Plaakkkk !!
Kembali tamparan keras mendarat di pipi halusnya ,namun tak ada teriakan ataupun keluhan keluar dari mulut gadis itu .
Sorot matanya tajam melihat ke arah kedua pria paruh baya yang ada di depannya ,tampak darah yang telah kering di sudut bibirnya yang sobek ,luka lebam juga tampak terlihat dari tangannya yang terikat keras di tiang rumah tua itu .
"Puiihhhh dasar kalian cecunguk pengecut ,kalau berani lepaskan ikatan ini dan lawan aku satu-satu "teriaknya pada kedua orang di depannya .
"Maaf kan kami nona ,kami tidak diperintahkan untuk melepaskan tali ikatan itu,kami hanya diberi perintah untuk mengawasi dan jika nona membuat ulah, kami pun tak segan akan memberi peringatan pada nona" Salah satu penjaga itu menjawab dengan tenang .
Sebenarnya mereka juga tak tega jika terus menyiksa gadis di hadapannya itu ,namun perintah dari bos besar adalah harga mati ,jika sampai mereka teledor bahkan gadis itu lolos maka nyawa lah taruhannya .
"Berapa lama lagi kalian akan membunuhku secara perlaha seperti ini hah ?" bertanya sang gadis dengan lantang pada mereka ,tak terlihat sedikitpun rasa takut di matanya.
"Apa maksudnya dengan membunuhmu secara perlahan nona ,kami hanya menamparmu itupun dilakukan jika nona tidak menuruti kata-kata kami "
"Eh bodoh aku tak akan mati hanya karna usapan dari tangan kalian ,aku akan mati kelaparan karna dari kemaren tak pernah kalian beri aku makan bodoh "
"Oh .. jadi nona lapar ,tapi kami tidak diperintahkan untuk memberi anda makan nona"jawab salah satu pria tersebut .
"Baiklah terserah apa kalian akan tanggung jawab jika saat bos kalian datang nyawaku telah tiada "
"Jangan dulu nona ,tahanlah dulu sampai bos kami datang "
"Lalu kapan bos kalian datang hah?"
"Mungkin dua hari lagi nona"
"Hah ,kalian gila yah ,mana bisa aku menahan lapar sampai berhari hari, dasar kalian ini benar-benar tidak berperikemanusiaan "kembali sang gadis mengumpat pada kedua pengawal bodoh itu .
"Nona apa yang ingin kau makan saat ini nona ?"tiba-tiba salah satu pria tersebut bertanya setelah melakukan panggilan dengan sang bos.
"Apa saja yang penting makanan untuk bisa mengganjal perutku ini"
Salah satu pria lalu melangkah ke dapur ,entah apa yang akan diberikan pada gadis itu sebagai pengganjal perut .
Setelah beberapa saat akhirnya pria itu keluar dengan membawa bungkusan dengan asap masih mengepul .
"Makanlah ubi ini nona ,lumayan bisa membuat perutmu tak lagi berdendang "ucap sang lelaki satu dengan enteng .
"Yang benar saja kau ,dari kemaren aku tidak kau beri makan ,sekalinya kau kasih aku makan masa hanya ubi rebus ,apa mau kau aku kentutin hah"jawab sang gadis sewot .
"Ya sudah kalau kau tidak mau menerima makanan ini ,bukannya tidak ada tapi malam-malam begini mana ada warung yang masih buka nona"berucap pria bertubuh gempal yang tadi merebus ubi di dapur .
'Duh dasar apes ,dasar perut sudah kosong dari kemaren ,sekarang malah dikasih ubi rebus ,alamat ini ruangan bakal bau harum semerbak nih 'guman sang gadis .
"Baiklah aku akan memakannya ,kau tolong lepaskanlah ikatan di tanganku ini "perintah sang gadis .
"Jangan nona ,biarkan saya yang akan menyuapi nona dengan senang hati"berjalan lelaki gempal kearah sang gadis sambil membawa ubi rebus di tangannya .
"Puihh tak sudi aku makan dari tanganmu ,mana ku tahu apakah tanganmu sudah kau cuci apa belum "kata sang gadis dengan wajah melengos ke samping .
Andai saja gadis itu tidak begitu menggemaskan dan berwajah pas-pas an sudah dari kemaren pria gempal menamparnya ,karna kata-kata gadis itu sungguh pedas .
"Tenang nona tanganku sudah bersih ,sudah dicuci dan aku tidak habis ngupil "jawab pria gempal sambil menyodorkan ubi yang telah dikupasnya ke arah mulut sang gadis.
Dengan sedikit ragu-ragu akhirnya gadis itu membuka mulutnya dan menerima suapan ubi rebus dari sang pria gempal di hadapannya.
Entah karna begitu lapar atau memang ubi itu yang sungguh manis membuat gadis itu mengunyah dengan lahap bahkan telah habis beberapa potong .
"Cantik-cantik doyan ubi "guman pria kurus teman si gempal ,meski pelan namun masih dapat didengar oleh sang gadis .
"Eh telor ceplok ,siapa suruh kalian memberiku ubi ini ,kalau ada pilihan lain tentu aku akan pilih selain ubi sialan ini "jawab sang gadis ketus karna kesal dari beberapa potong ubi yang telah masuk kedalam perutnya, entah berapa kali sudah perutnya kentut .
Sang pria tubuh gempal pun tersenyum karna beberapa kali mendengar suara yang berasal dari bagian belakang si gadis ,mendengar jawaban si gadis sang pria kurus tersenyum masam .
"Sudahlah nona sekarang kau istirahat besok akan kami belikan nasi untuk mengganjal perutmu "saran pria gempal pada sang gadis .
Beranjak kedua pria tersebut menuju kursi rotan sederhana hendak menyandarkan tubuhnya karna rasa kantuk telah mulai menyerang mereka .
"Dasar sialan mereka seenaknya meninggalkanku di sini sendiri ,awas kalian jika suatu saat nanti bertemu denganku kan ku buat kalian berteriak minta ampun tanpa henti "dalam hati sang gadis berucap.
"Hooaaaaammm".
Entah sudah berapa kali gadis itu menguap namun matanya tidak dapat terpejam ,seluruh tubuhnya kini mulai terasa sakit bahkan tangannya tampak membiru karna hantaman kayu saat berkelahi dengan teman-teman kedua cecunguk bodoh itu.
Pandanganya menyapu keseluruh ruangan mencari sesuatu benda yang bisa digunakan untuk memotong tali di tangannya ,namun pencariannya nihil ,tak ada satu benda pun yang bisa ia gunakan ,sementara kedua orang penjaga itu telah terlelap dalam tidurnya .
Saat rasa kantuk mulai menyerang tiba-tiba terdengar suara dari arah dapur ,dengan seksama dia pasang kedua telinganya agar dapat mendengar dengan jelas, kini langkah semakin dekat menuju kearah sang gadis ,dengan cepat dia memalingkah muka ke arah datangnya suara .
Tampak seorang pemuda berjalan dengan mengendap-endap menuju sang gadis dengan kedua bibir dimonyongkan dan jari telunjuk menutup mulutnya isyarat agar sang gadis jangan bersuara .
Tampak muka sang gadis tetap tenang dengan beberapa kali melihat kearah kedua penjaga yang masih tertidur lelap ,terdengar suara gesekan dari golok yang dibawa oleh sang pemuda saat memotong tali pengikat tangan sang gadis .
"Tolong cepatlah sedikit "bisik sang gadis pada sang penolong karna sudah beberapa menit tampak belum juga terpotong tali pengikat tangannya .
"Sabarlah nona, sedikit lagi "pemuda itu menjawab dengan bisikan pelan ,takut kedua penjaga itu bangun .
Akhirnya mereka berjalan keluar dari rumah tua itu setelah tali ikatan di tangannya terlepas,mereka berjalan tanpa mengeluarkan suara bahkan bernafaspun mereka sangat hati-hati .
Setelah berjalan beberapa menit sampailah mereka di sebuah rumah sederhana terletak di perkebunan dan dikelilingi pagar bambu .
🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♂️
Maaf jika masih banyak kesalahan ketik maupun cerita yang kurang menarik di novel ini ,author masih belajar jadi mohon jangan terlalu kejam kalau koment ya ,outhor orangnya gampang mewek
happy reading
by .yu odah
😍😍😍😍😘😘😘😘😘😘😚
"Kau istirahatlah di kamarku nona ,sekarang sudah tengah malam badanmu tentu letih".ucap si pria yang telah menolong si gadis .
"Panggil aku Shanum ,dan trima kasih atas pertolonganmu"ucap si gadis sambil mengulurkan tangan dengan maksud bersalaman ,namun sang pemuda justru beranjak melangkah ke dalam kamarnya dan kembali sambil membawa satu bantal dan satu kain sarung .
"Eh sebaiknya aku saja yang tidur di sini ,kau tuan rumah tentu harus kau yang tidur di kamar "jawab Shanum merasa tak enak hati jika harus tidur di kamar sedangkan sang tuan rumah tidur di kursi ruang tamu.
"Jangan GR ,aku hanya tidak mau jika bangun besok, ibuku akan jantungan melihat ada seorang gadis tak dikenal tertidur di kursi ini"menjawab sang pemuda dengan wajah datar .
Akhirnya shanum pun melangkah masuk ke dalam kamar sang pemuda ,meski sederhana namun kamar ini terlihat bersih dan rapih tampak laptop dan beberapa buku tebal berada di atas meja kecil di kamarnya ,tidak memerlukan waktu lama ,akhirnya shanum pun tertidur lelap.
"Bebek ngajuru ,bebek ngajuru !!".
Teriak seorang wanita paruh baya saat melihat shanum keluar dari kamar anaknya, dengan berjalan tertatih dan kain sarung menutupi tubuhnya sebatas leher .
"S siapa kamu ,kenapa keluar dari kamar anakku?"tanya si ibu masih dengan wajah shock memandang ke arah Shanum.
"Maaf bu ,saya shanum"
"Shanum siapa,apa hubunganmu dengan Rangga "
"Ssaya..."belum sempat Shanum melanjutkan kalimatnya .
tok tok tok
"Assalamu'alaikum "terdengar ucapan salam dari luar pintu ,yang ternyata sang pemuda yang tak lain adalah Rangga .
"Ngga siapa gadis ini ,kenapa keluar dari kamarmu nak ?"bertanya ibunya dengan wajah cemas karna takut anaknya membawa kabur anak gadis orang .
Rangga tampak tersenyum melihat kepanikan di wajah ibunya tercinta ,lalu menceritakan semua tanpa ada yang tertinggal sedikitpun ,dari pertama Rangga mendengar suara mencurigakan dari rumah tua yang tak berpenghuni ,hingga membawa kabur shanum dari para penjahat yang mengikatnya .
Tampak wajah wanita paruh baya itu sedikit tenang mendengar penjelasan dari anaknya .
Pandangannya menyapu gadis di hadapannya dengan tatapan iba ,tubuhnya terdapat beberapa luka lebam bahkan bibirnya tampak masih terlihat darah yang telah mengering karna sobek.
"Duduklah sini neng "ajak sang ibu sambil menuntun Shanum duduk di kursi rotan sederhana di hadapannya ,dipandanginya wajah putih penuh luka itu ,namun kecantikan masih terlihat meski dengan wajah penuh luka .
Diambilnya air hangat dan dengan sebuah handuk kecil wanita itu membersihkan wajah Shanum dengan lembut ,diusapnya handuk itu dengan perlahan takut membuat luka sobekan di bibirnya semakin lebar .
Shanum terdiam mendapat perlakuan yang begitu hangat dari wanita yang sama sekali belum pernah ia kenal,sentuhan lembut wanita itu sungguh membuatnya merasa nyaman ,Shanum kembali teringat akan ibunya yang telah tiada ,sejak kepergian sang ibu lima tahun lalu Shanum tak pernah lagi merasakan kelembutan belaian tangan seorang ibu seperti saat ini .
"T trima kasih bu "ucapan Shanum tampak terbata-bata karna merasa sangat terharu diperlakukan sangat lembut oleh wanita itu .
"Minumlah teh hangat ini "kata Rangga menyodorkan teh manis ke arah Shanum .
"Minumlah neng selagi hangat ,ibu akan menyiapkan makanan dulu ,neng duduk saja di sini " kata ibunya Rangga .
"Trima kasih bu ...?"
"Hana ,panggil aja ibu Hana"sambut wanita itu sambil tersenyum ke arah Shanum .
"Iya bu ,dan namaku Shanum bu ,panggil aja Shanum " sahut Shanum pada bu Hana.
"Nama yang cantik ,secantik orangnya "senyum bu Hana lalu melangkah kearah dapur,sementara Rangga tengah asyik dengan kegiatannya membelah kayu bakar di halaman belakang .
"Bu saya mau permisi mau ke kamar mandi "ucap Shanum karna sudah tak tahan ingin mengeluarkan hajatnya .
"Apa neng Shanum mau mandi ,?"tanya ibu Hana ramah .
"E eh ...a anu bu ,saya tidak bawa baju ganti "Shanum menjawab ragu ,sebenarnya ingin sekali ia membasuh badannya yang sudah dua hari tidak terkena air dan sabun ,tapi karna hanya ada baju yang melekat di tubuhnya Shanum pun mengurungkan niatnya .
"Kalau neng Shanum mau ,pakai baju ibu dulu bagaimana,neng pasti merasa gerah setelah berhari-hari tidak mandi "
"Apa boleh bu ?"Shanum menjawab ragu-ragu .
"Meski baju jelek tapi kan bersih ,kasihan kulit halus neng akan gatal-gatal jika tidak segera dibersihkan "bujuk bu Hana lagi .
"Baiklah bu "
Setelah beberapa saat Shanum pun keluar dari kamar mandi dengan baju daster sederhana namun pas di badannya karna ukuran badan Shanum tidak jauh berbeda dengan bu Hana .
"Waahh neng cantik sekali memakai baju ibu "gumam bu Hana merasa takjub melihat Shanum kini memakai daster yang biasa di pakainya .
"Daster ini cocok sama kulit putih neng Shanum ,hanya saja sedikit ngatung mun ceuk orang sunda mah "kata bu Hana sedikit terkekeh .
"Ngatung apa artinya bu ?" tanya Shanum heran .
"Pendek neng ,daster ini sedikit pendek di badan neng Shanum karna neng Shanum kan lebih tinggi dari ibu "
"Oohhh ,tapi enak dipakai bu ,rasanya adem "kata Shanum sambil ikut terkekeh melihat daster yang melekat di badannya .
Shanum berjalan keluar sambil celingukan mencari Rangga .
"Rangga ,aku pinjam sisir kamu donk "bisik Shanum pada Rangga yang sedang duduk istirahat setelah badannya terasa lelah karna memotong kayu .
Ranggapun menoleh kearah Shanum ,sejenak matanya tertegun melihat Shanum yang kini telah berganti baju dengan daster milik ibunya .
Dengan sedikit menahan senyum Rangga berjalan menuju kamarnya dan kembali lagi dengan sebuar sisir di tangannya .
Setelah menyisir ala kadarnya Mayang pun kembali menuju ke dapur di mana ibu Hana tengah memasak ,wangi harum masakan ibu Hana sungguh membuat perut Shanum keroncongan ,air liur serasa mau jatuh dari bibirnya ,berada di dapur sederhana ini sungguh membuat Shanum begitu hangat ,seakan lupa tentang keadaan luka di tubuhnya .
Tak sabar Shanum ingin segera mencicipi kelezatan masakan ibu Hana.
Kalimat sakti yang Shanum tunggu pun akhirnya keluar juga dari mulut ibu Hana .
"Ayo makanlah neng Shanum ,Rangga "
Gadis itu mengangguk penuh semangat bahkan tak sadar tangannya bertepuk tangan kecil ,sungguh menggemaskan ,pikir ibu Hana .
Namun tiba-tiba ..."Neng Shanum kenapa rambutmu berantakan ,apakah belum kau sisir,?"
"Sudah bu ,sudah tadi Shanum pinjam sisir Rangga "
"Kalau sudah kau sisir kenapa masih berantakan seperti itu,sini mendekatlah ke ibu ,akan ibu sisir ulang biar rapih "
"T tidak usah bu ,itu tidak penting ,sekarang kita makan dulu aja bu"Shanum dengan halus menolak karna tak ingin kegiatan yang ia tunggu-tunggu tertunda,ibu Hana tersenyum mengetahui apa yang ada dalam pikiran gadis di depannya .
Rasa puas terlihat dari raut muka Shanum setelah menikmati masakan ibu Hana,perutnya sungguh kenyang .
Shanum berjalan ke arah kebun yang berada di belakang rumah ini,udara pagi begitu sejuk,Shanum teringat jika waktu kecil pernah diajak ke sebuah villa oleh kedua orang tuanya ,udara dingin ,dengan pemandangan indah di sekitar villa ,namun Shanum tak mengetahui di mana letak villa itu ,langkah kaki Shanum tertahan saat tiba-tiba sebuah tangan menariknya dari arah belakang .
"Eh gadis bodoh ,apa kau ingin penjahat yang menawanmu kemaren melihatmu lalu kembali membawamu ke rumah tua itu hah "bisik Rangga pada Shanum dengan berjalan cepat sambil menarik tangan Shanum .
Bagai terbangun dari mimpi Shanum pun tersadar dan cepat-cepat mengikuti Rangga kembali pulang ke rumah sederhananya .
Shanum berjalan dengan cepat mengikuti langkah Rangga ,andai saja terlambat dan para penjahat itu mengetahui keberadaan Shanum ,bukan tidak mungkin jika mereka akan kembali menculik dan menawan Shanum.
Sebenarnya Shanum sudah menebak siapa dalang dibalik penculikannya,tentu saja harta lah yang menjadi incaran mereka .
"Rangga di mana ibumu "tanya Shanum saat tidak melihat ibu Hana tidak ada di dalam rumah .
"Mungkin sedang memetik sayuran di kebun belakang "jawab Rangga membuat mata Shanum berbinar ,namun dalam sekejap kembali wajahnya murung .
Ingin sekali Shanum ikut ibu Hana memetik sayuran di kebun ,tapi ia pun takut jika para penculik itu melihatnya ,tentu kepergiannya dari rumah tua itu telah membuat mereka kalang kabut ,dan tak akan tinggal diam Shanum pun harus waspada jika ingin bepergian .
"Shanum apa yang akan kau lakukan sekarang ?"Rangga bertanya saat melihat Shanum tampak diam .
"Entahlah Rang ,akupun bingung ,aku ingin segera pulang ke rumah karna papah tentu sangat cemas mencariku "
"Apa kau tahu di mana rumahmu "
"Meskipun aku jarang tinggal di rumah, tapi aku hapal di mana alamat rumahku "jawab Shanum ,membuat Rangga sedikit heran kenapa Shanum jarang tinggal di rumah.
Rangga tampak tersenyum saat mendengar Shanum menyebutkan alamat rumahnya ,karna itu terletak tak jauh dari perusahaan tempatnya bekerja .
"Kalau kau mau ,kita akan pergi ke xx beberapa hari lagi karna rumahmu ternyata tak jauh dari tempatku bekerja "usul Rangga ,membuat Shanum tersenyum gembira.
"Baiklah kita berangkat bersama tapi ..."kalimat Shanum menggantung karna sebelum berangkat tentu ia akan tinggal disini beberapa hari dan Shanum sama sekali tidak memiliki baju sebagai ganti .
"Kenapa kau terdiam"
"A aku tidak memiliki baju untuk ganti selama aku di sini "pelan suara Shanum terdengar .
"Baiklah siang nanti kita pergi ke pasar membeli beberapa baju untukmu "usul Rangga ,namun kemudian ia pun kembali terdiam ,jika mengajak gadis ini ke pasar tentu akan banyak menarik perhatian .
Bagaimana tidak menarik perhatian ,wajahnya yang cantik hidung mancung mata biru berhiaskan bulu mata yang begitu lebat ,kakinya yang jenjang dan rambut hitam legam ,sungguh mahluk yang mendekati sempurna ,namun di sisi lain keberadaan Shanum juga akan mengundang bahaya bagi dirinya sendiri ,para penjahat itu tentu telah menyebar mata-mata dan sedang mencari Shanum .
Tiba-tiba terlintas suatu akal dalam otak Rangga ,Ardi adiknya memiliki seorang pacar yang bertubuh dengan ukuran tidak jauh berbeda dengan Shanum ,dan Rangga akan meminta bantuan pacar adiknya itu untuk membelikan beberapa baju .
Muncullah seorang pemuda dari dalam rumah setelah Rangga memanggil namanya beberapa kali ,Ardi adalah adik Rangga satu-satunya dengan selisih tiga tahun membuat mereka tampak tidak berbeda jauh .
Ardi tampak terkejut saat melihat kakaknya sedang duduk dengan seorang gadis cantik namun berbaju daster dan itupun daster ibunya.
"Waaahh kau hebat kak ,kau memang kakakku yang paling ganteng di desa ini ,baru sebulan kau diputus pacarmu kini kau sudah mendapat pengganti baru bahkan lebih cantik dari Selvi mantanmu kak "ucap Ardi sambil mata tak berkedip memandang Shanum.
Pletaaakkk !!!
"Aduh kak sakit "Ardi merintih saat jidatnya kena sasaran sentilan jari Rangga.
"Jaga mulutmu "jawab Rangga .
"Dia bukan pacarku kami juga baru bertemu tadi malam "jawab Rangga kesal .
"Kau ku panggil karna aku mau minta tolong "
"Tolong apa kak ?"tanya Ardi masih mengusap jidatnya .
Rangga pun menjelaskan niatnya memanggil Ardi karna ingin meminta bantuan untuk membelikan baju buat Shanum di pasar dengan ukuran sama seperti ukuran baju yang pacar Ardi pakai .
Rangga memberikan alasan bahwa Shanum sedang sakit dan tidak bisa ke pasar sendirian ,tentu saja Rangga tak menyebutkan alasan sebenarnya kenapa Shanum tidak bisa ke pasar .
Dengan beberapa lembar uang yang Rangga berikan ,Ardi pun berangkat terlebih dahulu menjemput pacarnya .
Shanum terlihat memijit tangannya yang masih terasa sakit karna pukulan kedua penculiknya itu ,luka sobek di bibir dan pelipisnya telah mengering karna olesan salep yang Rangga berikan tadi malam ,ramuan dedaunan juga diberikan oleh ibu Hana untuk luka dalamnya ,karna banyak luka lebam di tubuhnya membuat ibu Hana membuat ramuan herbal yang ia petik di kebun belakang rumah .
Shanum menggerakan sedikit tubuhnya untuk peregangan agar tidak terlalu kaku ,saat penyekapan di rumah tua itu Shanum hanya berdiri dengan tangan terikat ke belakang dan itu dilakukan selama satu hari satu malam .
Saat ia sedang mengendarai motornya tiba-tiba sebuah mobil memotong jalannya dan dua orang mendekati dengan maksud membawa Shanum untuk masuk ke mobil walaupun Shanum mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan kedua pria bertubuh kekar itu akhirnya badannya terkulai lemas saat sapu tangan yang telah diolesi obat bius membekap mulutnya ,merekapun akhirnya membawa tubuh Shanum ke rumah tua dan mengikatnya .
Entah siapa yang dimaksud Bos besar oleh dua cecunguk bodoh yang ditugaskan menjaga Shanum ,pasti mereka sedang menikmati hukuman atas menghilangnya tawanan berharga mereka ,untunglah Rangga menolongnya jika tidak Shanum pun tak tahu bagaimana nasib yang akan menimpanya .
"Kak ini baju yang kalian pesan ,cobalah "Ardi datang dengan jinjingan plastik berisi beberapa pakaian ,Shanum pun tersenyum setelah melihat pakaian yang dibeli Ardi bersama kekasihnya .
"Trima kasih Ngga ,pasti akan aku ganti suatu saat "kata Shanum pada Rangga .
"Simpanlah janjimu suatu saat akan aku tagih "Rangga menjawab dengan tenang .
"Ish dasar pelit "gumam Shanum pelan ,takut terdengar pria di hadapannya .
Shanum pun masuk ke dalam rumah karna hari telah beranjak sore dan tubuhnya telah berkeringat jika mandi tentu akan terasa segar ,pikir Shanum .
Ternyata ukuran baju yang dibelikan Ardi pas di tubuhnya ,begitupun peralatan untuk onderdil tidak sempit ataupun kebesaran .
Shanum masuk ke dapur saat melihat ibu Hana sedang memetik sayuran untuk di masak sebagai lauk pauk hidangan sore ini .
"Neng Shanum sebaiknya istirahat saja ,tubuhmu kan belum sepenuhnya pulih "ibu Hana memberi saran pada Shanum .
"Shanum sudah agak baikan bu ,rasanya tidur terus di ranjang malah akan membuat badanku kaku "jawab Shanum sopan ,bagaimana bisa dia membiarkan tuan rumah yang baik hati ini bekerja keras sedangkan Shanum hanya menumpang makan dan minum gratis,jika tanpa kebaikan mereka entahlah bagaimana nasib Shanum saat ini .
""Waah mba Shanum emang cantik ,memakai baju apapun pantas di badan "ucap Ardi saat melihat Shanum memakai baju terusan sepanjang lutut berlengan pendek berwarna pastel yang tampak serasi dengan warna kulitnya yang putih .
"Iya Ar ,baju yang kamu pilih sangat pas buatku ,trima kasih yah ,sampaikan juga salamku untuk pacarmu "jawab Shanum sambil tersenyum manis ke arah Ardi ,membuat Ardi cenat-cenut,andai saja dia masih jomblo tentu gadis itu akan menjadi targetnya untuk dijadikan kekasih ,sayang kini dia telah memiliki tambatan hati .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!