NovelToon NovelToon

Cinta Tak Seindah Cerita

1 (Opening)

Memang, bukan lah manusia di bumi ini yang pantas menilai, baik buruknya nilai seseorang. Tetapi, sadarkah kalian wahai manusia. Sekarang... Kalian para manusia lah yang sudah bertindak selayaknya Tuhan.

Memberi keadilan yang sebenarnya amat tak adil sama sekali. Menghukum, menghujat, bahkan menyingkirkan sesama karena kebencian saja.

Benarkah jika; orang yang 'terlihat baik' sebenarnya hatinya seperti bangkai, dan orang yang 'terlihat kotor' dimata manusia, lubuk hatinya lebih mengindahkan ketulusan. Tidak semua, memang.

Tapi status sosial seseorang berpotensi menentukan kepribadian orang itu sendiri. Rata-rata itu yang terjadi.

Tak semua orang yang sosialnya 'tinggi' mengajarkan cara memberi dan menerima. Juga tak semua yang terlihat rendahan meneladani kekerasan.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

Rosie adalah anak yang merasakan bahwa ia beruntung. Beruntung ia masih hidup dengan kecukupan. Beruntung karena sekelilingnya memberikan sepucuk cinta mereka. Beruntung karena Tuhan masih memberinya hidup 'layak'.

"Ros, tuh ada tamu yang maunya sama lo aja!" Ucap seorang perempuan dari ambang pintu kamar Rosie.

"Oke, Kak Brina. 5 menit lagi yah. Aku ganti baju dulu", jawab Rosie.

Belum ada dua menit Sabrina berlalu dari depan bilik Rosie, mulai terdengar kegaduhan yang menembus dinding kamarnya.

Ia pun mempercepat gerakannya, merapikan pakaian yang baru membungkus tubuh mungilnya. Dan segera ia bergegas menuju pintu kamar sambil menenteng sepasang sepatu flat.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

"Aahhh... Baby, kamu selalu bisa buat aku puas..." Kata lelaki yang masih menindih tubuh Rosie dengan nafas yang tersengal. "Ayolah sayang, kalau kamu terima tawaranku, aku jamin... Kamu nggak perlu hidup di tempat apek ini lagi. Dan kamu juga nggak akan kekurangan materi", sambung nya.

" Mr. Roland, aku juga selalu bilang pada anda. Aku tak bisa menjadi wanita yang membagi cinta dengan wanita lain. Aku tak mau di duakan, aku juga tak mau menyandang sebagai nyonya kedua atau pelakor yang merusak cinta orang. Aku pun ingin memilih, akan hidup dengan satu pria saja. Meskipun iya, atau entah apa mungkin khayalanku ini akan jadi nyata. Nyatanya, 'kami' ini hanyalah pelampiasan hasrat sesaat. Aku mohon Mr. Roland mengerti.." Jelas Rosie dengan nada khas lembutnya.

Umur Rosie memang masih 22 tahun. Namun, ia sudah bisa berpikiran seperti layaknya orang bijak. Ia juga bisa mempengaruhi keputusan kliennya dengan menolak. Klien yang selalu ingin menjadikannya istri simpanan.

Rosie hanya ingin 'hidup'. Yang berarti ia masih ingin membalas budi Mama Ria, dan menanamkan tentang 'pekerjaan' hanyalah untuk dirinya sendiri. Bukan untuk menambah hasratnya akan menguasai materi.

Dua jam berlalu, Mr. Roland mulai merapikan pakaian kerja yang menggantung di daun pintu. Seperti biasa, ia akan mengecup dahi Rosie, dan memberinya sebuah amplop tebal sekitar tiga centimeter.

Mama Ria selalu memberlakukan maksimal jam untuk 'anak' nya yang masih 'segar'. Dalam artian, mereka yang benar-benar menjaga kemulusan tubuh mereka, dan tidak membiarkan sepercik sp3rm4 hinggap pada rahim mereka.

Ya, inilah beda kelas 'rumah' Mama Ria dibanding 'rumah-rumah' lainnya. Ia selalu menerapkan 'kebersihan' dalam pelayanan. Yang mana untuk anak-anak nya yang berumur 17 hingga dibawah 25 tahun wajib mengenakan k0-nd*m.

Sebenarnya, peraturan ini mutlak untuk semua anaknya yang masih ingin tetap bekerja di sana. Tapi, karena jumlah anaknya juga tak sedikit, dan jadwal Mama Ria sendiri juga amat padat, adakalanya ia kebobolan 2-3 anak per tahunnya.

Bagi mereka yang memang tak bisa mencari jalan lain, mereka harus merelakan 'pembersihan'. Dan akan langsung di steril oleh dokter yang bekerja untuk Mama Ria. Tapi 'nilai' mereka yang sudah 'tercemar' tidaklah tinggi lagi.

Mereka yang telah 'dibersihkan', hanya akan melayani klien yang sudah berumur saja. Karena mereka yang masih 'segar' juga mendapatkan misi kerja tambahan, yang nilainya sampai tak muat untuk menghuni tas. Itu pula sebab banyak anak-anak Mama Ria yang tetap mempertahankan posisi mereka, dan enggan mencari pekerjaan yang 'tepat'.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

KLIIKK...

Rosie membuka brangkas mini miliknya. Ditaruhnya amplop tebal tadi di atas tumpukan amplop-amplop yang telah menghuni brangkas nya terlebih dulu. Mungkin jumlahnya hampir ratusan juta jika dihitung jadi satu.

Sayangnya, Rosie tak pernah sekalipun menghitungnya. Paling ia hanya mengintip apakah isi amplop itu pecahan berwarna biru ataukah merah.

Brangkas juga salah satu fasilitas dari Mama Ria untuk anak-anak nya. Secuil kebaikan dari Mama Ria untuk keringat dari mereka yang telah bekerja. Reward untuk membahagiakan si pekerja. Karena merawat diri dan menata penampilan selalu diagungkan oleh Mama Ria.

Uang-uang yang mereka kumpulkan sendiri itu untuk membiayai pengeluaran mereka saat jadwal 'kebersihan' datang bagi para mereka yang masih mulus. Kegiatan di salon, hingga membeli perlengkapan rambut sampai ujung kaki yang berkelas.

Karena salah satu misi penting mereka adalah menjadi 'pasangan bayaran'. Kepura-puraan tentang adanya istri ataupun tunangan kaum konglomerat. Tapi untuk wanita seumuran Rosie misi itu masih jauh. Biasanya anak Mama Ria yang menginjak umur 23 tahun ke atas yang berkesempatan mendapatkan misi itu.

Rosie membereskan kamar pergulatannya tadi. Ia memakai pakaiannya dan berlalu ke kamarnya. Dan ia juga berpapasan dengan beberapa sebayanya yang baru menyelesaikan tugas pula.

"Eh...Ros, kayaknya udah beberapa hari ya kita gak ketemu", kata salah satu teman 'serumah' nya, Ika.

"Eh... Mbak Ika... Iya ya, kayaknya beberapa hari ini aku gak liat Mbak nampang di meja makan deh", jawab Rosie.

"Iya, seminggu lalu Mama ngasih misi ke aku. Iiihhh... Dapet brondong tau gak. Ganteng lagiii. Duh, aku jadi agak deg-degan, Ros", timpalnya.

" Oh...iya sih ya. Mbak Ika kan tiga bulan lalu udah masuk 23 tahun ya. Hmmm... Aku tahun depan juga bakal terima misi gak ya?" Celetuk Rosie sedikit murung.

Rosie adalah anak Mama Ria yang paling tak pernah terjamah debu jalanan. Ia sangat anti menginjakkan kakinya keluar rumah. Karena di rumah Mama Ria sudah ada semua yang ia butuhkan. Makanan, kudapan, pemandangan, dan udara yang segar.

Sampai Mama Ria sendiri geleng kepala akan sikap Rosie. Biasanya anak-anak nya akan sangat menanti saat mereka diajak keluar rumah. Tidak dengan Rosie. Bahkan Mama Ria sampai harus memanggil orang salon untuk membersihkan satu anaknya itu. Baju-baju Rosie pun Mama Ria yang membelikannya.

Karena, nyatanya, Rosie memang tak sanggup melangkah keluar. Entah trauma apa yang membuatnya sampai gemetaran bila berada diluar gerbang rumah Mama Ria. Dan karena itulah Mama Ria tak pernah pusing untuk memaksanya keluar rumah.

"Oh iya... Ros, kata anak-anak nanti kita disuruh kumpul pas makan malem. Di ruang makan utama katanya sih", tambah Ika.

"Mmm... Tumben ya kumpulnya pas makan malem Mbak, di ruang makan utama lagi. Berarti semua orang kumpul dong ya..." Jawab Rosie.

"Iya sih yaaa... Katanya sih ada pengumuman penting gitu dari Mama. Tapi gak ada bocoran sih bakal ngumumin apaan. Ya udah deh. Gue ke kamar duluan ya Rosie. Bye..." Sahut Ika.

Sambil sedikit memikirkan kata Mbak Ika tadi, Rosie sedikit melamun hingga sampai di kamarnya. Biasanya kalau sampai mengumpulkan semua orang penghuni rumah Mama Ria, pasti ada pengumuman besar dan penting sekali.

Sudah jam 5 sore. Rosie ingin memejamkan mata, tapi takut akan terlambat untuk makan malam nanti. Ia memilih untuk mandi air hangat saja. Sambil menghilangkan bau Mr. Roland yang tertinggal pada tubuhnya.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

_DONE PART 1_

Kasih jejak kalian berupa LIKE, FOLLOW, VOTE, juga KOMEN yaaaa 😪

2

Air hangat memang mampu membuatnya terlena. Serasa bau yang mengganggu pikirannya ikut menguap. Mungkin mandi air hangat bisa dibilang salah satu hobi yang paling Rosie suka. Air hangat mampu mengusir mimpi buruknya.

Tepat satu jam ia bermanja-manja dengan air hangat. Ia langsung berganti pakaian setelah mengentas tubuhnya dari air.

Tak lupa memakai handbody, menata rambut lurusnya yang sebahu, dan menggosokkan parfum pada belakang daun telinganya.

TOK...TOK...TOK...

"Ros, lo masih di kamar? Buruan!! Mama udah dateng tuh katanya!" Kata Sabrina.

"I- iya Kak. Ini udah kelar kok", sahut Rosie dari dalam kamarnya. Tak sampai 30 detik Rosie keluar. "Tumben banget sih Kak, Mama udah dateng? Jam makan malem kan masih setengah jam lagi", tambahnya.

"Nggak tau tuh. Aku tadi juga kaget pas dibilangin Ika. Kayaknya sih ada hal penting yang mau mama omongin deh. Yuk ah, kita agak cepetan. Betewe, lo cantik pakek dress itu, Ros". Kata Sabrina.

"Kakak juga cantik pakek warna ijo", jawab Rosie.

Memang, meski anak-anak Mama Rosie penuh persaingan untuk menarik klien, tapi mereka tak pernah sekalipun adu mulut. Atau saling menjatuhkan. Karena peraturan mutlak yang Mama Ria terapkan. "BOLEH BERSAING, TAPI TAK BOLEH MEMAKI, MENJATUHKAN, APALAGI PERKELAHIAN".

Menurut cerita dari anak-anak Mama Ria yang sudah berumur dan menjadi 'pengasuh' disini, dulunya ada dari mereka yang berkelahi karena berebut klien. Dan tiada ampun, Mama Ria langsung mengusir mereka. Dan mereka tak pernah kembali, atau terlihat di sekitar rumah lagi.

Maka Mama Ria seringkali mengingatkan pada anak-anak nya, "Lebih baik memuji, daripada menghujat benci". Dan bertahun-tahun kalimat ini selalu melekat pada hati anak-anak Mama Ria.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

Suasana kini riuh oleh candaan para wanita yang tengah mengisi kursi-kursi yang melingkar pada meja makan berdiameter sepuluh meter ruangan itu. Dan tiba-tiba suara mereka seperti terserap kedalam tembok, ketika sebuah dehaman terdengar.

Semua mata yang menanti serta cemas memandang pada kursi dengan ukuran paling tinggi sandarannya. Sosok wanita yang anggun namun tak terlihat umurnya, mulai memandangi mereka yang duduk melingkari meja.

Umur Mama Ria boleh jadi sudah memasuki kepala tujuh, tapi saat melihat kulit tubuhnya, maka banyak mulut yang menganga tak percaya. Ia terlihat masih berumur 40 tahunan. Bahkan kulitnya masih kencang, tubuhnya pun sangat seksi. Itulah yang diperlihatkan Mama Ria dengan arti 'menjaga'.

"Good night, ladies..." Sapa Mama Ria.

"Good night, Mama..." Jawab semua wanita yang duduk itu.

"Beautiful... Tidak sia-sia Mama 'merawat' kalian. Sungguh mempesona..." Tambah Mama Ria

"Luar biasa, Mama...." Jawab anak-anak serempak.

"Nice...!! Oke, mari kita makan malam dahulu. Lalu akan kita lanjutkan bincang-bincang kemudian ya. Mbok, tolong suruh pelayan hidangkan semuanya ya!" Pinta Mama Ria.

Si Mbok pun bergegas untuk melaksanakan mandat yang ia dapat. Lima menit kemudian meja yang amat luas itu tertutup oleh perabot pecah belah yang sudah terisi bermacam hidangan lezat. Koki pilihan Mama Ria memang tiada tandingannya. Tak pernah mengecewakan penghuni rumah Mama.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

"Oke, selagi kita membelai dessert, Mama punya beberapa pengumuman yang akan Mama sampaikan sendiri..." Semua orang menikmati dessert mereka tanpa suara. "Ehem... Oke, yang pertama, Rumah Kita memenangkan tender proyek for this year. Daaann... Untuk kandidat yang beruntung kali ini adalaaaah.... Rosie... Yuk kita bersulang untuk Rosie..."

Semua orang mengangkat gelas mereka. Aroma khas Dolcetto D'alba pada gelas-gelas kaca itu menyatu. Menghinggapi udara yang membuat paru-paru kegirangan. Dan menenggak setetes demi setetes.

Rosie mematung sambil memegang gelasnya. Ia bak sudah mabuk sebelum meminum red wine itu. Entah ia salah dengar, atau ada poin yang terlewat saat mendengar pengumuman Mama Ria tadi.

"Oke, ladies, kalau sudah selesai lekas istirahat. Besok kita masih harus meneruskan jadwal pekerjaan. See you girls. Rosie, kamu ikut Mama ke kamar, yuk!" Kata Mama Ria.

"Thankyou Mama..." Jawab semua wanita di sana, terkecuali Rosie yang rupanya masih mengalami kelinglungan.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

Rosie mengikuti langkah Mama Ria menuju kamar terbesar rumah itu. Rosie masih menebak-nebak dan merangkai pertanyaan yang membuat pikirannya jatuh malam ini.

Hanya ada Rosie dan Mama Ria dikamar sang pemilik rumah itu. Mama Ria sudah bisa membaca kebingungan pada wajah Rosie. Dan ia menjelaskan lebih dulu tanpa menunggu Rosie bertanya.

Telinga Rosie seperti berdengung saat mendengar penjelasan Mama nya. Ia hanya mampu menangkap pembicaraan itu sepatah-patah saja.

Intinya, ia terpilih dalam pengajuan proyek "perumahan". Klien kali ini berusia sangat muda. Berumur 25 tahun. Diusia itu, ia telah memiliki beberapa jenis bisnis pertambangan. Rayan Abdinugrah namanya. Mempunyai kekasih, tapi tak direstui orang tua nya.

Papa Mamanya memberi pilihan, menikah dengan gadis yang telah dipilihkan keluarganya, atau menikah dengan perempuan lain jika lolos seleksi dari keluarganya. Dan di saat rasa frustasinya, teman Rayan, Ferry, yang merupakan klien Rumah Kita memberikan ide gilanya.

Pernikahan kontrak. Itu ide gila Ferry. Ferry sendiri merupakan klien Sabrina. Bisa dibilang, cinta Ferry yang tak akan pernah tersampaikan pada Sabrina, karena 'status' mereka tentu saja.

Karena sering mengunjungi Sabrina, dan tak pernah mencoba wanita lain, Ferry terbilang seperti pacar rahasia Sabrina. Cinta yang tak berstatus. Dan dari Sabrina ia mendapatkan informasi mengenai istri sewaan tentunya. Tak butuh waktu yang lama untuk Rayan berpikir, ia menyetujui ide gila temannya.

Dan dari Ferry pula ia mendapatkan beberapa foto wanita-wanita cantik itu. Dan mata Rayan penasaran pada foto Rosie. Dan jadilah seperti sekarang yang diceritakan Mama Ria, tentang tugasnya nanti. Untuk beberapa bulan ke depan.

Tentunya Rosie pun tak menimbang atau meminta jeda untuk berpikir. Jika Mama Ria menyetujui, maka misi harus berjalan. Yang terakhir kali ditanyakan Rosie adalah, mengapa dirinya yang belum berumur 23 tahun?

Mama Ria tadinya sudah berdebat dengan Rayan tentang 'peraturan'. Tapi Rayan tak mau tahu. Ia bahkan membayar tiga kali lipat dari harga perjanjian. Karena ada kontrak bermaterai juga, jadi tak akan ada pihak yang dirugikan.

Dan tugas pertama Rosie kali ini berlangsung lebih lama dibanding teman-temannya saat menerima misi pertama mereka. Yang ia pusingkan adalah, ia harus berada di luar rumah selama enam bulan. Benar-benar menjengkelkan.

Rosie di sodori beberapa lembar kertas yang harus ia hafalkan sebelum berangkat lusa besok. Tentang jati dirinya yang dibuatkan oleh Rayan.

................

Begitu sampai di kamarnya, Rosie membaca rangkaian dari tinta hitam yang tercetak pada lembar di tangannya. Dadanya tergelitik membaca 'dongeng' itu. Orang kaya itu, apakah tingkahnya sangat fana seperti ini? Sungguh seperti cerita dalam TV berwarna saja.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

_DONE PART 2_

Kasih jejak kalian berupa LIKE, FOLLOW, VOTE, juga KOMEN yaaaa 😪

3

Nuansa serba putih, dari dekor background hingga hiasan meja kursinya. Sepasang pengantin baru saja melaksanakan prosesi sakral. Kini mereka beriringan menyambut salam selamat dari para tamu.

Nampak seorang wanita mengantri dengan mata sembab yang masih berkaca-kaca. Air matanya jatuh saat tangannya bersalaman dengan Rayan. Sangat nampak kekecewaan yang mendalam dan penyesalan yang teramat sangat pada wajah cantiknya.

Rosie tersenyum lembut pada wanita itu saat menyalaminya. Ia sempat mendengar secarik cerita dari Sabrina perihal orang sekitar Rayan. Benar saja tebakannya. Wanita ini adalah Rika. Wanita dambaan Rayan, yang cintanya diputuskan oleh keluarganya, karena perbedaan kasta.

Apa jadinya keluarga Rayan saat tahu bahwa dirinya adalah kupu-kupu malam. Seorang konglomerat bermartabat tinggi menikahi orang yang bahkan tak mempunyai kasta. Ketimbang terharu, Rosie malah lebih ingin terbahak saat ini.

Entah diisi apa otak orang-orang kaya saat ini. Tindakan mereka sungguh menyimpang dari nalar orang 'normal'.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

Belum sampai tengah hari, rasanya Rosie sudah kehabisan tenaga. Sebenarnya siapa yang menciptakan adat seperti ini? Sengsara di hari yang katanya hari paling bahagia.

Rayan melihat rasa lelah Rosie. Ia menggandeng tangan mungil Rosie, dan membawanya ke ruang istirahat hotel.

"Seharusnya kamu bilang aja sama saya kalau capek. Kamu nggak perlu menyiksa diri sendiri untuk membuat nyaman orang lain. Lagipula, hampir semua adalah tamu Papa dan Mama. Kita istirahat dulu disini. Kamu mau apa?" Jelas Rayan.

"Saya lapar. Bolehkah saya makan sekarang?" Jawab Rosie.

"HAHAHAHAHA... Kamu sungguh perempuan unik. Memang tidak salah saya memilih kamu dan membayar dengan harga tinggi", balas Rayan.

Rosie mencibirkan bibirnya dengan separuh mengejek. Kelakuan aneh kembali ia dapati pada sikap orang kaya macam Rayan. Ia juga tak mempedulikan tamu maupun kolega Rayan. Ia hanya ingin makan sampai kenyang hari ini. Belum lagi lehernya yang terasa pegal karena hiasan di kepalanya.

Beberapa menit kemudian, muncul pramusaji membawa troli dengan beberapa menu. Terlihat air liur Rosie yang tak dapat dibendung nya lagi. Lagi-lagi tingkah lucu Rosie mengundang gelak tawa Rayan.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

"HUUFT... Untung acaranya udah kelar. Saya mau bersih-bersih. Apa nanti saya perlu menyiapkan air panas untuk Tuan juga?" Kata Rosie.

"Boleh... Sebelum itu, ada yang perlu kita bicarakan dulu", pinta Rayan sambil menepuk-nepuk tepian bed mengisyaratkan untuk Rosie duduk disebelahnya. "Sekarang semua orang mengetahui status kita. So, didepan orang kita harus bersikap selayaknya suami-istri. Kamu paham kan!?" Lanjut Rayan.

"Oke, sayang... Aku ngerti kok!" Jawab Rosie sambil berlalu ke arah kamar mandi.

Rayan memandangi punggung Rosie yang semakin menjauh, ia sempat kaget terhadap aksi yang Rosie lakukan barusan. Kecupan kilat itu sungguh diluar dugaan Rayan. Dan sepertinya ia memang tak salah memilih Rosie sebagai partner sandiwara nya.

Sudah satu jam sejak Rosie di kamar mandi. Rayan mulai gerah dan ingin lekas berendam. Rayan mulai cemas, ia beranjak dari kasurnya. Mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil nama Rosie beberapa kali.

Kecemasan Rayan semakin bertambah ketika tak ada jawaban dari Rosie. Kini Rayan semakin panik. Tapi ia juga bingung. Ingin ia mendobrak pintu kamar mandi saat ini. Tapi niatnya urung.

Pintu terbuka saat ia membuka handle pintu yang dari tadi dipegangnya. Nampak kepala Rosie mencungul pada sisi ujung bathtub. Rayan bergegas menghampiri dengan paniknya.

Diarahkannya telunjuknya mendekati hidung Rosie. Masih terasa nafasnya. Rayan pikir Rosie pingsan karena kelelahan acara resepsi atau air mandinya terlalu panas. Tanpa pikir panjang, Rayan menepuk-nepuk pipi Rosie.

"Hai nona, apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Rayan dengan nada sedikit bergetar.

Rosie mengerjapkan kelopak matanya yang tertutup. "Mmmhh..." Ia membuka perlahan matanya yang sebenarnya masih berat. Ia sedikit terkejut dengan pemandangan yang dilihat mata remangnya. Tapi Rosie tak salah tingkah akan keadaannya sekarang. Karena sudah ratusan mata lelaki yang pernah melihatnya tanpa busana.

"Apakah Tuan ingin mandi sambil berpelukan dengan saya?" Tanya Rosie.

Mungkin Rosie sudah biasa menghadapi berbagai pria bernafsu, tapi tidak dengan Rayan. Boleh jadi ia konglomerat dengan tumpukan emas di kanan-kirinya, nyatanya ia tak pernah sekalipun menjamah kekasih nya lebih dari bersentuhan antar tangan dan bibir.

Bahkan dengan Rika, ia sekedar mengecup kedua pipi atau kening saja. Saat ini, malah matanya hampir melihat surganya seorang perempuan. Pipi dan hidung Rayan seperti terbakar. Ia memalingkan tubuhnya membelakangi Rosie.

"Ja... Jangan, jangan asal bicara kamu! Aku hanya takut kamu pingsan di dalam kamar mandi. Kamu pikir kamu pemilik kamar mandi satu-satunya. A-aku kan juga ingin segera bersih-bersih!" Jelas Rayan sambil tergesa melangkah keluar kamar mandi.

Rosie cekikikan melihat tingkat Rayan. "Dasar... Orang kaya apa selalu bertingkah aneh-aneh seperti Tuan Rayan?" Rosie lalu membungkus dirinya dengan baju handuk di sampingnya. Ia menguras air bekas mandinya, lalu mengisinya lagi dengan air hangat baru.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

"Tuan, air panasnya sudah siap. Handuknya juga sudah saya siapkan di dalam. Tuan bisa segera membersihkan badan, Tuan", kata Rosie sambil menuju meja rias.

Nampak wajah Rayan masih menyala. Rosie mencoba untuk menahan tawanya. " Kamu!! La... Lain kali, kamu jangan membuat saya khawatir! Ngerti!!" Nada Rayan masih terdengar gugup.

"Iya, maafkan saya, Tuan. Karena air hangat disini sangat nyaman, jadi saya sampai ketiduran..." Jelas Rosie.

Rayan berlalu dengan langkah cepatnya memasuki kamar mandi. Ia menghela nafas panjang, namun tak kunjung melegakan dadanya. Ia lalu memenuhi bathtub. Rasa malu yang luar biasa serasa ikut menguap bersama asap air panas yang menggulung dirinya.

Matanya memejam, menikmati rasa penat yang ikut memuai. Belum semenit, matanya tiba-tiba membelalak penuh kejut. Nafasnya tak beraturan. Bayangan tubuh Rosie memenuhi pikirannya saat memejam tadi.

"Apakah Tuan ingin mandi sambil berpelukan dengan saya?" Kalimat itu terus terngiang-ngiang di dalam kepala Rayan. Tak hanya wajahnya, kini seluruh badannya terasa mendidih. Meski belum pernah 'berhubungan' dengan perempuan, tapi Rayan tetaplah pria normal pada umumnya.

Rayan mengentas dirinya, ia terbirit menuju shower. Diguyur lah badannya yang terasa menegang dengan air dingin. Padahal menjalin hubungan selama dua tahun dengan Rika, ia tak sampai begidik seperti ini. Tapi kenapa hanya teringat kata-kata Rosie, hawa nafsunya langsung memanas.

Apakah umurnya yang memang sudah waktunya untuk bercinta. Ataukah... Karena pesona Rosie yang pandai merayu pria? Pikiran Rayan melayang-layang. Ia mengumpat dalam guyuran air shower yang dingin malam itu.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

Rosie sudah berganti pakaian tidur, ia membaca salah satu buku di rak mini samping tempat tidurnya. Buku itu membahas tentang Canada. Banyak pemandangan laut yang amat cantik.

Rosie suka air panas saat mandi, tapi ia tak tahu, apakah ia juga akan menyukai laut. Karena selama hidupnya, Rosie tidak pernah melangkah keluar gerbang rumah Mama Ria. Bahkan untuk sekedar berbelanja, apalagi menjadi pelancong.

Hingga tak sadar saat Rayan duduk disebelah, "Kamu suka pemandangan di Canada? Mau liburan ke sana?" Tanya Rayan.

"Eh... Tuan. Saya jadi kaget. Gak kedengaran suaranya..." Jawab Rosie. Ia meletakkan kembali buku yang ia pegang ke tempat semula. Rosie lalu membuka lapisan luar baju tidurnya.

"Eehh... Eehh... Kamu... Kamu mau ngapain lepas baju kayak gitu?" Tanya Rayan dengan nada gugupnya.

🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻

\_DONE PART 3\_

Kasih jejak kalian berupa LIKE, FOLLOW, VOTE, juga KOMEN yaaaa 😪

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!