Warning!
Novel ini sedang tahap renovasi
mohon maaf bila kalian menunggu
Up terlalu lama.
------------------------------------------------
Seorang laki-laki duduk dengan meneguk wine langsung dari botolnya hingga tandas. Bernama Riski Aditya Saputra, terlihat gila karna terus memikirkan wanita yang sedang mengandung anaknya, entah hanya obsesi semata, atau benar-benar jatuh cinta, laki-laki itu terus memikirkan wanita yang bernama Sherlyn Putri Munggaran. Wanita lugu yang beberapa bulan lalu bercinta denganya dan akhirnya mengandung anaknya, semenjak kejadian tak terduga. Sherlyn mempergoki Riski sedang bersetubuh dengan wanita lain, Sherlyn terus menghindar dan menjauh dari Riski, untuk melihat wajah Riski pun Sherlyn rasanya terlihat jijik, hal itulah yang membuat Riski frustasi karna tidak mendapatkan kabar dari Sherlyn.
"Argghh!" geram Riski dengan mengusap wajahnya kasar.
"Prangg!"
Suara nyaring botol pecah yang dibanting kasar oleh Riski kelantai. Riski melampiasakan kekesalanya dengan memecahkan botol yang ada ditanganya, saat tiba-tiba bayangan Sherlyn yang tengah tersenyum melintas didalam ingatan, membuat Riski semakin menggila, karna Riski tidak bisa memeluk Sherlyn saat ini.
Drrrtt... Drrrtt...
Tiba-tiba handphone Riski berdering mendandakan ada Panggilan masuk, membuyarkan lamunan Riski, dengan cepat Riski mengambil handphonenya yang berada didalam saku celananya dan mengangkat.
"Hallo bos" terdengar suara laki-laki disebrang sana.
"Ada berita apa?" tanya Riski to the point. Yang tersambung dalam panggilan.
"Hari ini nona Sherlyn, pergi bersama temenya"
"Temen yang mana?, Sherlyn tidak mempunyai teman dijakarta bodoh" kesal Riski. Karna orang suruhanya memberi informasi bertele-tele disaat mood Riski tidak baik.
"Saya mendapatkan Informasi, bila Nona Sherlyn pergi bersama temanya yang baru saja pulang dari London" jelas sang suruhan memberi informasi sedetail mungkin.
"Laki-laki atau perempuan?" tanya Riski, dalam sambungan telpon.
"Laki-laki bos" ucap sang suruhan.
"Ikuti Dia!, jangan sampai lepas!, awas saja bila Dia sampai lepas!. nanti berikan saya kabar lagi" ucap Riski langsung mematikan sambungan telpon dan tersenyum devil.
"Kamu mau bermain-main dengan ku rupanya. Sherlyn" monolog Riski lalu menyeringgai ngeri.
~
Akhirnya setelah 1 jam menunggu. Riski mendapatkan kabar bila Sherlyn pergi kesebuah Restoran bernuasa Italia. Dengan cepat Riski pergi ke Restoran tersebut dan tidak mau membuang-buang waktu lagi, untuk lebih lama memberi waktu kepada sherlyn dan laki-laki yang Riski tidak kenali.
Riski menatap Restoran tersebuat dengan tersenyum misterius lalu masuk kedalam. Rupanya Restoran itu telah diboking hanya untuk Sherlyn dan Laki-laki tersebut. Riski masuk kedalam Restoran, suasa romantis pun muncul diawal ruangan, Riski pun terus menerusuri Restoran dan akhirnya mendapatkan pandangan laki-laki tersebut sedang memasangkan cincin dijari manis Sherlyn. Membuat Riski Terbakar api cemburu, tangan Riski sudah mengepal seakan siap meninju lawan, rahangnya sudah mengeras menandakan Riski Sedang emosi dengan cepat Riski melangkahkan kakinya dan menghampiri Sherlyn dan laki-laki tersebut.
"Brughh!" satu tinjuan mendarat diwajah laki-laki itu. Sherlyn nampak terkejut melihat Riski ada dihadapanya, tak kalah terkejutnya dengan laki-laki yang ditonjok Riski, laki-laki tersebut merasa bingung dan keheraan, siapa laki-laki yang meninjunya, batin laki-laki tersebut.
"Dia calon Istriku" ucap Riski seenak jidat. laki-laki tersebut pun menatap Sherlyn meninta penjelasan. Sherlyn yang ditatap pun hanya menggeleng pelan tanda tidak terima.
"Jangan bercanda kamu!, saya pacar Sherlyn dan sekarang saya akan melamar Sherlyn" ucap sang pria emosi yang bernama Fares.
"Sherlyn sedang hamil sekarang. Apa Kamu masih yakin mau menjadikan Sherlyn sebagai calon Istri mu?" ucap Riski dengan tersenyum devil.
"Tidak mungkin. Saya tau bagimaana Sherlyn, anda jangan ngomong asal!!" ucap Fares yang tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Silahkan!, tanyakan sendiri kepada pacar anda!" ucap Riski dengan tersenyum kemenangan. wajah Sherlyn pun menjadi pucat pasi karna ketakutan yang akan terjadi. Iya ketakutan akan Fares meninggalkan Sherlyn.
"Apa itu benar Sherlyn?" tanya Fares meminta kejelasan.
"Emmm..., emmmm" ucap Sherlyn ambigu antara membenarkan atau berbohong.
"Jawab Sherlyn, jangan ambigu!" ucap Fares mulai kawatir dengan melihat raut wajah Sherlyn yang mulai ketakutan.
"Ayolah!. Sherlyn katakan!" ucap Riski. membuat suasana bertambah runyam. Sherlyn hanya meneguk ludahnya kasar, mulut Sherlyn seakan terkunci karna rasa bersalah, Sherlyn berhubungan selama kurang lebih tiga tahun bersama Fares dan sekarang Sherlyn hianati cinta Fares begitu saja, Sherlyn tau Fares adalah lelaki yang baik untuk itulah Sherlyn tidak mau lagi berbohong.
"Iya itu semua benar Fares, karna itulah tadi aku menolak ajakan kamu untuk menikah" ucap Sherlyn dengan tegas walaupun tubuhnya gemetar hebat.
"Arrgghh!" geram Fares dengan menjambak rambutnya kasar menggunakan kedua tanganya, kekecewaan yang mendalam terlihat dari raut wajahnya.
"Aku kurang apa Sherlyn?" tanya Fares dengan menggoyang-goyangkan tubuh Sherlyn. sedangkan Riski hanya tersenyum puas melihat pertunjukan yang dia buat.
"Maafkan aku Fares" ucap Sherlyn lirih. Air matanya mulai jatuh membasahi pipinya, karna Riski yang melihat Sherlyn menangis dengan cepat Riski menarik tangan Sherlyn kasar untuk ikut bersamanya.
"Aku rasa, semuanya sudah cukup jelas" ucap Riski kepada Fares dengan tangan Riski masih menarik tangan Sherlyn. Fares pun hanya diam membatu dengan seribu kekecewan yang mendalam. cita-citanya untuk menikahi wanita pujaanya harus usai.
~
diperjalanan.
"Mau kamu apa?" tanya Sherlyn dengan menangis terisak-isak bercampur emosi.
"Aku ingin menikah dengan mu. Sherlyn" ucap Riski lantang, Sherlyn hanya tersenyum miris menanggapi ucapan Riski.
"Jangan pernah bermimpi Riski!" ucap Sherlyn menantang. membuat Riski seketika mengerem mendadak membuat Sherlyn hampir tersungkur kedepan, untung saja Sherlyn memakai Sabuk mengaman.
"Bila menikah dengan Mu hanyalah mimpi , aku akan melakukan segala cara untuk bisa mengapainya mimpi tersebut, Sherlyn" ucap Riski tegas dengan menatap Sherlyn tajam.
"Dasar lelaki gila, lelaki Brengsek, aku akan mengugurkan anak ini, aku tidak mau menikah dengan Mu, menikah dengan lelaki baj*ngan seperti Mu" ucap Sherlyn yang terlihat emosi. Bahkan tanganya sudah memukul-mukul perutnya, dengan cepat Riski langsung menghentikan aksi Sherlyn yang membahayakan bayinya.
"Kamu mau bunuh Anak ku, Kamu juga harus ikut mati, bahkan semua keluarga Mu" ucap Riski dingin dengan menghimpit kedua pipi Sherlyn kencang, membuat Sherlyn meringis kesakitan, Sherlyn mulai gemetar dengan ucapan Riski. Laki-laki didepanya benar-benar gila, membuat Sherlyn tidak habis pikir, mengapa dulu Sherlyn mencintai Laki-laki gila seperti Riski.
*bantu like sama komentar nya ya ka, like sama komentar gratis ko, jangan lupa juga untuk vote sebanyak-banyaknya dan beri bintang 5 buat Authour semangat nulisnya, Terimakasih*.
Saran dan Kritik
IG:TariWidury1
FB:Tari inong**
Warning!
Novel ini sedang tahap renovasi
mohon maaf bila kalian menunggu
Up terlalu lama.
------------------------------------------------
"Kamu mau bunuh anak ku , Kamu juga harus ikut mati , bahkan semua keluarga Mu" ucap Riski Dingin dengan menghimpit kedua pipi Sherlyn kencang, membuat Sherlyn meringis kesakitan. Sherlyn mulai gemetar dengan ucapan Riski. Laki-laki didepanya benar-benar gila, membuat Sherlyn tidak habis pikir, mengapa dulu Sherlyn mencintai laki-laki gila seperti Riski.
~
"Cih , pintar sekali Kamu Sherlyn menyembunyikan perut buncit Mu, bahkan tidak terlihat oleh baju longgar Mu, Tapi mau sampai kapan, Sherlyn?" sambung Riski dengan melajukan mobilnya.
"Sampai anak ini lahir" ucap Sherlyn, mencoba tenang agar tidak terlihat ketakutan.
"Kenapa Kamu menolak ,waktu aku melamar Kamu?" tanya Riski dingin dengan menatap Sherlyn tajam sekilas.
"Karna, aku tidak mau menikah dengan, Mu" ucap Sherlyn lantang, lagi-lagi membuat Riski geram karna ulah Sherlyn.
"Bukan itu. yang aku tanyakan" ucap Riski dengan menghentikan laju mobilnya dipinggir jalan.
"Lalu?" tanya Sherlyn menantang.
"Apa, karna aku tidur dengan Wanita j*ang itu?, sebelumnya Kamu masih mencintaiku bahwa tergila-gila" ucap Riski dengan mentap Sherlyn lekat, seketika itu Sherlyn langsung tertawa terbahak-bahak karna geli sekaligus lucu mendengar ucapan Riski.
"Ternyata selain gila , Kamu juga bodoh, Kamu pikir saja Riski mana ada seorang wanita yang rela dinikahi seorang pria ,hanya untuk bahan balas dendam" ucap Sherlyn menekankan, dibalik ucapanya tersimpan luka yang mendalam.
"Tapi sekarang aku benar-benar ingin menikahi mu Sherlyn. Kamu jangan egois sendiri!, anak yang Kamu kandung perlu sosok seorang ayah" ucap Riski tidak mau kalah.
"anak ku tidak memperlukan itu Riski, aku bisa mengurusnya sendiri" ucap Sherlyn, begitu pedas terdengar ditelinga Riski.
"Kita lihat saja Sherlyn, Seberapa lama Kamu bisa bertahan untuk tidak menerima ku" jawab Riski dengan tersenyum misterius, Sherlyn pun yang mendengarnya hanya terdiam bagi Sherlyn ucapan Riski adalah sebuah ancamaan.
~
ternyata Riski membawa Sherlyn ke Apartemen miliknya. Sherlyn terus menolak, tapi lagi-lagi Riski terus memaksa Sherlyn dan akhirnya Sherlyn hanya mengikutinya saja.
"Setelah, anak ini lahir kita akan menikah" ucap Riski ketika sampai didalam Apartemen, Sherlyn hanya mendengus kesal menanggapi ucapan Riski. entah harus berapa kali Sherlyn harus menolak.
"Ohiya, sekarang ganti celana mu cepet!" perintah Riski dengan menunjuk jeans kekinian yang Sherlyn sedang kenakan.
"Emangnya kenapa?" tanya Sherlyn bingung.
"Kamu mau bunuh anak aku ya? , Pake celana ketat gitu" ucap Riski kepada Sherlyn dengan memberikan Dres berwarna Coklat susu selutut, Sherlyn pun hanya mengangguk tanda setuju dan kekamar mandi mengganti pakaianya. walaupun jeans yang Sherlyn kenakan cukup nyaman, tapi demi tidak membuat berdebatan terpaksa Sherlyn harus mengalah, Setelah selesai berganti pakaian Sherlyn duduk diujung ranjang.
Tiba-tiba sekilas ingatan pun muncul dibenak Sherlyn. Sherlyn mengingat Riski sedang bersetubuh bersama jal*ngnya, membuat emosi Sherlyn kembali naik dan akhirnya Sherlyn memilih pulang. Sherlyn sudah tidak perduli lagi walaupun Riski melarangnya.
"Mau kemana Kamu?" tanya Riski. saat Riski melihat Sherlyn akan menekan password Apartemen.
"Pulang" ucap Sherlyn singkat dan akhirnya pintu pun terbuka, Saat Sherlyn akan melangakah tangan Sherlyn ditahan oleh Riski.
"Lepas!!" ucap Sherlyn dingin.
"Kamu akan tinggal disini!!, selama anak didalam kandungan Kamu belum lahir" ucap Riski dengan menutup pintunya kembali.
"Jangan memerintah ku , sesuka hati mu Riski, MEMANGNYA SIAPA KAMU?" ucap Sherlyn menekan kan diakhir kalimat 'memangnya siapa kamu'. untuk membuat Riski sedikit sadar diri bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.
"Aku tidak perduli Kamu siapa dan aku siapa. yang aku perdulikan sekarang bagaimana cara memiliki Kamu seutuhnya" ucap Riski lagi-lagi membuat bulu kunduk Sherlyn merinding. Sherlyn baru peratama kali bertemu dengan orang Seperti Riski yang selalu memaksakan kehendaknya.
"DASAR PRIA GILA" ucap Sherlyn. yang sudah kehabisan kata-kata untuk menolak.
"Aku tidak perduli. kamu bilang aku gila atau pun stres sekali pun, yang aku inginkan kamu tetap bersamaku Sherlyn" ucap Riski dengan menarik tangan Sherlyn masuk ke dalam kamar.
"Jangan gila Riski!!, aku punya keluarga , kamu tidak bisa seenaknya" ucap Sherlyn berhasil membuat Riski menghentikan langkahnya, lalu menatap Sherlyn tajam.
"Aku tidak takut sama sekali Sherlyn" bisik Riski tepat ditelinga Sherlyn, lalu tersenyum simpul memperlihatkan Kedua lesung pipinya, sungguh sekarang Sherlyn sudah kehabisan akal untuk membuat Riski mau melepaskanya, otak Sherlyn terus perputar dan Akhirnya mendapatkan Titik terang.
"Apakah kamu mau menikah dengan ku Riski?" tanya Sherlyn dengan tersenyum simpul.
"Apakah kamu sekarang telah berubah pikiran Sherlyn?" tanya balik Riski keheraan.
"Aku mau. asalkan kamu tidak mengekang ku lagi, berikan aku waktu untuk berpikir" ucap Sherlyn yakin bila sekarang Riski akan melepaskanya.
"Apa kamu akan kabur?" tanya Riski. berpikir sejenak lalu menjawab walaupun masih ragu.
"Aku janji. tidak akan kabur Riski" ucap Sherlyn lalu tersenyum misterius. rupanya Sherlyn meniru taktik Riski memberi janji palsu kepadanya.
"Aku pegang janji Mu Sherlyn, Tapi jangan salahkan aku. bila Kamu sampai kabur , aku tidak akan membiarkan kamu kebebas lagi" Ancam Riski terlihat Serius, Sherlyn pun hanya meneguk ludahnya kasar saat mendengar ancaman Riski.
"Kalau begitu. aku mau pulang" ucap Sherlyn dengan menghempas tangan Riski lalu pergi meninggalkan Riski.
*bantu like sama komentarnya ya ka, like sama komentar gratis ko. jangan lupa juga untuk vote sebanyak-banyaknya dan beri bintang 5, buat Authour semangat nulisnya. Terimakasih*.
Saran dan Kritik
IG:TariWidury1
FB:Tari inong
Warning!
Novel ini sedang tahap renovasi
mohon maaf bila kalian menunggu
Up terlalu lama.
--------------------------------------------
Beberapa Bulan yang lalu sungguh Hari penyesalan ku yang sangat terdalam. Hari dimana aku baru menyadari cinta Fares kepadaku yang sangat dalam. Namun, aku hianati begitu saja maafkan aku Fares. Hubungan kita selama tiga tahun ini tidak berarti apa-apa lagi sekarang cita-cita mu untuk menikahiku hanya angan-angan. Itu semua karna kebodohanku, aku menyesal Fares bila bisa waktu di ulang kembali, aku tidak akan melakukan hal bodoh seperti ini.
Aku semakin terpuruk dengan kebodohanku karna kaka dan ibu ku yang sudah beberapa bulan ini. tidak manyapa ku dan tidak menanyakan kabar ku, aku hanya menyesali itu semua dan mengurung diriku di kamar, tampa ada niatan untuk keluar. Hubungan antara ibu dan anak, hubungan antara kaka dan adik, hubungan antara sepasang kekasih, semua telah hancur berkeping-keping dan mungkin sulit untuk dikembalikan seperti semula, bahkan ada yang tidak bisa dikembalikan.
Malam ini aku memilih pulang ke London untuk memperbaiki semuanya dan juga muak Si dokter gila itu terus menelpon dan mendatangi rumahku setiap hari, memang benar si dokter gila itu tidak tau malu, membuat aku frustasi dan akhirnya melarikan diri.
Aku tersenyum saat sudah sampai didepan Rumahku , ohiya tadi pagi aku mendapatkan kabar bila kaka ipar ku sudah melahirkan dan jenis kelaminya laki-laki. Ya Tuhan aku sudah tidak sabar untuk melihat keponakan tampan ku, aku masuk kedalam Rumah dengan perasaan bahagia bercampur malu, apakah kaka ipar dan kaka ku akan memaafkan ku, pertanyaan itulah yang selalu terngiyang di kepala ku, tapi semoga saja mereka mau memaafkan ku.
Akhirnya mereka mau memaafkan ku, hatiku sedikit lega, walaupun masih ada rasa bersalah dihatiku.
Kini aku sedang berada dikamar Ka Jasmine melihat bayi mungil yang tengah tertidur pulas diatas ranjang kecilnya.
"Duhhh. lucunya" pujiku, saat melihat wajah lucunya yang lebih mirip ayahnya.
"Kamu kapan lahiran, Sher?" tanya Ka jasmine. tiba-tiba muncul dari toilet.
"Sekitar 3 Mingguan lagi" ucap ku dengan tangan mengelus perut buncitku. Tapi pandanganku tetap pada bayi mungil didepan ku.
"Ohiya. Terus kenapa Kamu gak mau dinikahin sama Riski?" tanya ka jasmine, lagi-lagi aku terdiam sejenak dan akhirnya menjawab.
"Cinta ngga bisa dipaksain ka, si Dokter gila itu masih cinta sama kaka" ucap ku menunduk. untung saja waktu itu aku bisa menahan air mataku agar tidak meluncur turun kepipi ku.
"Mungkin saja sekarang Riski cinta sama Kamu Sher, buktinya Riski selalu nyari kabar kamu. semua orang pasti bakal berubah, Sher" ucap ka Jasmine dengan duduk disampingku, kurasa ucapan Ka Jasmine bujukan bagi ku agar aku mau menerima Riski , atau mungkin juga Ka Jasmine kasian melihat Anak yang aku kandung lahir tampa Ayah.
"Ohiya, Baby boy aku namanya siapa?" tanya ku mengalihkan membicaraan, Karna dipastikan aku tidak bisa lagi menahan tangisan ku bila Ka Jasmine terus membicara topik tentang Riski, Ka jasmine hanya mendengus kesal tapi akhirnya menjawab.
"Haikal Dzakir Munggaran" ucap ka jasmine, lalu mengendong ada semata mayangnya.
"Ganteng banget ya, aku gak sabar deh nunggu anak aku lahir mirip siapa ya" kagum ku dengan tangan mengelus-elus pipi lembutnya bagaikan kapas.
"Ya bakal mirip Riski lah sama kamu" canda Ka Jasmine dengan senyumnya membuat bibir ku manyun beberapa senti.
"Mirip aku aja" protes ku tidak terima.
"loh. kenapa kan si Riski Ayahnya?" tanya ka jasmine lagi-lagi membuatku kesal, tiba-tiba saja Ka Adam pulang dari kantornya membuyarkan perdebatan kami.
"Anak Ayah ko masih tidur" ucap ka Adam dengan mengambil Haikal dari gendongan ka jasmine.
"Jangan diganggu biarain aja tidur!!, kasian" protes Ka Jasmine karna Ka Adam terus menciumi Anak tunggalnya.
"Abisnya Ayah gemes" ucap Ka Adam dengan terus menghujami bayi laki-laki dengan kecupaan dipipinya, dihati ku terbesit ingin mempunyai keluarga yang harmonis seperti mereka, Tapi apalah dayaku semuanya hanyalah angan-angan dan mungkin tidak akan terjadi, tampa aku sadari air mataku pun menetes di pipiku.
*bantu like sama komentar nya ya ka, like sama komentar gratis ko, jangan lupa juga untuk vote sebanyak-banyaknya dan beri bintang 5, buat Authour semangat nulisnya. Terimakasih*.
Saran dan Kritik
IG:TariWidury1
FB:Tari inong*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!