NovelToon NovelToon

Hot Mommy ( Anak Kembar Sang Penguasa)

HM 1.

pagi hari di mansion

"ayolah mam, mami gak cape apa nanyain kapan aisha ngasih kalian cucu, ayolah ini udah yang ke 56 kali nya loo mami nanyain cucu sama aisha.aisha masih muda mam belum mikirin nikah apalagi punya anak lagian aisha juga masih sibuk sama urusan perusahaan" ujar aishala lembut.

nadanya bicaranya dia buat selembut kapas mencoba memberi pengertian berharap kanjeng nyonya akan perlahan mengerti dan berhenti menanyai dirinya.

dirinya masih berusia 23 tahun, ulang tahun nya baru di rayakan 1 bulan yang lalu. masih banyak yang harus dia pikirin, hidupnya masih panjang, urusan nya masih banyak bukan hanya tentang menikah dan punya anak.

"kamu gak inget sekarang umur kamu itu udah 23 tahun, udah pas buat yang namanya menikah. lagian kalau kita tinggal di desa kamu tuh udah di sebut perawan tua. kamu gak kasian apa sama mami, mami iri sama teman temen mami banyak dari mereka udah gendong cucu bahkan cucunya udah ada yang 2 mami juga mau kayak mereka Aisha" adu maminya membara.

"huftt serah mami aja deh, nanti malem kita bahas lagi ya. sekarang aisha harus pergi dulu ada meeting penting sama investor dari luar negri" gegas Aisha buru buru. segera dia beranjak dari meja makan, segelas susu di teguknya habis. tak lupa menyalimi kedua orang tuanya.

mau sekesal atau semarah apapun Aisha tidak melupakan kewajiban seorang anak untuk berbakti pada kedua orang tuanya. setelah deruman mobil perlahan hilang dari pelataran mansion baru lah papi aisha berbicara.

"udah lah mam gak usah terlalu neken aisha kayak gitu. kamu gak kasian apa sama anak kita untung untung dia gak stresss" ujar papi Aisha mencoba memberi pengertian.

"huftt papi juga pengen punya cucu kan?" tanya mami aisha yang segera di angguki suami nya. mereka sudah tua mereka sangat berharap aisha akan segera memberi mereka cucu.

"makanya diem" sentak nya membuat papi Aisha terkejut setengah mati

untung saja dia tidak punya riwayat serangan jantung, kalau tidak!!mungkin dirinya sudah berakhir di rumah sakit akibat teriakan membahana istri nya.

***

di perusahaan

Dina sekretaris sekaligus sahabat aisha menatap aisha datar. walaupun begitu dia tetap menanyai sahabatnya itu.

"lu kenapa?pagi pagi dah sepet aja muka loo?"

bagaimana tidak bibirnya di majukan 2 centi, tangannya sibuk memegangi kepala, bahkan sesekali menggulung rambut atasnya sedikit kemudian menariknya, ciri ciri orang prustasi.

aisha yang sibuk sendiri mendongakkan wajahnya perlahan melihat dina yang duduk tepat di hadapannya. wajah prustasi aisha membuat dina paham persoalan apa yang tengah di hadapi sahabatnya itu.

"soal cucu lagi?" tebak Dina di angguki Aisha cepat.

"gue heran sama mami lu, keknya ngebet banget minta cucu?"heran Dina

"jangankan elo gue aja yang anaknya gak tau"balas Aisha semakin meenelungkupkan wajahnya diantara kedua tangannya.

"daripada lo pusing kek orang gila mending lonnikah aja deh udahnya lo ninu ninu sama suami lo dan jadi lah cucu buat orang tua lu,gitu aja ribet" dengan entengnya dina mengucapkan kalimat itu tanpa berpikir bagaimana perasaan aisha.

"stop nyuruh gue nikah lu pasti tau apa jawaban gue din" dingin Aisha wajahnya berudah datar.

Dina hanya menghela nafasnya kasar, kejadian di masa lalu nyatanya mampu membuat Aisha menjadi trauma bahkan tidak percaya dengan yang namanya cinta, bahkan dirinya berniat untuk tidak menikah seumur hidup.

"ya udah deh terserah loo aja, tapi sebenarnya gue udah punya satu rencana tergantung lu mau ikutin atau nggknya" ucap Dina dengan wajah serius. matanya melihat sekeliling, dia mendekatkan wajahnya ke arah aisha.

dina sedikit ragu untuk mengucapkan rencananya itu,namun melihat betapa prustasinya sang sahabat akhir akhir ini,akhirnya dia pun mencoba mengemukakan rencana terakhir yang di miliki nya.

"rencana apa? " kepo Aisha

"jadi gini....." Dina pun mulai membisikkan rencana nya. bola mata aisha semakin membola seiring perkataan dina di telinganya.

"lu gila Din.."teriak Aisha menjauhkan telinganya dari mulut dina.

Ngunggh

telinga dina berdengung mendengar teriakan aisha yang sungguhlah nyaring.

"lu bisa gak? gak usah pake teriak juga.

gue itu cuma ngasih solusi terserah lu mau ngikutin atau nggak" kesal Dina di balas cengiran oleh aisha

"kalau di pikir pikir boleh juga sih solusi lu.

lagian orang tua gue cuma minta cucu mereka gak minta kalau cucu itu harus hasil dari pernikahan" kekeh Aisha tersenyum misterius.

"sekarang tugas buat lu din, cari laki laki yang mau di bayar buat ngelakuin one night stand sama gue. pastiin laki lakinya masih perjaka terus mukanya harus good looking,gue gak mau ya nanti anak gue jelek. dan satu lagi pastiin mukanya gak hasil operasi plastik" tanpa babibu Aisha langsung memberitahu kriteria calon ayah dari anak nya nanti.

tanpa memperdulikan ekspresi wajah Dina yang cengo, dia tidak menyangka aisha akan menganggap serius ide gilanya. bahkan tugasnya sekarang menjadi berat harus mencari ayah untuk keponakannya nanti.

"ouh ya kalau gak nemu yang lokal usahain nyari yang bule, biar sekali tancap langsung melendung 9 bulan"tercemar sudah pikiran aisha. yang tadinya gila semakin gila

"lu itu mau nyari laki laki yang mau ngehamilin lu

atau nyari calon suami sih?banyak apa syaratnya" kesal Dina bukan main.

di sangka nya gampang apa nyari yang sesuai kriteria aisha. yang lokal aja susah apalagi yang bule, mungkin dia harus mencari di pantai bali.

"yang pasti buat laki laki yang bisa bikin perut gue masuk angin 9 bulan"kan bener emang gila nih anak satu, makin ngelantur aja omongannya

"gue gak mau tau pokoknya hari ini udah harus dapet orangnya.nanti malam bawa ke hotel Britania" ucap nya tanpa beban.

"sialan loo dasar temen bangsat, coba kalau om dimas gak nawarin gue gaji yang gede mana Sudi gue punya bos modelan kayak lu" rutuk dina mengambil nafas kemudian membuang nya kembali.

"hehe" cengir aisha

"gue mau nyari cowo itu, dan hari ini lu harus ngasih gue libur"

"oke" Aisha pun setuju

"ya udah gue mau nyari dulu, kalau gak dapet gue bawain bule Afrika "anjirr Rasis si dina

sepeninggal Dina dari ruangan miliknya

Aisha tersenyum senyum sendiri memikirkan bagaimana alur kehidupan nanti ke depannya kalau dia sudah memiliki seorang anak.

apakah anaknya akan mirip dengannya atau laki laki yang menanam benih itu??

tapi kalau bisa nawar sih Aisha berharap anaknya akan mirip dengannya!!

***

Parkiran Hotel Britania

jam menunjukkan pukul 21:00 wib area pelataran hotel semakin ramai dengan banyaknya pengunjung. di parkiran hotel terlihat Aisha dan dina, wajah dina menunjukkan kepuasan setelah berhasil mendapatkan laki laki yang di inginkan Aisha

" semuanya udah siapkan? "tanya Aisha yang di acungi jempol oleh dina. untung saja tadi dia bertemu pria bule yang sedang membutuhkan uang.dan semuanya masuk di kriteria Aisha, bule, masih perjaka, tampan dan tidak operasi plastik.

"bagus, gaji lu gue naikin 2 kali ljpat" ucap Aisha santai.

seketika bola mata Dina langsung berubah hijau mendengar kata naik gaji. terbayang sudah berapa nominal yang akan dia dapatkan,cicilan mobil pajeronya akan segera lunas

"ahhh makasih betieku" dina memeluk tubuh Aisha erat.aisha hanya tersenyum merasa beruntung memiliki sahabat seperti dina yang bisa di andalkan dalam segala hal

"yang harus ngucapin terimakasih itu gue, dan maaf kalau gue ngerepotin elu"di angguki dina

begitu Aisha hilang diantara pengunjung hotel yang lain, barulah dina sadar belum memberitahu Aisha sesuatu yang amatlah penting

"astaga gue lupa ngasih tau kamarnya sama aisha" rutuk dina menepuk jidatnya, begitulah kalau dia terlalu senang dasar dina ceroboh

"ehhh tapikan Aisha itu pinter, gak mungkin kan dia gak tau letak kamarnya" gumamnya pelan merasa semuanya akan baik baik saja dia memutuskan untuk pulang setelah taksi yang di pesannya datang.

bye

bye🖤🖤🖤

HM 2.

Kamar Hotel Britania

"ahhh ahhh"

"faster babyyyyy"

"ahhh"

desahan dua insan manusia terdengar saling bersahutan memenuhi sebuah kamar hotel.dinginnya angin malam nyatanya tak mampu membuat keduanya berhenti, di tambah temeramnya lampu menambah kesan mendalam bagi sepasang pria dan wanita yang sedari tadi terus memadu kasih.

"ahh ak..aku akan sampai" deru nafas wanita itu terdengar tak beraturan. keringat terus membanjiri pelipis yang sesekali di usap oleh sang pria.

"Bersama baby" balas sang pria dengan memacu gerakannya semakin cepat. Aisha semakin di buat menjerit dengan kenikmatan yang di tawarkan pria itu.

"Ahhhhh aku sampai"lenguhan panjang terdengar ketika keduanya sudah mencapai puncak dari kenikmatan.

" hah.. hah.. hah"

"Terima kasih baby" ucap pria itu sebelum tubuh besarnya ambruk tepat di atas tubuh ramping milik Aisha.

Yap benar wanita yang sedang memadu kasih itu adalah Aisha.

Gadis dengan ambisi yang besar rela menghalalkan berbagai cara agar keinginannya terwujud, sekali pun harus menggunakan cara yang kotor

***

Keesokan paginya di saat matahari masih terlihat malu malu untuk menampakkan dirinya, Aisha sudah siap kembali dengan baju miliknya.

Dia tidak berniat untuk melihat bagaimana rupa dari pria yang sudah membuatnya menjerit semalaman.

tangan Aisha meraih sebuah tas kecil di atas nakas mengeluarkan dompet hitam miliknya dan menaruh selembar cek berisi bayaran yang pastinya sangatlah besar.

" euhhh"terdengar pria itu melenguh secara tak sadar,sebelum membalikan tubuhnya menghadap langsung ke arah Aisha. terpampanglah wajah dengan kulit putih, bibir seksi, hidung mancung, alis tebal dan tak lupa bentuk wajah bule yang tampan membuat Aisha mematung tertegun dia tak menyangka dina benar benar mencarikan pria yang sangat sangat tampan sesuai dengan kriteria yang Aisha inginkan,tak rugi Aisha menghabiskan malam panjang bersama pria itu. tapi kekagumannya berhenti ketika dia sadar hari sudah semakin siang.

Dengan terburu buru Aisha melangkahkan kaki jenjangnya menuju pintu kamar. sebelum jari lentiknya meraih gagang pintu sekali lagi Aisha menengok ke belakang.

"Ku harap setelah ini kita tidak akan pernah bertemu, lagi" gumam Aisha sebelum benar benar menghilang dibalik pintu.

Tak lama setelah kepergian Aisha dari hotel Britania,kelopak mata pria itu mulai mengerjab dan perlahan lahan terbuka, lirikan mata yang tajam mampu membuat wanita wanita di luar sana menggilainya.

nyatanya pengaruh alkohol yang di konsumsinya semalam sangat berpengaruh,terbukti sampai sekarang rasa pusing itu masih ada.

Sesaat setelah kepalanya menengok ke arah samping, laki laki itu tertegun bukan kah tadi malam dia dan wanita itu...

ekor bola matanya tak sengaja menangkap lingkaran berwarna merah di tengah tengah seprei putih. segera dia mendekat ke arah sprei terlihat itu adalah bercak darah jadi wanita itu...

"Sialan ternyata gadis itu masih perawan" laki laki itu Kembali mengumpat.

Namun hati pria itu tak dapat berbohong,semalam dia bahkan sangat menggilai tubuh dari lawannya itu, tubuhnya seakan sudah menjadi candu.

Setelah tertegun beberapa saat itu pria itu mencari dimana keberadaan ponsel miliknya, ternyata benda itu berada di lantai di dekat kakinya, segara dia meraih ponsel nya dan menghubungi asisten pribadinya yang bernama Antonio.

"Selamat pagi tuan" sapaan terdengar dari ujung telpon. tanpa menjawab sapaan asistennya segera Devano memberinya tugas

"Segera periksa cctv kamar mawar nomor 02,aku ingin rekamannya sesegera mungkin"perintahnya dingin

"Untuk apa tuan " tanya asistennya heran. tumben sekali tuannya meminta rekaman CCTV sebuah hotel

"tak usah banyak bertanya antonio,segera laksanakan perintahku" dingin Devano setelahnya langsung mematikan sambungan telpon keduanya

tangan kekar Devano menyambar handuk di sofa dan melilitkannya di pinggang, bergegas dia menuju ke kamar mandi.Namun sileunt matanya gak sengaja menangkap selembar cek yang tergelatak di atas meja depan.

Tanpa tergesa-gesa Devano meraih cek itu sesaat mata nya melebar melihat nominal dengan banyak nya nol dari belakang.

"Apa wanita itu mengira aku laki laki bayaran?" Marah Devano merasa harga diri yang selama ini di junjung tinggi kini di injak injak oleh seorang wanita yang bahkan wajahnya saja dia tidak mengetahuinya.

tangannya meremas kuat cek itu, melemparnya ke sembarang arah

"Seorang Devano Sarius Mahadirga di anggap sebagai laki laki bayaran hahaha" kekeh Devano sinis antar marah dan lucu.

"Wanita itu benar benar berani" desis nya

jika dulu biasanya dia yang membayar seorang wanita untuk menjadi teman ranjang nya,

Justru hari ini dia yang di bayar oleh seorang wanita untuk servis nya.

"Antonio aku mau hari ini sudah ada laporannya, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi" tuntut Devano tak sabaran

Dia ingin tahu seperti apa wajah dari wanita yang sudah lancang membayarnya itu, hingga membuat seorang Devano Sarius Mahadirga di anggap sebagai laki laki bayaran, Tadi malam dia hanya melihat sekelebat bayangan wanita itu karna pengaruh alkohol lebih mendominasi dari akal sehat nya. Namun yang pasti wanita itu sangat cantik dan bertubuh tinggi.

"Baik tuan" jawab Antonio pasrah

"Aku akan segera menemukan mu kucing kecil

Dan mengikatmu dengan pesonaku

Hingga kau tak bisa kabur lagi dari Devano Sarius Mahadirga" tekad Devano bersungguh sungguh

****

Sebelum sampai ke kompleks mansionnya,, aisha memutuskan untuk mampir ke apotik terlebih dahulu,dia berencana untuk membeli pil penyubur kandungan. Dia terlalu takut bila benih dari pria itu tak tumbuh di rahim nya dan dia harus kembali mengulangi kegiatan itu. tapi seharus nya sih tumbuh Karna dia sedang berada di masa subur.

"permisi mbak"sapa aisha dengan menggunakan masker hitam

"ya kak ada yang bisa saya bantu" tanya gadis yang menjaga apotik ramah

"aku ingin membeli pil penyubur kandungan,apa ada? "tanya Aisha matanya terus menengok ke arah kanan dan kiri walaupun sudah memakai masker tetap saja rasa takut itu ada, takut ada yang mengenali nya sebagai CEO the Winata grup

"Ada kak,Sebentar saya ambilkan dulu" jawab mba penjaga apotik

Kemudian berlalu pergi ke belakang membuat Aisha menunggunya dengan harap harap cemas.

Jantung nya sudah berdetak tak karuan apalagi hari semakin siang dan takut nya akan banyak orang yang datang untuk membeli obat.

Tak lama mba mba itu sudah datang dengan kantong plastik di tangan nya.

"Ini kak" sambil menyerahkan plastik itu dan langsung diterima Aisha

"Jadi berapa mba" tanya Aisha mengeluarkan dompet dan

"Semua nya jadi ....."

****

sesaat sebelum turun dari mobil aisha merapikan penampilannya terlebih dahulu, dia menutupi lehernya dengan rambut panjang miliknya,tak lupa dia mengubah gaya berjalannya menjadi normal meski harus menahan sakit di antara selangkangannya namun dia harus menahannya agar kedua orang tuanya tak menaruh rasa curiga.

"Pagi mih pih" sapa Aisha riang kemudian menghampiri mami dan papi nya yang sedang melangsungkan sarapan pagi.

Dengan bersikap seorang biasa Aisha pun ikut bergabung dengan kedua orang tua nya.

"pagi sayang,semalam kamu minap dimana? " Tanya papinya membuat tubuh Aisha seketika menegang namun dengan cepat langsung merilekskan tubuhnya, senyuman di terbitkan aisha di bibirnya yang mungil.

"di rumah dina pih maklumlah tugas kantor lagi numpuk dari pada pulang ke mansion mending ke rumah dina aja yang deket" ucap aisha beralasan

Mendengar alasan Aisha yang seperti biasa membuat kedua orang tuanya tak menaruh rasa curiga sedikit pun.

Aisha memang lebih sering menginap di rumah dina ketika tugas kantor sedang menumpuk lagipula rumah dina memang lebih dekat dengan kantornya daripada mansionnya yang memerlukan waktu hampir 1 jam lamanya. lagi pula dina bukanlah orang lain bagi mereka, dina adalah sahabat kecil aisha. mereka juga sudah menganggapnya seperti anak mereka.

Sarapan pun kembali di lanjut dengan di iringi obrolan obrolan ringan seputar perusahaan dan urusan meeting selebihnya tak ada yang istimewa.

Setelah selesai Aisha segera berpamitan pergi ke kamar nya dengan alasan ingin mandi.

"Sial mana sakit banget selangkangan gue. semalem enak kok sekarang sakit sih" keluh Aisha ketika tubuh sudah masuk sempurna ke dalam bath up berisi air hangat. aroma bunga mawar membuat Aisha sedikit tenang dan mulai merileks kan tubuh nya sangking nyaman nya tanpa sadar aisha tertidur.

Tok

Tok

Tok

"Aisha di kamar mandi mih"teriak Aisha menyambar handuk nya dan terburu buru membuka pintu.

"kenapa nih?" tanya Aisha menyembulkan kepalanya di pintu

"ada Dina di bawah" jawab mami nya memberi tahu

"Dina, ya udah suruh ke kamar Ais aja"

"ya udah kamu cepetan mandinya gak enak sama dina"peringat maminya

Bye

Byeeee

HM 3.

"anjirr seriusan lu din?" Pekik Aisha tak kalah kaget dengan ucapan dina barusan. Bagiamana mungkin ini semua bisa terjadi?jadi semalam dia salah orang, bukan pria itu yang di maksud dina.

"gue seriusan sha, bukan kamar mawar no 2 tapi kamar cemara no 2.lu kok bisa nyasar sih emang lu gak nanyain dulu ke resepsionisnya" Syok Dina menutup mulutnya tak percaya.

kedua wanita itu sama sama terkejut, terlebih dina yang seketika langsung merasa bersalah.

"Gue juga gak tau din, gue kira loo mesen kamar mawar no 2 jadi gue langsung masuk terus begituan,gue kira laki laki semalam tuh orang yang udah lu bayar" ucap Aisha wajahnya terlihat pasrah, satu tangannya memijit pelipisnya yang seketika langsung nyut nyutan.

"jadi kamar mawar no 2 tuh ada cowonya? terus lo nina ninu sama cowo itu?" tanya dina di angguki aisha.

"Gimana cowoknya ganteng gak?lu sempet liat mukanya gak? Terus gimana kalau mukanya jelek, terus anak lu jadi ikutan jelek juga? Lu gak niatan buat motong bonus gue kan?" lemas Dina yang masih sempat sempatnya ngomongin tentang bonus di saat situasi genting seperti ini.

"kali ini loo selamat din gara gara tuh cowonya ganteng, mana bule lagi.

Kalau beneran jelek bukan cuma gaji lu doang yang gue potong tapi lu nya yang gue ganti" ucap Aisha mengelus dadanya lega.

ada untungnya juga tadi pagi dia sempat melihat bagaimana rupa dari pria itu. Setidaknya wajah dari anaknya terselamatkan,bibit bibit good looking.

"hahhh lega banget gue dengernya,takutnya elu malah nina ninu sama om om perut buncit mana beristri juga, yang ada lo di sebut pelakor" dina menarik nafasnya lega, ponakannya terselamatkan.tapi bagaimana jika pria yang bersama aisha semalam juga ternyata sudah memiliki istri, tapi tak papa lah mencuri sedikit bibit dari laki orang.

"Ouh ya Din,kapan dede bayinya jadi. nanti malem jadi gak? " tanya Aisha polos bercampur rasa penasaran.tak sabar rasanya untuk segera menimang bayi kecil di tangannya, apalagi setelah melihat tik tok ibu muda yang happy dengan buah hatinya.

Dina hanya memutar bola matanya malas, sekarang dia menjadi ragu pada aisha.

"gue mau tanya sama lu sha, sebenarnya orang tua lu yang beneran ngedesek loo buat ngasih mereka cucu atau lunya yang ngebet pengen punya anak sih?" tanya Dina penasaran yang seketika langsung mendapat geplakan manja dari aisha.

tak main main aisha langsung membuat dina meringis lengannya terasa panas.ngadi ngadi juga pertanyaan si dina nih

"Sembarangan aja lu kalau ngomong,

Kalau bukan gara gara orang tua gue ngedesek minta cucu mana mungkin gue mau ngikutin saran loo yang gila lu"marah aisha melototkan matanya.

dina hanya menyengir kuda menampakkan gigi giginya yang putih ternyata menyenangkan juga menggoda calon ibu muda itu. selanjutnya hanya di hiasi dengan obrolan obrolan ringan banyak yang mereka bahas terutama ketika nanti aisha sudah hamil.

***

beberapa bulan kemudian

"Huekkk.....huekkk....huekkk"disinilah aisha berada berjongkok di dalam kamar mandi miliknya,aisha sedang memuntahkan seluruh isi di dalam perutnya. hanya air saja yang dikeluarkan,tapi mampu membuat seluruh tubuhnya lemas tak berdaya. terhitung sejak tadi malam asiha terus bolak balik keluar masuk kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.

"Ais..kamu gak papa kan? mami denger kamu muntah muntah.bukain pintunya sayang mami khawatir sama kamu" kedua orang tua nya terus mengetuk ngetuk pintu kamar Ais yang di kunci dari dalam.namun tak ada jawaban apapun dari dalam, yang semakin membuat kedua orang tuanya khawatir. terutama mami aisha yang berharap harap cemas terhadap anak gadisnya.

"kita coba dobrak aja pih,Mami takut terjadi sesuatu sama anak kita" mohon mami aisha.

papi dimas menginstruksikan mami aisha dan bi ijah untuk mundur ke belakang,dia mencoba mendobrak pintu kamar putrinya.dengan sekali tendangan pintu kamar itu berhasil terbuka. ketiga buru buru masuk ke dalam kamar mandi.

saat membuka pintu kamar mandi, mami aisha refleks berteriak. anaknya terbaring pingsan dengan wajah yang sangat pucat, tanpa ba-bi-bu papi dimas langsung menggendongnya dan meletakkan di tas kasur.

Sedangkan mami aisha langsung menelpon dokter nita yang menjadi dokter keluarga winata, tak lama dokter nita pun datang dan langsung mengecek keadaan putri keluarga winata itu.

sesaat setelahnya

"mari ikuti saya tuan dan nyonya sebentar"

ketiganya meninggalkan kamar aisha, bi ijah sedang ke dapur untuk membuatkan minum.

"emm bagaimana cara saya menyampaikannya ya" dokter nita terlihat ragu ragu untuk menyampaikan tentang keadaan aisha. dia takut kedua paruh baya itu terkejut ketika mendengarnya.

Bisa di bayangkan bagaimana reaksi kedua orang tua itu ketika tau apa yang sebenernya terjadi dengan anak mereka.

"ada apa dokter nita?sepertinya anda sangat bingung apa ais mengidap penyakit yang sangat berbahaya?sepertinya anda ragu untuk mengucapkannya" Tanya mami Ais bingung di tambah Melihat ekspresi wajah dokter Nita yang seperti takut takut untuk berbicara.

"jangan potong ucapan saya paham"orang tua aisha pun mengangguk

" jadi begini tuan dan nyonya setelah saya memeriksa keadaan nona muda, ternyata Nona muda muntah muntah bukan karna penyakit yang serius melainkan nona muda sedang hamil nyonya.

Di perkirakan Usia kandungannya baru sekitar 2 bulan" ucapnya hanya dengan satu tarikan nafas kemudian menunduk pandangannya

Syok

Tak percaya

Kaget

hampir jantungan

dan sedikit rasa senang

Semuanya tercampur aduk menjadi satu di dalam hati kedua orang tua aisha,

Sepasang paru baya itu hanya bisa menegang di tempat. Mami aisha bahkan hampir terjatuh tak mampu menjaga keseimbangannya.

"Ba.. bagiamana mu..ngkin mungkin

Anak saya bahkan belum menikah " syok mami aisha yang masih setia berada di dekapan papi dimas.

kepala nya berdenyut merasakan rasa sakit ketika mengetahui keadaan putri semata wayangnya.anak gadisnya kini tengah hamil, dia tengah mengandung cucu yang selama ini di Nantikannya

mami dan papi aisha memang ingin memiliki seorang cucu!

Tapi bukan dengan cara seperti ini!!

Seprustasi inikah putri nya hingga memilih memiliki anak dengan cara seperti ini??

"Eughhh" lenguhan kecil keluar dari mulut Aisha

Mata nya mengerjab ngerjab merasakan pusing sekaligus mual. Semua orang langsung masuk ke dalam kamar, apalagi kedua orang tau aish yang langsung menghampirinya.

Aisha mengernyit bingung melihat mami menangis, ada apa sebenernya??

Apa dia memiliki penyakit yang parah!!!

Atau jangan jangan

"Apa aku hamil mih,pih?"tanya Aisha yang di balas anggukan oleh semua orang. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang indah mendengar berita tentang kehamilannya itu, sebenarnya dia sudah curiga dengan keadaan tubuhnya yang akhir akhir ini terasa mudah lelah, nafsu makan nya meningkat dua kali lipat dari biasa nya dan selalu mengalami mual di pagi hari.

"Jadi aku hamil

Yes...yes...hamil.... hamil..." Girang Aisha berjingkrak jingkrak seperti anak kecil, bahkan sampai berguling guling sangking senangnya melupakan keadaannya yang tengah berbadan dua

"Aishh ingat kandungan mu" pekik maminya kaget.

mereka tak menyangka dengan respon yang akan di berikan aisha, dia segirang itu mendengar dirinya hamil.

"yess mami dengarkan. ais hamil mih, pih ais udah mau ngasih kalian cucu.

Mami bahagia kan?" Aisha menatap maminya yang ntah harus bagaimana dia menggambarkan ekspresi wajah nya.

Di satu sisi dia senang akan segera memiliki cucu seperti keinginan selama ini tapi di sisi lain dia juga sedih karna anak nya harus hamil di luar nikah seperti ini.

Ingin sekali dia memarahi bahkan memaki putri nya namun dia juga sadar anak seperti ini karna tuntutan nya.

"Tapi aish, Nanti bagaimana pendapat orang lain tentang kehamilan mu?" Khawatir mami nya memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi ke depan nya, mengingat rumah nya yang berada di tengah tengah kompleks tak menyangkal pasti nya mereka akan menjadi bahan gunjingan masyarakat Belum lagi dengan perusahaan. perlahan senyuman aish memudar di gantikan ekspresi kekhawatiran.

" Iya juga ya" ucap aish cepat

Sebelum nya dia tidak memikir kan resiko yang akan di hadapi nya untuk memiliki anak di luar nikah. Setelah kejadian baru lah terpikir

"Papi" mami Aish melihat suami nya yang terdiam di belakang tak terlihat marah,sedih atau senang ekspresi nya seperti biasa.

Mau marah marah ke siapa di sisi lain semua nya salah bahkan diri nya juga salah.

"Papi akan mengirim mu ke Australia untuk 7 bulan ke depan hingga kamu melahirkan,

untuk urusan perusahaan biar papi yang handle, kamu hanya harus pokus untuk kehamilanmu saja" usul papi dimas bijaksana. setelah di pikir pikir memang inilah jalan terbaiknya, dia harus memikirkan mental anaknya.

"Aish sendirian dong" ucap aisha sedih

"Biar Dina papi kirim buat nemenin kamu"

Sambung nya memunculkan Kembali senyuman aisha yang sempat luntur

"Baik lah"

"Besok kamu sudah harus berangkat,Urusan paspor dan segala macam biar papi yang tanganin"mengusap pucuk kepala aisha

"Gak bisa Minggu depan apa pih" tawar aish yang belum siap untuk meninggalkan orang tuanya dengan jangka waktu yang cukup lama

"Tidak" jawab nya dengan tegas tak ingin di bantah membuat Aisha hanya terdiam pasrah

"Oke oke" pasrah aisha

Bye

Byeeee

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!