Brian seorang anak petani yang putus sekolah akibat kondisi keuangan keluarga yang tidak mencukupi.
Dia membantu orang tuanya di ladang, tetapi sesekali dia mencari uang lewat ponsel pintarnya.
dia sering menjadi joki game online yang sedang naik daun, walaupun dia cuma tamatan sekolah dasar tapi Brian termasuk orang yang mudah memahami sesuatu.
saat berada di kamar, Brian membuka ponsel pintarnya , dia mengecek saldo bank miliknya.
terdengar bunyi pesan .
Kluning..
[saldo anda saat ini Rp 1.500.000, Terimakasih .]
" baru terkumpul segini ." Brian menghela napas kasar.
" Brian ada Sindi !" ibu Brian , Rismawati memanggilnya.
" iya bu bentar !". Brian menyahut panggilan ibunya.
Sindi adalah wanita yang di cintai Brian, mereka sudah berpacaran sekitar dua bulan, sindi gadis yag tidak neko - neko, walaupun dia terbilang gadis yang cantik di kota tersebut, tetapi dia bukan tipe gold digger.
Brian keluar dari kamar , dia menghampiri sindi ," duduk beb..!"
Sindi tersenyum, kemudian duduk di samping Brian ," sayang kenapa kamu tidak telepon aku?!".
" maaf beb.. aku juga baru pulang, tadinya mau istirahat, eh kamu ke sini ." Brian berbicara jujur.
Sindi mendengus ,dia menyilangkan tangannya di depan dada ," jadi aku ganggu kamu ?"
" Bu.. bukan begitu beb.. ,maksud aku ... " Brian bingung mau bicara apa.
Sindi terkikik geli ," hihihi.. aku cuma bercanda sayang, jalan yuk !"
Brian mengangguk , dia menuruti kemauan sindi, pasalnya dia ingin selalu memanjakan wanitanya, walau lelah menggerogoti tubuhnya.
setelah berpamitan dengan ibu Brian,mereka pergi bersama dengan menaiki motor matic milik Sindi, mereka sampai di SANTAI cafe.
Sindi dan Brian nongkrong di sana, mereka ngobrol ngalor ngidul dengan mesra.
Tiba - tiba terdengar suara teriakan perempuan.
" Sindi .. ngapain kamu di sini sama si miskin ,ayo pulang !!" perempuan itu menarik tangan Sindi.
Sindi mengibaskan tangannya " Kak Rani .. aku sudah dewasa !, jangan perlakukan aku seperti anak kecil !,
Rani mendengus ," oh ..sekarang kamu sudah berani, pasti karena hasutan si miskin ini kan !".
Sindi menggertakan giginya, dia menahan air matanya yang hampir tumpah, " Kak Rani !, bisa tidak sih .. hargain Brian sedikit !"
Brian menghela napas, dia mengelus pundak Sindi, " pulanglah dulu, ikut kakakmu !".
" ta..tapi Brian ".Sindi merasa bersalah.
" sudahlah aku tidak apa - apa !" Brian mengulas senyum ,menenangkan Sindi.
Rani menarik tangan Sindi, mereka meninggalkan Brian sendirian, Sindi sesekali menoleh ke arah Brian, Brian hanya melambaikan tangan dan tersenyum.
saat Sindi dan kakaknya menghilang dari pandangan Brian.
Brian menghela napas dan membatin, 'selalu saja seperti ini, memangnya kami mau apa di lahirkan miskin !'
Brian membayar tagihan makanannya, kemudian dia pulang dengan ojek online.
saat di rumah, di kamar Brian bermonolog ," lebih baik aku mulai tradding sekarang , akan aku buktikan aku juga bisa kaya seperti kalian !".
Brian membuka ponsel pintarnya , dia mulai membuka aplikasi Trading yang terpercaya , dia kemudian menaruh seluruh uangnya di salah satu saham yang menurutnya potensial.
Brian sudah belajar trading beberapa waktu yang lalu, dia belajar melalui Youtube, Google dan yang lainnya, dia belajar secara otodidak, karena otak dia yang gampang memahami sesuatu, beberapa hari saja dia sudah tahu mana saham potensial dan mana yang tidak.
satu bulan berlalu, Brian berhasil menggandakan uangnya , dari 1,3 juta uangnya sudah menjadi 53 juta.
Brian tidak menyangka dengan dia melakukan Trading saham ,uangnya bisa berkali lipat, jika orang yang memiliki pesugihan babi ngepet Melihat cara Brian mendapatkan uang, mungkin dia akan menangis.
Siang hari di SANTAI caffe , Brian dan Sindi seperti biasa bertemu di tempat itu, bedanya Sindi bawa temen, agar dia tidak di curigai bertemu dengan Brian.
" hari ini biar aku yang traktir , pesanlah sesuka hati kalian !" Brian menyunggingkan senyumnya.
Sindi mengerutkan keningnya ," sayang kamu yakin ?"
Teman Sindi ,Rini menimpali, " sudahlah sin.. sekali - kali pacarmu traktir kita, siapa tahu dia habis dapat lotere ,ya gak Tanti ?!"
Tanti mengangguk, " benar sin ,jangan kamu melulu yang traktir dia, sesekali cowo harus memanjakan pacarnya !".
Sindi mau berbicara tetapi di potong Brian, " gak papa beb, benar kata teman - teman mu, dan tenang saja ,aku baru dapat rejeki, cukup untuk mentraktir kalian bertiga !".
Melihat kesungguhan Brian , sindi mengangguk pasrah, apabila Brian nanti tidak bisa membayar ,dia sudah siap menggantinya, pasalnya dia tahu, sahabatnya pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk mengerjai Brian.
" pelayan !!" Teriak Rini.
pelayan menghampiri ,memberikan buku menu ," silakan mba ,mas mau pesan apa ?"
Rini melihat - lihat buku menu , " emm.. snow globe matcha, patbingsoo dan chocolate sphere minumnya jus alpukat !"
Tanti tersenyum ke arah Brian ,dia juga memesan , " cotton candy ,snow globe matcha sama jus Jeruk !"
Sindi mengerutkan keningnya ,dia menghela nafas, " hufft.. dasar kalian ini !, Brian maafkan teman - temanku , mereka sudah merepotkan !"
Brian tersenyum ," tidak apa - apa beb, apa cuma itu pesanan kalian ?!".
Brian melirik ke arah pelayan, " apa ada hidangan rekomendasi di sini ?"
pelayan itu tersenyum, " hidangan rekomendasi di sini toffe chocolate puding , masnya mau pesan itu ?"
Brian mengangguk ," ya.. aku pesan empat porsi !".
mereka semua kaget, saat Brian memesan toffe chocolate puding, pasalnya harga satu porsi toffe chocolate puding 550 ribu, mereka tidak menyangka Jika Brian memesan empat porsi sekaligus.
pelayan mencatat pesanan semua orang, dia menatap sindi yang tertegun," kalau mba ?".
Sindi menjawab dengan tergagap ," eeeh.. a.. aku itu aja mba !".
Pelayan meninggalkan tempat itu dengan sopan, dia membungkuk dan pergi mengambil pesanan mereka.
Saat pelayan sudah pergi, Sindi menatap Brian ," sayang apa kamu yakin pesan itu semua ?!".
Brian yang mengerti maksud Sindi, dia terkekeh , " jangan khawatir ,aku bisa bayar semuanya !"
setelah beberapa menit ,pesanan datang , mereka menikmati hidangan yang ada di meja, para wanita terlarut menikmati makanan yang mereka pesan.
beberapa menit kemudian ,semua hidangan yang ada di meja ludes ,tidak ada yang tersisa.
Brian buka suara , " sudah cukup, atau kalian mau pesan lagi ?!"
Sindi buru - buru menjawab ," sudah cukup sayang , kita pulang saja !".
sindi melotot ke arah sahabatnya, Rini dan Tanti tersenyum kecut, mereka sebenarnya tidak berniat keterlaluan dengan Brian, mereka takut jika Sahabatnya akan marah .
Brian memanggil pelayan untuk membayar tagihan mereka.
" pelayan !!" Brian berteriak.
pelayan dengan sigap menghampiri , Brian bertanya pada pelayan itu ," berapa semuanya ?!".
pelayan itu mengambil catatannya ," semuanya jadi 2,5 juta mas !"
Sindi berteriak,karena terkejut ," 2,5 juta ?!!"
Sindi dan sahabatnya kaget, karena mereka tidak pernah menghabiskan uang 2 juta hanya untuk makan di kafe, walaupun mereka terlahir dari keluarga yang berkecukupan, uang jajan mereka tidak sampai 2 juta.
Brian tersenyum , dia memberikan kartu ATM nya pada pelayan itu " gesek ini mba !"
Pelayan itu pun membawa ATM Brian ke kasir, Sindi dan sahabatnya yang takut uang Brian tidak cukup,mereka mengikuti pelayan ke kasir.
saat pelayan menggesek ATM ,Brian memasukan sandi terdengar bunyi 'kluning ' menandakan pembayaran tersebut berhasil.
Sindi dan sahabatnya kaget mereka saling menatap.
Rini buka suara ," astaga Brian.. kamu habis dapat lotre yah ?!".
Tanti menimpali ," berapa banyak kamu dapat Brian ?!".
Brian tersenyum kecut , dia menggeleng, " tidak banyak , cuma 5 juta !"
Sindi mengerutkan keningnya, " sayang.. kalau kamu dapat uang ,lebih baik di tabung, jangan di hambur - hamburkan begini !".
Brian mengelus pipi Sindi sambil tersenyum ," ini tidak seberapa dengan apa yang sudah kamu berikan padaku beb, kamu tenang saja oke !".
" ehem !!, masih ada kita, jangan bermesra - mesraan disini woy !" Tanti menggoda pasangan tersebut.
Wajah Sindi merah merona, kemudian mereka tertawa bersama saat melangkah keluar dari caffe tersebut.
saat di parkiran mobil, sindi berbicara, " makasih sayang traktirannya ."
" buat kamu apa sih yang nggak !" Brian menaik turunkan alisnya.
" Heleh.. baru juga traktir satu kali !" Rini menimpali.
Sindi mendengus ,dia membela Brian ," udah di traktir, tidak mau bilang terima kasih malah ngejek !".
Rini pun buru - buru tersenyum ," hehehe.. iya deh makasih Brian ganteng !".
Sindi terkekeh dengan tingkah laku Rini, Tanti yang sudah ada dalam mobil melongokan kepalanya ," Mau pulang tidak nih ?"
Sindi menatap Brian ," Sayang kami pulang dulu !"
Brian hanya mengangguk, Sindi pulang dengan Mobil Tanti, Brian hanya bisa memandangi mobil yang mulai menjauh dari tempat itu.
Brian bergumam, " tunggu aku memuncaki piramida milyarder beb, aku janji akan membahagiakanmu, jangankan mobil ,jika aku sudah memiliki banyak uang apapun akan aku belikan untukmu !".
Brian bertekad akan memberikan segalanya, pada wanita yang mau menemani dirinya berjuang dari nol.
Brian pulang dengan berjalan kaki, dia berencana membuka sebuah perusahaan kecil,untuk memulai sebuah usaha, untuk itu Brian berjalan kaki untuk melihat sekitar ,siapa tahu ada yang cocok dengan kriterianya.
saat melewati Perusahaan Bio corporation, dia melihat seorang pria yang sedang di usir dengan membawa barang kerjaannya, pria itu di tarik paksa oleh security , Brian yang melihatnya mengamati dari jauh.
Pria tersebut berjalan gontai meninggalkan Bio corporation, dia duduk di trotoar pinggir jalan dengan mata memerah.
Brian menghampirinya ," boleh aku duduk ?!"
pria tersebut mendongak ,dia menatap Brian " ini tempat umum ,tidak ada yang melarangmu duduk !"
Brian tersenyum ,menatap Pria yang kembali menundukan kepalanya " Rencananya aku akan membuat sebuah usaha kecil - kecilan !".
Pria tersebut menatap Brian, dia mengerutkan keningnya " maksud kamu apa, apa kamu mau mengolok - olok aku karena baru di pecat !!".
Brian terkekeh , dia memandang mata pria tersebut dengan tatapan ambisi " aku bukan orang yang seperti itu, lebih baik kita bicara di tempat itu sambil ngopi ".
Brian menunjuk WARKOP yang tidak jauh dari trotoar yang mereka duduki, Pria tersebut mengangguk, saat dia melihat tatapan ambisi yang muncul pada mata Brian, pria itu langsung tertarik dengan Brian.
Di dalam warkop , Brian membuka pembicaraan, sambil menyeruput secangkir kopi " aku Axel Brian !"
Pria tersebut juga mengenalkan diri " Martin Regar !, jadi apa maksud kamu tadi ?!".
Martin tanpa bertele - tele langsung bertanya pada Brian, dia tidak ingin membuang waktu, jika ajakan pria muda di hadapannya tidak menarik.
Brian tersenyum " aku ingin membuat perusahaan yang bisa menanamkan modal pada usaha - usaha kecil , aku sedang mencari orang yang bisa aku percaya untuk menjalankan usaha tersebut !"
" apa kamu sedang bermimpi ?, apa kamu pikir membuat perusahaan segampang membalikan telapak tangan ?!" Martin berbicara dengan acuh.
" itulah, mengapa aku mencari orang yang bisa di percaya, aku tidak sedang bermain - main, kamu pernah bekerja di Bio Corporation, kamu jelas memiliki pengalaman, jika kamu tertarik aku akan mengirimu 50 juta untuk memulai !"
Brian berkata dengan jujur.
Brian sudah merencanakan ini semua , karena uang yang ada di saldonya cuma 50 juta, sedangkan uang ýang di tanam trading masih butuh waktu beberapa hari lagi untuk mencairkannya.
Martin mengerutkan keningnya " kamu langsung percaya dengan aku, orang yang baru saja di pecat ?, apa kamu tidak takut uang kamu aku bawa lari ?!".
Brian menatap Martin serius,dia malah balik bertanya " apa kamu tidak ingin bangkit dan membuat orang - orang yang mempermalukanmu bertekuk lutut di bawah kakimu !"
Martin berpikir sebentar, dia menggertakan gigi dan mengepalkan tangannya " baik.. aku akan terima tawaranmu, apa persyaratannya !"
Martin tidak bodoh, dia berpikir jika orang yang mempunyai uang pasti ingin memanfaatkannya, dia hanya memastikan kalau dia tidak akan Rugi bekerja dengan Brian.
Brian tersenyum " bagus.. aku hanya ingin 60% dari hasil yang nanti kita dapat !".
Martin terlonjak kaget , tidak bisa berkata - kata , dia berpikir pemuda di hadapannya bodoh " cuma 60% dari penghasilan, apa kamu yakin ?!".
" aku serius !!, ini baru awal, jika kelak kamu bisa membesarkan perusahaan ini , aku hanya akan duduk di balik layar, kamu yang akan mengendalikan perusahaan tersebut !" Bran berkata dengan mantap.
Martin masih tidak percaya , dalam hatinya masih bimbang "apakah pria ini bodoh atau dia..."
Martin membelalakan matanya, dia berpikir jika Brian tidak mungkin sebodoh itu, dia pasti anak orang kaya yang low profil, Martin akhirnya pada kesimpulan itu.
" 50 juta kemungkinan akan habis dalam dua minggu , sedangkan perusahaan yang akan kita bangun ,memiliki keuntungan jangka panjang, kamu harus menyuntikan modal setiap saat !" Martin berbicara dengan jujur.
Brian menyeringai " jangan khawatir tentang itu, jika uang sudah habis ,kamu hubungi aku, aku akan langsung mentransfernya, kirim rekening bank kamu, kamu urus semuanya !"
Martin mengirim rekening banknya pada Brian, Brian mengutak atik ponsel pintarnya, setelah beberapa saat terdengar suara Pesan di ponsel Martin.
*Kluning..
Nomor rekening xxxxxxxxxxx93 telah mentranfer uang sebesar Rp. 50.000.000,00 , saldo anda saat ini Rp.52.300.500,00*.
Martin terlonjak kaget, dia menatap Brian lekat - lekat. Pemuda yang di hadapannya ternyata tidak mengatakan omong kosong belaka.
Martin berkata " aku tidak akan menghianati kepercayaanmu padaku !"
Brian mengulas sebuah senyum, dia yakin jika dia tidak salah memilih orang " Aku percaya itu "
satu minggu kemudian , Brian bertemu martin di warkop biasa , mereka menjadikan tempat tersebut kantor sementara.
Martin memulai pembicaraan " sesuai perintahmu Axel Capital telah resmi terdaftar sebagai perusahaan kita, kita hanya perlu mencari tempat untuk perusahaan kita !"
Brian mengangguk , " apa kamu punya rekomendasi ?"
Martin tersenyum kecut " sebenarnya ada tetapi sewanya mahal, satu lantai untuk satu tahun dua puluh juta !"
" bagaimana fasilitasnya ?, apa cukup untuk keperluan kantor ?" Brian memastikan tempat tersebut.
" untuk bekerja sepuluh orang itu menurutku sudah lebih dari cukup, karena aku akan merekrut sepuluh orang untuk membantuku !" Martin berkata dengan jujur.
tanpa basa - basi Brian langsung setuju ," ambil tempat itu !".
Brian langsung mentranfer uang ke Martin 20 juta , Brian tidak mau membuang - buang waktu lagi, toh dia sekarang bisa mendapatkan uang dengan mudah dari trading.
Martin mengerutkan keningnya " uang yang kamu kasih masih ada, mengapa kamu mengirimnya lagi ?!"
Brian mengulas sebuah senyum " itu untuk biaya awal perusahaan, sedangkan ini untuk sewa gedung tersebut !"
" terserah kamu sajalah !" Martin tidak tahu harus berkata apa.
sebenarnya Martin tidak pernah bekerja dengan orang yang begitu Royal seperti Brian, biasanya dia bekerja dengan bos yang super perhitungan, saat Martin bertemu orang seperti Brian ,dia bertekad akan selalu di pihaknya ,apapun yang terjadi.
Martin adalah lulusan sarjana ekonomi , sayang bakatnya kalah dengan orang dalam perusahaan yang membuat Martin tidak bisa menunjukan kelebihannya.
setiap orang dalam bisa memonopoli keluarganya agar di tempatkan pada jabatan yang lebih tinggi, itulah sebabnya Martin di pecat karena dia melawan orang yang salah.
Brian pulang kerumahnya setelah bertemu dengan Martin, dia melakukan aktivitas seperti biasa, walaupun dia sudah banyak uang .
Brian masih kuli nyangkul, dia tidak segan - segan melakukan kerja kasar.
Di dalam Rumah ,pak seto dan ibu Risma sedang berbincang - bincang ,dia membicarakan anak semata wayangnya.
" pak umur Brian sudah 25 tahun, apa dia tidak ingin menikah , ibu sudah pengen menimang cucu ?!". Bu Risma bertanya pada suaminya.
pak Seto menjawab " bapak juga pengen bu, tapi mau bagaimana lagi, Brian juga belum menyuruh bapa untuk melamar Sindi !".
saat mereka sedang mendiskusikan pernikahan Brian, terdengar suara pintu depan di buka .
" assalamualaikum.. " Brian mengucapkan salam, dia menghampiri orangtuanya dan mencium tangan mereka.
pak seto menjawab ," walaikumsalam, duduk sini nak !"
Brian mengangguk ,dia duduk disamping ibunya " ada apa ya pak ?".
Pak seto melirik istrinya " ibumu ingin bicara !"
Bu Risma tersenyum kecut " begini Brian, kamu sudah dewasa ,apa kamu tidak ingin meminang Sindi?" tanya Bu Risma Langsung.
Brian tersenyum ,dia mengerti maksud orang tuanya " Pak, bu.. Brian juga ingin meminang Sindi, tapi apa orang tua Sindi bakal menerima aku ?!"
Brian sebenarnya sudah pernah mengutarakan maksudnya ,waktu dia main ke rumah Sindi, tetapi orang tua Sindi menolak mentah - mentah maksud Brian, mereka tidak merestui hubungannya, maka dari itu Brian dan Sindi menjalani hubungan Backstreet.
Pak Seto paham apa yang dimaksud anaknya , dia berkata " bapak sama ibu akan pergi ke rumah orang tua Sindi besok, kita coba dulu, kalau di terima ya syukur kalau tidak ,mau bagaimana lagi !"
Brian tersenyum tipis " terserah bapak, ibu saja, tetapi kalau mereka menghina bapak dan ibu, mending kalian lekas pulang, jangan hiraukan mereka !"
Orang tua Brian mengangguk , mereka tahu kalau omongan Brian ada benarnya, karena bukan satu ,dua kali mereka sering di hina dari orang yang lebih kaya.
Ke esokan harinya, orang tua Brian pergi ke rumah Sindi dengan membawa Cincin emas Warisan dari nenek Brian untuk melamar Sindi.
Sindi yang melihat calon mertuanya datang buru - buru mencium tangan mereka " bapak ,ibu datang kesini mengapa tidak memberitahu Aku lebih dulu ?"
Bu Risma tersenyum tipis " kami ada urusan sama orang tua kamu sebentar, apa mereka ada di rumah ?".
Sindi mengangguk, dia kemudian memanggil orang tuanya .
di ruang tamu keluarga Barata.
Renaldi Barata ,ayah Sindi membuka pembicaraan " jadi.. ada apa kalian kesini ?".
tanpa basa - basi Renaldi langsung ke intinya, dia tidak mau membuang - buang waktu dengan orang yang tidak penting menurutnya.
Pak seto menjawab dengan sopan " begini Pak Renaldi, maksud kami kemari ingin meminang anak anda ?"
Renaldi langsung membelalakan matanya, dia menggebrak meja " punya apa kalian hingga berani melamar anak keluarga Barata !!"
kedua orang tua Brian menunduk ,mereka tidak tahu harus berkata apa lagi, mereka sadar dengan keadaan mereka yang tidak mungkin bisa menandingi keluarga Barata.
istri Renaldi, Mulyani menimpali " apa kalian tidak memiliki kaca, sehingga kalian berani datang ke sini ?!"
Sindi meraung pada orangtuanya " ayah ,ibu cukup !!!, apa perlu kalian menghina mereka ?!".
" Diam kau Sindi !!, apa kamu mau menentang orang tuamu, mereka tidak sederajat dengan kita, dan kalian pergi dari rumah ini !!" Renaldi mengusir kedua orang Tua Brian.
Orang tua Brian meninggalkan kediaman Barata, mereka pulang dengan kepala tertunduk, Sindi mau mengantar mereka keluar tapi di halangi ayahnya.
saat sampai di rumah ,tangis bu Risma pecah ,di sela tangisnya dia berbicara pada anaknya " Brian .. maafkan ayah dan ibu yang tidak bisa memberikan kamu apa - apa !".
Brian menggeleng ,dia menatap orangtuanya " pak ,bu kalian sudah memberikan kasih sayang pada Brian, Brian sangat bersyukur memiliki orang tua seperti kalian, jadi jangan salahkan diri kalian !"
Brian mengepalkan tangannya, dia bertekad akan melebihi apa yang di miliki keluarga Sindi.
setelah kejadian itu ,hubungan Sindi dan Brian merenggang, Sindi yang sudah tidak di perbolehkan keluar seorang diri, dia selalu di jaga ketat oleh body guard ayahnya.
di sisi lain Brian merasa enggan menghubungi Sindi, dia tidak mau hatinya semakin sakit jika berhubungan dengannya.
satu tahun kemudian, Axel Capital sudah menjadi perusahaan besar, yang hampir mencakup seluruh pasar modal Di Pulau Jawa.
CEO Axel Capital Martin Regar ,sudah terkenal di mana - mana , usianya yang baru menginjak 30 tahun membuat semua orang kagum dengan sosok Martin.
Mereka tidak Tahu Jika Martin hanya bawahan seorang pemuda yang mereka anggap miskin.
Di gedung Axel Capital Lantai 35 . Martin sedang menerima tamu pribadi ,yang akan mengajukan kerja sama dengan perusahaannya.
" Tuan Martin.. bagaimana menurut anda dengan proposal Barata grup ?" Pria yang bersama perempuan muda di sampingnya ,mencoba menjilat Martin.
pria itu melanjutkan, dengan seringai licik " dan ini Putri saya, Sindi aulia Barata, dia lulusan manajamen siapa tahu cocok dengan Tuan !".
Martin mengerutkan keningnya menatap Sindi , dia kemudian berkata " Tuan Renaldi .. Proposal yang kamu ajukan cukup menarik, tapi saya tidak memiliki hak untuk memutuskannya, kebetulan Bos saya yang akan memutuskan proposal tersebut untuk anda !".
Martin sudah Tahu masalah Brian dengan keluarga Barata, Waktu Martin menerima proposal dari Barata grup , dia langsung memberi tahu Brian dan Martin bilang padanya untuk menyuruh Brian datang.
yang tidak habis di pikir Martin, Renaldi menyodorkan anaknya bersama proposal tersebut secara tidak langsung.
Renaldi kaget, matanya membelalak " Tu.. an Martin apa maksud anda ? "
Martin tersenyum Tipis " seperti yang anda dengar Tuan Renaldi, saya disini hanya CEO bukan Bos, saya hanya menjalankan perintah dari Bos saya dan hanya anda yang akan mengetahui siapa bos saya !".ucap Martin dengan seringai licik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!