NovelToon NovelToon

Bismillah Cinta

Prolog

"Hati-hati....ingat pulang sekolah jangan mampir ke mana-mana" pesan Ayah ke anak Gadisnya.

"iya yah.. Sya selalu ingat pesan ayah.." jawab nya sambil berlalu mengambil kunci motor maticnya.

Saat akan menstater motor nya tiba-tiba sang kakak yang sedang bersama dengan tunangan nya yang bernama Yusuf menawarkan untuk berangkat bareng

"Bareng aja dek..."

"Gak... Sya bawa motor aja" sambil berlalu meninggalkan sang kakak dengan segera melajukan motornya.

"Syafeera kok aneh ya akhir-akhir ini??" tanya Yusuf

"mungkin karna udah mau UAN jadi banyak pembelajaran,agak grogi"

"tapi biasanya gak segitunya lah..."

Qanita hanya bisa mengangkat ke dua bahu nya. sejujurnya dia pun merasakan perubahan sang adik..tapi setiap di tanya Syafeera selalu bilang, "lagi banyak tugas kak, kan Sya udah mau UAN, banyak yang harus di persiapkan"

*

Sesampainya di parkiran motor, selesai mengunci motor nya, Syafeera langsung bergegas ke kelas.

"Sya..." Panggi Fitri sang sahabat

"Kunaon..??"(kenapa..??)

"buru-buru amat... tungguin"

"lagi sibuk ni, mau persiapan untuk beasiswa.."

"jadi ambil beasiswa ke Jogja"

"Ya.. harus, aku juga gak bisa tetap di sini kan..!!"

"Sya... banyak pria yang lebih gagah dari mas Yusuf loh.... ngapain pusing-pusing,.emang di Pekanbaru ini gak ada pria yang bisa membuat mu terpincut??"

"Banyak... tapi aku lagi gak mikirin cowok, lebih baik aku kejar cita-cita ku, dan segera menjauh..." ujar nya "udah ah... aku mau ke ruang Bu Santi" tambahan setelah selesai menaruh tas nya di atas meja

"ikut..." kejar Fitri

Mereka pun sampai di ruangan bu Santi. tenyata ruangan Bu santi sudah dipenuhi dengan anak-anak yang akan mengikuti seleksi beasiswa. Fitri memilih menunggu di luar.

Bu Santi memberikan arahan, dan ujian ujian yang harus mereka ikuti, dari 20 peserta, hanya akan 2 yang terpilih, satu di universitas ternama di Jakarta, satu lagi di jogjakarta.

*

*

*

Syafeera Hadibah Putri

Gadis yang cukup cerdas, berprestasi, tapi cukup keras kepala, anak ke dua dari Ayah Hendra Wirjaya dan Bunda Rania Maisari

Keras kepalanya cukup akut, sama seperti saat dia di paksa menggunakan jilbab oleh sang bunda, awal dulu menggunakan jilbab hanya ia kenakan saat di depan bunda, begitu sampai sekolah, jilbab akan melayang dan akan dia gunakan lagi saat sudah pulang sekolah

Tapi dengan berjalannya waktu, mulai terbiasa, walau jilbab jauh dari kata syar'i, bahkan masih suka menggunakan celana ketat yang terbilang, berpakaian tapi telanjang.

Berbeda dengan sang kakak

Qanita Maisarah

Tak banyak bicara, kalem, dan sudah berpakaian layak nya muslimah. saat ini sedang bekerja di salah satu perusahaan Cargo di Pekanbaru

Yusuf Abqari

Laki-laki tampan,baik, ramah, dan dia adalah tunangan sang kakak...

Syafeera, Qanita dan Yusuf sudah kenal sejak kecil, mereka sudah bersahabat. Siapa yang tak menyukai Yusuf apalagi Yusuf sangat baik dan pengertian. Syafeera ternyata diam-diam menaruh hati pada Yusuf.

Dan tepat satu bulan yang lalu, bagai di sambar petir, Yusuf melamar Qanita. pria yang syafeera idam idamkan kan melamar sang kakak.

Sakit sudah pasti, tapi Cinta kan gak bisa dipaksakan, dan sekarang Syafeera lebih memilih mengejar beasiswa nya. mengalihkan pikiran nya dengan fokus pada tujuan nya... mendapat beasiswa di salah satu universitas ternama di jogjakarta.

Pekanbaru - Jogjakarta cukup jauh, mungkin cara dia melupakan rasa cinta nya.

*

*

*

Assalamualaikum... hai..hai...

lagi-lagi author mencoba menuangkan suatu cerita disini, semoga suka ya

Dan jangan lupa dukungan nya.. Like,vote,komen dan gift nya..ditunggu❤️

tunangan kakak ku

Sore ini Syafeera sudah berada di rumah. Ayah adalah sosok ayah yang cukup keras dan ketat dengan anak-anak nya. jadi sudah pasti anak-anak nya tak ada yang berani membangkang, walaupun kadang Syafeera suka berdebat, tapi ujung-ujungnya dia tetap akan kalah.

"mau kemana Sya...??" tanya Bunda

"mau main voli Bun..."

"jilbab kamu mana??"

"ini Bun..." sambil menunjukan jilbab yang dia pegang "bentar lagi di pakai" lanjutnya

Bunda hanya bisa geleng-geleng

"Sya... bisa gak jangan pakai celana ketat lagi, aurat kamu jelas terpampang"

Syafeera menggunakan celana training, hanya saja memang cukup ketat.

"tunggu dapat hidayah" jawab nya sambil mencium tangan sang Bunda, dan bersiap menuju lapangan voli

"Astagfirullah..."

Syafeera hanya membalas dengan senyuman manis nya

"hati-hati.. sebelum magrib sudah harus di rumah"

"siap..."

"waallaikumusallam...." ujar Bunda yang melihat sang putri keluar rumah tampa mengucapkan salam

"Assalamualaikum Bun...maaf lupa" teriaknya

Begitulah Syafeera, berprestasi, cantik, hanya saja keras dan suka berontak, mungkin sifat keras itu dari sang ayah kali ya, berbeda dengan Qanita, lemah lembut seperti Bunda.

"Sya kemana Bun??" tanya Qanita

"main Voli katanya"

"Ayah...??"

"masih di toko..."

Mereka bukan terlahir dari keluarga yang bergelimang harta, tapi cukup mapan, Ayah memiliki usaha toko harian, dan Bunda memiliki toko kue kecil-kecilan. Tak bermewah-mewah tapi cukup.

"Bun... Sya akhir-akhir ini agak aneh gak sih??"

"aneh kenapa?? kan adek kamu memang gitu"

"biasa paling semangat kalau di ajak bareng atau pun main bareng sama Qanita dan mas Yusuf.. ini selalu nolak.. biasanya malah minta jemput sama mas Yusuf"

"Ya mungkin lebih menjaga perasaan kamu, kan kalian udah tunangan, nanti kamu malah cemburu lagi"

"ya gak lah Bun, masa cemburu sama adek sendiri"

"biarkan saya dia.. selama gak macam-macam, husnudzon"

*

Syafeera sudah ambil ancang-ancang untuk smash kan bola ke net lawan. Syafeera gak hanya cerdas dalam mata pelajaran, tapi ekskul pun cukup mahir, malah sangat di andalkan.

Saling oper bola, sungguh Kerja sama team yang baik..dan pertandingan ini sudah biasa jika team Syafeera lah jadi pemenang nya.

Duduk selonjoran di lapangan,sambil meneguk minuman nya, Nikmat mana lagi yang engkau dustakan Syafeera,?? berparas cantik, tinggi 165cm, kulit putih, mata lentik dengan hidung cukup mancung, udah kayak artis Korea, tapi Indonesia punya..😄

Tak di pungkiri banyak teman sekolah laki-laki yang menaruh hati, tapi ingat pesan ayah

"jangan coba macam-macam, apalagi pacaran, jika gak mau sekolah ayah cabut"

sungguh terlalu batin nya, tapi Syafeera tak bisa menolak, itu syarat mutlak jika ingin sekolah tetap lanjut.

Saat sedang asik bercengkrama dengan team volinya, iba-tiba ada yang memanggil

"Sya..."

"Sya dipanggil tuh..."

Syafeera menoleh, tenyata Yusuf

"males... biarin aja"

"Sya..." kini Yusuf sudah berada di depan rombongan Syafeera

"apa...??" tanyanya malas

"mas pinjaman Syafeera nya dulu ya" sambil menarik tangan Syafeera

Syafeera yang di tarik pun berusaha melepaskan diri, tapi sayang nya gak mampu, genggaman Yusuf cukup kuat

"SAKIIT..." sentak Syafeera dan membuat Yusuf pun melepaskan genggaman nya setelah mereka cukup jauh dari teman-teman Syafeera

"kamu kenapa sih aneh sama mas.. selalu menghindar??"

"Sya lagi sibuk untuk persiapan beasiswa"

"ni buktinya gak sibuk,. tapi tetep menghindar!!"

"ni cowok ya.. udah punya tunangan juga"batin Syafeera

"Kamu gak suka mas ngelamar Qanita??"

"mas sadar nanyak itu??" sambil tersenyum miring "mas.. suka atau tidak, itu bukan urusan Sya.. kan itu perasaan kalian"

"tapi kamu aneh sejak mas ngelamar Qanita"

"mas sadar....mas itu udah tunangan loh, jaga perasaan pasangan, bukan malah ngurusin perasaan wanita lain, mas itu tunangan kakak ku" dengan nada tinggi dan dengan tatapan tajam "aku ok.. dan sangat Ok" sambil berlalu meninggalkan Yusuf

Yusuf bukan satun atau dua tahun mengenal Syafeera, sikap nya yang suka meledak sudah biasa dia hadapi, tapi kali ini berbeda, seperti ada yang syafeera sembunyikan.

"Udah...??" tanya Fitri saat Syafeera sudah bergabung Kembali

"gak penting..."

"balik yok.. udah sore" ujar salah satu teman satu team

"ayok lah..." jawab yang lain, Mereka menuju kendaraan masing-masing, ada juga yang jalan kaki yang kebetulan rumah dekat dengan lokasi lapangan.

Malam pun berlalu, keluarga Syafeera sudah berada di ruang makan, mengambil nasi dan lauk yang tersedia, bunda yang memasak sendiri, karna mereka tidak punya pembantu, semua di kerjakan dengan bersama-sama

"Sya.. besok Temenin teteh fitting baju pengantin ya.."

"Sungguh pembahasan yang membuat napsu makan hilang" batin Syafeera

"gak bisa, Sya ada les"

"les apa??" tanya Ayah

"Sya masuk 20 besar untuk beasiswa Yah....Sya mau kejar itu..." jawab nya sambil menyendok nasi yang ada di piring ke dalam mulutnya

"kok Sya baru bilang..??" tanya Ayah lagi

"baru dikasih tadi pagi formulir nya yah..." jawab nya dan meneguk air minum tanda selesai makan nya "Sya naik dulu ya,. mau belajar" pamit nya sambil berlalu

*

*

Gimana dengan cerita kali ini??

Jangan lupa dukungan nya ya, saran nya juga

Like, Vote, komen dan gift nya

Beri Aku Kepercayaan

Sudah beberapa hari ini Syafeera disibukan dengan ujian untuk lulus seleksi beasiswa. sedikit membuat perasaan lebih baik, melupakan rasa kecewanya. mulai terbiasa dengan kemesraan Qanita dan Yusuf.

"Assalamualaikum..." salam Syafeera dengan menenteng sepatu dan tas nya masuk ke dalam rumah

"waallaikumusallam....ya Allah Sya.. kok berantakan gitu sih...??" tanya Bunda

"Biasa Bun baru selesai tanding panco..hehehe"

"Syafeera Hadibah Putri..." dengan mata yang sedikit melotot dan membuat Syafeera bergidik, kalau sang bunda sudah memanggil nama nya dengan begitu lengkap, itu udah bisa di pastikan, siap-siap kena jewer

"canda Bun..."

Tatapan bunda penuh selidik

"Tadi cerita nya tuh" dengan gaya sok mikir "pengen lepas sepatu aja hehehe... haredang" jawab nya sambil ngacir ke kamar dan bunda hanya bisa geleng-geleng.

bukan Syafeera jika tidak buat jengkel, tapi dia lah yang membuat rumah ini menjadi berwarna, bersyukur bunda sangat sabar.

Malam hari saat semua sedang duduk bersantai di ruang tamu yang juga tersedia televisi nya, mereka duduk bersantai sembari menonton TV.

"Yah ini..." Sambil menyodorkan amplop putih.

"Apa ini...??" tanya Ayah sambil mengambil amplop yang Syafeera berikan

"Buka aja..."

Ayah pun membuka nya, di ikuti Bunda yang juga penasaran dengan isi amplop itu.

"Sya kamu gak buat masalah kan di sekolah...??"

"ayah mah seudhzon sama anak sendiri.."

Perlahan setelah ayah mengeluarkan kertas yang ada di dalam amplop,. di bukanya perlahan, di baca kata demi kata. Ayah membelalakkan matanya cukup lebar.

"Sya ini beneran..???" tanya Ayah tak percaya

"Seperti apa yang tertera di lembar itu" jawab Syafeera sambil memainkan alisnya.

"kenapa yah...??" tanya Bunda dan Qanita bersamaan

"Syafeera masuk 6 besar seleksi beasiswa, dan dari 6 besar itu hanya akan ada 2 yang terpilih" ujar Ayah memberi tahu isi surat tersebut " ayah menjelaskan isi surat itu "tapi Sya ini pilihan kuliah nya jauh semua??" tambah Ayah

"iya, di Almamater jas kuning , dan almamater jas coklat, kenapa yah..??"

"Sya ini jauh loh..." bunda bersuara, sedang Ayah masih terdiam

"Sya kamu tahu kan ayah gak pernah melepas anak-anak perempuan nya pergi jauh??" ujar Ayah

"Ayah.. Bunda kan Sya belajar..."

"Sya Pekanbaru Jakarta ataupun Pekanbaru jogjakarta itu jauh" ujar bunda, sepertinya bunda juga berat jika nanti Syafeera harus kuliah jauh

"Ayah sama bunda egois, Sya berjuang keras untuk sampai di titik ini, tapi kenapa ayah sama bunda malah meluluh lantakan semua, bahkan sebelum Syafeera selesai memperjuangkan nya" ujar Syafeera dengan nada kecewa

"Sya selalu berusaha nurut kata ayah, gak pacaran dan lain nya, Sya juga nurutin kemauan bunda untuk pakai jilbab, tapi kenapa sya pengen meraih cita-cita, mau Banggain ayah bunda, sekolah di universitas ternama, masuk beasiswa, tapi ini hasil nya? ayah bunda jahat, egois" cecar Syafeera dengan nada marah lalu berlalu meninggalkan mereka semua ke kamar nya

"Setidaknya Beri Aku kepercayaan" teriak nya, dan saat Sampai depan pintu kamar

Jduarr...

Pintu kamar ditutup dengan di banting oleh Syafeera..

Semua yang di ruangan depan hanya bisa menatap kepergian Syafeera, Bunda mengurut dada dengan tingkah Syafeera.

"Yah..Bun..biarkan Syafeera berjuang meraih impian nya.." Qanita bersuara

"kota itu jauh dari jangkauan ayah,. bahkan kita tidak punya kerabat disana, Syafeera anak perempuan, mana mungkin ayah melepaskan, bagaimana nanti dia, pergaulan nya, itu kota besar"

"Yah.... Syafeera bukan wanita lemah, dia udah bisa jaga diri, bahkan dia buktikan itu, walau dia suka berontak, tapi dia berusaha menuruti arahan Ayah dan bunda, beri dia kepercayaan"

Ayah terdiam... karna memang benar kata Qanita, Syafeera memang berbeda dengan Qanita, wataknya yang keras, suka protes, tapi arahan sang ayah dan bunda dia ikuti, walau ada perdebatan sebelum menuruti titah sang ayah, bahkan dia bisa membuktikan dirinya bisa berprestasi

Pagi ini Syafeera sudah bersiap untuk ke sekolah, tapi Tampa menyentuh sarapan yang sudah Bunda sediakan, mengambil kunci motor dan langsung berlalu pergi.

Begitulah jika sudah marah, orang rumah di anggap patung, jika dulu saat dia gundah gulana, bahu Yusuf adalah sandaran, mengadu, berteriak,. menangis di hadapan Yusuf, tapi tidak dengan kali ini, Yusuf yang baru sampai untuk menjemput Qanita pun di anggap patung

"berangkat Sya...." sapa Yusuf

Tapi sayang, Syafeera gak merespon, malah langsung melajukan motor nya

Yusuf masuk kerumah, memberi salam ke bunda, dan ada Qanita juga sedang sarapan.

"kenapa sama Syafeera?? kok kayak marah??"

"panjang ceritanya, sarapan dulu mas, nanti aku ceritakan"

"mas udah sarapan..."

*

"tu muka ditekuk gitu...??" tanya Fitri

"aku pengen kabur..."

"kabur...?? kenapa lagi sih Sya.. selangkah lagi loh mu bisa dapat beasiswa dan aku optimis sama kemampuan kamu"

"nah itu masalah nya, Ayah sama Bunda tu egois, buat ga semangat, anak nya lagi berjuang malah Semangat nya di hancurkannya" oceh nya sambil melipat tangan di atas meja dengan pandangan keluar jendela

"maksudnya, ayah sama bunda gak izinin...??"

Syafeera tak menjawab hanya memutar mata malas nya.

"jangan kendor, buktikan aja dulu, mu mampu masuk 2 besar, soal gimana nanti, ya mu harus yakinkan mereka"

"hai Sya..." sapa Riko

"apa...??" jawab Syafeera jutek

"jutek amat... pulang sekolah jalan yok..."

"dari tadi aku jalan, dari parkiran ke kelas, dan udah jelas lah nanti selesai jam bakal jalan lagi keparkiran, trus mau jalan kemana lagi hah...??

"ke Cafe kek... ke mall sebelah kek... kemana Syafeera mau,. Abang Riko jabanin..hehehe"

"Sya di panggil Bu Santi" ujar salah satu murid yang kebetulan lewat

"ok..." jawab nya lalu berlalu meninggalkan Riko dan Fitri

"Jutek amat hari ini??"

"kan kamu dah biasa di jutekin...udah sana balik ke Kursi" ujar Fitri yang juga malas meladeni Riko

Sesampainya di ruangan Bu Santi semua peserta beasiswa sudah berkumpul, dimana Bu Santi memberikan arahan, jika Lusa semua harus datang ke Universitas yang ada di Pekanbaru untuk melakukan ujian akhir. Serta setelah selesai ujian, mereka harus segera menghadapi UAN juga..jadi harus extra.

saat semua sudah keluar, tapi Syafeera masih duduk di kursi nya.

"kenapa Syafeera, ada yang kurang jelas??"

"Buk... jika lulus masuk 2 besar, trus gak jadi berangkat gimana??"dan

"kenapa...??"

"iseng aja Bu pengen tahu kemungkian yang terjadi..hehehe" jawabnya sambil menggaruk kepalanya nya yang tertutup jilbab itu

"kamu ini... sudah sana masuk kelas, kamu itu berprestasi, ibu yakin kamu mampu"

"hehehe... ibu ini buat Sya melambung aja, Sya ke kelas Bu..." pamit nya

*

Gimana,. masih perlu lanjut???

Jangan lupa dukungan nya ya...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!