NovelToon NovelToon

After Married

Fitting baju

Note:

Sebelum baca ini, sangat di sarankan terlebih dulu membaca "Terjebak cinta Gadis Tomboy" agar nyambung, terimakasih 🥰🥰🥰😘😘

.

.

.

.

Setelah pertemuan dua keluarga yang tidak pernah Bastian dan Denisa duga, kini keduanya mau tak mau harus menerima keputusan dari para orang tuanya. Tiga hari, hanya dalam waktu tiga, keduanya akan resmi menjadi sepasang suami istri.

Dan disinilah mereka, di sebuah butik langganan mama Irish dan mama Melda. Bastian hanya diam duduk di sofa sedangkan Denis, mau tak mau dirinya harus mencoba beberapa gaun yang menurut nya lumayan indah.

‘Percuma, sebagus dan semewah apapun gaun ini, kalau nikah nya sama cowok ngeselin kaya dia, gak akan berarti apa apa pernikahan aku. Ya Allah, kenapa nasib ku begitu malang, harus terjebak oleh sandiwara sendiri.’ Gumam Denis dalam hati saat melihat pantulan dirinya di cermin.

‘Sejak dulu aku memang cantik, tapi sayang, kecantikan ku malah ku berikan pada dokter rese kaya dia. Huh, Bastian, betapa beruntung nya dirimu mendapatkan gadis seperti aku.” Sejak tadi Denis hanya bergumam dan mengumpat calon suaminya di balik ruang ganti.

Hingga beberapa saat, pintu ruangan itu di ketuk dan membawa Denis agar keluar dari ruang ganti.

Deg!

Untuk sesaat, Denis dan Bastian saling menatap. Karena ternyata, Bastian juga sudah mengganti pakaian nya dengan sebuah jas berwarna hitam yang di padukan dengan celana formal beserta sepatu pantofel hitam. Sangat berbeda dengan Bastian yang selama ini Denis kenal.

Biasanya, ia akan melihat Bastian memakai pakaian santai, atau jas dokter. Dan kini, laki laki itu memakai pakaian formal seperti laki laki yang ia kenal sebelumnya. Tau kan maksud Denis, tentu saja om Vino, Rasya serta Aldi. Dimana mereka memang pekerja kantor, sementara Bastian adalah petugas kesehatan yang memakai jas dokter berwarna putih.

“Jangan terlalu lama menatap ku, atau kamu akan jatuh cinta nanti,” kata Bastian dengan senyum miring menghiasi wajah nya, yang membuat Denis semakin terpukau, namun hanya beberapa detik ia langsung tersadar dan langsung memberikan tatapan tajam pada Bastian.

“Cih, aku jatuh cinta padamu? Sorry to say, kamu yang akan jatuh cinta padaku duluan!” saut Denis dengan senyuman menyeringai.

“Oke, kita lihat saja, siapa yang akan duluan jatuh cinta. Tapi—“ Bastian memajukan tubuhnya sedikit agar bisa menggapai telinga Denis lalu membisikkan sesuatu di sana, “Kalau sampai kamu dulu yang jatuh cinta, aku tidak akan bertanggung jawab. Jangan harap aku bisa langsung membalas cinta kamu,” bisik nya seketika langsung membuat Denis terdiam.

“Begitupun sebaliknya, kalau sampai kau dulu yang jatuh cinta dan aku tidak bisa mencintai kamu, bersiaplah sakit hati!” cetus Denis begitu tegas.

“Deal,” Bastian mengulurkan tangan nya untuk bersalaman, dan dengan ragu Denis menerima nya, namun ia juga menerimanya.

‘Gue pastiin, lo akan nyesel, dan lo akan jatuh cinta duluan sama gue.’ Gumam Denis dalam hati.

‘Cewek bar bar kaya lo, mau sok bikin gue jatuh cinta, cih, hati gue terlalu tinggi untuk lo gapai.’ Gumam Bastian dalam hati meremehkan.

Keduanya cukup lama berjabat tangan dengan pikiran masing masing, hingga tiba tiba suara pelayan membuat lamunan keduanya buyar. Denis segera kembali mengganti pakaian nya, begitu pun dengan Bastian yang juga mengganti pakaian sebelumnya.

Keduanya sudah sepakat untuk memilih pakaian tersebut dan akan segera di kirim saat sebelum acara di mulai. Setelah mengantarkan Denis pulang ke rumah nya dnegan selamat, Bastian pun juga segera meluncur kembali ke rumah sakit.

.

.

.

.

Hola Sayang sayang nya Mommy. Maaf yah, om Abas dan tante Cantik nya mommy pindah kesini, karena di kamar K2 udah banyak banget bab nya. Dan perjalanan baru di mulai, jadi mommy buatkan kamar baru.

Jangan lupa tinggalkan like, komen dan vote nya 😘🥰🥳

Salah tempat curhat

“Micheleeee!” teriak Denis saat turun dari mobil dan langsung menyelonong masuk ke dalam rumah sahabat nya. Untung saja rumah itu sedang sepi, suaminya sedang bekerja dan dirinya sedang bersantai sambil menikmati cemilan kesukaan nya.

“Monyettt!” sentak Michele karena terkejut dan hampir tersedak.

“Astagfirullah, ibu hamil gak boleh ngomong kasar,” kata Denis terkekeh, lalu ia segera menghambur dan duduk di sebelah Michele.

“Ngapain sih lo, udah inget ada sahabat lo hah. Udah inget jalan pulang, kapan lo balik? Kabur kemana lo selama ini? Cari pangeran negeri dongeng? Atau nyariin opa opa di malaysia!” cetus Michele beruntun membuat Denis langsung memberengut kesal.

“Sialan lo, kurang kerjaan banget gue nyariin opa opa Malaysia. Mending gue cari opa opa korea, huhh!” Denis langsung merebahkan kepala nya pada sandaran sofa.

Michele yang melihat sahabat nya memberengut, ia bisa memastikan bahwa sahabat nya sedang tidak baik baik saja, dan bukan bersimpati, Michele justru malah terkekeh, “Jadi, lo ngapain kesini? Mau curhat? Mari, waktu dan tempat di persilahkan.”

“Chel,” panggil Denis dengan wajah sedih nya menatap Michele.

“Apa sih Nis, buruan cerita, gue dengerin sambil makan ciki nih. Kapan lagi coba gue baek begini, buruan, sebelum mood gue berubah lagi.”

“Sialan lo ya, sahabat lagi ada masalah malah di buru buru in, sumpah lo gak peka banget jadi sahabat!” cetus Denis yang semakin kesal.

“Lah, lo aja jadi sahabat gak ada akhlak kok! Lo kabur tapi bawa masalah, sampai gue di teror terus sama tante Melda, lo nya malah ilang enak enak an kali lagi nemu om om kaya.”

“Micheleee!” seru Denis semakin frustasi saat mendengar Michele menyebut om om kaya. Tentu saja, ia langsung mengingat sosok Bastian, meski umur nya tak berbeda jauh, hanya beberapa tahu saja, tapi di pertemuan awal mereka, ia sempat memanggil nya OM. Dan soal kekayaan, kayaknya tidak perlu di ragukan, dia pewaris utama KNC Hospital, dan juga sebagai dokter spesialis.

“Kenapa sih, buruan cerita elah, ciki gue udah mau habis nih.” Kata Michele yang masih fokus dnegan makanan nya.

“Gue mau nikah,” kata Denis pelan, dan Michele hanya menganggukkan kepala nya, karena ia sudah tahu bahwa bila Denis pulang maka berarti dia menerima perjodohan dari orang tua nya. “Tiga hari lagi,” imbuhnya yang sukses membuat Michele langsung tersedak minuman nya yang baru saja ia teguk.

Uhuukkk huukk uhuukk

“Kamprettt! Lo serius!” seru Michele langsung menatap tajam pada sahabat nya.

“Hemm, eh salah hari ini udah usai, udah menjelang malam, berarti dua hari lagi,” ralat Denis semakin membuat Michele terkejut, “Huaaa, Chel gue mesti gimana?” tanya nya frustasi.

“Bentar bentar, kok , kok elo bisa kawin ah maksud ku nikah dua hari lagi? Lo kapan balik emang?” tanya Michele penasaran.

Dan akhirnya Denis menceritakan awal pertemuan nya dengan Bastian, kemana dia selama ini dan bagaimana bisa dirinya bisa sampai di rumah nya dan menerima keputusan yang akan ia jalani beberapa hari lagi itu.

Sementara itu, Michele yang sudah mendengarkan cerita dari Denis, semakin tertawa terbahak bahak, karena sahabat nya begitu bodoh. Bagaimana tidak, dia belom melihat wajah calon suaminya sudah menolak lebih dulu terus kabur. Coba kalau dia sudah melihat foto tersebut, sudah pasti dirinya bisa menghindar bila bertemu di jalan.

“Hahahaha!”

“Chel, jangan ketawa! Gue lagi pusing ini.”

“Hahahaha sumpah yah, lagian lo dari dulu bodoh banget sih Nis, astaga. Nasib lo emang gak seberuntung gue, hahaha!” kata Michele yang masih mentertawakan kebodohan sahabat nya, “Udahlah Nis, terima aja. Dia dokter, muda, tampan, kaya. Kurang apa lagi? Apa lo mau sama opa opa Malaysia?” imbuh nya menggoda membuat Denis merasa menyesal karena sudah curhat kepada sahabat nya.

‘Gue emang bodoh, lebih bodoh karena gue cerita sama sahabat gak ada akhlak kaya lo!’ cetus Denis mengumpat dalam hati.

Nasehat papa mama

Satu hari sebelum acara pernikahan, kini seluruh keluarga sudah berada di Hotel tempat acara akan di adakan. Awalnya, Bastian dan Denis mengira bahwa pernikahan mereka akan di adakan di Jakarta, tapi ternyata dia salah, keluarga nya memilih Bali sebagai tempat pernikahan Bastian dan Denis.

“Pah, kenapa Bali sih?” keluh Denis sejak tadi merengek kepada orang tuanya.

“Sayang, ini tanah kelahiran kamu. Jadi mama ingin kamu menikah juga disini, kamu tahu, Mama sudah mempersiapkan ini sejak lama. Bahkan sejak saat kamu masih sekolah dasar,” kata mama Melda terkekeh.

Memang benar, Denisa di lahir kan di Bali, karena itu adalah tempat dimana mama Melda dan papa Doni bertemu. Jadi keduanya sepakat bila kelak anaknya menikah maka akan di adakan di sana. Dan kebetulan, besan nya kali ini adalah teman nya sendiri dan mereka sudah sepakat menyetujui asal tempat itu nyaman dan bagus.

“Woaah, jadi Mama sama Papa udah ada niatan jodohin Denis sejak denis masih bocah?” tanya Denis tak percaya.

“Bukan begitu Sayang, mama sama papa gak ada niatan sama sekali mau jodohin kamu. Hanya saja, mama ngerasa sekarang semakin tua, begitu pun dengan papa, kami hanya takut tidak bisa melihat kamu menikah. Apalagi, selama ini kamu sampai sekarang gak pernah pacaran, padahal teman teman kamu sudah pada menikah dan punya anak semua, mama Cuma mau kamu ikut menyusul mereka. Dan juga, selagi mama dan papa masih sehat, untuk merawat anak kamu kelak.” Jelas mama Melda panjang lebar membuat hati denis sedikit tersentuh, namun ia juga bingung, karena dirinya dan Bastian tidak akan mungkin segera memiliki anak.

Tentu saja, lagian siapa yang mau memiliki anak dengan laki laki seperti itu, batin Denis. Di antara mereka tidak ada perasaan sama sekali, ia tidak mau bila sampai dirinya hamil tanpa rasa cinta, maka anak nya kelak akan menjadi korban. Ya, dirinya mengingat kembali tentang kisah sahabat nya, Renata dan Rasya. Dan kini, Chila, anak sekecil itu harus menjadi korban.

“Sayang, pernikahan itu sangat sakral. Kita hidup hanya sekali, mati pun sekali dan kalau bisa menikah pun hanya sekali. Mama tahu, kamu belum mencintai calon suami kamu, tapi ... “ mama Melda menarik nafas nya dengan panjang, “Tapi mama mohon, cobalah untuk membuka hati ya. Nak Bastian itu baik, dia juga setia dan penyayang. Dia sangat menyukai anak kecil, dan dia sangat bertanggung jawab. Mama harap, pernikahan kalian nanti akan abadi sampai maut memisahkan, seperti mama dan papa dan seperti calon mertua kamu.” Imbuhnya panjang lebar, yang mana malah membuat hati Denis semakin bimbang.

“Mama ... “ Denis pun langsung memeluk mama nya dengan begitu erat.

“Janji sama Mama dan papa, kamu akan bahagia ya Nak. Kamu harus bisa mencintai suami kamu dan menjaga rumah tangga kamu sampai akhir.”

“Lalu bagaimana kalau pada akhirnya Bastian selingkuh, atau mengkhianati Denis. Apakah Denis juga harus tetap bertahan?” tanya Denis dengan memanyunkan bibir nya sedikit kesal.

“Sayang, Bastian tidak akan mungkin mengkhianati kamu, kecuali kamu duluan yang memulai. Mama dan Papa tahu bagaimana Bastian selama ini, jadi sangat tidak mungkin kalau sampai dia mengkhianati kamu.” Saut papa Doni yang mana membuat Denis langsung menganga.

“Kok Papa malah belain dia sih? Kan Denis Cuma bilang seandainya?” cetus nya tak suka.

“Sayang, setiap kata itu doa, dan papa sangat yakin bahwa Bastian itu laki laki baik, dia tidak akan mungkin mengkhianati kamu.”

“Tau ah, anak papa itu Denis apa Bastian sih, ih ngeselin!” kata Denis menghentakkan kaki nya ke lantai, lalu ia segera keluar dari kamar orang tuanya dan kembali menuju kamar nya sendiri, karena besok pagi dirinya harus segera bangun dan bersiap.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!