NovelToon NovelToon

Sang Pemilik Hati

Tentang Lesti

"Baik anak-anak! Sekarang waktunya ujian, yuk langsung aja dijawab itu soal yang udah ibu berikan ke kalian masing-masing! Ingat loh, gak boleh nyontek dan gak boleh lihat jawaban punya temen kalian! Yang ketahuan nyontek, ibu bakal—"

"Maaf Bu!" potong seorang murid pria sambil mengangkat satu tangannya.

"Iya Aldi, kenapa minta maaf kan belum lebaran?" tanya ibu guru yang cantik dan muda.

"Bukannya kalau menyontek itu sama dengan melihat jawaban teman ya, Bu? Kok ibu tadi bilang begitu dua kali, bukannya itu sama saja ibu melakukan pemborosan kata?" ujar Aldi.

"Eee...."

Si ibu guru langsung tak berkutik dengan pertanyaan dari muridnya tersebut, padahal ia sedang mengajar di kelas satu SD yang mana isinya tentu masih murid-murid berusia jauh darinya.

"Udah Aldi, gausah dipikirin lagi ya! Anggap aja tadi ibu ngomong salah satu dari itu, yuk sekarang fokus kalian adalah mengerjakan soal itu dengan jujur dan adil! Yang nyontek bakal langsung ibu keluarin dari kelas, terus kertas ujiannya ibu sobek!" ujar Bu guru.

"Iya Bu guru!" ucap seluruh murid di kelas itu.

Setelah selesai membagikan kertas soal ulangan, ibu guru itu pun kembali ke mejanya dan duduk beristirahat sembari memantau para muridnya mengerjakan soal itu.

"Maaf Bu!" tiba-tiba seorang siswi perempuan mengangkat tangannya.

"Iya Sahira, ada masalah?" tanya Bu guru.

"Ini kok isi soalnya, apa penyebab perang antara Rusia dan Ukraina? Lalu jelaskan tanggapan Lesti terhadap perang itu! Lesti itu siapa Bu? Ini soal kan gak ada di kisi-kisi kemarin, Bu!" ucap siswi bernama Sahira bertanya pada gurunya.

"Aduh Sahira, kamu itu baca gak sih kisi-kisi soal yang ibu kasih kemarin? Kan ada semuanya disana, makanya baca yang bener!" ucap Bu guru.

"Ya iya sih Bu, penyebab perangnya mah emang ada di kisi-kisi. Tapi, tanggapan si Lesti ini yang gak ada disana Bu! Gimana saya mau jawab ini? Saya aja gak kenal siapa itu Lesti, emang ibu kenal?" ujar Sahira.

Ibu guru cantik itu bangkit kembali dan mendekati Sahira yang sedang kebingungan disana.

"Emang kamu tuh baca buku apaan sih Sahira? Sekarang ini tahun 2022, kita semua diwajibkan membaca buku tentang Lesti! Kamu masa gak tahu sih tentang itu? Coba gini deh, siapa disini yang belum kenal sama Lesti?" ucap guru itu.

Krik krik krik...

Suasana hening dan seluruh murid tampak diam saling lirik tak menjawab pertanyaan dari guru mereka.

"Nah, berarti udah pada tahu semua kan? Cuma kamu doang deh kayaknya Sahira yang gak tahu, makanya kamu itu yang gaul dong Sahira! Yaudah, isi aja sebisa kamu!" ucap Bu guru.

"Eee iya deh Bu, tapi kalau nilai saya dapat nol gimana? Soalnya ini semua pertanyaannya tentang Lesti, aku kan gak tahu!" ucap Sahira bingung.

"Itu sih derita kamu Sahira! Udah, ayo semuanya dikerjain dengan fokus dan teliti! Yang dapat nilai dibawah KKM harus remedial dan follow sosial medianya Lesti, supaya kalian pada bisa pinter dan gak dapat nilai jelek lagi!" ucap Bu guru.

"Baik Bu guru!" ucap seluruh murid disana.

Sahira pun hanya bisa garuk-garuk kepala dan tak tahu harus menjawab bagaimana, ia sama sekali tidak kenal siapa itu Lesti dan bingung bagaimana menjawab soal tersebut.

"Pssstt, pssstt!"

Sahira menoleh ke asal suara tersebut, ya itu adalah Keira alias teman dekatnya yang duduk tepat di sampingnya saat ini.

"Kamu gak bisa jawabnya, ya?" tanya Keira berbisik pada Sahira.

Sahira menggeleng kemudian menjawab, "Iya, aku gak ngerti sama sekali!"

"Nah, kalo gitu kamu nanti lihat punya aku aja ya! Aku paham semua kok soal Lesti, jadi kamu tenang aja gausah cemas!" ucap Keira tersenyum.

"Eee iya iya," ucap Sahira.

Mereka kembali fokus mengerjakan soal ulangan itu, akan tetapi Sahira sama sekali tak bisa menjawab isi soal yang berkaitan dengan Lesti biarpun ia sudah berusaha sekeras mungkin.

Kriiinggg... kriiinggg...

Bel berbunyi setelah waktu yang diberikan oleh ibu guru itu habis, ya para murid mau tidak mau terpaksa harus menyerahkan lembar jawaban mereka kepada ibu guru yang sedang duduk di depan.

"Ayo anak-anak, selesai gak selesai kalian harus kumpulin jawabannya sekarang!" ucap Bu guru.

"Baik Bu guru!" ucap semua murid disana.

Mereka pun beranjak dari kursi mereka lalu pergi ke depan menyerahkan lembar jawaban milik mereka kepada ibu guru disana.

Semuanya sudah menyerahkan lembar jawaban itu, kecuali Sahira yang masih kesulitan menjawab satu pertanyaan lagi tentunya mengenai Lesti.

Melihat sahabatnya masih berkutat dengan lembar jawaban miliknya, Keira pun merasa tidak tega dan belum ingin mengumpulkan lembar jawaban miliknya walau ia sudah selesai.

"Sahira, kamu masih belum selesai?" tanya Keira.

"Iya, aku bingung banget jawabnya soal yang ini. Terus kamu sendiri kenapa belum kasih lembar jawaban kamu ke Bu guru?" ucap Sahira.

"Aku kan mau nungguin kamu sampe selesai, biar kita bisa barengan ke depannya!" ucap Keira.

"Udah gapapa Keira, kamu duluan aja gih! Nanti Bu gurunya keburu pergi loh, kan kamu bisa dapat nilai jelek kalo gak serahin ke Bu guru sekarang!" ucap Sahira.

"Terus kamu gimana dong?" tanya Keira.

"Aku juga mau kumpulin kok, biarin deh satu soal ini gak aku jawab! Soalnya aku gak ngerti juga mau jawab apa, kalo kelamaan nanti malah Bu guru keburu pergi dari sini!" jawab Sahira.

"Eee yaudah nih, kamu contek lagi aja punya aku gapapa kok!" ucap Keira menyodorkan jawabannya.

"Hah? Jangan Keira, aku kan tadi udah banyak lihat punya kamu! Nanti kalau Bu guru tau, kita bisa diomelin tau!" ucap Sahira.

"Ih gapapa Sahira, udah contek aja punya aku!" ucap Keira memaksa.

Tanpa sadar rupanya mereka sudah diperhatikan oleh Bu guru mereka yang masih duduk di tempatnya, ya ibu guru itu tampak penasaran mengapa Sahira dan Keira hanya berdiam di tempat mereka sambil saling berbincang satu sama lain.

Lalu, ibu guru pun beranjak dari kursinya dan mendekat ke arah Sahira serta Keira.

"Sahira, Keira!" ucap Bu guru sambil berjalan.

Dua anak gadis itu langsung menoleh ke asal suara karena terkejut, mereka tambah kaget saat melihat Bu guru sudah ada di dekat mereka.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Bu guru tegas.

"Eee ini Bu aku lagi nungguin Sahira, dia belum selesai jawab soal nya." ucap Keira gugup.

"Ohh, waktunya udah abis Sahira! Ayo sini serahin lembar jawaban kamu ke ibu, kamu juga Keira! Kalian itu gak boleh curang, anak-anak yang lain semua udah pada kumpulin ini! Tinggal kalian berdua yang belum, ayo cepat sini serahin!" ucap Bu guru.

"I-i-iya Bu," ucap Sahira dan Keira gugup.

Sahira pun terpaksa menyerahkan lembar jawaban miliknya itu kepada bu guru karena tak ada pilihan lain, walau ia masih belum mengisi satu nomor soal yang nilainya cukup berarti.

"Yah semoga aja jawaban aku yang lain bener, jadi aku gak perlu remedial!" batin Sahira.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

...|||...

...HELLO GUYS!...

...JUMPA LAGI DENGAN PETRIK YANG TAMPAN DAN MANIS DAN KECE DAN LAIN-LAINNYA INI!...

...PETRIK AKHIRNYA TERBITIN NOVEL BARU LAGI DI NOVELTOON GUYS, KARENA KEMARIN SEMPAT COBA DI PLATFORM LAIN EH MALAH HASILNYA MENGECEWAKAN GUYS😢...

...NAH MAKANYA SEKARANG PETRIK FOKUS AJA DEH KE NT INI, SUPAYA DAPAT UANG MUMPUNG LEVEL JUGA UDAH NAIK WALAU SEDIKIT😁...

Jangan mikirin ibu

Waktu pulang sekolah telah tiba, seperti biasa Sahira dan Keira menunggu jemputan mereka di depan halte sekolah.

"Sahira, kamu besok mau tampilin apa di acara hari ibu?" tanya Keira pada sohibnya itu.

Sahira terdiam tak tahu harus menjawab apa.

"Eee kalo aku sih pengen baca puisi buat ibu aku, jadi abis kita nari bareng-bareng terus aku bakal bacain puisi buatan aku sendiri di depan orang-orang termasuk ibu aku! Nanti kamu tepuk tangan ya pas aku udah selesai bacanya, supaya aku gak grogi!" ucap Keira.

"Iya Kei, kamu gausah takut ya! Aku kan selalu dukung kamu kapanpun dan dimanapun, pasti aku bakalan jadi orang pertama yang tepuk tangan buat kamu besok!" ucap Sahira.

"Makasih ya Sahira! Besok kamu ajak juga dong ibu kamu ke sekolah, aku belum pernah tahu lihat ibu kamu selama ini! Aku kan pengen ketemu terus cium tangan ibu kamu!" ucap Keira.

Lagi-lagi Sahira terdiam menunduk, tiba-tiba perasaannya kini berubah menjadi sedih.

"Bukan cuma kamu yang pengen itu, aku sendiri juga kepengen banget Kei! Aku mau cium tangan ibu aku seperti orang lain, bahkan aku juga pengen peluk ibu aku!" batin Sahira bersedih.

Tin tin...

Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah berhenti di hadapan mereka. Ya itu adalah jemputan Keira yang biasa selalu datang ketika gadis itu pulang sekolah.

Seorang pria berkumis yang tak lain adalah supir Keira pun turun dari sana, lalu menghampiri Keira.

"Non Keira, ayo non kita pulang ke rumah! Tadi nyonya pesen sama pak Jarwo, katanya non Keira harus langsung pulang dan gak boleh mampir kemana-mana dulu!" ucap supir Keira.

"Yah, oke deh pak! Tapi, aku mau tungguin sampe abangnya Sahira datang jemput!" ucap Keira.

"Oh gitu, yaudah deh non gapapa. Biar bapak temenin sampe teman non itu ada yang jemput, tapi non duduk dong jangan berdiri!" ucap supir itu.

Sahira merasa tidak enak karena Keira harus menunggu sampai abangnya datang.

"Kei, kamu pulang aja duluan sama supir kamu! Aku gapapa kok sendirian disini, lagian kasihan kalau kamu harus nunggu lama! Belum tentu abang aku bakalan cepat datang, kamu pulang gih sama supir kamu itu!" ucap Sahira.

"Gak mau Sahira! Aku pengen temenin kamu disini, jadi kamu harus bolehin aku dan jangan usir aku begitu!" ucap Keira kekeuh.

"Eee iya deh Kei, kamu boleh kok temenin aku disini! Tapi, kalau kamu capek dan kamu pengen langsung pulang juga gapapa kok! Aku tahu kalau kamu itu gampang capek, Keira!" ucap Sahira.

"Iya juga sih, tapi sekarang aku masih belum capek kok!" ucap Keira tersenyum renyah.

Tak lama kemudian, sebuah motor klasik berhenti tepat di depan mereka dan seorang pria membuka helmnya lalu turun dari motornya itu menghampiri kedua gadis kecil yang sedang duduk berdampingan di halte sekolah tersebut.

"Bang Jordan? Akhirnya abang dateng juga, aku pikir abang masih nganterin barang ke orang-orang!" ucap Sahira langsung berdiri mendekati abangnya.

"Iya Sahira, tadi soalnya pesanan lagi sedikit. Jadinya abang bisa langsung kesini buat jemput lu, syukur deh kalau gue gak terlalu lama datang kesini nya!" ucap pria bernama Jordan itu.

"Yaudah bang, kita pulang yuk! Keira juga udah mau pulang tuh, tadi dia nemenin aku sampe abang dateng!" ucap Sahira.

"Oh gitu, makasih ya Keira!" ucap Jordan tersenyum.

"Sama-sama abangnya Sahira!" ucap Keira.

Setelahnya, mereka pun pulang ke rumah bersama jemputan mereka masing-masing. Ya tentunya Keira diantar sang supir, sedangkan Sahira pergi dengan abangnya yang merupakan seorang kurir itu.

Saat sampai di rumah, Sahira pun hendak bercerita pada abangnya tentang apa yang tadi disampaikan oleh Bu guru di sekolahnya itu.

"Bang, tadi ibu guru bilang katanya besok tuh ada acara spesial hari ibu. Murid-murid kelas 1A bakal ngadain tarian tradisional bareng-bareng di sekolah, terus Bu guru juga minta semua ibu harus datang ke sekolah!" ucap Sahira.

Deg!

Jordan yang baru selesai menaruh motornya di teras pun langsung merasa bingung dan terkejut.

"Acaranya besok?" tanya Jordan.

"Iya bang, kan pas tuh besok emang waktunya hari ibu. Jadi gimana bang, ibu bisa datang apa enggak? Kalau ibu gak bisa datang lagi, berarti aku emang gak punya ibu ya bang?" ucap Sahira cemberut.

"Hah? Eee ka-kamu punya kok sayang, kamu punya ibu lah pasti! Setiap orang di dunia ini punya ibu, kalo gak gimana caranya kita lahir?" ucap Jordan.

"Tapi bang, kenapa ibu aku selalu pergi dan gak pernah munculin dirinya di hadapan aku? Kan aku pengen banget peluk sama cium ibu aku, emangnya ibu lagi kerja apa sih bang?" tanya Sahira.

"Eee ibu itu sibuk banget sayang, kan ibu begitu juga buat kita berdua!" ucap Jordan.

Jordan berusaha untuk membuat Sahira tenang dan tidak lagi memikirkan tentang ibunya, Jordan hanya tak ingin jika Sahira bersedih kalau tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ibu mereka. Jordan pun menghampiri Sahira, lalu mengusap puncak kepala gadis kecil itu sambil menahan air mata yang hendak keluar karena kesedihan yang dialaminya.

Menyadari abangnya itu menangis, Sahira pun tampak kebingungan dan menatap wajah Jordan dengan penuh penasaran.

"Bang, abang kenapa? Kok abang malah nangis sih? Abang kangen juga ya sama ibu?" tanya Sahira.

"I-i-iya Sahira, gue juga kangen sama ibu! Tapi, untuk sekarang ini kita emang gak bisa lagi buat dekat sama ibu! Kamu sebaiknya jangan banyak berharap ya Sahira, biar besok gue aja yang datang ke sekolah lu buat nemenin lu disana!" ucap Jordan.

"Iya bang, tapi emangnya ibu tuh sibuk apa sih? Kenapa setiap kali aku pengen ketemu sama ibu, abang selalu bilang kalau ibu itu sibuk? Ibu itu lagi dimana sih bang?" tanya Sahira penasaran.

"Udah ya Sahira, jangan bahas lagi soal ibu kamu! Intinya tuh ibu kamu lagi sibuk dan banyak urusan, sebaiknya kamu jangan mikirin ibu terus nanti ibu kamu malah kepikiran disana nya! Yuk sekarang lu masuk ke dalam, gue udah beliin ayam goreng buat lauk makan siang lu! Tapi, lu harus mandi dulu sama ganti baju sebelum makan!" ucap Jordan.

"Yeay asik makan ayam goreng! Makasih ya bang, aku udah lama banget gak makan ayam goreng!" ucap Sahira berteriak kegirangan.

"Iya Sahira, sama-sama! Yaudah yuk kita masuk, Sahira kan anak pinter pasti mau nurut dong sama abang?!" ucap Jordan mengajak adiknya masuk ke dalam rumah.

"Iya bang, aku nurut kok!" ucap Sahira tersenyum.

"Bagus!"

Jordan mencolek hidung adiknya sambil tertawa kecil, lalu jalan bersamaan memasuki rumah yang tidak terlalu besar maupun kecil itu.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Sakit parah

Visual

Guys, sebelum masuk ke cerita kita lihat dulu yuk visual dari Sahira kecil sama Keira kecil!🤗 Biar supaya kalian bisa lihat dan nilai kira-kira cocok apa enggak nih visualnya?😍

...Sahira Aurellia...

Oke guys, ini dia visual dari Sahira kecil yang imut dan gemesin. Dia juga cantik loh, tapi sayang aja otaknya agak lemot kalau soal pelajaran. Eh bukan salah Sahira nya sih, tapi salah kurikulum yang sekarang udah ganti jadi kurikulum Lesti. Apalagi Sahira lahir bukan dari keluarga kaya, jadinya dia gak bisa beli buku-buku baru yang isinya tanggapan Lesti semua. Makanya Sahira ini jadi anak yang kurang pintar atau bisa disebut bodoh, sama kayak yang lagi baca ini sekarang. (Hehe canda, peace😁).

Sejak kecil Sahira hanya tinggal bersama abangnya yang bekerja sebagai pengantar paket alias mas kurir, ya Sahira juga tak tahu apa yang terjadi pada ibunya dan kenapa abangnya selalu menyembunyikan setiap kali dia bertanya tentang ibunya. Sahira juga sudah tidak memiliki ayah, karena katanya ayah Sahira meninggal saat sedang mengembara bersama Upin Ipin di pulau pulu.

Gimana kira-kira menurut kalian? Cocok apa enggak buat jadi Sahira?🥰

...•...

...Keira Violetta...

Nah kalo ini visual Keira kecil guys, dia itu gadis imut yang cantik dan lahir di keluarga kaya raya. Hanya saja Keira harus menerima nasib kalau ia menderita sakit yang cukup parah sejak kecil, itu sebabnya Keira selalu dimanja oleh kedua orangtuanya karena tak ingin melihat Keira terus merasakan sakit.

Walaupun Keira sakit parah, tapi dia anaknya pintar loh guys dan dia bisa cepat tanggap mengerti apa yang menjadi pelajaran di sekolahnya. Keira juga tidak pelit pada teman kelasnya apalagi Sahira, bahkan ia sampai rela berbagi jawaban pada Sahira ataupun teman-teman yang lainnya.

Oke gimana nih nilainya, cocok gak buat jadi Keira kecil si anak kaya raya yang cantik dan pintar?

...•...

Nah ini mereka foto berdua guys, dua sahabat beda kasta yang sudah bersahabat sejak mereka masih ada di kandungan. Hayo siapa yang masih dekat sama sahabat waktu kecilnya? Kalau masih kalian hebat guys, dijaga ya sahabatnya supaya gak meninggal!🥰😁

Okelah, yuk kita langsung masuk aja ke ceritanya! Pasti udah pada gak sabar kan? *Ah itu cuma halu kamu aja Thor, mana ada yang nungguin ceritamu yang receh ini?

—————>>>>>>>>>

...•••...

Keira sampai di rumahnya dan langsung turun dari mobil tanpa menunggu supirnya terlebih dulu, ia sudah tidak sabar ingin segera menemui mamanya dan mengatakan kalau besok ada acara spesial hari ibu di sekolahnya.

"Eh non, non jangan lari-lari non nanti jatuh!" teriak sang supir tampak panik.

"Gapapa om supir!" ucap Keira sambil berlari.

Sang supir alias pak Jarwo itu pun geleng-geleng kepala dengan kelakuan Keira, ia lalu kembali ke mobil untuk memasukkan mobil itu ke dalam garasi seperti biasa.

Sementara Keira saat ini sudah masuk ke dalam rumahnya masih sambil berlarian dengan senyum terpampang di wajah.

Bruuukkk...

Sangking senangnya, Keira sampai tak melihat jalan dan alhasil ia menabrak seorang wanita yang merupakan asisten rumah tangga di rumahnya itu sampai dia terjatuh dan baju-baju kotor yang dibawa olehnya juga ikut jatuh berserakan.

"Aduh non, jangan lari-lari atuh! Kan bibik jadi jatuh nih, sakit tau non!" ujarnya sembari memegangi bagian pinggang yang encok.

"Eee ma-maaf bik! Aku gak sengaja, abisnya aku gak sabar pengen ketemu sama mama! Bibik gak kenapa-napa kan? Sini deh biar aku bantuin bibik beresin bajunya!" ucap Keira merasa bersalah.

"Eh gausah non, biar bibik aja sendiri. Udah katanya si non mau ketemu sama mama!" ucap bibiknya.

"Umm, iya sih. Yaudah, sekali lagi maafin aku ya bik! Bibik jangan marah apalagi ngadu ke mama, nanti aku bisa dimarahin bik!" ucap Keira memelas.

"Ahaha, iya non gak akan kok!" ucap bibik itu.

Keira tersenyum lalu kembali berlari menuju kamar mamanya di lantai atas.

"Eh non, jangan lari lagi non!" teriak si bibik.

"Iyaa...!!" balas Keira sembari berlari menaiki tangga.

Setelah sampai di depan kamar mamanya, Keira pun mengetuk pintu secara perlahan sembari memanggil sang mama meminta mamanya itu untuk segera keluar menemuinya.

TOK TOK TOK...

"Mah, mama buka pintunya dong mah aku mau bicara!" ucap Keira penuh semangat.

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka.

Ceklek...

Muncul seorang wanita dewasa dari balik pintu tersebut yang tak lain adalah Zahra alias ibu dari gadis kecil itu.

"Aduh Keira, kamu kenapa sih sayang? Mama kan lagi istirahat loh di dalam, ganggu aja deh kamu!" ucap Zahra sembari menguap dan mengucek matanya di depan Keira.

"Eee maaf mama! Aku gak tahu kalo mama lagi tidur, aku tuh cuma mau kasih tau sesuatu ke mama!" ucap Keira tersenyum renyah.

"Kasih tau apa sayang?" tanya Zahra penasaran.

"Itu loh, tadi Bu guru Lea bilang katanya sekolah besok mau adain acara hari ibu. Terus mama juga diminta buat dateng besok, mama bisa kan temenin Keira disana?" ucap Keira.

"Oh gitu, iya juga ya besok kan udah tanggal 22. Yaudah sayang, mama bakal dateng kok besok ke sekolah kamu! Tapi, sekarang Keira istirahat dulu gih di kamar terus mandi sama sekalian ganti baju ya sayang!" ucap Zahra.

"Iya mah, aku mau ke kamar dulu ya?" ucap Keira tersenyum manis.

Zahra pun mengusap puncak kepala putrinya sambil tersenyum dan sesekali juga mengelus wajah mulus Keira yang terlihat menggemaskan.

Tiba-tiba saja, Zahra menyadari bahwa dari hidung Keira keluar darah yang cukup kental.

"Sayang, kamu mimisan lagi nak?! Ya ampun, ini pasti karena kamu kecapekan deh ya? Mama kan udah bilang sama kamu, jangan terlalu capek sayang kalau di sekolah! Yuk yuk, mama bawa kamu ke kamar dan bersihin darah kamu!" ujar Zahra panik.

Keira hanya mengangguk pelan sembari memegangi hidungnya yang keluar darah, ia tak mengerti mengapa bisa ia selalu seperti itu ketika merasa lelah atau pusing.

Saat di kamar, Zahra langsung saja mengambil tisu dan membawa Keira putrinya itu ke wastafel untuk membersihkan darah yang keluar dari hidungnya. Zahra sangat cemas memikirkan kondisi Keira yang semakin buruk dan seringkali mimisan.

"Sayang, mama minta kamu jangan kecapekan lagi ya! Mama gak mau kejadian ini terulang lagi, kan mama udah sering kasih tau kamu sayang!" ucap Zahra dengan wajah cemasnya.

"Iya mama, maafin aku ya!" ucap Keira.

"Gapapa. Tapi, Keira harus nurut sama mama dan jangan nakal ya sayang! Kalau mama bilang jangan, ya itu artinya jangan!" ucap Zahra.

"Iya mah, aku ngerti kok! Tadi aku lagi bahagia aja, karena sekolah ngadain acara hari ibu!" ucap Keira.

Zahra tersenyum kemudian memeluk putrinya itu sangat erat sembari mengusap punggungnya, Zahra tanpa sadar meneteskan air mata ketika mengingat perkataan dokter beberapa waktu lalu.

Flashback

"Dok, sebenarnya anak saya ini sakit apa?"

Zahra dan suaminya, Lingga. Sedang berada di rumah sakit mengantar putri mereka yakni Keira yang tiba-tiba pingsan saat mereka jalan-jalan.

"Mohon maaf Bu! Tapi, sepertinya ibu dan bapak tidak bisa lagi mengajak putri ibu ini bepergian jauh yang membuatnya kelelahan. Karena putri ibu ini mengidap penyakit berbahaya!" jawab dokter itu.

"Apa dok? Memang apa yang terjadi sama Keira anak saya, dok?" tanya Zahra cemas.

Dokter itu terdiam sejenak sambil menunduk.

"Iya Bu, anak ibu menderita leukimia. Ini sangat berbahaya untuk anak seusianya!" jawab dokter.

Sontak Zahra serta Lingga langsung syok dan menutupi mulut mereka.

Flashback end

Keira masih belum menyadari kalau saat ini mamanya sedang menangis.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!