Pagi hari, di pasar tertentu pinggir jalan.
Fatir seperti biasa membeli sayuran untuk kebutuhan keluarga kecilnya. Sebagai seorang menantu yang tinggal di kediaman istrinya. Tugas rumah adalah satu - satunya hal yang bisa dia lakukan.
"Anak muda..." Panggilan datang dari seorang penjual barang antik.
"Paman memanggilku?!..." Tanya Fatir dengan bingung.
"Hahaha, itu benar. Aku selalu melihatmu membeli sayuran setiap hari. Sepertinya kamu menjadi pria yang hidup mandiri..." Tentunya penjual barang antik tersebut selalu mengatakan alasan tersebut kepada setiap pejalan kaki hanya untuk menarik pembeli.
Akhir - akhir ini, bisnisnya tidak banyak pembeli. Untuk itu dia melihat Fatir yang kebetulan datang dan mencoba keberuntungannya.
"Jadi paman, keperluan apa yang kamu butuhkan dariku?..." Fatir tidak memiliki kecurigaan apapun sehingga dia memutuskan untuk bertanya.
"Ehm, mendekatlah dan lihat barang antik yang aku miliki. Kamu terlihat cukup bijaksana. Tetapi bijaksana saja tidak cukup..." Penjual itu berkata dengan menggeleng.
Fatir cukup senang mendapatkan pujian. Tetapi seketika sirna karena dia memiliki kehidupan sampah. Sebagai seorang menantu dirinya tidak lebih dari babu.
"Sepertinya kamu memiliki masalah dengan keluarga kecilmu..." Penjual itu hanya menebak, dari ekspresi yang Fatir tunjukkan. Juga dari kesehariannya membeli sayuran, jelas dia menjadi Menantu yang kurang beruntung.
"Paman, apakah kamu seorang dukun yang bisa melihat perkembangan di masa depan?..." Fatir memiliki kedua matanya bersinar.
Dia telah lama ingin mengubah nasibnya, setidaknya dia ingin menjadi kaya raya. Dengan begitu dia tidak akan dipandang rendah oleh istri dan mertuanya juga orang - orang di sekitarnya.
Untuk itu, bertemu dukun adalah keharusan. Dia pernah mendengar, jika seseorang pergi ke tempat dukun. Pastinya akan mendapatkan kekayaan yang melimpah.
Fatir ingin mencobanya, walaupun hanya sekali.
"Ehm, Sepertinya kamu memiliki mata jernih dan cukup terampil. Itu benar, aku adalah seorang dukun dan menjaga tokoh antik ini hanya pekerjaan sampingan..." Tidak mungkin Penjual itu melewatkan kesempatan untuk menipu Fatir.
Dia harus berpura - pura menjadi dukun, Selama bukan dukun beranak. Dirinya sangat yakin. Dengan kata - kata darinya, Fatir akan membeli barang antik miliknya yang tidak berguna sama sekali.
"Kalau begitu, Mbah dukun aku ingin kaya raya..." Kata Fatir dengan bersemangat.
Penjual itu terdiam. Jika dirinya bisa membuat orang lain kaya raya. Mengapa dia masih tetap miskin dan memiliki pekerjaan penjaga toko antik.
Rasanya ingin menangis tanpa air mata. Tetapi penjual tersebut kembali tenang. Sekarang dia harus menyakinkan Fatir untuk membeli barang antik miliknya.
"Hahaha, Kamu ingin kaya?! Mudah sekali..." Jawab penjual tersebut dengan tersenyum kemenangan.
Mendengar ini, Fatir menjadi tidak kuasa menahan tangis. Akhirnya, setelah hidup miskin cukup lama, dirinya akan cepat menjadi kaya raya.
Dia tidak sabar untuk menjadi kaya raya dan membuat bangga keluarga kecilnya.
"Paman, bisakah kamu tidak bertele - tele dan cepat buat aku menjadi kaya raya..." Kata Fatir dengan tersenyum.
"Kamu harus membeli cincin batu akik dan mengelusnya setiap hari dan membaca mantra, aku ingin kaya sebanyak tiga kali setelah makan..." Kata penjual tersebut sambil memperlihatkan koleksi cincin akik miliknya.
"Benarkah?!..." Tanya Fatir dengan tidak percaya.
Entah mengapa, Saran dari penjual tersebut tidak begitu menyakinkan. Tetapi Fatir tidak punya pilihan lain selain mempercayainya.
"Jangan meragukan perkataan dariku, Ingatlah wahai anak muda aku seorang dukun yang profesional..." Kata Penjual dengan yakin.
"Benar juga, Apapun itu selama dari dukun. Aku akan cepat kaya raya..." Fatir sangat bahagia. Keraguan dihatinya langsung sirna begitu saja.
Tetapi dia ingat, jika dirinya tidak memiliki banyak uang. Selain uang kembalian membeli sayuran sebesar 10 ribu.
"Paman, Bisa aku bertanya berapa harganya?..."
Penjual tersebut tertawa di dalam hatinya, akhirnya dia bisa menjual barang dagangan miliknya.
"Sepuluh..." Jawab Penjual tersebut sambil memperlihatkan kesepuluh jumlah jari tangannya.
"Haha, Nasib baik. Aku ambil satu, ini 10 ribu..." Jawab Fatir yang akan mengambil cincin batu akik.
Tetapi, saat dia mengulurkan tangannya, Penjual tersebut langsung menghentikan tangannya.
"Sepertinya, kamu salah dengar. Yang aku maksudkan adalah 10 juta..." Kata - kata penjual membuat Fatir terdiam.
Dari mana dirinya mendapatkan uang sebanyak 10 juta?
Dia tidak bekerja, dan selalu menerima uang dari istrinya hanya untuk membeli kebutuhan sehari - hari.
Tetapi, Fatir tidak habis pikir. Dia sudah berguru dengan emak - emak pasar dalam bernegosiasi soal harga.
Intinya, 10 juta harus menjadi 10 ribu.
"Hmph, Cincin jelek, aku bisa membelinya dengan harga 10 ribu di tempat lainnya..." Walaupun enggan, Fatir kembali berdiri dan berniat pergi.
Trik yang satu ini sangat jitu untuk mengelabui seorang pedagang. Sayangnya, pedagang tersebut bukan penipu ulung.
"Ehm, Karena kita berjodoh dan pertemuan ini sudah menjadi takdir. Aku akan memberikan potongan harga. Untukmu, aku akan menjualnya seharga 9.990.000 bagaimana..." Kata Penjual dengan tersenyum.
"Sama juga bohong, itu 10 juta kurang 10 ribu..." Fatir menggeleng.
"Aku akan ambil, 10 ribu..."
"5 juta..."
"Tidak, harus 10 ribu..."
"1 juta..."
"10 ribu, atau aku akan pergi..."
Penjual itu ingin menangis, Awalnya dia cukup senang bisa menipu Fatir. Siapa sangka dia akan merugi.
"Baiklah, 10 ribu..."
"Sepakat..."
Fatir dengan penuh kemenangan membawa pergi, barang belanjanya dan pulang ke kediaman istrinya. Namun kali ini dia memiliki cincin batu akik di tangannya.
Saat ini dia menumpang di rumah istrinya. Tapi dia tidak lagi bersedih. Dengan cincin batu akik yang dia beli seharga 10 ribu. Dia akan menjadi kaya raya.
Sesampainya di rumah.
"Kamu terlambat, mana uang kembaliannya?..." Ibu mertua galak yang memiliki kaki ramping namun bertubuh bengkak. Langsung menghentikan langkah kaki Fatir.
"Aku menggunakannya uang kembalinya untuk membeli cincin..." Jawab Fatir dengan tersenyum. Sambil memperlihatkan cincin yang ada di jarinya.
Namun di mata Mertuanya, tindakan tersebut, sama dengan pemborosan.
"Menantu bodoh, apakah kamu tidak tahu jika harga minyak naik semua, dari pada kamu membeli cincin yang tidak berguna. Lebih baik digunakan untuk membeli yang lainnya saja..." Mertuanya berbicara dengan air liur berhamburan, seolah - olah menjadi air mancur.
30 menit kemudian.
Fatir mendapatkan omelan cukup lama sampai Mertuanya lelah berbicara lagi.
Dia tidak memiliki kemarahan apapun, karena dia sudah berbicara dengan amukan mertuanya. Tentunya dia memasukan kapas di kedua telinganya agar tidak mengalami kerusakan pendengar.
"Cepat pergi ke dapur dan selesaikan menu sarapan pagi ini..." Mertuanya mengakhiri perkataannya dan pergi meninggalkan Fatir.
Melepaskan kapas dari telinganya, Fatir mendesah. "Lakukan saja, aku akan menjadi kaya raya setelah ini..."
Fatir menjalani pernikahan selama 3 tahun dengan Mayangsari. Seorang presdir yang memiliki perusahaan logistik dengan total kekayaan 1 Miliyar.
Sayangnya pernikahan dirinya tidak berdasarkan cinta sama sekali. Alasan mengapa Mayangsari menikahi Fatir, karena dia seorang pria Impoten.
Bersambung...
Pagi itu, Fatir dengan cepat menyiapkan sarapan seperti yang setiap hari dia lakukan.
Ruang makan, terdapat meja yang cukup besar. Itu dapat menampung setidaknya lebih dari Lima orang sekaligus.
Terdapat Ibu mertua yang duduk di paling ujung. Sedangkan di tempat lain ada istrinya yaitu Mayangsari. Tetapi tidak dengan Fatir yang harus makan di belakang.
"Maya, Ibu dengar perusahaan memiliki masalah?..." Kata ibunya dengan peduli.
"Begitulah, ini hanya masalah pendanaan dalam modal utama yang belum terkumpulkan..." Jawab Mayangsari dengan nada berat.
Seperti biasa Mayangsari memiliki ekspresi yang begitu dingin. Tetapi, dia wanita yang cukup cantik dengan banyak pengejar. Karena berbagai alasan tertentu dia menolak setiap pria yang mencoba untuk mendekatinya.
Hal ini membuat orang tuanya menjadi geram. Belum lagi ketika Mayangsari memutuskan untuk menikah, dia memilih Fatir yang miskin dan impoten sebagai suaminya.
Benar - benar putri yang sulit di atur. Mayangsari juga memiliki saudara lain. Yaitu Lestari, tetapi dia lebih memilih tinggal di apartemen dari pada dirumahnya.
Lestari memutuskan untuk pindah di mulai sejak Fatir menjadi menantu. Hal inilah yang menjadikan orang tuanya semakin membenci Fatir.
"Maya, mengapa kamu tidak meminta bantuan Nak Farhan. Dia cukup baik, Juga Kaya raya. Pastinya masalah pendanaan modal perusahaan milikmu akan terselesaikan dengan cepat..." Ibunya langsung menyarankannya.
Tentunya, ibunya sangat ingin, Mayangsari menceraikan Fatir dan lebih memilih untuk dekat dengan Farhan yang cukup kaya dan juga keluarganya memilih perusahaan tertentu.
"Bu, Maya akan memikirkannya..." Jawab Mayangsari.
"Kamu harus menghubunginya, tidak mungkin suami kamu yang miskin bisa membantumu. Hanya Nak Farhan yang bisa membantumu..." Ibunya menambahkan.
"Baiklah, Maya pergi..."
Maya menyelesaikan sarapan miliknya dan dengan cepat pergi tanpa melihat atau berpamitan terhadap Fatir.
Baginya, Fatir hanyalah suami sampah yang sengaja dia nikahi hanya untuk menghentikan para pengajar dirinya. Tentunya, dengan Fatir yang impoten. Mayangsari tidak akan khawatir, jika Fatir meminta jatah.
Belum lagi, Fatir tidur di kamar pembantu. Tidak mungkin dia bisa berbagi kehangatan yang sama dengan Mayangsari.
Fatir tentunya mendengarkan perkataan Mayangsari dengan ibunya. Dia hanya diam tanpa kata.
"Aku sangat beruntung memiliki ibu mertua galak. Juga istri yang dingin..." Fatir melihat kepergian istrinya dengan mobil melalui kaca jendela.
"Lupakan saja, sekarang aku sudah membeli cincin batu akik. Setelah aku menjadi kaya raya, aku akan membeli rumah, mobil, dan lain sebagainya. Setelah itu ibu mertua tidak lagi marah, dan Mayangsari akan mencintaiku hahaha..." Dapur itu hanya terdengar suara tawa Fatir.
Tetapi detik berikutnya dia terdiam. "Tunggu dulu, aku kan impoten. Walaupun aku kaya dan memiliki banyak wanita. Apa gunanya jika tidak bisa berdiri?!..." Sekali lagi, Fatir merenungkan nasibnya yang sangat menyedihkan.
"Lupakan tentang itu, sekarang saatnya menjadi kaya raya..." Fatir melihat sekelilingnya, dan berharap ibu mertua galak tidak menemukannya.
"Bagus tidak ada siapapun..." Di sudut dapur, Fatir membungkuk dengan kain kasa di tangannya.
Dia memperlihatkan jarinya yang memiliki cincin batu akik dan dengan perlahan mengusap batu pada cincin miliknya.
"Aku sudah sarapan, jika sesuai dengan perkataan Paman sebelumnya, Aku tinggal menggosok dan meminta menjadi kaya raya..." Fatir dengan perlahan menggosok permukaan batu akik. dan dengan sebanyak tiga kali dia mengucapkan mantra yang sama.
"Aku ingin kaya!..."
"Aku ingin kaya!..."
"Aku ingin kaya!..."
30 menit berlalu.
Fatir bingung, dia sudah melakukan semua petunjuk dari penjual cincin, tetapi tidak ada perubahan apapun.
"Sialan, mengapa tidak mungkin jin yang akan memberikan tiga permintaan?..." Kata Fatir dengan kesal.
Merasa jika penjual cincin telah menipu dirinya, Fatir sangat menyesal karena menghabiskan 10 ribu untuk membelinya.
"Sial... sial... mengapa aku yang pintar ini bisa tertipu!..." Karena kesal, Fatir berniat melemparkan cincin yang tersebut, tetapi tidak melakukannya.
"Aku sudah membelinya, setidaknya jika digunakan di jariku. Tidak terlalu buruk..." Fatir dengan begitu melakukan pekerjaan rumah lainnya, seperti ngepel, mencuci, dan lain sebagainya.
"Menantu bodoh, cepat kemari..." Ibu mertua memanggil dengan suara yang sangat keras.
Fatir yang berada di belakang, mau tidak mau harus berlari agar gorila ini tidak memakan meja karena kesal menunggu.
"Ya, Ibu mertua..." Jawab Fatir dengan nada seperti biasanya.
"Buatkan bekal untuk putriku Lestari dan antarkan secepat mungkin di tempat kerjanya..." Perintah Ibu mertua galak adalah mutlak.
Hal ini cukup sering terjadi, Fatir cukup sering membuatkan bekal untuk Lestari dan mengantarkannya.
Tanpa penundaan lagi, Fatir menyiapkan bekal makanan dan dengan demikian dia pergi keluar untuk mengantarkannya.
_
_
_
Saat ini, Fatir sedang dalam perjalanan ke rumah sakit umum.
Kakak iparnya, seorang dokter dan biasanya akan ada di rumah sakit pada jam tertentu. Kehidupan seorang dokter biasanya sangat sibuk, dan terkadang akan lupa makan siang jika memiliki banyak pasien. Untuk itu, ibu mertuanya beberapa kali mengirimkan bekal makanan.
"Aaaaaa... Tolong..."
Mendengar, suara wanita yang meminta tolong. Fatir tersenyum kecut, dia tidak bisa bela diri apapun. Dan karena di depannya sedang terjadi, kasus penculikan wanita. Dia mau tidak mau berniat mengulurkan bantuan.
Wanita cantik itu, memiliki empat pria asing di sekelilingnya. Fatir dengan cepat mendatanginya dan dengan bangga berteriak.
"Hentikan, Uraaaaa..."
Seketika, kedatangan Fatir membuat keempatnya terdiam. Mereka melihat kearah sumber suara dan tertawa.
"Hahaha, Sepertinya ada yang ingin menjadi pahlawan kesiangan..." Kata salah satu penculik.
"Cari mati nih orang..."
"Sepertinya, dia akan mati dalam kondisi perjaka..."
Kata perjaka adalah kata kutukan bagi Fatir, sehingga dia menjadi sangat marah.
"Kalian, beraninya hanya dengan wanita. Sini lawan aku Uraaaaa..." Fatir berkata dengan nada tinggi, dan hal tersebut membuat keempat langsung mengelilingi Fatir tanpa peduli dengan wanita yang akan mereka culik.
Wanita cantik yang terabaikan, menatap Fatir dengan rasa terimakasih. Tetapi dia tidak ingin mengungkapkannya dan lebih memilih untuk melarikan diri.
"Sialan, target melarikan diri..."
"Ini semua, gara - gara dia. Habisi dia jangan biarkan dia berjalan lagi..."
Menghadapi keempatnya, Fatir benar - benar ketakutan. Dia suda impoten, jika dia tidak bisa berjalan! kehidupan apa yang akan dia jalani?
"Bro... Sabar... Sabar... Jangan keras - keras..." Fatir tidak tahu harus berkata apa lagi.
Sayangnya keempat penculik itu sudah membenci Fatir, karena membuat target penculikan mereka melarikan diri.
"Bam... Bamm... Bammm..."
"Ahhh... Ahhhh... Ahhhhhh...."
Hal berikutnya, hanyalah teriakan Fatir yang kesakitan dan putus asa.
"Cabut, dia akan menjalani sisa hidupnya di ranjang rumah sakit..." Keempat penculik itu langsung pergi tanpa penundaan Lagi, meninggalkan Fatir yang di penuhi oleh luka - luka di sekujur tubuhnya.
Fatir yang memiliki tubuh lemah, benar - benar bukan lawan para penculik tersebut.
"Aahhh..." Fatir berteriak kesakitan dan pingsan.
Tentunya dia tidak menyadari, pada saat ini, gumpalan darah mengalir menuju jari Fatir dan menembus ke dalam cincin batu akik miliknya. Seketika batu akik yang kusam, memancarkan cahaya hijau terang.
Bersambung...
Ketika Fatir dalam keadaan koma, dia berada di tempat yang aneh. Semuanya di penuhi dengan kabut putih.
"Apakah aku benar - benar sudah mati?!..." Fatir berkata dengan kesedihan yang mendalam.
Mati dalam kondisi perjaka adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Belum lagi, kehidupan Fatir yang sudah menikah tidak jauh dari kata Jomblo.
Namun kaum jomblo lainnya masih bisa dikatakan beruntung, karena bisa bermain dengan sabun untuk menghibur diri mereka sendiri. Tetapi tidak dengan Fatir. Kawannya Joni agung, tidak pernah bangun dari tidur panjangnya. Itu benar - benar sulit di mengerti.
Lupakan tentang itu, karena Fatir sudah mati. Lebih baik menerimanya dengan lapang dada.
Sosok mengambang muncul di depan Fatir. Sosok itu memiliki rambut putih panjang, dan memiliki janggut putih yang menggantung, Fatir tidak dapat mengetahui siapa pria tua tersebut.
Pria tua yang duduk mengambang hanya diam dan memandang tubuh Fatir dari atas ke bawah, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tubuh kuno yang di sia - siakan..." Suara tua itu mengejutkan Fatir.
"Pak tua, kamu bisa bicara?!..." Seru Fatir dengan gugup.
"Nak, apakah kamu pikir aku ini bisu?..." Suara tua itu terdengar tidak puas.
Sebagai seorang pertapa agung, dia sangat dihormati. Tidak hanya itu, dia dapat menghancurkan gunung melalui hembusan nafasnya. Apa lagi dengan kentutnya, itu bisa menghancurkan planet mars.
"Lupakan saja, mari kita lakukan ritualnya..." Kata pertapa agung.
"Tidak, aku tidak menginginkan ini. Aku masih ingin hidup. Bahkan aku belum memiliki masa - masa indah dengan wanita! Aku tidak ingin pergi ke alam selanjutnya..." Fatir berteriak dengan putus asa.
Sulit mengatakan tentang perasaannya yang selalu terpendam. Dia biasanya tidak terlalu peduli dengan kondisinya yang impoten. Tetapi di saat dia menyadari akan pergi ke alam selanjutnya tanpa memiliki pengalaman dengan wanita sama sekali, itu membuatnya sangat frustasi.
"Haha, Seperti yang di harapkan dari pemilik tubuh kuno. Bahkan dengan situasi ini, kamu masih memikirkan tentang kondisi menyedihkanmu..." Pertapa agung berbicara dengan tertawa.
"Nak, tidak ada yang mengatakan jika kamu sudah mati atau akan pergi ke alam selanjutnya. Kamu sedang dalam kondisi koma. Dan sekarang ini, kesadaran mu berada di dalam cincin spasial..." Pertama agung menjelaskan.
"Benarkah! Syukurlah jika aku belum mati. Tetapi, apa yang di maksud dengan cincin spasial? Rasanya, seperti cincin ruang yang ada di novel!..." Fatir kembali tenang.
"Nak, kamu bisa mengatakannya seperti itu, Cincin yang kamu beli dengan harga 10 ribu, bukanlah cincin biasa. Kamu bisa menyimpan sesuatu di dalamnya. Hemm... Lupakan tentang itu..." Pertapa agung merasa kesal, karena harus menjelaskan sesuatu yang terbelit - belit.
"Pak tua, karena aku belum mati. Lalu kamu ini apa?!..." Tanya Fatir dengan heran.
"Nak, aku adalah Pertapa Agung, seorang pertapa kuno yang paling kuat di masa lalu, aku sengaja meninggalkan sisa jiwaku di dalam cincin. Sehingga suatu hari seseorang dengan garis darah kuno dapat mewarisi kekuatanku, dan hari ini kau telah mengaktifkan warisan pertapa melalui darah kuno milikmu..." Pertapa agung menjelaskan.
Melihat Fatir yang resah Pertapa agung menambahkan, "Tenang aku tidak akan menyakitimu sama sekali, aku akan menjelaskan sehingga kamu sedikit mengerti..."
"Untuk mengaktifkan warisanku, kamu harus memiliki darah kuno dan kamu sudah memilikinya. kamu bisa menyebutnya sebagai kunci..." Pertapa agung menatap lurus ke mata Fatir.
Fatir akhirnya menyadari bahwa tubuhnya memiliki garis darah kuno. Karena penasaran Fatir bertanya "Pertapa agung, Apa sebenarnya darah kuno ini?!..."
"Dengan memiliki garis darah kuno, kamu memiliki kekuatan yang luar biasa, semua yang kamu miliki melebihi manusia normal pada umumnya, tentunya sangat cocok untuk menerapkan kultivasi..." Semakin Pertapa agung menjelaskan, semakin membuat Fatir mengerti.
Hanya satu yang tidak dia mengerti, mengapa miliknya tidak bisa berdiri?!
Belum lagi, Fatir merasa, tubuhnya lebih lemah dari manusia normal pada umumnya. itulah mengapa dia tidak bisa bertahan dari sekelompok penculik.
"Pertapa agung, kamu bercanda ya? Apanya yang darah kuno! Temanku saja tidak bisa berdiri, tubuhku juga tidak kuat seperti yang kamu katakan..." Kata Fatir dengan tersenyum kecut.
"Itu karena tubuhmu memiliki kondisi aneh, itu sejenis kutukan tertentu sehingga mencegah kamu untuk menggunakan garis darah kuno. Juga mengekang teman kecilmu..." Jelas dari Pertapa agung.
"Kutukan?!..." Akhirnya Fatir memahami alasan mengapa dirinya menjadi Impoten.
Dia dengan perlahan melepaskan bajunya, dan memperlihatkan bagian perutnya yang menghitam.
"Benar, itu adalah tanda kutukan..." Pertapa agung mengakuinya.
Fatir mengingat kembali, dia memiliki tanda tersebut sejak dirinya dilahirkan. Awalnya, dia mengira bagian perutnya tersebut adalah tanda lahir. Tetapi siapa sangka jika itu adalah tanda kutukan.
Fatir langsung membenci tanda kutukan yang ada di perutnya. Jika saja bukan karena itu. Dirinya tidak akan impoten.
Tidak hanya dirinya diputuskan oleh mantan pacarnya saat bermalam di hotel. Dia juga dimanfaatkan oleh istrinya yaitu Mayangsari. Benar - benar penderitaan yang lengkap.
"Pertapa agung, bisakah kamu menjelaskan. Mengapa tubuhku bisa dikutuk?..." Tentunya, Fatir ingin menemukan jawaban dari penderitaan yang dia rasakan.
"Hmm... Masalah kutukan yang kamu miliki, karena kelakuan orang tuamu..." Kata - kata Pertapa agung membuat Fatir terdiam.
Dia mengingat Ibunya yang membesarkannya, dan tidak mungkin ibunya yang begitu baik akan memiliki kelakuan buruk.
Fatir mengabaikan dugaan tersebut dan langsung memikirkan tentang ayahnya, yang hingga sekarang tidak pernah bertemu dengan dirinya.
Fatir menduga, jika ayahnya memiliki kelakuan yang tidak berakhlak dan tidak terpuji, sehingga membuat putranya mendapatkan sebuah kutukan.
"Pertapa agung, karena kamu bisa mengenali kondisi tubuhku, itu berarti kamu memiliki solusinya..." Kata Fatir dengan harapan.
"Hahaha, tentu saja aku memilikinya..." Pertapa agung tertawa.
"Nak, Cara untuk menghilangkan kutukan yang ada di dalam tubuhmu. Yaitu dengan menggunakan air suci, sayangnya aku tidak memilikinya..." Pertapa agung menggeleng. Hal ini membuat Fatir kecewa.
"Sudah aku katakan, kamu bisa tenang. Aku memiliki kondisi yang kedua, dengan kamu menerima warisan dariku, maka kamu bisa menghilangkan kutukan yang ada di tubuhmu..."
Mendengar ini, membuat Fatir sangat bahagia. Tidak ada yang lebih bahagia untuk seorang pria memiliki bagian bawah berfungsi dengan benar.
"Persiapkan dirimu untuk menerima warisanku..." Pertapa agung melambaikan lengannya, di ujung jarinya seberkas cahaya kuning keemasan muncul.
"Ini adalah esensi warisanku yang telah dimurnikan selama jutaan tahun untuk mendapatkan kenangan yang tidak dapat dihancurkan..."
"Setelah esensi warisanku ini memasuki tubuhmu semua pembuluh darah dan meridian milikmu akan digantikan dengan meridian Pertapa jutaan tahun dan prosesnya akan menjadi sedikit menyakitkan..." Jelas dari Pertapa agung dengan menghentikan pergerakan tangannya.
"Selama, temanku bisa berdiri. Rasa sakit tidak masalah bagiku..." Kata Fatir dengan tekad kuat.
Kemudian satu jari dari Pertapa agung mendorong maju, membuat cahaya keemasan langsung menuju ke perut Fatir dan masuk melalui kulitnya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!