NovelToon NovelToon

Permadani Cinta

Buih Jadi Permadani

'Oh Mungkinkah diri ini, dapat merubah buih yang memutih, menjadi permadani ... seperti pinta yang kau ucap, dalam janji cinta ...'

'Salah aku juga, telah jatuh cinta, insan seperti dirimu, se anggun bidadari... seharusnya aku, cerminkan diriku, sebelum tirai hati aku buka, untuk mencintai mu ...'

...***...

Annabella terpana melihat layar ponselnya di salah satu aplikasi menyanyi karaoke online, yang baru saja dia download itu.

Segurat senyum terpancar dari wajah gadis penulis novel, yang kesehariannya hanya menghabiskan waktu di rumah, karena dia memiliki penyakit kanker darah.

"Sari, lihat deh yang nyanyi, Suaranya bagus banget! orangnya juga ganteng banget! Siapa sih namanya?" tanya Annabella.

"Lihat saja Non di profilnya, di situ kan biasanya ada namanya dan biodatanya, Non Anna kan baru satu hari pakai aplikasi ini, diutak-atik saja dulu!" jawab Sari.

Sari adalah anak dari Bu Minah, seorang asisten rumah tangga yang sudah puluhan tahun bekerja di rumah keluarga Sugandi, ayah Annabella.

Karena mereka seumuran, sejak kecil Annabella selalu menganggap Sari adalah sahabatnya, saudaranya, meskipun mereka memiliki perbedaan latar belakang.

"Sari, Aku mau coba nyanyi lagu Pertamaku di aplikasi ini!" kata Annabella.

"Wow, Non Anna mau nyanyi lagu apa?" tanya Sari.

"Hmm, lagu apa ya, aku bingung, maklum baru pertama kali, kamu ada ide?" tanya Annabella balik.

"Kenapa Non Anna tidak nyanyi lagu ceria saja, yang waktu itu lho, kopi dangdut!" sahut Sari.

"Kopi dangdut?? Ide yang bagus, aku mulai ya!"

Annabella kemudian mengambil headset dan langsung memasangnya, dia mulai membuat aplikasi di ponselnya itu dan mulai bernyanyi.

'Api asmara yang dahulu pernah membara ....semakin hangat bagai ciuman yang pertama, detak jantung ku seakan ikut irama, karena terlena alunan lagu, semerdu kopi dangdut...'

'Irama kopi dangdut yang ceria ... menyengat hati menjadi gairah ...'

****

"Minah, apakah obat Anna hari ini sudah di berikan?" tanya Bu Mutia, Bundanya Annabella.

"Sudah Nyonya!" jawab Bu Minah, wanita paruh baya yang sudah bekerja di rumah keluarga itu selama puluhan tahun.

"Bagus!"

"Kata Sari, Non Anna sedang men download aplikasi menyanyi online, supaya dia terhibur dan melupakan penyakitnya!" lanjut Bu Minah.

"Yah, lakukanlah apa yang membuat putriku senang, aku hanya tidak ingin, dia kembali murung dan putus asa!" gumam Bu Mutia.

"Baik Nyonya, nanti saya suruh Sari terus menemani Non Anna, supaya tidak sendirian!" jawab Bu Minah.

Bu Mutia lalu melangkah pergi meninggalkan Bu Minah, dia kembali mengurus butiknya, yang berada tepat di depan rumah besarnya itu.

Sudah 3 bulan ini annabella divonis memiliki penyakit kanker darah oleh dokter, dan kondisinya juga tidak seperti dulu, seolah keceriaannya hilang dan harapannya pupus.

Annabella terpaksa berhenti dari pekerjaannya menjadi seorang guru, dan kini dia menjadi seorang penulis novel digital dibeberapa aplikasi novel yang ada di ponselnya.

Untuk mengusir kegundahan dan kesepiannya, Annabella mendownload salah satu aplikasi bernyanyi karaoke online dari ponselnya, dan dia terlihat begitu senang, seolah melupakan penyakit yang kini tengah menggerogotinya.

Annabella suka sekali bernyanyi, biasanya dia hanya bernyanyi dengan diiringi gitar yang dimainkannya sendiri atau piano, baru kali ini dia mulai bernyanyi secara online.

Dan selama itu pula, Annabella selalu ditemani oleh Sari, Sari tinggal bersama dengan Ibunya, Bu Minah, di salah satu kamar di dekat dapur yang ada di rumah besar itu.

Bu Minah adalah seorang janda, sekitar 10 tahun yang lalu suaminya meninggal dunia karena sakit, Sejak saat itu dia dan Sari bekerja mengabdi di keluarga Sugandi, dan tinggal bersama-sama di rumah itu.

Sari di sekolahkan, bahkan dikuliahkan supaya dia bisa bekerja layak di luar sana, dan terbukti setelah lulus kuliah, Sari bekerja di salah satu bank swasta yang ada ada di Jakarta.

*****

"Non Anna! Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Sari saat berada di dalam kamar Annabella yang luas itu.

"Sari, aku sudah tahu siapa namanya!" sahut Annabella dengan mata berbinar.

"Namanya?"

"Ya, nama orang yang tadi, yang menyanyikan lagi 'Buih Menjadi Permadani' dengan sangat merdu!" kata Annabella.

"Oya? Siapa?" tanya Sari antusias.

"Namanya Satria, dia banyak followersnya lho, dan lagu-lagunya, semua bagus dan menyentuh!" jawab Annabella.

"Wah, Non Anna sudah follow dia?" tanya Sari.

"Belum, biar dia yang follow aku duluan, Sari, Aku pinjam fotomu ya, aku pakai di profil aku!" sahut Annabella.

"Ehm, bo-boleh!"

"Kamu tau sendiri, wajahku pucat dan mulai kehitaman karena kemoterapi, rambutku juga jelek dan tipis, semua orang yang melihatku pasti kabur!" ungkap Annabella dengan wajah sedih.

"Iya Non, tidak apa-apa pinjem foto saya, tapi yang nyanyi tetap Non Anna, suara saya kayak kaleng rombeng Non, tidak sepintar Non Anna menyanyi!" kata Sari berusaha menghibur anak majikannya itu.

"Oke, trimakasih ya Sari, harusnya kamu jangan panggil aku Non segala, kita kan teman!" ucap Annabella sambil memeluk Sari.

"Ibu akan marah padaku kalau aku memanggil tanpa kata Non, walau bagaimana, Non Anna ini kan anak majikan!" sahut Sari.

"Tapi aku selalu menganggapmu teman baik Sari!" bisik Annabella.

Tring... Tring

Tiba-tiba terdengar suara bunyi notifikasi dari ponsel annabella.

Annabella kemudian meraih ponselnya itu, kemudian mulai membuka notifikasi yang masuk dalam ponselnya itu.

"Sari! Lihat, Satria follow aku!" seru Annabella sambil menunjukan ponselnya pada Sari.

"Oya, Waah, ayo follow balik Non!" kata Sari.

"Oke!"

Annabella kemudian mulai memfollow pria yang pertama kali dilihatnya di aplikasi menyanyi online itu.

Entah kenapa ada perasaan berdebar dalam hatinya, meskipun dia tidak pernah mengenal siapa orang yang bernama Satria itu.

Tring ...

Ada pesan masuk, Annabella langsung membuka pesan itu.

"Hai, aku Satria, suaramu bagus juga saat membawakan lagu kopi dangdut, boleh kita kenalan?"

Annabella membaca pesan itu tanpa berkedip, segurat senyuman tersungging di bibirnya. Dia kemudian mulai membalas pesan singkat itu.

"Hai, namaku Anna, sesuai dengan akunku, terima kasih karena kamu sudah mendengarkan nyanyian ku, suaramu juga bagus saat membawakan lagu 'Buih Menjadi Permadani', sangat menyentuh!" balas Annabella.

Bersambung...

****

Halo guys,

Ini adalah novel terbaru Author, Jangan lupa tetap dukung Author ya ..

Kisah ini berbeda dari kisah-kisah sebelumnya, kisah ini terinspirasi dari kisah nyata, kisahnya sangat menyentuh dan banyak mengandung bawang ...

Di tunggu dukungannya selalu ya terima kasih ...😊😊🥰😍

Duet

Sari tergopoh-gopoh berjalan cepat menuju ke ruang makan pagi itu, Pak Sugandi dan istrinya Bu Mutia sedang terlihat sarapan di meja makan itu.

Sementara Bu Minah nampak sibuk berkutat di dapur, membersihkan sisa-sisa bekas dia memasak untuk sarapan tadi pagi.

"Ada apa Sari?" tanya Bu Mutia.

"Non Anna mimisan lagi nyonya! sekarang dia masih berbaring di kamarnya!" jawab Sari.

Dengan cepat Bu Mutia bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju ke kamar Annabella, Pak Sugandi suaminya mengikuti di belakangnya.

Annabella nampak berbaring sambil membersihkan darah yang keluar dari hidungnya itu dengan tissue yang ada di samping ranjangnya di atas meja.

Hal itu sudah biasa terjadi, namun entah mengapa Pak Sugandi dan Bu Mutia selalu saja merasa begitu khawatir, jikalau Annabella mulai kembali mengeluarkan darah.

"Ada apa Sayang, apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Bu Mutia sambil membelai rambut Putrinya itu.

"Aku tidak apa-apa, kepalaku hanya sedikit pusing, mungkin karena aku tadi terlalu semangat bernyanyi!" jawab Annabella.

"Bernyanyi?"

Pak Sugandi dan Bu Mutia saling berpandangan.

"Tadi, Non Anna bernyanyi dengan cukup keras!" kata Sari yang berdiri di belakang Pak Sugandi dan Bu Mutia.

"Anna, Ayah tidak melarangmu bernyanyi, tapi kau harus ingat kesehatanmu kalau kau bernyanyi cukup keras, kamu mengeluarkan tenaga yang cukup besar!" ucap Pak Sugandi.

"Sari, kau tetap temani Anna, kalau dia mulai menyanyi lagi dengan suara keras tolong kau beri tahu dia, karena dia tidak sehat yang lain!" ujar Bu Mutia sambil menoleh ke arah Sari ia masih berdiri di belakangnya.

"Baik Nyonya!" jawab Sari.

"Kamu banyak-banyak istirahat lah Anna, dan jangan lupa minum yang teratur obatmu, besok kita akan kontrol lagi ke rumah sakit!" Ucap pak Sugandi.

"Iya Ayah!"

Tak lama kemudian, Pak Sugandi dan Bu Mutia berjalan keluar meninggalkan kamar Annabella.

Sari Masih Berdiri terpaku, dan kemudian dengan perlahan dia maju mendekati Annabella, anak majikannya itu.

"Hmm, kamu pasti mengadu pada Ayah dan Bunda kan!" sungut Annabella sambil menatap ke arah Sari yang kini berdiri di hadapannya.

"Saya hanya tidak ingin, Non Anna drop lagi, seperti waktu itu!" jawab Sari.

"Sari, Kamu tahu tidak, tadi ketika aku unggah nyanyian ku Disini, ada banyak sekali orang yang berkomentar lho!" kata Annabella sambil menunjuk ponselnya itu.

"Oya? Itu karena suara Non Anna sangat bagus!" sahut Sari.

"Bukan itu saja!"

"Lalu?"

"Katanya, selain suara bagus dan merdu, wajahnya juga manis!"

Sari terdiam mendengar ucapan dari Annabella, dia tahu di profile akun Annabella tempat dia bernyanyi itu, memakai foto dirinya bukan foto Annabella.

"Aku tahu, foto itu adalah foto mu Sari, tapi aku cukup senang, ternyata melalui ini, Aku merasa tidak sendirian aku merasa duniaku begitu ramai, penuh dengan nyanyian!" ucap Annabella dengan mata yang menerawang ke langit-langit kamarnya.

"Iya Non ..."

"Aku tahu, mungkin ini tidak berlangsung lama, Sari, kalau suatu saat nanti aku pergi, kalau kamu kangen, kamu bisa putar semua lagu ku si sini, aku sudah menyanyi sebanyak 3 lagu lho, dan aku akan terus menyanyi selama aku masih bisa!" ucap Annabella.

"Jangan bicara seperti itu Non, Non Anna pasti akan cepat sembuh seperti sedia kala!" kata Sari yang kini duduk di sisi pembaringan Annabella.

"Sembuh? Bahkan dokter sendiri pun bilang Kalau mungkin usiaku tidak akan lama lagi, Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan kalau aku akan sembuh?!" ujar Annabella sambil menatap dalam ke arah Sari, ada air yang menggenang di sana.

"Tapi Non, masalah umur itu adalah rahasia Tuhan, siapapun tidak berhak untuk menentukan, termasuk dokter!" kata Sari.

Tring... Tring ...

Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel Annabella, Annabella lalu dengan cepat mengusap air matanya yang sempat terjatuh itu.

Kemudian dia langsung mengusap layar ponselnya itu, membaca pesan singkat yang ada di salah satu aplikasi ponselnya itu.

Tiba-tiba ada ada senyuman yang tersungging di bibir Annabella.

"Dia chat aku lagi!" gumam Annabella.

"Siapa Non?"

"Satria, si ganteng bersuara emas!" jawab Annabella.

"Ya sudah, Non Anna balas saja, mengobrol dengan dia, mumpung dia juga ada waktu, dia itu banyak fansnya lho di sini!" kata Sari.

Annabella menganggukkan kepalanya, kemudian dia mulai membalas pesan singkat dari salah satu idolanya itu.

"Bang Satria? Apa kabar?"

"Baik Ann, oya, tadi Abang baru saja mendengar nyanyianmu, suaramu indah, judulnya apa ya lagunya?"

"Oh, itu judulnya Nyanyian suara hati, dulu di bawakan oleh Inka Kristi!" jawab Annabella.

"Mirip dengan penyanyi aslinya!"

"Bang Satria bisa saja!"

"Sungguh, Abang tidak bercanda!"

"Trimakasih, ngomong-ngomong kenapa Abang tidak menyanyi lagi hari ini?" tanya Annabella.

"Kamu mau Abang menyanyi apa?"

"Memangnya aku boleh request?"

"Boleh dong!"

"Bang ..."

"Ya!"

"Maukah Abang menyanyikan lagu Kenangan Terindah, penyanyi aslinya itu Samsos!" kata Annabella.

"Hmm, oke, nanti kalau aku sudah menyanyi, aku akan beritahukan kamu ya!" ujar Satria.

"Iya Bang!"

"Kalau kamu mau, kita bisa duet!"

"Duet?"

"Iya, duet, nanti lagunya kamu yang pilih, Abang yang akan buatkan lagunya!" sahut Satria.

"Tapi bagaimana caranya?"

"Gampang, nanti Abang ajarin, ini duet online!"

"Hmm, Baiklah, sepertinya menarik!" gumam Annabella.

"Baiklah, Abang mau coba nyanyi dulu ya, tunggu ya, jangan lupa like dan komennya!"

"Siap Bang!"

Annabella tersenyum, ketika dia menutup layar ponselnya dan menaruhnya di bawah bantal.

Sari yang memperhatikan sejak tadi juga ikut tersenyum, melihat ada raut kegembiraan di wajah anak majikannya itu, yang dia sudah anggap sebagai sahabatnya sendiri.

"Sepertinya Non Anna senang sekali, setelah chat dengan dia!" kata Sari.

"Iya Sari, Aku tidak menyangka kalau ternyata Bang Satria itu orangnya baik sekali, meskipun followersnya banyak, tapi dia tidak sombong, dia malah mengajak aku berduet dengannya!" ungkap Annabella.

"Duet??"

"Iya, duet online, aku jadi penasaran, bagaimana ya jadinya!" gumam Annabella.

"Aku senang melihat Non Anna senang, aku mendukungmu!" ucap Sari.

"Sari, sekali lagi aku pakai fotomu ya, Bang Satria tidak akan mau menoleh ke arahku, kalau aku memakai foto asliku, kamu tahu bagaimana buruknya diriku!" ungkap Annabella dengan suara sedikit bergetar.

Sari menganggukkan kepalanya, dia menyadari Gadis malang yang kini ada di hadapannya, adalah gadis yang begitu rapuh.

Pengobatan dan kemoterapi yang selama ini dijalaninya, membuat tubuhnya begitu kurus dan tirus, dengan bola mata yang cekung dan berwarna kehitaman, dan rambut yang begitu tipis karena terlalu banyak yang rontok.

Bersambung ....

****

Menolak Kemoterapi

Annabella duduk di sebuah kursi sambil menghadap ke arah jendela balkon di kamarnya, udara sejuk menerpa wajahnya pagi itu.

Matanya menatap ke arah ponsel yang ada di tangannya sambil tersenyum.

'Di mana pun kau berada ... kau slalu ku cinta... walau tak bersama' (Gerimis Melanda Hati- Erie Suzan)

Annabella mendengar lagu duet yang di nyanyikan nya bersama Satria dari ponselnya itu.

Banyak like dan komentar yang bertebaran dari lagu duet yang mereka bawakan, dengan suara indah mereka, Annabella tidak menyangka, bahwa dia bisa juga menyanyi, selama ini dia tidak pernah menyanyi online, dia hanya menyanyi di kamar mandi dan karaoke di rumahnya saja.

Tring ... Tring ...

Annabella tersenyum, lagi lagi ada notif pesan singkat dari Satria, entah kenapa beberapa hari ini dia selalu senang jika berkomunikasi dengan Satria, padahal banyak orang-orang yang yang mengikuti Annabella, namun dari semua orang itu, hanya Satria lah yang paling menarik hatinya, selain suaranya yang begitu indah, Satria juga mampu memberikan Kedamaian dan kenyamanan dalam diri Annabella.

"Hai, selamat pagi cantik!" sapa Satria dalam pesan singkatnya.

"Hmm, tau dari mana aku cantik?" tanya Annabella.

"Ya dari fotomu lah, itu foto aslimu kan?"

Annabella terdiam, menyadari bahwa foto yang dilihat Satria bukan foto dirinya melainkan foto Sari.

"Hei, Ann, kok bengong..."

"Eh, ya ... apa tadi?" tanya Annabella gugup.

"Hmm, aku tanya, itu foto aslimu kan??"

"I-iya ... itu foto asliku!" Bohong Annabella.

"cantik! "

"Terimakasih, ngomong-ngomong itu lagu duet kita bagus juga lho, banyak yang like dan komen, Terima kasih ya Bang, Ini pertama kalinya aku berduet dengan orang!" ucap Annabella.

"Iya sama-sama, kalau kamu ada kesulitan soal nyanyi, kamu boleh tanya padaku, biar gini-gini aku cukup pengalaman di bidang tarik suara!" kata Satria.

"Iya Bang, aku pasti akan banyak belajar darimu Apalagi aku minim pengalaman!" sahut Annabella.

"Ann, kamu tinggal di mana?" tanya Satria tiba-tiba.

"Aku, di Jakarta!"

"Jakarta? Sama dong, Abang juga, di daerah tanah abang!"

"Ooh, aku di Jakarta Selatan!"

"Kita sama-sama di Jakarta, kebetulan ya!"

"Iya bang!"

"Ann ..."

"Ya bang!"

"Abang buatkan lagu duet lagi ya, Kamu suka lagu apa?" tanya Satria.

"Lagu, lagu yang abang pernah nyanyi, itu bagus bang!" sahut Annabella.

"Yang mana??"

"Buih jadi permadani!"

"Ooh, oke, nanti Abang buatkan duetnya, kalo begitu sampai nanti ya, abang sedang ada kerjaan, nanti malam kita chat lagi!"

"Oke, bye bang!"

"Bye ..."

Annabella lalu menutup aplikasi ponselnya itu kemudian dia berdiri perlahan dan dengan tertatih-tatih menuju ke tempat tidurnya, Annabella bermaksud untuk kembali berbaring Setelah sejak tadi dia duduk di depan balkon kamarnya itu.

Ceklek!

Tiba-tiba pintu kamar Annabella di buka dari luar, Ayah dan bundanya masuk dan langsung duduk di samping Annabella.

"Anna, hari ini kamu ingin makan apa? Nanti bunda pesankan di restoran, asalkan kamu makan banyak!" tanya Bu Mutia.

"Tidak usah Bunda, aku makan di rumah saja, apa yang dimasak di rumah aku makan!" sahut Annabella.

"Sungguh? Biasanya kau selalu ingin makan makanan kesukaanmu saja!" kata Bu Mutia.

"Mulai sekarang, aku akan makan apapun Bunda, aku ingin sehat!" ucap Annabella.

Bu Mutia kemudian membelai rambut Annabella yang kini mulai terlihat tipis dan jarang-jarang itu, kemudian dia memeluknya.

"Anna, kamu sudah siap Nak, kita ke rumah sakit sekarang ya!" kata Pak Sugandi.

"Siap Ayah! kalian duluan saja turun ke bawah, nanti biar Sari yang akan membantuku turun ke bawah!" sahut Annabella.

"Baiklah Anna, Ayah dan Bunda tunggu di bawah ya, nanti akan dipanggil kan Sari untuk membantumu turun!" ujar sang ayah.

Kemudian Pak Sugandi dan Bu Mutia pun keluar dari kamar Annabella.

****

Di rumah sakit, seorang Dokter memeriksa kondisi Annabella, hari ini kembali akan di lakukan kemoterapi untuk yang kesekian kalinya.

"Bagaimana Dokter? Adakah alternatif lain untuk bisa menyembuhkan putri saya?" tanya Pak Sugandi penuh harap.

"Kami Dokter hanya bisa melakukan semaksimal apa yang kami bisa, tapi kesembuhan itu hanya milik Tuhan, kita hanya bisa berharap akan ada keajaiban dan mukjizat dari Tuhan!" jawab sang Dokter. Dokter Bayu.

"Dokter ... aku tidak mau di kemoterapi lagi, bisakah seperti itu?" tanya Annabella tiba-tiba.

"Lho, kenapa Anna, memang kemoterapi itu menimbulkan banyak efek samping, tapi itu adalah untuk mematikan sel-sel kanker, kalau tidak di kemoterapi, di khawatir kan sel kankernya akan lebih cepat menjalar!" jawab Dokter Bayu.

"Memangnya kenapa Nak?" tanya Bu Mutia.

"Aku ... aku takut semakin jelek Bunda!" sahut Annabella menunduk.

Spontan Bu Mutia langsung memeluk putri semata wayangnya itu.

"Tidak, bagi Bunda kamu adalah yang paling cantik!" ucap Bu Mutia. Ada yang menggenang di pelupuk matanya.

"Jadi bagaimana? Apakah kemoterapi hari ini akan di pending dulu, menunggu Anna benar-benar siap!" tanya Dokter Bayu.

"Sepertinya begitu Dokter, Anna agaknya belum siap hari ini, entah mengapa, padahal tadi pagi dia kelihatan begitu semangat!" jawab Pak Sugandi.

"Baiklah, tidak masalah, kalau ada keluhan apapun, langsung saja hubungi saya, biarkan Anna tenang dulu pikirannya, karena faktor psikologis sangat besar peranannya dalam perkembangan Anna!" jelas Dokter Bayu.

Mereka kemudian keluar dari ruangan itu, dan kembali berjalan ke arah parkiran, hendak kembali pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Annabella langsung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi menyanyi online, dia mulai menyanyi, mencurahkan isi hatinya melalui sebuah lagu.

'Kala ku seorang diri ... hanya berteman sepi dan angin malam, ku coba merenungi tentang jalan hidupku ...' (Seberkas Sinar - Nike Ardilla)

Setelah selesai menyanyi, Annabella langsung mengunggah lagunya itu.

Tring... Tring...

Sebuah notifikasi kembali berbunyi di ponsel Annabella, dengan cepat Annabella kemudian mengusap ponselnya nya itu, untuk membaca pesan singkat dari notifikasi yang baru saja masuk.

Dia tersenyum saat mengetahui Siapa orang yang mengirimkan pesan singkat itu.

"Hai Anna!"

"Hai, Bang Satria!"

"Lagumu bagus, tapi kok, seperti ada aura kesedihan di dalamnya!" ucap Satria.

"Aura kesedihan?"

"Ya, lagu itu kadang ungkapan jiwa, saat orang menyanyi dengan perasaan, orang yang mendengarnya bisa tersentuh!" lanjut Satria.

"Ehm, kamu hebat Bang, bisa menilai orang lain hanya dari sebuah nyanyian!"

"Karena aku pun begitu!"

"Apa maksudmu Bang?"

"Aku, belum lama di tinggal kekasihku menikah, dia lebih memilih pria yang di nikahi nya dari pada aku!" ungkap Satria.

"Kenapa bisa begitu?" tanya Annabella.

"Karena, menurutnya, aku hanyalah pedagang karpet di pasar Tanah Abang, tidak menjanjikan masa depan yang baik untuknya!" jawab Satria.

"Ooh, jadi ... lagu buih menjadi permadani itu ditunjukkan untuknya??"

"Iya Ann, tapi aku sudah berhasil melupakannya, mungkin kami memang tidak berjodoh!" sahut Satria.

"Yang sabar ya Bang ..."

"Iya Ann, sejak Abang mengenalmu, ada semangat baru yang timbul dari dalam diri Abang!"

"Hmm, Abang lebay! Bukankah Abang punya banyak followers?" tanya Annabella.

"Apalah artinya followers, Abang merasa lebih cocok mengobrol denganmu!" ucap Satria.

Annabella terdiam, entah mengapa ada perasaan yang membuncah dari dalam hatinya, getar-getar mulai terasa dalam jantungnya.

Bersambung....

****

Halo Guys ..

Kisah ini terinspirasi dari kisah nyata ...

Yuk tetap dukung Author... 😊🥰🤩

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!