NovelToon NovelToon

Partner Ranjangku Pria Casanova

Melampiaskan hasrat penuh dendam

"Lebih cepat!" Terlihat seorang wanita sedang berada di bawah kungkungan raga kekar seorang pria yang sedang melakukan gerakan yang mampu membuat sang wanita menuju surga dunia.

Sang wanita menggeliat tak karuan sebab sensasi yang diberikan oleh partner ranjangnya itu sangatlah memabukkan.

Titik intinya terasa nyaman, sesekali rasa hangat yang hadir akibat pergolakan kedua raga itu.

Hampir dua jam permainan keduanya, tak sedikit 'pun rasa lelah menggelayar di tubuh dua insan yang mengganggap dunia hanya milik berdua.

Suara indah terdengar dari mulut keduanya, seperti sebuah harmoni yang sangat indah, keduanya berkerjasama meraih puncak tertinggi kenikmatan yang hakiki.

Sang wanita menggeliat lagi, tanda raganya sudah merasakan nikmat tiada tara akibat sentuhan lembut milik sang pria yang menembus denyut terdalam dan memabukkan miliknya.

Sang pria semakin terpacu untuk memberikan sentuhan memabukkan lagi dan lagi.

Suara indah menggelora dari mulut keduanya membuat suasana panas semakin nyata.

"Sayang!" pekik sang pria saat lahar panas itu menyembur ke dalam rahim sang wanita.

Rasanya sangat lelah kala semuanya telah habis tak tersisa.

Seketika tubuh itu roboh.

Keduanya saling berpelukan, meskipun baru saja saling berkenalan oleh sebab sang wanita memang menyewa pria itu untuk menghabiskan satu malam dengannya.

"Satu malam dua milyar baby, deal 'kan?" kata sang wanita bernama Julia.

Keadaan keduanya juga masih menyatu, tapi Juli ingin segera membayar jasa sang pria bernama Nando yang cukup menyenangkannya.

"Oke baby, ehm … saat kau merasa senang dengan pelayananku, semoga kau tidak akan ketagihan, karena aku memiliki gadis lain," tegas Nando yang memiliki lima gadis simpanan sekaligus.

"Kau memiliki 20 gadis 'pun, aku tidak mempermasalahkannya. Pada intinya, aku berterima kasih kepadamu. Kau mampu membuatku bahagia," seloroh Juli.

Dia bahkan belum menikmati indahnya malam pertama dan dia harus terluka akibat pengkhianatan adik dan sang mantan suami.

Tessss!

Bulir bening mengalir begitu saja dari sudut mata Juli, membuat partnernya heran

"Are you okay?" tanya sang pria.

Perlahan Nando mengusap dengan lembut tetesan kesedihan di pipinya.

"Aku sedih saat suamiku meniduri adik kandungku, mereka berdua ternyata telah berselingkuh, hiks," jelas Juli.

Sang wanita menahan kesedihannya, tanpa ia duga, Nando langsung memeluk tubuhnya.

"Oh, hanya itu? no problem baby, kau bisa memanggilku kapanpun kau mau, tetapi tidak untuk satu bulan ini," imbuh sang pria.

Nando memperlakukan sang wanita dengan lembut dan perhatian, bahkan dia membelai rambut Juli dan mengecup puncak kepalanya dengan mesra.

"Memangnya kau mau kemana?" tanya Juli keheranan.

"Seperti yang sudah aku jelaskan dari awal, aku memiliki lebih dari 1 gadis di rumahku, mereka harus menjadi prioritas. Aku hanya pencari kenikmatan duniawi," jawab sang pria dengan jujur apa adanya.

"Jadi, kau melakukan hal ini bukan sekedar untuk mendapatkan uang?" tanya Juli lagi.

Dia tidak habis pikir dengan pria gagah dan tampan di depannya ini.

Bagaimana bisa? seorang pria yang terlihat seperti seorang pendiam menjadi casanova? Juli belum mempercayainya.

"Aku tidak percaya, meskipun permainanmu hebat, tetapi kau tidak terlihat seperti pemain wanita?" ujar Juli masih dengan prasangkanya yang tak dapat diganggu gugat.

"Hahaha … para gadisku juga mengatakan hal yang sama. Ada cerita lucu dibalik kedatanganku menemuimu di sini. Aku bukan pria sewaan biasa, kau memanggil nomor temanku, tapi saat aku melihat kemolekan tubuhmu, aku tidak bisa menahan diri. Akhirnya aku yang datang untuk memberimu kenikmatan," pungkas si pria.

Dia bahkan selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Melihat pucuk buah kenyal yang menantang, membuatnya tak sanggup menahan diri.

Dia menguasai pucuk itu dan mempermainkan benda unik itu di dalam mulut.

Juli terseret kembali dalam rayuan Nando. Dia kembali masuk ke dalam permainan.

"Sentuhan terakhir sebelum kita berpisah," bisik sang pria.

Nando kembali menyusuri tubuh molek Juli dengan benda tak bertulang andalannya. Sesekali se....sapan berubah gigitan membuat Juli harus menahannya.

Nando kembali mempermainkan inti tubuh Julian.

Kedua tangannya bertengger di dua puncak buah kenyal.

Juli mencoba meminta pengampunan, namun kata itu tak manjur.

Nando masih terus melakukan hal memabukkan tanpa henti.

Lama kelamaan Juli terbiasa dengan sentuhan benda tak bertulang di inti tubuhnya, dia menjambak rambut Nando dan membenamkan wajahnya di pangkal pahanya.

Juli membuat gerakan yang memabukkan, hingga detik selanjutnya, kenikmatan surgawi mengalir deras, Juli semakin membenamkan benda tak bertulang ke dalam inti tubuhnya.

Pria itu bangkit dari ranjang setelah berhasil membuat Juli melayang.

Nando berjalan menuju kamar mandi hotel kelas VVIP untuk membersihkan diri.

Setelah dua puluh menit berlalu, Nando keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di pinggangnya.

Tanpa basa-basi, Nando segera meraih helai kain miliknya yang berserakan di lantai dan mengenakannya.

"Aku pergi dulu," pamit Nando.

"Sudah? kau mau pergi? uangnya?" tanya Juli berkali-kali, dia mengingatkan Nando dengan biaya jasanya.

"Aku sudah bilang, aku hanya menggantikan temanku, kau kirim saja uang itu ke rekening temanku," tandasnya.

Nando merapikan kancing kemejanya, dia mendekati Juli yang masih merebahkan tubuh di ranjang.

Cup!

Dia mendaratkan kecupan penuh makna di bibir ranum Juli.

"Aku akan merindukanmu," tegas Nando.

Sang pria sudah mulai candu dengan sentuhan bibir Juli.

"Oke baby, jika kau mau menunggu, satu bulan lagi kau bisa memanggilku," pungkas Nando.

Si pria seperti memberikan harapan kepada sang wanita.

"Tidak masalah, aku akan menunggu," sahut Juli.

Sang gadis memilih untuk menunggu pria itu, dia merasakan hubungan yang nyata dengan Nando.

Tidak seperti saat tidur dengan sang suami yang telah mengkhianatinya.

Nando melambaikan tangannya.

Perlahan, raga gagah itu pergi meninggalkan kenangan manis bersama Juli.

Kini Juli sendirian di dalam kamar hotel VVIP.

"Aku masih ingin disini, rasanya malas untuk pulang ke rumah. Jika aku berada di sini, aku merasa tenang, karena aroma Nando masih tercium, sangat harum," celoteh sang gadis.

Juli menikmati sisa pergumulannya dengan Nando, pria itu mampu memuaskannya dan membuatnya candu.

Sungguh luar biasa pria itu, tidak ada tandingannya.

Akan tetapi ada yang membuatnya bersedih, dia teringat akan kedua orangtuanya yang telah lama tiada.

Biasanya saat mendapatkan masalah, Julia selalu bercerita kepada ayah dan ibunya.

Setelah mencurahkan isi hati, Juli selalu mendapatkan pencerahan.

"Huft! aku memang ditakdirkan untuk hidup sendiri, tidak ada yang peduli sepertinya. Justru pria bernama Nando itu lebih memiliki belas kasihan daripada pria normal macam suamiku yang tega mendua dengan adikku," cakap Julia.

Dia kembali meratapi nasibnya yang kurang beruntung.

….

Permainan luar biasa

Nando keluar dari hotel tersebut kemudian menelpon seseorang.

"Baby, kau ada di mana?" tanya Nando di dalam sambungan telepon.

"Di rumahmu sayang, pulanglah! aku sudah tidak sabar ingin meledak bersamamu," jawab gadis yang menjadi partner ranjang Nando.

"Ehm, aku sangat ingin membuatmu meledak, pasti sangat luar biasa bukan? kau akan mengeluarkan suara indah itu, dibalik tekanan kenyamanan yang akan aku berikan kepada ragamu yang super panas," Nando senang sekali menggoda para gadisnya, dimanapun dan kapanpun.

"Oh no, baby! kau mengatakan itu saja, aku akan benar-benar melayang." Sang gadis adalah seorang putri dari keluarga berada, dia mengenal Nando dari seorang pria yang mengaku dirinya memiliki koneksi dengan para pria yang mampu memuaskan hasrat setiap wanita.

Nando adalah satu dari banyaknya pria yang memiliki hobi bermain dengan para wanita, dia bukan pria yang memiliki komitmen. Di dalam jiwanya hanya ada kenikmatan saja.

"Dua keindahan itu masih saja terkenang di dalam bayanganku, apalagi permainan yang luar biasa itu? aku tidak sabar untuk mendekap mu dalam kedamaian."

Pria sesat itu selalu memikirkan hal tersebut tanpa mengenal tempat, dasar pria tidak tahu aturan.

Beberapa menit kemudian, dia sudah sampai di depan hotel. Dia segera masuk ke dalam mobilnya, kemudian tancap gas untuk menuju rumah.

Di sepanjang perjalanan, dia dan gadis itu masih saja mengatakan hal yang mampu menembus segala batas kenyamanan. Sang gadis tidak sabaran sehingga dia melakukan aksinya seorang diri.

"Sayang, kapan kau datang? aku sudah tiga kali keluar, sudah sampai mana?" tanya si gadis dengan suara mendesah.

"Kau tidak sabaran sekali baby, aku akan segera datang. Tutup teleponnya dulu, nanti kau akan lemas jika terlalu banyak berbicara hal jorok denganku." Si casanova meminta partner ranjangnya untuk menutup panggilan teleponnya, jika tidak, dia akan mencapai puncak berkali-kali meskipun hanya mendengar kata-kata yang memabukkan dari Nando.

"Oke baby, muah!"

Panggilan telepon itu telah usai, Nando menyimpan ponsel itu di saku celananya.

Sekelebat, dia melihat bayangan wanita yang baru saja ia tiduri. Sebelumnya dia belum pernah merasakan hal ini, tetapi dia benar-benar menikmati permainan bersama wanita yang baru saja ia kenal.

"Siapa wanita itu? apakah dia sedang bermasalah dengan suaminya? akh, mengapa aku memikirkan itu? lebih baik aku segera pulang dan menikmati tubuh mulus nan molek Kiara, aku tidak sabar untuk bermain di tubuhnya yang mampu membuatku terlena itu." Nando lebih mempercepat laju mobilnya.

Beberapa menit kemudian setelah sampai di depan rumah mewah miliknya yang di desain ala Eropa.

Dia hanya tinggal berdua di tempat itu bersama seorang pelayan yang sangat ia percaya.

Nando memarkirkan mobilnya di garasi mewah miliknya, setelah mobil itu terparkir sempurna di sana. Raga gagahnya turun dari mobil mewah itu kemudian berjalan menuju pintu utama.

Saat dia sampai di pintu utama. Dia segera membuka pintu, tiba-tiba hal tidak terduga terjadi, di balik pintu utama dia sudah disuguhi pemandangan yang luar biasa, gadis yang sedari tadi meneleponnya itu sudah polos tanpa sehelai benang berdiri di balik pintu, tatapan nakal si gadis mampu membuat Nando terpikat.

Nando kemudian mendekati tubuh itu dan segera menjamahnya.

"Kau selalu melakukan ini," ucap si gadis, saat Nando mempermainkan milik sang gadis.

Sampai si pemilik tubuh menari bak seorang penari ular yang meliukkan tubuhnya dengan suara indah yang membara.

Nando menggendong tubuh gadis itu tanpa melepaskan pertautan bibir bersamanya, sesampainya di dalam kamar, Nando langsung membanting tubuh itu di atas ranjang yang empuk sembari membalikkan posisi tubuhnya.

"Sayang? jika pelayan tahu? dia pasti akan mengusirmu dari rumah ini," ucap Nando sembari mencium punggung sang gadis.

Nando semakin gencar melakukan provokasi terhadap gadis tersebut, setelah puas menjamah punggungnya, kini dia segera melepaskan seluruh kain yang menutupi dirinya.

Nando menarik tubuh sang gadis dan memintanya duduk di dalam pangkuannya, miliknya yang sudah on sedari tadi, mampu menahan diri lagi, inti tubuh sang gadis yang sudah siap menerima serangan Nando, langsung menuntun menuju surga duniawi penuh cinta.

Permainan kali ini tidak terlalu melakukan banyak gaya, si gadis hanya ingin menghabiskan waktu bermain-main. Tanpa membiarkan cairan kenikmatan sang pria memenuhi rahimnya.

Si gadis terus aja mengumpat tidak karuan saat Nando benar-benar menunjukkan eksistensinya.

Dia segera menuntaskan aksinya, dia menyemburkan cairan surgawi itu di mulut sang gadis yang sudah menggangga di bawahnya.

"Thanks baby!"

******

Ingat Juli

Nando telah usai dengan satu gadis, setelah itu, akan datang beberapa gadis lain yang sudah menunggunya di luar.

Si gadis yang baru saja menikmati surga dunia.

Dia segera pergi setelah hasratnya tersampaikan.

"Baby, ini uang untukmu, aku muak terlalu banyak uang," ucap Nando sembari menyerahkan segepok duit dengan pecahan ratusan ribu.

"Aku tidak ingin uang tapi ingin milikmu saja."

Si gadis tersenyum nakal, dia tidak tahan lagi dan meminta Nando untuk segera menuntaskannya.

Hentakan penuh tenaga benar-benar menguras gelora diantara dua manusia yang sedang di mabuk asmara.

Beberapa menit kemudian, sang gadis merasa lemas dan lelah, upaya Nando untuk membuat melayang sang gadis telah berhasil. Sang casanova membiarkan gadis itu tidur di ranjang kamar utama.

"Satu gadis usai, tinggal dua lagi."

Nando tersenyum puas saat melihat partnernya merasakan kesenangan yang hakiki.

Drrt ... drrt ... Drrt

Dering ponsel membuatnya mengalihkan pandangan terhadap gadis cantik di depannya.

Suara dering itu terdengar jelas di bawah celanaa segitiga yang sangat tipis dari gadis yang sudah memberikan kenikmatan kepadanya.

Dia menyingkirkan celana itu dan segera meraih ponsel tersebut. Di sana nampak nomor ponsel yang tidak dikenalnya, dia segera menjawab panggilan telepon itu.

"Halo?" tanya Nando.

"Ini kau pria gagah?" tanya si penelepon.

"Dari suaramu yang seksi itu, kau seperti wanita itu?" Nando hanya menerka, tapi ia rasa, tebakannya itu benar.

"Iya, aku wanita itu, namaku Juli." Jauh di sana terdengar suara isak tangis, membuatnya penasaran untuk bertanya.

"Ada apa denganmu? apa aku baik-baik saja?" tanya Nando, dia sepertinya benar-benar mendengar suara isak tangis.

"Aku ingin bertemu denganmu, bolehkah? tidak untuk meniduri mu, tapi ingin bercerita banyak hal," ucap si Juli, masih dengan suara terisak dan membuatnya iba.

"Ehm, tunggu aku sampe sore ini, jam tiga bagaimana? tapi aku tidak janji, aku sudah bilang jika kita hanya bisa bertemu satu bulan kemudian." Nando yang selalu sibuk dengan pada gadis memilih untuk tidak terlalu menanggapi si wanita, hanya saja dia mencoba menghibur wanita itu.

"Meskipun kau tidak datang, aku hanya ingin menunggumu, hanya kau pria satu-satunya yang mengetahui masalah pribadiku, aku harap kau akan datang. Terimakasih."

Tutt ... tutt ... Tut ...

Panggilan telepon itu tiba-tiba terputus, membuat Nando semakin penasaran dengan ucapan wanita itu.

"Sial! untuk apa aku memikirkannya, lebih baik aku segera menikmati dua gadis yang akan segera datang." Nando segera melakukan sesi pembersihan diri karena hasratnya begitu menggelora, hanya satu gadis belum puas baginya.

Dua puluh menit kemudian, dia telah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.

Si gadis yang sedari tidur di ranjangnya, belum juga terbangun, sang gadis yang masih polos itu ia biarkan tidur di dalam kamarnya, tak lupa, dia menyematkan selimut di setengah badan gadis itu.

Masih dengan handuk yang melilit di pinggang, pria itu keluar dari kamar utama dan segera membuka pintu utama.

KLEK!

Setelah pintu utama terbuka, pemandangan indah memanjakan netranya.

"Cantik, kau seksi sekali," ucap Nando dengan meraih tangan sang gadis dan mencium punggung tangan yang lembut, halus dan putih itu.

Si gadis yang bernama Cantika adalah dua dari lima gadis yang selalu datang ke rumah megah miliknya, untuk apa kalau tidak memuaskan diri.

Nando hanya akan bermain dengan wanita yang benar-benar bersih dan terhindar dari penyakit apapun.

Dan dari sekian banyak gadis yang pernah tidur bersamanya, hanya lima saja yang masih ia pertahankan, dia yang akan membayar para gadisnya, meskipun para gadis yang menginginkan miliknya yang selalu membuat para gadis melayang dan ketagihan.

Kembali kepada si gadis yang sudah terbuai sentuhan maut Nando.

Dengan sigap, gadis itu langsung memahami apa yang harus ia lakukan.

"Baby, kau nakal!" ucap Nando sembari menikmati pelayanan sang gadis.

Dia merasakan miliknya nyaman dan terasa hangat di mulut si gadis, di tengah segala kenikmatan, tiba-tiba dia teringat akan Juli.

Tapi, seperti biasa, dia hanya akan cuek meskipun heran saat memiliki rasa iba untuk pertama kalinya terhadap seorang wanita dewasa yang sudah menikah.

Dia ingin segera menuntaskan hasratnya, dia meminta sang gadis untuk menghentikan penyiksaan terhadap miliknya.

Sang gadis menurut, dia segera mempercepat tempo gerakan tangannya dan beberapa detik setelahnya pelepasan itupun terjadi, lahar panas mengalir deras di mulut sang gadis yang sangat menikmatinya.

"Baby, kau candu ku!"

Nando merasa lega, rasanya lunglai. Dia mencapai titik dimana kenikmatan itu telah ia raih.

"Kau juga baby, luar biasa pelayanan mu, tidak pernah mengecewakanku!"

*******

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!