NovelToon NovelToon

Trigrams Chaos

Chapter 01. Reinkarnasi.

Chapter 01. Reinkarnasi.

Empat Mahkluk Abadi sedang melihat pertarungan sengit antara satu pria dengan banyak orang dengan kekuatan yang mengerikan. Mereka bertarung di kehampaan.

Gelombang energi menghancurkan apapun, ruang dimensi menjadi tercabik-cabik, langit bocor karena pertarungan itu.

Namun, keempat Mahkluk Abadi itu hanya diam tanpa berniat menghentikan mereka, padahal kekuatan mereka sangat jauh dari satu pria dan banyak penguasaan yang mengeroyok pria tersebut.

"Saatnya cucuku mengalami siklus Samsara untuk pendewasaan jiwanya!"

"Ibu, aku melihat di Alam Semesta Aurora ada wanita yang sedang memisahkan jiwanya ... kita taruh jiwa putraku agar menyatu dengan jiwanya yang dia pisahkan. Wanita itu cocok menjadi menantu kita dimasa depan. Namanya Yuna Aurora, dialah pemilih Galaxi Aurora!" sahut salah satu keempat Mahkluk Abadi yang berjenis kelamin perempuan.

Ya, keempat Mahkluk Abadi terdiri dari 2 pria dan 2 wanita, mereka adalah ibu, ayah, kakek dan nenek dari pria yang sedang dikeroyok oleh banyak kekuatan.

"Tunggu sampai tubuhnya hancur dan jiwanya keluar ... Baru kita pindahkan jiwa cucuku!" jawab wanita yang dipanggil Ibu.

Walaupun keempat Mahkluk Abadi tersebut adalah keluarga pria itu, mereka tampak tidak kuatir dengan putra dan cucunya yang tersudut dan dalam keadaan mengenaskan.

Boom💥...

Ledakan maha dahsyat setelah semua kekuatan bergabung untuk memberikan serangan terakhir kepada keturunan dari Mahkluk Abadi tersebut, tubuhnya hancur ... Langit terkoyak dan mengerikan ... Ruang dimensi retak menarik apapun disekitarnya ...

Kemudian, ibu dari pria yang tubuhnya meledak melambaikan tangannya untuk mengambil jiwa putranya, dan bergegas menuju Alam Semesta Aurora. Dua pria Mahkluk Abadi itu segera mengikuti wanita yang membawa jiwa putranya tanpa banyak bicara.

Sedangkan, nenek dari pria yang telah terbunuh menambal langit dan memulihkan semuanya seperti sediakala, perbuatannya tidak diketahui oleh banyak kekuatan yang berhasil membunuh cucunya.

"Cucuku sendiri yang akan membunuh kalian suatu saat nanti! Saat ini dan seterusnya, kalian tidak akan lagi bisa meningkatkan kekuatan! Nikmati sisa hidup kalian ... !" ujar wanita itu setelah menambal langit dan menutup ruang dimensi yang retak.

Wanita itu segera menyusul ketiga Mahkluk Abadi yang menuju ke Alam Semesta Aurora.

Setelah melewati banyak Galaksi, keempat Mahkluk Abadi telah sampai di Alam Semesta Aurora dan melihat Yuna Aurora sebagai pemilik Galaksi Aurora sedang menutup mata.

Mereka berempat sedang berada di dalam Black Hole domain pribadi Yuna Aurora.

Yuna Aurora tidak mengetahui kehadiran keempat Mahkluk Abadi yang sedang mengamati dirinya yang sedang fokus...

"Saatnya ...!"

Yuna Aurora seketika pingsan saat berhasil memisahkan jiwanya, tubuhnya lemah setelah pemisahan sebagian jiwanya. Kemudian, ibu dari putranya yang telah tewas menyatukan jiwa putranya dengan jiwa milik Yuna Aurora.

"Karena kutukan Penguasa Asyura, maka aku akan mengabulkan keinginannya ...!" gumam wanita yang membawa jiwa putranya.

Setelah berhasil menyatukan jiwa putranya dengan jiwa Yuna Aurora, wanita itu akan mengirimkan jiwa putranya yang telah dia siapkan sejak lama. Namun, wanita itu berbicara kepada Yuna Aurora yang masih tidak sadarkan diri sebelum pergi.

"Kamu sangat cantik dan mandiri! Cocok untuk putraku. Bantu siklus Samsara suamimu, agar jiwanya semakin dewasa ...!" gumam wanita itu dengan meletakkan jari telunjuk di dahi Yuna Aurora untuk memulihkan jiwanya yang lemah.

Kemudian, mereka berempat keluar dari Lubang Hitam dan menuju ke suatu tempat, setelah memulihkan tubuh Yuna Aurora dan memberikan beberapa pesan kepadanya.

...****************...

Seratus tahun telah berlalu.

Di sebuah rumah yang sederhana, tepatnya di kamar tidur seorang pria muda usia 16 tahun sedang terbaring lemah dengan wajah pucat. Tampak seorang wanita dewasa usia kepala tiga duduk disamping putranya yang pingsan lagi, padahal sesaat yang lalu putranya sudah terbangun dari masa kritis.

Pria muda itu bernama Xiang Tianzhi, usianya 16 tahun dengan darah campuran Ras Manusia dan Ras Asyura. Rambut pendek berwarna hitam, tinggi badan 180 cm. Tidak terlalu tampan maupun jelek, bisa dikatakan rata-rata. Tapi, Xiang Tianzhi memiliki aura seorang Penguasa yang mampu membuat hati wanita berdebar-debar.

Jika membandingkan wajah Xiang Tianzhi dengan pria bangsawan, memang kalah, tapi dengan pesonanya ... Semua pria akan malu dan bersembunyi dari Xiang Tianzhi.

Xiang Tianzhi dari marga Xiang, anak dari seorang Raja Xiang. Raja Xiang adalah penguasa di wilayah Barat di Benua Awan Timur, namanya adalah Xiang Dongjun.

Wanita yang tidur itu adalah ibu kandungnya, seorang wanita dari Ras Manusia, wajahnya polos tanpa make-up, cantik natural dengan bentuk wajah oval dan rambut hitam panjang sepinggang, kulitnya putih dan sehalus batu Giok, bola mata bulat berwarna coklat. Tubuhnya berisi dan terawat, nama wanita itu adalah Xue Mei dari marga Xue.

"Mm!"

Akhirnya Xiang Tianzhi sadar dari pingsannya, secara berlahan membuat mata dan melihat atap rumah yang terbuat dari jerami. Lalu, Xiang Tianzhi merasakan seseorang disamping dengan tangan kanan di perutnya.

"Arghh!"

Xiang Tianzhi merasakan sakit kepala dan dengan suara yang dia tahan agar tidak menganggu wanita disebelah yang masih tertidur. Setelah beberapa saat dirinya sudah tidak merasakan sakit kepala, dan teringat semua hal mengenai dirinya.

"Aku Xiang Tianzhi ... Itu ibuku, Xue Mei ... Jadi sekarang aku ditubuh anak Xue Mei ini .. Kenapa semua ingatanku masa lalu tiba-tiba menghilang?" gumam Xiang Tianzhi dengan kebingungan perihal ingatannya sebelum berada di tubuh Xiang Tianzhi, padahal dirinya tadi masih sempat mengingat siapa sebenarnya dia sebelum pingsan.

Xiang Tianzhi kembali memejamkan mata untuk menenangkan dirinya dan mempelajari kisah anak yang sekarang tubuhnya telah dia tempati. Ternyata Xiang Tianzhi sudah tiada, terbunuh oleh saudaranya sendiri dari lain ibu, namun Xue Mei tidak tahu jika anaknya telah tiada dan menganggap masih pingsan.

Saudaranya bernama Xiang Huangdi anak dari Permaisuri Yin, Dong Yin dari marga Dong, ayahnya adalah Raja Xiang, Dong Yin adalah Permaisuri pertama, sedangkan Xue Mei sendiri adalah Selir kelima, dan dipanggil Selir Mei.

Usia Xiang Huangdi 18 tahun, salah satu putra kesayangan Raja Xiang, sebab dia jenius dengan kekuatan tingkat Foundation Establishment tahap dua.

Sedangkan terbunuhnya Xiang Tianzhi karena dia juga jenius dan membuat Xiang Huangdi cemburu. Selain itu, karena kenakalan Xiang Tianzhi yang sering membuat onar dan juga telah digosipkan merebut kekasih Xiang Huangdi, akhirnya Xiang Huangdi membunuh Xiang Tianzhi sewaktu berburu di hutan belantara yang terkenal berbahaya.

'Jadi begitu tubuh ini terbunuh ... Kalian telah menjebaknya!' batin Xiang Tianzhi, dia menahan amarahnya telah dijebak oleh kekasih Xiang Huangdi.

Kembali Xiang Tianzhi menenangkan pikiran untuk mempelajari ingatan pemilik tubuh asli perihal pengetahuan di Benua Awan Timur (Dongyun Dalu). Alam semesta ini disebut Aurora atau Alam Semesta Aurora.

Benua Dongyun dibagi menjadi lima Kerajaan, dan didominasi oleh Ras Asyura, yaitu;

Kerajaan Xiang, penguasa wilayah Timur, Ras Syura dengan elemen Tanah.

Kerajaan Nanggong, penguasa Selatan, Ras Asyura dengan elemen Air.

Kerajaan Jun, penguasa wilayah Utara, Ras Asyura dengan elemen Angin.

Kerajaan Bai, penguasa Barat, Ras Asyura elemen Kayu.

5.Kerajaan Mu, penguasa wilayah tengah, Ras Asyura dengan elemen Api,

Selain Benua Awan Timur yang dianggap miskin akan energi, masuk peringkat kelas tiga, dan ada empat benua lain yang lebih subur, yaitu;

Dongyun Dalu (Benua Awan Timur).

Xing Dalu (Benua Bintang), benua kelas dua.

Ling Hua Dalu (Benua Teratai), benua kelas satu.

Ling Jie (Alam Roh), benua kemakmuran.

Xianjing (Alam Keabadian), pusat kekuatan dan kesejahteraan.

Di Alam Semesta Aurora memiliki tingkat kekuatan dari terendah hingga tertinggi, dan setiap tingkat dibagi menjadi sepuluh tahap.

Budidaya Bumi;

Body Refining (pemurnian tubuh).

Foundation Establishment (mengaktifkan tenaga Qi).

Golden Core (memperkuat pondasi).

Nascent Soul (membangun inti Qi).

Soul Formation (memproyeksikan kekuatan jiwa).

Body integritas.

Great Ascension.

Crossing Tribulation (melewati kesengsaraan petir).

Kultivasi Dunia Abadi;

Earth Immortal.

Celestial Immortal.

Profound Immortal.

Golden Immortal.

Great Principle Golden Immortal.

Supreme Immortal.

Dan seterusnya, hingga masih ada empat belas tingkat lagi, yang tertinggi atau puncak adalah Almighty God.

Xiang Tianzhi juga mempelajari struktur pemerintahan Kekaisaran, dari pemerintahan terendah hingga tertinggi, yaitu;

Noble.

Chevalier.

Baronet.

Baron.

Viscount.

Count.

Earl.

Marquis.

Duke.

Prince.

King.

Emperor.

Setiap benua diatur oleh pusat Kekaisaran, dan harus memberikan upeti setiap bulan. Di Alam Semesta Aurora, tindakan kejahatan, kekuasaan yang sewenang-wenang dan ketidakadilan adalah makanan bagi rakyat jelata dan lemah. Walau tanpa kekuatan, kekayaan mampu memerintah seorang praktisi yang kuat, dan tidak sedikit yang menjadi pengikut setia pejabat pemerintah.

Di Alam Semesta Aurora, kekuatan bukan segalanya, tetapi kekayaan adalah mutlak. Tapi, jika kekayaan didukung dengan kekuatan, maka seorang akan sangat disegani. Di Benua Dongyun, biaya hidup mahal, menjadi praktisi tanpa kekayaan adalah omong kosong. Sebab itu, banyak praktisi menjadi pengikut setia pejabat di manapun demi dukungan sumberdaya.

Tanpa dukungan, kekuatan dan kekayaan, seseorang akan dianggap sampah dan lebih rendah dari binatang. Naluri, mati. Kesetiaan, hanya manis di mulut. Pengkhianatan, bumbu kehidupan di alam ini. Saudara, bisa menjadi musuh. Seorang guru, bukan jaminan sebagai panutan yang baik. Pejabat, tidak perduli dengan kehidupan rakyat, baginya pajak yang paling penting, tidak membayar pajak, hanya satu kata 'bunuh'. Dewa, mempermainkan yang lemah, takut pada yang lebih kuat ... Tidak berpengaruh bagi mereka.

Intinya, Alam Semesta Aurora dalam keadaan kekacauan total dan krisis moral. Hanya satu kata untuk bertahan hidup di benua ini, bertarung hingga salah satu mati, jika kalah sesegera mungkin kabur dan sembunyi.

Di Alam Semesta Aurora, semua mahkluk adalah penjahat. Dewa bertarung dengan Iblis, Iblis baku hantam dengan binatang buas, dan binatang buas melawan Dewa dan Dewi.

Hingga terkenal dengan sebutan 'Trigrams Chaos', Dewa, Iblis dan Binatang Buas saling bertarung demi kekayaan, kekuasaan dan kekuatan, dan Ras Manusia dalam krisis pemusnahan jika lemah.

Ras yang paling dominan adalah Ras Asyura dan Ras Malaikat. Ras Asyura adalah perpaduan garis darah dari Ras Manusia, Iblis dan binatang buas. Ras Malaikat adalah penguasaan angin, cepat, lincah gesit dan kuat, mereka didukung memiliki sayap Ilahi.

Ras Naga, Ras Phoenix, Ras Rubah dan yang lainnya masuk dalam golongan binatang buas, jika Ras binatang kalah akan menjadi tunggangan dan menang adalah harga mutlak yang harus diperjuangkan.

Xiang Tianzhi menghela nafas berat saat mengetahui betapa berat menjalani kehidupan barunya, penuh bahaya, tantangan dan setiap hari harus berbaur dengan kematian, nyawa tidak berarti apa-apa di alam ini.

Chapter 02. Cincin Dimensi.

Chapter 02. Cincin Dimensi.

Setelah mempelajari semuanya, Xiang Tianzhi juga mengingat tentang Xue Mei, dimana ibunya telah kabur dari kejaran pasukan Kerajaan Xiang, karena hampir membunuh Xiang Huangdi dan Selir Yin.

Perbuatan Xue Mei atas dasar membela anak semata wayang yang telah dijebak, apalagi Raja Xiang tidak menghukum Xiang Huangdi akan perbuatannya yang hampir membunuh Xiang Tianzhi.

Karena Raja Xiang tidak memberikan hukuman, akhirnya Xue Mei berusaha membunuh Xiang Huangdi, tapi usahanya digagalkan oleh Permaisuri Yin. Akibat gagal membunuh Xiang Huangdi, Xue Mei yang akan di tangkap akhirnya kabur dengan membawa Xiang Tianzhi yang tidak sadarkan diri.

Selama pelarian itu, Xue Mei selalu menyamar dan berpindah-pindah tempat dengan kereta gerobak, dan menemukan sebuah tempat terpencil tanpa penghuni dan jauh dari Kerajaan Xiang.

Dan disinilah Xiang Tianzhi berada tinggal bersama ibunya, sebuah tempat yang indah dan dikelilingi oleh bukti dan hutan lebat. Xiang Tianzhi sudah tidak sadarkan diri selama tiga bulan, dan disaat tersadar langsung pingsan lagi selama dua hari.

Xiang Tianzhi asli telah tiada dan telah diganti oleh jiwa baru, yang di masa lalunya adalah seorang Dewa dengan kekuatan mengerikan.

Setelah mempelajari ingatan pemilik tubuh, Xiang Tianzhi bertekad untuk membalas dendam dan akan selalu melindungi ibu pemilik tubuh ini, apapun yang terjadi.

Xiang Tianzhi meneteskan air mata, dan membelai rambut ibunya yang masih tertidur, dia ikut merasakan rasa sakit hati, karena telah menyatu dengan jiwa pemilik tubuh.

Akibat pemilik tubuh ini, ibunya menjadi hidup menderita dan selalu dalam ketakutan selama tiga bulan lebih ini.

'Walaupun aku adalah jiwa yang telah reinkarnasi ditubuh anakmu, aku berjanji akan selalu melindungimu, Xue Mei!' batin Xiang Tianzhi sambil melihat Xue Mei yang cantik, dan tetap membelai rambutnya.

Karena merasakan rambutnya disentuh, seketika Xue Mei kaget dan terbangun. Lalu, kedua mata Xue Mei melihat putranya yang tersenyum dengan tatapan lembut.

"Zhi'er!!" teriakan Xue Mei dan langsung memeluk Xiang Tianzhi.

Xue Mei menangis tersedu-sedu dan semakin memeluk erat anaknya. Xiang Tianzhi sendiri hanya diam dan ikut memeluk ibunya secara naluri, dia juga ikut menangis, ikut merasakan sakitnya, kesedihan, dan segala macam emosi di hati.

"I--ibu ... Maaf!"

Hanya itu yang bisa terucap dari mulut Xiang Tianzhi, dia belum terbiasa memanggil nama ibu, dia hanya bisa meminta maaf untuk pemilik tubuh aslinya. Xue Mei semakin menangis, sebab baru kali ini putranya meminta maaf, padahal selama ini putranya tidak pernah meminta maaf akan semua kesalahannya, dan itu membuat Xue Mei terharu.

"Tidak, kamu tidak salah, wajar seusia-mu melakukan kesalahan, nakal adalah hal lumrah! Ini semua gara-gara ... !" ujar Xue Mei dan tidak melanjutkan perkataannya, kuatir putranya akan membalaskan dendam.

Setelah itu suasana kamar sederhana menjadi hening, dan hanya terdengar tangisan Xue Mei yang sedikit telah tenang. Kembali Xiang Tianzhi memejamkan mata untuk mengingat tentang masa lalunya dulu.

Dengan susah payah untuk mengingat, Xiang Tianzhi hanya mengingat sedikit, dan itu terkait tentang Teknik budidaya kultivasi, Teknik Akar Elemen, Teknik beladiri Aktif dan Teknik beladiri pasif. Selain itu, Xiang Tianzhi mengingat dirinya dulu adalah seorang ahli Alchemist dan ahli Smelting.

'Sayangnya hanya itu yang aku ingat ... Tidak masalah siapa aku dulu, setidaknya dengan apa yang aku ingat, aku akan memulai dari awal dengan tubuh payah ini, dantian rusak, akar elemen buruk, fisik tingkat besi ... Ah! Benar-benar parah! Xiang Huangdi dan Kerajaan Xiang ... Lihat saja, aku akan buat perhitungan!' batin Xiang Tianzhi setelah sedikit mengingat, dan marah kepada orang yang membunuhnya.

Tiba-tiba, Xiang Tianzhi merasakan ada sesuatu di jari telunjuk di tangan kanan, dan buru-buru melihatnya. Tapi, dia tidak melihat apapun di jarinya. Sambil memeluk Xue Mei, Xiang Tianzhi meraba jarinya dan merasakan ada cincin yang tidak bisa dilihat.

'Mungkin dengan Roh-ku baru bisa melihatnya!'

Kembali Xiang Tianzhi menutup mata dan melihat cincin itu dengan melepaskan Rohnya, walaupun dantian rusak dan dianggap cacat, Xiang Tianzhi masih bisa melakukan layaknya seorang praktisi beladiri.

Segera Roh Xiang Tianzhi memasuki cincin yang tidak terlihat, dan tercengang melihat di dalam cincin. Ya, cincin itu adalah cincin dimensi yang mampu menyimpan banyak benda mati dan mahkluk hidup.

Namun, yang membuat Xiang Tianzhi terkejut, di dalam cincin dimensi sangat luas dan ada pohon buah, tanaman herbal dan ada satu bangunan tiga lantai yang tampak seperti sebuah Mansion.

Setelah melihat cincin dimensi, Xiang Tianzhi sedikit teringat jika itu memang cincin miliknya di kehidupan masa lalu. Xiang Tianzhi tersenyum dan buru-buru memasuki Mansion-nya. Di dalam mansion lantai satu, ada banyak ruang, diantaranya Ruang Artefak Refining, Ruang Alchemist, Ruang Perpustakaan, Ruang Pelatihan dan Ruang Perbendaharaan. Di lantai dua dan tiga untuk tempat tinggal, hanya ada satu kamar utama, jelas itu adalah kamar pribadinya.

"Zhi'er!" Xue Mei memanggil Xiang Tianzhi yang diam saja dan seperti tertidur, kuatir putranya pingsan lagi.

Xiang Tianzhi yang mendengar suara indah dan menenangkan hati, segera roh nya kembali ke tubuh dan membuka mata. Xiang Tianzhi tersenyum melihat wajah cemas ibunya dan membelai wajah cantik Xue Mei.

"Aku baik-baik saja Bu. Hanya saja ... Dantian-ku rusak dan ...!" ujar Xiang Tianzhi, dan buru-buru Xue Mei menutup mulutnya agar tidak melanjutkan perkataannya.

"Kita akan cari cara untuk memulihkan dantian-mu, Nak!" kata Xue Mei yang berusaha tersenyum, walau dirinya sangat sedih melihat putranya sudah tidak bisa berkultivasi lagi seperti semula.

"Bu, apa yang terjadi sebenarnya, aku menjadi sedikit lupa?" tanya Xiang Tianzhi yang ingin tahu tentang kejadian dirinya sebagai Putra Mahkota, dan ibunya sebagai Selir dikejar seperti seorang penjahat tanpa pembelaan dari Raja Xiang.

"Kamu lupa! Mungkin akibat benturan saat itu ... Nanti kamu akan mengingatnya kembali!" jawab Xue Mei yang sedikit terkejut jika Xiang Tianzhi lupa tentang kejadian ini.

Kemudian, Xue Mei menceritakan dari awal hingga keberadaan mereka sekarang. Tempat persembunyian ini adalah wilayah pemerintahan tingkat Nobel, salah satu kota terpencil dan jauh dari Kerajaan Xiang.

Kota ini sangat kecil dan hutan dimana mereka bersembunyi adalah hutan Bukit Bambu, salah satu hutan yang juga terkenal berbahaya akan penghuninya.

Disaat Xue Mei bercerita, Xiang Tianzhi dengan kesadarannya memasuki Ruang Perbendaharaan untuk menemukan sesuatu yang bisa memulihkan dantian yang rusak.

Setelah mencari dengan teliti, Xiang Tianzhi menemukan sebuah pil, dan itu adalah yang sangat dibutuhkan oleh Xiang Tianzhi, yaitu pil penyembuh dantian tingkat Surgawi. Sontak Xiang Tianzhi kegirangan tapi tetap menekan rasa senangnya, agar ibunya tidak menaruh curiga.

Pil tingkat Surgawi tidak ada di Benua Dongyun, tertinggi hanya berada pada tingkat Raja tahap Atas. Jika diketahui pihak luar, pasti akan menjadi pertumpahan darah, sebab itu Xiang Tianzhi tidak ingin ibunya mengetahui dirinya memiliki cincin dimensi.

Profesi Alchemist, Smelting, Formasi Spiritual dan penjinak binatang juga dibagi menjadi beberapa tingkat, setiap tingkat dibagi menjadi tiga tahap Rendah, Menengah dan Atas.

Tingkat itu dari terendah hingga tertinggi, yaitu;

Pemula.

Murid/Disciple.

Guru/Master.

Guru Besar/Grand Master.

Raja/King.

Kaisar/Emperor.

Suci/Saint.

Peri Bumi.

Peri Alam.

Peri Langit, dan seterusnya. Tingkat itu juga berlaku untuk semua jenis pil.

Kembali Xiang Tianzhi mendengarkan ibunya bercerita, dimana titik awal dirinya dijebak oleh kekasih Xiang Huangdi. Wanita itu bernama Mu Bingyun, usianya 17 tahun. Mu Bingyun adalah primadona di Kerajaan Xiang, selain berbakat sebagai seorang alchemist, dia juga jenius yang memiliki kekuatan Foundation Establishment tahap 2.

Saat itu dirinya dirayu oleh Mu Bingyun saat berduaan, ketika Xiang Tianzhi dan Mu Bingyun berburu binatang roh. Mu Bingyun mengungkapkan perasaannya kepada Xiang Tianzhi, demikian juga dengan Xiang Tianzhi yang juga menyukai Mu Bingyun.

Disaat mereka berdua sedang memadu kasih saling berpelukan dan berciuman, muncul Xiang Huangdi bersama adik-adiknya, dan melihat Mu Bingyun siap berhubungan intim.

Di titik kewaspadaan rendah, Xiang Tianzhi diserang dengan brutal tanpa dia bisa menghindar, anehnya Xiang Tianzhi melihat Mu Bingyun tersenyum dan mengeluarkan senjata juga. Tahu bahwa dirinya dijebak, Xiang Tianzhi melompat jendela dan akan kabur.

Sayangnya, dirinya telah terkepung dan dikeroyok banyak orang. Xiang Huangdi, yang menganggap jika Xiang Tianzhi telah mati, segera membuangnya di hutan, agar dikira terbunuh oleh binatang buas.

Xue Mei yang memiliki kristal tanda bahaya dari anaknya, buru-buru mencari bersama prajurit. Sesampainya disana, dia melihat anaknya sudah berlumuran darah. Sebelum pingsan, Xiang Tianzhi sempat berbicara.

"Xiang Huangdi dan Mu Bingyun!"

Ucapan terakhir Xiang Tianzhi membuat ibunya tersentak dan marah. Xue Mei segera melaporkan kepada suaminya yang tidak lain adalah Raja Xiang. Namun, Raja Xiang tidak ada tanggapan baik untuk membela putra.

"Dia seorang pria, jika dia tidak bisa melindungi dirinya sendiri, lebih baik jadi wanita atau mati sekalian!" ujar Raja Xiang yang sedikit membentak Selir Mei.

Perubahan sikap suaminya, membuat Xue Mei heran dan tercengang, padahal Raja Xiang sangat mencintai putranya Xiang Tianzhi. Tapi Xue Mei tidak menyerah, dia mendesak untuk menghukum Xiang Tianzhi dan membuat perhitungan dengan Mu Bingyun.

Namun, sekali lagi Raja Xiang tidak memberikan tanggapan baik, dia berkata dengan menghina Xue Mei dan mengusirnya.

"Kamu sudah untung aku jadikan Selir! Pergi dari Kerajaan Xiang, aku sudah tidak membutuhkanmu!"

Setelah kejadian itu, Selir Mei merencanakan untuk membunuh Xiang Huangdi secara diam-diam. Sayangnya, rencana itu gagal, sebab ibu kandung Xiang Huangdi yang tidak lain adalah Permaisuri pertama Kerajaan Xiang, selalu memata-matai gerak-gerik Xue Mei. Rencana pembunuh Xiang Huangdi gagal dan menjadikan Selir Mei buronan Kerajaan Xiang.

Dengan membawa Xiang Tianzhi yang koma, Selir Mei selalu berlarian menuju tempat asalnya. Namun, disana sudah ada banyak tentara yang terlebih dahulu datang dan membakar desanya, bahkan membunuh semua keluarganya dan membungkam semua penduduk desa.

Keberuntungan tidak berpihak kepada Selir Mei, seorang perwira tentara melihatnya, dan kembali mengejar Xue Mei yang sudah kabur terlebih dahulu. Selama pelarian, Selir Mei menemukan tempat tak berpenghuni, jauh dari kota terdekat maupun desa, salah satu hutan bambu yang terkenal berbahaya, Hutan Bukit Bambu.

Chapter 03. Pintu Gerbang Benua Kelahiran.

Chapter 03. Pintu Gerbang Benua Kelahiran.

Selir Mei menatap wajah putranya dengan berlinangan air mata, setelah selesai menceritakan aksi kejar-kejaran dirinya dengan tentara Kerajaan Xiang selama tiga bulan ini. Dalam tiga bulan itu, hidupnya terasa seperti di ujung jurang, sedikit terdorong pasti terjatuh dan mati.

"Nak, turuti permintaan Ibumu ini sekali saja!" ujar Xue Mei dengan tatapan memelas sambil menggenggam tangan kiri putranya.

"Apa itu? Jika mampu aku akan patuhi permintaan Ibu?" Xiang Tianzhi tersenyum dan menatap kedua mata hitam ibunya.

"Ibu mohon ... Jangan balas dendam! Lebih baik kita menjalani hidup seperti biasa, di tempat ini kita aman dari tentara Kerajaan Xiang, dan jangan pernah mengunjungi kota manapun bahkan desa kecil sekalipun, sebab banyak mata-mata Permaisuri Yin yang tersebar!" ungkap Xue Mei yang terlihat wajahnya semakin memelas saat berbicara.

Dengan menghela nafas berat dengan permintaan ibunya mau tak mau Xiang Tianzhi menuruti. "Ya, aku akan mengikuti ucapan Ibu. Aku juga tahu diriku sangat lemah, bahkan seekor lalat mampu merobohkan tubuh ini!" jawab Xiang Tianzhi yang berusaha membuat lelucon agar ibunya bisa tersenyum dan tidak lagi kuatir.

"Puh! Hahaha!" tawa Xue Mei yang bahagia, "mana mungkin lalat bisa merobohkan tubu--"

Xue Mei seketika diam saat melihat fisik putranya berubah, kedua bola mata berbentuk Yin Yang dengan warna hitam dan putih yang dipisahkan seperti huruf S. Tinggi badannya juga bertambah awalnya 185 cm menjadi 190 cm. Rambutnya yang awalnya hitam kini telah berubah menjadi putih kebiruan.

Tubuh yang awalnya kurus kini berotot dan dada bidang bisa terlihat jelas dari bajunya yang kekecilan, kulitnya halus dan putih bersih, padahal awalnya kuning. Anehnya, luka goresan dan bekas senjata juga menghilang. Hanya wajahnya yang tidak berubah, namun pesonanya sebagai seorang keturunan raja semakin meningkat.

"Nak ... Apa yang terjadi denganmu, kenapa fisikmu berubah?" tanya Xue Mei dengan kebingungan melihat putranya yang seperti baru saja bertransformasi, dia melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Xiang Tianzhi yang ditanya juga kebingungan, segera dia bangun dan melihat pakaian sederhana yang kekecilan, lalu dia melihat kedua tangan dan kulit, meraba rambutnya yang awalnya pendek kini sedikit lebih panjang, sepanjang bahu.

"Aku tidak tahu Bu!" jawab Xiang Tianzhi yang juga kebingungan.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan, yang terpenting kamu baik-baik saja. Apa luka dalam mu masih terasa sakit?" Xue Mei tidak ingin memikirkan berubah fisik putranya, dan bertanya kondisi sambil memeriksa pergelangan tangan Xiang Tianzhi.

"Tidak terasa apapun, aku baik-baik saja, Bu."

Xue Mei merasa lega dengan jawaban putranya, hasil pemeriksaannya juga tidak ada gejala kerusakan jaringan meridian dan vena. Xue Mei menatap putranya dengan kasih sayang dan tersenyum setelahnya.

"Ibu, akan masakan yang terbaik untukmu, Nak."

Xue Mei segera bangkit dan sebelum pergi, dia mengecup kening putranya. Xiang Tianzhi melihat punggung ibunya. Disaat ibunya tidak terlihat, buru-buru Xiang Tianzhi mengeluarkan pil penyembuh dantian tingkat Surgawi dan langsung menelannya.

Xiang Tianzhi duduk bersila sambil memejamkan mata untuk mencernanya,

dia meringis menahan rasa sakitnya, tapi tidak lama rasa sakit itu menghilang.

Segera Xiang Tianzhi melihat dantian dengan kesadarannya. Terlihat dinding dantian yang rusak dan banyak retakan segera menutup.

Jaringan meridian dan vena mulai terhubung lagi dengan dantian. Sel-sel tubuh dan organ dalam yang bermasalah juga mulai bertransformasi semakin kuat. Otot-ototnya juga mengembang. Segala racun merembes keluar dari tubuh Xiang Tianzhi, warna hitam dan berbau busuk. Proses penyembuhan berlangsung selama waktu satu dupa.

(1 dupa \= 30 menit, 1 tarikan nafas \= 3 detik)

"Apa itu?" gumam Xiang Tianzhi yang melihat pintu kuno dalam dantian, segera dia mendekati dan melihat banyak ukirannya.

Aura kuno juga memancar dari pintu gerbang, lebar pintu mencapai 3 meter tinggi mencapai 7 meter. Didepan pintu gerbang ada dua bola yang terbuat dari berlian yang bergambar Yin Yang, tiap bola itu tercetak sebuah tangan. Dengan rasa penasaran, Xiang Tianzhi mendorong pintu itu, namun pintu gerbang itu tidak bergerak sama sekali, padahal dia sudah sekuat tenaga.

"Mungkin aku terlalu lemah!" gerutunya sambil mendongak dan melihat plakat, "Benua Kelahiran ... Nama apa itu! Aneh!" lanjutnya yang tidak mengerti maksudnya tulisan pada plakat pintu gerbang.

Kemudian, Xiang Tianzhi yang tidak bisa membuka pintu gerbang dan tidak mengerti arti maksud tulisan itu, membalikkan badan untuk memeriksa dua bola berlian seukuran kepala orang dewasa.

"Mungkin ini untuk membukanya!" ujar Xiang Tianzhi dengan meletakkan kedua tangannya pada cetakan di bola berlian.

Sekali lagi Xiang Tianzhi kecewa, sebab tidak ada reaksi apapun pada bola berlian itu, dengan perasaan kesal tidak bisa membuka dan tidak tahu apa itu pintu gerbang, Xiang Tianzhi berniat kembali ke tubuhnya.

"Selamat datang Tuan,"

Tiba-tiba terdengar dua suara wanita, Xiang Tianzhi jelas kaget dan membalikkan badan untuk mencari sumber suara itu, Xiang Tianzhi semakin syok melihat dua tubuh transparan melayang diatas bola berlian.

"Si--siapa kamu?" tanya Xiang Tianzhi yang ketakutan, takut bukan pada tubuh transparan, melainkan aura kekuatan yang keluar dari kedua wanita itu, 'sangat kuat ... Bahaya jika berdiam didalam tubuh-ku!' lanjutnya dengan membatin, dia jelas kuatir.

Xiang Tianzhi masih tidak tahu berada pada tingkat apa kedua wanita itu, yang dia rasakan tubuhnya menggigil dan ingin terjatuh. Namun, dengan sekuat tenaga Xiang Tianzhi berusaha kuat untuk menahan tubuhnya.

"Tuan jangan takut, saya tidak mungkin melukai Anda!" jawab kedua wanita dengan tubuh transparan yang tak terlihat wajah maupun fisik, seperti asap yang melayang, "siapa saya, anda akan tahu pada waktunya! Saat ini saya akan mengajarkan Tuan untuk berkultivasi. Tetapi, cepat atau tidaknya Tuan berkultivasi, itu tergantung diri Anda sendiri. Disini saya akan mengajar dan membimbing Anda secara singkat, sebab kami tidak bisa berlama-lama menampakkan diri." lanjutnya yang ternyata ingin memberikan bimbingan kepada Xiang Tianzhi, kedua tubuh transparan itu menekan kekuatan mereka, agar Xiang Tianzhi yang dia panggil Tuan tidak tertekan.

Merasa jika kedua tubuh wanita transparan tidak berbahaya dan tekanan menghilang, Xiang Tianzhi merasa lega dan segera bertanya kenapa dirinya dipanggil Tuan.

"Jika waktunya tiba, Tuan akan mengenali kita!" ujar kedua wanita itu saat berbicara selalu bersamaan.

Xiang Tianzhi terdiam, sebab pikiran dirinya seakan-akan diketahui mereka. Dengan menghela nafas berat, Xiang Tianzhi hanya pasrah, lalu dia berbicara dengan sopan. "Baik aku mengerti! Apa yang harus aku lakukan sebelum kalian membimbing saya?"

"Jika Tuan mampu menahan rasa sakit kepala, saya bisa secara langsung mentransfer pengetahuannya. Jika Tuan tidak sanggup, saya akan jelaskan secara garis besarnya yang mudah dipahami!" jawab tubuh transparan kepala Xiang Tianzhi.

Xiang Tianzhi berpikir sejenak untuk memilih, apa harus merasakan sakit kepala atau tidak. "Langsung saja kirim pengetahuannya!" jawab Xiang Tianzhi yang lebih memilih rasa sakit, daripada harus menerima penjelasan yang mungkin akan memakan waktu lebih banyak.

"Sesuai keinginan Tuan. Segera Tuan kembali ke tubuh dan persiapkan diri!" pinta tubuh transparan kepada Xiang Tianzhi.

Sebelum Xiang Tianzhi kembali, dia bertanya kepada dua tubuh transparan tersebut. "Apa aku bisa selalu berkomunikasi dengan kalian?"

"Bisa, Tuan bisa berbicara kepada dua Inti Kehidupan ini, tanpa kami berbentuk seperti saat ini!" jawabannya yang membuat Xiang Tianzhi bernafas lega.

"Terima kasih ... !" ucapan Xiang Tianzhi yang tidak tahu nama mereka. Tubuh transparan itu masuk kembali kedalam Inti Kehidupan.

Segera Xiang Tianzhi kembali juga pada tubuhnya dan mempersiapkan diri dengan rasa sakit yang akan dia rasakan. "Aku siap!" ujar Xiang Tianzhi kepada Inti Kehidupan.

Buzz...

"Arghh!!"

Keluar cahaya putih dari bola dan melesat memasuki kepala Xiang Tianzhi, seketika dia merasakan rasa sakit kepala yang amat teramat sakit. Namun, dengan mengatupkan rahang dan mengepalkan kedua tangan, Xiang Tianzhi menahan rasa sakit kepala.

Terlihat darah keluar dari kedua mata Xiang Tianzhi, dua telinganya dan dua lubang hidung. Untung saja, rasa sakitnya hanya beberapa tarikan nafas, setelah rasa sakitnya mereda, segala informasi pengetahuan untuk berkultivasi mengalir di kepala Xiang Tianzhi.

Didalam informasi pengetahuan itu, seseorang yang ingin kuat, harus mengolah lima bagian penting untuk menjadi seorang kultivator hebat, yaitu;

Akar Elemental, tanpa memiliki elemen utama, seorang kultivator tidak bisa berkultivasi, minimal memiliki satu elemen.

Akar Budidaya, setelah mengaktifkan akar elemen, seorang praktisi bisa mempelajari berbagai teknik untuk menyerap energi alam.

Meningkatkan kekuatan fisik, fisik kuat juga penting bagi seorang kultivator, tanpa kekuatan fisik seorang kultivator akan mudah terluka, dan ini akan diawali saat tubuh fana mulai berkultivasi untuk naik ke tingkat Pemurnian Tubuh (Body Refining).

Kekuatan Jiwa atau spiritual, kekuatan jiwa juga penting bagi kultivator yang ingin memiliki profesi, misalkan profesi Alchemist, Formasi spiritual, Pandai Besi dan lain sebagainya.

Beladiri, yang terakhir juga penting, tanpa memiliki dasar teknik beladiri, seorang kultivator ibaratkan cangkang tanpa isi. Hal ini penting untuk bertarung bagi semua kultivator.

Setelah mencerna semua pengetahuan, Xiang Tianzhi membuka mata dan kedua matanya berkedip-kedip kebingungan, pasalnya untuk meningkatkan kekuatan fisik dan jiwa sangat membutuhkan sumberdaya yang sangat besar dan rasa sakit.

"Huff! Bau sekali!" gumam Xiang Tianzhi saat mencium bau busuk, dia buru-buru membersihkan kotor yang bau menyengat hidung dengan bajunya yang kekecilan.

Setelah itu, Xiang Tianzhi mengambil botol berisi minyak wangi milik ibunya, dan menyemprotkan di seluruh kamarnya. Dengan menghela nafas lega, Xiang Tianzhi masuk kedalam kamar mandi.

"Zhi'er, ayo makan siang, Ibu sudah masakan yang terbaik untuk kamu, Nak!" panggil Xue Mei saat berada di meja makan dari batu, dia mengira putranya masih di tempat tidur.

Xiang Tianzhi yang dipanggil tidak menjawab. Xue Mei yang tidak mendapat balasan segera masuk kedalam kamar mereka, dan mendengar suara air dikamar mandi.

Xue Mei tersenyum dan mencarikan pakaian yang cocok untuk putranya di cincin dimensi. Xue Mei telah menyiapkan kebutuhan mereka berdua jauh hari, sebab rencana Xue Mei akan tinggal di hutan Bukit Bambu cukup lama hingga tidak lagi menjadi buruan Permaisuri Yin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!