Disebuah Mansion besar milik keluarga Carend. Terdapat seorang pria yang tengah membersihkan mobil dengan sabarnya walau dirinya dicaci maki, dan dihina oleh sekitarnya.
"Hei itu belum bersih! bersihkan yang benar! kalau tidak bersih yang benar aku tidak akan kasih kamu uang loh!!" Ancam sekaligus hina seorang pria lain kepada pria yang tengah membersihkan mobil itu.
"Dengar tuh Andrew bersihkan yang benar, nanti tidak di bayar loh hahaha" ejek seorang wanita kepada pria yang sedang membersihkan mobil siapa lagi kalau bukan Andrew.
Andrew hanya diam mendengar segala ejekan dan hinaan mereka dan tetap terus melanjutkan kegiatannya yaitu membersihkan mobil.
Sedangkan sang istri Aidah hanya bisa diam dan sedih melihat dari kejauhan suaminya diperlakukan layaknya budak oleh keluarganya sendiri. 'Maafkan Aidah Mas tidak bisa membantu Mas' batin Aidah sedih melihat suaminya diperlakukan seperti itu di depan matanya.
Beberapa menit kemudian, setelah Andrew membersihkan mobil dengan menahan segala ejekan dan hinaan terhadapnya. Andrew kemudian menemui pria tadi yang telah menghinanya.
"Mobilnya sudah bersih Mas" kata Andrew sembari menunjuk mobil yang telah dibersihkannya.
"Heh baguslah, nih uang kamu" Pria yang bernama Bastian itu melemparkan uang 20.000 ke wajah Andrew. Ya Andrew hanya diam diperlakukan seperti itu, karena Andrew sudah biasa mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan kepadanya oleh semua orang yang ada di Mansion ini.
Andrew mengambil uang itu, lalu pergi menemui istrinya yang pasti diketahuinya sedang sedih karena melihat dirinya diperlakukan tak layak seperti tadi.
Benar perasaan Andrew bahwa istrinya sedih dan tadi melihatnya dari balkon kamar mereka.
"Sayang" Andrew memeluk istrinya dari balakang.
Istrinya itu yang bernama Aidah berbalik lalu menatap dalam mata suaminya. Aidah langsung memeluk suaminya erat.
"Mas hiks hiks ma..maafkan Aidah tidak bisa membantu Mas ketika Mas dihina hiks hiks ma..maafkan keluarga Aidah juga yang selalu menghina Mas hiks hiks" Aidah menangis di pelukan suaminya, karena Aidah amat sedih melihat suaminya selalu diperlakukan tidak adil seperti itu. Aidah ingin menegur keluarganya, tapi apa boleh buat Aidah tidak dapat membantah keluarganya.
"Shutt udah jangan nangis, Mas tidak apa-apa kok" ucap Andrew menenangkan istrinya dengan tersenyum hangat, lalu menghapus butiran air mata yang keluar dari sudut mata istrinya.
"Mas cari kerja saja di luar ya Mas jangan di sini, kalau Mas tetap selalu disini. Mereka akan selalu menghina dan memperlakukan Mas seperti tadi" Aidah membujuk suaminya agar mencari pekerjaan saja di luar, daripada di Mansion terus suaminya hanya akan dihina seperti tadi dan Aidah tidak terima itu.
"Iya Mas akan cari kerja di luar kok, ah ya bagaimana pekerjaan kamu?" tanya Andrew berusaha mengalihkan perhatian Aidah.
"Baik Mas, tapi baru-baru ini aku di suruh sama nenek untuk bisa mendapatkan proyek baru di perusahaan" Aidah menghela nafas setelah mengatakannya.
"Kenapa? apa susah? hmm" tanya Andrew saat melihat kecemasan di wajah istrinya.
"Iya lumayan Mas, soalnya perusahaan kami belum pernah bisa bekerjasama dengan perusahaan itu Mas. Mana nenek suruh harus dapat proyek yang gede lagi" Aidah bersandar di dada bidang suaminya.
"Kamu pasti bisa kok sayang, aku yakin istriku ini pasti bisa" Andrew menyemangati istrinya sembari mengelus rambut istrinya.
"Hah iya Mas aku usahain" kata Aidah dengan tersenyum mendapat semangat dari suaminya.
"Sayang aku bersih-bersih dulu ya"
"Baiklah Mas, pakaiannya sudah Aidah siapkan ya"
"Iya makasih sayang cup" Andrew mencium pucuk kepala istrinya lalu masuk dan membersihkan diri.
*******
Malam harinya
Saat ini pasangan itu tengah membersihkan ruangan makan, walaupun mereka punya pembantu di Mansion itu tapi tetap saja Andrew disuruh untuk membersihkan ruang makan. Aidah pun tidak tega melihat suaminya membersihkan, jadi Aidah memilih membantu suaminya membersihkan.
Setelah membersihkan ruangan makan, Andrew dapat upah lagi dari paman Aidah.
"Makanya jangan malas, jangan hanya tinggal di Mansion doang. Jadi ginikan cocoknya jadi budak hahaha" hina paman Aidah ketika memberikan uang kepada Andrew.
"Benar itu Pah, dia cocoknya jadi budak. Aidah sih udah tau laki-laki miskin tetap aja bertahan sama dia" ejeknya ikutan menghina Andrew.
Barusan saja Aidah ingin membuka suara untuk membela suaminya, tapi tangannya di tahan oleh suaminya. Andrew menahan tangan Aidah sembari menggelengkan kepalanya pelan.
Aidah yang melihat itu hanya bisa diam dan menghela nafasnya menahan emosinya mendengar semua hinaan itu.
Sampai di kamar Aidah langsung bertanya lagi ke suaminya.
"Mas kamu kok nggak biarin aku sih melawan mereka!! mereka itu sudah menghina kamu loh! mereka jahat sama kamu Mas!!" kata Aidah kesal.
Andrew yang mendengar perkataan Aidah hanya tersenyum, lalu memegang tangan istrinya. "Kalau kamu melawan mereka, itu hanya akan memperkeruh suasana sayang".
"Huh kamu mah itu terus yang kamu katakan, mereka kalau di diemin tambah ngelunjak Mas!!" kata Aidah cemberut.
"Udah jangan cemberut, orang seperti mereka itu tidak usah diladenin sayang. Ayo istirahat udah malam".
"Mas mulai besok Mas cari kerja di luar ya, Aidah nggak tega lihat Mas diperlakukan seperti itu!" bujuk Aidah.
"Iya besok Mas akan cari kok, istri Mas ini memang baik hati" Andrew memencet hidung Aidah.
Aidah yang merasakan keromantisan suaminya, walaupun hanya dengan hal-hal kecil itu sudah membuat Aidah bahagia.
"Baiklah, ayo bobo".
Andrew dan Aidah pun tertidur. Baru saja beberapa menit Andrew tertidur handphone Andrew sudah bunyi.
Andrew yang melihat siapa yang menelfonnya segera beranjak bangun dengan pelan lalu mengangkat telfon itu.
📱: "Apa ada hal penting?!" tanya Andrew.
📱: "Iya Bos banyak berkas-berkas yang harus bos tanda tangani" ujar orang yabg berada di seberang telfon.
📱 : "Hmm besok aku kesana!! kalau cuman masalah ini tidak usah telfon SMS saja!!"
📱 : "I..iya bos maaf"
📱 : "Hmm sudah dulu" tutt tutt Andrew mematikan telfonnya.
"Siapa Mas?"
"Astaga" kaget Andrew ketika mendengar suara istrinya. Andrew segera berbalik menghadap istrinya.
"Kamu ngagetin Mas aja, kirain Mas tadi kamu udah tidur sayang"
"Iya tadi udah tidur tapi terbangun, karena kebelet pipis dan lihat Mas telfonan sama orang kok diam-diam gitu?" tanya Aidah dengan menyipitkan matanya.
"Oh itu tadi teman Mas katanya ada kerjaan yang bisa Mas kerja besok" alasan Andrew.
"Oh gitu baguslah, tapi kenapa telfonnya malam-malam ya?"
"Mungkin dia baru pulang kerja sayang, sudah ayo tidur lagi"
"Mas tidur duluan saja, Aidah mau pipis dulu"
"Baiklah sayang" Andrew naik kekasurnya dengan legah sebab baru kali ini dirinya ketahuan kalau menelfon dengan seseorang.
*
*
*
Follow Ig author: mipuss_19304.
"Oh itu tadi teman Mas katanya ada kerjaan yang bisa Mas kerja besok" alasan Andrew.
"Oh begitu baguslah, tapi kenapa telfonnya malam-malam ya?"
"Mungkin dia baru pulang kerja sayang, sudah ayo tidur lagi"
"Mas tidur duluan saja, Aidah mau pipis dulu"
"Baiklah sayang" Andrew naik kekasurnya dengan legah sebab baru kali ini dirinya ketahuan kalau menelfon dengan seseorang.
*******
Keesokan harinya
Mereka sedang berkumpul di ruang keluarga dan semuanya duduk di sofa yang empuk, kecuali Andrew yang disuruh duduk di lantai. Aidah tidak setuju suaminya diperlakukan seperti itu, tapi Aidah tidak bisa berbuat apa-apa Andrew pun juga menyuruhnya untuk diam tidak melawan.
"Aidah bagaimana masalah kerjasama?" tanya nenek sekaligus petuah di Mansion itu.
"Aidah baru saja mau ke perusahaan itu Nek" ucap Aidah.
"Nenek mau kamu harus bisa mendapatkan kerjasama dengan perusahaan itu!!" tegas Nenek.
"Aidah usahain Nek" jawab Aidah dengan menghela nafasnya.
"Iya Aidah kamu harus dapat proyek itu, kamu kan selama ini hanya bisa jadi beban di keluarga ini saja. Seharusnya kamu sekarang itu bisa sedikit memberikan kompensasi untuk Nenek dan kami yang sudah mengeluarkan uang buat biaya hidup kalian selama di Mansion ini!" ucap sekaligus hina paman Aidah.
Ya Aidah sudah biasa di salahkan seperti ini, karena katanya keluarga Aidah hanya menjadi beban di Mansion ini sebab orang tua Aidah juga tak bekerja sama sekali, hanya tau makan tidur saja.
"Aidah usahain Om" jawab Aidah dengan sabarnya.
"Haiss Papa sama Nenek jangan terlalu berharap sama Mbak Aidah deh, proyek yang dulu saja dengan perusahaan biasa dia tidak bisa dapat malahan aku yang dapat. Lebih baik proyek ini serahkan sama aku saja" hina sekaligus sombong seorang laki-laki yang tak lain adalah sepupu Aidah bernama Bastian, yang kemarin membuang uang 20 ribu di wajah Andrew.
"Benar itu Nek, lebih baik serahkan sama kak Bas saja" ucap seorang wanita yang kemarin juga ikut menghina Andrew bernama Bella.
"Iya mana ada dia bisa seperti anak aku Bastian ini" sombong seorang wanita yang umurnya tak lagi muda, yang ternyata adalah ibunda dari Bastian.
"Aku yakin istri aku pasti bisa mendapatkan proyeknya!!" bela Andrew dengan tegas karena muak mendengar hinaan yang dilontarkan ke istrinya.
"Cih siapa kamu!! beraninya ikut campur, angkat bicara!!" hina Bastian. "Hanya menantu tidak di harapkan juga heh beraninya ikut campur!!".
"Jangan ngomong seperti itu Bastian!! dia itu bagaimanapun kakak ipar kamu! suami aku!!" tegur Aidah tegas, karena tidak suka jika suaminya dihina.
"Cih benar-benar pasangan yang serasi, hanya tau jadi beban saja" ejek Bella.
Aidah ingin membalas perkataan Bella lagi, tapi Ibunya langsung menghalangi Aidah.
"Ck jangan bikin ruwet deh, ngapain juga kamu pakai bela sampah itu!!" Bisik Ibu Aidah dengan kesal.
"Ma!!" Aidah tidak terima dengan perkataan Ibunya yang mengatakan suaminya sampah.
Aidah ingin mengatakan sesuatu ke Ibunya tapi dihalangi oleh suaminya. Andrew menggeleng pelan kepada Aidah mengisyaratkan bahwa sudah jangan di lawan.
"Sudah-sudah cukup!! kalian bikin pusing Nenek saja!!"" kesal Nenek.
"Nenek sudah putuskan kalau Aidah yang akan mengambil proyek ini!! dan Aidah harus bisa mendapatkan proyek ini! kalau tidak Aidah beserta keluarganya harus keluar dari Mansion ini!!!" tegas Nenek.
"Apa!!" kaget Ayah, Ibu, dan Aidah.
"Mama kok gitu sama aku!! bagaimanapun aku ini anak Mama loh!!" ucap Ayah Aidah tidak terima.
"Ini sudah keputusanku!!" tegas Nenek lalu pergi meninggalkan ruang keluarga itu.
"Wah selamat berjuang ya Aidah, kamu pasti bisa" ucap Bastian dengan terkekeh. "Bisa keluar dari Mansion ini" lanjut Bastian dengan muka mengejeknya ke Aidah dan Andrew.
"Haha benar itu kak, selamat ya Aidah" ejek Bella.
"Udah-udah ayo kita pergi aja, jangan gangguin orang yang sedang berjuang ini" ajak sekaligus ejek Ibu Bastian yang adalah Tante Aidah.
"Iya Mom siap, ayo". Semuanya pergi dari ruang keluarga kecuali Aidah sekeluarga.
"Mama tidak mau tau ya Aidah, kamu harus bisa mendapatkan proyek itu!!!" tegas Ibu Aidah.
"Iya Papa juga tidak mau tau bagaimananya, yang penting kamu harus bisa mendapatkan proyek itu!! jangan gara-gara kamu kita harus di usir dari Mansion ini!!!" tegas Papa Aidah.
Setelah mengatakan itu orang tua Aidah langsung pergi meninggalkan beban berat yang harus di pangkul sendiri oleh Aidah, dan untung saja ada suaminya yang selalu menguatkannya.
Andrew langsung merangkul istrinya dan memberikan kecupan di pucuk kepala istrinya.
"Sabar sayang, pasti semuanya ada jalan keluarnya. Aku percaya juga kamu pasti bisa, aku juga akan usahain bantu kamu hmm" ucap Andrew menguatkan istrinya.
"Hiks hiks Mas" Aidah langsung memeluk dan menangis di pelukan suaminya.
"Hiks hiks kenapa Mama sama Papa tega seperti itu ke Aidah, Aidah kan anaknya Mas hiks hiks" sedih Aidah yang dimana seharusnya Mama dan Papa nya menguatkannya, ini malah orang tuanya angkat tangan dan malah memberikannya sesuatu yang berat untuk di pangkulnya sendiri.
"Hustt udah, aku percaya kamu pasti kamu bisa kok. Jangan dipikirin hmm kan ada aku" kata Andrew dengan tersenyum lembut ke Aidah. Andrew pun langsung menghapus air mata istrinya yang tumpah dengan lembutnya.
Aidah selalu terharu dan bahagia jika sudah diperlakukan lembut seperti ini oleh suaminya. Walaupun suaminya ini miskin, tapi Aidah tidak pernah memandang itu Aidah tulus juga mencintai suaminya, apalagi suaminya selalu memperlakukan dirinya lembut seperti ini.
"Makasih Mas, Aidah mau Mas selalu ada untuk Aidah seperti ini" ucap Aidah dengan tersenyum kecil.
"Aku akan selalu ada untuk kamu sayang, udah nangisnya. Ayo kamu harus semangat lagi menghadapi ini, Mas pasti akan bantu kalau Mas bisa" ucap Andrew menyemangati.
"Selama Mas ada di sisi Aidah seperti ini, itu sudah sangat membantu Aidah. Aidah pasti bisa menghadapinya dengan Mas yang selalu ada untuk mendukung Aidah" Aidah kembali memeluk suaminya erat.
Bersambung
Keesokan harinya
Aidah saat ini tengah bersiap-siap untuk berangkat ke Perusahaan tempat dirinya akan melakukan kerjasama.
"Sayang kamu udah mau berangkat?" tanya Andrew saat melihat istrinya sudah rapi.
"Iya Mas, Aidah udah mau berangkat lebih cepat takut nanti malah telat"
"Semangat ya sayang, kamu pasti bisa" ucap Andrew menyemangati istrinya serta memeluk istrinya dari belakang.
"Iya Mas" Aidah tersenyum senang mendengar ucapan semangat dari suaminya ini.
"Tunggu Mas ya, Mas ganti baju dulu baru biar Mas yang antar kamu ke Perusahaan itu" setelah mengatakan itu Andrew langsung bergegas berganti pakaian.
Setelah semuanya siap Andrew sudah ingin mengantar Aidah ke Perusahaan tempat yang ingin ditujunya menggunakan mobil keluarga. Tetapi tiba-tiba ada yang menganggu mereka lagi.
"Heh semoga berhasil ya" ucap Bella mengejek.
Bastian terkekeh mendengar ucapan adiknya. "Hati-hati loh aku dengar banyak yang datang dan tidak diizinkan masuk ke Perusahaan, hati-hati nanti kamu salah satunya eh ups" Bastian terkekeh setelah mengatakan itu. "Aku ini lagi khawatir loh sama kamu, kalau kamu tidak berhasil aish kasihan kan kalau sampai kamu di usir dari sini dan hidup jadi gelandangan" lanjut Bastian sambil geleng-geleng kepala dan memperlihatkan raut wajah pura-pura kasihannya.
Aidah yang mendengar itu hanya diam. Tapi tidak dengan Andrew yang merasa panas mendengar istrinya di hina.
"Istriku pasti bisa mendapatkan kerjasamanya!!" bela Andrew tegas. Setelah mengatakan itu karena tidak mau mendengar ocehan lebih jauh lagi dari sepupu kurang akhlak istrinya itu, langsung menjalankan mobil berangkat menuju ke perusahaan.
Diperjalanan menuju Perusahaan Andrew baru ingat bahwa dia tidak tau nama Perusahaan yang akan di tujunya.
"Sayang nama Perusahaannya apa?" tanya Andrew sembari tetap fokus menyetir.
"Hah? Aidah kira Mas sudah tau" Aidah geleng-gelang kepala mendengar pertanyaan suaminya.
"Hehe Mas lupa nanya, jadi nama Perusahaannya apa??" tanya Andrew.
"Perusahaan A'Lew Mas"
Ckitt suara mobil berhenti tiba-tiba.
"Eh astaga Mas, kenapa?" tanya Aidah kaget karena mobil tiba-tiba berhenti.
Buru-buru Andrew menjawab tidak apa-apa sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu tidak apa-apa juga kan sayang?? maaf ya aku tidak sengaja tadi" ucap Andrew merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Mas, tapi hati-hati ini di jalanan besar loh Mas" ucap Aidah mengingatkan.
"Iya sayang Mas paham, maaf ya" ucap Andrew sekali lagi dengan rasa bersalahnya.
"Iya tidak apa-apa Mas, ayo jalan lagi tapi hati-hati".
"Iya sayang" Andrew pun menjalankan mobil dengan sedikit gugup. 'Haiss ternyata dia mau kerjasama dengan perusahaan itu!!' Andrew jadi merasa gugup.
Beberapa saat kemudian akhirnya mereka sampai di Perusahaan A'Lew yang dikenal adalah Perusahaan raksasa yang cabangnya sudah tersebar di mancanegara.
"Aidah masuk dulu ya Mas" Aidah kemudian salim lalu bergegas ingin keluar mobil.
"Iya hati-hati, dan semangat tidak usah di fikirin masalah yang tadi di bilang Bastian dan Bella. Aku percaya pasti kamu bisa" ucap Andrew lagi menyemangati istrinya yang sudah diketahuinya saat ini sedang gugup.
"Iya Mas" Aidah tersenyum senang mendengar perkataan suaminya, lalu keluar dari mobil dan berjalan untuk memasuki perusahaan.
Andrew yang melihat Aidah sudah berjalan masuk ke Perusahaan pun langsung mengambil telfonnya.
📱 : "Halo Tuan, ada yang bisa saya bantu?", tanya orang diseberang telfon.
📱 : "Hmm, istriku sudah masuk ke Perusahaan utama, katakan kepada seluruh karyawan agar membiarkan istriku masuk! dan yah berikan juga kontrak kerjasama untuk istriku!!"
📱 : "Eh Tuan sudah menikah?" kaget orang yang di sebrang telfon.
📱 : "Baik Tuan, nama istri Tuan siapa?"
📱 : "Aidah! segera laksanakan!!"
📱 : "Baik Tuan"
Setelah semua percakapan itu Andrew memutuskan telfonnya. Saat menunggu Aidah ke luar, telfon Andrew berdering. Andrew langsung saja mengangkat telfon itu.
📱 : "Ada apa?" tanya Andrew dengan dingin.
📱 : "Saya ingin melapor King, ada orang yang berani berbuat macam-macam dengan kita"
📱 : "Bukannya aku sudah serahkan masalah seperti ini ke Gilbran?!!" tanya Andrew dingin. "Mana Gilbran aku mau bicara!!!" tegas Andrew dengan dingin.
Diseberang sana penelfon buru-buru memberikan ponsel tersebut ke Gilbran. Gilbran yang diserahkan hp kepadanya itu membuatnya menatap tajam anak buahnya tersebut.
📱 : "Gilbran!!!" panggil Andrew dingin.
📱 : "I..iya King" Nyali Gilbran menciut saat mendengar suara dingin Andrew yang memanggil namanya.
📱 : "Bukannya sudah aku serahkan masalah seperti ini ke kamu?!! kalau kamu tidak bisa bilang! biar saya cari tangan kanan yang lebih kompeten lagi!!" tegas Andrew dengan dinginnya.
📱 : "Iya Tuan, saya akan selesaikan masalah ini secepatnya" ucap Gilbran tegas.
📱 : "Hmm saya tunggu kabar baiknya!!"
Andrew kemudian mematikan telfonnya. Setelah mematikan telfonnya Andrew diam di mobil menunggu istrinya.
Sedangkan disisi lain yaitu Gilbran yang adalah tangan kanan dari Andrew. Setelah telfon dimatikan, Gilbran langsung menatap tajam anak buahnya yang berani melapor ke King.
"Kalau ada masalah seperti ini, kalian tidak usah menganggu King!!" tegas Gilbran. "Kalau ada masalah mendesak pun aku yang akan melapor sendiri ke King!!" lanjut Gilbran lagi dengan tegasnya sambil menatap tajam semua yang ada di sana terkhusus yang sudah menelfon King.
*******
Aidah yang keluar dari mobil tadi langsung menuju ke dalam perusahaan dan alangkah terkejutnya Aidah saat dia di izinkan dan di perlakukan sopan oleh karyawan-karyawan yang ada di sana. Yang membuat Aidah lebih terkejut adalah saat atasan atau Ceo Perusahaan itu berprilaku sangat sopan kepadanya. Itu membuat Aidah merasa aneh dan terkejut.
Apalagi saat membicarakan kerjasama dengan Perusahaan itu semuanya berjalan lancar-lancar saja. Bahkan keuntungan yang Aidah dapat dari kerjasama ini lebih besar dari sebelumnya. Itulah membuat Aidah heran sekaligus terkejut.
"Mmm apa Tuan beneran dengan perjanjian ini?" tanya Aidah terkejut saat membaca isi kontrak yang dimana di situ tertuliskan bahwa Aidah lah yang akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari Perusahaan raksasa ini.
"Iya, perjanjian itu benar. Kenapa kamu tidak setuju?" tanya Ceo itu yang bernama Klarck.
"Eh eh tidak Tuan, saya sangat setuju. Baiklah saya akan tanda tangan" Aidah buru-buru tanda tangan kontrak itu dengan sangat bahagia.
"Selamat kerjasamanya Ibu Aidah, semoga proyek ini lancar" ucap Klarck sambil mengulurkan tangannya.
"Baik, selamat dan makasih atas kepercayaan yang telah Tuan Klarck serta Perusahaan ini berikan kepada saya dan Perusahaan saya" ucap Aidah sambil membalas salaman dari Klarck.
Setelah itu Aidah langsung keluar dari Perusahaan dengan bahagianya. Tapi saat berada di dekat mobil, Aidah langsung merubah raut wajahnya.
Ceklek, Aidah membuka pintu mobil.
"Mas" ucap Aidah lesu.
"Eh, kenapa kok muka kamu lesuh sayang??" tanyanya kaget. 'Jangan bilang mereka tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik!!' Batin Andrew saat melihat wajah lesuh istrinya.
Aidah mendekat, lalu tiba-tiba memeluk dan mengecup pipi suaminya dengan bahagia.
"Proposal Aidah di terima Mas" ucap Aidah memberitahu dengan bahagianya.
Mendengar ucapan Aidah, Andrew merasa ikut senang melihat istrinya tersenyum.
"Wah selamat ya sayang, aku tau istriku pasti bisa" ucap Andrew dengan bahagianya juga melihat kebahagiaan di wajah istrinya.
"Baiklah karena kamu berhasil, ayo kita rayain. Mas traktir kamu makan di luar ya" ucap Andrew.
"Eh tidak usah Mas, kita kan bisa makan di Mansion sekalian memberitahu perihal ini Mas" tolak Aidah secara halus.
"Tenang sayang, Mas ada uang kok. Karena kamu berhasil sekarang, jadi Mas akan traktir kamu nggak boleh nolak loh!"
Aidah terkekeh mendengar ucapan suaminya. "Baiklah kalau begitu, Aidah setuju".
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!