Alexa merasa sangat bersemangat di pagi ini, sejak bangun tidur gadis itu sudah membersihkan diri di kamar mandi. Hari ini Alexa akan mulai kerja hari pertama di perusahaan Andromega. Polesan bedak tabur tipis dan warna lipstik nude tambah mempercantik wajahnya. Setelah selesai mempersiapkan perlengkapan, gadis itu bersiap untuk berangkat.
"Lexa..., nikmatilah sarapanmu dulu! Jangan biasakan pagi-pagi pergi, perut dibiarkan kosong!" seperti biasa, alunan suara Nyonya Sarah mama Alexa mengiringi waktu pagi keluarga ini.
"Tanggung mam.., Alexa masih harus mencari bis kota juga untuk menuju kantor. Khawatir telat, ga etis dong.. masak hari pertama kerja sudah telat masuk kantor." sambil menenteng tas, Alexa bersiap untuk berangkat. Melihat putri satu-satunya sudah berdandan rapi dan siap berangkat, Nyonya Sarah segera memasukkan sandwich ke lunch box dan Tumbler berisi minuman.
"Alexa.., tunggu sebentar!" teriak Nyonya Sarah. Tidak mau mengecewakan mamanya, Alexa menunggu di depan pintu sambil mengenakan sepatu. Tidak lama kemudian, perempuan paruh baya itu berlari keluar dan menyerahkan paper bag berisi lunch box dan Tumbler.
"Thank.s Mam..., mama selalu mengerti yang Naura butuhkan." aura kebahagiaan menghiasi wajah Alexa. Segera gadis itu mengambil bekal yang sudah disiapkan Sarah, kemudian mencium punggung tangannya. Tidak lupa ciuman pipi kiri dan kanan, sebagai ungkapan selamat tinggal gadis itu.
Perlahan Alexa menyusuri jalan sempit di gangnya, untuk menuju jalan besar, dan mencari halte bis. Tidak lama gadis itu berjalan, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang dan tanpa sadar sebuah batu yang tergilas ban mobil terlontar dan mengenai gadis itu.
"Wooiii.., tahu diri dong. Jangan mentang-mentang bawa mobil, seenak jidat merugikan orang lain." Alexa berteriak marah sambil memandang mobil yang berlalu di depannya.
"Cittt.." suara rem mobil bergesekan dengan aspal, terdengar di telinga gadis itu. Mobil yang tanpa sengaja melindas batu itu, dengan cepat mundur dari berhenti di depan Alexa.
Jendela mobil terbuka di bagian sopir, dan seorang laki-laki muda tiba-tiba turun menghampiri Alexa. Gadis itu terpaku melihat ketampanan laki-laki muda yang berjalan ke arahnya.
"Permisi.., maafkan kami! Apakah anda terluka?" dengan sopan pengendara mobil itu meminta maaf pada Alexa. Mendengar permintaan maaf itu, menjadikan Alexa seperti mati kutu.
"Ya.., tapi ingat. Jalanan ini bukan milik nenek moyang Loe. Banyak orang yang juga memiliki hak untuk menggunakan jalan ini. Perhatikan kecepatan!" ucap Alexa. Merasa kepalang tanggung, gadis itu menasehati pengemudi mobil itu dengan nada tinggi.
"Johan.., cepat lanjutkan perjalanan!" tiba-tiba kaca mobil bagian belakang terbuka. Seorang laki-laki tampan melongok kan kepala, memanggil laki-laki muda itu. Sejenak Alexa bertatapan dengan laki-laki tampan tersebut, aura dingin tampak menguar dari wajahnya.
"Baik Tuan Muda.. Nona ..., sekali lagi mohon terima permintaan maafku ya!" sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya, pengemudi itu segera meninggalkan Alexa.
"Ya sudah sana..., juraganmu sudah tidak sabar menunggumu." tidak mau membuat orang lain susah, Alexa mengijinkan pengemudi itu meninggalkannya. Sekali lagi Alexa melirik laki-laki tampan yang duduk di belakang sambil mengenakan kaca mata hitam itu.
"Buset.. itu wajah tampan sekali. Tapi sayangnya sedikit pucat sih." gumam Alexa lirih sambil tersenyum manis. Gadis itu kembali berlari menuju halte bis, ketika bis jurusan arah kantornya sudah berhenti di sana. Segera Alexa masuk ke dalam bis, dan untunglah masih ada tempat duduk kosong di belakang sopir.
******
Lima belas menit perjalanan, akhirnya halte terdekat dengan kantornya sudah terlihat. Alexa langsung berdiri dan mendekat ke pintu keluar.
"Cempaka..., halte Cempaka.." kondektur bis berteriak memberi tahu penumpang.
"Saya turun pak.." ucap Alexa memberi tahu kondektur.
"Okay.., berhenti!" teriak kondektur. Alexa langsung keluar melalui halte begitu pintu bis terbuka.
Melihat bangunan tinggi di depannya, Alexa tersenyum bahagia. Gadis itu tidak menyangka, jika dia berhasil diterima di perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan korporasi dan termasuk lima besar peringkat perusahaan besar di negara ini. Tidak mau berlama-lama, Alexa segera berjalan cepat menuju kantor perusahaan tersebut.
"Selamat pagi pak.." Alexa menyapa petugas keamanan yang bertugas di pintu lobby
"Pagi Non..., pegawai baru ya?" petugas keamanan itu menjawab sapaan Alexa.
"Iya pak.., mohon do.a dan bantuannya ya. Permisi saya akan langsung menuju ke ruang tunggu, untuk menemui Miss Kathleen." segera Alexa meninggalkan petugas keamanan itu. Tampak kekaguman di mata Alexa.., saat melihat lay out dan desain interior yang terlihat sangat mewah di dalam ruangan itu. Melihat petugas receptionis, Alexa langsung mendatangi perempuan itu.
"Selamat pagi kak..., apakah saya bisa numpang bertanya?" tanya Alexa dengan sopan. Petugas receptionis bernama Karin itu melihat sekilas pada Alexa.
"Iya .., silakan. Apa yang bisa saya bantu?" tanya Karin balik dengan ramah.
"Kenalkan, nama saya Alexa. Kebetulan saya pegawai baru disini, dan akan menemui Miss Kathleen. Apakah saya bisa menemui beliau?" Alexa mengenalkan dirinya. Petugas receptionis itu kembali melihati Alexa..
"Tunggulah sebentar di kursi tunggu itu! Aku akan menanyakan dulu pada Miss Kathleen, apakah bisa diganggu sekarang. Kenalkan.. namaku Karin." petugas itu mengulurkan tangan, mengajak Alexa berjabat tangan. Alexa tersenyum dan menerima uluran tangan Karin.
Alexa kemudian membalikkan badan, dan duduk di kursi tunggu yang tadi ditunjukkan oleh Karin. Sambil menunggu, Alexa menyalakan ponselnya dan mulai membaca pesan-pesan chat yang dikirimkan teman-teman kuliahnya.
"Alexa.., Miss Kathleen bersedia menemui mu sekarang. Silakan langsung masuk ke ruangannya sekarang! Ikuti jalan ini lurus, kemudian belok kanan. Nanti kamu akan menemukan Human Resource Department Manager, masuklah!" Karin menunjukkan arah untuk menuju ruangan Miss Kathleen.
"Okay terima kasih Karin.. informasinya sangat membantuku. Semoga ke depan, kita bisa menjadi seorang mitra kerja yang baik." kembali Alexa mengucapkan terima kasih pada Karin, dan gadis itu menjawab dengan melambaikan tangannya. Bergegas Alexa masuk mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Karin.
"Apakah ruangan ini ya?" di depan pintu ruangan bertuliskan Human Resource Department Manager, Alexa berhenti. Gadis itu menengok ke sekeliling, tetapi dia tidak dapat menemukan satu orangpun disitu
"Sudahlah.. aku ketuk pintunya saja. Toh.. aku hanya mengikuti informasi yang diberikan Karin." gumam Alexa, dia mengambil nafas panjang, kemudian menghembuskan secara perlahan. Setelah merasa sedikit tenang..
"Tok.., tok.., tok.." Alexa mengetuk pintu tiga kali. Beberapa saat gadis itu menunggu, tetap tidak terdengar jawaban yang mempersilakan masuk.
"Tok.., tok.., tok.." kembali Alexa mengetuk pintu dengan perlahan.
"Doronglah pintu itu Miss.., biasanya tidak ada yang duduk di ruang tamu. Miss Kathleen pasti sedang berada di meja kerjanya." tiba-tiba terdengar suara laki-laki di belakangnya. Alexa menoleh, terlihat laki-laki muda berpakaian seragam cleaning service sedang berbicara padanya.
"Terima kasih kak atas informasinya." sambil tersenyum, Alexa mengucapkan terima kasih. Perlahan Alexa mendorong pintu ke dalam. Sebuah sofa mewah terlihat di depannya, dan seperti yang dikatakan cleaning service tadi, tidak ada siapapun di ruang tamu.
Gadis itu mengedarkan pandangannya, dan tiba-tiba senyuman muncul di bibir manisnya. Matanya melebar sebuah tag name Kathleen H tertempel di sebuah pintu.
*******
Alexa terdiam masih menunggu beberapa saat di balik pintu.., dan tidak lama kemudian terdengar langkah kaki dari dalam ruangan. Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam, dan muncul sesosok laki-laki di hadapan Alexa. Jack Rivaldo.., dengan jelas Alexa menatap nama yang tertulis di ID Card yang menggantung di dada laki-laki itu.
"Mohon maaf..., saya ingin bertemu dengan Miss Kathleen, apakah beliau ada di dalam?" tanya Alexa lirih dengan memasang senyuman manisnya. Laki-laki itu malah memandang Alexa dari ujung kaki sampai ujung kepalanya sambil tersenyum smirk.
"Siapa kamu..? Apakah sudah memiliki janji dengan Miss Kathleen?" tanya laki-laki itu penuh selidik.
"Saya pegawai baru.., yang satu minggu lalu sudah mendapatkan balasan via email, yang menyatakan jika saya diterima di perusahaan ini. Hari ini dijadwalkan sebagai hari pertama saya mulai bekerja di perusahaan ini, dan disebutkan dalam email jika saya harus menemui Miss Kathleen." dengan lancar, Alexa memberanikan diri menjawab pertanyaan laki-laki yang berdiri di depannya. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba hatinya seperti memberi sinyal untuk berhati-hati dengan laki-laki itu. Mata laki-laki bernama Jack itu dari tadi melihatnya dengan tatapan mesum.
"Hmmm..., boleh juga. Masuklah ke dalam, paling Miss Kathleen sudah siap untuk menemuimu." akhirnya kesempatan untuk meninggalkan laki-laki itu tiba, setelah mendengar jawaban itu, Alexa langsung melewati laki-laki itu dan masuk ke dalam ruangan.
Melihat ke sekeliling tidak menemui satu orangpun, Naura memberanikan diri melewati sofa terus masuk ke dalam. Akhirnya gadis itu bernafas lega, ketika melihat seorang perempuan sedang merias diri di depan cermin kecil yang dipegang di tangannya.
"Selamat pagi.., apakah saya bisa bertemu dengan Miss Kathleen?" dengan nada sopan dan ramah, Alexa bertanya pada perempuan itu.
Perempuan itu meletakkan cermin yang dia pegang di atas meja, kemudian menengadahkan wajahnya melihat ke arah Alexa. Make up tebal seperti menutup muka perempuan itu, tetapi Alexa tidak mempedulikannya, karena merasa bukan urusannya untuk mengurusi orang lain.
"Ya.., saya Kathleen. Kamu siapa mencari saya?" tanpa senyum, perempuan itu menjawab pertanyaan Alexa.
"Duduklah dulu..!" lanjut Kathleen, kemudian menyimpan bedak dan cermin yang dia pegang tadi ke dalam make up case. Perempuan itu memandang Alexa dengan lekat. Mendengar perkataan itu, Alexa mengikuti anjuran perempuan itu, perlahan gadis itu mulai duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Miss Kathleen.
"Perkenalkan Miss.., saya Alexa pegawai yang dinyatakan diterima melalui email. Dan dalam email tersebut, juga dikatakan.., jika saya bisa memulai kerja di hari ini."Alexa melaporkan diri pada perempuan itu. Kemudian dengan sikap sopan, Alexa menyerahkan berkas yang sejak tadi berada dalam dekapannya pada Miss Kathleen. Perempuan itu menerima berkas yang diserahkan Alexa, kemudian membuka dan mempelajarinya beberapa saat.
"Okay.., aku sudah mencocokkan identitasmu dengan surat yang dikirimkan oleh stafku. Kamu akan ditugaskan di bagian desain produk yang nantinya akan banyak dibutuhkan oleh marketing team. Tunggu sebentar..!" Miss Kathleen mengambil gagang telpon, dan memanggil seseorang dari unit lain untuk datang ke ruangannya. Setelah perempuan itu selesai melakukan panggilan, kemudian kembali melihat ke wajah Alexa.
"Jaga dirimu baik-baik..., kamu harus tahu dengan siapa kamu harus menjaga rahasia perusahaan, dan dengan siapa bisa memberikan data-data perusahaan. Kesalahan sedikit saja dari pekerjaanmu, semuanya tidak akan mudah untuk dianulir." sambil menunggu orang yang dipanggil Miss Kathleen datang, perempuan itu menyampaikan beberapa pesan terkait bagaimana menempatkan diri bekerja di perusahaan ini.
"Siap Miss Kathleen.., junior ini siap untuk menerima masukan. Mohon juga untuk selalu diingatkan, jika nanti tanpa sengaja membuat suatu kesalahan." tanpa berbasa-basi, Alexa menyanggupi untuk melaksanakan pesan yang disampaikan perempuan itu.
***********
Alexa memasuki sebuah ruangan kerja yang penuh dengan perangkat komputer, dan orang-orang yang memasang head phone di telinganya. Bekerja pada unit desain produk, memang membutuhkan ketenangan untuk menyalurkan ide-ide desainnya. Sehingga orang-orang itu memilih untuk memasang head phone menghiasi telinga mereka.
"Alexa..., tempat kerjamu ada di pojok sana ya. Untuk perkenalan dengan rekan-rekan kerjamu yang lain, nanti bisa dilakukan pada saat mereka istirahat. Kerjakan tugas pertamamu.., maksimal dalam waktu tiga hari, draft awal harus sudah kamu selesaikan. Pimpinan yang merupakan alur koordinasi kita, bukan orang yang mudah untuk kita ajak bernegosiasi." Boss Ridwan menjelaskan tentang posisi tempat duduknya.
"Baik Boss Ridwan.., terima kasih atas bantuannya. Jika diijinkan Alexa akan langsung menuju tempat duduk saya." dengan sopan, Alexa meminta ijin untuk duduk di kursinya, dan ketika melihat Ridwan sudah memberi isyarat mengijinkan, gadis itu segera berjalan ke kubiknya. Tidak mau mengganggu rekan-rekan kerjanya yang lain, Alexa sengaja langsung lurus berjalan tanpa melihat ke kiri dan ke kanan.
Alexa tersenyum melihat kubik yang sudah dipersiapkan untuk meja kerjanya. Sebuah ruangan yang mungil, tetapi dia merasa hangat. Sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi, satu unit printer, scan, copy, serta perangkat air phone tersedia di atas meja. Perlahan Alexa menarik kursi, dan mulai menduduki kursi tersebut. Lemari kecil yang ada dibawah meja sepertinya ditujukan untuk menyimpan barang-barang pribadi pegawai. Dengan cepat, Alexa memasukkan tas ke dalamnya, tidak lupa mengambil tumbler dan lunch box kemudian meletakkannya di atas meja.
Melihat perangkat komputer dengan spesifikasi canggih itu, membuat Alexa tidak sabar untuk menyalakannya. Gadis itu segera menyalakan komputer, sembari membuka-buka tugas pertama yang diberikan boss Ridwan untuknya. Matanya menyala, tugas yang diberikan padanya sesuai dengan hobbynya sehari-hari. Bagaimana dia harus menyusun sebuah konsep desain, dan makna dari desain yang dia buat. Tidak lama kemudian, gadis itu sudah tenggelam dalam coretan-coretan menggunakan Adobe Ilustrator dan aplikasi untuk membuat desain lainnya. Beberapa saat Naura menghabiskan waktu untuk fokus pada tugas pertamanya itu, dan tanpa dia sadari di belakangnya sudah berdiri dua anak muda yang dengan serius memperhatikan caranya bekerja.
"Ehmm.., ternyata ada anak baru disini Nis.. Sepertinya boleh juga keahlian IT nya." salah satu dari anak muda itu berbicara dengan teman yang berdiri di sampingnya.
Alexa terkejut mendengar suara itu, gadis itu menoleh dan mukanya bersemburat pink merasa malu dilihati cara kerjanya oleh rekan satu timnya.
"Maaf..., aku tidak berani memperkenalkan diriku sebelumnya. Tadi Boss Ridwan memintaku pada saat istirahat, aku baru boleh berkenalan dengan kalian." tidak mau dicap sebagai seorang pegawai yang sombong, Alexa langsung berdiri dan meminta maaf pada dua orang rekan kerjanya itu.
"Ah lupakanlah.., tidak usah berlaku formal disini. Siapa namamu..., dia Aniss.., aku Ronny.." laki-laki muda itu mengulurkan tangan mengajak Alexa berkenalan. Tidak menunggu, Alexa langsung menerima uluran tangan tersebut, dan menyebutkan namanya.
"Aku Alexa.., terima kasih Ronny.., Aniss atas keramah tamahan kalian untuk menerimaku." ucap Alexa dengan muka ceria. Ternyata kekhawatirannya untuk dikucilkan karena sebagai anak baru, tidak sesuai dengan yang sudah dibayangkannya tadi malam.
"Hey guys..., lepas head phone kalian. Ada anak baru nih..." tanpa diduga, Ronny berteriak memanggil rekan dalam IT Design tersebut. Tiga orang lainnya langsung melepaskan head phone, dan melihat pada mereka.
************
Alexa merasa sangat bahagia ketika lima orang IT Design Team ternyata merupakan sekelompok anak muda yang sangat kompak, sehingga gadis itu tidak begitu mempedulikan nasehat dan pesan-pesan dari Miss Kathleen. Tiga orang personil laki-laki, dan ditambah satu Alexa.., IT Design itu menjadi tiga pasang laki-laki dan perempuan. Sebagai sekelompok anak muda yang menekuni hobby yang sama, ternyata mereka memiliki banyak persamaan.
"Na..., ke food court yukk, lapar nih..!" Aniss mengajak Alexa bergabung untuk makan siang di food court.
"Tapi aku udah dibawain bekal nih sama mama. Boleh ga.., aku cuman duduk-duduk saja disana, atau pesan air mineral saja?" Alexa menunjukkan lunch box dan tumbler yang disiapkan Nyonya Sarah padanya. Sebenarnya bekal itu disiapkan perempuan paruh baya itu untuk sarapan pagi gadis itu, tetapi kesibukannya membuat design yang diberikan kepadanya, membuatnya melupakan sarapan pagi.
"Halah ga pa pa..., daripada dirimu sendiri disini. Lumayan kan satu jam..., kita bisa kongkow-kongkow daripada digangguin sama hantu pojokan." Aniss menakut-nakuti Alexa, dan tanpa sadar Alexa menengok kubiknya yang berada di pojokan.
"An..., memang ada hantukah disini?" tanya Alexa polos, sambil berkali-kali melirik kubik tempatnya berada.
"Ha..., ha..., ha..., konyol kamu Lexa. Omongan Aniss saja kamu dengarkan.., sudah ayuk join kami saja. Keburu tidak dapat tempat nih disana." Irwan langsung menarik tangan gadis itu, dan Alexa langsung melihat ke arah pergelangan tangannya. Gadis itu memang selama ini membatasi diri dari pergaulan terhadap laki-laki, sehingga kaget saja ketika ada seorang laki-laki yang tanpa permisi langsung menarik pergelangan tangannya. Sadar jika Alexa melihati ke arah pergelangan tangan, laki-laki bernama Irwan itu baru menyadari. Spontan laki-laki itu melepaskan pegangan tangannya.
"Ups.., sorry Lexa.. Aku terbiasa seperti ini dengan teman-teman perempuan yang lain." Irwan langsung meminta maaf, khawatir tindakannya tidak berkenan di hati Alexa.
"Dimaafkan.., karena tanpa kesengajaan. Yukk.." setelah menghela nafas, Alexa berusaha menetralisir perasaannya, dia memaklumi tindakan spontan yang dilakukan Irwan.
Ketiga orang dari IT Design Team itu segera berjalan keluar dari ruang kerja mereka. Mereka melihat beberapa orang sedang mengantri di pintu lift.. Rupanya jika jam istirahat, para pekerja di perusahaan itu mengisi waktu mereka dengan keluar dari perusahaan.
"Kita tunggu lift kosong saja ya.., lagian mereka sepertinya tidak menuju food court di building ini. Mereka pasti akan makan diluar." celetuk Aniss melihat empat orang yang sedang mengantri.
"Okay.." sahut Irwan cepat.
Setelah beberapa saat, orang-orang yang berada di depan pintu lift sudah semuanya masuk ke dalam lift. Seperti yang mereka duga, mereka mengambil tujuan turun dari lantai itu. Sedangkan food court ada di roof top building tempat perusahaan ini berada.
Setelah menekan tombol menuju ke lantai atas, tidak lama kemudian pintu lift berhenti di depan mereka. Saat mereka mau masuk, Alexa terkejut melihat dua orang laki-laki muda yang sudah berada di dalam lift. Yang membuatnya terkejut, mereka adalah laki-laki yang mengendarai mobil dan tanpa sengaja ban mobil melindas batu, sehingga batunya terlempar ke kepala Alexa. Tanpa sadar, di depan mereka Alexa memegang bagian kepalanya yang masih benjot karena lemparan batu tadi. Dengan tatapan sinis, Alexa kemudian masuk dan berdiri di depan dua orang laki-laki muda itu.
"Eh kita ketemu lagi Miss..., maaf ya tadi! Masih sakit?" tanya laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Johan tadi.
"Sudah tahu nanya... " jawab Alexa cepat. Aniss dan Irwan saling bertatapan melihat Alexa dengan sinis menanggapi laki-laki yang mengajaknya bicara itu. Mereka merasa was-was karena Johan memegang jabatan sebagai wakil CEO di perusahaan ini.
"Sorry banget Miss..., kan ban mobilnya yang salah, bukan kami yang melempat batu ke kepala Miss. By the way... Miss kerja disini juga ya, di bagian mana nih jika boleh tahu?" dengan bergaya sok akrab, Johan terus mengajak bicara Alexa.
"Satu kalimat yang sama. Sudah tahu nanya..." kembali Naura memojokkan laki-laki itu.
"Hi.., hi.., hi... sadis kali Alexa bicaramu." bisik Aniss sambil menutup mulutnya. Irwan ikut tersenyum, tetapi tidak ikut menanggapi pembicaraan itu.
"Tuh.. temanmu saja bilang jika kamu sadis. Ramah sedikit kenapa sih.., nanti hilang lho cantiknya.." laki-laki dengan nama Johan itu semakin tidak tahu malu. Saat dia mau melanjutkan kalimatnya...
"Johan... silence please..!" laki-laki dengan wajah pucat dan mengenakan kaca mata hitam itu, tiba-tiba memberi teguran pada Johan.
"Baik Tuan Muda.." ucap Johan. Di telinga Alexa..., kejadian itu seperti sebuah komedi di depannya, dan tanpa sadar gadis itu tertawa.
"Ha..., ha..., ha... syukurin. Tadi saja bicara ga mau berhenti.., ternyata tiga kata langsung membungkam mulutmu Bang.." ucap Alexa menanggapi Johan. Untungnya lift sudah sampai dan berhenti di roof top, sehingga Aniss langsung menarik Alexa keluar. Johan di belakang hanya melotot tajam melihat Alexa yang sudah berjalan meninggalkannya, tetapi karena keberadaan laki-laki di sampingnya itu, dia tidak berani berbicara banyak.
***********
Johan langsung membawa laki-laki tampan berwajah pucat itu masuk di private room. Setelah masuk ke dalam, laki-laki tadi membuka kaca matanya dan segera duduk di tempat duduk yang berada di paling sudut. Johan mengikuti di belakangnya sambil membawa menu book.
"Tuan Muda menghendaki makan apa?" tanya Johan dengan sikap hormat pada laki-laki itu.
"Seperti biasa saja.., steak salmon sama french fries.." ucap laki-laki itu cepat. Matanya menatap keluar jendela kaca yang ada di depannya. Tanpa sadar sudut bibirnya naik ke atas.., ketika melihat gadis yang tadi digodain Johan tadi sedang berbicara dengan teman-temannya.
Johan yang baru datang dari bagian reservasi untuk order makanan, heran melihat sikap Tuan Mudanya. Tanpa sadar.., matanya mengikuti arah penglihatan Tuan Mudanya, dan ternyata melihat bagaimana perempuan muda yang tadi berbicara ketus dengannya di lift tadi, sedang dipandangi oleh Tuan Mudanya.
"Ehmm.., uhukk..." Johan berdehem dan batuk kecil, dan membuyarkan lamunan laki-laki yang duduk di depannya itu. Tuan Muda melihat dengan pandangan tajam ke arahnya.
"Maaf Tuan Muda .., tidak sadar telah mengganggu Tuan Muda. Hanya saya penasaran saja, Tuan Muda sedang melihat apa di luar sana. Ternyata.. ehm.. gadis tadi sudah bisa menggoyahkan hati dan perasaan Tuan Muda ya. Berarti Johan harus tanggap darurat nih..., akan stalking media sosial gadis itu ke depannya." Johan menggoda laki-laki yang dia panggil sebagai Tuan Muda itu.
"Jaga bicaramu...!" tanpa diduga, Tuan Muda melempar serbet makanan ke muka Johan dengan muka bersemburat merah. Laki-laki itu tidak akan dapat menyembunyikan ekspresinya, karena kulitnya termasuk putih kepucatan. Sehingga sedikit saja terdapat perubahan dalam roman mukanya, akan mudah terdeteksi.
"He.. he.. he.., iya Tuan Muda. Tapi ga salah kan, jika saya mencari informasi lebih tentang gadis itu. Lihatlah lagi Tuan Muda..., gadis terlihat unik, berbeda dengan gadis-gadis yang lain. Jika gadis yang lain menutup wajahnya dengan riasan tebal, lihatlah gadis itu sangat alami. Bahkan untuk pakaiannya terlihat sopan." Johan tanpa diminta, terus mempromosikan Alexa di depan Tuan Mudanya.
"Tapi jika Tuan Muda tidak berminat pada gadis itu..., bolehlah gadis itu untuk Johan saja." lanjut Johan tidak tahu malu.
"Sudah.., tutup mulutmu!" kembali suara tegas Tuan Muda nya meminta Johan untuk diam.
***********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!