Aku nuvia , umur ku 17 tahun aku kelas 3 SMA di salah satu sekolah terbaik di kota hujan Bogor.
Saat ini aku sedang menunggu bus jemputan sekolah ku , aku selalu menunggu di pinggir jalan besar , yang banyak sekali berjajar anak-anak sekolah lain dan juga para karyawan perusahaan yang sedang menunggu angkutan umum , aku selalu siap menunggu jemputan ku setiap pukul 06:30 pagi , sekolah ku memiliki seragam sekolah yang berbeda dengan sekolah lain , bukan tidak ada alasan , itu memang sudah peraturan sekolah , mungkin agar para supir penjemput kami mudah mengenali kami sebagai siswa dari sekolah terbaik itu.
Pagi berikut nya , Aku sedikit terlambat datang ke ujung jalan tempat ku menunggu jemputan sekolah ku , aku berlari sekuat tenaga dari kediaman ku menuju jalan besar.
benar saja , saat aku sampai di tempat ku menunggu , mobil jemputan ku sudah meluncur lumayan jauh meskipun masih tertangkap indera penglihatan ku .
" Huh .. Aku terlambat " keluh ku saat melihat mobil jemputan ku semakin menjauh .
Ku lihat uang saku ku , hanya ada 10rb pemberian orang tua ku , yang seharusnya ku gunakan untuk makan siang ku.
" Tidak ada makan siang untuk Hari ini " ucap ku di dalam hati , karena aku harus menaiki angkutan umum dan harus membayar jasa 5rb rupiah sampai sekolah.
Aku hendak menyeberangi jalan untuk mencari angkutan tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama ku cukup jelas di telinga ku.
" Nuvia ! " ucap orang itu .
Aku menghentikan langkahku untuk menoleh pada sumber suara , tapi tak ada satupun orang di sana yang memiliki tanda-tanda mengenal ku , dan sudah memanggil ku tadi . hanya seperti biasa anak-anak sekolah lain dan orang-orang dewasa yang sedang menunggu angkutan dan berkutat dengan kesibukan nya masing-masing.
" Yaa ampun siapa tadi yang panggil ya ? " aku berbicara sambil berfikir
Aku lanjutkan kembali langkah ku , untuk menyebrangi jalan besar itu dan aku tiba di salah satu angkutan umum yang memang sudah menunggu ku saat aku menyebrangi jalan.
Beberapa menit kemudian tiba aku di gerbang sekolah ku , ini lah moment yang aku Tidak suka jika menaiki angkutan umum , karena harus berjalan dari gerbang sekolah , yang di sana banyak para siswa laki-laki yang duduk-duduk di taman dekat gerbang sekolah , sedang bercengkrama , dan jika kami para siswi lewat habis lah jadi bahan olokan mereka yang mempunyai sifat centil dan jahil , berbeda jika aku menaiki bus jemputan , aku akan langsung tiba di parkiran sekolah yang dekat dengan ruang kelas ku .
" Nuvia , Nuvia , mau di antar tidak sampai kelas ? "
" Nuvia , yu aa gendong "
" Selamat pagi Nuvia "
Dan masih banyak lagi teriakan mereka yang sangat membuat ku ingin berlari menghindari mereka .
Aku memang belum pernah merasakan suka pada lawan jenis , mungkin aku terlalu sibuk dengan buku-buku ku , sampai tidak ada waktu memikirkan suka pada lawan jenis seperti normal nya para remaja.
Tidak mudah untuk aku, agar dapat merasakan bersekolah di sekolah ini , selain harus memiliki orang tua yang tajir melintir , juga harus memiliki otak yang lumayan cerdas untuk jenjang bea siswa.
ya , Aku adalah salah satu siswa jalur bea siswa , maka itu aku mendapat kan fasilitas mobil jemputan , karena jika bukan jalur bea siswa , aku tidak bisa sekolah di sini , untuk biaya iuran wajib sekolah dan biaya fasilitas sekolah ini yang sangat mahal untuk ukuran keuangan keluarga ku , dan biasanya siswa di sini memiliki kendaraan pribadi untuk di bawa ke sekolah.
Rata-rata siswa di sini dari kalangan yang high class , hanya beberapa yang dari jalur bea siswa dan itu sangat mencolok , Terlihat dari apa yang kami pakai mulai dari tas , sepatu dan apapun yang melekat pada tubuh kami sangat berbeda .
Aku memiliki sahabat bernama Ester , kami sama-sama siswa jalur bea siswa , ya begitulah kami , kami akan berteman dengan siswa-siswa yang selevel dengan diri masing-masing.
Ester anak yang pintar , dia sama seperti ku tidak pernah mengenal arti jatuh cinta , hanya beda nya dia memiliki rasa suka fanatik pada 1 boyband Korea BTS yang sering ia ceritakan pada ku Satu persatu personil nya , sampai aku ikut hafal karena saking sering nya Ester menceritakan mereka.
" Aku kira kamu tidak hadir nuvia " ucap Ester pada ku saat melihat ku datang dan menduduki kursi di sebelah Ester.
" Aku terlambat bangun tadi " aku menjelaskan
" Fans kamu ramai dong di taman tadi ? " ledek Ester yang tahu bagaimana para siswa laki-laki jika melihat aku melewati mereka , dan Ester menjuluki mereka fans nuvia .
" Aku rasa nya ingin menghilang saja tadi , riuh sekali mereka membuat ku malu dan kesal " jawab ku
" Ada titipan nih dari Ilham " ucap Ester kemudian memberikan ku 1 cokelat dan satu tangkai bunga mawar yang di ikat kan pita berwarna merah muda.
" Lagi ?? " pertanyaan ku pada Ester
Entah lah Ilham memiliki toko bunga atau toko cokelat aku tidak pernah tahu , karena setiap hari Ilham memberi ku cokelat dan bunga .
Ester tersenyum sambil mengangkat bahu nya , ya memang Ester tidak tahu maksud Ilham , mungkin salah satu fans aku fikir Ester.
Guru pun tiba , dengan seksama Aku memperhatikan setiap guru ku memberi kan penjelasan tentang pelajaran yang sedang ia arahkan .
Sampai lah tiba waktu Bell istirahat tiba , para siswa memenuhi kantin sekolah yang sudah berisi banyak aneka jajanan makanan dan minuman.
Aku selalu membeli roti untuk makan siang ku , untuk hari ini seperti nya tidak , karena sisa uang saku ku hanya cukup untuk membayar jasa angkutan umum nanti lepas sekolah usai.
" Gak ke kantin ? " Tanya Ester
" Tidak , aku diet " ku Jawab asal
" tumben bgt , biasa nya kamu semangat setiap jam istirahat , memakan roti cokelat kesukaan mu "
jawab Ester sedikit meledek aku
" hemmm ,, sesekali boleh lah " ku jawab sembari ku buka tas mencari buku untuk ku baca
" mau ?? " tanya Ester lagi , sambil menyodorkan bekal yang ia bawa dari rumah .
" makanan ini tidak di olah oleh mami ku , ini pemberian Tante ku oleh-oleh dari Padang , menurut tantte ku ini halal , Tante ku muslim " lanjut nya .
Maaf , aku dan Ester berbeda keyakinan aku muslim dan Ester Nasrani , tapi kami saling menghargai.
Ester pun tahu aku tidak memakan apa yang di larang dalam ajaran ku , maka itu biasa nya Ester tidak berbagi makanan dengan ku , jika makanan yang ia bawa olahan orang rumah nya .
" Terima kasih. " jawab ku langsung menyantap daging sapi yang sudah berbumbu rendang sampai tak tersisa . di lanjutkan kami mengobrol santai , sampai Bell masuk setelah istirahat berbunyi.
Aku dan Ester sudah mengerjakan beberapa soal yang di berikan guru kami , dan penjelasan guru kami jika yang sudah selesai di ijinkan pulang lebih dahulu .
Saatnya tiba pulang sekolah aku berjalan bersama Ester melewati koridor sekolah , terlihat Ilham berdiri sambil menyandarkan tubuhnya pada tiang bangunan sekolah , sambil memainkan ponsel nya.
" Nuvia " panggil nya saat melihat aku dan Ester mendekat .
" Hai , Ilham terima kasih cokelat nya " ucap ku sebetulnya ada rasa tidak nyaman , tapi ya bagaimana aku tidak berani menolak nya , aku takut Ilham tersinggung atau marah .
" Tadi kamu tidak ke kantin ? " tanya Ilham pada ku
" Nuvia makan siang bersama ku , aku membawa bekal rendang yang cukup untuk kami " Ester menjawab pertanyaan Ilham tanpa di suruh
" Pantas aku tidak melihat mu di kantin " jawab Ilham
" Aku antar pulang yah , please kali ini jangan menolak aku akan ada tujuan ke daerah tempat tinggal mu , sekalian jalan " ucap Ilham melanjutkan.
Ilham memang tahu daerah tempat tinggal ku , meskipun ia tidak tahu tepat nya dimana .
" oh gitu , ya sudah " aku jawab seadanya
" Kamu mau sekalian Ester? " tanya Ilham pada Ester
" Tidak , aku ingin menemui kakak ku di tempat kerja. nya , kamu sama nuvia saja " jawab Ester
" ok , mari nuvia " ajak Ilham pada ku
" oh ,, ya ,," jawab ku gugup
"Ester aku duluan ya " aku berpamitan pada Ester sambil melambaikan tangan ku
Ester mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum
Tanpa sengaja aku melihat tiga sosok siswi perempuan yang sedang memandang sinis pada ku , mereka Cika , Dea dan Hani .
mereka adalah siswi yang paling di segani oleh para siswi perempuan di sekolah ini , termasuk aku .
Ilham mengajak ku melangkah ke area parkir mobil nya , aku malu karena baru pertama kali aku bersama laki-laki berjalan berdua , Ilham dengan sangat manis membuka pintu mobil nya agar memudahkan aku untuk masuk ke dalam nya.
" Terima kasih " ucap ku saat Ilham membuka pintu mobil nya
" Jangan sungkan Vi " jawab nya , sambil memutari mobil nya untuk menuju pintu kemudi.
" Memang kamu mau kemana ? " tanya ku di sela perjalanan ku menuju rumah ku
" Aku ingin bertemu teman ku , kami akan mengadakan festival seni musik di sekolah nya , alamat nya seperti nya sama dengan daerah mu " jawab Ilham
" oh " jawab ku cepat
" Nanti kamu ikut yah Vi , aku dan band ku perwakilan dari sekolah kita loh " ajak Ilham
Ilham memang aktif dalam kegiatan seni musik di sekolah ku , Ilham cukup tenar di kalangan siswi sekolah kami , selain jago bernyanyi dan bermain beberapa alat musik , Ilham memiliki wajah yang tampan , dan orang tua nya bukan orang biasa .
Ayah Ilham adalah pejabat daerah , ibu nya seorang dokter , dan banyak hal yang bisa di kagumi dari diri dan keluarga Ilham.
" Kapan acara nya ? " tanya ku
" sekitar dua Minggu lagi Vi " jawab Ilham
" Dari sini , kemana arah rumah kamu? " Ilham mengedarkan pandangan pada jalan yang terlihat bercabang .
" itu ke kiri Ilham , maaf aku lupa memberi tahu kamu " ucap ku tidak enak hati.
" ok " jawab Ilham sambil mengarahkan kemudi nya
Kami memasuki area pemukiman ku , kediaman ku tidak terlalu jauh dari jalan besar , jadi tidak butuh waktu lama untuk aku tiba di kediaman ku .
sebelum sampai kediaman ku ,. secara tiba-tiba Ilham menghentikan mobil nya secara mendadak , aku yang terkejut , membuat tubuh ku sedikit terhuyung ke dasbor mobil dan tangan ku terkena benturan.
" Vi , maaf .. mana yang sakit ? " ucap Ilham panik
" eh , tidak apa-apa aku hanya terkejut " jawab ku sambil mengelus-elus tangan ku yang terkena benturan
" maaf Vi " ucap Ilham ikut mengelus tangan seperti merasa bersalah
" hihihi , kamu berlebihan ini tidak sakit " aku melepaskan tangan Ilham
menit kemudian aku melihat sesosok pemuda berdiri tepat di depan moncong mobil Ilham
" oh siapa dia , kenapa ada di depan situ ? apa mau bunuh diri ? " aku menggerutu melihat pemuda itu malah senyum-senyum sendiri dan seperti tanpa dosa , yang kebetulan di dengar Ilham.
" Dia teman ku yang tadi aku ceritakan , kita mampir sebentar ke rumah nya yah " ucap Ilham sedikit memohon pada ku
" ya , tapi jangan lama ya Ilham " jawab ku
" ok cantik " jawab Ilham kegirangan
" Bro , kemana nih ? " tanya Ilham pada sosok pemuda yang aku tidak kenal , tapi seperti pernah melihat nya .
Ilham mengeluarkan kepala nya dari balik kaca mobil nya , entah apa yg di fikiran pemuda itu malah melirik pada ku dan tersenyum licik
" masuk bro , ini rumah gue " pemuda itu menunjukan satu rumah besar yang memang tepat ada di pinggir jalan besar .
Ilham memutar kemudi nya untuk memarkir kan kendaraan nya agar dapat memasuki area halaman rumah si pemuda itu .
Setelah nya kami turun , tidak lupa Ilham membuka pintu mobil nya untuk aku .
" Siapa bro ? " tanya si pemuda
" oh ya , kenalin teman sekolah gue nih , nama nya nuvia , memang kalian ga saling kenal ? " ujar Ilham sedikit keheranan , kami satu pemukiman tapi seperti orang asing .
" Nuvia " aku lebih dulu mengulurkan tangan ku
" Arbi " jawab nya menyambut tangan ku
" Masuk yu , gue udah siapin tuh agenda untuk nanti "
ajak arbi pada kami .
Kami pun melangkah memasuki area hunian arbi yang selama ini hanya bisa aku pandang setiap kali aku melewati nya , aku tidak menyangka bisa memasuki hunian ini dan mengenal penghuni nya .
" Mau minum apa nuvia ? " tanya arbi lembut
" eh , apa saja arbi " sahut ku yang malu terpergok sedang mengamati setiap inci bangunan rumah nya
" Nuvia aja nih , gue nggak' " Ilham sedikit kesal dengan arbi .
" hahahaha , manja banget Lo bro " tawa arbi pada Ilham yang sedang melipat tangan ke dada
Guyssss
kenalkan aku -alonestory - (lonely)
semoga bisa menghibur kalian yaaah
ikuti terus cerita nya ..... 🌼🌼🤗🤗
TBC
**
Arbi dan Ilham sedang berbincang sangat serius , aku yang tidak mengerti arah perbincangan mereka pun sudah merasa kan bosan dan lelah , aku beranikan diri menghampiri kedua nya .
" maaf Ilham , aku mau pamit duluan yah , khawatir orang tua ku mencari " bohong ku pada Ilham agar ia mengizinkan aku pergi dari sini.
" nuvia , kamu marah ? maaf aku mengabaikan kamu " jawab Ilham merasa bersalah
" oh , bukan itu ! hanya saja ini sudah waktu nya aku kembali ke rumah , mama ku pasti sudah menunggu "
ujar ku agar Ilham tidak merasa bersalah
" Baiklah , biar ku antar " Ilham beranjak dari tempat duduk nya sambil menyambar kunci mobil nya yang tergeletak di meja
" Tidak usah , rumah ku tidak jauh dari sini , hanya buang waktu mu jika kau mengantar ku ,. apalagi pakai mobil " ujar ku seraya tersenyum , lucu melihat Ilham .
" berarti kita berjalan saja " ujar Ilham yang sangat antusias .
" Arbi , aku pamit yah , terima kasih jamuan nya " pamit ku pada teman Ilham yang sebenarnya tetangga ku
" sama-sama , lain waktu singgah lah ke sini " ucap Ardi tersenyum sangat manis , membuat ku tersipu dan seperti ada sesuatu di hati ku yang bergetar .
Aku dan Ilham berjalan melangkah keluar hunian besar itu , terlihat beberapa pasang mata sedang memperhatikan aku .
ku buang nafas ku kasar , " huh "
begitulah para warga di sekitar tempat tinggal ku memandang ku .
Aku bukan dari keluarga kaya raya , orang tua ku pendatang dari kota kembang Bandung
Ayah ku pegawai swasta di Bogor , dan ibu ku bukan wanita karier , hanya ibu rumah tangga biasa .
Aku anak tunggal dari orang tua ku , bayangan memiliki adik atau kakak selalu aku impikan , tetapi orang tua ku seperti nya belum bisa mengabulkan.
" Kamu tidak kenal arbi sebelum nya Vi ? " tanya Ilham yang masih heran.
" Tidak , aku tidak mengenal orang di sekitar ku , aku hanya berdiam diri di rumah , hanya sesekali keluar rumah jika ada keperluan saja " jujur ku pada Ilham
" kamu tidak berteman dengan remaja di sekitar sini ? " tanya Ilham lagi
" Tidak " aku menggeleng kepala ku .
Ya , Ilham memang tidak pernah tahu kenapa bisa remaja seusia ku hanya berdiam diri di rumah , tidak memiliki teman , bahkan tidak mengenal tetangga sekalipun .
Dulu , sewaktu aku berada di bangku sekolah dasar aku anak yang aktif , aku senang bernyanyi saat ada perlombaan di lingkungan sekitar , ikut memeriahkan hari kemerdekaan bersama anak seusia ku , dan aku memiliki beberapa teman seumur ku .
Semua berubah saat orang tua dari teman-teman ku melarang anak- anak nya bergaul dengan ku ,
yaa ... mereka punya alasan yang kuat agar anak mereka tidak terkontaminasi dengan perilaku kedua orang tua ku , orang tua ku tidak seperti orang tua teman-teman ku yang taat agama , harmonis , dan paling penting setia itu tidak di miliki orang tua ku.
ibu ku seorang wanita yang berjuang sendiri sejak melahirkan aku , ibu ku merasakan penderitaannya saat menikah dengan ayah ku , mereka tadi nya sahabat , tapi kesalahan yang mereka perbuat memaksa mereka agar menikah .
" Ilham sampai sini saja , maaf aku tidak mengajak mu singgah " aku tidak enak hati mengucapkan nya , aku hanya malu karena rumah ku sangat kecil dan sederhana , belum lagi jika dia melihat ibu ku dengan pakaian minim nya ,,, oh tidaakkkkk!!!! ,,,
" Tidak apa Vi , kamu masuk saja aku akan kembali ke rumah arbi jika sudah melihat kamu benar-benar sudah memasuki rumah mu " jawab Ilham
" Baik , sampai jumpa di sekolah " ujar ku sambil pamit
Ku lihat dari kaca jendela rumah , Ilham masih saja berdiri di depan rumah ku , aku jadi salah tingkah takut nanti ilham justru bertamu ke rumah ku .
Aku hempas kan , tubuh ku pada sofa kecil yang sudah lusuh , ku lirik kembali ke arah kaca ternyata justru ada arbi yang menemani Ilham berdiri di sana
" ya Tuhan , sedang apa mereka " aku was was dalam ruang tamu rumah ku.
" Sudah pulang Vi , " suara merdu mama ku membuyar kan konsentrasi ku yang sedang memikirkan alasan. apa pada mama ku jika mereka bertamu.
" iya mah " ku cium punggung tangan mama ku yang harum dengan lotion , wajah nya sudah bertabur makeup tebal , celana jeans ketat membalut kaki jenjang nya , tidak lupa kaos berbelahan dada lebar ia kenakan .
" mama mau kemana ? " tanya ku
" mau ketemu uncle " jawab nya santai ..
Mama ku memiliki paras cantik , khas cina dan Priangan menghiasi wajah nya yang mungil putih dan seksi menurut orang-orang , tapi tidak menurut papa ku , aneh kan ????
" kalau Vi mau makan , pesan online saja " jawab mamah lagi karena mama seperti nya terburu-buru
" mama mau pulang jam berapa? " tanya ku , Karena aku takut jika papa ku pulang aku harus mencari alasan apa lagi ?
" belum tahu , kalau papa tanya bilang saja , mama sedang antar Tante kamu cek kandungan " ujar mama yang lagi dan lagi membohongi papa.
mama meninggalkan rumah ku , dan aku kembali melirik ke arah jendela ternyata arbi dan Ilham sudah tidak berada di sana , lega rasa nya hati ku .
**
Malam menjelang aku sudah berada di ruangan kecil bekas gudang yang sekarang menjadi kamar ku , terdengar kegaduhan dari balik pintu kamar yang semakin nyaring.
Ku buka sedikit pintu kamar ku , untuk melihat ada apa lagi di rumah ku , terlihat papa dan mama ku sedang bertengkar hebat , mama ku bersujud di kaki papa ku dan sesekali mama menarik lengan papa agar bisa memeluk nya .
Pemandangan yang biasa di pertontonkan mereka pada ku sejak aku menginjak bangku sekolah menengah atas (SMA) .
ku tutup kembali pintu kamar ku , ku baring kan tubuh ku dan mulai memejam kan kelopak mata ku kembali ke alam mimpi .
☀️☀️
Pagi menjelang saat nya aku beraktifitas seperti biasa , ku lihat keadaan rumah sangat kacau , tidak ada sarapan , papa ku seperti nya juga tidak berangkat untuk bekerja , mama ku masih meringkuk dalam selimut , huh ... tidak normal !!! batin ku berteriak
*
Aku berjalan menyusuri pemukiman , menuju jalan besar yang tidak jauh dari rumah ku , sesekali ada beberapa pria dewasa yang memanggil nama ku , Hanya untuk menggoda .
" Nuvia ! " suara tak asing ku dengar dari arah belakang ku , membuat aku menoleh kan wajah ku .
Terlihat arbi berlari mendekati aku .
" Nuvia , aku antar yah ke sekolah kamu " tanya arbi
" Tidak perlu , aku ada bus jemputan dari sekolah , sebentar lagi tiba " jawab ku sopan
" Tidak apa , aku ada perlu dengan sekolah mu , membahas untuk festival nanti " ujar arbi
" sebentar , aku ambil motor ku , lalu kita berangkat bersama " ucap nya.
Aku hanya diam tidak menjawab apapun karena arbi memang sedikit memaksa .
Arbi menghampiri ku dengan membawa motor nya , dan sudah mengenakan helm , dan terlihat di tangan nya arbi pun memegang helm yang sudah paastti untuk ku .
" Nuvia , ni pakai dulu helm nya " arbi menyerahkan helm yang sedari tadi ia pegang , aku dengan senang hati menerima , untuk keselamatan ku .
Arbi yang melihat ku kesulitan , dengan cepat menyangga motor nya dan menghampiri aku ,,
" Sini , biar ku bantu " ujar nya mengambil alih helm nya , dan memakai kan pada kepala ku .
Wajah nya bertemu dengan wajah ku , aku masih biasa saja tapi seperti nya arbi gugup , terlihat dari jari tangan nya yg bergetar dan sulit mengunci helm yang sudah menempel pada kepala ku , belum lagi bola mata nya selalu melirik pada keseluruhan wajah ku.
" Sudah " ucap nya cepat langsung membalikkan tubuh nya dan menaiki sepeda motor nya.
" Naik Vi " lagi-lagi arbi bersuara
" ya " aku menaiki sepeda motor arbi yang sudah di nyalakan mesin nya dan siap untuk berangkat.
" Vi , boleh tanya " tanya arbi ketika kami di perjalanan
" Tanya apa " jawab ku sambil mendekat kan bibir ku ke telinga arbi agar terdengar.
" Kamu udah punya pasangan , maksud nya kekasih " tanya arbi terbata-bata .
" Belum " jawab ku apa ada nya
" serius ? " tanya arbi lagi
" iya , serius " suara ku lebih ku tinggi kan
" Vi , bolos mau ga ? kita main ke rumah sahabat aku " arbi mengajak ku bolos , hal yang tidak pernah terfikir oleh ku .
" Aku harus izin dahulu " ungkap ku karena takut wali kelas ku akan memarahi jika tidak memberi kabar.
" Cara nya ? " tanya arbi
" Aku akan memberi pesan singkat pada wali kelas ku"
ucap ku sambil memeriksa ponsel di dalam tas
" ok , kita menepi dulu , agar aman " ucap arbi sembari menepikan motor pada salah satu kedai yang masih tutup .
Aku mengeluarkan ponsel ku , ku ketik beberapa kata untuk meminta izin pada wali kelas ku , setelah pesan ku terbaca dan wali kelas ku membalas aku memilih mendekati arbi .
" Arbi , aku belum pernah bolos sekolah , aku mau karena aku hari ini memang tidak fit dan kurang tidur "
ujar ku , aku takut arbi berfikir aku siswi nakal yang sering bolos .
Sebetulnya aku memang sudah malas mulai dari rumah tadi , mood ku hancur setelah melihat pertengkaran orang tua ku semalam .
" Ya , aku tahu kok , nih biar tambah manis " Arbi mengeluarkan kembang gula , dan memberikan pada ku ...
" Lalu , kita mau kemana ? " tanya ku
" ke rumah sahabat ku saja ya ? jawab arbi
" iya , aku tidak mungkin pulang ke rumah bisa di marahi orang tua ku nanti " ucap ku sambil berjalan saat melihat ada angkutan umum.
" kamu mau kemana Vi ? tanya arbi sambil terkekeh
" oh , sorry aku biasa naik angkutan umum , j'adi lupa tadi mau stop angkutan hehehe" ujar ku menahan malu
" yu , sini naik lagi " ujar arbi yang gemas melihat tingkah ku
Dan akupun menaiki sepeda motor arbi , di perjalanan kami bercerita tentang sekolah kami dan secara tiba-tiba arbi menarik tangan ku , agar berpegangan di pinggang nya. aku yang belum pernah melakukan itu pasti nya sangat gugup , sampai arbi menertawakan aku karena tangan ku seperti kaku .
🌼🌼
Aku dan arbi sampai di suatu tempat yang asing untuk aku , arbi memperkenalkan aku pada sahabat nya yang bernama Tony , kami bertiga berbincang ringan tentang Hobbi , cita-cita dan tempat yang pernah kami kunjungi masing-masing.
" Bi , gue beli makanan dulu , mana kunci motor Lo "
ujar Tony yang sedari tadi memang sudah kelaparan karena belum sarapan , padahal Sama dengan ku , aku pun belum sarapan tapi Aku gengsi jika harus berkata aku lapar .
" yang lama yah gue ada perlu sama nuvia " ledek arbi pada sahabat nya .
" iyee , nanti gue beli makanan di Sumatra " jawab Tony yang justru balik meledek Erick
" Vi , ke sini dong jauh bgt duduk nya " ujar arbi yang sangat handal merayu ku , dan aku pun menuruti nya menggeser duduk ku agar berdampingan dengan nya .
" Vi , aku suka sama kamu , kamu mau jadi kekasih aku ? " tanya arbi
Aku yang di tanya seperti itu bingung dan gugup karena ,dulu Ilham pernah mengatakan seperti ini pada ku tapi aku tolak dia mentah-mentah.
" Vi , Ilham sudah tahu kok aku suka sama kamu , aku sudah menceritakan pada Ilham , lagi pula aku suka kamu bukan baru hari ini , tapi sudah beberapa bulan "
ujar arbi yang cukup membuat ku heran
" Kamu kenal aku aja baru 2 hari dengan hari ini. "
ujar ku
" Bagaimana kamu katakan kamu menyukai ku sudah beberapa bulan ??? " tanya ku
" Kamu tuh sudah jadi target aku sejak aku melihat mu menunggu bus sekolah ".....
" Aku pertama kali melihat mu sudah tertarik , hanya saja tidak berani mengatakan apapun , hanya berani memanggil nama mu , setelah kamu menoleh aku akan bersembunyi , karena Aku tidak tahu kamu siapa " ... lanjut nya
" akhir nya ada salah satu teman sekolah ku , yang dulu nya teman bermain kamu selagi kamu kecil menceritakan siapa kamu , nama kamu , dan tempat tinggal kamu " ..
" Dan lebih beruntung lagi , Ilham membawa kamu kke rumah ku , meskipun awal nya aku kesal dan cemburu"
☀️☀️☀️
TBC
Arbi memegang kedua tangan ku , lalu dia berjongkok di hadapan ku , menyatakan perasaan cinta nya kepada anak gadis yang belum pernah merasakan pacaran.
Aku memang terlalu polos , merasa terbang ke awan di perlakukan seperti itu oleh seorang pemuda , dan Arbi juga tak kalah tampan dari Ilham , dia selalu tahu di mana titik kelemahan ku .
Dia selalu menyatakan rasa cinta , rasa sayang sepanjang ungkapan perasaan nya pada ku
" Nuvia , kamu mau jadi kekasih ku " bola mata nya menatap tajam pada ku , dan aku seperti terhipnotis oleh perlakuan nya yang lembut dan romantis.
" iya , mau " jawab ku lancar tak ada kendala
" i love you nuvia " Dengan lembut Arbi mengecup kening ku , mengelus kepala ku lembut.
Aku dan Arbi masih terhanyut dengan situasi romantis , dimana sekarang jari Arbi sedang bermain di wajah ku , gemas dia bilang.
ponsel ku berbunyi nyaring membuat ku kembali ke alam sadar ku.
tertera di sana nama "uncle" , Aku sedikit bergeser dari posisi ku yang sangat rapat dengan Arbi.
" Hallo uncle " sapa ku saat tombol hijau ku geser
" Di mana Vi , kenapa tidak sekolah " tanya uncle
" Vi sekolah kok " Aku berbohong
" Uncle di sekolah mu , uncle ingin melihat buku yang kemarin kamu katakan harus di beli , tapi kenapa justru kamu tidak ada di kelas mu " uncle ku meninggikan suara nya , wajar saja uncle marah , dia lah yang berjuang untuk beasiswa ku , dia yang selalu memperhatikan aku selain mama .
" Vi , sedang tidak enak badan uncle , Vi kurang istirahat , semalam mama dan papa bertengkar lagi , Vi hanya ingin melepaskan penat di rumah teman " jawab ku asal-asalan tapi kenyataan seperti itu.
" Tapi apa harus membolos? ingat Vi , perjuangan kita untuk mendapat kan bea siswa di sekolah ini , tolong jangan kamu sia-sia kan " ujar uncle
" Kamu belajar mati-matian , mama dan uncle setiap tiba waktu pengumuman seleksi mu , selalu terjaga sampai jam 03. dini hari , coba kamu fikirkan masa berjuang mu Vi " lanjut nya
" Apa papa mu peduli ? apa keluarga papa mu yang kaya raya perduli ? , atau siapa ? siapa yang perduli dengan masa depan mu selain uncle dan mama mu "
" Ya sudah , Rahasia kan ini dari mama mu , nanti dia kecewa melihat anak nya seperti ini " uncle memutus kan sambungan telepon nya dengan ku.
Aku seperti tersengat listrik , Aku menyesal mau saja ikut bolos dengan Arbi , Aku kasihan dengan mama dan uncle mereka bersusah payah membesar kan aku , memberi pendidikan yang terbaik untuk ku.
Arbi mendekati aku , Dia mendengar yang aku katakan , Arbi segera memeluk ku , memberi kekuatan dan ketenangan untuk aku yang sedang menangisi kehidupan ku .
Padahal beberapa hari lagi aku akan melaksanakan Ujian Nasional , kenapa aku malah seperti ini
aku bertekad dalam hati ku , tidak akan ku ulangi seperti ini lagi .
" Sudah dong Vi , jangan nangis terus " Arbi terus saja menghibur ku.
" Aku hanya merasa bersalah pada orang tua ku " jawab ku dengan masih menitikkan air mata
" Ya sudah , besok lagi tidak perlu bolos ya " ucap Arbi sambil mengelus kepala ku membuat ketenangan pada hati ku yang tak pernah mendapat kan itu dari kedua orang tua ku .
Arbi sangat pandai membuat hati ku luluh , dengan kata-kata nya , dengan sentuhan nya , dan juga dengan cara dia memperlakukan aku dengan sangat hati-hati.
" Makan dulu Vi nanti sakit " ujar Arbi membawa kan aku satu kotak nasi dengan lauk nya
" Aku mau pulang saja Arbi , mama pasti sudah siap ingin memarahi aku " jawab ku
" Makan sedikit saja , setelah itu kita pulang " Arbi terus saja memaksa ku sampai Arbi rela menyuapi ku. layak nya aku adik nya , tapi entah kenapa justru hati ku seperti di tumbuhi bunga-bunga yang sangat indah.
inilah yang aku mau , laki-laki seperti ini yang aku cari ucap ku dalam hati .
" sedikit lagi sayang " lagi-lagi Arbi membuat aku melayang jauh ke angkasa dengan kata-kata nya..
" mmm .. pintar " ucap Arbi sembari jari nya tidak merasa jijik mengelap bekas makanan yang tersisa di bibir ku .
" Sudah Arbi , terima kasih yaa " ujar ku yang merasa malu dan gugup menghadapi Arbi
" iya sudah sayang , sini .. " Arbi menepuk paha nya agar di duduki oleh ku
" What ??? aku di pangku?? " batin ku bersorak gembira tapi tubuh ku tidak , aku takut dan malu jika itu harus aku lakukan juga .
" sayang , kita kekasih hal biasa jika kamu berada di pengakuan ku " ucap Arbi meyakin kan aku.
" iya " aku menggeser tubuh ku dan aku pun menuruti yang Arbi mau .
**
Arbi dan aku sempat tertidur sebentar sebelum nada dering ponsel ku kembali bernyanyi
" Hallo " jawab ku. dengan suara serak khas bangun tidur .
" Dimana Vi " tanya sang penelpon
" siapa ini " tanya ku yang masih samar-samar melihat nama kontak di layar ponsel ku .
" Aku Ilham , aku di rumah mu , mama mu bilang kamu sekolah , sedang kan aku tak melihat mu di sekolah , bahkan Ester mengatakan bahwa kamu tidak masuk sudah izin pada wali kelas mu " ilham menjelaskan
" Ilham , apa mama ku sudah tahu ? "tanya ku hati-hati
" Tidak , aku sudah berjalan ke arah rumah Arbi , dia ada janji dengan sekolah kita , tapi tidak datang kemana anak itu " ucap Ilham kesal
" A- arbi? " ucap ku terbata
" kenapa sayang ? " Tanya Arbi menghampiri ku
" Ilham mencari kamu " jawab ku sambil menoleh pada arbi
" Hallo , Vi " Ilham merasa ada yang tidak beres
" i- iya Ilham " jawab ku terkejut
" kamu bersama Arbi ? " tanya Ilham ,. Ilham mendengar samar suara pria seperti suara Arbi , tetapi dia memanggil Nuvia sayang , membuat Ilham penasaran.
" mmmm i - iiiya " jawab ku
" Hallo , bro sorry gue sama Vi tadi bolos , Vi bilang sedang bad mood, maka gue ajak Vi ke rumah Tony " ujar arbi yang tiba-tiba merebut ponsel ku
" jangan macem-macem Lo bi !! " jawab Ilham
" Vi kekasih gue , apa hak Lo ! " Arbi tak mau kalah
" Gue jemput Vi sekarang !!! " Ilham langsung menutup panggilan nya .
Aku yang mendengar keributan antara Arbi dan Ilham merasa tidak nyaman , ku dekati Arbi dengan hati-hati.
Arbi melihat pergerakan ku , langsung memeluk ku erat , seolah Arbi tidak ingin kehilangan aku .
" Vi , kamu akan pilih siapa antara aku dan Ilham ? "
tanya Arbi sambil menatap wajah ku , setelah melerai pelukan nya .
" maksud nya ? " aku justru tidak paham maksud Arbi
" Ilham menyukai mu , Apa kamu akan memilih nya jika sekarang ia datang menjemput mu " tanya Arbi dengan wajah yang sedih
" Aku kekasih mu Arbi , mana mungkin aku memilih Ilham , ilham hanya sahabat ku " ujar ku yang merasa kasihan pada Arbi.
" Terima kasih ya sayang " Arbi lagi-lagi memeluk ku dan menghujani ku kecupan di wajah ku
***
Beberapa saat kemudian aku dan Arbi bersiap akan pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 15 petang , sudah terlalu larut untuk ukuran aku bermain , tidak lama terlihat satu buah mobil menepi dengan sempurna , ya ... Ilham sudah sampai , sesuai yang Arbi katakan , bahwa ilham Akan menyusul ku.
" Vi , mari pulang bersama ku " Tanpa permisi Ilham memasuki area rumah Tony
" Santai bro , gue dan Vi sudah siap pulang kok " jawab Arbi sedikit meledek Ilham
" Vi , mari Vi " Ilham menjulurkan tangan nya agar di gapai oleh ku
" Bro , jangan paksa cewe gue lah !! " Arbi menepis tangan Ilham
" Lo lihat cewe gue justru takut lihat lo seperti ini ! " ucap Arbi lagi
" Sudah ... sudah .. biar Ilham di sini sama gue " Tony melerai perdebatan antara Ilham dan Arbi
" Lo bawa Vi pulang sekarang Bi " ucap Tony lagi
" gue mau bicara sama Lo Ilham " Tony melanjutkan
Ilham hanya terdiam , mata nya terus menatap ku tak lepas , aku yang di tatap Ilham hanya bisa menunduk karena takut , Arbi yang melihat antara aku dan Ilham hanya tersenyum meledek Ilham .
" Tenang bro , cewe gue semakin takut lihat tampang Lo begini " Arbi menepuk bahu Ilham dengan tangan kiri nya sambil berlalu , dan tangan kanan nya menggandeng bahu ku
🌼🌼
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!