"Komandan, mundur! Aku ingin sebanyak mungkin selamat...!" Jendral Anbo memerintah.
"Siap Jendral..."
"Penembak tetap pada posisi, Prajurit pengendali Zeus kendalikan sampai akhir! Nasib semua pasukan ada pada kalian..." Komandan Vise memerintah.
"Siap Komandan, nyawa kami akan mendiami Planet Tin-go sampai akhir!"
"Jendral lapor, semua pasukan siap memasuki zoxi 6..." Seorang Komandan datang dari area pertempuran memberikan laporannya.
"Apakah Zoxi 1 sampai 5 sudah lepas landas dengan aman...?"
"Sudah Jendral, Zoxi telah di amankan oleh Zeus dari darat Jendral."
Daahr...!! Daaahr...!! Suara ledakan berasal dari hancurnya Zoxi satu dan Zoxi dua.
"Tiiiidaaaaaak...!! Apa yang terjadi?" Seorang Jendral berteriak.
"Zoxi 1 di tumpangi keluarga pemimpin dan Zoxi 2 di tumpangi pemimpin tinggi dan Jendral utama." Berbicara lirih dengan sangat sedih, perasaan sedih dan bingung ada pada semua Prajurit.
"Perisai penghalang Planet...!" Berbicara dalam pikiran Jendral Anbo.
"Apa... Apa yang harus kita lakukan...?" Seorang Jendral lainnya bergumam.
"I-itu perisai planet senmi," ucap Jendral tersebut.
Perisai Planet senmi adalah perisai penghalang transparan setebal satu kilo meter dan ketika ada benda asing tanpa ada cakram berkode yang tepat di ujung depan yang bersentuhan dengan perisai senmi, maka perisai senmi akan mengeluarkan petir berkekuatan dua kali kekuatan ledakan rudal nuklir di setiap meternya.
Ketika semua berkutat dan melamun dengan pikiran masing-masing, Jendral Anbo berteriak.
"Tidak akan ku biarkan kita mati di sini...! Semua pasukan... Serang dengan semua kekuatan yang masih kita miliki, kendarai semua kendaraan perang..." teriakan Jendral Anbo yang dengan penuh emosi dan kesedihan benar benar menjadikan semangat semua Prajurit tersisa.
Dengan adanya serangan penghancuran yang telah berlangsung hampir selama 4 bulan, benar-benar memporak porandakan Planet Tin-go, bahkan telah membunuh milyaran penduduk dan pasukan serta menghancurkan hampir seluruh bangunan bahkan beberapa pulau kecil dan pulau besar hancur tenggelam di lautan.
Harapan pasukan dan penduduk Planet Tin-go yang tersisa dan berkumpul di pulau pertahanan terkuat Planet Tin-go juga seperti telah punah karena kemunculan perisai senmi.
"Hubungi Zoxi tiga, empat, lima... Mendarat dengan cepat... Seluruh pilot Harki! Terbangkan Harki kalian..." Jendral Anbo memberikan perintahnya.
Tanpa ada yang membantah, semua Prajurit dan Komandan pasukan bergerak. Kematian seluruh pemimpin tinggi dan jendral besar, otomatis pimpinan tertinggi ada pada Jendral Anbo yang menjadi wakil Jendral besar.
"Jen-jendral..." Komandan Soni berbicara dengan terbata.
"A-apakah kita benar-benar akan melawan dengan sisa kekuatan kita ini...? Bahkan untuk bertahan dari serangan musuh... Saya tidak yakin kita akan bertahan lebih dari dua hari." Komandan Soni melanjutkan kata-katanya.
"Aku tau," timpal Jendral Anbo..."
Tanpa menjawab, Komandan Soni yang sebagai perisai hidup Jendral Anbo terdiam sambil menerawang seluruh pasukan pilot Harki yang telah lepas landas satu persatu.
Dengan mengikuti Jendral Anbo yang mulai meninggalkan tempat dia berdiri menuju ruang pusat kontrol informasi bersama beberapa jendral tersisa dan para Komandan yang menjadi perisai hidup masing-masing Jendral.
**Ruang kontrol**
"Hidupkan radio sonar, komunikasi dengan semua pilot Harki..."
"Siap jendral." Prajurit di ruang kontrol menjawab.
"Radio sonar telah siap Jendral," lanjut seorang Prajurit.
Radio sonar adalah alat komunikasi jarak jauh yang juga bisa di lakukan secara masal dengan kode-kode gelombang sonar tertentu yang sulit di deteksi dan di sadab, tetapi tetap akan memunculkan suara yang sama oleh yang mendengarkan.
Jendral Anbo menganggukkan kepala lalu berbicara.
"Seluruh pilot Harki, jangan melewati langit. Cepat menyelam dan bergerak ke arah timur sejauh tujuh ribu kilo meter, lalu serang musuh yang terlihat di daerah itu..." Jendral Anbo mengarahkan pasukan melalui panggilan kontrol.
Tanpa bertanya seluruh pilot Harki yang terisa yaitu lima ribu lima ratus empat puluh pilot telah mengendarai Harki mereka masing masing, menjalankan perintah Jendral Anbo
Harki adalah pesawat yang memiliki kemampuan khusus, selain dapat terbang lincah di langit, juga dapat menyelam dan melakukan manuver lincah di dalam air layaknya seperti di langit.
Di saat seluruh pilot dalam perjalanan menuju kordinat yang di perintahkan Jendral Anbo. Jendral Anbo berbicara kembali melalui radio sonar. "Dengan kematian seluruh pimpinan tinggi dan Jendral besar Planet Tin-go, secara otomatis, saya Jendral Anbo akan memimpin seluruh sisa kekuatan dan seluruh sisa nyawa di Planet Tin-go..."
"Maaf..." Berbicara lalu menghembuskan nafas panjang sejenak.
"Ini mungkin akan menjadi serangan dan peperangan terakhir Planet Tin-go. Karena di sisa Planet kita yang hampir hancur dan terdapat perisai senmi. Tidak ada pesawat dan kendaraan yang kita buat dapat melewati perisai senmi.
Seluruh pilot harki dan seluruh Prajurit yang ada di kendaraan perang dapat mendengarkan pembicaraan Jendral Anbo.
"Selain kita harus melindungi penduduk, keluarga, sahabat, serta seluruh orang yang kita kenal atau tidak kita kenal sekalipun. Kita juga harus membunuh sebanyak mungkin dan mengalihkan fokus serangan musuh ke arah tujuh ribu kilo meter arah timur. Agar mengurangi serangan di pulau ini.
Karena akan ada satu kapal yang bisa keluar dari Planet Tin-go ini..." Jendral Anbo menceritakan kepada semuanya.
"Degh..." tiba tiba semua Jendral dan Komandan di tempat itu mengangkat kepala.
"Apakah benar Jendral...?" Tanya Jendral Jiru.
Jendral Anbo menganggukkan kepala dengan senyum kecut dan mengatakan dengan suara lirih tapi dapat di dengar oleh seluruh pilot Harki dan semua Prajurit di dalam kendaraan perang. "Benar Jendral Jiru..."
"Sebenarnya ini adalah rahasia Planet Tin-go dan hanya di ketahui oleh pimpinan tinggi Planet Tin-go dan Jendral besar. Aku sebagai wakil Jendral besar, juga baru mengetahui setelah terjadi serangan dari Prajurit Planet Matahari dan di minta untuk tetap merahasiakan. Karena para pemimpin tinggi dan Jendral besar telah tewas, tidak ada alasan lagi untukku merahasiakannya..." Jendral Anbo mulai menceritakan kembali.
"Kira kira ini berawal dari empat puluh tahun yang lalu, dimana ketika itu ada meteor jatuh dan ternyata setelah di temukan dan di teliti, itu bukanlah meteor. Tetapi cakram berkode, setelah di teliti lebih lanjut selama lima tahun, itu adalah cakram berkode sinmi yang dimana peneliti Planet Tin-go tidak dapat memecahkan kode cakram perisai sinmi sampai saat ini..."
"Para pimpinan tinggi planet tin-go berharap kita dapat mempelajari cakram berkode sinmi, bukan hanya untuk memperbanyak cakram berkode sinmi, tetapi berharap juga dapat menciptakan perisai sinmi. Tetapi itu hanya harapan khayalan, karena teknologi kita sangat jauh untuk memecahkan misteri perisai sinmi. Bahkan untuk membuka lapisan terluar cakram berkode sinmi, Planet Tin-go tidak mampu..."
"Sampai ketika dua tahun yang lalu, Planet Matahari mengetahui bahwa Planet Tin-go memiliki cakram berkode sinmi dan mereka mengirim utusan untuk memintanya. Karena mereka adalah pemilik cakram berkode sinmi, ucap mereka pada para pimpinan tinggi."
"Tapi..." Dengan menjeda ceritanya, Jendral Anbo menarik nafas panjang...
"Tetapi apa jendral...? Apa para pimpinan tinggi menolak...?" Jendral Jiru yang tidak sabar dengan cerita itu menimpali...
Jendral Anbo menarik nafas panjang lagi dengan raut wajah sedih.
"Bukan hanya menolak, tetapi para pemimpin tinggi Planet Tin-go yang sudah berkumpul di istana benua pusat juga membunuh utusan dari Planet Matahari."
"Apa...!!" tercengang semua Jendral dan Komandan yang mendengarkan cerita Jendral Anbo di tempat itu.
Para pilot Harki dan Prajurit di dalam kendaraan perang juga begitu terkejut...
"Kehancuran Planet Tin-go karena kecerobohan dan kebodohan para pemimpin tinggi..." Para jendral mendesah penuh kekecewaan...
"Nasi sudah jadi bubur..." Jendral Anbo berbicara kembali.
"Tidak ada gunanya meratapi yang telah terjadi." Dengan melanjutkan cerita yang belum selesai, Jendral Anbo bercerita kembali.
"Setelah utusan pertama tidak kembali ke Planet Matahari, satu tahun kemudian datang utusan Planet Matahari lagi, dimana mereka juga membawa pasukan kecil. Sebagian turun ke Planet Tin-go untuk bertemu dengan pimpinan tinggi. Sebagian ada di jarak satu tahun cahaya dari Planet Tin-go menunggu dan mengawasi."
"Tidak di sangka, pimpinan tinggi juga membunuh utusan tersebut dan ada beberapa Prajurit Planet Matahari yang lolos tidak terbunuh. Meskipun akhirnya mereka terbunuh beberapa jam kemudian setelah di lakukan penyisiran, tetapi mereka telah berhasil mengirim pesan ke pasukan Planet Matahari yang berada di luar Planet Tin-go dan juga mengirim pesan langsung ke pimpinan Planet Matahari. Hingga terjadilah penyerangan yang di mulai empat bulan yang lalu..."
"Lalu apa rencana Jendral dengan cakram berkode sinmi yang ada di Planet Tin-go...?" Timpal salah satu Jendral di ruangan tersebut yang juga mewakili seluruh Jendral, Komandan serta Prajurit yang mendengarkan cerita Jendral Anbo seakan memiliki pertanyaan yang sama.
"Karena kita hanya memiliki satu cakram berkode sinmi. Berarti kesempatan kita hanya satu kali saja, berhasil atau binasa..." Semua yang mendengarkan cerita Jendral Anbo tanpa ada yang menjeda dan mendengarkan secara seksama.
"Meninggalkan Planet Tin-go saat ini adalah hal yang tidak mungkin, melawan adalah tindakan bunuh diri, dan tidak mungkin kita tetap diam dengan bertahan, kita harus buat mereka pergi dari Planet Tin-go," ucap Jendral Anbo.
"Letakkan cakram berkode sinmi pada ujung Zoxi, lewati perisai sinmi dan pergi dari Planet Tin-go ke arah Planet Biru Seri." Jendral Anbo membeberkan rencananya.
Arah Planet Biru Seri berlawanan dengan pasukan dari Planet Matahari berada.
"I-itu misi bunuh diri jendral," timpal Komandan Vize.
"Benar... Karena itu, aku sendiri yang akan mengendalikan Zoxi menjauh dari Planet Tin-go..." Dengan tegas Jendral Anbo berbicara.
"Maaf Jendral, tetapi saya tidak akan membiarkan Planet Tin-go kehilangan pemimpin lagi, biarkan saya menggantikan Jendral Anbo." Jendral Jiru memotong perkataan Jendral Anbo.
"Jendral jiru...!! Ini bukan waktunya berdebat, Planet Tin-go lebih membutuhkan Jendral muda dari pada Jendral tua, jalankan semua rencana sesuai perintah terakhir ku." Dengan tegas penuh emosi yang membakar jiwa Jendral Anbo memberi penjelasan, karena semua tau ini hanya misi pengalihan dan bunuh diri, sambil berlalu meninggalkan ruang radio sonar.
🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏
"Siapkan Zoxi lima kilo meter dari sini dan tempatkan di ruang terbuka yang dapat terlihat dengan mudah oleh pasukan Planet Matahari."
"Aku juga membutuhkan seratus prajurit yang siap menemani aku, untuk menjadi pasukan pengalihan yang siap mati, dengan menggunakan baju pimpinan biasa dan sebagian dengan baju pemimpin tinggi." Jendral Anbo berhenti dan berkata di depan pintu ruang radio sonar, sebelum melepaskan alat komunikasi kecil yang terpasang di telinganya.
**Di tempat barak prajurit**
"Aku ingin sembilan puluh sembilan orang yang di butuhkan Jendral Anbo berasal dari pasukan ini, bagi yang mau mati bersamaku berbaris di depan." Komandan vize berbicara di depan pasukan setianya.
Tanpa butuh waktu lama, sembilan puluh sembilan Prajurit berdiri di depan bersama Komandan Vize.
"Cepat bersiap menggunakan pakaian pemimpin biasa dan pemimpin tinggi." perintah Komandan Vize.
Dengan perintah dari Komandan Vize, sembilan puluh sembilan Prajurit yang akan ikut, pergi bersiap dan berkemas.
**Di pangkalan zoxi**
"Biarkan Zoxi 6 yang akan membawa Jendral Anbo dan para prajurit pemberani," ujar pilot Zoxi 6 dan langsung berlari menuju Zoxi 6 yang akan menerbangkan Zoxi ke tempat terbuka.
**Medan pertempuran di luar markas besar**
"Lindungi Zoxi 6 yang akan menuju tempat terbuka." Perintah seorang Komandan kepada Prajurit kontrol Zeus.
Daahr... Daaahhrrrr... Daahr...
Suara ledakan dan tembakan berada di daratan dan langit sekitar markas besar dan pulau perlindungan terakhir.
**Di tempat terbuka yang telah di tentukan**
Setelah Zoxi tiba, yang juga sudah di tunggu oleh seratus Prajurit dan Jendral Anbo beserta Komandan Soni yang selalu berada di samping Jendral Anbo.
Pintu Zoxi terbuka dengan perlahan, seratus Prajurit memasuki Zoxi dengan tertib, disaat Jendral Anbo akan menaiki Zoxi dengan menoleh kepada markas besar yang menjadi terakhir kalinya dia melihat markas besar, tiba tiba Jendral Jiru dari dalam mengarahkan tendangan kepada Jendral Anbo. Serangan mendadak tersebut tidak dapat di hindari oleh Jendral Anbo, tetapi dapat di tangkis dengan mengorbankan bahu kanan Komandan Soni yang selalu waspada agar tidak mengenai telak terhadap dada Jendral Anbo.
"Jendral...!!" Teriak Komandan Soni dengan terpental berputar beberapa kali dan terjatuh ke bawah tanah dari ketinggian lima puluh meter pintu masuk Zoxi dan merintih kesakitan.
Walaupun dengan tubuh setinggi 6 meter, ketinggian 50 meter dan tendangan Jendral Jiru benar benar memberikan cidera cukup serius pada Komandan Soni.
Dengan tubuh terhuyung dan mundur beberapa meter, Jendral Anbo berusaha menahan keseimbangan dengan penuh amarah di dadanya.
"Jendral muda tidak tahu diri!!" Teriak Jendral Anbo penuh amarah.
Tanpa memberikan kesempatan kepada Jendral Anbo yang sedang tidak seimbang karena berada di tangga, Jendral Jiru memberikan tendangan susulan dan mengenai telak di telinga kiri Jendral Anbo sampai terpental dan jatuh ke tanah.
"Aku tidak ingin melihat orang yang berjasa pada hidupku dan selalu melindungi ayahku di masa hidupnya akan mati... Serahkan padaku Jendral Anbo, kau adalah sosok pengganti ayahku di hidupku," teriak Jendral Jiru dari atas pesawat.
"Tutup pintunya Prajurit."
"Siap Jendral Jiru..." Prajurit menutup pintu menjawab dengan penuh keyakinan.
**Kapal super besar yang menjadikannya kapal induk di luar angkasa Planet Tin-go**
"Jendral," ucap hormat seorang Komandan Planet Matahari yang siap memberikan laporan.
Di sebut Planet Matahari karena seluruh penghuni Planet Matahari dapat mengeluarkan cahaya dari tubuhnya ketika gelap. Daun - daun dan batang pohon di Planet matahari mengeluarkan warna kuning hingga merah, semakin besar pohon semakin merah warna yang di keluarkan, sedangkan hewan hewan di Planet Matahari dapat mengeluarkan berbagai warna bergantung dengan jenis hewan.
Begitu juga dengan penduduk Planet Patahari yang di sebut penduduk isz memiliki arti tulang cahaya, karena ketika tubuh penduduk Planet Matahari berbenturan dengan apapun dan benturan tersebut sampai bergetar ke tulang maka tulang penduduk isz akan mengeluarkan cahaya kuning hingga merah seperti api dan dapat menjadi perisai perlindungan secara instan melindungi tubuh dari benturan, sehingga Planet Matahari akan mengeluarkan cahaya kuning kemerahan ketika gelap dan terlihat sampai ke luar angkasa.
"Ada laporan apa komandan...?" Jendral Willy bertanya kepada Komandan yang baru datang.
"Sekitar tujuh ribu kilo meter dari benteng pertahanan terakhir Planet Tin-go muncul ribuan pesawat Planet Tin-go yang sangat lincah melakukan manuver dan menyerang pasukan kita di wilayah tersebut." Jawab seorang Komandan memberikan laporannya.
"Ha.. Ha.. Ha.. Ha.." Jendral willy tertawa dengan pandangan kemarahan.
"Planet bodoh... Planet tertinggal... Bagaimana mungkin mereka memberikan serangan hanya dengan ribuan pesawat kecil yang hanya bisa lari, bahkan pesawat besar mereka hanya jadi puing puing di hadapan perisai senmi. Kirim seribu pesawat Diamond min untuk melenyapkan pasukan pesawat kecil itu."
"Siap Jendral..." Jawab Komandan tersebut lalu pergi meninggalkan tempatnya.
Pesawat Diamond min adalah pesawat yang memiliki perisai luar biasa, bahkan tidak dapat meleleh di suhu 10.000° celcius dan pilot tetap dingin dan nyaman di dalam pesawat.
Wush... Wush... Wush... Wush... Seribu pesawat Diamond min keluar dari dalam kapal induk Planet Matahari.
Kiiiiiiinnngggg... Suara gesekan pesawat Diamond min dengan perisai senmi, tetapi tidak menghancurkan pesawat diamond min tersebut, hanya ada gesekan melengkingkan telinga seperti suara lempengan besi bertemu dengan mata tombak.
Wush... Wush... Wush... Wush... Suara pesawat Diamond min melesat ke arah titik pertempuran.
**Markas besar Planet Tin-go**
"Jendral Anbo, Komandan Soni, mari tinggalkan tempai ini, selain Zoxi akan terbang, tempat ini juga berbahaya." Beberapa Prajurit membantu Jendral Anbo dan Komandan Soni.
Di dalam Zoxi, Jendral Jiru memerintahkan pilot Zoxi untuk cepat lepas landas dan terbang menuju Planet Biru Seri.
Wwhhuuuunnggggg.... Suara mesin Zoxi yang siap melakukan kecepatan puncaknya dari satu kilo meter di atas tanah tersebut agar ledakan tanah yang terkena sapuan mesin Zoxi yang akan melakukan lompatan kecepatan cahaya dapat menarik perhatian pasukan Planet Matahari.
Daaaahhhrrr... Suara ledakan lompatan cahaya Zoxi yang mengenai tanah membekas menjadikannya lubang sedalam tiga kilo meter dengan diameter empat kilo meter.
Hanya dalam hitungan tidak sampai 1 detik Zoxi telah melewati perisai senmi dengan mulus karena adanya cakram berkode senmi di depan pesawat yang seolah olah memberikan jalan untuk cakram berkode tersebut, sehingga perisai senmi dapat di lewati tanpa ledakan.
Kecepatan cahaya adalah kecepatan luar biasa, di mana kecepatan 1 detik cahaya sama dengan tiga ratus ribu km, bagaimana kecepatan 1 tahun cahaya..?
1 detik cahaya sama dengan 300.000 km,
300.000 x 60 detik cahaya (1 menit) sama dengan 18.000.000 km.
18.000.000 x 60 menit cahaya (1 jam) sama dengan 1.080.000.000 km.
1.080.000.000 x 24 jam cahaya (1 hari) sama dengan 25.920.000.000 km.
25.920.000.000 x 365,25 hari cahaya (1 tahun) sama dengan 9.467.280.000.000 km.
Berarti 1 tahun cahaya sama dengan menempuh (sembilan triliyun empat ratus enam puluh tujuh milyar dua ratus delapan puluh juta km).
Dengan kecepatan maksimal 2 tahun cahaya, Zoxi melesat meninggalkan Planet Tin-go.
**Kapal induk Planet Matahari**
"Lapor Jendral, sebuah pesawat Planet Tin-go meninggalkan Planet Tin-go dengan 100 lebih pemimpin Planet Tin-go dan dapat melewati perisai senmi dengan kecepatan 2 tahun cahaya." Dengan berlari seorang komandan menuju ruangan Jendral Willy untuk melapor.
"Kurang ajar...!! Pasti mereka menggunakan cakram berkode senmi." Jendral Willy berbicara dengan penuh kemarahan.
"Jendral Boby...!!" Teriak Jendral Willy memanggil.
Jendral Boby yang berada di ruangan sebelah Jendral Willy, jalan dengan sedikit lari menghampiri ruangan Jendral Willy.
"Siap Jendral," ucap Jendral Boby setelah berada di depan Jendral Willy.
"Jendral Boby, tembakkan 9 rudal soy kepada pesawat Planet Tin-go yang baru saja meninggalkan Planet Tin-go, lalu kejar mereka dan pastikan dengan mata kamu sendiri bahwa pesawat itu sudah hancur dan bawa kemari cakram berkode senmi." perintah Jendral Willy kepada Jendral Boby.
"Siap Jendral... Laksanakan..." Jawab Jendral Boby, lalu meninggalkan ruangan.
"Komandan, tarik semua pasukan dari Planet Tin-go." Jendral Willy memerintah dengan tegas.
"Siap Jendral..." Dengan wajah ragu tapi tidak memiliki keberanian untuk bertanya karena raut wajah Jendral Willy bagaikan hewan api yang siap menerkam.
"Mengapa kita menarik pasukan Jendral...? Bukankah Jendral Boby sudah mengejar pesawat Planet Tin-go yang melarikan diri tersebut...? Apa kita akan membiarkan Planet Tin-go begitu saja...?" Jendral Fargp mempertanyakan keputusan Jendral Willy yang akan menarik semua pasukan Planet Matahari dari Planet Tin-go.
"Aku ada rencana." Jawab Jendral Willy dingin lalu duduk santai kembali.
Tanpa berani menanyakan lagi, Jendral Fargp juga duduk.
**Komandan pasukan pesawat diamond**
Lampu merah sebelah kanan menyala di semua pesawat Diamond yang menandakan perintah mundur.
"Apa! Mundur! Mengapa ada perintah mundur? Bahkan kita belum sampai di tujuan." Komandan pasukan tersebut membatin.
Tanpa banyak membuang waktu, Komandan tersebut memerintahkan pasukannya untuk mundur.
**Planet Tin-go**
Sorak kegembiraan semua sisa penghuni Planet Tin-go yang tidak lebih dari 10 juta nyawa tersebut karena melihat semua pasukan darat dan udara Planet Matahari meninggalkan Planet tin-go.
"Jendral kita berhasil..." Ucap Komandan Soni dengan senyum memancar di wajahnya meski tetap terlihat kelelahan.
"Ya, tapi tidak dengan Jendral Jiru." dengan suara pelan dan kesedihan di mata Jendral Anbo memandangi langit"
**Di dalam zoxi**
"Kita berhasil menarik perhatian pasukan Planet Matahari Jendral. Baru saja kita dapat pesan dari Planet Tin-go, seluruh pasukan Planet Matahari meninggalkan Planet Tin-go." Jendral Jiru menanggapi laporan tersebut dengan senyuman yang penuh arti dan juga ketakutan dalam hatinya, yang pasti ketika pasukan Planet Matahari meninggalkan Planet Tin-go secara otomatis mereka bersiap mengejar Zoxi yang di tumpangi Jendral Jiru.
Dengan tidak menampakkan ketakutannya, Jendral Jiru mengarahkan semua kru Zoxi untuk melakukan segala upaya karena mereka akan di kejar oleh pasukan Planet Matahari.
##Sekedar informasi.
Jarak Bumi dengan Matahari ±150.000.000 KM. jadi cahaya Matahari hanya butuh waktu ±8,3 menit untuk sampai Bumi. Dengan kecepatan sebenarnya 9.467.280.000.000 KM/tahun
Kalau naik Zoxi yang memiliki kecepatan 2 tahun cahaya, maka hanya butuh waktu ±4,1 menit...
🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE, jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏
"Siapkan perisai dan buat ledakan lompatan cahaya secara zig zag dan acak, supaya sulit di deteksi dan memiliki jalan untuk lolos. Manfaatkan waktu yang bisa sedikit lebih lama, karena pasukan Planet Matahari akan membutuhkan waktu untuk menarik pasukan dari Planet Tin-go." perintah Jendral Jiru kepada seluruh prajuritnya.
"Hubungi kendali Planet Tin-go, minta mereka mengulur waktu penarikan pasukan Planet Matahari, agar kita memiliki tambahan waktu!"
Siap Jendral!" ucap seorang kru bagian komunikasi.
**Kapal induk Planet matahari**
Jendral Boby yang di tugaskan mengejar Jendral Jiru, telah mengunci Zoxi yang di tumpangi Jendral Jiru dan menembakkan 9 rudal soy yang memiliki kecepatan 12 tahun cahaya dan telah siap memisahkan pesawat diamond dari kapal induk yang memiliki kecepatan 7 tahun cahaya.
Hhhhzzzzzzhhhh. Pesawat diamond Planet Matahari yang di tumpangi Jendral Boby terbang dengan kecepatan normal meninggalkan kapal induk. Setelah berjarak seratus kilo meter, pesawat diamond tersebut melakukan lompatan kecepatan cahaya dengan kecepatan maksimal.
**Di ruangan Jendral Willy**
"Jendral Fargp, ikuti aku," perintah Jendral Willy
Berjalan melewati lorong menuju ruang kendali utama kapal induk Planet Matahari, setelah sampai di ruang kendali kapal induk, semua kru yang ada di dalam berdiri dan memberi hormat.
"Bagaimana Jendral...?" Ucap Jendral Willy kepada Jendral Cytar, Jendral perempuan yang bertugas di ruang kendali utama kapal induk.
"Silahkan Jendral Willy." dengan menunjukkan layar utama di ruangan tersebut.
"Pasukan kita sudah 97% kembali dan sisanya baru keluar dari lapisan udara Planet Tin-go." Jendral Cytar melaporkan secara rinci.
"Mengapa lama sekali menarik pasukan...?" Ucap Jendral Willy dengan sedikit kesal.
"Ketika pasukan terakhir kita akan meninggalkan Planet Tin-go, pasukan terakhir kita mendapat serangan dan di kepung oleh pasukan Planet Tin-go, sehingga menyisakan separuh dari pasukan terakhir yang meninggalkan Planet Tin-go dan beberapa saat lagi mereka pasti sampai." Jendral wanita tersebut memberi penjelasan kepada Jendral Willy.
"Mereka berfikir kita takut dan mundur. Benar benar bodoh..." Dengan senyuman dingin Jendral Willy berbicara perlahan tapi terdengar jelas oleh semua kru di ruangan tersebut. "
**Beberapa saat kemudian**
"Jendral... Semua pasukan telah kembali dan semua pintu telah tertutup dan terkunci." ucap Jendral Cytar.
"Bagus, menjauh sejauh 1 jam cahaya dari planet Tin-go." Jendral Willy memberi perintah.
**Planet tin-go**
Semua penduduk bersorak gembira, karena telah membunuh dan menghancurkan separuh pasukan Planet Matahari yang terakhir meninggalkan Planet Tin-go.
Penduduk dan Prajurit Planet Tin-go mulai membersihkan markas besar dari puing puing kehancuran, dengan raut wajah sedih karena kehilangan dan juga lega karena perang selama 4 bulan telah berakhir yang mereka anggap sebagai kekalahan mutlak bahkan kehancuran.
Setelah hampir satu setengah jam dari sorak kegembiraan penduduk Planet Tin-go, tiba tiba dari langit jauh muncul cahaya merah mendekat, semua mata terpana dengan cahaya tersebut.
"Cahaya apa itu?" Ucap Jendral Anbo.
1 menit kemudian, baru semua penduduk serta Prajurit Planet Tin-go mengetahui apa sebenarnya cahaya merah di langit, setelah mengetahui, mereka semua teriak histeris.
Tidak lebih dari 2 detik dari teriakan histeris tersebut.
Dddduuuuuuuuuuuuaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrhhhhh.........!!!!!!!!!
Ledakan dahsyat mengguncang angkasa, dengan kilatan cahaya seperti cincin meluas ke berbagai arah di luar angkasa, setelah cahaya tersebut hilang, hilang juga Planet Tin-go menjadi serpihan debu.
Cahaya merah itu adalah serangan laser dari kapal induk Planet Matahari.
**Di ruang kendali Zoxi**
"Jendral, kita mendapatkan pesan dari Jendral Anbo."
"Pesan...? Pesan apa...?" Tanya Jendral Jiru
Muncul cahaya merah di langit dari arah Planet Tin-go mendekat..
"Apakah itu serangan...?" Suara pelan Jendral Jiru.
"Entahlah Jendral..." prajurit komunikasi menanggapi Jendral Jiru.
Tidak lama berselang, semua komunikasi dengan Planet Tin-go terputus, membingungkan semua Prajurit komunikasi.
"Jendral, semua komunikasi dengan Planet Tin-go terputus."
Belum sempat Jendral Jiru mempertanyakan, tiba tiba terlihat kilatan cahaya dari kejauhan luar angkasa, kilatan cahaya ledakan Planet atau Bintang dari arah Planet Tin-go berada.
Semua mata tertuju pada kilatan cahaya yang semakin melebar dan menghilang menyisakan lingkaran cahaya cincin yang semakin terlihat besar.
"I-itu, di sana arah Planet Tin-go, apakah Planet Tin-go hancur...?" Komandan Vize berbicara pelan, merasa tidak yakin.
Dengan lutut terjatuh ke lantai, Jendral Jiru merasa yakin bahwa itu adalah kehancuran Planet Tin-go, raut wajah sedih dan kemarahan tapi tidak bisa berbuat apa apa.
Ketika Jendral Jiru masih meratapi hal hal yang terjadi, tiba tiba alarem dengan keras berbunyi di semua ruangan Zoxi.
"Kita telah terkunci Jendral, apa yang harus kita lakukan?" pertanyaan Komandan Vize yang belum pernah berada di situasi seperti ini menjadi sedikit panik.
"Lepaskan inti nuklir zoxi untuk pengalihan." ucap Jendral Jiru dengan santai dan masih dengan wajah lesu dan sedih.
"Ta-tapi Jendral, kita telah di kunci dengan 9 rudal..." dengan wajah pucat dan ketakutan terlihat jelas pada wajah Prajurit di ruangan tersebut dengan terus melihat layar monitor.
Dengan mengangkat wajah, Jendral Jiru menatap layar monitor, dengan wajah terkejut setelah mendapati tampilan layar.
"Cepat sekali roket itu meluncur mendekati kita...!!" Jendral Jiru bericap dengan raut wajah terkejut.
"Zoxi hanya memiliki 3 inti nuklir penggerak tenaga yang telah memiliki identitas Zoxi dan 2 inti nuklir cadangan yang belum memindai data Zoxi, waktu tidak akan cukup memindai data Zoxi kepada inti nuklir cadangan." Jendral Jiru membatin dan berfikir keras.
Belum selesai Jendral Jiru dengan fikirannya, tiba tiba waktu penghitung mundur berjalan dengan memunculkan suara peringatan.
"1 menit sebelum benturan," suara di semua ruangan berbunyi dari otak buatan yang berada pada Zoxi.
"Apa...!! Cepat sekali dia mendekat, ini adalah jarak 10 menit cahaya dan hanya butuh waktu 1 menit sampai ke tempat kita, padahal kecepatan Zoxi 2 tahun cahaya, i-itu berarti rudal tersebut memiliki kecepatan 12 tahun cahaya." Jendral Jiru berucap dengan terkejut.
"Apa semudah itu kita di hancurkan, hanya dengan waktu 4 bulan seluruh penduduk Planet Tin-go binasa bahkan Planet Tin-go juga hancur." Jendral Jiru membatin dengan sedih.
"Patut di coba..." Tiba tiba terlintas di fikiran Jendral Jiru.
"Lemparkan ketiga inti nuklir zoxi dengan terpisah." Teriak Jendral zoxi, hampir bersamaan dengan suara penghitungan mundur, dua puluh detik sebelum benturan.
"Siap Jendral..." Tanpa bertanya Komandan ruang kontrol memerintahkan bagian mesin untuk melempar inti nuklir zoxi sesuai perintah Jendral Jiru.
Bersamaan dengan di lemparnya inti nuklir dari zoxi, hilanglah kekuatan daya zoxi, mesin mati, gravitasi hilang, lampu mati, semua yg berhubungan dengan daya mati.
Dalam kehampaan luar angkasa, zoki tanpa daya terus meluncur bagai bola yang turun menggelinding dari dari atas ke bawah, di dalam Zoxi yang penuh gelap gulita Jendral Jiru dan Pasukannya hanya berdiam dan menunggu.
"Apakah kita bisa selamat Jendral...?" ucap Komandan Vize penuh dengan rasa khawatir.
"Entahlah, kita akan mengetahui sebentar lagi."
Beberapa detik kemudian, dari jarak ratusan ribu km, muncul cahaya ledakan dari kejauhan, hampir bersamaan ytidak jauh dari Zoxi, 6 rudal Soy melesat melewati Zoxi yang sudah tanpa daya.
"Kita berhasil Jendral..." Salah seorang Prajurit berbicara dengan sangat senang dan bersama mereka bersorak, tapi tidak dengan Jendral Jiru.
"Belum saatnya kita senang." dengan menunjukkan ke arah 3 sumber cahaya ledakan sebelumnya.
"Bersiap untuk benturan oleh gelombang ledakan tersebut." Jendral Jiru memperingatkan dan di tanggapi dengan ketakutan oleh semua Prajurit.
Beberapa saat kemudian, cahaya ledakan berbentuk cincin yang meluas dari inti ledakan melewati zoxi, dengan sedikit getaran dari cahaya tersebut.
"Apakah hanya getaran ini yang diciptakan oleh ledakan tersebut...?" Ucap salah satu prajurit yang sebelumnya menegang dan menurunkan kewaspadaannya yang di ikuti beberapa prajurit, tiba tiba... Zoxi yang tanpa daya dan tenaga tersebut menerima efek gelombang ledakan yang sesungguhnya.
Dang... Dang... Tang... Dang... Tang... Tang...
0p
Suara di dalam Zoxi, hempasan yang memporak porandakan dan merontokkan berbagi alat dan apapun yang terlepas dari bodi Zoxi.
Zoxi terlempar tidak beraturan di alam hampa angkasa, bahkan berkali kali membentur meteor dan benda benda asing tanpa bisa di kendalikan.
Hampir 10 menit guncangan yang menjadikan di dalam Zoxi porak poranda karena Zoki membentur benda benda asing dan bergerak liar kesana-kemari, kini mulai sedikit tenang, meski masih meluncur pelan dan sesekali Zoxi berputar tidak beraturan tetapi beberapa prajurit dan Jendral Jiru yang telah siap dari benturan tersebut, mulai bisa mengendalikan diri.
"Tetap berpegangan, tunggu Zoxi benar benar berhenti." Jendral Jiru memberi arahan dan di tanggapi dengan diam tanpa suara dari Prajurit yang selamat, karena mereka sangat mual, dampak dari berputar putar tidak beraturan.
**di sisi lain**
"Jendral, muncul 3 ledakan dari tempat yang berbeda dan 6 rudal yang lain tetap melesat tanpa tujuan, karena tiba tiba pesawat dari Planet Tin-go menghilang sebelum ledakan tanpa jejak daya sama sekali." Laporan dari seorang Prajurit kepada Jendral Boby.
"Apa arti semua ini...? Mana mungkin ada rudal pengalihan yang bisa mengalihkan kuncian daya dari Rudal Soy, benar benar tidak mungkin..." Jendral Boby membatin"
"Dua menit lagi kita akan sampai di sumber ledakan Jendral..." Laporan dari Komandan Serphe.
Beberapa saat kemudian pesawat Diamond yang di tumpangi Jendral Boby dan pasukannya tiba di sumber ledakan.
"Tiga sumber ledakan yang tidak terlalu jauh." batin Jendral Boby.
🙏🙏 mohon dukungannya ya, dengan cara LIKE, COMMENT, BERI HADIAH dan VOTE jangan lupa jadikan Favorit😍💕 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!