NovelToon NovelToon

Putri Mahkota Gila

Bab. 01 - Prolog

Ada seorang penulis yang menjadi gila dan dilarikan ke rumah sakit setelah menuliskan buku berjudul ”Putri yang Tak Diinginkan.”

Dalam buku itu menceritakan kisah seorang Putri yang tak dianggap oleh Sang Kaisar padahal sebenarnya, Sang Putri adalah saudara kembar dari Sang Putra mahkota yang akan dinobatkan menjadi kaisar berikutnya. Namun, karena permaisuri meninggal setelah melahirkannya, Sang Putri dituduh sebagai pembunuh kecil yang mengharuskannya hidup sebagai orang mati. Sang Putra mahkota bahkan tak mau mengakuinya dan bahkan tak mau menatap wajahnya.

Namun, suatu ketika. Saat Sang Putri sedang berjalan-jalan di hutan, para Putri selir mendorongnya masuk ke dalam danau yang dalam.

Ia takut karena tak bisa berenang ke atas. Namun, nyawanya ini terselamatkan berkat seorang laki-laki yang menyelam masuk ke dalam danau dan menariknya keluar. Dan siapa yang tak menyangka, laki-laki yang telah menyelamatkan nyawanya ini adalah penyihir Naga yang sangat terkenal dalam legenda orang-orang zaman dulu.

”Tuan putri! Tuan putri! Bangunlah!” seru seorang gadis pelayan yang mencoba membangunkan seorang gadis berumur 14 tahun.

Saat ini, ia berada di dalam sebuah ruangan kotor yang dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba. Selain itu, tercium aroma anyir darah yang menyebar ke seluruh tempat dan bahkan, mereka yang melewati kamar Sang putri bisa menciumnya dari luar.

”Kenapa mereka mengganggu? Padahal aku sedang tertidur dan tidak berisik sama sekali.” gumam Sang putri sambil mencoba membuka kelopak matanya yang memiliki bulu mata panjang dan pupil mata yang berwarna biru cerah.

Perlahan, ia menatap seorang gadis muda yang memakai pakaian pelayan zaman dulu sedang mencoba membangunkannya. Ia merasa bingung karena sebelumnya ia tak pernah melihat gadis ini. Seharusnya, ia sedang berada di rumah sakit jiwa, bersama perawat-perawat yang memakai pakaian putih rapi dan bukannya gadis dengan sehelai kain tanpa jahitan.

Kenapa aku terbangun di sini? Ah, benar juga. Dokter itu memberikanku obat yang salah. Dan karena kesalahan itu, aku merasa sakit sekali seperti sedang bertemu kematian.

Tapi, mengapa harus di sini dan bukannya di dalam peti mati?

”Tuan Putri! Syukurlah akhirnya Nona sadar kembali. Pelayan ini sangat mencemaskan Nona.” ucap pelayan dengan bola mata yang terlihat sembab seakan sangat senang melihat Tuan putrinya kembali sadar.

Apa yang terjadi? Orang gila sepertiku bisa menjadi Tuan Putri?

Dari luar sana, terdengar beberapa orang yang saling berbisik mengatakan, ”Shu Qingzhi lemah sekali! Aku dengar, malam tadi dia tidur di luar dan saat pelayan Fu Yiren menemukannya, dia sudah dalam keadaan sakit!”

”Haha! Sungguh lucu sekali!”

”Jadi, namaku adalah Shu Qingzhi? Mengapa aku merasa sedih ketika terbangun? Apakah Putri ini sering mendapatkan perlakuan yang tidak adil?” batin Shu Qingzhi yang tidak berekspresi.

”Tuan putri! Anda tidak seperti biasanya. Mengapa Nona melamun? Apakah ada sesuatu yang Nona butuhkan?” tanya pelayan yang tampak cemas.

Apakah dia adalah Fu Yiren? Orang yang ada dalam pembicaraan mereka? Mengapa dia baik sekali padaku? Apakah dia tidak akan memukuliku atau menggoreskan luka fisik padaku?

Shu Qingzhi tidak berekspresi. Perhatiannya terus menatap ke bawah dan terkadang ia memperhatikan pemandangan sekitar yang jauh dari kata layak untuk ditempati.

Tampaknya, tempat ini adalah gudang penyimpanan. Karena Shu Qingzhi sangat dibenci oleh Kaisar dan kelahirannya dituduh sebagai penyebab kematian Sang permaisuri, ia pun disingkirkan dari istananya dan tinggal di gudang penyimpanan yang kotor dan berbau.

Selain itu, pelayan rendahan yang dulunya pernah merawatnya, tewas tercabik-cabik ketika Shu Qingzhi dilempar ke dalam hutan oleh saudara-saudaranya sendiri. Namun, anak pertamanya Fu Yiren adalah orang yang tak pernah menyalahkannya meskipun, Ayah dan Ibunya harus mati karena Shu Qingzhi.

Shu Qingzhi menatap Fu Yiren dengan tanpa ekspresi sambil berkata, ”Kenapa ya? Gadis baik sepertimu sangat jarang ditemui.”

Fu Yiren tampak terkejut. Seketika, wajahnya memerah karena untuk pertama kalinya, ia mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Sang Putri. Hal itu membuatnya menjadi sangat canggung saat menjawab, ”Tidak begitu Nona. Tugasku memang untuk melayani Tuan Putri. Jadi, Nona tidak perlu memujiku.” jawabnya tanpa menatap ke arah Shu Qingzhi.

”Ada apa dengan wajahnya? Apakah yang aku katakan ini tidak sesuai dengan sikapnya?” batin Shu Qingzhi yang sangat kebingungan.

Perasaan tersentuh sekaligus senang.

Shu Qingzhi memperhatikan dan berkata dalam benaknya, ”Padahal ini semua tidak berarti apa-apa. Aku bahkan tidak pernah membuat seseorang begitu senang. Entah kenapa, aku malas untuk mengatakannya lagi.” batinnya sambil mengalihkan perhatiannya.

Shu Qingzhi berdiri dari atas tempat tidurnya dan berjalan menuju sebuah lemari yang ada di sebelahnya.

Melihat hal itu, Fu Yiren langsung berkata, ”Apakah Nona ingin aku membantumu memakai pakaian?” ucapnya dengan antusias.

Setelah membuka lemarinya dan mengambil sebuah pakaian berwarna merah, Shu Qingzhi menatap Fu Yiren sambil menganggukkan kepalanya.

Selama ini, Shu Qingzhi tak pernah memakai hanfu yang sama sekali tak memiliki jahitan. Ia selalu memakai pakaian pasien yang lebar dan mudah untuk dimasuki. Akan tetapi, hanfu ini benar-benar kuno karena ia harus memakai begitu banyak tali untuk mengikatnya agar seluruh tubuhnya tertutup.

”Nona terlihat cantik sekali dengan pakaian merah dan hiasan merpati di rambut Nona.” ucap Fu Yiren yang terlihat senang setelah melihatnya bercermin di depan sebuah cermin besar.

Shu Qingzhi sedikit tersenyum ketika melihat dirinya di depan cermin. Selama di rumah sakit jiwa, ia tidak diperbolehkan untuk bercermin sehingga ia selalu membiarkan rambutnya berantakan bahkan sampai tidak bisa disisir. Namun, kali ini untuk pertama kalinya ia melihat wajahnya yang bersih dan cantik seperti Putri sungguhan.

”Apakah Nona merasa senang?” tanya Fu Yiren yang menyadari senyum kecil yang ditunjukkan oleh Shu Qingzhi.

Shu Qingzhi terkejut dan langsung menatap Fu Yiren di sebelahnya. Tak lama setelahnya, ia pun menganggukkan kepalanya dan kembali menatap dirinya yang terpantul di cermin.

”Nona ingin berjalan-jalan keluar? Pelayan ini pasti akan menemani Nona.”

Shu Qingzhi menatap Fu Yiren dengan tanpa ekspresi. Setelah itu, ia pun memperhatikan pakaian sederhana yang dipakai oleh Fu Yiren saat ini.

Merasa kalau pakaian itu terlalu tipis untuk menahan dinginnya udara luar, Shu Qingzhi membuka kembali pakaiannya dan mengambil sebuah jubah panjang yang tebal dan memberikannya pada Fu Yiren agar ia tetap hangat.

”Untukku Nona?” tanya Fu Yiren yang tampak heran setelah melihatnya.

Shu Qingzhi menganggukkan kepalanya dan langsung memakaikannya.

”Ah! Nona. Pelayan ini tak pantas mendapatkannya. Biarkan pelayan ini memakai pakaian seadanya.” ucap Fu Yiren dengan nada merendah.

Tak lama setelahnya, Shu Qingzhi berkata pelan, ”Di luar sangat dingin. Aku tidak ingin kau sakit karena menahannya. Anggaplah ini sebagai rasa terima kasihku.”

Seketika Fu Yiren kembali terdiam dengan mata yang penuh sembab. Selama ini, ia tidak pernah diperlakukan baik seperti ini apalagi setelah ia menjadi pelayan pribadi Shu Qingzhi, Putri yang tak diinginkan.

”Terima kasih. Tuan Putri sangat baik padaku.” ucap Fu Yiren dengan nada merendah.

Shu Qingzhi terdiam tanpa ekspresi.

Setelah Fu Yiren menerimanya dengan baik, Shu Qingzhi akhirnya berjalan keluar ruangan tersebut. Tanpa merasakan adanya hal aneh di sekitarnya, dengan percaya diri ia langsung membuka pintunya dan hal yang selanjutnya terjadi benar-benar tidak dapat diprediksi olehnya.

Dari dua arah yang berbeda, kedua orang ini sedang mencoba untuk mengguyurnya dengan air panas. Akan tetapi, hal tersebut langsung disadari olehnya dan ia pun langsung berjalan mundur ke belakang sehingga, air tersebut tidak berhasil menyentuhnya.

”Maaf, Tuan Putri. Dua pelayan ku tidak sengaja menjatuhkan air panas ke arahmu. Kami benar-benar menyesal.” ucap seorang gadis berumur 15 tahun sambil memberikannya tatapan sinis yang terkesan sangat mengejek.

Bab. 02 - Putri Selir

Kesal.

”Kenapa setiap menatap matanya, aku merasa sangat marah? Aku ingin sekali membunuhnya.” batin Shu Qingzhi yang tampak sangat kesal dan marah terhadap seorang Putri selir yang telah berdiri di depannya.

Putri selir yang ada di depannya adalah Putri ketiga, Linyun, Anak dari selir ketiga Kaisar sekaligus musuh terbesar Shu Qingzhi yang telah membuatnya depresi sampai melukai dirinya.

Perih sekali.

Shu Qingzhi langsung menatap pergelangan tangannya sendiri dan melihat beberapa luka sayatan pisau yang telah mengering.

Karena Lin Yun selalu membuatnya terpojok bahkan saat usianya sepuluh tahun, Lin Yun pernah membuat tangan dan kakinya patah. Hal itu, membuat Shu Qingzhi merasa sangat tertekan dan menaruh rasa takutnya pada Lin Yun. Ia bahkan sampai menyayat tangan kirinya agar rasa sakit dalam hatinya bisa diredam. Namun, hal itu menjadi sia-sia karena Shu Qingzhi akhirnya meninggal karena kehabisan darah.

”Tidak biasanya kau akan pergi menghirup udara segar. Bukankah kau selalu tinggal di gudang penyimpanan dan berteman dengan serangga-serangga kotor yang ada di sana? Ah! Aku tahu. Apakah kau ingin aku mematahkan tangan dan kakimu lagi agar kau cacat seumur hidup?” ucap Lin Yun sambil menutupi mulutnya dengan kipas lipat miliknya.

Karena kemarahannya yang tidak bisa diredam dengan apapun, Shu Qingzhi berjalan mendekati Lin Yun dengan tatapan merunduk ke bawah. Lalu, saat ia telah berada di depannya, Shu Qingzhi langsung mencengkram pergelangan tangan Lin Yun dan menatapnya dengan dingin.

”Sebaiknya, jangan berani macam-macam denganku. Kau pasti akan tahu dan menyesali akibatnya jika berani melakukannya lagi.” ucapnya dengan suara dingin dan tatapan yang tidak berhenti menatap mata Lin Yun yang terus bergetar.

Lin Yun tampak tertekan setelah Shu Qingzhi memberikannya tatapan mengerikan seperti itu. Tak lama, ia pun segera melepas pergelangan tangannya yang semakin sakit dan berkata, ”Mengapa marah padaku? Lagipula aku sudah meminta maaf padamu! Kau adalah penjahat! Pantas saja Kaisar sama sekali tidak menginginkan mu!” setelah mengatakannya, Lin Yun segera pergi meninggalkan tempat tersebut bersama dengan kedua pelayannya.

”Memangnya apa yang perlu ditakutkan dari orang itu? Biasa saja. Aku bahkan bisa menebas kepalanya jika aku mau.” batin Shu Qingzhi yang terlihat tidak senang.

Setelah melihat hal itu, lagi-lagi Fu Yiren merendah di hadapannya. Ia langsung berlutut di sana dan berkata, ”Maaf, Nona. Pelayan ini sangat bodoh karena tidak bisa mengatakan apapun untuk membela Nona. Tolong, hukum pelayan ini.”

Shu Qingzhi tidak berekspresi dan ia malah berjalan pergi menjauhi pandangannya. Hal itu membuat Fu Yiren merasa sangat terkejut karena dia telah mengira kalau saat ini, Shu Qingzhi benar-benar marah padanya. Mungkin saja, Shu Qingzhi akan menghukumnya dan mengatakan untuk jangan pernah muncul di hadapannya lagi.

”N~ Nona.”

Shu Qingzhi menoleh ke arahnya dan berkata, ”Masih di sana? Bukankah aku mengatakan kalau aku ingin berjalan-jalan?”

Fu Yiren langsung berkata, ”Tapi, Nona! Bagaimana dengan hukuman ku?”

Shu Qingzhi tidak berekspresi dan terdiam selama beberapa saat. Tak lama, ia kembali membelakanginya dan berkata pelan, ”Jika terlalu berat, tidak perlu menemaniku.” ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkannya.

Fu Yiren sangat ketakutan dan langsung berlari menyusul Shu Qingzhi. ”Nona! Apakah Nona tidak ingin menghukum ku? Aku sudah bertindak menjengkelkan di depan Nona jadi, aku pantas menerimanya.”

Lagi-lagi, Shu Qingzhi menghentikan langkahnya dan menatap tanah hijau yang ada dibawah kakinya. Ia sangat jarang menunjukkan ekspresinya. Setiap hari, ia selalu diam di kamar karena ia malas berurusan dengan pasien lainnya. Ia tidak pernah tahu betapa kejamnya dunia luar. Ia hidup seperti orang mati dan tak ada satupun yang mau menganggapnya keluarga.

”Kau tidak membutuhkan hukuman. Yang kau butuhkan hanyalah seseorang yang berdiri di sebelah mu.” ucapnya sambil berjalan kembali.

***

Semua tampak familiar. Putri selir, pemandangan di gudang penyimpanan, aroma bunga Peony yang terasa di berbagai tempat. Lalu, Putri kecil yang disingkirkan dari keluarga kerajaan.

Apakah aku telah masuk ke dalam cerita buatan ku sendiri untuk merasakan bagaimana rasanya dikucilkan dan mendapatkan hukuman seperti yang Tokoh utama rasakan selama ini?

Apakah ini adalah hukumanku karena terlalu bertindak kejam terhadap pemeran utamaku sendiri?

Aku sudah menduganya. Kali ini, aku harus membayar apa yang sudah aku goreskan dalam buku.

***

Shu Qingzhi memandang wajahnya yang terpantul di atas permukaan danau teratai. Ia duduk di temani dengan beberapa capung kecil yang sedang berada di atas kelopak bunga teratai.

Apa yang akan terjadi jika aku membuat kekacauan yang tidak di sengaja dan bahkan sampai membunuh orang-orang yang ada di sini? Ahh, di sini tidak ada yang namanya rumah sakit jiwa. Mungkin saja aku akan langsung dieksekusi jika benar-benar melakukannya.

”Nona! Nona!” seru Fu Yiren yang berlari menghampirinya dengan membawa beberapa batang bunga Peony yang tumbuh di sekitar Istana. ”... Lihatlah Nona. Bukankah bunga ini harum dan indah?”

Shu Qingzhi yang melihatnya sama sekali tidak berekspresi. Ia bingung mengapa Fu Yiren memberikannya bunga dan mengapa wajahnya begitu senang ketika memperlihatkannya. Dan karena tak ingin membuat siapapun menjadi sedih lagi, Shu Qingzhi menganggukkan kepalanya.

”Apakah Nona ingin aku menyimpannya di kamar agar kamar Nona terasa lebih harum?” tanya Fu Yiren kembali.

Shu Qingzhi merasa bingung dan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Fu Yiren padanya. Ia pun hanya menganggukkan kepalanya dan tak berkata apapun setelah itu.

Melihatnya tak berbicara sama sekali membuat Fu Yiren semakin khawatir. Ia pun duduk di sebelahnya dan bertanya, ”Apakah Nona masih marah padaku? Jika iya, silahkan hukum pelayan ini.” ucapnya dengan nada merendah.

Shu Qingzhi terkejut dan ia pun langsung menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menunjuk ke arah seekor capung kecil dan berkata, ”Aku sedang ingin sendiri. Sebaiknya kau simpan dulu bunga itu dalam vas air agar tidak layu.”

Fu Yiren merasa ragu dan bertanya, ”Apakah Nona akan baik-baik saja jika aku tinggal sendirian di sini? Bagaimana jika hal buruk menimpa Nona?”

Shu Qingzhi langsung menggelengkan kepalanya namun, hal itu tidak membuat Fu Yiren merasa yakin kalau ia akan baik-baik saja.

Tak lama, ia pun segera menghela nafasnya dan berkata, ”Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak akan pergi kemanapun.”

Meskipun begitu, Fu Yiren tampak tak tenang meninggalkan Shu Qingzhi sendirian di tempat ini. Semua putri selir pasti akan melakukan sesuatu terhadapnya. Tentunya, Fu Yiren tak ingin hal itu terjadi pada Tuan Putrinya.

”Aku pasti akan kembali dengan cepat!” ucapnya sambil berjalan pergi dengan terburu-buru.

Shu Qingzhi terdiam dengan wajahnya yang tampak kebingungan. Lalu, tak lama setelahnya, benar saja apa yang dipikirkan oleh Fu Yiren sejak tadi. Dua orang putri selir tampak sedang berdiri di belakang Shu Qingzhi yang masih duduk di pinggiran danau. Lalu, tepat di belakang punggungnya, ada seorang pelayan gadis yang mencoba untuk mendorongnya ke dalam danau dan mempermalukannya di sana.

Akan tetapi, saat semua itu terjadi, Shu Qingzhi segera menghindar dengan bergeser beberapa jarak darinya sehingga, gadis pelayan yang mencoba untuk mendorongnya akhirnya terjatuh ke dalam danau.

”Wah, sepertinya kau tidak memiliki tempat untuk mandi. Sebaiknya jangan terlalu lama berendam di sana jika kau tidak ingin sakit.” ucap Shu Qingzhi sambil tersenyum seringai ke arahnya.

Bab. 03 - Putri Selir II

Setelah puas melihat pelayan ini jatuh ke dalam danau, Shu Qingzhi menoleh ke belakang dan menatap dua orang Putri selir yang tampaknya akan melakukan sesuatu terhadapnya.

”Jadi, dua orang Putri selir kembali mendatangiku? Sepertinya, aku mengenal wajah-wajah mereka. Liu Hanning, Putri ke-8 dan Zhou Chunye Putri ke-14. Kita lihat apa yang akan mereka lakukan pada pemeran utama sepertiku.” batin Shu Qingzhi sambil menatap mereka dengan dingin dan sempat membuat kedua Putri ini gemetar dan mengira kalau Shu Qingzhi adalah orang gila.

”Hanning dan Chunye. Mereka berdua adalah orang yang sudah melempar ku ke dalam hutan dan menyebabkan pelayan rendahan itu tewas tercabik-cabik binatang buas. Haah, sayang sekali. Jika aku melempar mereka ke dalam hutan dan membiarkan mereka menjadi santapan hewan-hewan buas di sana, mungkin mereka akan langsung menghilangkan kepalaku. Memang tidak mudah menjadi Putri diurutan terakhir.”

”Kakak benar! Putri gila ini telah berani pergi keluar! Aku pikir wajahnya sudah melepuh karena disiram air panas oleh Putri ketiga.” seru Zhou Chunye sambil menatapnya dengan sinis.

”Dia hanya beruntung karena bisa menghindar dari Putri ketiga. Sepertinya dia telah mempelajari sesuatu.” ucap Liu Hanning sambil tersenyum seringai ke arahnya.

Shu Qingzhi memiringkan kepalanya karena bingung. Seburuk dan segila apapun, dia tetap memikirkan apa akibatnya jika ia berbuat macam-macam dengan dua putri kesayangan Kaisar. Sayang sekali, wajah mereka akan menjadi buruk rupa jika ia menggoreskan pecahan kaca di wajah putih mereka. Namun, tetap saja Shu Qingzhi tidak akan puas jika ia hanya merusak wajah kedua Putri ini.

”Hei! Pakaianmu sangat bagus. Bisa aku lihat dari dekat?” ucap Liu Hanning sambil berjalan mendekatinya. Namun, saat ia telah berada di dekatnya, Shu Qingzhi menampar wajah kurang ajarnya dan kemudian mendorongnya ke dalam danau.

Terkejut dengan apa yang terjadi pada Liu Hanning, membuat perhatian Zhou Chunye lengah. Shu Qingzhi menarik lengan pakaian Zhou Chunye hingga merobeknya dan kemudian, ia pun menendang Zhou Chunye ke dalam kolam bersama dengan Liu Hanning yang sudah menunggunya.

Saat menghadap mereka berdua yang hanya bisa terdiam ketika pakaian mahal mereka telah di rusak, Shu Qingzhi tersenyum seringai seolah sedang mengancam nyawa mereka. ”Tuan Putri benar. Aku telah mempelajari sesuatu. Melihat wajah kalian berdua, hanya akan membuatku menjadi semakin liar. Mungkin lain kali, aku akan membuat kalian menyesal dan tak ingin berurusan denganku.” ucap Shu Qingzhi sambil menatap mereka dengan pupil mata biru yang tampak menyala.

Setelah ia membuat kedua Putri ini merinding karena ketakutan, Shu Qingzhi akhirnya berjalan pergi menuju suatu tempat untuk berjalan-jalan. Beberapa langkah setelah ia sampai di depan sebuah pohon bunga tabebuya, Shu Qingzhi membenturkan kepalanya berulang kali hingga membuatnya berdarah.

”Saat aku berada di rumah sakit, aku tidak pernah menahan amarahku sampai seperti ini. Biasanya aku akan menusuk mereka dengan pecahan kaca tapi, kali ini aku harus bertahan untuk tetap hidup meskipun bukan di duniaku.” gumam Shu Qingzhi sambil berlutut di depan pohon tersebut.

Saat darah di kepalanya masih mengalir dan membuat penglihatannya menjadi merah, ia mencoba meraba tanah yang ada di sekitarnya. Tak lama, ia menemukan sebuah gundukan kecil yang berbeda dengan tanah yang ada di sekitarnya.

”Beberapa orang pasti menyimpan benda berharga mereka di dalam tanah. Mungkin tidak masalah jika menggalinya dan melihatnya sebentar.”

Tanpa berpikir panjang, Shu Qingzhi segera menggali gundukan tanah tersebut dan menemukan sebuah kotak kecil yang sangat ringan seperti tak menyimpan apapun di dalamnya.

Karena tak dikunci, Shu Qingzhi langsung membukanya dan melihat selembar kertas tipis yang memiliki goresan tinta di dalamnya. Lalu, di sudut kiri kertas tersebut terdapat nama Yunshin Wu, yang merupakan nama dari permaisuri mereka.

Karena malas membacanya, Shu Qingzhi hanya mengembalikan kotak kosong tersebut ke dalam tanah dan setelah itu, ia pun berjalan kembali ke gudang penyimpanan tempat tinggalnya.

***

Istana Kaisar.

”Yang Mulia! Ada beberapa dokumen negara yang harus Anda periksa.” ucap seorang Kasim muda yang memberikan setumpuk kertas di atas meja Putra mahkota kerajaan.

Sang Putra mahkota menghela nafasnya. Beberapa hari ini, Sang Kaisar kerap kali menimpakan tugas padanya. Padahal, sudah menjadi tugas pemimpin negara untuk tetap menjaga keamanan rakyatnya. Akan tetapi, Kaisar yang saat ini benar-benar membuat Putranya sendiri merasa jengkel.

”Katakan pada Yang Mulia, Aku sedang tidak ingin mengurusnya. Dan kembalikan semua kertas-kertas ini padanya.” ucap Putra Mahkota dengan malas sambil bersandar di kursinya.

Kasim itu terkejut dan berkata, ”Tapi, Yang Mulia. Kaisar akan sangat marah jika Anda tidak mengerjakannya.”

Putra mahkota menatapnya dengan dingin dan berkata, ”Lalu, kenapa? Ini semua adalah tugasnya yang ditimpakan padaku. Jika aku mau, aku bisa saja menyatakan diriku sebagai Kaisar berikutnya.”

Seketika, Kasim itu terdiam dan tak berani mengatakan apapun sehelai Putra mahkotanya menatapnya dengan tatapan tak biasa.

***

”Ah! Tuan putri! Apa yang terjadi pada Nona?” tanya Fu Yiren yang tampak mencemaskannya setelah ia melihat Shu Qingzhi kembali dengan luka yang ada di dahinya.

Shu Qingzhi tidak berekspresi saat melihat Fu Yiren begitu mencemaskannya bahkan sampai membuatnya menangis. Ia merasa penasaran apakah kesehatannya begitu di dinomorsatukan sehingga sedikit saja terluka bisa membuat pelayannya menangis seperti ini.

”Tidak usah cemas. Aku baik-baik saja.” ucapnya sambil berjalan menuju ruangannya. Lalu, saat ia baru saja sampai di ambang pintunya, Shu Qingzhi menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. ”... Tinggalkan aku sendiri. Aku perlu melakukan sesuatu.” ucapnya sambil menutup pintunya dan membiarkan Fu Yiren menunggunya di depan pintu.

Shu Qingzhi duduk di atas tempat tidurnya dan mengeluarkan kertas tadi dari balik pakaiannya. Sebentar ia membukanya dan membaca seluruh isinya.

Aku tahu kapan aku harus menemui kematianku dan aku tahu, aku akan melahirkan dua anak kembar laki-laki dan perempuan. Aku harap Shu Qingzhi dan Shu Yinzhi baik-baik saja meskipun, aku tidak ada di sebelah mereka.

”Aku tak mengerti apa yang harus kulakukan. Memberikan surat ini pada Kaisar agar aku mendapatkan keadilan dan hak sebagai Putri mahkota?” gumam Shu Qingzhi sambil melipat kembali kertas tersebut.

Tapi, apakah tidak masalah merusak semua jalan cerita yang sudah ku buat dengan susah payah? Jika aku memang melakukannya, aku tidak akan tahu hal buruk apa yang menimpaku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!