..."*Dia tampan, dia hebat, dia juga pujaan hati semua wanita namun, penyakit jiwanya membuat semua orang menjauh darinya, dia sudah dewasa tapi sifatnya anak anak, dia juga punya hasrat pria dewasa, bagaimana aku akan menghadapi pria yang tingginya beda 30 cm denganku ini!??"...
...-Tiara Azriel Weizmann-...
..." Dia nannyku yang cantik, aku jatuh cinta pada malam pertama dengannya, dia istriku, dia juga calon ibu dari anak anakku, Nanny!!! mau susu dan cokelat* !!!!!"...
...-Vernon D.K-...
...****************...
🎶🎶🎷🎷🎹🎹
Terdengar alunan musik nan indah dalam sebuah ruangan dansa, tampak banyak orang dengan pakaian mewah nan elegan sedang menari di dalam acara besar pernikahan orang terkemuka di Kota Jakarta.
Aroma parfum elegan bisa tercium disana sini, mahal dan eksotis, yang terlihat disana hanya sebuah kemewahan yang tidak mungkin bisa dikecap tanpa sebuah kerja keras.
Beberapa orang menari dengan pasangan mereka masing masing, ada yang tertawa, ada yang sedang pendekatan dengan target bisnis mereka dan ada yang sedang mencuri curi pandang dengan orang orang yang menarik hati mereka.
Namun suasana di ruangan pesta hotel ini sangat berbeda dengan suasana di dalam salah satu kamar hotel itu, suasana yang sangat panas, terdengar suara suara nikmat dari dalam kamar bernomor 303 itu.
Pakaian, sepatu dan pernak pernik berserakan di atas lantai, lampu tampak redup, yang terdengar hanya suara decitan ranjang dan suara suara eksotis di atas ranjang.
"tolong aku, panas, badanku panas... " Baru saja kesucian seorang gadis direnggut secara paksa oleh seorang pria dengan topeng besi di wajah sebelah kirinya.
Darah segar pertanda mahkotanya telah direnggut mengalir di bawah sana. Pria itu terkejut ketika melihat cairan itu, dia tak menyangka wanita yang dia pikir adalah wanita bayaran untuk tidur dengannya adalah gadis perawan yang kini sudah dia renggut Kesuciannya secara terpaksa.
Namun hasrat dalam diri pria itu tak lagi bisa dibendung, pengaruh obat perangsang yang dimasukkan ke dalam minumannya membuat dirinya kehilangan kendali.
Kendati demikian, dia menatap wajah gadis malang itu, hatinya sakit saat melihat gadis cantik dengan tanda lahir di bawah telinganya itu menangis saat sesuatu yang berharga bagi dirinya direnggut.
"maaf," satu kata itu yang diucapkan oleh pria bertopeng besi itu, mereka terus melakukannya hingga larut malam, padahal di luar sana sedang ada pesta besar yang tengah berlangsung, sepertinya mereka berdua terkena jebakan dari orang orang tak bertanggung jawab.
Tubuh gadis itu juga panas, dia merasakan gelenyar aneh dalam dirinya setelah menenggak minuman yang diberikan oleh temannya saat di ruangan pesta tadi.
Beberapa saat lalu dia berjalan sempoyongan, namun pria yang menindihnya saat ini tiba tiba menariknya masuk ke dalam kamar milik pria itu.
Keduanya dalam pengaruh obat, akhirnya sesuatu yang tak pernah diharapkan terjadi malah membawa bencana besar bagi masing masing diri mereka.
"Maafkan aku," ucap pria itu terus menerus, Gadis itu tak berdaya, pria yang kerap disapa Vernon itu menatap wajah perempuan di bawahnya.
"panas... Eghhh benar benar panas.. tolong aku... " gadis itu melenguh, jelas terlihat kalau dia berada di bawah pengaruh obat.
Pria itu melakukannya lagi, keduanya larut dalam nikmat dunia yang seharusnya tak mereka lakukan, namun jika tidak dipenuhi, maka mereka bisa gila menahan hasrat yang menggebu gebu.
Beberapa kali mereka melakukannya sampai keduanya benar benar lepas dari efek obat tersebut.
"Apa dia juga terkena obat seperti aku? Sialan, apa yang sebenarnya terjadi!!" Umpat pria itu sebelum dia benar benar ambruk di samping gadis itu.
"Aku akan bertanggungjawab, maafkan aku," ucapnya.
Mereka berdua terlelap karena lelah, efek obat yang diminum keduanya begitu kuat, seluruh ruangan benar benar berantakan.
Sementara itu di dalam ruangan pesta, seorang gadis berambut cokelat tengah menikmati sampanye bersama teman temannya, dia tersenyum licik sambil menatap seorang pria.
"Akhirnya aku berhasil menyingkirkan Tiara, dengan demikian Gibran hanya akan jadi milikku, kau sudah rusak Tiara, kita lihat bagaimana kau akan menghadapi Gibran nanti hahahah.... Semuanya berjalan lancar, dan aku akan menikah dengan Gibran, maafkan aku sahabatku yang bodoh, itu salahmu karena terlahir miskin!" Batin wanita pemilik kulit putih cerah seperti vampir itu.
Seorang pria tampan dengan tubuh tinggi semampai datang ke arah perempuan yang kerap disapa Gea itu.
"Ge, apa kamu melihat Tiara? Aku mencarinya sejak tadi, apa kamu lihat?" Tanya Gibran sambil mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri berharap kalau dia menemukan tunangannya Tiara.
"Tiara? Aku tidak tau Gibran, tapi tadi kulihat dia pergi bersama seorang pria, mereka tampak mesra, aku sudah memanggil nya tapi dia tidak menghiraukan diriku, maaf aku tak bisa menghalanginya tadi," jawab Gea sambil memasang raut wajah sedih, dia berpura pura menjadi gadis baik penurut dan sok imut, sungguh melihatnya saja membuat orang muak.
"Tak apa, bukan salahmu, kami sedikit cek cok tadi, kurasa dia hanya marah padaku," ucap Gibran.
"Tapi apa pergi dengan pria lain bisa dibenarkan? Aku sudah menghalanginya tadi, tapi dia malah memukulku," ucap Gea dengan mata berkaca-kaca.
"Kau dipukul!??" Tanya Gibran dan gadis itu mengangguk lemah.
"Ya ampun ada apa dengannya? Sampai segitunya dia memperlakukan dirimu!??" Ucap Gibran.
"Aku tidak apa apa Gibran, aku hanya khawatir pada Tiara, akhir akhir ini dia banyak berubah, aku takut dia... Hiks hiks hiks... Maaf," ucapnya dengan air mata palsunya.
"tak apa, tenanglah, Aku akan mencari nya dahulu," ucap Gibran.
Gea mengangguk,"aku ikut, aku khawatir padanya," ucapnya sambil langsung menggandeng tangan pria itu.
"Baiklah, ayo!", Ucap Gibran .
"Yes hahahah... Aku tidak perlu dijodohkan dengan pria sialan itu, bagaimana bisa Mama menjadikanku jaminan hutang pada pria gila yang bertingkah seperti anak anak? Cihh, kalau itu Tiara, dia pantas mendapatkan nya, hahahah nikmati malammu bersama pria gila itu Tiara, aku akan menikmati malam ku dengan Gibran," batin perempuan licik itu.
Hari berlalu, malam telah dilalui, Vernon pria bertopeng itu telah bangun dari tidurnya, dia menatap wanita yang dia renggut Kesuciannya tadi malam.
"Siapa dia? Kenapa juga aku terjebak bersamanya?? Apa dia suruhan bajingan itu!!!?" Batin Vernon.
Vernon menatap tas perempuan itu, teronggok di atas lantai begitu saja.
Perlahan dia bangkit dari sofa lalu mengambil benda lusuh yang sudah ketinggalan jaman itu.
"Tas tahun berapa ini, kolot sekali!!" Gumamnya, sambil mengangkat tas lusuh yang terbuat dari bahan kain berwarna hitam itu.
Dia membuka isinya, ada sebuah harmonika biru, buku catatan, dompet, undangan pernikahan dan ponsel serta kupon ayam goreng di dalam tasnya.
Vernon mengangkat undangan pernikahan itu, tampak sangat cantik dan elegan, terukir indah nama Tiara dan Gibran disana.
Lalu dia mengambil dompet wanita itu dan membukanya, hanya ada beberapa lembar uang dua puluh ribuan dan satu lembar uang seratus ribu serta koin koin di kantong kecilnya.
Dia mengambil KTP wanita itu,"Tiara Azriel Weizmann, hmm jadi dia akan menikah? Tapi sepertinya aku telah menggagalkan rencana itu nona, kau hanya akan jadi wanitaku," gumam Vernon sambil menatap Tiara yang masih terlelap.
Vernon melihat isi tas itu, " kupon ayam goreng? Siapa dia sebenarnya? Tapi setidaknya lebih baik dibandingkan dengan wanita yang dijodohkan denganku, menjijikkan!" Ketus Vernon yang larut dalam pikirannya.
Dia masih mengenakan bathrobe, pakaiannya masih berserakan di atas lantai.
Di saat yang sama, tiba tiba pintu kamar mereka dibuka secara paksa, dengan cepat Vernon melompat ke atas tempat tidur lalu masuk ke dalam selimut dan tidur layaknya anak bayi, tak lupa dia melepaskan bathrobenya.
"Dimana kau Tiara!!!" suara seseorang terdengar menggelegar di dalam ruangan itu.
"Apa dia mencari wanitaku!??" Vernon mengintip dari balik selimut.
.
.
.
like, vote dan komen ya, jangan lupa, btw si Gea ngeselin ya?😬😬😬
..."Semuanya hancur dalam waktu sekejap, kurang apa lagi penderitaan ku, memiliki orang yang kuanggap sahabat nyatanya membuangku bagai sampah,"...
...- Tiara A. W-...
..."Apa rasa sesak dan sakit di dada ini yang dinamakan Cinta? apa iya??"...
...-Vernon D.K-...
...****************...
Vernon mengintip dari balik selimut, dia terlihat seperti seorang anak tengil yang sedang bermain main di dalam kamar itu.
Dia melihat pria yang tak lain adalah tunangan Tiara, Gibran masuk ke dalam ruangan itu dengan pihak hotel yang membawa kunci cadangan kamar, ruangan itu digrebek bersama beberapa petugas keamanan, Gea juga turut hadir disana.
"Widih bawa orang sekomplek maaak, kalau emak disini habis dah mereka, hihihi..tapi malu eiii... Juniornya jangan sampai ngintip," batin Vernon sambil cekikikan di balik selimut padahal situasi sedang genting.
"TIARA BANGUN KAU!!!" Teriak Gibran, saat yang sama, Tiara tersentak kaget saat mendengar suara pria itu di dalam kamar hotel itu.
"Ya ampun rest in peace gendang telingaku, mulutnya toa atau speaker nikahan Yakk!?" Gumam Vernon.
Tiara bangun, dia tampak linglung, disampingnya terlihat seorang pria muda nan tampan namun dikenal sebagai si idiot dari keluarga D.K sedang terlelap sambil memeluk tubuh polosnya.
Matanya terbelalak seketika saat dia melihat pria itu juga tampak polos.
" Ya Tuhan apa yang terjadi padaku!!!" Pekik Tiara.
Vernon yang pura pura bangun juga dengan wajah bingung dan menatap mereka seperti seorang anak kecil bodoh tak berdaya.
"Si..siapa kau!!" Teriak Tiara dengan mata berkaca-kaca, dia menangis menatap pria itu.
"Vernon, hehehhe aku Vernon kakak cantik heheheh... " Celetuk pria itu sambil tertawa cekikikan dan bertepuk tangan layaknya anak kecil .
Gibran dan yang lainnya terbelalak melihat apa yang sedang terjadi di dalam ruangan itu.
"Tiara dasar wanita jal4ng!!!!" Pekik Gibran, nafasnya naik turun wajahnya memerah, dia benar benar murka saat ini menatap tunangannya yang tidur bersama orang lain setelah semalaman dia mencari ternyata malah menemukan gadis itu tidur dengan pria bodoh di sampingnya.
"Tiara hiks hiks... Kenapa kau seperti ini bodoh!!!" Pekik Gea sambil menghampiri Tiara dan...
plaakkkk...
Satu tamparan kuat berhasil mendarat di wajah wanita itu bahkan sampai membekas di wajahnya.
Tiara terdiam saat Gea melakukan itu kepada nya, sekilas dia melihat senyuman tipis di wajah Gea seolah mengatakan kalau Tiara pantas mendapatkan itu semua.
"A..aku bisa jelaskan, aku tidak tau, aku... Aku... Bingung, ini jebakan, aku seperti Inis telah kau memberiku minuman semalam Gea... Gibran... Aku tidak...
"Diam kau!!!" Pekik Gibran, dia membuka cincin pertunangan mereka, padahal seminggu lagi adalah hari pernikahan mereka, namun masalah besar malah terjadi.
"Semuanya sudah jelas, tak ada yang bisa kau katakan lagi wanita jal5ng, beraninya kau berhubungan denganku selama ini, kau sok polos dan menolak tidur denganku tetapi kau malah tidur dengan si bodoh ini hah!!" Gibran melemparkan cincin pernikahan itu ke wajah Tiara.
"Wahh pria ini benar benar tidak tau diri ya, tidak tau bersyukur pula, dimana lagi dapat wanita cantik, perawan pula, cihh memang dasar orang bodoh selalu begitu!!" Batin Vernon sambil menunjuk nunjuk ke arah Gibran.
Di belakang sana asisten Vernon tepuk jidat sendiri saat melihat ekspresi Vernon yang jelas jelas sedang mencemooh Gibran.
"Ya ampun apa lagi yang dilakukan tuan muda, kalau nyonya sampai tau dia akan dikurung lagi di rumah ,haihhh..." Batin pria itu.
"Jangan Gibran.. aku bisa jelaskan hiks hiks hiks... Aku di jebak, kumohon dengarkan aku dulu!!!" Tiara menangis tersedu sedu sambil menutup tubuhnya yang tak mengenakan sehelai pakaian pun.
Jelas dalam ingatannya kalau Gea memberikan minuman padanya, dia tak curiga karena Gea adalah sahabat nya, bahkan Gea yang menyuruhnya untuk pergi ke kamar itu untuk beristirahat, namun ternyata semua itu hanya jebakan .
"Tak ada yang perlu kudengar!!" Ucap Gibran.
"Gea!!!!" Tiara menunjuk Gea.
"Gea yang menjebak ku dia yang menyuruhku datang ke kamar ini, Gibran percaya padaku hiks hiks hiks... Percaya padaku kumohon!!!" Pinta Tiara sambil menangis tersedu-sedu di depan mereka.
Vernon merasa iba dengan wanita itu, namun dia harus melakukan perannya sebagai si bodoh dari D.K grup.
"Ma..maaf.. Vernon Ndak tau hiks hiks hiks... Maafkan Vernon, Vernon pusing sekali semalam, tidak tau kenapa badan Vernon panas... Maaf maaf maaf" pria itu membungkuk memohon maaf pada mereka semua sambil menangis seperti anak kecil.
"Sialan kau bajingan bangsat!!!" pekik Gibran sambil melayangkan satu pukulan kuat di wajah Vernon.
"Arrkhhhh jahat... Huaaa... Jahat, sakit, wajah Vernon sakit, hiks hiks hiks...."
Vernon menangis histeris benar benar persis seperti anak kecil bodoh .
"Gibraaan!!!" Pekik Tiara.
"Apa jal4ng hah!!?? Sudah berapa banyak laki laki yang kau tiduri bahkan si idiot ini pun kau temani, cuihhh syukur aku melihatnya Sekarang!!!" Kesal Gibran.
Hancur sudah hati Tiara, sahabatnya menipunya dan tunangannya mengecapnya sebagai seorang wanita murahan.
"Tak kusangka kau wanita seperti itu Tiara, selama ini aku menjagamu begitu baik tapi... Hiks hiks hiks... Kau melakukan hal memalukan ini!!" Ucap Gea sambil menangis.
"Diam kau Gea, ini semua karena dirimu, kalau semalam kau tidak memberikan minuman itu padaku aku tidak...
Plaaakkk...
"Diam kau wanita murahan, beraninya kau menyalahkan orang lain atas hal ini, jelas Gea melarang dan memanggilmu semalam tapi apa yang kau lakukan? Kau pergi diam diam ke tempat ini dan menyalahkan Gea!??"
"Cuihhh mati saja kau, ayo Gea kita keluar, kau terlalu baik untuk manusia idiot ini!" Gibran menarik tangan Gea dan membawa gadis itu keluar.
Gea menahan Gibran," tunggu tapi aku dijodohkan dengan dia, apa yang harus kulakukan, tak mungkin aku menerima Vernon, lalu Tiara bagaimana nanti hiks hiks hiks..." Gea menangis .
"Perjodohan kalian otomatis batal nona, anda tau sendiri bukan syarat syarat yang diajukan oleh ayah anda pada grup D.K dan Tuan muda Vernon telah melanggar semua kondisi itu, jadi... Silahkan keluar!" Ucap Max asisten Vernon.
"idihh siapa juga yang mau nikah sama cewek idiot, matre, bau ketek, pelakor, ular beludak, wanita murahan seperti dirimu, cihh hanya karena aku terkena jebakan sialan itu aku jadi merenggut kesucian seorang gadis baik !!" batin Vernon berkecamuk.
"Ahhh begitu ya, baiklah, dan Tiara kuharap kau tidak mengulangi kesalahan yang sama, semoga kau bahagia dengan pilihanmu," ucap Gea.
"Sudahlah jangan terlalu baik dengan wanita jal4ng itu, dia tidak pantas kau sebut sebagai temanmu, ayo pergi!" Ajak Gibran.
Mereka keluar dari dalam ruangan itu, meninggalkan Tiara yang dalam kebingungan dan sakit hati yang kini menjalar di seluruh tubuhnya.
Wanita itu menangis histeris dengan apa yang terjadi pada dirinya, bagaimana bisa dia terjebak di tempat ini bersama seorang pria idiot yang sudah dikenal banyak orang.
"Hiks hiks... Hiks... Kenapa begini, kenapa semua pergi, kenapa mereka jahat, hiks hiks... Arhhhh... Sialan, kenapa aku harus mengalami hal ini!!!" Tiara menangis sambil mencengkram selimut itu dengan kuat.
Vernon melirik asistennya untuk pergi dari sana dan mengamankan situasi.
Max keluar perlahan membiarkan mereka disana lalu mengamankan keadaan agar hal ini tidak diliput oleh media.
"Kakak kenapa menangis, maafkan Vernon semalam badan Vernon panas, terus gak tahan, maaf kalau buat kakak bersedih!!!" Celetuk pria itu sambil memasang raut wajah sedih, dia menoel noel lengan Tiara seperti anak kecil.
"Awasss!!! Hiks hiks hiks... Ini semua karena dia... Karena wanita itu seharusnya aku tidak terjebak disini bersamamu arhhh... " Tiara menepis tangan Vernon.
Vernon menunduk sambil menangis, persis seperti yang biasa dilakukan pria itu.
"Maaf, maaf, Vernon semalam minum jus jeruk dikasih sama teman tapi Vernon jadi buat kekacauan seperti ini, maaf!!!" Dia membungkuk minta maaf pada Tiara sambil menangis.
Tiara memijit pelipisnya, kurang apa lagi penderitaan nya, bagaiman bisa dia terjebak dengan pria gila di sampingnya.
"Arrhhh sialan, terserah lah hiks hiks... Aku akan pergi, anggap ini tak pernah terjadi, maaf kalau aku membuatmu kesulitan, dan maaf atas perlakuan pria tadi pada dirimu!!!" Ucap Tiara, dia beranjak lalu mengambil bathrobe dan memakainya dengan cepat.
Perlahan dia berdiri namun ia merasakan rasa sakit yang hebat di bawahnya tentu saja karena itu pertama kalinya bagi Tiara.
"Hiks hiks hiks... Aku kotor, aku.. aku benar benar dianggap sampah!!" Tiara menangis sesenggukan sambil memungut pakaiannya.
"Kakak...." Lirih Vernon.
" AWAAAAS JANGAN SENTUH AKU BODOH!!!!" Pekik Tiara.
.
.
.
like, vote dan komen 😉😊
..."Tuan muda memang hebat, baik dan mengagumkan, tapi sifatnya itu membuatku kesal, arrhhhhhh mimpi apa aku punya bos prik!!!!!" ...
...-Max Borenstein-...
...****************...
Tiara menepis tangan Vernon, pria itu langsung terdiam saat melihat reaksi Tiara.
"Ma... maaf hiks hiks hiks... aku memang tidak berguna!!" Tiara meminta maaf dan menangis, dia bangkit berdiri, berjalan dengan tertatih tatih menuju kamar mandi sambil membawa barang barang nya.
Vernon tampak diam membatu saat Tiara memarahinya," Semuanya sama saja, tak ada yang berbeda, dia juga membenci pria bodoh seperti ku, cihhh.... " Vernon berdecih, dia kembali ke mode normal lalu menatap pintu kamar mandi.
Vernon mengambil earbudnya, lalu menyalakan Ponselnya, ada sekitar 50 panggilan tak terjawab dan pesan masuk ke dalam ponselnya dan semuanya berasal dari Max.
Pria berdada bidang itu mengubungi asistennya," Max apa situasi aman!?" tanya Vernon.
"Aman terkendali tuan muda, tapi apa yang sebenarnya terjadi, " tanya Max penasaran.
"Nanti kuceritakan, sekarang cari tau semua tentang Tiara Azriel Weizmann, cari informasi sedetail mungkin tentang wanita itu," titah Vernon dengan suara datar, dingin dan tegas berbeda dengan beberapa saat lalu saat dia dikatai bodoh oleh Tiara.
"Baik tuan, apa perlu saya bereskan juga dia? bisa saja dia itu wanita bayaran," ucap Max.
"jangan, aku melakukan hal itu dengannya Max!" ucap Vernon.
Gedubraakkk....
Seketika pintu ruangan itu dibuka dengan kasar dan tampak wajah syok Max di ambang pintu menatap Vernon dengan mata terbuka lebar dan rahangnya yang jatuh ke bawah.
"Tuan muda? A..apa itu benar?!! tu..tuan muda... bagaimana bisa!!!" tanya Max dengan ekspresi syok.
"Entah, tapi aku berhasil Max, aku tidak impoten, lalu apa yang kau lakukan disana hah, kau hendak melihatku telanjang bodoh!!!" umpat Vernon.
Max gelagapan, dia buru-buru menutup pintu kamar hotel itu, lalu berdiri tegak di depan pintu.
"ja.... jadi maksudnya Anda berhasil melakukan itu pada wanita tadi, itu menunjukkan kalau anda tidak impoten seperti yang didiagnosis oleh dokter itu kan Tuan!!??" tanya Max sekali lagi.
"Aku hanya berhasil dengannya, kau tau itu, ini juga terjadi karena jebakan, ahh periksa rekaman CCTV tersembunyi, ada yang menjebakku semalam, cari tau semuanya!!" ucap Vernon.
"Siap Tuan muda!!!" seri Max dengan penuh semangat, " selamat karena anda tidak impoten tuan muda, anda adalah pria sejati, " celetuk Max.
"Ck... dasar burung beo!" umpat Vernon.
Dia menonaktifkan ponselnya secara sepihak, dia juga mengambil ponsel Tiara lalu menyimpan nomor wanita itu di ponselnya selain itu dia memasang sesuatu di ponsel wanita itu.
Tiara telah selesai mengganti pakaiannya, dia berjalan keluar dengan wajah pucat, tertatih tatih menahan rasa sakit di bawahnya.
"Kakak? mau kemana? apa Vernon nakal sampai Kakak tidak mau disini!?" ucap Vernon sambil memasang wajah sedih, sungguh pria itu berhak untuk dihadiahi piala Oscar dengan kategori akting terbaik sedunia.
"Maaf, aku akan pergi, siapa namamu?"tanya Tiara pelan.
"Vernon, aku Vernon kak," ucapnya dengan suara anak anak.
"Vernon, maaf membuatmu mengalami ini, tapi aku tak bisa hidup seperti ini, aku pergi!!" ucap Tiara sambil memungut semua barangnya dan mengambil ponselnya yang terletak di atas lantai.
"Jangan pergi, disini saja bersama Vernon, kita makan banyak banyak, jangan nangis lagi," celetuk Vernon.
"Hidupku hancur Vernon, bagaimana bisa aku memikirkan makanan sekarang," ucap Tiara yang berjuang keras untuk menahan tangisnya.
"Kalau mau menangis, menangis saja tak perlu ditahan, aku jadi sesak melihatmu seperti itu," batin Vernon.
Tiara berjalan keluar, dia tak lagi menghiraukan panggilan Vernon. Pria itu membiarkan Tiara pergi, dia tak ingin melarang tetapi tetap akan mengawasi.
Tiara berjalan sambil menyeret kakinya, rasanya sakit dan sangat tidak nyaman di bawah sana, perlahan wanita itu turun ke lobi hotel, diingatkannya masih terlihat jelas wajah Gibran dan Gea yang menghinanya tadi.
Lagi lagi Tiara menahan air matanya, dia berjalan sambil menahan sakit, wanita itu pergi dengan rasa sakit di hatinya.
Tiara berjalan pelan sekali, rasanya tak ingin lagi dia hidup, dia berjalan menuju halte, dia menunggu Ojol yang sudah dia pesan dan tak lama kemudian Ojol itu datang dan wanita itu naik kesana lalu pulang menuju rumahnya dengan keadaan menyedihkan.
Sementara itu, Vernon sudah mengganti pakaiannya, "Max apa anak buah sudah mengikuti wanitaku!?" tanya Vernon, pria tinggi semampai, sangat jarang seseorang di temui dengan tinggi badan 189 Cm belum lagi tubuhnya kekar dan dada bidangnya yang menarik perhatian, namun dia selalu memaki topeng besi di bagian kanan wajahnya.
"uhuhkkk... uhuukk... uhukk... A.. apa tuan muda katakan? wa..wanitaku!??" Max tersedak kopinya sendiri saat Vernon mengatakan hal itu.
"Ya Wanitaku, apa sudah diikuti, bagaimana kalau dia pingsan di jalan, bagaimana kalau ada orang jahat, bagaimana kalau dua manusia sialan tadi mengganggunya, kau bisa berpikir tidak hah!!!?" Vernon membentak Max.
Glekkk...
Max si assiten yang tau segalanya tentang Vernon menenggak kasar salivanya saat mendengar tuannya begitu murka hanya karena seorang wanita.
"Tuan muda otaknya sableng ya, kalau khawatir kenapa tidak ditahan saja tadi, kenapa tidak langsung mengikutinya? ada ada aja ya manusia sekarang ck...ck... ck!!" batin Max bergejolak karena sifat aneh tuannya.
"MAAAAAXXX KAU DENGAR AKU TIIDAK!!!"" bentak Vernon sambil menatap Max dengan berkancah pinggang.
"eghh... burung beo burung beo ehh ******.. eihh a..ampun tuan muda... sa..saya kaget, " Max dengan mulut latahnya malah mengatakan hal hal aneh.
"Ck... apa saja isi otakmu itu Max, kau kurang gizi ya, dasar lemot, jangan bermain main denganku!!!" kesal Vernon.
"mampus, mati aku, mulut ini juga kenapa harus gagap sih haduuhhh memalukan!!!!" batin Max.
"Ma..maaf tuan muda, nona Tiara sudah ada yang mengawasi dan mengikutinya, menurut laporan anak buah, nona Tiara naik Ojol menuju kediamannya," jelas Max sambil mengeluarkan iPad dari dalam tasnya.
"Dan ini segala informasi tentang nona Tiara," ucap Max menyerahkan iPad itu.
Vernon mengambilnya, namun ada sesuatu yang membuatnya bingung," Max Ojol itu apa? mobil jenis apa itu? harganya berapa? kenapa aku baru tau kalau ada mobil jenis itu!??" celetuk Vernon.
Mata Max terbelalak menatap tuan mudanya," Ya Tuhan bisa gila aku, si tuan muda ini pura pura idiot atau memang benar benar idiot arrhhhh.... ini nihh masalah orang kaya yang gak pernah naik angkutan umum seumur hidupnya, ya ampun!!!!" Lagi lagi Max hanya bisa menggerutu di dalam hati.
"Jawab Max apa itu Ojol hah? mobil jenis apa? keluaran negara mana, kenapa kau diam saja, tutup mulut itu, yaaakkk cepat jawab!!!!" bentak Vernon yang terus menerus mendesak Max.
"Haduh tuan muda masa iya gak tau Ojol, itu angkutan umum yang bisa dipesan secara online, bukan jenis mobil tetapi nama layanan saja Ojol, alias Ojek online, Nona tadi naik sepeda motor bersama agen ojek online, bukan jenis mobil mahal tuan muda!!" jelas Max.
"APAAAA!!" mata Vernon terbelalak.
"Jadi kau membiarkan wanitaku dibonceng oleh orang lain!!!?? yaaakk bagaimana kalau dia diculik bagaimana kalau mereka jatuh cinta dan saling suka lalu menikah, lalu.. lalu mereka membiarkanku sendirian... kau...
"Tuan Muda!!!" bentak Max.
"itu tidak akan pernah terjadi, kenapa tuan muda memikirkan hal yang tidak akan terjadi ,ya ampun, tuan muda ini hidup di jaman apa sih, benar benar aneh, lagian nona kan sudah diawasi, kenapa harus khawatir,!!!" kali ini Max benar benar kesal dan meluapkan semuanya dengan kemarahannya.
"Ck... ya sudah kalau memang tidak terjadi, gak usah ngegas!!!" ketus Vernon sambil duduk santai dan membaca informasi tentang Tiara.
"Fuhh... saya keluar dulu tuan, ada yang mau saya lakukan," ucap Max.
"hmm... pergilah," jawab Vernon sambil menggerakkan tangannya.
Max keluar sambil mengacak acak rambutnya, cepat cepat dia berjalan menuju bagian lain dari gedung itu.
Nafasnya mulai naik turun, wajah marah dia menghela nafas berkali kali.
"Yaaarrrkhhhhhhhhh Benar benar mengesalkan arrhhh siaaaalll arrhhhh... kau pikir kau saja yang bis amarah arrhhhhhhh!!!!" Max berteriak sekencang-kencangnya sambil menendang udara melepaskan segala kegeramannya.
.
.
.
like, vote dan komen 😉😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!