NovelToon NovelToon

Hasrat Wanita Bayaran

Ch~ 1 berangkat

Misi khusus menunggumu. Target berada di kota A, bersiaplah hari ini juga kamu akan berangkat menuju kota A

Perintah dadakan dari sang Bos membuat Ara kelabakan dalam persiapan yang begitu mendadak.

Seorang gadis dengan perawakan tinggi, rambut panjang, dan juga memiliki kulit yang putih. Gadis itu sedang berjalan menuruni anak tangga dan tangan kanannya membawa koper berwarna silver.

Aurora dan biasa di panggil Ara adalah namanya. Ara berjalan menghampiri sang Papa yang sudah berdiri menunggu putrinya yang akan pergi.

“Nak, tolong pertimbangkan keputusanmu lagi. Ini untuk kesekian kalinya Papa memohon agar kamu berhenti dari pekerjaan yang berbahaya ini. Papa kuatir akan keselamatan kamu nak, lebih baik berhenti dan menerima perjodohan dengan anak teman Papa.” Ucap seorang pria yang berusia setengah abad kepada putri semata wayangnya yang sudah bersiap untuk pergi menjalankan misi rahasia.

“Pa ..., aku sangat menikmati pekerjaan ini sejak dulu, papa tahu itu 'kan. Dan Papa lihat 'kan aku baik-baik saja selama lima tahun terakhir ini. Izinkan aku pergi ya Pa, sekali ini saja, setelah misiku selesai aku akan berhenti dan fokus merawat papa. Aku janji ... ." Rayunya sambil bergelayut di tangan kekar papanya.

Dengan menghela nafas kasar, Marlboro pun akhirnya mengizinkan dan merelakan Ara untuk pergi dalam waktu yang cukup lama. “Baiklah, ini adalah yang terakhir kalinya papa mengizinkan dan setelah misi ini selesai kamu harus berhenti bekerja lalu menikah. Papa ingin menimang cucu yang bisa menjadi teman Papa dihari tua," ujar Marlboro.

“Siap pa. Aku akan memberikan banyak cucu untuk papa tapi setelah aku kembali nanti,” jawabnya sambil tersenyum simpul, memperlihatkan lesung Pipinya.

Aurora gadis berusia dua puluh dua tahun, merupakan seorang agen rahasia wanita yang jenius, kecerdasan dan keterampilannya dalam memanipulasi membuat siapapun mudah terkecoh. Penyamarannya selalu sempurna dan di manapun dia berada mampu beradaptasi secara tepat hingga tidak ada yang mengetahui identitas dirinya sebenarnya.

Keberhasilannya dalam menangani kasus penting, membuat dirinya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat dibutuhkan.

Kali ini Ara mendapatkan tugas penting, yaitu memata-matai seorang pria yang di curigai merupakan kaki tangan dari sindikat perdagangan wanita yang ada di kota A dan sebuah club malam terbesar di kota A menjadi tempat transaksi memperdagangkan gadis-gadis belia pada pria-pria hidung belang.

Marlboro pun mengantar putrinya di bandara, dan mengucapkan perpisahan, namun perpisahan kali ini sangat berbeda, rasa haru pun nampak di wajah keduanya.

"Hati-hati ya nak, jaga diri baik-baik dan jangan lupa kasih kabar Papa disini." Pesan Marlboro saat melepas putrinya pergi.

Ara hanya bisa memeluk sang Papa sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Papanya yang telah membesarkan dan merawatnya seorang diri.

****

Setelah perjalanan panjang, akhirnya Ara pun sampai di kota A untuk pertama kalinya dan kedatangannya di jemput langsung Tuan Bold sebagai penanggung jawab atas misi yang akan di jalankan Ara. Disebelah Tuan Bold berdiri seorang lelaki yang berpenampilan unik dan biasa di panggil Mimia.

"Selamat datang, dan selamat bergabung Nona Ara," ucap Tuan Bold saat menyambut kedatangan Ara dan mereka pun berpelukan.

Setelah berbincang beberapa saat, mengenai misi yang dijalankan Ara dan penyamaran apa yang akan dia lakoni dirinya dan juga rekan kerjanya nanti secara lebih detail.

Setelah cukup jelas, Tuan Bold pun menyerahkan kunci mobil, kunci apartemen, dan juga seragam pelayan serta identitas baru selama penyamaran, dan beberapa fasilitas untuk Ara selama di kota A.

"Selamat bertugas Nona Ara, saya tunggu hasilnya secepatnya dan ini Mimia akan menjadi rekan kerja Nona, semoga kalian bisa saling bekerjasama sama dengan baik untuk menyelesaikan misi ini," ucap Bold lagi.

"Hai Nona Ara, perkenalkan aku Mimia, semoga kita bisa saling bekerjasama," sapa Mimia.

"Mimia?" tanya ara Ara tak yakin.

"Kalau asing memanggil Mimia, panggil saja aku Gaharu, itu nama asliku," jelas Mimia. Keduanya pun hanya saling tersenyum dan segera pergi dari bandara bersama Mimia.

****

Di sebuah apartemen, Ara harus tinggal satu atap dengan Mimia yang merupakan laki-laki gemulai, namun di balik penampilannya yang feminim, Mimia merupakan salah satu agen rahasia yang juga di akui kehebatannya di kota A, banyak kasus terpecahkan berkat bantuannya, namun kali ini dia membutuhkan Ara yang bisa mendekati target.

"Apa kau akan menjadi seorang wanita?" tanya Ara saat melihat Mimia sedang mengenakan dress yang seksi.

"Hallo, kita akan menyamar di club malam tempat para brondong tampan dan pria-pria kesepian yang tajir melintir. Jadi mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan buat dekati mereka, setidaknya buat hiburan lah," saut Mimia sambil mengenakan make-up.

"Apa kamu tahu, sebenarnya ini penyamaran paling sulit bagiku. Aku benci dunia malam apalagi para laki-laki hidung belang. Tapi apa boleh buat ini adalah misiku yang terakhir sebelum aku berhenti dari pekerjaan ini," ucap Ara, sambil memasang tato palsu di salah satu pahanya.

"Ini juga misi terakhirku, setelah ini aku akan menjalani kehidupan normal, memiliki keluarga dan juga anak-anak yang imut," saut Mimia, sembari membayangkan kebahagiaan hidup berumah tangga.

"Ternyata pikiranmu masih waras juga, aku kira kamu penyuka sesama jenis," saut Ara meledek. Mimia pun melempar lipstick miliknya tepat di kepala Ara.

"Auuuhhhh, sakit tau." Ara pun mengaduh sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Bodo amat, Ayo buruan kita berangkat, jadi pegawai baru harus tepat waktu." Mimia pun menarik Ara dan segera membawanya keluar apartemen.

Mereka pun berangkat menuju club XX. Banyak fasilitas khusus bahkan tamu bisa memilih pelayan sendiri untuk melayaninya tak hanya itu saja bahkan tersedia layanan plus-plus bagi tamu VIP. Kali ini menjadi waitress tamu VIP adalah target Ara agar bisa lebih dekat dengan targetnya.

Sesampainya di club XX mereka bertemu dengan tiga sekawan, mereka merupakan waitress lama di club tersebut, terlihat dari sikap mereka yang terlihat tak suka dengan kedatangan Ara dan Mimia.

Saat Mimia dan Ara berada di ruang ganti untuk mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, Lola dan kedua temannya menghampiri dan memberi peringatan.

"Hai kalian orang baru, jangan berani-berani merebut pelanggan kami, jika tetap kalian lakukan jangan harap kalian bisa bekerja di sini lagi." Ancam salah satu dari mereka.

Ara tersenyum menyeringai seakan menantang mereka, "Apakah begini cara waitress senior membimbing juniornya. Eemmm bagaimana kalau mereka malah tertarik padaku, apa aku harus menolaknya dan memberikan pada kalian." Saut Ara yang tak suka dirinya di gertak.

"Kau...," ucap Lola kesal.

"Apa-apaan ini... ." Tegur seorang pria yang merupakan seorang manager club yang mata keranjang. Tiba-tiba saja masuk ruang ganti tanpa permisi.

"Kalian, cepat kembali bekerja, dan jangan mengganggu karya baru," perintahnya.

"Ara, cepat pergi dan layani tamu di ruang VIP, mereka sudah menunggu. Ini adalah hari pertamamu kerja, jadi jangan kecewakan tamu VIP." Manager itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan menyentuh paha mulus Ara yang memakai rok mini dan itu membuat Ara risih. " Dan kamu Mimia, cepat ganti kostum dan hibur para tamu yang sedang menari." Perintah Laki-laki itu pada Mimia dengan tegas tanpa basa basi.

Ara dan Mimia pun akhirnya berpisah sesuai pekerjaan masing-masing namun tetap bisa saling berkomunikasi melalui spy earpiece yang mereka pakai agar bisa saling berkomunikasi jika target di temukan.

To Be Continued

Ch~ 2 Terjebak

Setelah seminggu lebih Ara bekerja, tak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan, bahkan pria yang menjadi targetnya tak terlihat batang hidungnya, yang membuat Ara dan Mimia kesulitan mengumpulkan barang bukti untuk menjeratnya dan memaksanya agar memberitahu otak di balik sindikat perdagangan wanita yang sudah mendapatkan korban ratusan gadis belia.

Ara mulai menikmati penyamarannya, menemani pria-pria tajir, dari yang mudah sampai yang tua. Mereka datang ke club dengan berbagai alasan. Mulai lari dari masalah, sekedar bersenang-senang dengan teman atau rekan kerja, dan ada juga yang datang dengan tujuan lain. Karena pelayanannya yang baik, Ara sering kali mendapatkan tip yang lumayan untuk jajan bersama Mimia.

Namun Ara tak menyadari, apa yang dia lakukan telah menimbulkan rasa iri dan benci dari Lola dan kedua temannya. Karena Ara, mereka jarang sekali mendapatkan tip lagi dari para tamu, selain itu tamu-tamu VIP lebih sering meminta Ara menemaninya.

Saat suasana belum terlalu ramai pengunjung, Ara di panggil dan di ajak bergabung dengan Lola dan lainnya untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya.

"Tumben, kalian ngajak aku gabung dengan kalian," ucap Ara. Kecurigaan langsung muncul, Ara bukanlah orang yang bodoh, trik murahan seperti yang sedang di lakukan Lola sangat mudah di tebak.

"Ara, jangan berfikir macam-macam, kamu 'kan sudah menjadi bagian dari club XX ini, jadi wajar dong kami mengajakmu. Apa kamu keberatan?" tanya Lola. Pura-pura bersikap baik terhadap Ara.

"Eeemmm, tentu saja tidak. Terimakasih sudah mau menerimaku bergabung dalam keluarga besar club XX," ucap Ara. Ara pun mengukir senyum dengan terpaksa agar tidak terlihat jika dirinya tak percaya dengan ucapan Lola.

'Kalian para wanita licik, aku yakin kalian sedang merencanakan sesuatu untuk menjebak ku 'kan.' gumam dalam hati.

'Sebentar lagi permainan di mulai anak baru, kau sudah berani menentang aturan yang sudah aku buat, Kamu harus tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menghancurkan kamu malam ini juga. aku pastikan kamu akan di pecat," gumam Lola lalu tersenyum menyeringai.

Mereka pun merayakan pesta bersama sebelum kembali bekerja dan sedikit melakukan permainan konyol.

(Ara, apa kau dengar. Target muncul bersama seorang gadis belia dan juga beberapa bodyguard, menuju ruang VIP kosong enam.) ucap Mimia yang melihat targetnya namun tidak bisa membuntuti.

Ara yang terkejut dengan apa yang di dengarnya. Informasi yang diberikan Mimia secara mendadak membuat Ara tak fokus dengan Lola yang ada di sampingnya bahkan tak menyadari jika Lola telah mencampur minuman yang akan di berikan kepada Ara dengan serbuk obat penambah gairah.

"Aku harus kembali bekerja sekarang." ucap Ara dan hendak melangkah pergi.

"Eeetttsss, habiskan dulu minumannya." Tahan Lola dan memberikan segelas minuman yang ada ditangannya yang berisi jus.

Lola terus memaksa Ara untuk meminumnya, dan dengan terpaksa pula Ara menghabiskan minuman tersebut agar bisa segera pergi menghampiri target dan melupakan dengan apa yang direncanakan Lola pada dirinya.

"Mampus kau Ara, sudah berani-beraninya melawan aku. Malam ini adalah malam hancurnya kamu dan besok kamu pasti akan di pecat." Ucap Lola penuh kepuasan. Mereka pun pergi menuju loker tempat Ara menyimpan baju gantinya. Dengan jahatnya Lola menggunting pakaian ganti Ara hingga hancur sambil tertawa penuh kepuasan.

"Kasian sekali kamu Ara, kamu kan terkejut melihat pakaian mu yang sudah hancur ini." Ucap Lola sambil tertawa penuh kepuasan, begitu juga dengan teman-temannya yang tak suka dengan Ara.

Ara berlahan mulai merasakan perubahan yang ada dalam dirinya. tubuhnya mulai kepanasan, nafasnya mulai memburu, dan pandangannya mulai kabur bahkan kehilangan fokusnya.

'Apa yang terjadi, kenapa aku tiba-tiba begini, kenapa terasa panas sekali.' gumam Ara sambil berusaha fokus dan mencari salah satu ruangan untuk mencari orang yang sudah di incarnya. Ara pun berhenti di ruang kosong sembilan.

Ara masuk ke ruang VIP tersebut dan di dalam Ara melihat seorang pria sedang mabuk seorang diri, dan nampak seperti orang yang sedang frustasi.

Ara berjalan menghampiri, dan mengedarkan pandangannya mencari wanita yang dimaksud Mimia.

'Dimana mereka? aku merasa tidak ada aktivitas apapun di sini. Apa aku terlambat? atau Mimia ngerjain aku.' gumam Ara yang masih tak yakin.

Kehadiran Ara ternyata mengusik pria itu, hingga membuatnya marah dan mulai membangkitkan emosi yang sedari tadi di pendam pria itu.

Ara yang sudah kacau pikirannya tak menanggapi ocehan pria itu dan terus menghampiri, berharap pria itu bisa membantunya meredakan sesuatu yang sudah menyiksanya, walaupun batinnya terus melawan dan berusaha menyadarkan namun minuman itu telah membuatnya kacau.

Tamparan keras mendarat di pipi kiri Ara dari pria itu, membuat Ara langsung tersungkur ke lantai dan Ara benar-benar dibuat terkejut. Pipinya terasa panas, hingga membuatnya terus memegangi pipinya. Air mata sudah membendung di pelupuk matanya dan tinggal menunggu lolosnya saja.

"Dasar wanita ja****, gak punya harga diri, dan kau sangat menjijikkan. Wajah polosmu ternyata hanya kedok belaka, untuk mendapatkan keuntungan dariku. Janji manis mu semuanya palsu, sumpah setiamu hanya di bibir saja." Umpatan keluar dari mulut Zivan (nama pria tersebut).

"Apa salahku, kenapa perkataan yang kau keluarkan itu sangat merendahkan. Aku tidak mengenalmu, bahkan melihat kamu saja aku tidak pernah," sela Ara yang tak terima dirinya di rendahkan.

"Apa kamu bilang? tidak pernah. Dasar munafik. Kau itu Istriku lalu kenapa kamu bisa selingkuh dengan sahabatku di dalam kamar hotel." jelas Zivan membuat Ara sadar jika dirinya hanya jadi pelampiasan dari penghianatan istrinya yang dia sendiri tidak kenal. Mungkin pengaruh alkohol membuat pandangannya buram hingga mengira Ara adalah istrinya.

Tak lama pintu ruangan itu terbuka. Mimia mendapati Ara yang masih di lantai dengan wajah memerah.

"Mi... ." panggil Ara dan Mimia langsung menghampiri dan memeluk tubuhnya.

"Ara... apa yang terjadi?" tanya Mimia yang nampak cemas, tak memperdulikan jika ada orang lain dalam ruangan itu.

"Aku sudah tidak kuat, mereka ngerjain aku." jelas Ara. Mimia pun langsung paham dengan maksud Ara. Mimia sederhana membawa pergi Ara agar bisa segera menolongnya, namun sebelum pergi Mimia sempat mengancam Zivan.

"Wajahmu sudah aku kenali, aku akan buat perhitungan denganmu, karena sudah melakukan kekerasan dengan sahabatku." ancam Mimia dengan mengeluarkan suara laki.

Mendengar nama Ara, Zivan pun baru sadar jika wanita yang sudah menjadi sasarannya itu bukanlah istrinya, melainkan orang lain. Kesedihan yang mendalam dalam penyesalan membuatnya tak bisa melupakan sosok istrinya yang sebenarnya sudah meninggal.

"Astaga... apa yang sudah aku lakukan. Aku sudah melakukan kekerasan pada wanita yang sama sekali tak ku kenal. Tapi kenapa dia sangat mirip sekali dengan Amela." Zivan pun semakin kacau di buatnya. Zivan pun memutuskan untuk pergi meninggalkan club dan meminta asistennya yang menunggu di luar untuk mencari tahu tentang Ara.

To Be Continued

Ch~3 pembalasan

Sesampainya di apartemen, Mimia langsung membawanya ke kamar mandi dan meletakkan tubuh Ara di dalam bathtub dan mengguyur tubuhnya dengan Air dingin. Itulah salah satu cara yang bisa Mimia lakukan untuk menghilangkan pengaruh dari obat pe*rang*sang yang diminum Ara.

"Sadar Ara... jika aku tidak tepat waktu datang, kamu pasti sudah jadi santapan pria kesepian itu." Oceh Mimia dan terus mengguyur Ara mengunakan shower sampai Ara benar-benar menggigil kedinginan.

Ara terus meronta, berusaha mengambil shower yang sedang di pegang Mimia. Namun Mimia tetap tidak berhenti, ia terus mengguyurnya, hingga baju yang dikenakannya basah kuyup dan menyebabkan bagian tubuh Ara tercetak jelas dari luar baju.

Mimia berusaha memalingkan wajahnya, Ia sadar sebagai seorang pria tulen, Mimia bisa saja tergoda dengan bentuk tubuh Ara yang benar-benar membuat pria menginginkannya.

Mimia pun meninggalkan Ara di kamar mandi dan menjauhkan dirinya. Ia pun segera mengusap wajahnya dan beberapa kali menampar wajahnya sendiri pelan menyadarkan dirinya dari pikiran kotor yang baru saja menyelimuti pikirannya.

"Kau benar-benar keterlaluan Mi. Aku kedinginan, aku menggigil." Ucap Ara dengan bibir gemetar saat sudah sepenuhnya sadar. Ara segera membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian yang lebih hangat.

Mimia yang sudah kembali normal pun, menjawab dan berkata, "seharusnya kamu berterimakasih padaku, kalau saja aku tidak datang tepat waktu, entahlah apa yang akan terjadi padamu. Lagian aku bilang kan ruang nomor kosong enam kenapa kamu masuk di ruang kosong sembilan. Angkanya yang terbalik, atau kamunya yang terbalik." Mimia terus mengomel karena Ara gagal mendekati target dan juga kesal karena telah membangkitkan sesuatu yang membuatnya tersiksa.

"Maaf, aku benar-benar kacau. Aku gak tahu, apa yang sudah dimasukkan Lola dalam minumanku yang tiba-tiba membuatku kepanasan seperti ulat. rasanya aku ingin di sentuh dan di belai. Hah... godaan berat, bekerja di klub malam ya begini." Jelas Ara setelah sadar dan kembali normal.

"Apa yang akan kamu lakukan dengan Lola dan yang lainnya, jangan sampai kamu di pecat dari pekerjaan itu. Aku yakin, mereka sengaja ngerjain kamu biar kamu bisa di pecat. Lagian kamunya juga terlalu ke asik membuat mereka jadi tersisihkan dan banyak tamu yang candu denganmu dan hanya mau kamu yang menemani mereka. Tapi bagaimana triknya padahal kamu gak pernah memberikan plus-plus pada mereka, kenapa mereka selalu mencari kamu." tanya Mimia panjang lebar.

"Entahlah aku juga tidak tau, buat Lola dan juga yang lain, mereka harus mendapatkan pelajaran yang setimpal, jika saja kamu tidak menemukan aku. Aku pasti sudah ternoda dengan laki-laki gila itu. Benar-benar gila, jika aku bertemu dengannya akan aku balas perbuatannya yang dengan ringannya menampar wajahku tanpa perasaan." menatap tubuhnya di cermin dan juga pipinya yang masih merah bekas tamparan.

"Aku setuju, dan aku akan membantu membalas perbuatan mereka, kau harus buktikan pada mereka jika kamu bukanlah wanita lemah dan mudah di gertak apa lagi di kerjain, kalau bisa jangan kasih ampuh, buat dia biar di pecat sekalian."

Ara pun akhirnya bisa melewati malam yang hampir menjadi malam yang buruk. Inilah alasan sebenarnya kenapa Ara tidak mau menyamar di club malam, karena begitu banyak godaan yang bisa saja menghancurkan masa depannya.

Namun misi ini memaksanya untuk tetap masuk ke dalam night club yang menjadi tempat transaksi ilegal orang-orang yang menjadi target, Terutama seseorang yang sebenarnya sudah Ara incar, Namun sayang, ia belum punya cukup bukti untuk menjeratnya dan membuktikan jika ia terlihat dan merupakan otak di balik transaksi ilegal itu.

*

*

*

Keesokan harinya, Ara mendapatkan informasi jika malam nanti akan ada transaksi ilegal. Ara dan Mimia pun segera ambil siasat baru agar tidak kecolongan lagi.

Namun sebelumnya, Ara ingin memberikan sedikit pelajaran pada Lola dan kedua temannya itu yang sudah berani ngerjain dirinya.

Ara menggunakan skill make-upnya dengan membuat lebam diwajahnya.

"Bagaimana Mi, apa ini sudah terlihat seperti lebam sungguhan?" tanya Ara saat memperlihatkan hasil make-upnya.

"Sempurna. Bagaimana apa kita bisa mulai? waktu kita sangat terbatas." tanya Mimia.

*****

Saat Ara memulai rencananya, dengan berbagai akting untuk menyudutkan Lola, Mimia yang menyaksikan pun terheran-heran, melihat cara Ara membuat jera Lola. Aktingnya sangat luar biasa yang mampu menyudutkan Lola.

"Apa-apaan kamu Ara, kapan aku melakukan kekerasan padamu, aku hanya mencampurkan minuman mu dengan obat pr**Ng." Ucap Lola yang gugup karena tersudut hingga tanpa sadar berkata jujur.

"Bapak dengarkan, dia melakukan itu padaku. Apa salahku, aku tidak pernah mengganggunya, tapi kenapa dia jahat sekali padaku bahkan baju kesayanganku hancur karena ulahnya." ucap Ara membela diri dan mengeluarkan air mata palsu.

"Lola, kenapa kamu jadi begini? aku mempercayai kamu kerena kamu karyawan senior di sini, dan pantas saja, karyawan baru di sini tidak ada yang betah, ternyata ulah kalian yang mengusik mereka." ucap manager.

"Kali ini sepertinya kalian gagal untuk mengeluarkan Ara dari pekerjaan ini, karena kalianlah yang akan aku pecat." Ucap tegas sang manager dan membuat mereka ternganga tak bisa berkata apa-apa.

"Tapi pak ...!"

"Tidak ada tapi-tapian, aku lebih baik mengeluarkan kalian bertiga dari pada mengeluarkan Ara yang memiliki kinerja dalam melayani tamu lebih baik."

Perangkap yang awalnya untuk menjebak Ara kini berbalik menjerat Lola yang membuatnya harus di pecat dari pekerjaan.

"Kamu benar-benar hebat Ara, baru kali ini aku melihat gadis secerdas kamu, memakai trik-trik halus tapi mematikan. "Puji Mimia yang kagum dengan tindakan yang dilakukan Ara.

"Sudahlah jangan memujiku terus, nanti kepalaku tambah besar. Kita fokus kembali dengan target kita, biar misi kita segera selesai."

Ara dan Mimia kembali fokus bekerja tanpa mendapat gangguan lagi dari Lola.

Tak lama kemudian, Pria yang menjadi target pun muncul dengan membawa seorang gadis belia bersama dengan beberapa bodyguard, Ara mulai mengawasi setiap pergerakannya dan berharap kali ini dia bisa mengorek informasi dan juga bisa menggagalkan rencana mereka.

Namun saat Ara hendak pergi, dirinya di kejutkan dengan kedatangan pria yang tak asing dan seperti pernah ia lihat sebelumnya, sedang berjalan menuju meja bartender.

Jantung Ara seakan-akan berhenti berdetak saat melihat pria tersebut, seolah ada sesuatu yang sangat sulit di ungkapkan.

Ara pun mendapat teguran dari Mimia untuk kembali fokus dan segera masuk ke ruangan tempat mereka transaksi untuk memata-mata dan mencari informasi sedetail mungkin dengan penyamarannya sebagai pelayan.

To Be Continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!