"Sayank .... malam ini kamu milikku. Maafkan lah aku, karena hanya dengan begini, aku bisa memiliki mu."
Seorang pria berwajah tampan sedang menggendong gadis cantik yang berseragam sekolah yang sengaja di buat tak sadarkan diri. Pria ini sangat begitu mencintai gadis muda yang memang dari wajahnya terlihat sangat cantik.
Sudah sejak lama pria itu mengincar gadis muda itu, namun baru sekarang ia bisa melihat dengan jelas wajah cantik dan manis nya kembali.
"Ndre, jalankan mobilnya, kita ke hotel 69."
Andre sang asisten hanya mengangguk kan kepala nya, menuruti apa yang di ucapkan oleh Bos nya itu. Tidak ingin membantah apa yang dikatakan oleh si Bos, walaupun ia sendiri tau, perbuatan Bos nya itu sangat keterlaluan.
'Bisa bisa nya di Bos menculik gadis itu. Apa tidak ada cara lain lagi??'
Andre sang asisten hanya bisa diam saja, padahal sejatinya ia khawatir dengan Bos nya, Bosnya yang sudah men duda selama empat tahun ini malahan tertarik dengan seorang gadis kecil yang masih duduk di bangku sekolah.
Padahal orang tua si Bos sudah banyak menawarkan dengan wanita wanita cantik dari bebagai kalangan, namun sayank.....semua di tolak nya, dan malahan mengincar gadis remaja yang baru berusia tujuh belas tahun ini.
'Tapi, kalau di perhatikan cantik dan manis juga, hidung nya mancung dan bibirnya tipis menggoda.', batin Andre yang bisa melihat dengan sekilas sang gadis dari kaca tengah mobilnya.
"Kondisikan mata mu Ndre, jangan melihat calon istriku terus!!"
Tegas nya penuh penekanan. Ia paling tidak suka jika miliknya di ganggu apalagi sampai di sentuh oleh orang lain. Maka dari itu dari tadi yang mendekap gadis itu adalah ia sendiri, sampai menggendong pun dilakukannya sendiri.
'Belum apa apa sudah bucin Bos. Hmm kasihan sekali kamu Nona, terjebak cinta sang duda....eh kasihan atau malahan beruntung sih....??'
"Iya Tuan, tidak tahan untuk tidak melihat, cantik dan manis."
"Andre!!! mau aku pecat kamu??", gertaknya lagi.
"Tidak Tuan."
'Oh Tuhan dasar Bos gila, kalau tidak karena gajinya yang gede, udah keluar aku Bos'
Setelah mendapatkan teguran dari Bos nya , Andre tidak berani melihat lagi ke belakang, ia tetap fokus ke depan untuk menjalankan mobilnya menuju ke hotel 69.
Hotel 69
Andre dengan sigap langsung membukakan pintu untuk si Bos yang masih memangku gadis cantik itu, terlihat gadis cantik yang masih polos, masih tertidur dengan lelap nya , entah berapa dosis obat bius yang di berikan oleh si Bos nya tadi hingga membuat sang gadis belum sadar kan juga.
"Mau saya bantuin gendong Bos??"
Pria itu bukan nya menjawab melainkan melototkan matanya tajam. "Cari mati kau!!"
Andre menggeleng, ia bergidik ngeri sendiri manakala melihat Bos nya dengan wajah yang menyeramkan itu. Andre tidak berani lagi untuk berucap ataupun menggendong apa yang sudah menjadi miliknya.
Moreno Suryapradika, pria tampan berusia 32 tahun. Pria itu adalah satu satunya pemilik Perusahaan Surya Group dan juga pemilik beberapa hotel dan juga beberapa mall terbesar di kota ini.
Empat tahun yang lalu, Reno bercerai dari istrinya. Istrinya yang seorang model itu kepergok selingkuh dengan temannya sendiri, dan saat itu Reno langsung saja menjatuhkan talak kepada wanita yang sudah dinikahinya sekitar dua tahunan.
'Pantes saja belum hamil, rupanya suka bermain dengan pria lain di belakang ku.', ucap Reno dulu nya setalah ia memergoki istrinya bertemu dengan pria lain.
Mungkin saat itu, Reno terlalu mempercayai istrinya dan memberikan kebebasan kepada istrinya untuk berkarir, hingga ia kecolongan.
Dan saat ini, ia bertekad, jika menemukan seseorang yang di cintai nya, pria itu tidak akan memberikan kebebasan se bebas bebas nya, hingga ia tidak kecolongan lagi.
Reno berjalan dengan menggendong tubuh mungil gadis cantik itu dengan santainya, tidak ada yang berani bertanya ataupun curiga, karena hotel ini adalah miliknya.
Tak berapa lama, Reno sudah berada di kamar khusus yang memang hanya untuk pemilik hotel itu saja.
"Kamu boleh pulang."
Andre mengangguk, ia kemudian meletakkan tas milik gadis itu dan juga paper bag yang berisi pakaian ganti yang komplit dari atas sampai bawah di atas meja.
"Permisi Tuan."
"Hmm"
Setelah asistennya nya pergi, Reno yang sudah membaringkan tubuh gadis itu langsung saja ke kamar mandi, ia ingin malam ini terlihat segar dan tampan jika nanti sang gadis pujaannya sadar.
"Reno Reno, kamu begitu gila.!!!"
Reno terkekeh geli, ia juga menggeleng. Tidak menyangka juga karena dirinya bisa melakukan hal seperti ini, sangat konyol dan juga beresiko besar.
Ceklek
Reno keluar dengan menggunakan handuk kimono, sudah terlihat segar dan juga sangat tampan, apalagi dengan rambut yang basah, manambah aura sang duda nya mencuat.
Duda memang lebih menggoda, lebih berpengalaman tentunya, apalagi kalau duteng seperti ini, duda ganteng dan juga kaya raya. Beruntung jika menjadi bagian dari kehidupan nya apalagi jika berhasil merebut hatinya, apapun yang diinginkan pasti terkabul kan, dan apapun yang di minta pasti di berikan.
Namun sayank, duda satu itu tidak mau gegabah dalam memilih pasangan hidup, cukup satu kali ia gagal membina rumah tangga, dan cukup satu kali saja ia di selingkuhi, dan tidak ingin terulang lagi.
Pria itu mendekati ranjang, ia melihat wajah cantik Abel yang masih tertidur. Tangan Reno terulur untuk segera melancarkan aksinya.
Reno meneguk saliva nya kasar, berulang kali menetralkan degub jantung dan juga aliran darah yang mengalir, jujur hanya melihat wajah cantik dari Abel saja, sesuatu di bawah sana sudah menari nari ingin di lepaskan, apalagi ini.....melihat Abel saat ini.
"Kamu ya Bel, benar benar membuat ku gila!!"
Apalagi Reno adalah pria normal, telah menduda selama empat tahun, dan selama itulah ia tidak lagi merasakan hangat nya pelukan seorang wanita.
"Jangan Ren, kamu mencintainya bukan hanya na*su saja, tunggulah sampai dia halal jadi istrimu."
Cup
Reno mendaratkan kecupan di kening Abel, kemudian tangan nya menyelipkan rambut yang sedari tadi menutupi wajahnya itu, lalu mengambil selimut dan menutupi tubuh indah Abel yang sudah membuat dirinya mabuk kepayang.
Tak mau kalah, Reno juga melakukan hal yang sama dan ikut berbaring di samping Abel.
"Aku tidak tau bagaimana reaksi kamu saat bangun nanti beby, yang jelas aku akan menggunakan cara ini untuk menikahimu. Karena hanya inilah cara satu satunya supaya kamu menjadi milikku."
Cekrek
Cekrek
Reno mengarahkan kamera ponselnya ke arah dirinya dan Abel, dengan pose yang begitu menantang dan terlihat sangat hot. Persis seperti sedang berhubungan intim
"Aku mencintaimu Arabella Pramudita."
Kamudian ia menyimpan ponsel itu, dan tangan nya memeluk tubuh Abel, hingga tertidur pulas di samping gadis pujaannya.
'Kamu memang sudah gila Reno,!! kamu duda berani beraninya mencintai seorang gadis yang baru berusia tujuh belas tahun.'
'Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur mencintai nya, usia bukan masalah, yang penting rasa cinta untuk nya tulus dan apa adanya.'
Jam menunjukkan pukul empat pagi, pria tampan dengan sejuta pesona nya itu sudah mengerjap ngerjapkan matanya, ia membuka sedikit demi sedikit mata yang sudah tidak mengantuk lagi.
Mau tidur lagi susah, lagian ia ingin lebih lama lagi memandang wajah gadis kecilnya yang manis saat terlelap.
Pria itu tersenyum, menatap pujaan hatinya masih tidur terlelap, rasanya ingin sekali lebih lama memeluknya kembali, dan tidak ingin meninggalkan nya barang sejenak saja.
Namun itu mustahil untuk sekarang, bahkan Abel saja tidak tau menau tentang identitas nya, tentang dirinya yang diam diam mencintai nya.
Mungkin jika Abel bangun, gadis itu akan shok berat mendapati ia telah tidur satu ranjang dengan pria siang yang sama sekali belum di kenalnya.
"Aku tidak ingin waktu cepat berlalu, ingin selalu selamanya memeluk mu sayangku, Abel."
Reno kembali menggeleng kan kepala nya, ia teringat pertemuan pertama nya dengan Arabella, gadis manis berseragam sekolah. Pertama kali mereka bertemu adalah di sebuah mall, dengan Abel yang saat itu jalan dengan temannya, dan karena tidak fokus Abel akhirnya menabrak nya.
"Sungguh lucu kamu sayank, kamu yang nabrak tetapi kamu sendiri yang marah marah "
Dan sejak saat itu, Reno tidak pernah lepas dari mengingat Abel, sepanjang malam tidak pernah bisa tidur karena memikirkan gadis manis yang berani beraninya membentak nya, dan bahkan Abel inilah wanita satu satu nya yang berhasil membuat Reno tidak emosi, padahal kesalahannya sungguh besar, sudah menabrak, mengotori jas, habis itu marah marah lagi.
Dan saat itu Andre sang asisten di buat kelimpungan karena harus mencari tau identitas dari gadis kecil yang sudah memikat hati Bosnya.
Singkat cerita, Reno cemburu dengan salah satu teman Abel di sekolah , karena tidak ingin kehilangan Abel, maka Reno merencanakan sebuah rencana jahat di saat Abel ingin menginap di rumah temannya.
Hingga berkahir lah Abel di dalam kamar hotel bersama Moreno Suryapradika.
Reno masih terus mengamati wajah cantik Abel yang tidak membosankan itu, malahan semakin dilihat, Abel semakin cantik saja, padahal tidak menggunakan make up sedikit pun, namun aura nya sudah terpancar di wajah cantik Arabella.
"Kamu cantik banget sayank....tak apa ya?? umur kita beda jauh, dan tidak jadi masalah ya?? dengan status aku yang duda?? kan yang lagi ngetrend sekarang si duda, katanya duda lebih menantang, iya kan sayank??"
Reno terkekeh geli, ia juga menggeleng, pelet apa yang dipakai si Abel hingga Reno bisa sebegitu nya dengan gadis itu, atau jaran goyang bagaimana yang digunakan oleh Abel untuk menembus pertahanan Reno yang sudah hampir mati karena penghianatan?? entahlah,.... jawaban nya hanya ada dalam diri Reno.
"Gimana Mami mu dulu bikinnya yank?? hingga bisa tampilannya sempurna seperti ini?? apa adonannya pas?? gula, terigu, telur , mertega dengan takaran yang pas, tidak kurang dan tidak lebih??"
"Ah jadi pengen nyoba bikin sama kamu yank??"
"Pasti jadi nya sempurna, kamu yang cantik banget dan masih muda, dengan aku yang ganteng abis, kece badai."
Hanya dengan melihat wajah Abel saja, sesuatu di bawah sudah ingin keluar. Untungnya , Reno adalah pria yang tidak suka celap celup, hingga ia bisa menahan untuk tidak menyentuh Abel.
"Aku mencintaimu bel, dan aku tidak mungkin merusak kamu. Cintaku tulus, bukan hanya sekedar na*su saja."
"Euhhhhh......"
Gadis cantik itu bangun, ia melotot kan matanya, mencoba mengingat ingat lagi, posisi terkahir dirinya di mana.
"Bukan kamar Resa.?? bukan juga kamar aku??"
Abel belum sadar, matanya masih memeriksa ke seluruh ruangan, mana tau dirinya menemukan sebuah petunjuk. Tetapi ssayank, ia tidak menemukan apa apa. Bukan rumah Resa bukan pula kamarnya, tetapi seperti di hotel, karena warnanya serba putih.
Sedangkan Reno, pria itu pura pura memejamkan matanya, ia tidak ingin membuat Abel kaget, walau nantinya gadis itu akan berteriak.
"Apa hotel?? ih tidak??"
Dan benar, baru saja Reno menutup mulutnya, gadis kecil itu sudah berteriak, namun masih saja belum sadar, hingga ia menemukan pakaian nya dan juga pakaian laki laki berada dibawah sana.
"Aaaaaaaaas.......", teriak Abel, ketika mendapati tubuhmu hanya ditutup dengan selimut.
Abel menutup mulutnya, ia juga melihat dirinya yang sudah berada di bawah selimut.
"Astaga....apa yang aku lakukan semalam?? dengan siapa aku melakukan nya?? pasti Papi dan Mami kecewa padaku, karena anak semata wayang nya sudah tidak per@wan lagi."
"Dengan aku sayank..."
Jlebb
Abel melongo, menoleh ke arah samping, dan didapatinya seorang pria sedang tersenyum melihat nya.
Reno akhirnya menyudahi aksi pura pura tidur nya, ia langsung memeluk Abel dan membisikkan sesuatu.
"Kamu semalam sangat hot Beb, membuat Mas sangat suka."
'Mas....Mas....mas berapa karat??'
Abel melotot kan matanya, lalu mendorong tubuh Reno yang juga tidak memakai apa apa. Ingin rasanya Abel tidak percaya, tetapi mengingat dirinya dan juga pria yang di sampingnya dalam keadaan begini, membuat ia mau tidak mau ya percaya.
"Enggak , enggak .... kamu bohong Om."
Abel menangis, ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya kelak, hamil di luar nikah dan masih sekolah. Padahal Abel masih ingin melanjutkan kuliah nya, walaupun otaknya tidak pinter pinter amat, tetepi ia masih ingin mengejar cita cita nya.
Begitu juga dengan nasib keluarga nya, nasib Perusahaan Papi nya, yang pasti nya semua akan membatalkan kontrak kerjasama, karena mendengar putrinya hamil diluar nikah.
"Enggak...enggak itu gak mungkin."
Reno yang tidak tega langsung menarik tubuh Abel dan memeluk nya, gadis itu tidak menolak, malahan semakin mempererat pelukannya, mungkin rasanya sudah nyaman.
"Menikah dengan Mas ya?? mas akan bertanggung jawab."
Mendengar ucapan Reno, Abel langsung melepaskan pelukan Reno, ia pun menggeleng dengan air mata yang masih mengalir di pipi nya.
"Mas dari mana nya?? kamu lebih cocok di panggil Om!!", ucap Abel kesal , dan memang benar jika itu kenyataan nya.
"Mas akan menikahimu sayank.", ujar Reno dengan lembut nya.
"Aku enggak mau, dan anggap kita tidak pernah melakukan ini." Abel masih sesenggukan, ia kemudian menarik selimut dan bergegas turun dari ranjang.
Namun tangan Reno menarik tubuh Abel, hingga gadis itu kembali masuk kedalam pelukannya.
"Lepas Om, lepaskan....Om sudah mendapatkan apa yang Om mau kan?? dan Om sudah menghancurkan mas depan aku."
"Karena itu Mas akan menikahi mu."
"Aku enggak mau, sekali enggak tetap enggak ..."
"Kalau kamu hamil bagaimana?? aku tidak memakai pengaman, dan aku juga menebarkan benihku di dalam.", ucap Reno dengan serius, seolah olah memang nyata nya begitu, padahal tidak tau saja jika Reno sendiri tidak menyentuhnya., apalagi menebarkan benih. Benih apa an coba??
"Hamil???", Abel menggeleng.
'Apa iya?? Ya Tuhan....aku dalam masa subur dan orang itu tidak memakai pengaman.'
Panik, Abel semakin panik. Ia sudah tidak bisa berpikir lagi saat ini.
"Aku masih mau sekolah, aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah itu. Mami, tolong anakmu ini?? hiks .. hiks...."
"Mas akan membeli sekolah itu sayank."
"Eh ......"
"Aku masih mau sekolah, aku tidak ingin dikeluarkan dari sekolah itu. Mami, tolong anakmu ini?? hiks .. hiks...."
Bel masih terisak di dalam selimut yang masih membungkus tubuh nya yang po los itu. Begitu juga dengan Rena yang masih setia di samping nya, bahkan berulang kalau menarik tangan Abel untuk di bawa ke dalam pelukannya, walaupun Abel juga berulang kali menolak nya.
"Mas akan membeli sekolah itu sayank."
"Eh ......"
'Ni orang sultan atau gimana?? seenaknya aja mau beli sekolahan? Emang tuh sekolah harganya murah apa gimana ya??'
'Gila!!'
"Ehemmm......Mas memang Sultan sayang, gimana mau ya?? kita nikah?"
"Apapun yang kamu mau, Mas akan kasih, tinggal bilang saja. Kamu gak usah kerja, biar Mas saja yang kerja, kamu cukup menghabiskan uang Mas saja, dan melayani Mas."
Reno masih mepet dan terus mepetin Abel, hingga gadis itu lama lama ngeri sendiri, dan beranjak dari kasur.
'Melayani?? yang benar saja?? gila apa enggak sih tuh orang?? tapi cakep juga kalau di lihat lihat.'
Abel turun dari kasur, dengan melilitkan selimut yang sedari tadi membungkus tubuh yang po los itu, dengan matanya melihat ke arah Reno, yang tentunya berjaga jaga siapa tau Om om me sum itu mau melakukan sesuatu lagi.
Walaupun secara di pandang mata, Reno memang ganteng, umurnya yang sudah kepala tiga , tidak membuat ia terlihat tua, malahan justru nampak sangat matang dan rupawan. Tak jarang juga, banyak wanita wanita yang antri untuk bisa menjadi istri nya.
Sedangkan Reno, ia menggeleng, melihat pemandangan yang indah di depannya, sungguh Reno sebagai laki-laki normal langsung on ketika melihat tubuh Abel. Tetapi, laki laki itu masih bisa menahan sesuatu yang sudah bergejolak di bawah sana.
'Gak tahan aku, Sumpah....memang benar, daun muda lebih menggoda , Oh..... Arabella ... kamu membuat aku gila.'
"Ngapain lihat lihat Om?? belum puas semalam??", ujar Abel yang tidak terima dengan Reno yang masih melihat nya tanpa berkedip itu.
'Eh mulutku, gimana...kalau jawab nya belum...bar kamu Bel.....'
"Kamu cantik sayank.....kalau boleh jujur memang Mas belum puas kok, mau lagi ya??"
Reno terkekeh geli, ia senang melihat Abel seperti ini galak galak manja gimana itu..Itulah yang membuat daya tarik sendiri dari gadis itu, apa adanya dan tidak neko neko.
'Duh bener nih bocah, jadi pengen gigit deh'
"Enggak........."
Abel langsung turun dan berlari untuk ke kamar mandi, untung nya selimut yang dipakai nya tidak melorot, gawat kalau sampai melorot, bisa bahaya kemana mana nantinya.
Di dalam kamar mandi, Abel bergedik ngeri sendiri, ia sudah di depan cermin, memutar tubuh nya seperti model papan atas kekinian itu.
Ia mengingat ingat kemarin sore sebelum kejadian itu, "Bukannya aku kemarin itu keluar dari rumah, lalu ke jalan depan, mau nyetop taxi, lalu ada sebuah mobil mewah berhenti tak jauh di depan ku, dan......."
"Sungguh aku tidak bisa mengingat lagi kejadian setelah itu, tau tau aku sudah berada di dalam kamar, di atas ranjang dan tanpa baju..."
"Bener bener sialan tuh orang tua...lagian si Om Om apa gak ingat umur.? ganteng tapi tua??"
Belum tau Abel kalau Reno adalah duda, bukannya Reno mau menyembunyikan, tetapi memang belum waktu nya juga dan lagian Abel juga tidak nanya.
Setelah puas mengomel ngomel sendiri, Abel kemudian meneliti lagi bagian bagian tubuh nya, ia masih tidak menyangka jika dirinya dan Om om genit itu sudah melakukan sesuatu.
"Kalau orang habis gitu an,, itu jalannya susah, kayak bebek.."
Abel menggeleng, "perasaan aku jalan nya biasa biasa saja, bukan seperti bebek tapi masih seperti model." Ia pun merasa senang.
"Bagian bawah itu terasa sakit dan perih, apalagi kalau pertama kali melakukan, dan akan bengkak juga."
"Sakit?? bengkak??" Abel meggeleng lagi, perasaan tidak apa apa, sakit enggak, bengkak juga enggak.
"Coba periksa dan teliti seluruh tubuh, terutama di bagian dada dan juga leher, perhatikan....apa ada tanda merah seperti bekas gigitan drakula."
"Bekas gigitan drakula?? ih serem...", namun Abel langsung melihat di tubuh nya,....
"Astaga......ini apa??"
Abel menggeleng, ia melihat di d@da nya, tepat diatas gunung kembar nya itu, ada sesuatu yang berwarna merah kecoklatan.
"Apa ini yang namanya gigitan drakula....gila!! si om itu."
"Periksa sprei, kalau kamu memang habis begituan dan masih per@wan...pastinya akan melihat darah segar di sprei..."
"Darah?? nanti aku periksa!!"
"Gila......gila.....bisa gila aku lama lama kalau mengingat ingat itu."
Tok....tok....tok...
"Abel....Abel sayank....buka bentar."
Suara ketukan dari luar kamar mandi membuyarkan lamunan nya, Abel yang masih berada di bawah shower langsung mengambil handuk dan membuka sedikit pintu nya.
"Cantik banget."
Reno tidak berkedip, melihat Abel dengan rambut yang sudah basah, sudah terlihat seperti wanita biasa. Padahal Abel hanya menyembulkan kepala nya saja.
Bagaimana kalau ia keluar dengan rambut basah dan juga tanpa apa apa?? mungkin langsung di terkam oleh Reno.
"Apa Om?? itu juga mata di kondisikan!!"
"Mas sayank....."
"Hmmmm Mas mas, emas berapa karat?? se**karat saja, pas itu cocok, biar cepat ia dead, gak nyusahin dan gak nyebelin."
"Astagfirullah......jangan bilang gitu sayank....nanti gak ada yang tanggung jawab kalau kamu hamil, kasian anak ku."
Reno mulai mendrama lagi, seolah olah ia memang sudah melakukan banyak dengan Abel.
'Hamil?? anak?? dari mana?'
Jika Reno menyinggung soal nikah dan hamil, pasti Abel langsung diam, ia bingung antara sudah di bobol apa belum, tapi satu yang pasti, tubuhnya sudah terlihat oleh Reno, laki laki yang sudah bermalam dengan dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!