Raya menyentuh tangan ayahnya dan dengan sekejab sang ayah terbangun.
"A-aku sedang ada dimana ini" Krista terbangun dengan memegangi kepalanya seakan lupa tentang suatu hal.
"Ayah! Ayah sudah terbangun?!" Gadis kecil itu terpekik senang ketika melihat ayahnya yang terbangun.
"Raya! Sebenarnya kita berada dimana saat ini?"
"Kita sedang berada di pesawat ayah, kita akan pindah ke rumah baru" jelas Raya.
Pekikan Raya barusan terdengar hingga ke telinga pramugari yang menawarinya kue tadi. Dia menoleh dengan mata tajam berpupil lonjong seperti ulat, dia menunjukkan wujud aslinya.
Wanita berkulit hitam memiliki kekuatan yang sangat gelap dan dari mulut keluar lidah berbentuk ular hitam. Rambutnya mengembang dan tangannya mengeluarkan kuku yang sangat tajam hingga goresan kecil saja bisa merusak besi pesawat itu.
"Ingat sayang! Jika nanti ada hal yang menyeramkan kamu harus keluar dari pesawat ini dengan segera okay!"
"Tapi kenapa yah?!" Gadis delapan tahun itu sangat bingung dengan kondisinya saat ini.
"Sudah jangan banyak tanya sekarang ayah antar kamu keluar dari sini agar kamu tidak dalam bahaya" ucap Krista dengan menggeret putrinya itu untuk segera keluar.
Mungkin kalian akan menganggap Krista adalah seorang psikopat gila yang dengan tega membuang seorang gadis kecil berumur delapan tahun yang juga merupakan anaknya itu dari ketinggian sepuluh ribu kaki ke tengah samudera.
Dari arah belakang terdengar suara mengerikan yang memanggil nama Raya.
"Jangan bawa anak itu pergi dari sini!!" Suara wanita itu terdengar sangat mengerikan, suaranya persis seperti geraman binatang buas.
"Ayo cepat keluar dari sini!" Krista yang mendengar teriakan menyeramkan dari arah belakang langsung menggendong tubuh Raya dan berlari sekuat tenaga.
Letak pintu pesawat yang cukup jauh dari tempatnya duduk membuat dia cukup kelelahan ditambah gaya gravita yang berbeda dari tempatnya biasa berdiri.
"Jangan lari dariku manusia sialan!" Teriak kembali terdengar, wanita itu mengarahkan tangannya membuat gerakan seolah-olah para penumpang yang sedang tertidur pulas adalah bidak pionnya.
Dan benar saja kaki dari para penumpang tersebut menjegal Krista hingga keduanya terjatuh.
"Ayah! Ayah tidak apa-apa bukan?" Raya khawatir dengan keadaan ayahnya yang terjatuh.
"T-tidak apa-apa sayang! Sekarang kamu cepat lari biar ayah yang akan menghadapinya" Krista dengan segera bangun dan menyuruh putrinya untuk lari.
"T-tapi bagaimana dengan aya-"
"Cepat lari!" Bentak Krista.
Raya yang selama ini tak pernah dibentak ayahnya kaget sekaligus takut.
Ditambah terlihat diarah belakang seorang wanita menyeramkan yang mendekat kearahnya.
"Cepat pergi sekarang! Jangan sampai makhluk itu menangkapmu!" Krista mendorong tubuh Raya untuk segera pergi dari sana.
Tapi Raya terlalu takut dengan hal itu, kakinya seakan kaku tanpa bisa digerakkan.
Wanita itu semakin mendekat dan meraih kaki Ayahnya, sedangkan sang ayah terus mendorong tubuh Raya agar segera meloncat dari pesawat itu.
"Cepat pergi sayang! Jangan pikirkan ayah agrhhh" teriak Krista ketika kakinya dikoyak oleh wanita itu menggunakan gigi-gigi tajamnya.
"A-ayah jangan tinggalkan aku sendiri hiks" raya mulai menangis ketakutan, entah kekuatan dari mana dia berdiri dan berlari kencang menjauh dari sana.
Tepat didepannya adalah pintu keluar dari pesawat, dengan sebisanya dia membuka pintu itu. Pintu terbuka membuat angin yang masuk kedalam badan pesawat.
"Jangan pergi gadis kecil!" Geraman wanita itu terdengar dan tanganya tiba-tiba memanjang menangkap kaki Raya"
"Hahaha kamu akhirnya tertangkap juga anak nakal" wanita itu berhasil menangkap kaki Raya hingga dia tak jadi untuk terjun.
"Aaaaa!" Teriak Raya saat tubuhnya mulai tergeret ke arah wanita itu.
"Agrhhh!" Teriakan wanita itu ketika tangannya digigit oleh Krista.
Krista berhasil berdiri kembali dengan tertatih-tatih akibat kakinya yang sudah koyak, darah segar mengalir ke lantai membuat suasana semakin mencekam.
Krista mendekat ke arah Raya dan langsung mendorongnya.
"Ayah!!!" Teriak Raya saat tubuhnya terjatuh dan membuat gerakan seakan menggapai tangan ayahnya.
"Jangan lupakan ayah nak" ucap Krista lirih.
.
.
.
.
"Poseidon berniat untuk mengambil kekuatanmu sebagai perlindungan dari Atlantis, saat itu dunia sedang tidak baik-baik saja dimana Seluruh alam yang ada di semesta ini saling berperang hingga hampir setengah alam semesta hancur"
Riya menoleh melihat kearah Raya yang menatap kearahnya juga dengan takjub.
"Apa kamu masih mau mendengar cerita ini lagi?" Tanya Riya.
Raya mengangguk, "ceritakan dengan sangat lengkap dan aku akan mendengarkannya yang mulia" jawab Raya.
"Panggil aku Kak atau apa terserahmu tapi jangan Yang mulia! Okay?"
"Okay!" Jawab Raya dengan senang.
Entah kenapa ketika berada di alam ini Raya menjadi sangat tenang dan ada perasaan rindu didalamnya, sangat berbeda ketika berada disekitar Poseidon yang mengaku sebagai ayahnya.
"Peperangan yang diberi nama perang kosmik itu menewaskan triliunan makhluk yang menyebabkan ketidakseimbangan antar dunia. Semua dimulai dari para dewa atas yang ingin mencari keberadaan dunia roh yang selama ini disembunyikan oleh SP"
"Apa itu SP?" tanya Raya dengan mengernyit heran.
"SP adalah awal dan akhir dari semua intensitas keberadaan makhluk dialam semesta ini, tidak ada yang bisa menandingi kuasanya karena Dia adalah mutlak, Dia mengetahui segalanya yang ada didalam alam semesta ini, Dia tidak terikat oleh ruang dan waktu" jawab Riya dengan tersenyum lembut mengelus rambut Raya.
"Keberadaan dunia roh memang tidak diketahui oleh makhluk apapun dialam semesta sama seperti keberadaan-Nya. Para dewa petinggi saling berdebat, ada beberapa pihak yang menolak untuk ikut dalam pencarian dunia roh itu, Zeus yang merupakan raja para dewa sepakat untuk melakukan pencarian itu sehingga terjadilah peperangan antar keluarga kerajaan yang menolaknya, Hingga Zeus dikalahkan oleh putranya sendiri dan berakhir turun tahta."
"Itu membuat ketidakseimbangan pada tingkat atas, dari tingkat bawah aku tidak tahu pasti apa penyebabnya sehingga hancur begitu cepat"
"Apa kamu paham?" Tanyanya pada Raya yang masih bengong mendengar cerita panjang dari kakanya itu.
"Lalu bagaimana Poseidon menyerang alam peri ini?" Tanyanya.
"Aku tidak tahu pasti tentang hal itu tapi dulu dia seperti ingin merebut kekuatanmu!" Jawab Riya tak pasti karena dia dulu saat bertemu dengan Poseidon bisa merasakan bahwa ada keraguan didalam ucapannya.
"Ingat Raya! Dalam alam semesta ini banyak sekali orang jahat yang siap kapan saja untuk menghancurkan alam peri ini, termasuk juga dunia roh yang belum ditemukan intensitasnya" ucap Riya menasihati adiknya itu.
Raya mengangguk saja toh dia masih sangat kecil untuk mengetahui banyak sekali informasi baru yang dia dapatkan beberapa waktu ini.
"Lalu bagaimana semua kembali seperti semula kak?" Tanya Raya.
Riya tersenyum bahagia karena akhirnya dia dipanggil kakak oleh adiknya, ini adalah momen yang selama ini dia tunggu-tunggu.
"SP muncul sehingga membuatnya tertata kembali seperti sedia kala, Dia menghancurkan semuanya sehingga hanya ada kekosongan saja. Setelah itu semua kembali seperti semula tanpa bisa mereka ingat jika pernah melakukan peperangan besar-besaran" jelas Riya.
"Apakah kakak dendam dengan Poseidon itu?" Raya memiringkan kepalanya.
Riya tersenyum lembut, "tentu saja aku dendam, bukan hanya aku saja tapi seluruh penduduk alam peri pun juga sama. Dan kamu jangan pernah berurusan lagi dengan Atlantis"
Raya mengangguk patuh.
Ditempat lain tepatnya di kerajaan Atlantis Poseidon sedang mengamuk, dia tadi sedang menyelesaikan beberapa masalah kecil sebelum melihat ke kamar Raya.
Dia bahkan sampai membunuh penjaga didepan pintu kamar Raya tadi karena tidak becus melaksanakan tugasnya.
"Agrhh sialan! Bagaimana bisa dia kabur seperti ini hah!" Poseidon berteriak dengan kencang dan mengobrak-abrik seluruh isi kerajaan itu.
"Tenanglah suamiku!" Amfitrit istri Poseidon berusaha menenangkan suaminya itu agar tidak berdampak pada tsunami mengerikan yang akan terjadi diatas nanti.
Ribuan tahun yang lalu dialam semesta 66 tidak sama dengan alam semesta lain, itu akan memiliki selisih sepersekian detik atau sepertriliun detik. Dalam alam semesta memiliki banyak sekali intensitas kosmik yang sangat langka termasuk keberadaan tentang dunia roh.
Seluruh siswa dan guru yang melihat tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Rey barusan, mereka tak menyangka salah satu murid dari sekolah ini memiliki kekuatan yang sangat kuat.
"I-ini tidak mungkin" ucap Pak Song dengan terbata.
Rey mendekat kearah siswa perempuan yang saat ini tak sadarkan diri.
"Zinc cepat kemari!" Rey berteriak kencang.
Zinc yang semula masih terdiam berdiri menyaksikan kekuatan Rey untuk kesekian kalinya itu tersadar dan segera mendekat kearah Rey dan siswa yang berada dipangkuan nya itu.
"Cepat sembuhkan dia!"
Zinc mengangguk dan mendekatkan kedua tangannya kearah siswa itu, dari kedua tangannya muncul cahaya terang yang membalut seluruh tubuh perempuan itu. Hingga beberapa saat tubuh siswa itu bersih dari luka-luka yang membekas.
Orang-orang yang semula terkejut kini bertambah terkejut melihat kedua siswa itu memiliki kekuatan.
Beberapa saat kemudian siswa perempuan itu bangun dari pingsannya dan memegangi kepalanya.
"Apakah kamu sudah baik-baik saja?" Tanya Zinc.
Siswa perempuan itu mengangguk dan mencoba untuk berdiri, tapi sejenak dia oleng dan hampir terjatuh hingga ditangkap oleh Rey.
"Siapa nama kamu?" Tanya Rey dengan membantu Ruth berdiri.
"Namaku Ruth dan terima kasih telah menolongku tadi!" Ucap Ruth dengan tersenyum lembut.
Senyuman itu membuat Rey terpana bahkan mulutnya terbuka sedikit, hingga tepukan kasar dari Zinc yang menyadarkannya.
Para siswa dan guru bertepuk tangan tanda mereka berterimakasih dan bahagia atas pertolongan dari Rey dan Zinc.
Zinc dan Rey menengok kearah para siswa dan guru yang menyoraki mereka berdua.
Zinc menepuk dahinya ringan lupa jika mereka saat ini sedang berada di sekolah, sedangkan Rey hanya menghela nafas saja.
Rahasia yang selama ini dia tutupi rapat-rapat kini harus terbuka dan yang membukanya adalah dia sendiri.
"Kita harus apa saat ini?" Bisik Zinc dengan tersenyum lebar menutupi kegugupannya.
"Emm, teman-teman dan para bapak ibu guru! Kami berdua memohon untuk tidak meneyebarkan berita tentang kekuatan kami hal ini juga untuk keselamatan kalian semua!" Teriak Rey agar semuanya mendengar perkataannya.
"Jika tidak aku akan menghancurkan seluruh sekolah ini menjadi debu" ancam Rey dengan menyeringai.
Semuanya mengangguk patuh tanpa berani melawan perintah Rey barusan.
"Cih, anak itu sangat sombong dan tak tahu malu! Baru segitu saja sudah berlagak seperti seorang pahlawan" gerutu seorang siswa yang sedang bersenden disalah satu tiang dengan menatap meremehkan kearah Rey.
"Woi! Kamu ngapain astaga jangan gunakan kekuatanmu dengan sembarangan" bisik Zinc dengan tajam.
"Sudahlah jangan banyak bicara karena ini jalan satu-satunya agar mereka tak membocorkan rahasia ini" sahut Rey dengan santai.
"Apakah ini akan efektif? Lalu bagaimana jika ada salah satu dari mereka yang membocorkan nya?" Zinc mengernyit heran, dia berjalan kembali kearah kelas dan diikuti oleh Rey.
"Ya tinggal biarkan saja jika mereka diserang kembali oleh monster-monster itu!" Jawab Rey dengan santai.
Zinc hanya menggeleng kepalanya pelan mendengar jawaban temannya itu, dia sudah hapal betul dengan tingkahnya dan bahkan mereka sudah bersahabat sejak kecil.
Kekuatan Zinc muncul saat dia taman kanak-kanak, saat itu dia terjatuh dari sepeda hingga salah satu lututnya terluka. Zinc menangis tersedu-sedu karena kondisi saat itu mama nya sedang ada urusan.
Zinc yang tak sadar mengarahkan tangannya kearah luka itu hingga muncul sebuah cahaya yang membuat luka itu hilang dalam sekejap.
Dan hal itu berlanjut hingga dia beranjak dewasa, kekuatan Zinc diketahui oleh kedua orang tuanya dan Rey hingga hal barusan terjadi.
Sedangkan kekuatan Rey muncul entah kapan tapi dia menyadarinya saat masuk sekolah dasar. Zinc yang waktu itu diganggu oleh beberapa siswa kakak kelasnya merasa sangat kesal dan marah hingga Rey mengeluarkan kekuatannya dan menyerang kearah perundung itu.
.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!