NovelToon NovelToon

I Love You

Chapter 1

Keanu Alexander Pramuja, bayi kecil yang dilahirkan oleh Felicia 27 tahun silam kini sudah tumbuh menjadi pria dewasa. Wajahnya sangat tampan, perpaduan yang pas antara Kenzo dan Felicia.

Kaya, tampan, bisa dibilang Keanu itu pria yang baik, meskipun tidak baik-baik sekali seperti kedua orangtuanya dan juga kakek-neneknya.

Di usia yang ke 27 tahun Keanu sudah belajar untuk memimpin sebuah perusahaan yang dibangun oleh Kenzo karena dia anak pertama, sedangkan dua adik kembar perempuannya, Alena dan Aleta memilih untuk menetap di Amerika bersama kakek dan neneknya.

Semenjak Keanu mulai beranjak remaja memang Flora dan Gio memilih untuk menetap di negeri Paman Sam dan ketika Alena dan Aleta mulai masuk ke bangku sekolah menengah pertama, mereka memilih untuk tinggal bersama kakek dan neneknya.

Untuk kehidupan pribadi Keanu tidak terlalu mencolok karena pria itu memilih untuk merahasiakan kehidupan pribadinya dari publik. Rencananya setelah berhasil menjadi pemimpin di perusahaannya, Keanu akan memperkenalkan gadis pujaannya. Namun sebelum itu terjadi ternyata kedua orang tuanya sudah memilihkan calon dan berniat menjodohkan Keanu dengan gadis pilihan mereka dalam waktu dekat. Mendengar kabar itu Keanu langsung dibuat terkejut.

“Apa, Mam? Menikah?” Keanu sangat terkejut hingga tidak mampu untuk mengatakan banyak hal.

“Mam, Keanu tidak mau,” tolak Keanu.

“Harus mau,” desak Felicia.

“Kenapa jadi maksa, Mam?” Keanu sedang melakukan protes pada Felicia, tetapi sayangnya wanita berstatus ibunya itu sama sekali tidak peduli. Beliau justru peduli pada majalah fashion yang sedari tadi ada di tangannya.

“Mam ....” Keanu merasa kesal karena tidak dipedulikan. Diambilnya majalah dari Felicia, setelah itu Keanu merebahkan kepalanya di atas pangkuan ibunya.

“Kenapa harus dijodohkan sih?” Keanu kembali melakukan protes.

“Karena Mami sama Papi mau. Lagi pula gadis itu sangat baik,” ucap Felicia.

“Tapi, Mam ....” Keanu menarik napasnya sebelum kembali melanjutkan kata-katanya. “Keanu sudah memiliki calon sendiri. Kami sudah menjalin hubungan selama 2 tahun.”

Felicia menghentikan tangannya membolak-balikkan majalah. Matanya melirik sekilas ke arah anaknya.

“Kau menjalin hubungan sudah selama itu dan tidak memberitahukannya kepada Mami?” Felicia menutup majalah dan meletakannya di atas meja.

“Dia belum siap untuk bertemu langsung dengan Mami ataupun papi,” jawab Keanu.

“Apa alasannya?” tanya Felicia.

“Karena dia bukan berasal dari keluarga yang berada. Dia anak yatim,” jawab Keanu.

“Hanya karena itu?” tanya Felicia lagi.

“Iya, Mam.” Keanu menganggukkan kepalanya dengan wajah yang tertunduk.

Entah mengapa rasanya Felicia tidak suka mendengar jawaban Keanu mengenai alasan kekasihnya tidak mau bertemu dengan mereka secara langsung.

“Keanu! Apa kau pernah melihat Mami ataupun Papi pernah membeda-bedakan orang dari status sosialnya. Pernah tidak?” Felicia sedikit meninggikan suaranya.

“Tidak, Mam,” jawab Keanu.

“Lalu kenapa? Apa kau tidak memberikan pengertian pada teman wanitamu itu tentang kami?” Felicia masih mencecar Keanu dengan pertanyaan.

“Keanu sudah mengatakannya kepada Amel. Tapi ... dia ... dia tetap bersikeras belum siap untuk bertemu dengan kalian,” ucap Keanu dengan nada bicara yang terbata-bata.

“Keanu, bawa wanita itu ke sini! Mami akan lihat, jika wanita itu baik maka Mami akan langsung menikahkan kamu dengan wanita bernama Amel itu. Tapi jika Mami melihat tidak ada keseriusan di dalam dirinya, jangan paksa Mami ataupun papi, kami akan tetap melanjutkan perjodohan kamu dengan wanita pilihan Mami,” ucap Felicia dengan tegas.

“Baik, Mam,” ucap Keanu.

Setelah pembicaraan dengan Maminya selesai Keanu memilih untuk pergi, ia ingin bertemu dengan Amel dan membujuknya agar mau menemui kedua orang tuanya.

Mobil sport berwarna hitam keluar dari gerbang. Keanu lah yang mengendari mobil itu. Sepanjang perjalanan Keanu mencoba menghubungi Amel, tetapi nomornya tidak aktif. Keanu mengumpat dan melempar benda pipih itu ke jok yang ada di sampingnya.

“Kenapa tidak diangkat? Tidak mungkin jam segini dia masih bekerja.” Keanu melihat waktu pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ini sudah pukul 7 malam. Apa dia sedang lembur?”

Dari pada terus menebak-nebak Keanu memilih untuk langsung saja pergi ke tempat kerja Amel. Keanu benci dengan keadaan jalanan yang sangat padat. Padahal jalanan itu memang selalu padat dari jam pulang kerja bahkan sampai malam pun jalanan itu masih padat.

Satu jam terjebak kemacetan Keanu akhirnya bisa bebas mengendari mobilnya. Sampai di tempat Amel bekerja ternyata Amel sudah pulang dari pukul empat sore. Keanu mencoba bersabar dan kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggal Amel. Namun, sesampainya di tempat kost, Amel juga tidak ada di sana. Pemilik kost mengatakan Amel belum pulang dari tempatnya bekerja. Mendengar itu rasanya Keanu ingin sekali memukul seseorang untuk melampiaskan kemarahannya.

Meskipun Keanu sangat marah, tetapi Keanu tidak bisa marah kepada Amel. Ia terlalu mencintai wanita itu. Keanu memutuskan untuk menunggu Amel di depan tempat kost Amel.

Keanu duduk di cup mobil depan sambil terus menghubungi nomor ponsel kekasihnya. Namun, tetap tidak bisa dihubungi.

“Semoga tidak terjadi sesuatu dengannya,” harap Keanu dengan wajahnya yang cemas.

Keanu masih bersabar menunggu kedatangan Amel. Ketika Amel tidak kembali dalam waktu satu jam, Keanu memutuskan untuk pulang. Saat Keanu akan masuk ke mobil, ia melihat seorang wanita yang sedang berjalan kaki yang ia yakini sebagai Amel. Keanu menarik napas panjang, ia merasa lega Amel baik-baik saja.

“Amel.” Keanu melangkah menghampiri Amel sambil memanggilnya.

“Mas Kean? Kau di sini?” Amel menoleh ke arah Keanu.

“Ada yang mau aku bicarakan denganmu,” jawab Keanu. “Oh ya kau dari mana saja? Aku mencarimu ke cafe tapi kata temanmu kamu sudah pulang dari sore. Lalu kenapa nomormu juga tidak bisa dihubungi?”

“Aku pergi ke rumah temanku dan baterai ponselku mati,” jawab Amel. “Oh iya apa yang ingin kamu bicarakan denganku?”

“Ayo, ikutlah aku sebentar!” Keanu menarik Amel membawanya ke dekat mobilnya.

“Sayang, kedua orangtuaku ingin bertemu denganmu,” ucap Keanu.

“Tapi Mas, aku belum siap,” tolak Amel.

“Kita sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Lalu kapan kau siap untuk bertemu dengan keluargaku?” tanya Keanu.

“Kau tahu alasan aku belum siap bertemu dengan kedua orangtuamu, 'kan?” ujar Amel.

“Aku tahu ... dan aku sudah berusaha memahamimu. Tapi keadaan yang tidak bisa lagi memahaminya,” ucap Keanu.

“Maksudnya?” Amel mengerutkan keningnya merasa bingung dengan ucapan Keanu.

“Kedua orangtuaku akan menjodohkan aku dengan perempuan lain,” jawab Keanu.

“Kalau begitu terima saja,” ucap Amel.

Keanu jelas merasa terkejut dengan perkataan Amel. Kenapa kekasihnya itu justru menginginkan dirinya untuk menerima perjodohan itu.

“Apa maksudmu?” Keanu memegang kedua pundak Amel meminta penjelasan dari Amel.

“Wanita yang dipilih oleh kedua orangtuamu pasti berasal dari keluarga yang sepadan dengan keluargamu. Jadi ... mereka pasti tidak akan bisa menerimaku untuk bersanding denganmu,” jelas Amel.

“Maka dari itulah aku ingin mengajakmu untuk pergi menemui kedua orangtuaku. Percayalah mereka tidak pernah membeda-bedakan status sosial kita,” bujuk Keanu.

“Tapi —” Amel belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi Keanu lebih dulu memotongnya.

“Please ...,” mohon Keanu. “Aku sangat mencintaimu dan aku ingin kau menjadi pendamping hidupku.”

Amel tenggelam dalam diam sambil memikirkan semuanya. Sejujurnya ia merasa malu untuk bertemu dengan kedua orang tua Keanu mengingat status keluarga mereka yang berbeda.

“Amel, apakah kau tidak ingin menikah denganku?” tanya Keanu.

“Aku sangat ingin. Tapi ....” Amel menundukkan wajahnya, ia tidak tahu harus bicara apa.

“Tapi apa, Sayang.” Keanu menatap penuh harap kepada Amel.

Amel melihat Keanu sangat berharap. Merasa tidak tega akhirnya Amel menyetujui permintaan Keanu.

“Baiklah, aku akan bertemu dengan kedua orangtuamu,” ucap Amel.

“Thank you.” Keanu mengecup kening Amel sebelum memeluknya. "Aku akan menjemputmu besok,” ucap Keanu dengan senangnya.

“Iya.” Amel menganggukkan kepalanya.

“Ya sudah sekarang istirahatlah! Bersiaplah untuk besok.” Keanu mengecup kening Amel sebelum ia pergi dari tempat itu.

Hmmmmm, kira-kira Amel datang gak ya?

Chapter 2

"Sah"

Aula besar menjadi saksi hubungan baru Keanu dengan seorang gadis. Bukan dengan Amel, melainkan dengan gadis pilihan kedua orang tuanya bernama Arabella Anastasya Prayoga.

Sebenarnya Keanu tidak menginginkan pernikahan itu karena masih mencintai Amel. Namun, Keanu tidak memiliki pilihan lain. Pertemuan antara Amel dan kedua orang tuanya batal karena Amel mengingkarinya. Kekasihnya tidak datang dan tidak tahu ke mana perginya. Keanu sudah mencarinya. Namun, satu bulan setelah pencarian, Amel tidak ditemukan. Waktu yang sudah diberikan oleh kedua orang tuanya sudah habis, membuat Keanu tidak memiliki pilihan lain selain menikah dengan Bella.

Acara ijab qobul sudah selesai dilakukan. Kini Keanu sudah resmi menjadikan Bella sebagai istrinya yang sah.

"Selamat ya, Nak. Semoga pernikahan kalian langgeng," ucap Felicia.

Bagaimana bisa langgeng? Kami menikah tanpa cinta dan sama-sama terpaksa.

"Memang saat ini kalian tidak saling cinta. Tapi Mami yakin cinta akan tumbuh di antara kalian nanti," ucap Felicia.

"Mami yakin sekali," ucap Keanu lirih, tetapi masih bisa didengar oleh Felicia.

"Tentu Mami yakin. Contohnya Mami sama Papi. Kami menikah tanpa cinta. Tapi lihat, pernikahan kami langgeng! Bahkan dua tahun lagi pernikahan kami genap berusia 30 tahun," ucap Felicia setengah berbisik agar tidak menyinggung besannya.

"Tapi Keanu tidak yakin, Mam," ucap Keanu.

"Kamu tidak yakin karena kamu masih berharap Amel datang, 'kan?" tanya Felicia.

Felicia tidak perlu mendengar jawaban langsung dari Keanu. Melihat dari raut wajah dan diamnya Keanu, Felicia merasa yakin anak sulungnya masih berharap kepada Amel.

"Mami sangat berharap kamu tidak mengecewakan kami," ucap Felicia. "Lagi pula apa yang kamu harapkan dari gadis yang tidak ingin menikah denganmu."

Obrolan Felicia dan Keanu terhenti saat besannya, Adi Prayoga mengangkat suaranya.

"Nyonya dan Tuan Kenzo, terima kasih sudah mau menerima anak saya sebagai menantu kalian," ucap Adi.

"Terima kasih juga mau memercayakan anak Anda satu-satunya ini untuk menjadi menantu kami. Pertama kali saya melihat Bella saya yakin Bella adalah wanita yang cocok untuk mendampingi anak saya," ucap Felicia.

"Terima kasih Tuan dan Nyonya Kenzo," ucap Adi.

"Sekarang kita sudah menjadi besan. Jangan panggil kami seperti itu," ucap Kenzo.

"Baiklah. Bagaimana kalau saya memanggil kalian 'besan?" ucap Adi.

"Itu lebih baik," ucap Felicia diikuti tawa semua orang. "Ya sudah. Bella, Keanu, kalian cepat masuk ke kamar rias."

"Masuk kamar? Mau ngapain, Mam?" tanya Keanu terkejut.

"Ganti pakaian, Nak. Kalian akan menghadiri acara resepsi pernikahan kalian," jawab Felicia.

"Oh." Keanu dan Bella ber-oh ria.

"Memangnya mau ngapain lagi. Ini masih sore, Nak Keanu," ledek Gio.

Keanu memaksakan diri untuk tersenyum. Ia melirik ke arah Bella, wanita di sampingnya memang lumayan cantik, tetapi Keanu sama sekali tidak memiliki niat untuk menyentuh Bella.

"Mami akan mengantar kalian," ajak Felicia.

"Itu lebih baik, Mami Feli," ucap Bella.

****

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Pesta mewah nan megah sudah menanti Keanu dan Bella. Jelas pesta resepsi pernikahan itu haruslah megah, karena itu adalah pesta pernikahan pertama dari keturunan keempat Egi Pramuja dan cucu pertama Rivaldo Giovanni Ferdinand.

Bergabungnya Prayoga di dalam keluarga Pramuja bagai pilar yang makin memperkokoh keluarga mereka. Kedua keluarga itu sepakat untuk menjodohkan anak-anak mereka atas dasar bisnis. Terlepas dengan itu karena Felicia menyukai kepribadian Bella yang ceria.

Keanu dan Bella berjalan memasuki ballroom. Hujan kelopak bunga mawar merah mengiringi perjalanan mereka sampai pelaminan. Sepanjang mereka berjalan, Bella melingkarkan tangannya di lengan Keanu, ia takut terjatuh karena high heels yang ia pakai lumayan tinggi.

"Bisa singkirkan tanganmu!" ucap Keanu ketus. "Aku merasa risih dengan apa yang kamu lakukan?"

"Apa kamu pikir aku sudi berpegangan padamu? Aku hanya takut terjatuh," ucap Bella. "Jika aku terjatuh, kamu juga yang akan merasa malu."

Benar juga.

"Terserah!" ucap Keanu.

"Baguslah, lebih baik kamu diam saja! Jangan banyak bicara dan mengomel," balas Bella.

Di saat kedua pengantin baru itu asik berdebat, pembawa acara meminta Bella untuk melakukan prosesi lempar bunga. Dengan cepat Bella dan Keanu melakukan prosesi lempar bunga juga acara-acara yang lainnya. Keduanya menurut saja, bukan karena merasa senang melakukan semua itu. Mereka terpaksa melakukannya agar mereka bisa cepat pergi dari tempat itu.

Mereka sama-sama ingin pergi bukan hanya karena tidak sabar untuk malam pertama, tetapi karena tidak ingin lebih lama melakukan sandiwara.

Pesta usai setelah pesta kembang api. Keanu dan Bella disuruh untuk cepat masuk ke salah satu kamar di hotel itu yang sudah disulap menjadi kamar pengantin mereka.

"Jangan lupa cepat kasih kami cucu," pesan Adi.

"Papa, jangan buru-buru dong. Bella masih harus menyelesaikan kuliah Bella dulu," ucap Bella sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya, Sayang. Kami hanya becanda," ucap Felicia seraya mengusap sisi wajah menantunya.

Felicia maupun Kenzo sama sekali tidak menuntut bagi Keanu dan Bella untuk segera memiliki momongan. Mengingat pernikahan itu terjalin atas dasar perjodohan. Mereka pasti butuh waktu untuk saling mengenal.

"Aku ke kamar dulu ya semua. Rasanya aku sudah sangat lelah," pamit Keanu.

"Keanu, tunggu sebentar." Adu mencegah Keanu untuk pergi.

"Ada apa, Om? Maksudku ... Papa," tanya Keanu.

"Saya tahu kamu masih belum sepenuhnya menerima Bella. Tapi ... saya mohon jaga Bella. Dia harta saya yang paling berharga," ucap Adi.

"Hmmm." Keanu mengangguk setengah hati.

"Terima kasih, Nak Keanu," ucap Adi.

Tidak ada pembicaraan lagi, Keanu kembali pamit dengan menarik Bella.

Kamar paling mewah di hotel tersebut akan menjadi saksi malam pertama Keanu dan Bella. Setelah berada di lantai lima, Keanu keluar dari dalam lift masih dengan menarik pergelangan tangan Bella. Pria itu terus melangkah sambil menggerutu tanpa melihat Bella yang tengah kesakitan karena ulahnya.

Bella sendiri tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti Keanu. Pergelangan tangannya digenggam kuat oleh Keanu. Belum lagi rasa sakit di kakinya karena high heels yang dikenakannya. Merasa tidak kuat lagi Bella mengumpulkan tenaganya agar bisa meloloskan diri dari Keanu.

"Lepas!" Bella berontak dan berhasil melepaskan diri dari cengkraman Keanu. "Apa kamu sudah tidak waras? Kita baru saja menikah dan kamu sudah melakukan tindakan KDRT padaku!"

Keanu sebenarnya tidak sengaja menarik Bella bahkan sampai meninggalkan bekas merah di tangannya. Rasa kesal yang masih tertinggal di dalam hatinya membuat Keanu tidak sadar.

"Jangan cengeng! Aku sudah lelah!" Keanu berbalik dan melangkah meninggalkan Bella seperti pria yang tidak memiliki perasaan.

Bella sendiri terbengong di tempatnya sambil mengusap-usap pergelangan tangannya yang masih terasa panas. Bella meniup pergelangan tangannya sambil menahan air matanya. Gadis itu tidak menduga jika pria yang menjadi suaminya ternyata tidak memiliki perasaan.

Jika saja Bella tidak memikirkan ayahnya yang sudah menjadi orang tua tunggal saat dirinya masih kecil, Bella tidak akan pernah mau menerima perjodohan itu. Bella mengusap air mata yang ada di sudut matanya. Setelah itu ia menyusul Keanu ke kamar pengantin.

Sampai di kamar, Bella kembali dibuat terkejut oleh perlakuan Keanu.

"Kamu tidur di lantai! Aku tidak sudi satu ranjang denganmu!" Keanu melempar bantal dan selimut tepat di bawah kaki Bella.

"Enak saja! Aku tidak mau," tolak Bella. "Asal kamu tahu! Di rumahku aku diperlakukan seperti seorang putri raja."

"Aku tidak peduli! Jika kamu ingin seperti itu kembali saja ke rumah orangtuamu!" ucap Keanu.

Bella merasa sudah tidak sabar menghadapi sikap arogan Keanu. Dengan amarah yang siap meledak, Bella melangkah maju ke hadapan Keanu.

"Hei! Atas dasar apa kamu memperlakukan aku seperti ini? Apa kamu ingin melampiaskan amarah kamu karena gadis yang kamu cintai meninggalkan kamu?" ucap Bella. "Mungkin saja dia memilih untuk meninggalkan kamu karena gadis itu juga tidak tahan dengan sikapmu yang arogan ini dan memilih pergi bersama pria lain."

"Diam! Apa hak-mu untuk berkomentar buruk tentang aku!" Keanu mencengkram kedua sisi wajah Bella. "Amel tidak seperti itu."

Bella tidak gentar menghadapi sikap Keanu. Dengan sekuat tenaga Bella menyingkirkan tangan Keanu dari wajahnya.

"Sama sepertimu! Apa hak-mu untuk bersikap seenaknya padaku!" ucap Bella dengan pandangan menantang.

"Kamu!" Keanu menggenggam telapak tangannya untuk menahan amarahnya. "Terserah kamu saja! Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan. Tapi ingat! Jangan mencoba untuk mendekatiku."

"Tidak sudi!" balas Bella.

Visual versi author. Keanu Alexander Pramuja.

Visual versi author. Arabella Anastasya Prayoga.

Malam pertama yang menyenangkan bukan?

Chapter 3

Sepertinya Keanu maupun Bella belum lelah. Waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk beristirahat mereka habiskan untuk berdebat. Selesai mandi harusnya pengantin baru itu tidur bersama dan menikmati indahnya malam pertama. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Malam pertama yang seharusnya dilewati oleh keindahan justru mereka lewati dengan berdebat dan berebut tempat tidur.

“Sudah aku bilang aku tidak mau tidur satu ranjang denganmu,” ucap Keanu.

“Ya sudah kalau begitu kau saja yang tidur di sofa. Bereskan!” ucap Bella.

“Aku tidak bisa tidur di sofa, punggungku bisa sakit,” tolak Keanu. “Kau saja yang tidur di sofa. Tubuhmu kecil pasti tidak masalah jika tidur di sofa.”

“Tidak mau,” tolak Bella. “Begini saja kita sama-sama tidur di tempat tidur —”

“Sudah aku bilang aku tidak mau tidur satu ranjang denganmu,” potong Keanu.

“Apa kau bisa untuk tidak menyela perkataan orang lain? Dengarkan perkataanku sampai selesai!” ucap Bella. “Dengar ya, aku juga tidak sudi untuk tidur satu ranjang denganmu. Aku terpaksa melakukan itu. Tapi jika salah satu di antara kita keluar dari kamar ini, itu bisa membuat orang curiga. Dan yang akan malu dengan tindakan kita adalah orang tua kita. Apa kau mengerti maksudku, Tuan Keanu?”

Keanu mendengkus kesal mendengar perkataan Bella. Akan tetapi perkataan Bella ada benarnya juga.

“Baiklah, kita tidur satu ranjang. Taruh bantal di tengah-tengah sebagai pembatas. Tapi awas jika kau sampai melewati batas itu.” Keanu menatap Bella seolah sedang mengintimidasinya.

“Tapi matamu sepertinya menginginkan hal sebaliknya,” goda Bella.

“Kau!” Keanu menggeram tertahan di tenggorokannya.

“Selamat malam.” Merasa ada bahaya, Bella langsung masuk ke dalam balik selimutnya.

“Dasar wanita menyebalkan!” Keanu ikut merebahkan tubuhnya tepat di samping Bella dengan dua guling memisahkan mereka.

Keesokan harinya.

Tidur Keanu yang awalnya sangat nyenyak terusik oleh suara alarm di sebuah ponsel. Dengan mata yang masih setengah terpejam Keanu mencari keberadaan ponselnya. Setelah mematikan alarm Keanu kembali meletakan ponsel ke tempat semula.

Saat akan bangun Keanu merasakan berat di tubuhnya, ternyata Bella menjadikan tubuhnya sebagai bantal.

Dasar wanita ini! Seenaknya saja dia menjadikan aku sebagai bantal.

Dengan tidak berperasaan Keanu mendorong tubuh Bella hingga wanita itu terguling ke lantai.

“Gempa!” teriak Bella.

Bella segera bangun, ia berlari ke sana ke mari. Bella mengira dirinya jatuh karena gempa. Namun saat ia melihat Keanu tidur dengan tenangnya dan menguasai seluruh tempat tidur barulah Bella bisa menduga dirinya jatuh karena ulah Keanu.

“Dia berani mendorongku dan sekarang dia tidur dengar nyenyak. Lihat saja apa yang aku lakukan padanya.” Bella berjalan ke arah tempat tidur. Ia mengambil air dan menyiramkannya ke wajah Keanu.

Keanu gelagapan saat air tumpah tepat mengenai wajahnya.

“Hei, apa yang kau lakukan?” bentak Keanu.

“Memandikanmu,” jawab Bella dengan santainya.

“Dasar tidak waras! Berani sekali kau menganggu tidurku!” maki Keanu.

“Hei, berani sekali kau mengataiku? Jika aku tidak waras terus sebutan yang cocok untukmu apa? Aku tahu kau yang membuatku jatuh ke lantai,” ucap Bella. “Dan apa kau tahu? Karena ulahmu tubuhku menjadi sakit semua.”

“Itu salahmu sendiri. Kenapa melewati perbatasan. Seenaknya kau menjadikan tubuhku sebagai bantal,” ucap Keanu.

“Aku tidak sengaja,” cicit Bella.

Keanu bangun dari tempat tidur dengan rasa kesal yang luar biasa. “Aku tidak tahu ada perempuan liar sepertimu di dunia ini.”

“Terus saja memakiku jika kau memang suka. Tapi ... sebelum kau memakiku tunjukkan wajahmu di hadapan cermin. Tanya pada dirimu sendiri apakah yang kau perbuat padaku ini benar?” suruh Bella.

“Dasar wanita menyebalkan!” gerutu Keanu. “Aku bisa gila jika terus menghadapimu.”

“Ya sudah kalau begitu pergi saja sana!" usir Bella.

Keanu memilih pergi ke kamar mandi. Namun siapa sangka Bella mengejarnya.

“Aku duluan yang mandi,” ucap Bella.

“Enak saja. Kau sudah membuat bajuku basah. Aku harus segera mandi dan ganti baju.” Keanu menggeser tubuh Bella.

“Tidak akan aku biarkan! Aku yang harus mandi dulu.” Bella masuk ke kamar mandi mendahului Keanu.

Keanu jelas merasa tidak terima dengan segera Keanu menyusul Bella ke kamar mandi.

“Pokoknya aku yang harus mandi dulu.” Keanu membuka kaos tepat di hadapan Bella.

Bella memekik melihat apa yang sudah dilakukan oleh Keanu. Bella langsung menutupi wajahnya menggunakan telapak tangannya.

“Apa yang kau lakukan?" pekik Bella.

“Aku mau mandi. Jadi aku harus membuka semua pakaianku, bukan?” ucap Keanu.

“Dasar pria tidak tahu malu!” Setelah memaki Keanu Bella keluar dari kamar mandi dengan mata yang setengah terbuka. Wanita itu juga tidak berhenti menggerutu.

Bella duduk di tepi tempat tidur sambil terus menggerutu. “Bagaimana bisa papa menjodohkan aku dengan pria kasar seperti itu?”

Bella memijit punggung dan pinggangnya yang terasa sakit. “Dia sangat kasar! Tubuhku menjadi sakit semua.”

Ketukan pintu terdengar, membuat Bella berhenti menggerutu. Bella malas untuk membuka pintu, tetapi orang yang ada di balik pintu itu terus saja mengetuk pintu.

“Siapa yang datang?” Bella berjalan ke arah pintu dan membuka pintu dengan rasa kesal. “Iya, iya, apa kau tidak bisa sabar?"

Mata Bella membulat saat melihat ibu mertuanya berdiri di hadapannya. “Mami Feli, Aleta?”

“Pagi Kakak ipar,” sapa Aleta.

“Pagi, Bella. Apa ... kami mengganggumu?" tanya Felicia saat melihat wajah Bella nampak kesal.

“Tentu saja tidak, Mam.” Bella segera mengubah ekspresi wajahnya. “Silahkan masuk, Mam, Aleta.”

Bella membuka pintu kamarnya lebih lebar. Ia bergeser untuk memberikan jalan kepada ibu mertua serta adik iparnya.

“Di mana, Keanu?" tanya Felicia.

“Dia sedang mandi, Mam,” jawab Bella merasa canggung dengan Felicia.

“Apa semalam terjadi perang? Kamar ini sangat berantakan. Apalagi tempat tidurnya,” ucap Aleta.

Lebih tepatnya Aleta sedang berusaha menggoda Bella. Namun, sepertinya Bella tidak menyadarinya.

“Maaf, kami sangat lelah. Jadi ... tidak sempat membereskan semua ini.” Aleta tersenyum canggung lalu memunguti gaun pengantin miliknya dan Keanu.

“Tidak apa-apa. Itu wajar,” ucap Felicia.

“Iya, Kakak ipar. Biasanya kamar pengantin baru lebih berantakan dari ini,” goda Aleta.

“Benarkah? Apa boleh seperti itu?" tanya Bella dengan polosnya.

Aleta menepuk keningnya sendiri, ia tahu jika kakak iparnya tidak tahu maksud di balik ucapannya. “Ya ampun Mami. Padahal aku dan kakak ipar seumuran. Tapi kenapa kakak ipar sangat polos. ”

Felicia tersenyum sambil mengusap kepala Aleta. “Jangan terus menggoda kakak iparmu.”

“Kakak ipar kenapa?" Aleta bertanya saat melihat Bella memijiti beberapa bagian tubuhnya.

“Punggung dan pinggangku terasa sakit,” jawab Bella.

“Memangnya terjadi berapa kali sampai tubuh Kakak sakit seperti itu?” tanya Aleta.

“Beruntung hanya satu kali. Jika pria itu melakukannya berkali-kali semua tulangku bisa patah,” jawab Bella.

“Lihatlah, Mam. Sepertinya semalam mereka berhasil,” bisik Aleta.

Obrolan ketiga wanita itu terhenti saat melihat Keanu keluar dari kamar mandi.

“Kalian di sini?" Keanu sedikit terkejut melihat keberadaan ibu dan adiknya.

“Kami ingin melihat keadaan kalian? Apakah semuanya baik-baik saja atau tidak,” jawab Aleta.

“Semuanya baik-baik saja. Jangan khawatir,” kata Bella.

“Ya aku juga melihatnya,” ucap Aleta. “Kakak pagi-pagi sudah mandi. Biasanya kalau tidak ke kantor Kakak mandinya siang hari.”

“Wanita itu membuat pakaianku basah,” jawab Keanu.

“Benarkah? Wah, kakak ipar sepertinya tidak se-polos yang aku pikirkan,” goda Aleta.

“Jangan percaya dengan wajah lugunya. Dia memang sangat liar,” ucap Keanu.

“Itu karena kau yang memulainya. Jika kau tidak membuatku terjatuh dari tempat tidur aku tidak akan menyiram wajahmu dengan air,” ungkap Bella.

“Salah sendiri kenapa tidur dengan melewati pembatas yang sudah kita buat,” balas Keanu.

Felicia dan Aleta terperangah melihat perdebatan Keanu dan Bella. Awalnya keduanya mengira malam pertama Keanu dan Bella sebagai pasangan pengantin baru dilewati dengan pertempuran panas nan indah, tetapi melihat apa yang terjadi di depan mereka, membuat persepsi keduanya berubah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!