberapa tahun yang lalu hal tersebut sangat mustahil karena kesenjangan kekuatan yang sangat jauh antara benua tengah yang dikuasai kekaisaran Qing dengan benua-benua lainya.
Namun 6 tahun yang lalu tiba-tiba saja fenomena aneh terjadi dimana gerbang dimensi aneh terbuka lebar yang menyebabkan aura Qi yang berasal dari tempat misterius menyeruak keseluruhan benua selama 1 jam.
Hal itu menyebabkan seluruh benua mempunyai tingkatan Qi yang sama dan menyebabkan banyak orang diseluruh benua menerobos secara bersamaan.
Dikarenakan hal itu 4 kekaisaran lain mulai menunjukkan dominasi mereka dan mulai melupakan janji leluhur yang menurut mereka sudah tidak berlaku.
Untuk tetap menunjukkan siapa yang lebih mendominasi maka diadakan pertandingan antar kekaisaran di lima benua untuk menunjukkan kekuatan generasi yang ada di kekaisaran mereka masing-masing.
Hal tersebut tentu saja merupakan suatu kesempatan untuk 4 kekaisaran lain namun merupakan suatu tantangan bagi kekaisaran Qing karena kualitas dan tingkatan kultivasi yang dimiliki oleh setiap orang mungkin sudah setara.
Dan hal tersebutlah yang membuat Qing Tzuyu semakin giat berlatih dan melakukan apa pun untuk memenangkan pertandingan itu termasuk dengan cara mengelabui para kultivator pengembara yang tidak tahu apa-apa mengenai rencananya.
Kaisar Qing tersenyum kecut melihat kelakuan putrinya itu.
"Kau kejam sama seperti ibumu." gumamnya mengingat sosok ibu Qing Tzuyu yang dulunya merupakan ahli strategi perang yang ditugaskan untuk mencega pemberontakan. Dan ibu Qing Tzuyu terkenal dengan kekejamanya.
Di dalam sebuah gua yang berada di bagian dalam hutan perbatasan...
Lin Xi duduk didepan gua sambil menatap bulan yang bersinar terang ditengah gelapnya malam.
Sedangkan Xiao Mei sendiri masih tidak sadarkan diri dan bersandar di dinding gua.
Bulu matanya lentik, wajah yang menampilkan kecantikan sempurna serta air liur yang menetes membuat penampilanya saat ini terlihat sangat lucu.
Jika Xiao Mei mengetahui hal ini dan dilihat banyak orang, mungkin dia tidak akan pernah keluar istana lagi karena merasa malu dan kehilangan muka dan wibawanya di hadapan semua orang yang mengenalnya.
Mata Xiao Mei perlahan terbuka, pandanganya buram karena masih dalam keadaan setengah sadar membuatnya tidak bisa melihat jelas benda di sekitarnya.
"Kau sudah bangun?" suara yang sangat familiar terdengar telinganya. Xiao Mei langsung menoleh kearah sumber suara dan tersenyum ketika melihat Lin Xi yang sedang duduk di depan pintu gua dengan membelakangi dirinya.
Xiao Mei kemudian berdiri dari tempatnya dan berjalan kearah Lin Xi. Dia tidak tahu alasan kenapa dia tertidur dan entah kenapa dia merasa telah melupakan sesuatu hal yang penting.
"Aku tidak pernah menyangka jika kau akan menyelamatkanku." Xiao Mei duduk di samping Lin Xi dan melihat kearah yang Lin Xi lihat... itulah dugaan Xiao Mei yang mengirah jika Lin Xi telah menyelamatkanya dan membawanya kedalam gua.
"Jangan salah paham.. Aku hanya menolongmu sebagai bentuk balas budi karena tadi kau telah menolongku dan setelah itu kau tidak boleh meminta pertolonganku lagi." ucap Lin Xi yang tidak ingin terlibat banyak pihak dari kekaisaran.
Xiao Mei mengangguk dan sepertinya dia mulai mengerti dengan cara berpikir Lin Xi selama ini.
"Apa kau tahu? tidak semua apa yang kau lihat yang menurutmu buruk akan selamanya menjadi buruk, cobalah melihat dari sudut pandang lain."
Lin Xi tidak menanggapi perkataan Xiao Mei.
Lin Xi memang ingin bermimpi menjadi seorang pahlawan dan menolong semua orang. Tapi beda cerita dengan pihak kekaisaran karena dia tahu betapa buruk dan liciknya orang-orang yang berada di dalam kekaisaran.
Semua orang di sana akan mementingkan kepentingan pribadi mereka daripada rakyat yang menjadi tanggung jawab mereka.
Lin Xi mengetahui hal itu karena dari kecil Lin Xi merupakan anak seorang pedagang dan dia juga tahu bahwa kedua orang tuanya mengeluhkan pembayaran pajak yang berlebihan sehingga membuat kedua orang tuanya berkerja lebih keras.
Walaupun tidak semua anggota kekaisaran seperti yang dia pikirkan, tapi hal tersebut sudah cukup sebagai alasan Lin Xi untuk tidak ikut campur dalam urusan mereka.
"Kemana tujuan kita selanjutnya?" Karena perkataanya tadi diabaikan maka Xiao Mei mengalihkan pembicaraan untuk menggantikan suasana.
"Aku akan pergi kebagian Paling dalam hutan perbatasan. Aku juga merasakan 1000 kultivator yang sedang beristirahat sekitar 9 mil dari sini, kemungkinan mereka adalah kultivator yang ikut serta, jika kau ingin pulang maka ikutlah dengan mereka."
"1000? tunggu.. bukankah seharusnya orang yang ikut serta lebih dari itu?"
"Bodoh! Apa kau pikir hutan ini adalah hutan tempat bermain anak-anak? sudah tentu sebagian dari mereka telah menjadi santapan binatang buas yang ada di dalam hutan ini."
Lin Xi menghelah nafas. Dia tidak terlalu terbiasa berbicara segitu banyaknya dengan orang lain semenjak kepergian Yan Liyan.
"Bagaimana dengan keadaan Zhang Fei? Apa dia baik-baik saja?"
"Aku tidak tahu." nada perkataan Lin Xi tiba-tiba saja berubah dan pandangan tajam Lin Xi tertuju kearah sebuah batu besar yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdua.
Wusss!
Aura berwarna ungu tiba-tiba saja keluar dari dalam tubuh Lin Xi.
Lin Xi langsung mengeluarkan pedang 2 elemen dan melemparkanya kearah batu besar tersebut.
Pedang itu melesat dan menancap dibatu besar dan tidak lama kemudian batu itu hancur oleh banyaknya sabit angin yang muncul pada bilah pedang.
Sosok ular tiba-tiba muncul dari balik batu. Ular itu memiliki tanduk seperti tanduk naga dan permata hitam pekat yang indah dikepalanya.
Xiao Mei terkejut melihat binatang yang muncul tidak jauh di depannya itu.
"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu manusia." ular itu berbicara dan sesekali menjulurkan lidah panjangnya.
Lin Xi menarik pedangnya dan langsung bersiap dengan membentuk kuda-kuda untuk memulai pertarungan.
Ular tersebut yang melihat Lin Xi sama sekali tidak merasa takut kepadanya menjadi keheranan karena biasanya manusia akan lari jika bertemu denganya.
"Menarik! Aku tidak pernah menyangka jika ada seorang manusia yang akan dengan beraninya melawan naga sepertiku." ular tersebut mengeluarkan auranya untuk menekan Lin Xi.
Lin Xi tidak gentar dan malah balik menguatkan auranya sehingga aura yang tadinya berwarna ungu berubah warna menjadi biru serta muncul gelembung-gelembung air di sekitarnya yang bertujuan untuk menangkis aura milik ular yang diarahkan kepadanya.
Tapi beda halnya dengan Xiao Mei yang bergetar ketakutan dan dia sudah tidak mampu lagi menahan tekanan dari sebagian aura dari ular tersebut.
"Cih.. Menyusahkan." Xiao Mei berdecih dan melambaikan tangannya kearah Xiao Mei.
Muncul kubah angin yang berdiri kokoh melindungi Xiao Mei di dalamanya.
"Tetaplah di situ jangan keluar dari kubah itu, jika kau masih ingin hidup lebih lama." ucap Lin Xi yang memperingatkan Xiao Mei.
Pandangan Lin Xi kemudian tertuju kepada ular di sekitarnya. Dia tersenyum sinis kepada ular di depannya.
"Kau menyebut dirimu naga? jika ras naga akan mendengar perkataanmu tadi, mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak sambil mengejek ular kecil sepertimu." ucap Lin Xi dengan senyuman megejek untuk memprovokasi ular di depannya.
"Kau!" ular itu benar-benar sangat marah. Walaupun dia mengetahui jika dirinya bukan ras naga, tapi mendengar hal itu dari manusia rendahan di depannya membuat ular tersebut sangat murka.
Wuuss!
Lin Xi melesat, dia mengalirkan Qi kepadanya. Pedangnya tiba-tiba berubah warna menjadi putih dan biru dikedua sisinya.
"Teknik Pedang dua elemen! Ombak yang menyapu!"
Wuss!
Dari segala sisi muncul air yang berjumlah sangat banyak air itu membentuk pusaran ombak dan berpusat kepada ular di depannya.
Ular yang melihat jika gadis kecil di depannya memiliki teknik dan kekuatan yang luar biasa membuat ular itu sangat terkejut karena biasanya manusia yang dia temui paling tinggi berada di tahapan kekuatan Petapa Agung dan mereka tidak akan bisa mengeluarkan teknik semacam itu kecuali mereka membakar esensi darah diri mereka sendiri.
Ular itu memincingkan matanya, ekornya yang panjang melibas ombak yang menuju kearahnya sehingga membuat ombak terbelah menjadi dua bagian.
Baru saja ular itu menangkis serangan ombak. Tiba-tiba saja muncul ratusan siluet bulan sabit tajam dan berukuran besar yang terbentuk dari elemen angin menuju kearahnya.
Ular tersebut menggunakan auranya membukus dirinya sebagai perisai dan sisiknya yang keras sebagai perisai kedua.
Booommm!!
Walaupun serangan tadi tidak menembus pertahanan dari ular di depannya tapi cukup untuk membuat ular itu terpental dan menabrak sebuah bukit yang membuat bukit yang ditabraknya terbelah menjadi dua bagian.
"Dasar ular bodoh." ucap Lin Xi sambil tersenyum karena sudah lama sekali dia tidak melawan musuh yang kuat.
Melihat senyuman Lin Xi semakin membuat ular itu marah karena merasa di hina oleh manusia di depannya.
"Jangan remehakan Aku manusia!" Ular itu membesar tubuhnya menjadi tiga kali lipat lalu mengeluarkan dua aura berbentuk ular seperti dirinya dan kemudian aura itu membentuk klon yang memiliki bentuk dan kekuatan yang hampir sama denganya.
"Aku tidak menyangka aku akan menggunakan setengah kekuatanku demi melawan Manusia rendahan sepertimu, tapi bersyukurlah karena kau akan mati oleh kekuatanku"
Tiga ular yang berukuran sangat besar melesat menuju kearah Lin Xi.. Klon ular itu dikendalikan oleh pikiran pemiliknya, jadi serangan mereka berdua terarah dan lebih mudah membentuk formasi yang mengepung Lin Xi.
Lin Xi yang menyadari dirinya terkepung oleh tiga ular besar masih tetap tenang bahkan tidak ada sedikitpun perasaan takut yang muncul pada dirinya.
Lin Xi kemudian melemparkan pedang dua Elemenya keatas lalu membuat segel tangan.
"Teknik Perubahan bentuk! Naga dua elemen!"
Wusss!
Muncul deruh angin yang membentuk tornado dan dari dalam tornado itu muncul seekor naga yang berukuran sama dengan ular itu.
Dan dari langit tiba-tiba turun hujan deras yang dan dari gelapnya awan muncul seekor naga yang meliak-liuk menunjukkan dominasinya.
GRRROOAARR!!
Kedua naga itu mengaum dengan sangat keras lalu melesat menuju kearah tiga ular yang diam terpaku karena baru saja melihat seekor naga yang sesungguhnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!