NovelToon NovelToon

CEO Arogan Dan Dokter Clara

BAB 1 - Prolog

BRUGGGHHH

Rara terhuyung dan hampir terjatuh, sebuah tangan besar menangkap pinggangnya dan menegurnya

"Hei nona, hati hatilah kalau berjalan" rara memasang wajah datar ke wajah pria yang menabraknya itu, rara segera pergi menuju lokasi pengambilan bagasi. setelah mendapatkan kopernya dan menuju pintu keluar.

"Rara.. disini" terlihat mami Chloe sedang melambaikan tangan, rara segera menghampiri mereka, saling berpelukan melepas kangen

"Rara kita cari nasi padang dulu, nasi minang di London tak seenak nasi minang kota H ini hahaha" Audi mengajak Mami Chloe dan Rara menuju parkiran

***

Di rumah makan minang

Rara keluar dari pintu toilet

BRUGHHHH

sebuah tangan besar menahan lengannya saat kepala hampir terbentur ke dinding

"hei nona sudah kukatakan hati hati kalau jalan, sayang sekali cantik cantik rabun" omel pria yang lagi lagi menabrak rara , rara memasang wajah dingin dan berlalu.

"nona kau dua kali menabrakku, dan tak mengucapkan kata maaf" rara segera pergi tanpa mau menatapnya. ia kembali ke mejanya dan mulai makan bersama keluarganya, mereka makan dengan hikmat.

"setelah makan kau mau langsung pulang atau kemana ra?" tanya audi

"kita pulang saja, setelah mandi aku mau menandatangi kontrak kerja ke RS Halim dan RS Cendana, supaya minggu depan aku sudah bisa mulai kerja" Terang Rara

"Bagaimana sehabis ini kita langsung ke RS , setelah tanda tangan kau bisa langsung istirahat di rumah" Tawar audi

"Boleh juga, aku ingin tidur sampai besok, oh.. aku rindu sekali dengan kamarku..." Rara menyandarkan kepalanya di dada ibunya sambil ndusel manja, Mami Chloe memeluk dan mengusap kepalanya penuh kasih sayang.

"hi sawsaw.. onty.. kebetulan sekali bertemu dengan kalian disini" seorang pria menyapa ramah , pria itu melirik rara yang masih bermanja pada mami chloe, rara yang melihat pria itu segera duduk tegak dan kembali memasang muka datar.

"halo Leo.. kami baru saja menjemput clara adikku, yang baru tiba dari London, ia rindu nasi minang jadi kami mampir kesini dulu" jawab audi tak kalah ramah, mami chloe tersenyum dan menganggukkan kepala, sementara rara memasang wajah datar

"hi clara, kita ketemu lagi" sapa Leo ramah , rara hanya menganggukkan kepalanya dingin

"Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Audi

"Tidak, clara hanya telah menabrakku dua kali pagi ini" jawab leo dengan memasang wajah tengil sambil melirik rara, yang di lirik mengehela nafas berat, tanpa niat berdebat.

"kalian mau kemana setelah ini?" tanya leo lagi

"Ke RS Halim menemui ko drico , rara mau tandatangan kontrak kerja disana, lalu menemuimu untuk tanda tangan kontrak kerja rara di RS Cendana" Audi menjelaskan

"Whatt?? pria sombong ini atasanku?" batin rara. masih mode datarnya

"Berikan nama lengkap rara" pinta Leo

"Clara Theresia Wijaya" Mami Chloe yang menjawab

"Kalian duduklah sebentar, jangan kemana mana, aku segera kembali" Tanpa menunggu, Leo segera mengambil ponselnya dan berjalan menjauh

"Halo.. Bram, sediakan dokumen kontrak kerja atas nama Clara Theresia Wijaya, aku akan segera mengambilnya 30 menit lagi di Loby RS" perintah Leo lalu memutuskan sambungan telpon.dan kembali menelpon seseorang

"Halo.. Bro, aku baru saja bertemu Saw saw, onty chloe dan rara, rara baru tiba, dan mau segera menemuimu untuk tanda tangan kontrak kerja, bisakah di tanda tangani di rumah saja?" tanya Leo

"Sejam lagi aku sudah selesai kerja, aku akan membawa kontraknya pulang untuk tanda tangani rara di rumah" Jawab Fredrico

"Baiklah terima kasih,aku tutup telponnya" jawab Leo

"Tunggu!!" potong Drico "Kenapa kau mengurusi rara? benar benar bukan gayamu bro" goda Drico

"Sudahlah kita bertemu di rumah nanti, aku tutup telponnya" Leo memutuskan sambungan " Rumah siapa? Hei broo.. broo" Drico hanya geleng geleng kepala sambil tersenyum penuh arti

Leo masuk kembali menemui Audi

"Kalian pulanglah ke rumah, Kontrak RS Halim dan RS Cendana akan ditandatangi di rumah sawsaw sejam lagi" kata Leo

" sawsaw, onty, rara aku jalan dulu, ada yang harus aku urus" Leo segera permisi sebelum mereka sempat bicara.

"Ko Leo.. " Rara memanggil Leo dan menyusulnya

"Wah akhirnya aku mendengar suaramu, aku kira kau bisu, sekarang katakan ada apa" Ledek Leo dengan senyum yang benar penuh pesona

"Terima kasih" ucap nata datar

"Aku tak sebaik itu, kebetulan sore ini aku ada urusan dengan ko drico jadi aku sekalian membawakan kontrakmu" jawab juan

"Tapi kalau kau masih mau berterima kasih, masaklah makanan lezat untuk makan malam nanti, makanan kesukaanku sup iga sapi, udang asam manis, sup bakso tahu" Goda Leo penuh percaya diri. Rara langsung meninggalkannya tanpa bicara apa apa.

****

Kediaman kusuma

Diruang kerja

Terlihat Drico, Leo, Rara duduk di sofa, Rara membaca semua poin dalam kontrak lalu menandatanginya. lalu menyerahkan map kepada Drico dan Leo.

"Terima kasih Jiefu, Ko Leo" ucap rara tulus, Drico dan Leo tersenyum dan mengangguk

TOK TOK TOK

pintu ruang kerja dibuka dari luar

"Daddy , onty .. mamam kata glanma" ucap seorang anak perempuan berusia 5 tahun. badannya gemuk sekali. Rara segera menggendong dan meletakkan bocah menggemaskan itu dipangkuannya lalu menciuminya

"Yang di gendong lebih besar badannya daripada yang menggendong" ledek leo , Drico terbahak bahak lalu menggendong putrinya

"Ayo makan bersama bro" ajak Drico lalu bergegas menuju ruang makan. Leo dan rara menyusul di belakangnya

BRUGGHHH

Kepala rara menabrak punggung Leo yang tiba tiba berhenti. Leo cepat berbalik memeluk pinggangnya supaya rara tak terjatuh. Matanya menatap mata rara yang masih dalam pelukannya, jantungnya seperti arena marching band, berdebar tak karuan.

Hari ini tiga kali ia memeluk rara, sebanyak itu pula jantungnya demo, tapi ia mengalihkan perasaannya, dengan mengintimidasi rara dengan menuduh rara menabraknya. ini pertama kalinya ia merasa seperti ini.

"Mau berapa lama kau memelukku" tanya rara datar. leo segera melepaskan rara.

"sehari ini tiga kali kau menabrakku, sepertinya kau suka sekali berada dalam pelukanku" ledek leo , dengan muka dingin, rara segera berjalan menuju ruang makan setelah mematikan lampu dan ac.

"wowww, sop iga.. udang asam manis.. sop bakso ikan tahu.. " mata drico berbinar binar

"makanlah yang banyak, Rara yang memasaknya tadi sore" ucap mami chloe, mereka mulai menyantap makan malam mereka.

"kemampuan memasak rara semakin legend saja, bener bener enak sekali, setelah tiga tahun akhirnya kami bisa memakan masakanmu lagi" Puji Drico tulus

"gimana rasanya bro?" tanya drico pada leo "lumayan" jawab leo singkat.

"kalau lumayan lebih baik sup igamu kau berikan untukku" drico menarik mangkuk sup leo, leo menahannya

"kau makanlah punyamu, jangan ambil jatahku" leo menahan mangkuknya merasa keberatan , lalu cepat cepat memakannya. sebenarnya makanan itu benar benar enak sekali, bahkan makanan terenak yang pernah ia nikmati, tapi ia gengsi dan hanya mengatakan lumayan

rara bangun beranjak ke dapur dan kembali membawa semangkuk besar sup iga. lalu menuangkan kepada drico.

"aku juga mau" leo menyodorkan mangkuknya yang hampir kosong pada rara

"nah nah kau lihatlah audi.. makanan seenak ini dia bilang lumayan, tapi ia minta tambah" ledek ken sambil terkekeh

"kau kenapa ra? makanmu sedikit sekali, kau tak enak badan?" tanya mami chloe heran bercampur khawatir

"tadi sore rara uda makan sate padang dan rujak mi, dibawain rio" jawab rara. chloe mengangguk paham

leo mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan kepada drico, drico membaca pesannya, spontan terbahak bahak. lalu terlihat membalas pesan dan menyimpan ponselnya.

💥 LEONARDO

"siapa rio bro?"

💥 FREDRICO

"anak SMA 3 , tinggal disebelah, anak dari uncle steward, kokonya mami chloe"

"jieeee.. ada yang jealous" 🤣🤣🤣🤣

setelah membaca balasan pesan drico, leo bernafas lega dan menyimpan kembali ponselnya

Acara makan malam selesai

Mami Chloe sudah naik ke kamar bersama Si Kembar. Yang lain pindah ke ruang keluarga. Tak lama Drico juga berpamitan ke kamar bersama audi. Ia memberikan kesempatan kepada Leo untuk saling mengenal dengan rara.

Bab 2 - Ke Mall bersama

Sekarang tersisa Leo dan Rara di ruang keluarga, suasana jadi canggung , leo membuka pembicaraan

"Besok kan malam minggu, kau ada acara apa? tanya Leo

"Tidur seharian" jawab rara sambil tertawa, leo terkesima melihat wajah rara semakin cantik tertawa lepas seperti itu

"Minggu ibuku ulang tahun, besok kau bisa menemaniku memilih hadiah untuk ibuku? aku tak punya ide sama sekali" pinta leo

"Kau ajaklah kekasihmu, aku mau tidur besok" tolak rara

"Justru ini aku sedang mengajak kekasihku" leo menatap rara dalam, jantung rara berdegup kencang. pria didepannya ini, sangat tampan sekali, hidungnya mancung, matanya tajam, rahangnya tegas, kulit putih bersih. benar benar visual idaman smua wanita. rara kembali ke alam sadar

"dalam mimpimu" jawab rara menutupi kegugupannya. Tiga kali ia jatuh dalam pelukan pria ini, jatungnya tak bisa diajak kompromi, tapi ia masih bisa mengendalikan diri dengan berlalu pergi. kali ini ia tak bisa menghindar lagi, dengan jarak sedekat ini. Tidak rara, kau jangan sampai jatuh dalam pesona orang ini, semua laki laki sama , hanya membuat luka. Rara segera menyadarkan diri nya sendiri.

"Aku single, jadi tidak ada yang bisa aku ajak, jadi demi ibuku, maukah kau menemaniku besok?... " pinta leo "sebagai teman" lanjutnya

"jam berapa?" tanya rara. leo serasa mendapat jackpot mendengar jawaban rara

"jam 7 aku akan kesini, lalu kita sarapan bersama dan bisa mulai mencari hadiah" rara hanya mengangguk. leo pun segera permisi mah pulang. rara berdiri bersiap mengantar leo keluar

"terima kasih masakannya, itu makanan terenak yang pernah aku makan" bisik leo di telinga rara. wajah rara merona . leo mengecup kening rara lalu dengan cepat berjalan menuju mobilnya

******

Sabtu pagi jam 06:30

Leo memarkirkan monilnya dihalaman rumah rara, ia memakai kaus berwarna pitih dan celana pendek warna hitam, penampilannya sangat keren, terlihat jauh lebih muda dsri usianya.

lalu leo menekan bell pintu rumah, ART membukakan pintu, rara turun dari tangga dengan rambut masih basah, tanpa make up, sangat cantik sekali. Leo memandangnya tak berkedip. Rara membawanya ke ruang keluarga

"Tunggu sebentar" rara ke dapur dan kembali membawa segelas air putih dan segelas minuman berisi buah buahan.

Leo meminumnya, tenggorokannya terasa segar, minumannya benar benar enak sekali.

"kau duduk dulu, aku segera selesai" ucap rara, leo mengangguk

Rara kembali dengan outfit kaus lengan pendek berwarna putih, celana kain pendek berwarna hitam. dan tersampir dibahunya tas selempang kecil berisi ponsel & dompet rara. lagi lagi leo terkesima, penampilannya cantik sekali.

"Ayo jalan, nanti kau kelaparan" ledek rara beranjak menuju pintu keluar diikuti leo dibelakangnya

setelah keduanya berada di dalam mobil

"rules untuk keluar bersamaku, dilarang tanya mau makan apa, kita mau kemana?, karena aku tak punya jawabannya" kata rara , leo tersenyum dan menjalankan mobilnya

"Turunlah" leo terlihat menghentikan mobilnya di sebuah lokasi yang sepanjang jalan berisi penjual kuliner.

ayo kita cari seleramu, leo menggandeng lengan rara dan mengajaknya berkeliling mencari makanan sesuai seleranya

"wah surga makanan kota H" mata rara berbinar binar

"kau menyukai tempat ini?" tanya leo, seraya mendudukkan dirinya di sebuah rumah makan. sambil menunggu pesanan mereka diantar , rara mengangguk senang

"aku teh tawar dingin mbak" pesan leo kepada pelayan, "kau mau minum apa?" tanya leo "samakan aja" jawab rara

"es teh tawar dua gelas ya mbak, terima kasih" ucap leo dengan wajah datar karena sang pelayan melihatnya dengan tatapan memuja

makanan dan minuman sudah tiba, leo mengupaskan udang dan meletakkannya kedalam mangkuk bubur rara.

"Terima kasih" jawab rara "kau mau ini?" rara memajukan sumpit berisi capit kepiting tanpa cangkang ke arah mulut leo. leo membuka mulutnya dan memakannya , lalu tertawa bersama

mereka benar benar terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berbahagia

Seorang wanita berdiri dihadapan meja rara, disampingnya ada seorang wanita paruh baya terlihat angkuh

rara memasang wajah yang sangat dingin sekali "onty apa kabar" rara menundukkan kepalanya sesaat sebagai tanda hormat.

wanita paruh baya itu tersenyum paksa dan menjawab singkat "kabar onty baik" suasana hening kembali

wanita satunya menatap leo dari atas sampai bawah "pria ini boleh juga, apakah kau bener bener susah move on setelah dicampakkan franky? atau pria ini hanya pelarianmu saja?" sambung wanita itu pedas, rara memasang wajah datar tanpa berniat menjawab

Leo meletakkan 3 lembar uang merah di bawah gelas lalu berdiri "ayo sayang, nanti kita terlambat" sambil meraih pinggang rara meninggalkan tempat itu .

Dimobil rara meneteskan airmatanya . Leo terkejut. dan memeluk dan meletakkan kepala rara di dadanya

"jangan menangis, kalau menangis kau jelek sekali, bahagiakan diri sendiri, orang seperti itu tak pantas di tangisi" leo mengecup kening rara, rara merasakan kedamaian dan kenyamanan. ia menyeka air matanya

"ayo kita jalan" pinta rara, leo segera menjalankan mobilnya menuju sebuah mall.

mereka berkeliling, mencari hadiah yang cocok buat mama leo

"ibumu menyukai apa?" tanya rara

"ibuku menyukai apa saja, ia tidak pemilih, tapi ia akan lebih menyukai kalau aku memberikan hadiah menantu yang cantik sepertimu" jawab leo absurd sambil ngakak.

"bagaimana kalau kalung?" tanya rara

"terserah, kau boss nya hari ini" goda leo sambil tertawa , rara masuk menuju toko perhiasan franki & co . ia melihat sebuah kalung yang sangat indah bermatakan berlian .

leo yang berkeliling juga melihat sebuah kalung indah ditaburi berlian ada tulisan C di sana. ia memberi kode kepada pegawai disana untuk membungkus kalung itu tanpa sepengetahuan rara

"ko leo, bagaimana kalung ini? tapi sepertinya mahal sekali" kata rara ragu

"hmm.. bagus sekali, aku menyukainya" jawab leo "tolong bungkuskan" pinta leo kepada pegawai toko dan meletakkan black card disana.

setelah pegawai menyerahkan shopping bag berisi perhiasan, rara mengajak leo menuju sebuah boutique hermes. rara melihat lihat dan matanya tertuju ke sebuah tas yang simple sederhana tapi terlihat elegant. leo juga melihat lihat dan melihat sebuah tas mungil yang terlihat simple tapi elegant . ia menyerahkan black card kepada pelayan dan meminta pelayannya membungkus tas tersebut tanpa sepengetahuan rara.

rara memilih dua buah tas dengan model yang sama tapi beda warna, abu abu tua dan hitam. meminta pegawai toko membungkusnya, lalu berjalan ke kasir sambil meletakkan sebuah kartu atm. leo merebut kartu rara dan meletakkan black cardnya.

"pakai ini saja mbak" titah leo, rara menolak.

"batalkan saja mbak, saya tidak jadi membeli tas nya" ucap rara sambil berjalan keluar boutique. leo menahan lengannya

"baiklah baiklah.. pakai ini saja mbak" ucap leo pasrah dan memberikan atm rara. rara tersenyum dan menekan beberapa tombol pasword di mesin pembayaran.

"kau keras kepala sekali.. " kata leo , tapi disudut hatinya merasa salut, rara bukan wanita materialistis yang merasa bahagia atau kemaruk dibelikan barang mahal

"tas itu aku belikan sebagai hadiah untuk mamiku dan mamamu, kalau kau yang membayar, berarti hadiah itu bukan dariku" jawab rara sambil tersenyum. leo semakin salut pada rara

"aku tak sekeras kepala kamu, sudah menabrakku berulang kali masih menuduhku menabrakmu" ledek rara sambil tertawa.

leo terkesima melihat kecantikan rara tertawa lepas seperti itu.

"maafkan aku" bisiknya

"pertama aku melihatmu, jantungku berdetak kencang, saking gugupnya aku menabrakmu, aku sengaja menuduhmu, karena kukira kau akan memarahiku, jadi aku punya kesempatan bicara denganmu, tak kusangka yang kutabrak adalah kulkas.. Dingiiiin sekali" kata leo sambil tertawa , rara terbahak bahak mendengar penjelasan panjang lebar leo

"kau mau makan es krim? ada sebuah kedai es krim yang sangat enak di mall ini, adikku sangat menyukainya" tanya leo , rara mengangguk, leo menggandeng lengannya menuju kedai yang dibicarakan

"duduk disini , aku akan memesan , kau suka rasa apa?" tanya leo

"moccha chips" jawab rara singkat, leo segera pergi memesan, tak lama ia membawa segelas es krim rasa moccha chips

"kau tak memesan?" tanya rara heran, aku tak suka manis , satu satunya manis yang kusukai cuma kamu. jawab leo.

BLUSHH, wajah rara memerah

rara menyendokkan es krim dan memakannya, rasanya benar benar enak.

"makanlah pelan pelan, kalau kurang aku akan memesannya lagi, atau kau ingin rasa lain?" tanya leo , "aku mau rasa strawbery" jawab rara. matanya berbinar binar. leo segera pergi memesan

"ara..." seorang pria berdiri didepan rara, menatapnya dalam, dimatanya ada kerinduan penyesalan dan luka. pria itu segera duduk didepan rara tanpa permisi. rara menatapnya datar, lalu melanjutkan memakan es krimnya.

"ara... aku... " kata pria itu..

Bab 3 - Bertemu orang masa lalu

es krim strawbery coming.." kata leo dengan mimik lucu dan meletakkan es krimnya. "cobalah... " ia menyendokkan es krim itu ke mulut rara, rara membuka mulutnya ..

"hmmm enak.. tapi lebih enak yang mocca.. kau mau coba?" tanya rara sambil menyodorkan sendoknya. leo membuka mulutnya menerima suapan rara. "bagaimana?" tanya rara..

"lumayan".. jawab leo

"ahh kau ini smua lumayan, ini enak tau" rara manyun .

"kau tau apa yang benar enak bagiku" kata leo sambil mengacak puncak kepala rara. wajah rara memerah . leo terkekeh

Pria yang sedang duduk didepan mereka, memperhatikan beberapa bungkusan belanjaan dan bungkusan perhiasan merk ternama disana, dia bukan orang bodoh, bungkusan itu mencapai miliaran harganya. sejak kapan rara begitu konsumtive? ia mengepalkan tangannya melihat kemesraan rara leo, ia cemburu melihat rara tertawa lepas untuk pria lain sampai mengabaikan keberadaannya, ya rara leo memperlakukannya seolah mahluk yang kasat mata. ia berdehem untuk mengingatkan mereka atas keberadaannya. "EHEMM..."

rara dan leo segera ingat ada orang didepan mereka. leo menatap orang didepannya, lalu menggeretakkan giginya

"Ayo kenalan dulu" kata rara datar sambil memegang lengan leo

"Kenalkan Franky.. tunangan ara" Franky mengulurkan tangannya

"Mantan tunangan rara.. " ralat leo "Kenalkan saya leo, calon suami rara" leo segera menjabat tangan franky , rara memasang muka dingin , franky terkejut mendengar penuturan leo

"Oh ya.. tolong ingatkan istri anda , untuk tidak mengganggu calon istri saya lagi, tadi pagi ia beruntung, tapi kalau diulangi maka saya akan mengambil sikap" leo memberikan sebuah peringatan kepada franky sekaligus istrinya

"Mantan istri.. tepatnya" ucap franky

"terserah apapun sebutannya saya tak peduli, saya hanya peduli kepada rara yang terganggu atas prilaku mereka" tegas leo

Ponsel leo berdering , leo mengangkatnya

"Ya mah.. di mall... rasa apa mah.. baiklah .. leo segera pulang" leo memutuskan sambungan telepon

"habiskan es krimnya sayang, kita segera pulang. mamah minta di belikan martabak terang bulan di lantai dasar mall ini" rara melanjutkan makan es krimnya

"saya tidak percaya anda calon suami ara, ara mencintai saya , ia tak mungkin menjalin hubungan dengan anda" Franky belum bisa menerima kenyataan rara sudah melupakannya

"Kau mau kami membuktikan? pembuktian seperti apa? tunggulah undangan dari kami. pastikan anda hadir" jawab leo santai, rara menatap franky masih dingin

"aku tau hatimu hanya ada aku, tak mungkin pria ini calon suamimu ra.. kalau memang ia calon suamimu dan bukan sekedar drama dihadapanku, berikan bukti padaku, aku tak akan mengganggumu lagi" franky mai ngegas

rara mamandang franky tajam, lalu menatap leo, leo menatapnya balik dengan sorotan lembut. rara menarik leher leo dan menci*mnya. Leo sangat terkejut. tapi ia bisa segera menguasai keadaan. ia segera membalas cium*n kaku rara, dan ******* bibir mungil itu. rasanya manis sekali.

Franky segera menggebrak meja dan meninggalkan mereka dengan wajah merah padam.

Leo perlahan melepaskan cium*nnya, matanya menatap penuh arti ke mata rara. ia memakai ibu jarinya mengusap bibir rara yang agak bengkak

"kita pulang" bisik leo ditelinga rara yang masih membeku. leo mengambil bungkusan belanjaan mereka, lalu menarik lengan rara. rara diam saja mengikuti leo ke stand martabak pesanan ibu leo.

sampai di mobil, suasana hening , rara malu sekali karena tadi sudah menci*m leo

"ko leo.. maafkan aku.. aku tadi.. " rara tak sanggup meneruskan ucapannya karena malu

"Terima Kasih sudah memberikan ciuman pertamamu untukku" leo mengecup kening rara lalu menjalankan mobilnya

mobil berhenti disebuah mansion yang mewah.

"Turunlah" ucap leo. rara masih diam tak bergeming. "kau ingin ku gendong?" bisik leo, rara cepat cepat turun

"Mamah Leo pulang" sapa leo saat memasuki pintu utama . mama jessica menyambut leo dan menerima bungkusan martabak dari putranya. ia melihat dibelakang tubuh putranya ada seorang wanita

"Mah kenalin ini Clara, mamah bisa memanggilnya rara, ia adiknya claudia istri ko fredrico" melihat mamanya melirik rara, leo segera memperkenalkan rara pada mamanya

"Hi onty, saya rara, apa kabar onty" rara menyapa dengan menundukkan sebentar kepalanya sebagai tanda pemghormatan kepada yang lebih tua

"halo rara, nama saya jessica, kamu bisa memanggilku mamah seperti yang lainnya, jangan onty" jawab jessica ramah.

"baiklah on.. eh.. mamah" rara gugup

"anak nakal, kau tak mengajak rara masuk dan duduk dulu?" tegur mama jess kepada leo

"mah leo mau mandi sebentar, nanti leo dan rara turun menemani mamah" kata leo sambil menarik lengan rara menuju kamarnya di lantai dua

"buat apa kau membawaku kesini, aku mau turun" kata rara setelah ia tiba di sebuah kamar mewah. saat mau keluar ternyata pintunya terkunci

"mandilah, aku juga mau mandi sebentar, lalu kita turun" kata leo "jangan lupa buang pikiran kotormu, tapi kalau kau mau, aku akan senang hati mengabulkannya" bisik leo, wajah rara berubah merah, ia memukuli dada leo. leo tertawa terbahak bahak dan beranjak menuju kamar mandi

di pintu kamar mandi , leo berhenti lalu berbalik berjalan kearah rara

"tolong sediakan pakaianku, itupun kalau kau tak mau melihatku keluar dengan tubuh telanjang, pakaianku ada disana" leo menunjuk walk in closet . lalu masuk ke kamar mandi.

rara segera ke walk in closet dan mengambil sebuah kaus warna hitam, celana selutut warna hitam, terakhir dengan wajah memerah ia mengambil sehelai kain dalaman leo. lalu cepat cepat meletakkannya diatas ranjang

tak lama leo keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk yang dililitkan dipinggangnya. rara menelan saliva melihat maha karya tuhan yang begitu indah

"Kau kagum dengan tubuhku? ini semua milikmu" goda leo

"pakailah pakaianmu" ucap rara datar sambil memalingkan wajahnya ke arah berlawanan dengan leo , leo pun mengenakan pakaiannya

"sudah selesai kau bisa mandi sekarang. ini handukmu, sebentar lagi , ada yang mengantarkan pakaianmu" perintag leo dan rara segera mandi

TOK TOK TOK

Zhera sekretaris leo didampingi bram, mengetuk pintu kamar leo, menyerahkan sebuah bungkusan. leo menerimanya lalu mengetuk pintu kamar mandi.

"Aku meletakkan pakaianmu di meja rias. pakailah setelah mandi, aku menunggumu di ruang keluarga. lalu leo keluar dari kamarnya

sehabis mandi rara mengambil bungkusan pakaian. dan memakainya. sebuah terusan warna pitih selutut dengan tali spagheti, beserta satu set pakaian dalam. ukurannya pas sekali dengan tubuh rara.

setelah mengeringkan rambutnya, rara melihat sebuah poto di sudut meja rias. poto leo bersama seorang wanita yang sepantaran dengan leo, wanita itu cantik sekali, mereka terlihat sangat mesra rara terkejut, ia merasa sangat tak enak hati mengganggu hubungan leo dengan wanitanya. ada rasa nyeri dihatinya, rara segera meletakkan poto itu dan keluar kamar, bersamaan leo membuka pintu kamar mau mengambil ponsel dan dompetnya yang ketinggalan di atas nakas

"kau sudah selesai?" tanya leo, rara hanya mengangguk datar dan keluar kamar

leo bingung melihat rara kembali ke mode datar, ia keluar kamar dan mengajak rara turun, di ruang makan ada papah noel dan mama jessica.

"makanan sudah siap, ayo makan dulu" ajak mama jessica

"malam om, kenalkan nama saya clara, om bisa memanggil saya rara" rara menundukkan kepala sebentar untuk penghormatan.

"jangan panggil om, panggil saja papa seperti leo dan lainnya" potong mama jessica

"baiklah.. papa" rara kembali menundukkan kepalanya sedikit. leo menarik lengannya dan memintanya duduk

mereka memulai makan malam dengan hikmat

"mah rara pandai memasak, sesekali mama harus mencoba masakannya, must try" pamer leo tersenyum

"oh ya, sesekali kita masak bersama ya ra" mata mama jess berbinar binar, papa noel tersenyum. dua orangtua paruh baya itu terlihat sangat menyukai rara yang sopan dan lemah lembut, terlihat ia adalah org yang terdidik baik.

sshabis makan malam, rara berpamitan pulang, "berjanjilah akan sering datang kesini, kita akan masak bersama" pinta mama jess pada rara

"rara usahakan mah, setelah ini rara akan mulai bekerja kembali, kalau ada waktu senggang rara akan kesini" jawab rara

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!