Say Goodbye-Aini
Suhita
Namaku Aina, panggilanku Aina. Saat ini, duduk di kelas dua SMA Harapan Bunga Bangsa. Aku hanya memiliki sedikit pergaulan dalam berteman, dan hanya menyebut perpustakaan adalah tempat pertemanan kami.
Walau demikian, aku di sebut-sebut memiliki kembaran di dalam sekolah ini, yang populer karena dia cantik. Nama gadis itu, Suhita. Kini, setiap orang mengubah nama gadis itu menjadi adik dari namaku. Aini.
Aini
Namaku Aini. Bayangan Aina.
Konyol kan? Namun, hal itu tidak pernah membuatku menjadi jatuh penasaran untuk mengetahui siapa Aini?
Aina
Aku tidak pernah tertarik dengan desas-desus kemiripanku dengan Aini. Aku tidak perduli, tepatnya.
Aini
Diam-diam kau selalu mencuri perhatianku, Aina. Aku bahkan menyisihkan waktuku, untuk mengenalmu.
Walau, sebenarnya desas-desus menyebutkan, jika bukan wajah dan fisik yang menjadi faktor kemiripan. Yang menjadikan kami terlihat kembar adalah Suhita yang suka mengikuti apapun yang aku lakukan. Gadis itu menyukai apapun yang aku sukai. Dia membeli banyak hal yang sama dengan milikku.
Sebut saja bukan kembar. Namun, dia selalu membuat terlihat mirip.
Namun, kami tidak pernah bertemu.
Aina
Aku tidak mengenalnya.
Aina
Aku merasa ada yang suka melihatku dari tempat tersembunyi.
Aini
Aku-lah sang pengintip jarak jauh itu.
Aini
Aku akan membeli apapun yang di beli kembaranku. Tas. Sepatu. Dompet. Boneka. Pulpen, bahkan sampul buku. Aku akan mengikutinya.
Aini
Aku suka meniru segala hal. Cara berpakaian. Cara berjalan. Cara tersenyum. Hanya satu yang berbeda, cara bergaul.
Aini
Aina seorang peyendiri.
Susan
Hanya aku temannya. Namaku, Susan.
Aina
Aku bukan peyendiri. Hanya saja tidak mudah tertarik berkomunikasi selain dengan buku.
Susan
Buku adalah temannya. Novel Fiksi, tepatnya. Teman-teman adalah tokoh ciptaan sendiri.
Aini
Kini, aku terjebak dalam tokoh ciptaannya.
Novel Horor!!!
Gantung Diri
Aina terlihat tidak napsu makan. Dia terlihat pucat.
Susan
Aina apakah kau sedang sakit?
Aina
Aku merasa seseorang mengikutiku ....
Aina menganggukkan kepala.
Susan
Apakah kau ingin pergi ke kelasnya?
Aina tampak berpikir keras. Satu hari yang lalu, dia bermimpi melihat sosok yang terlihat mirip dengannya terlihat bergantung di bawah plafond dengan seutas tali menjerat lehernya.
Aina
Sebenarnya aku tidak tertarik.
Aina
Tetapi mimpi buruk semalam. Membuatku memikirkannya.
Susan bangkit lebih awal. Menarik tangan Aina untuk menyelusuri koridor menuju kelas Aini.
Susan
Sebenarnya aku juga sangat penasaran. Desus-desus ada sahabat Aini pula dan bernama Susan pula.
Aina mengerut menahan langkah kakinya dan Susan.
Menghela napas dan menjulingkan bola matanya.
Aina
Apakah Susan juga nama fiktif mengikuti namamu?
Susan
Aku tidak tau. Tetapi menurut desus aku dengar Aini sengaja mencari seseorang bernama Susan untuk menjadi sahabatnya.
Aina
Makin aneh. Apa tujuannya?
Susan
Tujuannya ingin terlihat serupa dengan dirimu.
Tap.. Tap ... Tap ...
Aina dan Susan melanjutkan langkah
Dan berhenti pada ruang Kelas 2 C.
Aina
Apa yang akan kita lakukan?
Aina tampak salah tingkah dan bodoh menyadari rasa ingin taunya akan sosok Aini.
Hari ke-99
Aina
Aku tidak mengenal Aini.
Susan sedikit mendongakkan kepalanya ke dalam kelas mencari sosok yang di sebut mirip Aina.
Susan bergumam. Tidak yakin. Apakah siluet hitam seorang gadis di tepi jendela itu adalah Aini. Perlahan rambut gadis muda itu tergerak, dan wajahnya terlihat, menatap lurus dengan sepasang mata yang terlihat menyipit.
Kepala Susan kembali kepada porosnya, dan tiba-tiba bersembunyi gemetar di belakang punggung Aina.
Getaran itu membuat Aina bergidik.
Susan
Aku melihat Aini .... Tetapi dia terlihat tidak bersahabat.
Aina mundur beberapa langkah. Akan bersiap meninggalkan ruangan kelas Aini.
Namun Sosok yang dia cari tiba-tiba berdiri di depan pintu. Wajahnya terlihat pucat seputih kapas.
Aini
Ini pertama kali kita bertemu.
Aina mendongak menilai gadis muda berseragam abu-abu tersebut. Lalu, menoleh jatuh menilai dirinya sendiri.
Aina
Kita tidak terlihat mirip.
Aina segera menutup mulutnya ketika menyadari telah berceletuk tanpa sengaja.
Aini
Apakah aku terlihat lebih cantik?
Aina hanya mengangguk-angguk dalam benaknya.
Susan tampak melirik ke Aina selanjutnya ke Aini. Tidak terlihat sama. Hanya saja ada yang membuat mereka terlihat memiliki kemiripan yang sama.
Yakni ..., Susan menggeleng tidak yakin.
Seakan mengerti sekarang.
Sirat mata Aini terlihat sama dengan Sirat mata Aina saat ini.
Seakan memiliki kontak batin yang sama. Apakah mereka kembaran jiwa yan lahir pada tubuh yang berbeda? Konyol ....
Aini
Aku sudah lama menanti hari ini ? Apakah atensimu sudah datang sendiri padaku .... Setelah sembilan puluh sembilan hari aku mengikutimu.
Aina berkerut. 99 Hari adalah tepat kehadirannya menjadi siswa baru di sekolah ini.
Aini
Besok tepat ke hari seratus kau berada di sini.
Susan menelan ludah. Gadis bernama Aini terlihat misteri.
Tiba-tiba saja melontarkan pertanyaan rasa penasaran akan sosok sahabat Aini.
Susane
Tambahkan Vokal 'E' ketika menyebut namaku.
Mengejutkan Aina dan Susan.
Sosok Susane tiba-tiba telah berdiri muncul di belakang mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!