NovelToon NovelToon

Gairah Wanita Kesepian

Bab 1. Awal komunikasi (POV Dinda)

Aku adalah seorang ibu rumah tangga dan mempunyai tiga orang anak, usiaku kini menginjak 28 tahun.Sedangkan suamiku berusia 37 tahun dan jarang pulang karena bekerja sebagai seorang pelaut atau pelayaran.Seorang ibu muda dan sebagai wanita normal tentu kebutuhan biologis dan hasrat untuk bercinta selalu datang menghampiri di benakku,tak jarang pula aku merasakan hampa dan kesepian.

Keesokan harinya aku mengotak atik laptop dan aku mengirimkan pertemanan ke salah satu temanku,ya ino...temanku ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Hii Rina apa kabar?"aku mengirimkan pesan messenger kepada Rina temannya Ino.

"Hii kabar baik,maaf ini dengan siapa ya?" Rina membalas pesanku.

"Hii Rina kenalin namaku Dinda temannya Ino, apakah kamu temannya Ino?" aku bertanya kepada Rina.

"Eh iya aku teman SMA nya,kamu siapanya ini?" Rina balik bertanya.

"Aku teman SD nya Rin,bolehkan aku meminta no hp nya ino Rin???" aku membalas kembali pesan Rina.

" Oh boleh 0822xxxxxxxx ini nomornya" Rina membalas pesanku

"Ok baik terima kasih ya Rina" aku membalas pesannya.

"Ino itu pernah nembak aku loh Din tapi aku tolak hehe" tiba tiba Rina membalas pesanku.

Degh!

Seketika detak jantungku tiba tiba berhenti membaca pesan dari Rina.

"Oh ya terus kamu terima Rin???" aku pun membalas Chat Rina dengan rasa penasaran.

" Ya gak aku terimalah karena diakan sahabat aku,masa tiba tiba jadi pacar xixixi" balas Rina.

" Ya gak apa apa Rin terima aja,kan ada lagunya Zigaz "sahabat jadi cinta" hehe...balasku.

"Ah gaklah aku lebih nyaman jadi sahabat aja xixixi balas Rina.

Chattingan bersama Rina mengalir begitu saja padahal aku baru saja mengenal Rina melalui sosial media tersebut,aku bisa menilai Rina orangnya sangat humble dan cepat akrab dengan siapapun.

Malam harinya aku iseng mengirimkan pesan kepada Ino teman SD dulu, seperti apa ya dia sekarang gumamku dalam hati.

"Assalamualaikum hii ino apa kabarnya???" pesanku terkirim.

"kabar baik,maaf ini dengan siapa ya?" Ino membalas pesanku.

"coba tebak siapa,aku teman SD kamu dulu'" balasku.

"Siapa ya aku lupa?" balas Ino.

"Ayo teman SD perempuan siapa aja yang kamu ingat ino?" balasku memberikan pertanyaan dengan sebuah tantangan supaya dia menyebutkan nama - nama teman perempuannya karena waktu sekolah dulu kami satu kelas hanya berjumlah dua puluh orang saja,siswa laki-laki berjumlah 10 orang dan siswi perempuan berjumlah 10 orang dan akhirnya Ino pun menyebutkan satu persatu murid perempuan yang dia ingat.

"Oh iya aku baru ingat kamu sekarang" balas Ino.

"Oh ok baik terima kasih sudah mengingatku ino" balasku.

"Oh kamu sekarang tinggal dimana?" Ino bertanya.

" Aku sekarang tinggal di pulau seberang dan sudah berkeluarga ini,dan aku juga sudah mempunyai tiga orang anak" balasku.

"Wah jauh juga ya di pulau seberang,kamu udah punya anak aja Din,aku mah belum nikah hehe" balas Ino.

"Ya gak apa apa no kalau laki-laki mah santai aja mau nikah kapanpun,btw tapi pacar adakan?" balasku.

"Pacar ada sih tapi sekarang lagi renggang" balas Ino.

"Oh kenapa renggang gitu no?"balasku

"Biasalah lagi ada masalah" balas Ino.

"Oh ok ya udah dulu ya no,lain waktu kita sambung lagi"balasku.

"Oh Ok Din" balas Ino.

************

Keesokan harinya tiba tiba hp ku berdering

Kring...kring...kring...dan aku pun segera mengambil hp ku dan ternyata WOW aku membulatkan mataku dengan sempurna,aku sungguh sangat tidak percaya Ino menghubungiku melalui ponselnya.

"Hallo no iya ada apa no?" aku bertanya pada Ino.

"Hallo Din lagi sibuk gak Din?" jawab Ino

"Eh gak no lagi nyantai aja, tumben bisa telpon lagi gak sibuk ya?" balasku.

"Gak kerja Din inikan hari Minggu libur hehe" balas Ino sambil terkekeh.

"Oh iya aku lupa kalau hari ini hari Minggu hehe" aku pun tertawa kecil sambil garuk-garuk kepala menahan malu.

"Din aku sengaja telpon biar lebih enak ngobrolnya,soalnya kalau melalui chat kurang puas ngobrolnya Din" ujar Ino.

"Eh iya" balasku.

"Din kamu kegiatannya apa saja sehari-hari"? Tanya Ino.

"Aku sehari-hari di rumah aja no ngurus anak-anak di temani babysitter antar jemput anak sekolah dan less,kalau mengaji anak anak biasa pergi sendiri gak di antar karena dekat dengan rumah" ujarku menjelaskan kepada Ino.

"Eh suami kamu pulangnya kapan?" lagi lagi Ino memberikan pertanyaan.

" Hmmm....kalau pelayaran pulangnya tidak jelas no, tergantung kontrak kerjanya,kadang enam bulan sekali,kadang setahun sekali dan itupun di rumah berkumpul sama keluarga paling cuma sebulan setelah itu berangkat lagi no" ujarku menjelaskan kepada Ino.

" Oh lama juga ya pulangnya, berarti kamu sering di tinggal gitu apa gak kesepian Din?" lagi lagi Ino bertanya.

" Oh tidak biasa saja no,aku sudah terbiasa" jawabku berbohong, padahal tidak bisa aku pungkiri bahwa diri ini seringkali merasakan kesepian dan tersiksa jauh dari suami.

" Eh kalau kamu bagaimana hubungan kamu dengan pacar kamu, sudah baikan no?" tanyaku pada Ino.

" Uh malas menjelaskan Din ceritanya sangat panjang,dan aku pun tidak tahu sama dia ini karena hubungan kami di tentang oleh keluarganya,kami beda keyakinan Din" ujar Ino menjelaskan.

" Pokoknya hubungan kami sangatlah rumit, keluarganya selalu memandang rendah terhadap aku Din,aku kan dari keluarga yang sederhana sedangkan orang tuanya menganggap bahwa aku ini tidak selevel dengan mereka" lagi lagi Ino menjelaskan duduk permasalahannya dengan pacarnya.

Sejak saat itu kami sering berkomunikasi dan membuat hari hariku menjadi lebih semangat dan suka senyum senyum sendiri ketika sedang melakukan apapun.

"Kring...kring...kring"Handphone Dinda berdering.

Aku yang lagi di dapur pun segera mengambil hp ku yang berdering di atas meja makan dan segera aku tekan tombol hijau.

" Hallo Din" terdengar suara ino di sebrang sana.

" Eh hallo juga no " jawabku gugup tak dapat di pungkiri hati ini selalu berbunga bunga setiap kali menerima telpon dari Ino.

" Lagi apa Din ?" Ino bertanya

" Eh lagi makan no,kamu udah makan belum?" ujarku bertanya kepada Ino.

" Belum beb nanti aja " ujar Ino

Degh!

A-apa Ino memanggilku dengan sebutan beb,dadaku seketika berhenti berdetak.

" Makan dong no,nanti kamu sakit kalau lambat makan" balasku sambil mencuci tangan karena sudah selesai makan.

" Ah nanti sajalah beb aku belum pengen makan " ujar Ino.

" Beb bolehkah aku datang ke kotamu untuk menemui kamu,aku kangen banget sama kamu beb?" lagi lagi Ino membuatku terkejut dengan pertanyaannya.

" Eh iya ta-tapi mau ngapain kesini,nanti kerjaan kamu bagaimana dan pacar kamu bagaimana ?" balasku.

" Kalau soal kerjaan gampang nanti aku bisa minta cuti dan mengenai pacar aku kamu tidak usah risau beb aku sudah muak sama dia setiap hari berantem terus sama dia,entahlah aku juga tidak tahu mau sampai kapan begini terus tidak ada kejelasan hubungan kami setiap hari semakin rumit saja " Ino menjelaskan panjang kali lebar padaku dan aku hanya terdiam menyimak mendengarkan apa yang dia sampaikan melalui ponselnya.

" Beb sekali lagi aku bertanya bolehkah aku menemui kamu ?" lagi lagi Ino bertanya kepadaku.

" Eh i-iya boleh boleh saja silahkan kalau mau jalan jalan kemari no " ujarku.

" Terima kasih ya Dinda kamu sudah mengizinkan aku untuk menemui kamu disana,aku benar benar kangen banget sama kamu Dinda " ujar Ino.

" Ah masa sih kamu kangen sama aku?" aku mengernyitkan dahi tidak percaya dengan ucapan Ino terhadapku.

" iya dong Din kangen sama kamu,dan nanti aku akan minta cuti kerja ke perusahaan dimana tempat aku bekerja, mungkin aku disana akan menginap selama 3-4 hari Din" ujar Ino.

Sebenarnya ino pernah menjelaskan bahwa dia dia bekerja sebagai supervisor di sebuah perusahaan farmasi di Cirebon,selain itu Ino juga punya sebuah group band yang sedang ia rintis bersama teman teman sekolah SMA nya dulu,bahkan sering manggung bareng band Bani ibu kota yang sudah terkenal, tetapi band ini dan teman temannya belum masuk TV saja,hanya sebagai band pembuka jika ada band ibu kota yang sedang manggung.

BERSAMBUNG....

*******

Bab 2. Ino bertemu Nova ( POV ino)

Aku adalah seorang pria berusia 28 tahun, kehidupanku sangat sederhana dan aku terlahir dari keluarga broken home.Orang tuaku berpisah sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar.Aku bekerja di sebuah perusahaan farmasi di kota dengan julukan kota udang.selain bekerja di perusahaan farmasi sebagai supervisor,aku juga aktif di dunia hiburan,ya aku bersama empat teman satu alumni SMA membentuk sebuah group band dan aku adalah vokalis band tersebut dan hingga saat ini masih eksis di dunia hiburan tanah air bahkan sering manggung ke beberapa kota lainnya,dan untungnya setiap manggung pas di hari weekend jadi pas lagi libur kerja.

Pada suatu hari aku bersama teman teman bandku sedang manggung di salah event, setelah beraksi menjadi opening di panggung aku bersama teman temanku melipir ke belakang panggung dan di sana banyak kaum hawa yang berteriak teriak histeris.

" inoooo.....inooooo....inooooo....

Terdengar berisik dan gaduh para fans memanggil manggil nama vokalis group band barcode tersebut.Ino pun menghampiri fansnya dan melambaikan tangan tangannya sambil tersenyum.

Setelah acara event selesai lapangan pun sudah mulai sepi,ada seorang gadis yang masih duduk menyendiri sambil menunduk dengan raut muka kusut dan sedih.

" Hey kamu lagi apa disitu ? " Ino menghampiri gadis itu dan bertanya padanya.

" E-eh gak apa apa kok ? " ujar gadis itu.

" Kamu sedang apa disini sendirian melamun,semua orang sudah bubar dan tempat ini sudah sepi " ? tanya ino penasaran.

" Eh Hmmm...i-iya aku lagi bingung saja " jawabnya.

" Kamu bingung kenapa,kalau kamu butuh bantuan ini kartu namaku " ino memberikan secarik kertas nama pada gadis itu.

" Oh iya terima kasih ya " balas gadis tersebut.

" Oh ya nama kamu siapa "? tanya ino sambil mengulurkan tangannya.

" Aku Nova " jawabnya.

" Oh ya sudah Nova sebaiknya kamu pulang saja,ini sudah larut malam dan tempat ini pun sudah sepi sangat berbahaya bagi seorang gadis apa bila sendirian di tempat sepi begini " ujar Ino.

" Oh iya " jawab Nova

Gadis itupun beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan ino.

" Kriiing..... kriiing.... kriiing....

Ponsel ino berdering di pagi hari saat ino sedang terlelap karena sangat kelelahan setelah manggung semalam.

" Hallo..." ino mengangkat ponselnya dengan suara serak.

" Hallo mas ino " ucap seorang perempuan di sebrang sana.

" Maaf ini siapa ya " ? Ino bertanya karena nomor telepon perempuan itu tidak terdaftar di ponselnya.

" ini aku Nova mas,yang semalam mas Ino kasih kartu nama.

" Oh iya Nova apa kabar,ada apa telepon pagi pagi ?" tanya ino.

" Eh Hmmm...anu mas aku...aku..." ucap Nova dengan suara terbata bata.

" iya kamu kenapa Nova,ada yang bisa saya bantu ? " tanya ino penasaran.

" Mas Ino,aku...." suara parau Nova terdengar terisak.

" Kamu kenapa nangis Nova,kamu lagi ada masalah ? " tanya Ino penasaran.

" i-iya mas hu..hu..hu" tangisan Nova terdengar sangat memilukan.

" Kamu dimana sekarang Nova,biar aku jemput?" ujar ino.

" Di tempat semalam hu...hu...hu.." Nova masih terus menangis.

" Ya sudah biar saya jemput kesana " ujar ino.

Dua puluh menit kemudian ino pun telah sampai di lapangan alun alun di mana tempat yang semalam ia bersama teman temannya manggung.

" Nova " sapa Ino pada Nova yang tengah duduk sambil menunduk terisak dan memeluk kedua kakinya tersebut.

" Kamu kenapa Nova " tanya ino pada Nova.

Nova mengangkat wajahnya kemudian menggelengkan kepalanya sambil terisak.

" A-aku di usir sama orang tuaku " ucap Nova.

" Hah, di usir tapi kenapa di usir ? " tanya Ino sambil mengernyitkan dahi penasaran.

" i-iya karena aku nakal tidak menuruti apa kata orang tua " sahut Nova.

Ino masih terdiam mendengarkan curahan hati gadis tersebut sambil mencerna ucapannya.

" Aku sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah,aku bersama teman temanku mendaki gunung selama 3 hari,lalu aku pulang ke rumah tapi semua pakaianku di lempar keluar sama ibuku hu...hu...hu..." lirih Nova sambil terus menangis.

Ino pun tertegun mendengar penjelasan Nova.

" Ya sudah kamu ikut ke rumahku saja yuk" ajak ino pada Nova.

Kemudian Nova mengangkat wajahnya dan menatap ino dengan tatapan memelas dengan mata yang sembab karena dari semalam Nova menangis terus menerus.

" bagaimana Nova, apakah kamu ikut bersamaku ? " Tanya Ino pada Nova.

" i-iya " jawab Nova lirih sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian Nova bangkit dari duduknya dan mengikuti Ino ke parkiran dan Ino pun langsung mengendarai sepeda motornya menuju ke rumahnya dan sesampainya di rumah Ino.

" ini handuk buat kamu,kamu bersihkan badan kamu ya,dan kamar mandinya ada di sebelah sana " Ino menunjukkan tangannya menuju kamar mandi yang ada di belakang.

" i-iya terima kasih mas " jawab Nova lirih.

Sepuluh menit kemudian Nova telah selesai mandi dan memakai handuk lalu keluar dari kamar mandi.

" Nova ini baju kaos punyaku,kamu pakailah aku rasa ini muat di badan kamu " Ino memberikan beberapa lembar pakaian kepada Nova.

" iya mas Terima kasih banyak " ucap Nova.

" Oh iya kalau kamu mau istirahat masuk aja ke kamar depan ya,pasti kamu capek dari semalam kamu belum tidurkan ?" ujar Ino.

" iya mas sekali lagi terima kasih banyak atas bantuannya " sahut Nova kemudian berlalu menuju kamar depan.

Ketika Nova hendak berbaring di tempat tidur,tiba tiba ino berdiri di depan pintu kamar Nova yang belum sempat Nova tutup dan berkata.

" Oh iya Nova kamu pasti lapar ya belum makan, sebentar ya aku akan keluar membelikan makanan untukmu " ucap ino pada Nova.

Nova hanya terdiam dan menatap ino sambil mengangguk dan Ino pun segera bergegas menuju keluar dan segera menghidupkan motor kesayangannya itu.

" Tok...tok....tok...."

Terdengar suara pintu kamar nova di ketuk dari luar, kemudian Nova bangun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu.

" Ini aku beli nasi rames untuk kamu Nova,kamu makan ya dan setelah itu kamu boleh beristirahat " Ujar Ino sambil menyodorkan sebungkus nasi rames dan piring kepada Nova.

" Terima kasih mas " jawab Nova sambil mengambil bungkusan nasi dan piring yang di sodorkan Ino padanya.

" iya sama-sama nov, selamat makan dan selamat beristirahat ya " ucap ino sambil tersenyum.

Kemudian Nova pun langsung memakan nasi bungkus rames dengan lahapnya,karena sejujurnya Nova sudah tidak makan dari kemarin sehingga perutnya memang sudah merasa sangat lapar.

Setelah adzan Dzuhur Nova keluar dari kamar dan terkejut ketika melihat Ino sedang duduk di ruang tamu sendirian sambil memetik gitar.

" Eh sudah bangun nov " ucap ino sambil melirik ke arah Nova.

" iya mas,sudah " jawab Nova.

" Sini duduk " Ino melambaikan tangannya pada Nova kemudian ino menepuk ke arah sofa yang ada di sebelahnya.

" Eh Iya mas " jawab Nova

" Kamu masih sekolah ya nov?" tanya Ino pada Nova.

" Oh i-iya mas,aku masih sekolah ?" jawab Nova.

" Oh ya kamu kelas berapa dan sekolah dimana ?" tanya Ino dengan santai sambil menyimpan gitarnya di sudut sofa.

" Kelas satu SMA mas di kota angin" jawab Nova.

" Oh ya berarti sama dong,saya juga alumni SMA kota angin sekitar 9 tahun yang lalu" ujar Ino.

" Oh iya ya mas ?" Nova sambil menatap wajah Ino.

" iya " sahut ino.

" ngomong ngomong kamu berapa bersaudara " tanya Ino pada Nova.

" aku tiga bersaudara mas,ayah dan ibuku sudah berpisah,ibuku berasal dari kota angin dan ayahku menikah lagi dengan wanita lain yang berasal dari Bali,ayahku berasal dari Sumatera Utara dan ayahku sudah memiliki anak lagi dari pernikahan dengan istri barunya.

Ino menyimak dan mengangguk anggukan kepalanya mendengarkan curahan hati Nova.

" Sejak ibuku berpisah dengan ayahku,ibu sering marah marah tidak jelas dan emosinya sulit di kontrol,aku pun tidak betah di rumah kadang pulang seminggu sekali,kadang tiga hari sekali " tutur Nova dengan wajah menunduk sedih.

" Ya sudah kalau begitu kamu yang sabar ya nov,kamu tidak sendirian kok ada aku akan selalu ada buat kamu,aku pun sama Nova terlahir dari keluarga yang tidak harmonis, ibuku jadi TKW ke Arab Saudi dan ayahku sudah menikah lagi dengan wanita pilihannya bahkan kini sudah mempunyai anak dari istri barunya " Ino bercerita panjang kali lebar kepada Nova.

" Oh iya nov kmu tidak usah sungkan-sungkan tinggal disini ya,anggap saja ini rumah kamu sendiri dan aku di sini tinggal berdua bersama nenekku " ujar ino.

" Oh ya di mana sekarang nenek mas Ino ?" tanya Nova pada Ino.

" Ada di kamar paling belakang,dan kalau jam segini nenek suka duduk di belakang rumah sendirian " sahut ino.

BERSAMBUNG.....

*******

Bab 3. Nova Dan Ino ( POV Nova )

Namaku Nova Sinaga,ayahku dari Sumatra Utara dan ibuku dari daerah Pasundan yakni dari kota angin.Ibu dan ayahku sudah berpisah sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar.Sebelum berpisah ibu dan ayahku kerap beradu mulut setiap hari bahkan tiada hari tanpa cekcok, sehingga aku menjadi tidak betah di rumah dan sejak SMP aku sangat jarang sekali pulang ke rumah karena kondisi di rumah sudah tidak nyaman bagiku.Aku kerap nongkrong bersama teman teman jalanan dan bergaul dengan anak jalanan. Pergaulanku semakin bebas akan tetapi aku masih tetap melanjutkan sekolah hingga sekarang aku sudah duduk di kelas satu SMA.

Pada suatu hari aku bersama teman teman sekolahku mendaki gunung salak selama 3 hari dan di hari ke empat aku bergegas pulang ke rumah dan ingin beristirahat karena tubuhku yang lelah ini ingin segera aku rebahkan di atas kasur yang empuk di kamarku.

Sesampainya di depan rumah ibuku lagi ngamuk ngamuk karena aku tidak pulang pulang selama empat hari,jika selama ini aku bebas bergaul di luar bersama anak jalanan itupun kadang sehari dan di hari keduanya aku sudah pulang ke rumah,tapi entah kenapa tiba tiba hari ini ibuku marah besar apalagi ketika dia melihatku di depan teras dan saat aku akan melepaskan sepatuku tiba - tiba ibuku melemparkan semua pakaian pakaianku keluar rumah.

" Pergi kau dari sini anak nakal tak tahu diri, bisanya cuma bikin malu keluarga saja " ibuku berteriak teriak sambil melemparkan semua pakaianku.

Aku pun tertegun melihat ibu yang sedang berteriak teriak sambil melemparkan semua pakaianku.Dan aku memunguti satu persatu pakaianku dan aku masukan ke dalam ransel gunung yang sejak tadi di belakang punggungku. Sisa pakaian aku masukkan ke dalam kantong plastik lalu aku bergegas pergi dan menitipkan pakaianku sama teman jalanan dan aku hanya bisa nangis dan serta meratapi nasibku dan aku pun bingung hendak pergi kemana.

Aku merasa sepi di tengah keramaian,di alun alun ini aku duduk sendirian sambil menagkup kedua kakiku dan aku pun menangis meratapi nasibku,walaupun suasana di alun alun kota angin ini sedang ada event atau acara ulang tahun kota ini,ramai orang dan suara gegap gempita dan suara berisik musik tapi tidak bagiku,bagiku tempat ini sunyi sepi dan hampa kurasa.Sejak perceraian kedua orang tuaku kehidupanku berubah drastis,ayahku seorang pengusaha yang punya restoran dan punya kebun kelapa sawit kini telah menikah lagi dan ibuku seperti orang depresi tiap hari kerjaannya marah marah terus sehingga tidak membuatku nyaman berada di rumah.

" Hey kamu lagi apa disitu ? " Terdengar suara laki-laki mengagetkanku.

" E-eh gak apa apa kok ? " ucapku

" Kamu sedang apa disini sendirian melamun,semua orang sudah bubar dan tempat ini sudah sepi " ? tanya laki laki itu,ya aku mengenali lelaki itu adalah Ino vokalis band terkenal idola para wanita.

" Eh Hmmm...i-iya aku lagi bingung saja " jawabku

" Kamu bingung kenapa,kalau kamu butuh bantuan ini kartu namaku " ino memberikan sebuah kartu namanya padaku.

" Oh iya terima kasih ya " sahutku.

" Oh ya nama kamu siapa "? tanya ino sambil mengulurkan tangannya.

" Aku Nova " jawabku.

" Oh ya sudah Nova sebaiknya kamu pulang saja,ini sudah larut malam dan tempat ini pun sudah sepi sangat berbahaya bagi seorang gadis apa bila sendirian di tempat sepi begini " ujar Ino.

" Oh iya " jawabku singkat.

Keesokan harinya aku memutuskan untuk menelpon Ino untuk meminta bantuan,karena aku bingung harus tinggal di mana, bersama anak anak jalan ah rasanya tidak mungkin,kali cuma untuk nongkrong nongkrong boleh boleh saja,tapi kalau untuk tinggal menetap itu tidak mungkin bersama mereka. Anak-anak jalanan terkadang tidur di emperan toko dan suka suka mereka tidur di mana saja.

" Tuuuuttttt..... tuuuuttttt.... tuuuuttttt...

" Hallo..." Terdengar suara seorang pria sebrang sana dengan suara serak seperti baru bangun tidur.

" Hallo mas ino " ucapku

" Maaf ini siapa ya " ? tanya Ino.

" ini aku Nova mas,yang semalam mas Ino kasih kartu nama.

" Oh iya Nova apa kabar,ada apa telepon pagi pagi ?" tanya ino.

" Eh Hmmm...anu mas aku...aku..." ucapku terbata bata.

" iya kamu kenapa Nova,ada yang bisa saya bantu ? " tanya ino penasaran.

" Mas Ino,aku...." suaraku hampir habis karena semalaman menangis di taman alun alun kota angin.

" Kamu kenapa nangis Nova,kamu lagi ada masalah ? " tanya Ino penasaran.

" i-iya mas hu..hu..hu" aku hanya bisa menangis tak bisa melanjutkan kata kataku seolah tenggorokanku tercekat.

" Kamu dimana sekarang Nova,biar aku jemput?" ujar ino.

" Di tempat semalam hu...hu...hu.." Aku masih menangis meratapi nasibku.

" Ya sudah biar saya jemput kesana " ujar ino.

" Nova " suara seorang pria mengagetkanku dan seketika aku langsung mengangkat wajahku dan melihat ke arah laki laki itu,dan ternyata Ino sang vokalis band yang dua pulu menit lalu aku hubungi melalui ponselnya.

" Kamu kenapa Nova " tanya Ino padaku

" A-aku di usir sama orang tuaku " ucapku lirih.

" Hah, di usir tapi kenapa di usir ? " tanya Ino sambil mengernyitkan dahinya penasaran.

" i-iya karena aku nakal tidak menuruti apa kata orang tua " sahutku

" Aku sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah,aku bersama teman temanku mendaki gunung selama 3 hari,lalu aku pulang ke rumah tapi semua pakaianku di lempar keluar sama ibuku hu...hu...hu..." ucapku dengan suara sesenggukan.

" Ya sudah kamu ikut ke rumahku saja yuk" ajak ino padaku.

Aku pun hanya terdiam dan menatap wajah pria yang berada di hadapanku ini.

" bagaimana Nova, apakah kamu ikut bersamaku ? " Tanya Ino padaku

" i-iya " jawabku lirih.

Kemudian aku bangkit dari mengikuti langkah pria di hadapanku menuju parkiran motor.

Walaupun Ino seorang karyawan di sebuah perusahaan farmasi dengan posisi jabatan sebagai supervisor tapi ino hidupnya sangat sederhana dan bersahaja.

Begitulah awal pertemuan aku bersama mas Ino,dan kini tidak terasa sudah empat tahun aku hidup seatap bersama mas Ino tanpa ikatan pernikahan.

Aku bersama mas Ino tinggal di sebuah rumah yang berada dekat sawah dengan pemandangan yang menakjubkan, sebenarnya ino mempunyai rumah yang di kasih ayahnya di kota,tetapi Ino lebih memilih hidup di rumah sederhana dekat sawah,karena Ino ingin menemani neneknya yang sudah tua dan kini berusia 84 tahun,bahkan sudah pikun dan rambutnya pun Sudan memutih semuanya, jualannya pun sudah bungkuk dan semua anak anaknya sudah pada berkeluarga.Ino pun tidak tega melihat neneknya hidup sendirian di rumah yang jauh dari tetangga itu.

*********

" Sayang kamu berangkat sekolah ya " tanya Ino padaku.

" iya " jawabku sambil bercermin dan memasang dasi SMA di kerah leherku.

" Ok kamu hati hati ya berangkat sekolahnya " ucap Ino sambil menyodorkan uang dua puluh ribu kepada Nova untuk naik angkot dan untuk jajan di sekolah.

" iya terima kasih mas " jawabku sambil mengambil uang dari lengan mas Ino.

" Mas Ino juga hati hati ya berangkat kerjanya" ujar Nova.

" iya sayang " jawab Ino sambil mengecup kening Nova.

Sudah empat tahun Nova dan Ino hidup seatap tanpa ikatan pernikahan, keseharian Nova berangkat sekolah dan Ino pun berangkat kerja di sebuah perusahaan farmasi.Pernah di tahun pertama rumah Ino akan di gerebek warga sekitar karena ada laporan seorang warga ke balai desa bahwa Ino telah memasukan seorang gadis ke rumahnya dan gadis itu setelah di selidiki ternyata tinggal dan menetap di rumah neneknya Ino.Akan tetapi sebelum penggerebekan terjadi pihak kepala desa bersama rekan rekan kerjanya itu berdiskusi dulu sebelum melakukan penggerebekan.

" Jadi nanti malam kita gerebek rumah neneknya Ino bersama warga " ujar Pak Cecep selaku kepala desa.

" Wah maaf Pak Cecep,ini hanya salah paham Pak" Sahut Marno pada pak Cecep.

Marno adalah kakak satu satunya Ino yang bekerja di balai desa sebagai juru tulis yang biasa di sebut Pak Ulis.

" Salah paham bagaimana Pak Ulis ?" timpal Pak Cecep sambil mengernyitkan dahinya.

" Sebenarnya ino itu sudah menikah siri sejak setahun lalu Pak kades " sahut Marno pada Pak Cecep.

" Terus kenapa mereka berdua hanya nikah siri dan warga sekitar tidak di beri tahu,kan kalau begini bisa timbul fitnah " Ujar Bu Ida selaku bendahara di balai desa tersebut.

" Jadi begini Pak kades,Bu Ida dan bapak bapak lainya yang saya hormati,saya selaku kakak kandung Ino memohon maaf atas keteledoran kami Pak Bu,kenapa adik saya menikah siri dan diam diam saja menikahnya tanpa memberi tahukan kepada tetangga dan lainnya,karena adik ipar saya masih sekolah SMA jadi pernikahannya untuk sementara di rahasiakan dan di lakukan secara siri dan itu pun hanya keluarga terdekat saja yang menghadiri pernikahan tersebut Pak Bu " Ujar Marno menjelaskan kepada Kepala desa dan rekan rekan kerja lainnya.

" Oh jadi begitu ya Pak Marno " ucap Bu Ida sambil mengangguk anggukan kepalanya.

" Iya Bu " sahut Marno.

" Ya sudah kalau begitu,nanti kita jelaskan kepada warga di sini bahwa Ino adiknya Pak Ulis ini sudah menikah siri, supaya tidak ad lagi kesalahan pahaman " ujar pak kades.

Dan sejak saat itulah aku dan Ino hidup seatap tanpa Ikatan pernikahan.sekali sekali aku suka pulang ke rumah ibuku tapi ibuku sudah menikah lagi dengan seorang pria bertubuh tinggi kurus dan ibuku kini menetap di kota Makassar. kalaupun aku pulang ke rumah itu hanya sebentar bertemu adikku dan nenekku.

BERSAMBUNG....

******

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!