NovelToon NovelToon

Menjadi Pengantin Satu Hari

Perkenalan

Belly Zeana Anggraika yang terpaksa menikah dengan Raja Arfatama Darmawan lelaki yang tak dikenalnya sama sekali.

Belly sebenarnya sudah memiliki kekasih bernama Alan alfazri. Kendati begitu, mau tidak mau belly harus menikah dengan raja demi menjaga nama baik keluarganya.

Semua ini karena Maura prianka, saudara tirinya yang telah kabur di hari pernikahannya dengan raja.

Ayah belly Prasetio yudo terpaksa mengorbankan putri semata wayangnya itu untuk menutupi aib keluarganya.

***

1.Belly Zeana Anggraika

Suasana hatinya suka berubah-ubah, kadang marah kadang cuek, kadang penuh kehangatan dan lembut. Namun belly dikenal smart dan pandai bergaul dengan siapapun.

2.Raja Arfatama Darmawan

Cuek namun penyayang. Mudah marah, dan tak suka apabila miliknya disentuh orang lain. Raja juga sangat menyukai kebersihan.

3.Alan Alfazri

Kekasih Belly, yang selalu setia menemani dan menunggu belly.

4.Maura prianka.

Saudara tiri belly, ibu maura menikah dengan ayah belly. Maura adalah seorang model yang gila akan karier.

Maura adalah pendendam, apa yang ia inginkan harus ia dapatkan.

🍒HAI HAIIII PARA READERS...

Kenalin nih, para model baru di novel aku. Model² ini hanya pandangan aku aja ya...

Kurang lebihnya, silahkan tinggalkan jejak, like, komentar dan hadiahnya jangan lupa yaa.. Biar othor makin semangat up nya..

Jangan lupa juga buat mampir di novel aku yang pertama: -Asmara yang terlupakan.

****

"Papa! Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana ini...." Nadia menggigit jari telunjuknya dengan tubuh yang terus mondar-mandir tak tentu arah.

"Ini semua gara-gara mama! Mama terlalu memanjakan maura! Lihatlah sekarang? Dasar anak tak tahu diuntung!" Prass memaki istrinya sembari memegangi keplanya yang hampir pecah.

"Papa!! Maura anakku, wajar jika aku memanjakannya. Dan ini semua diluar dugaanku pa..." Nadia masih saja membela maura meskipun maura sudah jelas-jelas bersalah.

"Lalu apa yang harus kita katakan pada pihak besan ma? Apa yang harus ku katakan pada keluarga Darmawan? Argh.... Kepalaku rasanya mau pecah!"

Karena pengantin wanita tak juga muncul, raja terpaksa masuk ke dalam ruangan ganti mempelai wanitanya itu.

Dia mendengar pertengkaran yang terjadi dari dalam kamar. Hingga raja memutuskan masuk.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi tante?" Raja memanggil Nadia.

"Raa..raja... Bee..begini nak... Sebenarnya..." Nadia tertatih untuk menjelaskan.

"Bacalah ini nak raja, maafkan kami.." Prass menyerahkan satu lembar surat yang ditulis oleh maura kekasihnya. Raja sangat hafal tulisan itu adalah milik maura.

Ma, pa...

Maafkan maura, Ini semua diluar keinginan maura. Sebenarnya maura tak mencintai raja. Maura tak mau menikah dengannya. Maafkan maura harus pergi.

ttd. Maura Prianka.

Raja meremas dengan kuat surat yang ia baca, hanya itu pesan yang ditulis maura.

Raja merasa sangat terhina oleh maura, pasalnya maura selalu saja berkata bahwa ia sangat mencintai raja. Namun apa yang kini ia dapat? Maura malah pergi disaat hari pernikahan mereka.

"Aku takkan mengampunimu maura!!!" Dengan amarah yang menggebu raja melempar vas bunga yang ada di meja rias kamar maura. Hingga pecah berkeping-keping.

"Raja.. Sabar nak, masih ada waktu dua jam lagi. Kita akan mencari maura." Nadia mencoba merayu calon menantunya itu.

"Apa kata tante? Sabar??? Heh, aku tidak akan mengampuni kalian yang telah menyepelekan aku!! Dengan wajah memerah dan mata yang tajam, raja mengancam nadia juga prass yang terduduk lemas.

"Aku tidak mau menanggung malu jika pernikahan ini dibatalkan! Segera cari cara untuk menyelesaikan masalah ini mas..." Nadia mencoba membujuk suaminya.

"Kau fikir aku mau menanggung malu akibat putri manja mu itu ha?? Ini semua salahmu!" Prass malah balik memaki istrinya.

"Kalian berdua harus bertanggung jawab! Atau aku akan melaporkan ke polisi atas kasus penipuan dan menjeblosskan kalian kedalam penjara!" Timpal raja.

"Jaaangannn nak raja tante mohon, tante akan cari cara yang lain..." Nadia mengetuk keningnya dengan jari telunjuknya berusaha memikirkan cara lain agar ia tidak di penjarakan oleh raja.

Tokk...tok...

Suara pintu di ketuk oleh seseorang. Hingga seorang wanita muda muncul dari balik pintu. Ia terkejut mendapati ruangan yang terlihat berantakan.

"Papa??" Sapa belly yang berhambur memeluk papanya.

"Putriku... Kapan kau tiba dari singapura? Mengapa tak mengabari papa?"

"Belly sudah mengirim pesan bahkan menelpon, tapi papa tak merespon." Belly kembali merajuk manja pada papanya.

"Maafkan papa, papa tengah sibuk dengan pernikahan kakakmu.."

"Mama ada cara pa! Ya, hanya ini satu-satunya cara yang akan berhasil!" Nadia tersenyum sumringah.

"Apa??" Tanya prass penasaran.

Smeentara raja masih sibuk dengan ponselnya, ia menelpon orang-orangnya untuk segera menemukan keberadaan maura.

"Raja, menikahlah dengan belly! Dia yang akan menjadi pengantinmu malam ini!"

Deg duarr!! Hati belly terasa tertembak dan meledak mendengar ucapan ibu sambungnya itu.

"Apa kau gila nadia! Kau mengorbankan putriku!" Prass pun menolak mentah-mentah saran istrinya itu.

"Mas, tak ada cara lain.. Sementara waktu kita hanya tinggal satu jam.." Jelas nadia menunjukkan wajah melasnya.

"Pa, ada apa ini? Belly tak mengerti." Belly bingung seperti orang linglung. Pandangannya tertuju menanti jawaban dari papanya.

"Belly, maura kabur dari pernikahannya. Dan sekarang papa tidak tahu harus bagaimana nak..." Jelas prass sembari memegangi pipi mulus putrinya yang matanya kini kian berkaca-kaca.

"Segera berikan aku keputusan! Atau aku akan memanggil polisi sekarang juga!" Raja kembali mengancam prass juga nadia.

"Tak apa nak raja, panggillah polisi. Aku siap dihukum asal jangan putriku yang kau hukum." Prass pasrah, ia tak mau belly menjadi korban. Jelas belly tak tahu apa-apa.

"Papa! Mama tidak mau jika masuk penjara. Ayolah belly, menikahlah dengan raja nak. Ini demi kebaikan keluarga kita." Nadia kini merangkul tangan belly, nadia memang licik. Dari dulu nadia selalu saja memojokkan belly.

Raja menatap belly sekilas dengan matanya yang semakin tajam. Setelah itu tatapannya kembali pada ponselnya.

"Belly tidak bisa tante nad, belly tidak mengenalnya. Mengapa harus belly?" Belly kini sudah meneteskan air bening di sudut matanya.

"Belly, kau tak mau menolong keluargamu? Papamu dan tante akan membusuk dan menghabiskan masa tua dipenjara. Apakah kau tega membiarkan kami mati disana?" Nadia pun tak mau kehilangan kesempatan. Ia terus memojokkan belly. Nadia tahu jika belly mudah kasihan dan lemah.

"Cukup nadia!! Jangan kau korbankan belly yang tak tahu apa-apa!" Prass krmbali membentak istrinya.

"Mas, apa kamu ada cara lain? Aku tak mau jika kita membusuk dipenjara!" Bantah nadia.

"Pa, belly bersedia.. Asalkan papa tidak dipenjara."

"Belly!! Hentikan nak, jangan lakukan ini.." Prass memohon pada putrinya.

"Papa jangan khawatir..." Belly terus merangkul prass dengan erat.

Nadia memanggil MUA yang akan merias belly.

"Buat dia secantik mungkin, kamu mengerti??" Ucap nadia memerintah.

"Dia sudah sangat cantik, aku tinggal menambah sedikit polesan diwajahnya nyonya. Kau tenang saja." Timpal sang MUA.

To be continue....

🍒Selamat datang di karya aku yang kedua readers.... ***Jangan lupa vote, like, komentar dan givenya buat othor. Biar makin semangat....

Lanjut nggak nih? Yuk ya, lanjut***......

Sandiwara Sepasang pengantin

Belly sudah selesai di rias oleh sang MUA dengan hasil yang sangat memuaskan.

"Woow, perfect!! Jangan menangis lagi, kau adalah pengantin tercantik yang pernah kutangani." Jelas sang MUA pada belly. Karena sejak tadi belly terus menangis terisak.

"He'um..." Belly tak banyak kata, ia hanya semakin sedih dengan nasibnya kali ini.

"Belly, kamu sangat cantik!" Diana menghampiri belly dan membawanya untuk bercermin memperlihatkan hasil riasannya.

"Ehem!.. Apakah sudah siap?" Raja tiba-tiba datang dan berdehem. Seketika ia menatap tampilan belly yang sangat cantik.

"Hey pengantin pria, berkediplah.." MUA mengetahui reaksi raja, hingga raja menjadi sedikit salah tingkah.

"Dengarkan aku, kau harus terlihat bahagia disini! Aku tak mau semua orang menilai jelek di acara pernikahanku!" Raja sedikit berbisik pada belly.

"Ya. Kita lihat saja nanti." Belly berkata malas.

"Jangan pernah bermacam-macam padaku, atau aku akan menghancurkan keluargamu!" Ancam raja pada belly.

"Tuan? tidak bisakah jika anda tidak mengancam? Apakah ini keahlian anda?" Belly begitu geram dengan perlakuan raja padanya. Ingin rasanya belly memberikan pukulan pada raja.

"Bersandiwaralah sebaik mungkin, jika kau melakukan kesalahan sedikitpun amu takkan mengampunimu!" Raja meraih mencekal dagu belly dengan sedikit keras, lalu menghempaskannya.

"Pria kasar!!" Belly memukul udara sembari menatap keaal ke arah raja yang meninggalkan ruangan rias.

Hingga tiba di hall pernikahan, raja menanti belly datang dengan digandeng oleh prass papanya.

Belly melihat sekitarnya, belly memutar matanya takjub kearah kanan dan kiri bergantian. Suasana pesta pernikahan yang sangat bagus. Dekorasi outdoor yang cantik gumamnya..

Tentu saja, ini adalah pilihan kakak tirinya maura. Pastilah ia memilih pesta pernikahan begini. Ia adalah seorang model, selera dan levelnya pasti tinggi.

Hingga sampai puncaknya, prass memberikan putrinya pada raja.

Pernikahan berjalan dengan baik dan lancar. Belly ternyata sangat pandai bersandiwara. Dihadapan semua orang, belly terlihat sangat menikmati statusnya sebagai pengantin satu hari saat ini.

Tak ada wajah bete ataupun lesu. Belly terlihat semangat dan tersenyum pada semua tamu.

Belly pun slalu bersikap sopan pada keluarga Darmawan, pada teman-teman raja, dan para tamu undangan semua.

"Heh, ternyata wanita ini pandai juga bersandiwara. Baguslah, aku tak ingin jika ia membuat kekacauan!" Gumam raja dalam hati.

"Apakau sedang memikirkanku?" Belly yang berada disebelah raja pun asal menebak.

"Terus saja berakting! Jangan membuat kekacauan! Kau PAHAM?" Dengan penuh penekanan, raja berkata sedikit berbisik pada belly.

"Kekasihmu itu yang kabur meninggalkanmu, maura yang membuat masalah! Kenapa aku yang harus membereskannya? Oh tuhan..." Belly pun mulai mengeluh. Ia tak tahan dengan sikap raja padanya. Semua ini pasti akan menjadi masalah baru untuknya.

"Jangan pernah menyebut nama itu!" Lagi-lagi raja bersikap kasar. Dia meremas tangan belly dengan keras, sehingga membuat belly meringis kesakitan.

"Aw!!!!!" Sontak teriakan belly membuat Darmawan serta Rianti menghela nafas panjang menyaksikan tingkah kedua mempelai itu.

"Raja, sabar jangan disini. Masih banyak orang..." Rianti ibu raja, mengerenyitkan keningnya dengan tatapan disertai senyuman.

"Iya ja, nanti saja dikamar terserah kamu mau melakukan apapun. Belly sudah menjadi milikmu!" Sambung Darmawan.

Sontak aksi mertuanya membuat belly terkejut dengan membulatkan matanya sempurna.

"Papa dan mama tahu saja, raja memang sudah tak sabar. Raja sangat gemas dengan belly. Sangat tak sabar ma, pa. Aku tak akan memberi ampun padanya." Raja menjawab perkataan orang tuanya itu. Dengan senyuman jahat ala devil ia menatap kearah belly.

Penuturan raja yang seperti itu membuat belly serba salah, belly merasa semakin takut dengan apa yang akan dilakukan oleh raja padanya nanti.

"Baiklah, lakukan sesukamu suamiku.." Belly kini bermain baik. Belly menoel pipi mulus raja dengan satu jarinya disertai senyuman nakal seperti seorang penggoda.

"Waduh... Serasa dunia milik berdua ya? Yang lain itu hanya ngontrak!" Diiringi tawa khasnya, Darmawan meledek kedua pengantin itu.

"Jangan keterlaluan memperlakukan belly, kasihan belly nanti dia akan kelelahan!" Sambung rianti meneruskan perkataan suaminya.

Hingga tak terasa, pesta pernikahan ini usai. Setelah jam sepuluh malam, semua tamu pun secara bergantian pergi.

Begitupun dengan keluarga Darmawan, mereka pamit meninggalkan kediaman mempelai wanita.

Tepat jam sebelas malam, semua tamu sudah pergi meninggalkan kediaman prasetio.

Raja dan juga belly, mereka pun pergi untuk masuk ke dalam kamar. Kamar yang sudah dihiasi dengan berbagai dekorasi cantik. Tempat tidur yang sudah berhiaskan bunga-bunga cantik. Serta ranjang yang sudah ditaburi dengan lembaran kelopak bunga mawar merah segar, membuat kamar itu benar-benar mirip seperti kamar pengantin sebenarnya. Siapa yang tahu, jika pernikahan ini bukanlah pernikahan yang diinginkan keduanya. Pernikahan terpaksa demi menutupi malu, pernikahan yang membuat masa depan belly zeana anggraika menjadi suram.

Mata keduanya pun membulat sempurna ketika melihat kamar ini begitu cantik dan wangi. Raja menelan salivanya, semerbak wangi bunga mawar ini membuat fikirannya berlayang-layang tak karuan.

"Aku akan mandi lebih dulu." Belly menghilangkan kegugupannya dan kecanggungannya dengan raja.

"Cepatlah! Akupun ingin membersihkan diri!" Dengan nada menyentak, raja mendudukkan bokongnya pada sofa dekat ranjang dengan melonggarkan dasinya yang sedari tadi terasa menyekik lehernya.

Belly membawa pakaian gantinya kedalam kamar mandi, ia segera cepat berhambur dan meninggalkan raja yang kasar itu.

"Huh dasar psyc..." Lirih belly dalam hati mengumpat raja. Tentu saja ia tak bersuara, ia takut raja akan semakin melahapnya mentah-mentah.

Didalam kamar mandi, belly sudah berusaha semaksimal mungkin mencoba melepas gaun pengantinnya itu. Namun terkendala karena resleting yang menyangkut pada rambutnya, hingga belly meringis kesakitan.

Belly terpaksa memanggil raja, karena sudah berapa menit usahanya tak membuahkan hasil. Tak mungkin juga belly memanggil ibu torinya atau papanya.

"Hey tuan raja..." Belly menongolkan kepalanya dari pintu kamar mandi.

"Ada apa?" Raja menatap belly dingin.

"A..aku minta tolong.." Jelas belly terbata-bata.

"Urus saja dirimu sendiri! Aku bukan seorang penolong" Gertak raja.

"Huh! Hanya sebentar, tidakkah kau memiliki hati nurani?" Belly merasa kesal dengan perlakuan raja yang terus-terusan kasar.

"Aku tak memiliki hati!" Jawab raja dengan santainya.

"Oh, aku lupa! Ya tentu saja hatimu sudah tidak ada lagi. Hatimu sudah kau berikan semua untuk maura bukan?" Belly meringis mengejek raja.

"Hentikan menyebut nama itu!" Raja mengahampiri belly diambang pintu, raja mendorong tibuh belly hingga merapat pada tembok kamar mandi.

"Tu..tuan.. Maaf aku hanya minta tolong ini.." Belly memasang wajah melasnya dengan menunjuk kearah punggung belakangnya. Rambutnya terasa semakin sakit akibat tersangkut resleting gaun yang ia pakai.

Raja yang meilat itupun sontak terkejut, mau tak mau dia harus menolong gadis ini. Apa salahnya jika kali ini saja, lain kali ia tak mau menolongnya.

"Satu kali ini saja! Selebihnya aku takkan menolongmu! Kau mengerti, dasar gadis ceroboh bagaimana bisa ini semua tetjadi....." Raja menghentikan kata-katanya dan membelalakkan matanya ketika berhasil membuka resleting gaun belly. Punggung putih mulus itu membuat ia menelan lagi salivanya.

"Ya tuan, terimakasih.. Apakah sudah selesai?" Tanya belly yang posisinya membelakangi tubuh raja.

Namun raja masih diam saja, tak ada tanggapan.

"Tuan???" Belly membalikkan tubuhnya, hingga posisi mereka berdua kini berhadapan..

Ooh tidak, tangan belly sontak menyentuh dada raja, kini wajah belly berada dekat sekali dengan raja.

Wajah mulus itu, wajah cantik, wajah manis. Ternyata belly sangatlah cantik, mata bulat dengan bulu mata lentik, hidung mancung, bibir merah muda yang semakin menggoda raja..

"Jangan coba-coba menggodaku!" Raja berkata lirih namun menyakitkan bagi belly.

"Tuan! Aku tidak menggodamu!" Timpal belly merasa marah pada raja.

"Dasar penggoda!"

Belly yang geram dengan perlakuan raja pun sontak memukul dada raja, namun karena aksinya itu gaun yang ia pakai malah sedikit melorot dan memperlihatkan bagian bukit kembarnya yang sedikit menonjol.

"Arghhhhhh" Belly menjerit dan menarik tangannya untuk menutupi bagian asetnya itu.

Raja sontak tertegun, ia dapat melihat dengan jelas apa yang ada didepan matanya saat ini meskipun itu tak terlihat secara sempurna.

Raja pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan menutup pintu. Ia tak ingin berlama-lama dan membuatnya bisa khilaf nanti.

Drama sang pengantin baru

Arghhhhhh" Belly menjerit dan menarik tangannya untuk menutupi bagian asetnya itu.

Raja sontak tertegun, ia dapat melihat dengan jelas apa yang ada didepan matanya saat ini meskipun itu tak terlihat secara sempurna.

Raja pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan menutup pintu. Ia tak ingin berlama-lama dan membuatnya bisa khilaf nanti.

Raja menunggu belly dengan duduk di sofa, namun belly tak kunjung menyelesaikan mandinya. Raja menatap ruangan kamar belly yang tak seberapa luas dibandingkan kamar miliknya. Hingga raja merasa tidak leluasa untuk bergerak.

"Ck!! Apakah dia bersemedi? Satu jam aku menunggu disini dia tak kunjung keluar?" Raja berdecak kesal, hingga ia memutuskan untuk membaringkan tubuh panjangnya pada sofa.

"Argh..... Lelah sekali, aku bahkan tak bisa bernafas berada di kamar ini!" Raja meregangkan otot-ototnya. Hingga ia pun tertidur.

🍒Aduh si kasep raja, udah terkantuk² nungguin bini tak kunjung datang 😀🤭

***

Belly merasa tubuhnya sudah terasa rileks, hingga ia tuntaskan perendamannya dan bangkit dari bathtub.

Setelah selesai, belly pun keluar dari kamar mandi dengan setelan baju piyamanya. Rambutnya yang basah ia bungkus dengan handuk.

Ketika ia ingin melangkah menuju ranjang, ia melihat ada sosok pria terbaring disofa.

"Ough, siapa itu??" Belly menutup mulutnya dengan telapak tangan, kemudian ia melangkah mendekat kearah sofa. Belly kini menepuk jidatnya sedikit keras.

"Astaga! Bagaimana aku bisa lupa? Dia si tuan garang itu! Pria mengesalkan! Oh, bukan dia adalah suamiku saat ini! Apakah benar dia suamiku??" Belly mendekatkan diri dan menatap wajah raja yang terpejam hingga belly membelalakkan matanya membentuk bulatan sempurna.

"Tidak!!!!!!!!!!!!!" Tiba-tiba belly menjerit dan menjauh dari raja. Jeritan belly pun sontak membuat raja terbangun dari tidurnya.

"Hey apa yang kau lakukan? Dasar wanita ceroboh!!" Umpat raja kesal dengan mata merahnya.

"Tu..tuan, maaf..." Belly menuju ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya.

"Apakah semedimu sudah selesai?" Raja kali ini mengejek belly.

"Semedi? Apa maksudmu?" Belly tak mengerti.

"Selain ceroboh, ternyata kau adalah wanita bodoh!" Jelas raja diiringi langkah kecilnya menuju kamar mandi.

"Dasar arogan!! Tak tahu diri! Bagaimana bisa ada lelaki sekejam dirimu tuan??" Belly melempar bantal kemudian handuk yang melilit dikepalanya pun ia lempar kearah pintu kamar mandi. Sungguh kali ini raja begitu membuatnya kesal.

"Ck! Wanita jorok! Apa-apaan ini?" Raja yang keluar dari kamar mandi pun merasa jijik karena handuk dan bantal yang tergelatak di lantai.

"Apakah kau seorang wanita? Apakah wanita diciptakan menjadi pemalas dan jorok seperti ini?" Raja membawa bantal dan handuk menuju ranjang. Ia hendak memarahi istrinya. Namun ketika ia mendekat, belly sudah tertidur pulas. Hingga ia mengurungkan niatnya.

"Hmmmmmm.... Wanita aneh." Raja berjalan ke arah sofa. Ia memakai bantal yang tadi tergeletak dilantai untuk mengganjal kepalanya. Raja pun membaringkan tubuhnya di sofa.

Kukuruyukkkkkkk..... Kukuruyukkkkkk 🐓

Ayam jago peliharaan papa prass sudah berkokok. Membangunkan sang tuan dan beberapa orang di dalam rumah.

Belly mengusap-usap matanya, pagi ini belly terbangun karena si jago sudah berkokkk.

"Eughhhhhh" Belly meregangkan otot-ototnya dan bangkit dari ranjang.

Seperti biasa belly merapihkan terlebih dahulu tempat tidurnya. Seketika tatapan belly terhenti mendapati raja yang sedikit membungkuk karena tidur di sofa. Belly merasa kasihan pada raja, namun belly juga merasa sangat kesal pada raja.

"Tuhan, apakah ini awal kesialanku?" Belly berkata lirih, ia pun pergi kekamar mandi, setelah itu ia ke dapur untuk membantu asisten rumah tangga mempersiapkan sarapan.

"Bell, sudah bangun?" Nadia yang baru tiba menyapa putri sambungnya itu.

"Ya.." Belly menjawab malas.

"Suamimu dimana?" Tanya nadia dengan mata celingukan kesana kemari mencari keberadaan raja.

"Masih dikamar." Jawab belly singkat.

"Ough! Kau pasti tak mengampuninya semalam? Kau membuatnya lemas?" Nadia terkikik pelan.

"Ehem.... Selamat pagi." Sapa prass pada semua orang yang kini ada di meja makan.

"Pagi pa..." Jawab belly, namun nadia hanya menyunggingkan senyumannya.

"Kau baik-baik saja nak?" Tanya prass mengkhawatirkan putrinya.

"Seperti yang papa lihat, belly sangat baik dan bahagia..." Jawab belly bohong dengan menyunggingkan senyuman palsu pada papanya.

"Yah namanya pengantin baru, coba saja nanti lama-lama raja pasti akan membuangmu dasar gadis bodoh!!" Nadia bermonolog didalam hati mencoba mencibir anak sambungnya itu.

Tiba-tiba raja datang dan ikut duduk di kursi makan tepat di sebelah belly.

"Pagi om, tante...." Sapa raja.

"Panggil saja mama nak raja, dan panggil juga om prass sebagai papa. Kamu sudah menjadi menantu kami." Jawab nadia berbasa-basi.

"Menantu?? Baiklah aku akan memanggil om dan tante dengan sebutan papa dan mama." Raja meraih segelas susu yang sudah tersedia didepannya.

"Ya.. Mari kita sarapan dulu.." Prass masih merasa canggung dengan kehadiran raja. Dia merasa tak enak hati karena pernikahan ini bukanlah yang mereka inginkan.

"Pa, siang ini aku akan membawa belly ke rumahku di jakarta. Aku minta izin dan doa pada papa juga mama.." Sambung raja ditengah sela-sela sarapan pagi.

"Apa? Apakah secepat itu?" Belly pun sontak merasa terkejut, belly yang tak tahu apa-apa kini merasa bingung dengan ucapan raja.

"Pekerjaan dikantor sangatlah banyak, jika aku terlalu lama meninggalkannya maka itu tidak mungkin. Banyak proyek baru yang harus aku tangani." Jelas raja lagi.

"Ya, tak apa raja. Persiapkanlah diri kalian, mungkin dengan tinggal berdua lebih cepat maka kalian akan lebih saling mengenal satu sama lain. Papa harap kalian menjalankan pernikahan ini dengan semestinya, meskipun kita tahu jika pernikahan ini tak pernah kalian inginkan.." Prass lebih baik berterus terang, ia sangat berharap raja dapat menjaga belly.

"Papa jangan khawatir." Raja menjawab singkat. Sedangkan belly hanya terdiam tak bisa berkata apapun. Menolakpun percuma, belly tahu raja sangat egois dan pemaksa. Pasti raja akan kukuh pada keinginannya dan tidak akan mendengarkan ucapan belly. Mencari aman saat ini adalah jalan terbaik bagi belly.

Hingga siang itu pun berlalu....

Raja membawa belly menuju rumah yang telah ia beli saat akan menikah dengan maura. Ia sengaja mempersiapkan rumah cantik berlantai dua ini untuk ditempati oleh mereka berdua sebagai hadiah pernikahannya pada maura. Namun, takdir berkata lain. Bukan maura yang akan menemaninya menempati rumah ini melainkan belly wanita yang sama sekali tak ia kenal.

Kurang lebih tiga jam perjalanan menuju kota jakarta, kota yang padat akan kendaraan dan kebisingan. Raja sengaja membeli rumah di jakarta agar dekat dengan kantornya. Raja sebenarnya lelaki kelahiran bandung, serta orang tuanya pun tinggal di bandung.

Sementara belly dan keluarganya bertempat tinggal di kota surabaya. Belly telah menyelesaikan pendidikan S1 nya di singapura. Ia kembali pulang berniat untuk membantu papanya di perusahaan. Namun sekarang belly tak tahu harus berbuat apa, kini ia tinggal jauh dari papanya. Rencana yang jauh-jauh ia susun hanyalah tinggal rencana. Kenyataannya sekarang, belly telah menikah dengan lelaki yang tak ia cintai.

Sekitar pukul tujuh malam raja membawa belly ke rumah yang sudah dipersiapkannya. Melihat rumah itu, belly merasa takjub. Rumah yang desainnya amat cantik menurutnya. Sungguh ini adalah rumah impian bagi wanita manapun.

"Wow, sangat cantik...." Belly menatap rumah dengan takjub tanpa kedipan mata.

"Ayo masuk." Ajak raja padanya.

"Ini rumahmu tuan?" Tanya belly penasaran.

"Menurutmu?" Raja malah balik bertanya.

"Apa jangan-jangan ini adalah rumah hasil bersama dengan maura?? Oh, sayang sekali." Lagi-lagi belly menyebut nama maura dihadapan raja.

"Cepatlah masuk!!" Raja yang merasa kesal mendengar nama maura pun membentak belly.

Sontak belly semakin takut pada raja, ia pun bergegas masuk.

"Ini kopermu, dan ini kamarmu!" Raja membuka kamar tamu yang ada di lantai dasar sebagai kamar untuk belly.

"Baik.." Jawab belly singkat. Ia tak mau banyak kata-kata.

"Kamarku berada di lantai atas! Jangan pernah menginjakkan kaki ke atas, dan jangan pernah menyentuh barang-barang milikku! Kau paham?" Raja menatap ke arah belly yang wajahnya tetlihat ketakutan.

"Apakah..... Paham tuan!" Belly tak melanjutkan kata-katanya lagi. Ia tak ingin banyak bicara, menurutnya itu akan membuat raja semakin marah.

Belly memperhatikan raja yang meninggalkannya menuju lantai dua, hingga tubuh itu pun hilang menjauh dari pandangannya.

"Tuhan, apakah ini awal penderitaanku...." Belly berkata lirih, kini sudut matanya pun telah mengeluarkan air bening yang menetes di pipinya.

Hai...hai readers kesayangan... Siapa nih yang masih nungguin othor dengan setia? Kasih vote dulu dong, biar othor semangat buat lanjutin ceritanya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!