NovelToon NovelToon

Saat Hati Memilih

Pengenalan.

Aisyah Varesha gadis berumur 23th seorang gadis yang sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Karena kegeniusannya dia bisa menyeselaikan kuliahnya di kedokteran spesialis.

Orang tak tahu ada yang tahu akan kegeniusannya hanya profesor Bastian yang tau dengan otak cerdasnya.

Aisyah adalah seorang putri bungsu dari empat bersaudara mereka anak dari seorang Kyai bernama Muhammad Irwan Syamsudin dan Maryam.

Aisyah yang memiliki sifat mandiri dan bebas berpendapat,Dia memiliki syarat untuk mau mengikuti aturan sang abah, dia telah di jodohkan dengan seorang pria yang berstatus pengusaha di daerahnya bernama Muhammad Arya Safi yang jauh lebih dewasa darinya.

Barra Ikram Alfarizh pria berusia 30th seorang duda anak 1 yang kini berumur 9 th ,karena dulu dia menikah muda selesai SMA ,dia menikahi kekasihnya bernama Inggrit Anandya.Istrinya meninggal saat melahirkan bayinya yang bernama Sandrina Putri Alfarizh .

Hidupnya seketika berubah dalam usia begitu muda 21th sudah menjadi ayah tunggal dan saat itu Barra yang masih menyandang predikat mahasiswa di perguruan tinggi ternama, namun dia juga mempunyai sebuah bengkel mobil dan juga showroom mobil.

Setelah menyesaikan kuliahnya sampai S2 di LN dia kembali dan menempati posisi CEO ALF Group meneruskan usaha keluarga nya sekaligus juga masih menggeluti dunia Otomotif. Sandrina sangat jarang bertemu dengan sang ayah, karena dia di besarkan oleh ayah Bara yaitu Sulaiman Alfarizh dan juga Hanna sang ibu.

Muhammad Arya Safi pria berumur 30th saat dia di jodohkan dengan Aisyah Varesha dia menerima dengan baik karena pesona Aisyah memang tidak bisa di bilang main-main. Apapun yang dia katanya seperti magnet bagi setiap orang yang mengenalnya.

Arya menerima syarat dari Aisyah untuk membebaskan Aisyah beberapa tahun untuk menyelesaikan pendidikan nya. Dan Arya dengan berat hati mengiyakan nya, karena dia percaya akan kesetiaaan Aisyah.

Anne Leriana gadis cantik berumur 27th dia seorang pengajar di pesantren milik keluarga Arya yaitu di pesantren Darul Hikmah sebagai pengajar kesenian. Dia juga adalah alumni santri pondok tersebut, dia kembali kesana tidak semata-mata untuk mengajar namun, dia ingin bersama dengan Arya walaupun dia tahu Arya sidah mempunyai calon istri.

Sandrina Putri Alfarizh gadis manis dengan segala kesepian dirinya,dan segala kebosanannya dalam hidup nya selama ini, seperti orang yang tersisih dari hidup ayah nya yang terlalu tenggelam dalam masa lalu dengan kenangan indah bersama sang istri.

Happy Reading

Semoga kalian suka sama Cerita ku, untuk beberapa episode mendatang..

Cerita ku yang mungkin sedikit agak berbeda dengan cerita yang ku yang lain.

Novel yang akan Hadir

Setelah Cerita ini mungkin selesai, akan hadir cerita lain yaitu di ambil dari beberapa kejadian nyata di sekitar ku, cerita bebera sahabat ku, dan ada sedikit juga pengalaman pribadi ku, aku susun jadi sebuah cerita tentang kehadiran Cinta yang mungkin di bilang tak mungkin tapi, jadi mungkin,namun juga ada bagian juga yang aku tambah menjadi formula untuk menjadi ceritanya lebih menarik.

*Dibalik sebuah Senyuman*

Akan hadir di bulan Mei (Jika tak ada hambatan)

Bercerita tentang Pengorbanan seorang wanita demi orang yang dia sayang, atas nama cinta dan kesetiaan, mampu berkorban demi sebuah Cita-cita sang kekasih, namun sayang.. disaat dia meraih semuanya sang wanita di hempaskan begitu saja.

Bersambung

# Dokter Aisyah

Disebuah Rumah Sakit besar di Jakarta, seorang gadis dengan seragam jas putih kebanggaannya, menyusuri koridor Rumah Sakit dengan sedikit tergesa-gesa.

" Dokter Aisyah..!!" panggil seorang perawat menghampiri gadis yang baru dia panggil namanya.

" Suster Mirna, ada apa? Saya sudah kesiangan sus."ucap Dokter yang bernama Aisyah itu.

" Maaf Dok, anda suruh langsung ke ruangan Dokter Budi, tadi saya disuruh menyampaikan pada Dokter oleh Dokter Irawan." ucap Suster Mirna dengan senyuman kikuknya.

" Ohh.. oke, terimakasih yah.. suster Mirna." ucap Aisyah dan melangkah keruangan Dokter Budi.

Tok tok tok

" Masuk" terdengar suara dari dalam ruangan

" Pagi,dokter..maaf saya terlambat." ucap Aisyah merasa hari ini teramat apes

" Pagi Doktet Aisyah, silahkan duduk.. saya akan bicarakan soal tugas yang harus anda laksanakan, anda mulai hari ini akan menggantikan saya untuk satu minggu kedepan dan ini adalah data pasien yang saya tangani. " ucap Dokter Budi, dengan memberikan beberapa map pada Aisyah.

" Ma... maksud Dokter, saya di lepas tanpa pembimbing?" tanya Aisyah tak percaya.

" Iya, kredibilitas anda bagus.. selama tiga bulan ini dan karena dua minggu lagi anda sudah selesai makanya, dokter Irawan percaya dengan kemampuan anda Dok, selama seminggu kebetulan saya ada seminar di Bali makannya tugas saya akan di back up oleh Dokter Aisyah.. dan saya ucapkan selamat bekerja,have fun your job.. " ucap Dokter Budi dengan senyuman lebar.

" Terima kasih Dokter, karena sudah percaya dengan saya.. dan saya akan menggunakan kepercayaan itu dengan baik." ucap Aisyah dengan semangat.

Budi sangat suka dengan sifat Aisyah yang apa adanya, Aisyah adalah tipe wanita yang rame, dan pantang menyerah . Maka kehadirannya di RS sangat disambut baik oleh Dokter-dokter senior nya ,apalagi Aisyah dapat rekomendasi khusus oleh Prof Richard Ricardo sang tutor.

Siapa yang tak kenal Prof Ricard yang terbilang sangat di agungkan di dunia ahli bedah. Aisyah adalah satunya,kejeniusannya adalah rahasia Ricard dan Aisyah sendiri, dan juga Irawan yang sekaligus pimpinan RS dimana Aisyah sekarang magang.

Aisyah mulai visit dari bangsal kebangsal. dan kini pasien terakhir yang ada di ruang VVIP ALFA Hospital.

Tok Tok Tok..

" Assalamu'alaikum" salam Aisyah saat diambang pintu ruang VVIP itu.

Terlihat dua orang paru baya dan seorang gadis kecil yang tidur di atas brankar Rs.

" Wa'alaikum salam " Jawab kedua orangtua paruh baya yang diyakini adalah suami istri menyambutnya dengan senyuman.

Aisyah melangkah mendekati brankar yang terdapat seorang gadis kecil dengan selang infus tangan kirinya.

" Haiii.. cantik, kita cek dulu ya..?" ucap Aisyah yang sudah disamping brankar.

" Bunda.." ucap sang gadis melihat Aisyah dengan mata yang berkaca-kaca.

Aisyah reflek memandang wajah sendu itu, ada rasa kasihan dan juga kaget dengan sebutan gadis kecil itu padanya.

" Maaf sayang, ini Dokter Aisyah yang gantiin Dokter Budi. "ucap sang perawat.

Aisyah tersenyum dan membelai lembut rambut gadis itu.

" Maaf ya dokter, cucu saya sudah lancang.. " ucap wanita paruh baya yang sekarang sudah berdiri di samping Aisyah.

" Tidak papa bu,. mungkin princes sedang rindu sama bunda ya.. sayang?" tanya Aisyah lembut.

" Aku sudah nggak punya bunda.." ucap gadis yang bernama Sandrina dengan mata yang berkaca-kaca

" Emmm... maaf ya sayang... bukan maksud tante Dokter buat kamu sedih,disini kan masih ada oma sama opa." ucap Aisyah membesarkan hati Sandrina.

" Apa Sasa boleh panggil Dokter bunda, karena Sasa pengen punya bunda, tapi.. Daddy selalu marah kalau Sasa tanya soal mama." ucap Sandrian penuh harap.

" Oke.. tapi, kalau mau jadi anak bunda Aisyah.. harus pinter dan jangan lupa minum obat nya trus makan, biar cepet sembuh. Gimana? "tawar Aisyah.

Aisyah tahu jika Sandrina susah minum obat dan makan, karena selalu ingin bersama sang ayah, namun ayahnya serasa tak ada waktu buat sang putri. itu pun, Aisyah tahu dari suster Mirna yang mengikutinya visit hari ini.

"Okey deal, jadi mulai sekarang aku punya bunda, benerkan oma, opa? " ucap Sasa dengan wajah yang berseri-seri.

" I... iya sayang." jawab nenek Sandrina.

Entah apa yang di rasakan dua orang paruh baya yang sedang melihat interaksi sang cucu dengan seorang dokter muda, yang cantik dan terlihat baik dan tulus.

Semua yang dikatakan Aisyah di turuti oleh Sabrina, tanpa membantah sedikitpun.

Padahal selama ini Sasa panggilan akrabnya, terkenal dengan pribadi yang keras kepala seperti sang daddy, padahal di balik sifat kerasnya dia hanya ingin di perhatikan dan disayangi.

Bersambung

Ketemu lagi sama cerita baru aku, semoga kalian suka..

Dan jangan lupa Like, vote juga Comment juga

setiap episodenya.

# Terjebak di Masa lalu

Sudah tiga hari Aisyah menggantikan posisi Dr Budi, dan selama tiga hari ini dia mendadak menjadi seorang bunda dari gadis kecil bernama Sandrina Putri Alfarizh, sudah tiga hari ini selalu menyempatkan untuk mengontrol makan dan minum obat gadis kecil itu,selama beberapa jam menggantikan Oma dan opa sang bocah untuk bergantian menjaga nya.

" Assalamu'alaikum " salam terdengar sangat merdu di dengar.

" Wa'alaikum salam " jawab orang yang ada di ruangan tersebut.

" Bunda...!!" seru gadis kecil yang terbaring di brankar.

" Apa kabar hari ini anak cantik nya bunda?" tanya Aisyah dengan mengarahkan stetoskop nya pada bagian tubuh Sasa.

" Baik bunda, karena aku sudah punya bunda cantik dan baik." ucap Sasa dengan senyuman manisnya.

" Manisnya yaa... anak pinter, setelah ini makan trus minum obat yaa.. kemungkinan lusa bisa pulang, pusingnya sudah berkurang nak? " tanya Aisyah sembari mencatat rekap medis Sasa.

" Sudah mendingan bun.." ucap Sasa dengan tak lepas bibirnya tersenyum

Oma dan Opa Sasa menyaksikan interaksi keduanya tersenyum senang, karena memang mereka jarang melihat Sasa senyum lebar seperti sekarang.

" Bun..? maksudnya? " tiba-tiba suara bariton yang terdengar dari arah kamar mandi ruang rawat inap Sasa yang terbuka.

" Ehh... daddy, ini bunda. Sasa sekarang punya bunda cantik juga baik, trus selama ini ngurus Sasa di sini." ucap Sasa dengan senyum lebarnya yang di tunjukan pada pria yang terlihat tampan dan berperawakan atletis sangat sempurna itu.

" Kamu jangan sembarangan dekat dengan seseorang ,daddy nggak suka.!!" ujarnya dengan tatapan dingin pada Aisyah.

" Maaf tuan, mungkin anda salah paham." ujar Aisyah dengan memandang pria itu dengan sekilas.

" Saya tidak ingin kamu mengajari anak saya hal yang nggak baik." ucapan pedas terdengar dari bibir pria itu.

" Maaf tuan, saya hanya seorang dokter yang berusaha untuk membuat pasien merasa nyaman, dan asal anda tahu sebelum saya menangani putri anda, Sasa sangat tertekan dengan sakitnya, apalagi dia butuh kasih sayang dari kedua orangtua nya." terang Aisyah dengan membenahi peralatan medisnya.

" Anda jangan terlalu lancang dokter, saya bisa..

" Barra.. cukup, kamu nggak lihat wajah anak kamu? dia syok dengan perkataan kamu pada dokter Aisyah, kamu harusnya berterima kasih karena selama beberapa hari ini dokter Aisyah juga membantu papa juga mama untuk menjaga Sasa, sedangkan kamu masih disibukkan dengan dokumen-dokumen penting mu itu." ungkap Pak Damar Alfarizh ayah Barra Ikram Alfarizh .

Barra melihat arah sang putri yang terlihat murung di atas brankar. Rasa bersalah pun menjalat di hati Barra.

" Sayang, bunda periksa pasien lain dulu yaa.. sebentar lagi makanan Sasa datang juga sama obatnya harus makan dan minum obat, nanti kalau bunda sudah nggak sibuk bunda liat Sasa lagi, jangan sedih yah.. daddy nggak marah kok, cuma daddy kaget aja, senyum dong.. biar bunda nggak sedih, kan bunda mau kerja lagi." ucap Aisyah tanpa mengindahkan pandangan mata tajam Barra padanya.

"Bunda nggak marah kan sama daddy?" tanya Sasa dengan lirih.

" Nggak kok, bunda pamit yaa.. anak cantik bunda harus baik sama siapa pun.. bye..Assalamualaikum.Smile..??!!" ucap Aisyah dengan mengecup pucuk kepala Sasa dengan sayang.

Sasa spontan langsung tersenyum lebar kala meliahat Aisyah tak terpengaruh dengan sikap daddy nya yang paling suka seenaknya sendiri.

" Wa'alaikum salam.. bunda, bye..!! " ucap Sasa melihat Aisyah pergi dari ruangan rawatnya.

Sebelumnya Aisyah tersenyum pada Papa Damar dan mama Vellisa orang tua Barra dan meninggalkan ruangan Sasa dengan perasaan yang lega.

" Dokter Aisyah.. gila yah, daddy nya Sasa kenapa dia angkuh banget sih? " gerutu Suster Mirna.

" Ehh.. suster nggak boleh ngomong gitu, pasti sikapnya dia ada alasannya." tutur Aisyah.

Aisyah tak menyalahkan sikap Barra padanya, mungkin dia tak nyaman anaknya memanggilnya dengan sebutan yang terlihat akrab dan juga terlihat sangat intim.

Sementara itu, di ruang rawat Sandrina Barra di hadapkan dengan Sasa yang merajuk padanya.

" Kamu itu keterlaluan Barra.Kenapa sih,kamu bersikap seperti itu sama Dr. Aisyah, dia itu baik dan juga bisa membuat Sasa nyaman, bukannya terima kasih malah kamu memperlakukan nya dengan tidak baik. " tutur mama Velli pada sang putra.

" Kenapa sih daddy jahat sama bunda Aisyah, bunda nggak salah apa-apa. Sasa yang minta kalau Sasa panggil Dr. Aisyah itu bunda, karena aku kesel denger temen disekolah aku, ngomong kalau aku nggak punya bunda kayak temen ku." sergah Sasa dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Deg..

"Dengerkan apa kata anak kamu, kenapa kamu nggak mencoba buat hidup kamu maju bukan hanya jalan di tempat dan meratapi masa lalu." ujar papa Damar dengan senyuman mengejek.

Bukan masalah baru bagi keluarga Alfarizh dengan bahasan yang selalu sama, soal Barra yang masih menyesali sang istri yang meninggalkan nya setelah melahirkan putrinya. Barra belum bisa menghapus kesedihannya kehilangan sang istri. Karena memang Barra menikah muda saat itu, tamat SMA langsung menikah.

Kok bisa?

Tentu bisa, Barra adalah anak yang mandiri dan dia mempunyai usaha dari Tamat SMP dari sebuah bengkel dan menjadi sebuah showroom mobil yang dia bangun dari dana yang memang dia dapat dari tabungannya.

Maka dari itu,usianya yang sekarang 27th anaknya sudah besar.

" Maafin daddy ya sayang...?? " ucap Barra berusaha untuk membujuk sang putri.

" Daddu selalu bikin aku kesel, Daddy nggak tahu kalau aku kesepian. Daddy , kasihan opa sama oma selalu ngurusin aku dari bayi. Tapi, Daddy selalu sibuk dengan dunia Daddy sendiri ,terus saja pikirin mama yang sudah tega tinggalin kita, itu nggak perlu Daddy." ungkap Sasa dengan wajah sendu nya.

" Maafin daddy nak, maaf..?!! " ucap Barra dan memeluk sang putri yang memang dia akui, dia terlalu sibuk di luar, dan lebih senang tinggal di apartement nya dari pada di mansion Alfarizh.

" Daddy janji sama Sasa, kalau Daddy nggak boleh jutek sama bunda Aisyah. Daddy tau, waktu aku paling cuma dua hari lagi disini, dan nantinya juga aku pasti nggak akan ketemu-ketemu sama bunda kalau aku nggak main kesini." jelas Sasa meminta Daddy nya bersikap baik pada Aisyah.

" Oke, princes Daddy... maafin ayah yaa, Daddy janji buat berubah dan lebih perhatian sama kamu, oke?? " ucap Barra dan menciumi wajah putrinya dengan bertubi-tubi.

" Terima kasih Dad, Sasa tau..daddy orang yang sangat baik dan pasti nanti daddy bisa bertemu dengan kebahagiaan daddy lebih dari sekarang." ujar Sasa dengan senyuman manisnya

" Maksudnya? " tanya Barra dengan kebingungannya.

" Lupakan deh, Sasa masih pengen si peluk daddy.. " ucap Sasa dengan suara manjanya.

" Woww... Prinsess Daddy mulai manjanya yaa? " ledek Barra dengan geleng-geleng kepala dengan tingkah sang putri.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!