NovelToon NovelToon

RANIAKU, CANDUKU

Bab 1

Kaaran Dirga, seorang CEO playboy (32 tahun) yang terkenal dengan julukan 'Dewa Cinta Satu Malam'. Dengan kekayaan dan kekuasaan yang dia miliki, dia bebas menunjuk wanita mana pun untuk tidur dengannya. 

 

Bahkan tidak jarang para wanita sendiri yang datang mengantri untuk ditiduri olehnya secara bergiliran setiap malamnya. 

 

_________________________________________ 

 

PoV Kaaran 

 

"Tuan, saya sudah menemukan gadis yang sesuai dengan kriteria Anda." William akhirnya kembali melapor setelah aku beri tugas untuk mencarikan seorang gadis untuk menemaniku malam ini. 

 

Aku sudah sangat bosan dengan gadis-gadis yang selalu datang mengantri ingin menyerahkan diri untuk tidur denganku. 

 

Bukan tanpa sebab gadis-gadis itu datang sendiri, selain karena wajahku yang sangat tampan bak artis bollywood Imran Abbas, juga karena setelah mereka tidur denganku, mereka pasti akan mendapatkan cek kosong dariku. Bisa dibilang, mereka hanya menginginkan uangku saja. 

 

Tapi ... tidak masalah, karena aku punya banyak sekali uang, dan aku masuk dalam daftar crazy rich nomor 2 se-Asia Tenggara.

...(Sombong juga ya pemirsah😂🤭 Tenang, ini hanya dunia halu)...

 

"Apa kamu benar-benar yakin, Will, gadis itu sudah memenuhi kriteria untuk menjadi partner ku malam ini?" tanyaku pada salah satu pengawal pribadiku tersebut. 

 

"Saya yakin, Tuan, Anda pasti akan sangat menyukainya. Ini dia rekaman videonya, Anda bisa melihat sendiri seperti apa orangnya lewat video ini." 

 

William pun menyerahkan sebuah flashdisk pada Roy. Roy adalah asisten pribadi yang selama ini selalu setia menemaniku ke mana pun aku pergi. 

 

Setelah menancapkan flashdisk pemberian William tadi pada sebuah laptop, Roy pun akhirnya meletakkan laptop tersebut di hadapanku. Setelah itu, dia mulai memutar rekaman video saat gadis yang ditemukan oleh William tadi sedang beryanyi di sebuah kafe. 

 

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms.

 

Barefoot on the grass, listening to our favorite song.

 

When I saw you in that dress, looking so beautiful.

 

I don't deserve this, darling, you look perfect tonight. 

 

(Perfect — Ed Sheeran) 

 

 

 

Suaranya benar-benar sangat jernih, merdu, dan menentramkan jiwa. Sejenak aku memejamkan mata untuk menghayati lagu yang dia lantunkan. 

 

Hatiku yang saat ini tengah gunda gulana, jenuh, dan bosan dengan kehidupanku yang monoton. Aku ingin mencari sesuatu yang berbeda. Aku ingin menemukan cinta sejatiku. 

 

Tapi pertanyaannya, di mana aku bisa menemukannya? Di mana aku bisa menemukan seorang gadis yang bisa menghilangkan kebiasaan burukku ini?

Selama ini aku selalu bergonta-ganti pasangan setiap malamnya. Bukan tanpa sebab aku melakukannya, melainkan karena aku langsung bosan atau tidak tertarik lagi pada wanita yang sudah pernah aku tiduri sebelumnya. Aku juga tidak tahu kenapa? Yang jelas, aku yakin, aku pasti memiliki kelainan. Jika aku menemukan gadis yang mampu membuatku tergoda untuk kedua kalinya atau bahkan lebih, aku yakin, dia pasti adalah cinta sejatiku. 

 

Kembali pada keadaan saat ini. Aku akhirnya kembali membuka mata setelah durasi video itu berakhir. Aku ingin melihat kembali dengan jelas seperti apa wajah gadis yang memiliki suara bak malaikat tersebut. 

 

Aku tersenyum saat menatap wajahnya. Dia sangat cantik, menarik, dan aku sangat menyukainya. Pokoknya, dia harus menjadi milikku malam ini. Tidak boleh tidak.

Dengan kekayaan yang aku miliki, wanita mana yang tidak akan tunduk dan patuh padaku. Aku sangat yakin, gadis cantik incaranku yang satu ini pun sama.

 

"Kerja bagus, Will. Kamu boleh pergi sekarang." 

 

"Terima kasih, Tuan." William berkata sebelum akhirnya dia meninggalkan ruangan. 

 

"Roy," panggilku pada asisten pribadi yang bertugas menemaniku ke mana pun aku pergi tersebut. 

 

"Iya, Tuan." 

 

"Antar aku ke sana sekarang, sebelum gadis itu pergi dari sana." Aku bangkit dari dudukku lalu segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat tujuan.

 

 B e r s a m b u n g ...

...____________________________________________...

...Hai Guys!!! Aku punya novel baru lagi nih. Hehe🤭...

...Novel ini sengaja aku upload di hari yang spesial😁 Cie elah.😅 Semoga bisa membawa harapan baru untuk authornya sendiri, aamiin.🙏...

...Kalau di sini ada pembaca baru, aku mau ngasih tau sedikit info, novel 'Raniaku, Canduku' (PoV Kaaran) ini merupakan sekuel dari novel 'One Night Love Devil' (PoV Rania). Jadi yang penasaran dengan cerita yang saling berkaitan satu sama lain bisa langsung cekidot (check it out). Hehe.😁...

...Oh iya, jangan lupa kasih dukungan like, comment, favorit, gift, n vote-nya ya, biar aku makin semangat nulis dua cerita sekaligus.😁 TQ~...

Bab 2

Setengah jam kemudian. Aku dan Roy akhirnya sampai di tempat tujuan. Ku lihat gadis itu masih menyanyi di atas panggung. Dia bahkan terlihat jauh lebih cantik aslinya ketimbang yang ada di video. Suaranya yang indah dan wajahnya yang cantik membuatku tak bisa berkedip saat menatapnya. Gadis yang satu ini benar-benar membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Tidak bisa aku pungkiri itu. Pokoknya, malam ini dia harus berada di bawah kungkunganku. 

 

Begitu aku duduk di sudut kafe, satu per satu wanita cantik mulai datang mendekatiku, tapi langsung di usir oleh Roy. 

 

Roy memang selalu bisa mengerti apa yang aku mau. Yang ku mau malam ini hanyalah satu, yaitu gadis incaranku yang ada di atas panggung sana. 

 

Saat melihatnya turun dari panggung untuk beristirahat, aku langsung menyuruh Roy untuk berjalan menghampirinya. 

 

Dari kejauhan aku terus memperhatikan gadis yang berhasil mencuri hatiku tapi belum aku ketahui namanya tersebut. Membayangkan menghabiskan malam indah bersamanya malam ini membuatku tersenyum sendiri. 

 

Tapi ... sepertinya ada yang aneh. Aku melihat gadis itu memukul kepala Roy menggunakan microphone, dan dia terlihat sangat marah. Tidak mungkin 'kan dia menolak tawaran untuk tidur dengan seorang Kaaran Dirga? Itu hal yang mustahil. Tidak mungkin terjadi. Selama ini tidak pernah ada satu pun wanita yang berani menolak tawaran untuk tidur denganku.

 

Ku lihat Roy kembali berjalan menghampiriku, dan di saat yang bersamaan, gadis itu juga menatap tajam ke arahku sembari berjalan naik kembali ke atas panggung, membuat senyuman yang sedari tadi menghiasi bibirku perlahan memudar. Apalagi saat melihat ekspresi wajah Roy yang terlihat pucat. Sepertinya ... ini merupakan pertanda buruk.

 

"Sa-saya ... saya minta maaf, Tuan. Nona itu menolak tawaran Anda." 

 

Brak! 

 

"Apa?!" Bersamaan dengan itu, aku langsung menggebrak meja. Rasanya aku sangat marah, marah sekaligus malu. Aku tidak percaya, baru kali ini ada gadis yang berani menolakku. 

 

Dengan emosi yang sudah memuncak sampai ke ubun-ubun, aku menatap tajam ke arah gadis itu. Berani sekali dia menolakku. Awas saja, aku pasti akan membuatnya bertekuk lutut. Pasti. Ecamkan itu gadis *****.

 

Aku berjalan keluar meninggalkan kafe sambil terus menatap tajam ke arah gadis itu. Tapi seolah-olah, dia tidak peduli padaku sama sekali. Berani sekali dia, sepertinya dia tidak takut padaku sama sekali. Dasar gadis *****. 

 

 

Sesampainya di villa. Aku mengobrak-abrik berkas-berkas yang ada di atas meja kerjaku. Gadis itu benar-benar membuatku sangat marah. Baru kali ini ada yang berani menolak untuk tidur denganku. Biasanya para gadislah yang datang mengantri untuk ditiduri olehku secara bergiliran. 

 

"Saya mohon, Anda tenang dulu, Tuan. Saya akan meminta William untuk mencarikan gadis lain untuk menemani Anda malam ini." 

 

"Diam kamu Roy! Persetan dengan perempuan lain!" bentakku.

Aku sangat tidak suka mendengar ucapan Roy barusan. Pokoknya, aku mau gadis itu, tidak mau yang lain. Dia sudah melempar kotoran di wajahku. Dia membuatku sangat malu dengan penolakannya. Lihat saja nanti, aku pasti akan membuatnya berteriak menangis minta ampun.

 

"Bagaimana pun caranya, aku harus membuat gadis ***** itu untuk tidur denganku. Cepat suruh anak buahmu untuk mencari tahu segala hal tentang dia. Kalau perlu, keluarganya pun harus ikut kalian selidiki juga. Aku ingin tahu apa kelemahannya," titahku. 

 

Dengan mengetahui apa kelemahannya, aku pasti bisa mendapatkannya dengan mudah. 

 

...***...

 

Beberapa hari kemudian. William datang memberikan laporan yang membuatku sangat puas. 

 

"Perusahaan orang tua nona Rania mengalami kebangkrutan beberapa bulan yang lalu, Tuan, dan sekarang keluarga mereka terlilit banyak hutang di bank. Ayah nona Rania sudah meninggal sekitar 4 bulan yang lalu, ibunya sering sakit-sakitan, serta adiknya masih di bawah umur. Saat ini nona Rania yang mengambil alih peran sebagai tulang punggung keluarga, karena itu nona Rania merantau ke ibukota untuk mencari pekerjaan." 

 

Senyumku langsung mengembang mendengar penjelasan William. Aku sangat puas mendengarnya.

"Katakan, apa lagi yang kamu ketahui, Will?" tanyaku.

 

"Saat ini nona Rania bekerja di salah satu restoran mewah di kota ini, dan dia juga bekerja sebagai kasir mini market. Pekerjaannya sebagai penyanyi kafe baru dia tekuni malam minggu kemarin, Tuan." 

 

"Bagus, Will, kerja bagus," ucapku.

Tidak sia-sia aku mempekerjakan mereka semua dan membayarnya mahal-mahal, mereka memang selalu bisa diandalkan. 

 

Aku terus mengembangkan senyuman mengingat apa yang dikatakan oleh William barusan. Cih, rupanya sudah menanggung beban hidup yang sedemikian berat, gadis itu masih berani menolak tawaran dariku. 

 

Menarik. Sekali-kali, aku memang harus mendapatkan tantangan seperti ini, agar hidupku tidak monoton dan membosankan. 

 

"Will, kita lihat nanti, jika dia masih berani menolak, cepat katakan pada pihak bank untuk membuat hutang keluarga mereka jatuh tempo minggu depan." 

 

"Baik, Tuan." 

 

"Kalau begitu, kamu bisa pergi." 

 

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi dulu." 

 

"Hem," gumamku disertai anggukan. 

 

Aku kembali mengembangkan senyuman licikku. "Kita lihat gadis *****, sampai kapan kamu bisa bertahan? Apa kamu tidak tahu sedang berurusan dengan siapa?"

B e r s a m b u n g ...

...____________________________________________...

...Jangan lupa dukungannya biar aku makin semangat.😁...

Bab 3

Beberapa hari Kemudian. 

 

Aku sengaja datang ke restoran tempatnya bekerja ingin kembali menawarinya sendiri secara langsung untuk tidur denganku. Siapa tahu selama seminggu ini dia sudah berubah pikiran dan sangat menyesal karena sudah menolak tawaran untuk tidur dengannya pria setampan dan sekaya diriku. 

 

Aku juga tidak tahu entah mengapa setelah mengenalnya, aku tidak lagi berminat untuk tidur dengan wanita lain. Berulang kali William membawa wanita cantik dan seksye ke hadapanku seperti biasanya, akan tetapi tidak ada lagi yang mampu membuatku tertarik biar satu pun. Yang aku inginkan hanya Rania seorang, gadis incaran yang sudah menolakku mentah-mentah minggu lalu. 

 

"Selamat datang kembali di restoran kami, Tuan." Manajer restoran beserta beberapa orang pelayan menyambut kedatanganku dengan penuh hormat. 

 

Aku membuka kacamata hitamku sambil menatap satu per satu pelayan wanita muda yang ikut menyambut kedatanganku, akan tetapi di sana tidak ada sosok gadis yang aku cari. 

 

"Pak Ronan, apa di sini ada pelayan yang bernama Rania Blanco?" tanyaku pada manajer restoran tersebut. 

 

Sebelum menjawab, manajer tersebut menatap pelayan yang berdiri di belakangnya satu per satu. 

 

"Ad-ada, Tuan. Tapi ... tapi Rania masih pelayan baru, Tuan. Dia belum pantas untuk menghidangkan makanan untuk Anda. Saya takut, dia melakukan kesalahan yang berakhir memicu kemarahan dan ketidakpuasan Anda, Tuan." Manajer itu berkata dengan sedikit gugup, karena biasanya yang mengantarkan makanan untukku adalah pelayan-pelayan yang sudah senior. 

 

"Pak Ronan, saya tidak mau tahu. Pokoknya, saya mau Rania yang mengantarkan makanan pesanan saya. Titik! Saya tidak peduli dia pelayan baru atau pun pelayan senior, pokoknya saya menginginkan dia," tegasku, sambil menatapnya dengan tajam. 

 

"Ba-baik, Tuan."  

 

Mau tidak mau, terpaksa dia harus setuju dengan permintaanku. Siapa lagi yang berani menentang keinginan seorang Kaaran Dirga, kecuali Rania Blanco seorang. 

 

...***...

 

Sekitar 20 menit kemudian. Manajer restoran tadi memberitahuku lewat telepon bahwa Rania sekarang sedang mengantarkan makanan pesananku ke ruangan ini. 

 

Aku tersenyum miring, sepertinya rencanaku akan berhasil kali ini. Sudah saatnya aku membuat gadis itu bertekuk lutut dan memohon untuk ditiduri olehku, sama seperti wanita kebanyakan. 

 

Begitu Rania memasuki ruang VIP nomor 7 tempatku berada, aku sudah bersembunyi di balik pintu. Aku tersenyum menyeringai saat melihatnya mulai menyajikan makanan di atas meja. Dia pasti tidak akan menyangka, jika orang yang dia bawakan makanan pesanannya itu adalah aku. 

 

Aku menutup pintu ruangan secara perlahan dan nyaris tanpa suara, kemudian mengunci pintunya dengan pelan dari dalam. 

 

Kena kamu gadis *****, kamu pasti akan terpesona melihat ketampananku dari jarak dekat. Aku sangat yakin itu. 

 

Begitu dia berbalik dan melihat keberadaanku, dia terlihat terkejut dan juga terlihat terpesona melihat ketampananku. Dia menatapku tanpa berkedip sedikit pun selama beberapa saat.

 

"Akhirnya kita bertemu lagi," ucapku, sambil berjalan menghampirinya dengan penuh percaya diri. Tidak lupa aku memamerkan senyuman maut khasku. 

 

Awalnya dia terlihat nampak kebingungan,  namun sejurus kemudian dia berkata, "Maaf, Tuan. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" 

 

Hah? Dia bilang apa barusan? Dia bilang dia tidak mengenalku? Itu bohong. Dia pasti hanya berpura-pura karena ingin sok jual mahal di hadapanku. Di seluruh penjuru negeri ini, siapa yang tidak mengenal sosok Kaaran Dirga? 

 

"Hahaha! Luar biasa." Aku bertepuk tangan sambil berjalan menghampirinya. Begitu sampai di hadapannya, aku langsung membuka kacamata hitamku. Siapa tahu tadi dia tidak begitu mengenaliku karena kacamata ini menutupi sebagian wajah tampanku. 

 

"Bagaimana, apa kamu sudah mengenaliku?" tanyaku, tapi dia hanya menjawab pertanyaanku dengan gelengan kepala. 

 

Hah, aku mendengus kasar. Luar biasa sekali gadis ini. Berani-beraninya dia berpura-pura tidak mengenalku. 

 

Aku, Kaaran Dirga, pria tampan dengan sejuta pesona, juga memiliki segalanya, harta, tahta, dan sejuta wanita. Jadi berhenti berpura-pura tidak mengenaliku, karena kamu benar-benar membuatku frustasi selama 1 minggu ini. Sudah berani menolakku, sekarang malah berpura-pura tidak mengenaliku. Dasar gadis *****.

 

Saat melihatnya hendak berlalu meninggalkanku, aku langsung menarik tangannya dan mendorong tubuhnya hingga bersandar pada dinding tembok, kemudian mengunci tubuhnya agar dia tidak bisa melakukan perlawanan. Entah mengapa aku tidak rela melepaskan gadis ini begitu saja. Aku harus melakukan sesuatu padanya. Misalnya ini, cup. 

... ...

...(Skip karena bulan puasa) ...

 

"Bodoh. Kenapa kamu tidak bernapas? Kamu mau mati?" ucapku setelah melepaskan pang******. Aku yakin ini pasti pengalaman pertamanya, dan itu membuat aku semakin puas dan bersemangat untuk mendapatkannya. 

 

Karena perbuatanku barusan, dia sampai berteriak-teriak mengataiku brengsyek dan mengancam akan melaporkan perbuatanku pada polisi.

"Kamu mau lapor polisi?" tanyaku, lalu terbahak. Cih, gadis ini lucu sekali. Dia pikir seorang Kaaran Dirga takut pada polisi. Heh, jangan salah, justru polisi yang takut padaku.

Cuih. Tiba-tiba saja dia melemparkan ludah ke wajahku. Gadis ini benar-benar kurang ajar dan sangat berani melawanku.

Aku mengusap ludah yang mengenai wajahku sembari berkata, "Apa kamu pikir aku takut pada polisi? Gadis pelayan sepertimu, berani sekali menolakku. Apa kamu tidak tahu siapa aku?"

"Aku tidak peduli siapa pun kamu! Dan aku tidak takut dengan laki-laki pecundang sepertimu! Beraninya hanya sama perempuan! DASAR BA***!!!" Dia mengataiku sambil berteriak-teriak di depan wajahku.

Gadis kurang ajar. Gadis *****. Berani sekali dia mengataiku seperti itu. Dia benar-benar menyulut emosiku.

Aku mencengkram kedua pipinya dengan kuat seraya berkata, "Kamu mengataiku apa tadi? Ba***? Hah?!"

Aku tidak terbiasa kasar pada perempuan. Tapi gadis yang satu ini benar-benar kurang ajar dan benar-benar menguji kesabaranku. Dia tidak pernah menganggapku sama sekali. Seandainya ini bukan di tempat umum, sudah pasti aku memberinya pelajaran, bagaimana rasanya di*****t oleh laki-laki yang sudah dia katai ba***.

Aku berjanji pada diriku sendiri, malam ini, gadis kurang ajar ini harus aku beri pelajaran. Tidak boleh tidak.

"Jangan panggil aku Kaaran Dirga kalau aku tidak bisa mengangahimu malam ini."

B e r s a m b u n g ...

..._______________________________________________...

 

... Jangan lupa dukungannya guys😉...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!