NovelToon NovelToon

Aku Dan Singa Nemea

Bab 1 Chapter 1: Awal Mula

Insur merebahkan dirinya kembali di kamarnya. Lalu dengan malasnya dia bangun pukul 12 siang karena kemarin begadang untuk beemain mesin ding dong sampai subuh.

"Arrrggghhh kampret, dasar tutup panci!" Keluhnya sambil memegangi kepalanya sendiri layaknya kesurupan jika teringat kekalahannya kemarin malam.

Tapi dibalik keluhannya itu sebenarnya Insur sudah tidak memiliki emosi lagi dalam jiwanya. Sudah tidak ada perasaan yang tersisa di kedua matanya yang sayu, tatapan kosong tanpa harapan, serta alis yang saling berjauhan karena terlalu santainya kehidupan yang dijalaninya selama ini.

Insur mengangkat tubuhnya dan mendidihkan satu rantang air. Yaaah hanya kopi dan rokok yang bisa membuatnya sedikit merasakan gairah hidup.

"Orang bangsat macam apa aku ini. Yahhh kopi ini layaknya tentara yang sedang menenangkan warga sipil. hemmmm...." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Lalu dinyalakannya sebuah rokok yang tinggal 2 batang di bungkus itu.

Belum selesai dia menghirup satu hisapan tiba - tiba pintu rumah kos nya digedor keras. Insur kaget setengah mati, jangan - jangan si nenek Faynem mau menagih uang kos. Dasar kutu kupret! Saat ini Insur tidak punya uang sepeserpun. Bahaya di depan mata Insur layaknya perang dunia ketiga yang setiap saat dapat terjadi. Gedoran di pintu makin keras, dan semakin keras pula degup jantung Insur. Masih teringat di kepalanya tunggakan 6 bulan yang belum dia bayar. Kampreeeettttt!!

Insur berpikir keras kemana dia harus sembunyi. di ruangan yang sempit itu hampir tidak ada ruang untuk sembunyi! Itu seperti engkau menaruh ikan dalam akuarium dengan air jernih lalu menyuruh ikan bersembunyi dari setiap tatapan orang yang melihatnya!! Tidak mungkin kampret tidak mungkin!!

Pintu didobrak, Bruaaaakkk!

Karena kaget dan panik Insur pun bersembunyi di balik sarung yang biasa dia kenakan sebagai selimut dengan posisi menungging. Sebisa mungkin rasanya ingin membenamkan mukanya ke dasar bumi. Terdengar suara langkah kaki mulai memasuki kamar kos Insur.

"Kamu ngapain sur?" Tanya orang yang baru masuk tersebut.

Suara itu..... Iya suara itu adalah suara.....

"Kampret kenapa gak bilang aja klo itu elu pantam!!!" Teriak Insur sembari meninju pipi si Pantam hingga dia tersungkur.

"Lu gila sur? temen sendiri luu pukul?"

"Lu yang gila, kenapa harus gedor - gedor segala, sapa dulu yang baik trus ketuk pintu yang sopan!"

"Tangan gua besar Sur, jadi gua niatnya mengetuk cuma tangan gua gini jadinya menggedor!"

Kedua sahabat ini pun saling berkilah. Insur yang sampai sekarang belum punya pekerjaan dan pantam yang bekerja tetapi tidak terlalu cukup. Keduanya saling berdebat panas. Mereka berapi - api.

"Mau coba tangan gua lu?" Tantang Pantam.

"Hohoohooo, jadi lu juga punya nyali ya badak jawa, kirain perut gedhe lu itu cuma buat pajangan! Zehahahahha." Cibir Insur.

"Sini luuu kalo berani!"

"Ayo siapa takut!!"

"Ayoo sini luuu!!"

"Eloo yang sini!!!"

"Ayooo, okee, gua gak takut, sini luuu!!!"

"Gua gak takut, rasain ntar bogem gua, sini luuu!!!"

Keduanya pun hanya saling berteriak tanpa mendekat.

Perang kata - kata memang lebih ganas dari pada pertempuran fisik. Tak sekalipun mereka adu fisik, hingga 30 menit kemudian......

"Sur, gua haus..." Ucap Pantam.

"Sama kampret, tuh ada kopi." Kata Insur menawari.

"Rokok ada Sur?"

"Pas dua batang, satu setengah buat gua setengah buat lu."

"Kok luu gitu Sur?"

"Apa?!!! Kan terserah gua, punya - punya gua!!"

"Ehhh lu nyolot yee Sur!!!"

Akhirnya keduanya bergulat. Mereka tidak adu pukul, mereka hanya saling mengunci satu sama lain. Tak sengaja kaos yang dikenakan pantam robek dibagian dada. Duel memanas!! Pantam pun mengunci Insur di kaki, Insur kesulitan lepas hingga sarungnya melorot....

Dan duel kedua sahabat itu tetap memanas hingga pintu kos terdobrak kedua kalinya di hari itu.

Faynem si ibu kos berusia 60 tahun yang kejam masuk. Dia terdiam, mulut ternganga terbuka karena kaget. Insur dan Pantam pun juga kaget dan memandang Faynem yang kaget. Suara sunyi. Di mata Faynem melihat Insur dan Pantam yang berpelukan (karena bergulat) dengan kondisi kaos Pantam robek di dada, sarung Insur melorot, dan keduanya ngos ngosan berkeringat.

"Dasar binatang!!!!" Teriak Faynem yang salah paham.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan kampreeeettt!!" Ucap Insur menimpali.

"Ohhhh jadi dengan semua bukti ini kamu masih berkilah ya, dasar homo!" Teriak Faynem.

"Apaaa?! Dasar nenek peyot, kami tadi bergulat, bukan gituan dasar kacang kuaci!!!!"

"Ohhhh orang pengangguran kadang memang butuh sensasi"

"Sensasi pala lu nenek kampret!!!"

"Sudah akui saja" kata pantam tiba - tiba ikut menyela pembicaraan.

"Akui apanya?!!! seakan - akan cuma gua yang hina disini?!!" Jawab Insur membela diri.

"Iya, pengangguran adalah orang hina. Dan pengangguran yang tidak membayar uang sewa selama 6 bulan adalah binatang hina!!!" kata Faynem. Hening.....

Satu jam kemudian, mereka sudah duduk bertiga. 3 cangkir kopi diedarkan. Insur menyalakan satu batang rokok, dan memberikan sisa batang satu rokok sisanya pada pantam. Mereka berdua menghembuskam asap rokok bersamaan.

"Terkadang hidup tanpa pekerjaan memang sulit, tetapi sekali kamu sudah menemukan pekerjaan yang cocok maka aku harap itu akan menyatu dengan tubuh, pikiran, dan jiwamu." kata Faynem mencoba memberi nasihat pada Insur.

"Sulit, sulit sekali nek. Memang mudah dikatakan tapi sulit untuk dilakukan." Jawab Insur sekenanya.

"Sabar saja, aku yakin kamu bisa." Ucap nenek Faynem.

Insur menghela napas. Dia menatap langit langit atap kosnya. Segalanya yang terjadi telah membunuh emosinya bahkan sekedar marah pada nasib pun sudah tidak bisa. Dulu dia bekerja dengan penghasilan yang cukup. Hidup pun dia jalani dengan sederhana dan simpel. Hingga kejadian itu terjadi dan merubah kehidupannnya. Di puncaknya dia menanggalkan semuanya. Hubungannya, pekerjaannya, karirnya, dan emosi serta perasaan pun juga ikut lenyap. Hatinya kosong.

Setelah sepuluh menit terdiam Insur bangkit dan berkata dengan gaya malasnya dan berkata, "Iyaaa baiklah mulai besok aku akan mulai mencari pekerjaan."

"Bagus!" Tukas Faynem dengan singkat dan meminum kopinya dengan cepat serta segera pamit.

"Nenek tua itu begitu perhatian sama lu Sur. Harusnya luu bersyukur" Kata Pantam sebelum dia pergi karena mau bekerja lagi hari ini hingga malam nanti lembur.

Tinggal Insur sendiri di kamarnya saat ini. Kamar yang begitu lusuh, persis kedua mata Insur dalam memandang dunia. Semua hal tentang dirinya adalah kehinaan. Dia tidak pernah berani bertarung dalam kehidupannya. Tidak pernah. Tapi kali ini entah kenapa dia ingin bertarung untuk mendapat pekerjaan, pekerjaan yang sesuai dengan jiwanya.

"Baiklah! Sekarang aku akan bertarung!! Aku siap menang, Aku siap kalah!! Selamat datang dunia!! Aku akan segera mencari pekerjaan dan menundukkan singa Nemea dari dalam diriku!!!" Teriak Insur dengan suara genderang perang dalam jiwanya.

Dia membara!!! tapi baranya tidak sampai pada tindakannya. Dia tidak mandi sore itu, tidak mencuci baju, dan hanya menghabiskan harinya itu dengan tidur. Apa - apaan tokoh utama ini!!!!!!! Bangun, kerja woooi kerja!!!!!

Bab 1 Chapter 2: Paket!!!!!

Insur menggeliat pagi itu. Arrrghhhh nikmatnya hidup santai pengangguran. Heemmmm aroma kopi, suasana tenang pagi hari, dan gurihnya tembakau yang terbakar begitu sedap di dadanya. Sungguh suasana pagi hari yang nyaman, suasana pagi hari yang menenangkan hati, suasana pagi hari yang........

Brruaaaakkkkkk!!!

Suara pintu kos yang dibuka secara kasar membuat suasana pagi hari Insur hancur sudah.

"Siapa itu kampret?! Ketuk pintu yang santai woooooiii!" Teriak Insur mulai naik pitam.

"Maaf Sur gua buru - buru ada kabar penting buat luuu!!!" Jawab pantam yang ngos - ngosan karena berlari.

Tampaknya Pantam sungguh terburu - buru menyampaikan berita yang tampaknya amat sangat penting untuk disampaikan itu.

"Ada kabar penting apa Tam?" Tanya Insur.

"Iya ada kabar penting buat lu Sur." Jawab Pantam.

"Iya kabar apaan?"

"Jadi gua lari sampek ngos - ngos an tadi soalnya ada kabar penting!"

"Makanya kabar apaan itu?"

"Tau gak gua sampek haus looo...."

"Gak peduli kampret, kabarnya apaan?!!!"

Mereka berdua berdua berpandangan. Saling terdiam.

"Lu ngajak ribut Tam?" Tanya Insur.

"Sabar, kamu dengerin dulu kabar ini."

"Iya trus kabarnya apa?"

"Kabar ini amat sangat penting."

Insur terdiam, tidak bertanya lagi. Dia menyeruput kopinya dengan tatapan menahan emosi yang siap meledak.

"Jadi ini kabar penting buat luuu Sur." Lanjut Pantam.

Insur tetap terdiam, dinyalakannya sebatang rokok.

"Nahhh jadi karena kabar ini penting makanya gua tadi berlarian buat nyampein ke elu Sur."

Insur masih terdiam. Dia menyedot pelan hembusan demi hembusan rokoknya. Setelah 30 menit kemudian.....

"Jadi gini Sur, kan ini kabar penting..........Aaaaargggghhh...."

Gubraaaaakkkkkk.......!!!

Pantam tertendang tepat di muka dan menabrak pintu kos hingga terjerembab di halaman depan.

"Elu terlalu bertele - tele kampret!!!!! Ngajak ribut lu??!! sini!!!" Insur berteriak penuh amarah.

Bambang yang merupakan tetangga dekat kos Insur sampai kaget.

"Sabar Sur, ada masalah apa Sur? Pantam lu bangun sini, kita selesaikan masalahnya baik - baik." kata Bambang mencoba melerai Insur dan Pantam.

Pantam yang mukanya bonyok mulai berdiri dengan susahnya karena badannya memang besar sehingga pantam pernah mendapat julukan: sekali duduk susah berdiri!

"Jadi gini Bambang, gua kan cuma kasih berita, eh tiba - tiba Insur marah - marah gak jelas!" Ucap Pantam membela diri.

"Eh siapa yang gak jelas, lu atau gua??!! Jadi gini Bambang, si Pantam mau kasih kabar tapi ribet gak jelas gitu. Muter - muter!!" Ucap Insur menjelaskan.

"Yang bener luuu!!! Elu yang ribet, gitu Bambang!"

"Dia yang ribet, kenapa nyalahin orang, Bambang!"

"Ngaca dong, Bambang!!"

"Gua? gua? gua?!!! Eluuu, Bambang!!"

"Dasar Bambang!"

"Pala lu Bambang!"

Dan.......

Duuuuaaaghhh!!!

Keduanya pun ditonjok mukanya oleh Bambang.

"Lu kalo berdua kalo mau berantem ya berantem aja, ngapain nama gua lu bawa - bawa!!!" Teriak Bambang marah - marah.

Bambang pun mengamuk, diambilnya sapu lidi lalu diayunkannya layaknya akrobat kera sakti memainkan tongkat saktinya. Insur dan pantam mulai ketakutan dan saling berpelukan.

"Sabar bambang, sabar...." Ucap Insur sembari gemetaran karena takut.

"Tidak ada maaf bagi kalian berdua anak muda, rasakan pukulan ini.... ciaaaat... ciattt......" Teriak Bambang sembari memukulkan sapu lidi berkali - kali ke arah Insur dan Pantam.

Keduanya terkapar di tanah dengan tidak berdaya setelah menerima jurus 106 pukulan sapu lidi milik bambang. Melihat Insur dan Pantam yang terkapar, Bambang pun iba.

"Kasihan sekali kalian berdua, maaf, sebagai permintaan maaf sini gua genapin pukulan jadi 200!!!" Ucap Bambanh dengan penuh semangat berapi - api.

"Luuuu gila!!! itu bukan kasihan tapi kesadisan Bambang!!!" teriak Insur dan Pantam bersama - sama sembari lari terbirit - birit.

Bambang tidak mengejar mereka berdua. Dia hanya melihat dari kejauhan keduanya berlari menuju sungai dekat daerah tersebut. Sungai itu adalah sungai Tasbran. Satu - satunya sungai di desa KangAgung. Ukuruan sungai Tasbran itu lebar sekali walaupun tidak terlalu dalam.

Setelah dilihatnya Insur dan Pantam yang mulai menghilang dari pandangan, lalu Bambang mulai melanjutkan menyapu rumahnya kembali.

Di tepi sungai Insur dan Pantam duduk berselonjor kaki karena kelelahan berlari. Mereka berdua sama - sama kehabisan napas. Maklumlah kalau usia semakin tua pasti stamina juga semakin menurun. Begitu juga stamina pada duo sahabat kocak ini.

"Jadi ada kabar yang perlu gua sampein nih Sur... hoshhh... hoshhh...." Kata Pantam dengan napas tersengal - sengal.

"Kabar apaan Tam? hoshhh... hossshhh" Tanya Insur yang napasnya juga ikut tersengal - sengal.

"Ada loker jadi tukang antar paket... hosshhh... hoshhh..." Lanjut Pantam.

"Trusss? hoshhh... hossshhh..." Tanya Insur yang mulai fokus pada perkataan Pantam.

"Kerjanya cuma sehari, satu kali antar itu aja, tapi gajinya lumayan gedhe. hoshhh... hoshhh..."

"Emang berapa gajinya? hosh.... hoshhhh..."

"40 juta. hoshhh... hosshhh..."

Mendengar gaji yang begitu banyaknya itu seketika Insur terdiam. Insur lalu bangkit berdiri dengan penuh semangat.

"Ini dia kerja yang gua tunggu - tunggu Tam. haaah, akhirnya hari dimana gua akan bekerja dimulai. Kerja yang benar - benar sesuai dengan jiwa malas gua. Sekali kerja bayaran gedhe, terus malas - malasan lagi. Zehaahahahahha...." Insur tertawa jahat dengan kerasnya.

"Kyahahahhaha...." Pantam pun ikut tertawa jahat.

"Zehahahah...."

"Kyahahahahaa...."

"Zehahahaa...."

"Kyahahahha...."

Keduanya tertawa jahat bersama layaknya tokoh jahat dalam sebuah film sembari diterangi cahaya sore di tepi sungai itu. Sungguh duo sahabat sepemikiran dalam hal kepicikan, ruahahaha....

"Besok wawancaranya pukul 5 pagi Sur." Kata Pantam memberi penjelasan lebih lanjut.

Insur tiba - tiba melotot pada Pantam.

"Apaan dasar tutup panci?! Jadwal gua bangun pagi itu pukul 10 pagi! Ingat 10 pagi Tam!!! Lagian ngapain wawancara pukul 5 pagi?!!" Gerutu Insur.

"Gak tau gua. tertulisnya gitu Sur, wawancara pukul 5 pagi." jelas Pantam.

"Gawat.... gawat..... berati gua harus beli jam weker Tam agar gua bisa bangun jam segitu" Kata Insur sembari berjalan ke kiri dan ke kanan layaknya orang kebingungan.

"Iya beli aja tuh di toko mbak Hana, banyak disana." Ucap Pantam memberi masukan pada Insur.

"Ohhh iya ya Tam! Wah kok aku gak kepikiran ya. Ya udah aku berangkat ke toko mbak Hana dulu Tam.... makasih infonya!" Ucap Insur.

Insur pun bergegas berlari ke toko mbak Hana yang dikenal sebagai janda paling bahenol dan seksi di desa KangAgung itu. Mbak Hana merupakan salah satu dari beberapa perempuan desa KangAgung yang pernah dinobatkan sebagai perempuan pemersatu bangsa desa KangAgung. Ruahahaha....

Tapi kini Insur tidak terpikir untuk ke arah sana, karena saat ini segala pikiran Insur hanya tertuju satu hal untuk besok, yaitu "paketttt!!!!!!". Sore itu segalanya indah.... Kaki Insur yang telah lama diseret akhirnya akan dihentakkan kembali.... Sekalipun tertatih, secercah harapan yang mungkin bagi orang lain itu hanya hal kecil, tapi bagi Insur itu adalah Oase di tengah gurun Sahara.

Bab 1 Chapter 3: Antara Cinta (Nafsu) dan Harta

Insur akhirnya tiba di toko mbak Hana tepat saat toko tersebut akan tutup. Mbak Hana yang terkenal janda paling semok di desa menamai tokonya dengan nama toko Maju Mundur.

Pernah suatu ketika mbak Hana ditanya perihal nama tokonya dia menjawab "Yaaa soalnya kalo maju terus kan gak enak, tapi kalo maju mundur lebih asik."

Tentu saja jawaban mbak Hana itu membuat pikiran Insur menjadi liar tak terkendali. Biasalah bujang lapuk pengangguran memang kadang diberkahi imajinasi kotor yang berlebih.

Maaf, saya koreksi bukan imajinasi kotor, tapi imajinasi sampah!!!! Ruahahahaha.....

Kembali ke sore itu saat Insur akan membeli jam weker di toko mbak Hana. Dan ternyata mbak Hana saat itu tengah akan menutup tokonya. Tentu saja hal itu membuat Insur panik dan segera menambah kecepatan larinya.

Tepat saat mbak Hana ingin menutup tokonya saat itu juga Insur menerjang memegangi pintu toko agar tidak tertutup. Tanpa sengaja tangannya menyentuh tangan mbak Hana, tangan mereka bersentuhan. Suasana terdiam. Insur memandang mbak Hana. Dan Mbak Hana juga memandang Insur. Keduanya bertatapan.

Ini tidak terkendali, rasa dalam diri mbak Hana tidak terbendung lagi, dia...... muak!

Plaaaakkkkk!!

Ditamparnya Insur hingga tersungkur.

"Ngapain kamu Sur pegang - pegang tangan aku trus memandang pakek mesum segala!" Kata mbak Hana dengan nada meninggi.

Insur pun gelapan menjelaskan pada mbak Hana, dia berkata, "Bu... bu... bukan begitu maksud saya mbak Hana, tadi tidak sengaja. Terburu - buru soalnya aku butuh jam weker dan aku melihat tadi mbak Hana mau menutup toko. Makanya......"

Belum selesai Insur menjelaskan mbak Hana sudah berpaling dan berjalan masuk kembali ke toko dengan sikap acuh tak acuh. Insur terdiam terkapar di jalan.

Mbak Hana berpaling dan berkata, "kamu ngapain masih disitu! Katanya mau beli jam weker! Cepetan aku mau keburu pulang!"

Tanpa ba bi bu lagi Insur segera bangkit dan menyusul mbak Hana memasuki toko.

Mereka berdua masuk melalui depan pintu toko kecil tersebut lalu menuju ruang belakang. Tepat di samping ruang belakang di dinding balik pintu terdapat sebuah ruangan 2 x 2 meter. Mbak Hana masuk ke dalam nya, Insur masih bengong.

"Waduh mau diajak ngapain nih sama mbak Hana?" batin Insur dengan disertai air liur.

"Ngapain kamu masih di situ, masuk! jadi butuh jam weker atau tidak?!" Bentak mbak Hana.

"I.. ii...iiiya mbak Hana." jawab Insur sembari mengelap air liurnya sebelum memasuki ruangan tersebut.

Lalu mbak Hana terlihat memencet nomor pada dinding di ruangan tersebut. Tiba - tiba ruangan bergetar dan menimbulkan suara semacam gempa kecil.

Greeekkkk.... greeekkk... grekkk...!!

Insur pun ketakutan, emang ini ruangan kayak seperti lift saja!!

Mbak Hana membuka pintu dan suasana di luar pintu bukan seperti saat dia masuk tadi tetapi sudah berganti. Suasana ruangan saat ini yang terlihat adalah kolam renang yang buuuuueeeesaaar sekali.

"Oh maaf salah pencet Sur, ini ruangan kolam renang pribadi gua." mbak Hana menjelaskan dengan santainya.

Insur pun melotot dan masih bingung mendengar penjelasan dari mbak Hana.

"Ini apaan? jadi ruangan 2 x 2 m ini lift?!! ini beneran lift??!!!" Tanya Insur dengan kaget.

"Iya." Jawab mbak Hana dengan santai.

"Dan kamu punya kolam renang di bawah tokomu?!!" Tanya Insur lagi.

"Iya, biasa aja kenapa sih Sur." Ucap mbak Hana.

Insur pun hanya bisa membatin, wooooi apaan yang biasa wooooi!!! Ini mah sultan!!!

Insur dan mbak Hana terdiam kembali di ruangan 2 x 2 m yang kembali bergetar setelah mbak Hana memencet beberapa nomor.

Grekk.... greeeekkkk... greeekkk....!!

Getaran berhenti. Mbak Hana membuka pintu lagi dan suasana diruangan kedua ini lebih gelap.

"Mbak Hana gua beli jam wekernya yang suaranya kringnya keras ya, soalnya aku jarang bisa bangun kalo pagi." Pinta Insur.

"Bentar aku pilihin dulu ya." kata mbak Hana sembari memilah beberapa barang di ruangan gelap tersebut. Ada Gatling gun, senapan tangan, howitzer, senapan laras panjang, senapan otomatis, bom asap, rudal balistik, eh bentar.... tunggu - tunggu... Gua butuhnya jam weker kenapa di sini yang ada senjata api semua kampret!!!!!

"Oh maaf ternyata ini gudang senjata. Kita salah ruangan lagi Sur." kata mbak Hana dengan santainya dan melenggang masuk kembali dalam ruangan 2 x 2 m tersebut.

Insur masih berkeringat dingin. Kampret!!!! Penjual toko macam apaan yang punya berbagai macam senjata api di gudangnya!!!!

Lalu kembali mbak Hana dan Insur berada di ruangan 2 x 2 m.

Greeeekkkk.... grekkkk.. grekkkk.....!!

Getaran berhenti dan mereka sampai di ruang bawah tanah lainnya.

"Tooolooonggg...!!" "Tolooong!!!"

Di ruangan itu banyak sekali manusia dirantai di leher, kaki, perut, tangan mereka. Mereka ditempatkan di sel sel tahanan layaknya budak. Darah mereka menetes. Insur ketakutan dan berkeringat dingin, ini ruangan apalagi kampret!!!!

"Ehhh mbak Hana, sebaiknya saya cari jam weker di toko lain aja ya, hehehe." Kata Insur yang berkeringat dingin dan tertawa hambar.

"Tidak bisa. Motto toko saya adalah memberikan kenyamanan pada pelanggan." Ucap mbak Hana.

Dasar kacang kuaci!!!! Nyaman apanya wooooi pala lu kena meteor???!!!

"Ahhhh.... Tampaknya kita salah ruangan lagi Sur, ini ruangan pribadiku. Aku sebut ini ruang cinta dan kasih sayang. Jadi malu." Kata mbak Hana dengan muka memerah karena malu.

Mata Insur semakin melotot. Ruang pribadi? Ruang cinta dan kasih sayang? Apanya yang cinta dan kasih sayang??!!! Kamu memperbudak mereka kampret!!!

Mereka pun kembali memasuki ruangan 2 x 2 m tersebut. Kali ini getarannya cukup lama.

Greeekkk.... greeeekkkk..... Gubrakkkk!!!

Akhirnya getaran berhenti. Mbak Hana membuka pintu dan ternyata mereka kembali di tempat awal semula. Mbak Hana pergi ke depan toko, mendekati salah satu kusen, dan mengeluarkan 2 jam weker.

"Yang ini harganya 100 ribu karena suara kringnya 'siap bos... siap bos...', trus yang ini 500 ribu suara kringnya 'gua bosnya... gua bosnya...' nah kamu pilih yang mana Sur?" Tanya mbak Hana.

Insur terdiam sejenak dan bertanya, "Klo jam wekernya disini trus ngapain tadi masuk bawah tanah segala sih mbak Hana?"

Mbak Hana terdiam untuk sesaat sembari menatap Insur penuh arti. Lalu sambil mendekatkan wajahnya pada Insur dia berkata lembut, "Yaa sekalian klo kamu ingin membeli penjualnya berarti kan harus tahu segala tentangnya."

Insur menghela napas berat. Dia lalu membeli jam weker murahan dengan harga 50 ribu. Itupun dia berhutang 40 ribu pada mbak Hana.

Di perjalanan pulang Insur bersiul puas mendapat jam weker, apalagi dia bisa ngutang dulu. Maklum lah pengangguran memang harus pintar - pintar hemat dan berkelit kalo masalahnya duit. Ruahahaha....

Sesampainya di kos Insur masih juga terngiang akan paras manis mbak Hana saat tersenyum. Tapi lamunannya tersadarkan ketika jam wekernya tak sengaja tersenggol dan berbunyi nyaring.....

"Dasar pengangguran... dasar pengangguran...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!